Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU BIOMEDIK DASAR

Tentang;

BIO AKUSTIK

DISUSUN OLEH :

1. ERLIN
2. EKA ARDILAH
3. FADHILA FIKRIA RAKA PUTRI
4. LIDIA LESTARI
5. MAYLAN AZIMAH
6. MUHAMMAD ILHAM
7. NUR’ISYA FITRI

DOSEN PEMBIMBING:

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK JURUSAN


KEPERAWATAN SINGKAWANG TAHUN 2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang
merambat ke depan dengan kecepatan tertentu sering menimbulkan gelombang
bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi getaran dari molekul zat dan
saling beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi
menghasilkan gelombang. Gelombang bunyi dapat menjalar secara transversal
atau longitudinal.

Bunyi berhubungan dengan indra pendengaran yaitu fisiologi telinga.


Telinga berfungsi secara efisien untuk mengubah energi getaran dari gelombang
menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui syaraf. Telinga manusia
merupakan detektor bunyi yang sangat sensitif.

Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki


dan dianggap mengganggu pendengaran. Bising dapat berasal dari bunyi atau
suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain – lain.
Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti bunyi
mesin kendaraan dan mesin – mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai bunyi
sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya musik di tempat – tempat diskotik, bagi
orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidaklah merasa suatu kebisingan, tetapi
bagi orang – orang yang tidak pernah berkunjung di tempat diskotik akan merasa
suatu kebisingan yang mengganggu.
B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang,maka rumusan makalah ini adalah :

1. Apa itu bunyi?

2. Bagaimana sifat dan kecepatan gelombang bunyi?

3. Bagaimana intensitas bunyi?

4. Bagaimana penerapan gelombang bunyi dalam bidang kesehatan?

5. Bagaimana pengaruh dan pencegahan dari kebisingan?

6. Bagaimana pembentukan suara?

7. Bagaimana vibrasi itu ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Membantu mahasiswa memahami tentang bioakustik dan aplikasinya dalam


keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian bunyi dan gelombang bunyi

b. Memahami sifat dan kecepatan gelombang bunyi

c. Memahami intensitas bunyi

d. Mengetahui penerapan gelombang bunyi

e. Mengetahui pengaruh dan pencegahan dari bising

f. Mengetahui bagaimana mekanisme pembentukan suara


g. Mengetahui apa yang dimaksud dengan vibrasi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bunyi dan Bioakustik

Bunyi merupakan getaran yang menimbulkan gelombang longitudinal


yang merambat melalui medium perambatannya (zat cair, zat padat, dan udara)
sehingga dapat didengar. Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari
molekul-molekul zat dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut
terkoordinasi menghasikan gelombang serta mentransmisikan energi tanpa disertai
perpindahan partikel.

Bioakustik berasal dari kata bio dan akustika, bio artinya hidup atau hayat
dan akustika berarti kajian getaran dan bunyi. Sedangkan menurut istilah akustika
berarti bagian pisis pendengaran yang tercakup dalam suatu bidang. Bioakustik
adalah suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang
sering menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi
atau getaran molekul – molekul dan saling beradu satu sama lain namun demikian
zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang, jadi Bioakustik yaitu ilmu
yang mempelajari tentang proses penerimaan pendengaran yang timbul oleh
mahluk hidup.

1. Sumber Bunyi

Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara
merambat melalui medium atau zat perantara sampai ke telinga. Contoh sumber
bunyi yaitu: pembakaran minyak dalam mesin, instrumen musik, gerakan dahan
pohon, lonceng, garputala, dan sebagainya.
Syarat terjadinya bunyi yaitu:

 Ada sumber bunyi yang bergetar


 Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari
sumber ke telinga
 Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz – 20.000 Hz)
 Indra pendengar dalam keadaan baik

2. Mendeteksi Bunyi

Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan gelombang bunyi bentuk


vibrasi sehingga dapat dianalisa frekuensi dan intensitasnya. Untuk perubahan ini
diperlukan alat mikrofon dan telinga manusia. Alat mikrofon merupakan
transduser yang memberi respon terhadap tekanan bunyi (sound pressure0 dan
menghasilkan isyarat/signal listrik. Mikrofon yang banyak digunakan adalah
mikrofon kondensor. Pemilihan mikrofon ini sangat penting oleh karena berguna
untuk mendeteksi kebisingan lingkungan perusahaan (merupakan medan difus
segala arah atau medan bebas) disamping itu perlu diperhatikan faktor kecepatan
angin, cuaca oleh karena sangat mempengaruhi pada mikrofon.

3. Pengelompokan Bunyi

Menurut frekuensinya, bunyi dikelompokan menjadi:

a. Bunyi infrasonik (0 – 20 Hz)

Infrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia,


tetapi dapat di dengar oleh jangkrik dan anjing. Frekuensi ini biasanya
ditimbulkan oleh getaran tanah, gempa bumi, getaran gunung berapi.

b. Bunyi audiosonik (20 – 20.000 Hz)


Bunyi audio merupakan bunyi yang dapat didengar manusia.
Audiofrekuensi berhubungan dengan nilai ambang pendengaran (rata-rata nilai
ambang pendengaran 1000 Hz = 0 dB).

c. Bunyi Ultrasonik (di atas 20.000 Hz)

Ultrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia.


Frekuensi ini dalam bidang kedokteran digunakan dalam 3 hal yaitu pengobatan,
destruktif dan diagnosis. Hal ini dapat terjadi oleh karena frekuensi yang tinggi
mempunyai daya tembus jaringan cukup besar.

4. Azaz Doppler

Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi sumber bunyi yang didengar
akibat perubahan gerak antara pendengar dan sumber bunyi. Pada tahun 1800,
Christian Johann Doppler mengemukakan Efek Doppler ini berlaku secara umun
pada gelombang.

Efek Doppler ini dipergunakan untuk mengukur bergeraknya zat cair di dalam
tubuh misalnya darah. Berkas ultrasonik/bunyi ultra uynag mengenai darah (darah
bergerak menjauhi bunyi) darah akan memantulkan bunyi ekho dan diterima oleh
detektor.

B.Sifat dan Kecepatan Gelombang Bunyi

1. Sifat Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap benda.


Apabila gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian dari
gelombang akan dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan ke dalam tubuh.
Penyerapan energi bunyi ini akan mengakibatkan berkurangnya amplitudo
gelombang bunyi.
Nilai amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan dinyatakan dalam rumus:A =
A-αx

Keterangan :

A = amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan yang tebal X cm

Ao = amplitudo bunyi mula-mula

α = koefisien adsorpsi jaringan (cm-1)

x = tebal jaringan (cm)

C. Kecepatan Bunyi / Cepat Rambat Bunyi

Kecepatan bunyi yaitu jarak yang ditempuh bunyi dalam waktu satu
sekon. Bunyi memerlukan waktu untuk merambat melalui medium udara dari satu
tempat ke tempat lain. Cepat rambat bunyi diudara pertama diselidiki oleh
Fisikiawan Belanda yaitu Moll dan Van Beek, selain itu ilmuwan yang pernah
melakukan penyelidikan cepat rambat bunyi didalam zat padat, zat cair dan zat
gas adalah Otto Von Guericke ( 1602-1686 ). Dia merupakan seorang Fisikiawan
berkebangsaan Jerman. Kesimpulannya, zat padat merupakan medium perambatan
bunyi yang paling baik dibandingkan zat cair dan gas. Untuk merambat melalui
suatu medium, bunyi memerlukan waktu tertentu yang disebut cepat rambat bunyi
( v ), waktu tempuh ( t ), dan jarak tempuh ( s ).

Rumus : V = s/t

Ket :

V = Kecepatan ( meter / sekon )

S = Jarak ( Jarak )

t = Waktu ( Sekon )
Cepat rambat bunyi pada berbagai medium perantara berbeda-beda seperti terlihat
pada table berikut :

Cepat Rambat Bunyi


No Medium Perantara
(m/s)

1 Kaca 5.170

2 Besi 5.120

3 Alumunium 5000

4 Emas 2030

5 Air 1446

6 Udara (20°C) 343

7 Kayu 500

8 Karbon Dioksida (CO2) 267

Cepat rambat bunyi diudara dipengaruhi oleh suhu udara. Makin tinggi
suhu udara, makin cepat rambat bunyi pada suhu 0oC cepat rambat bunyi diudara,
334 m/s , pada suhu 15oC sebesar 340 m/s , pada suhu 20oC sebesar 343 m/s dan
pada suhu 25oC sebesar 347 m/s.

Besar cepat rambat bunyi dalam suatu tertentu dapat dihitung seperti rumusan
dibawah ini

V = Vo + 0,6 T

Ket :

V = Cepat rambat bunyi pada suhu To C ( m/s )

Vo = Cepat rambat bunyi pada suhu 0o C ( m/s )

T = Suhu ( oC )

. Sifat – Sifat Gelombang Bunyi


 Memantulkan, misalnya seorang yang sedang berteriak diatas bukit maka
sesaat kemudian akan terdengar bunyi pantulan yang dihasilkan dari
teriakannya itu.
 Diteruskan misalnya orang yang sedang memandang adzan suaranya akan
diteruskan oleh udara, contoh lainnya kita bisa mengetahui arah datangnya
kereta api melalui rel kereta api.
 Diserap misalnya sekelompok anak muda yang sedang bermain musik
distudio yang memakai penyadap suara maka bunyi musik tersebut tidak
akan terdengar keluar.

Gelombang bunyi dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensi yaitu Infrasonic

D. Klasifikasi Gelombang Bunyi

( bunyi infra ), Audiosonik ( bunyi jangkauan pendengaran ) dan Ultrasonic


( Bunyi ultra ).

a. Infrasonik

Gelombang bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz bunyi pada


frekuensi ini tidak dapat didengar manusia. Pada frekuensi ini gelombang bunyi
hanya dapat didengar oleh binatang tertentu seperti jangkrik.

b. Audiosonik

Frekuesi gelombang bunyi audiosonik berkisar antara 20 Hz – 20.000 Hz bunyi


pada rentang frekuensi inilah yang dapat didengar manusia rentang frekuensi ini
dinamakan jangkauan pendengaran.

c. Ultrasonik

Gelombang bunyi ultrasonik memiliki frekuensi diatas 20.000 Hz. Bunyi pada
frekuensi ini tidak dapat didengar manusia. Binatang yang dapat mendengar
ultrasonic antara lain anjing dapat mendengar frekuensi 50.000 Hz, kelelawar
dapat mendeteksi frekuensi sampai 100.000 hz.

Anda mungkin juga menyukai