Anda di halaman 1dari 14

Materi ajar FISIKA

DAFTAR ISI

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI………………………………………………….. 3

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………… 3

POKOK MATERI……………………………………………………………………………………… 4

TES FORMATIF ……………………………………………………………………………………… 12

KUNCI JAWABAN………………………………………………………………………………… 13

DAFTRA PUSTAKA……………………………………………………………………………………… 14

2
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

INDIKATOR PENCAMPAIAN KOMPETENSI


3.4.1. Mengidentifikasi bunyi berdasarkan frekuensi
3.4.2. Mengidentifikas sifat – sifat gelombang bunyi
3.4.3. Menganalisis pengaruh panjang dan luas senar gitar terhadap frekuensi gitar
3.4.4. Menganalisis pengaruh gaya yang diberikan pada gitar terhadap frekuensi gitar

4.4.1. melakukan percobaan sederhana untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi frekuensi
bunyi pada senar dawai gitar.

PENDAHULUAN

Pernahkan kalian bermain Gitar?Pernah


terbayangkan dipikiran kalian bagaimana bisa
gitar menghasilkan suara yang bisa bervariasi?
Mengapa setiap senar gitar apabila dipetik bisa
meghasilkan nada yang berbeda?Apa kaitan
frekuensi dan nada bunyi? Diskusikan dengan
temanmu untuk mneyelesaikan masalah
tersebut?

Gambar: Bermain Gitar

https://3.bp.blogspot.com/-
siKj55btZLY/WYWYC98clyI/AAAAAAAAAOI/zsxWIG_HFj4o
nsZOsvX2SE_P2dKyfBXeQCLcBGAs/s400/maxresdefault.jp

3
POKOK MATERI

BUNYI

1. Karakteristik Bunyi
Bunyi adalah sebuah gelombang yang dapat merambat dengan memerlukan zat perantara berupa
udara yang berasal dari sumber bunyi. Bunyi merupakan hasil dari getaran dari sumber bunyi,
contoh : gitar, seruling, gamelan, peluit dan lain-lain. Semua benda yang bergetar selalu
menghasilkan bunyi. Berdasarkan frekuensinya bunyi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
 Infrasonik adalah bunyi yang memiliki frekuensi lebih kecil dari 20 Hz
Contoh : telinga jangkrik dan telinga anjing, dan angsa
 Audiosonik adalah bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz.
Contoh : telinga manusia
 Ultrasonik adalah bunyi yang memiliki frekuensi lebih besar dari 20.000
Hz Contoh : telinga kelelawar, ikan lumba-lumba.

Sumber gambar: www.amazine.com, www.merdeka.com


2. Sifat-sifat Gelombang Bunyi
Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu dapat
dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan (difraksi) dan
dapat diresonansikan. Marilah kita bahas satu persatu tentang sifat-sifat gelombang bunyi :

a. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya


Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam perambatannya
bunyi memerlukan medium. Hal ini dapat dibuktikan saat dua orang astronout berada jauh

4
bercakap-cakap
langsung tetapi menggunakan alat komunikasi seperti telepon.
Meskipun dua orang astronout tersebut berada dalam satu
pesawat.

Gambar : astronot yang berada di luar angkasa


Sumber:www.blt.co.uk

b. Pemantulan Gelombang Bunyi


Bunyi pantul dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
 Bunyi pantul memperkuat bunyi asli yaitu bunyi pantul yang dapat memperkuat bunyi asli.
Biasanya terjadi pada keadaan antara sumber bunyi dan dinding pantul jaraknya tidak
begitu jauh (kurang dari 10 meter)
 Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli.
Biasanya terjadi pada jarak antara 10 sampai 20 meter.
Untuk menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop, studio radio dan televisi, dan
gedung konser musik dindingnya dilapisi zat peredam suara yang biasanya terbuat dari
kain wol, kapas, gelas, karet, atau besi.
 Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. Biasanya terjadi pada jarak
lebih dari 20 meter.

c. Pembiasan Gelombang Bunyi


Bunyi juga dapat mengalami pembiasan Contohnya : Pada malam hari bunyi petir terdengar
lebih keras daripada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas
lebih dingin daripada di lapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil
daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan
bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah.

5
dari lapisan udara atas ke lapisan udara bawah.

Gambar a : halilintar terjadi pada siang hari, b : halilintar terjadi pada malam hari
Sumber:www.fisikon.com

d. Difraksi Gelombang Bunyi


Kita dapat mendengar bunyi di tikungan meskipun kita belum
melihat mobil tersebut karena terhalang tembok yang tinggi/di
jalan yang berbelok-belok.

Pengendara motor yang melalui kelokan diperbukitan Sumb

e. Interferensi Gelombang Bunyi adalah perpaduan dua/lebih sumber bunyi


Dua pengeras suara yang dihubungkan pada pembangkit frekuensi audio dapat berfungsi sebagai 2
sumber bunyi yang koheren. yaitu dua gelombang dengan frekuensi sama, amplitudo sama, dan
beda fase tetap. Sehingga pada posisi tertentu kadang terdengar kuat, sedang pada posisi lain
terdengar lemah.

f. Dapat Beresonansi
Ketika ada suara petir seringkali kaca jendela di rumah ikut bergetar. Mengapa hal ini terjadi?
bergetarnya kaca jendela ketika terdengar suara petir terjadinya karena adanya peristiwa resonansi
bunyi. nah apa itu resonansi ? untuk memahami konsep resonansi simak uraian berikut!

6
keduanya memiliki frekuensi yang sama atau memiliki
frekuensi yang merupakan bilangan bulat dari frekuensi
salah satu benda bergetar. Resonansi bunyi pada kolom
udara dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi pada alat
musik. Alat- alat musik memiliki lubang udara sehingga
terjadi resonansi udara dan menghasilkan suara yang
merdu.
Dua buah garputala yang beresonansi
Sumber:www.fisikon.com

Jika kalian ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang resonansi, maka kalian bisa menyaksikan
video”bermain musik yang unik dan sederhana” di https://youtu.be/N7xMbbflhlU

g. Cepat rambat gelombang bunyi


Karena bunyi merupakan gelombang maka bunyi mempunyai cepat rambat yang dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu :
 Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel medium
maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat
padat.
 Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat bunyi
merambat..
Cepat rambat bunyi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

v  . v = kecepatan rambat bunyi (m/s)

f f = frekuensi (Hz)
 = panjang gelombang (m)

7
Bayangkan sebuah dawai yang mempunyai panjang tertentu dan massa tertentu digetarkan
sehingga gelombang merambat pada dawai. Faktor yang mempengaruhi laju rambat
gelombang pada dawai adalah gaya tegangan dawai (F) dan rapat massa dawai. Dalam
bentuk persamaan matematik dituliskan bahwa:

Cepat rambat dilambangkan dengan v (m/s), gaya tegangan F (N), rapat massa dalam m/L
(kg/m), rapat jenis bahan rho (kg/m.m.m), dan luas penampang A (m.m).

h. Bunyi Pada Dawai


Dawai akan menghasilkan bunyi pada dawai yang dipetik. Bunyi yang dihasilkan akan berbeda –
beda jika dawai memiliki tegangan, luas penampang dan panjang yang berbeda. Bunyi yang
dihasilkan dawai akan mempunyai frekuensi yang berbeda-beda. hal tersebut termaktub dalam
hukum Mersenne. Mersenne menyelidiki hubungan frekuensi yang dihasilkan oleh senar yang
bergetar dengan panjang senar, tegangan dan jenis senar. Menurut hukum Mersenne, frekuensi senar
(f, satuan Hz):
1) berbanding terbalik dengan panjang senar (( ℓ, satuan m)
2) berbanding terbalik dengan akar luas penampang senar (A, satuan m2 ).
3) berbanding terbalik dengan akar massa jenis bahan senar (ρ, satuan kg/m3 )
4) sebanding dengan akar tegangan senar (F, satuan kg m/s2 ).
Hukum Mersenne dapat dinyatakan dalam persamaan berikut
:

1F
f  f = frekuensi (Hz)  = kerapatan jenis dawai (kg/m3)
2l.A

L = Panjang tali (m) A = luas penampang (m2)


F = Tegangan Tali (N)

8
Ketika sebuah dawai digetarkan, akan dihasilkan beberapa frekuensi. Frekuensi terendah
untuk dawai dicapai ketika panjang dawai sama dengan setengah panjang gelombang yang
dibentuk. Kemudian frekuensi ini naik seiring dengan naiknya jumlah gelombang yang
terbentuk pada dawai. Secara umum frekuensi pada dawai dirumuskan:

Huruf n menunjukkan urutan nada yang terbentuk, dimulai dari 0 untuk nada dasar, 1 untuk
nada tingkat satu, dan seterusnya. L menunjukkan panjang dawai, dan v menunjukkan cepat
rambat gelombang pada dawai.

i. Efek Doppler
Jika sumber bunyi relatif mendekati pendengar, frekuensi bunyi yang didengar lebih tinggi
daripada frekuensi sumber bunyi sebenarnya. Sebaliknya jika sumber bunyi relatif menjauhi
pendengar maka frekuensi bunyi yang didengar lebih rendah.
Perbedaan frekuensi bunyi akibat pergerakan sumber bunyi atau pendengar ini disebut efek doppler
yang diamati oleh fisikawan Australia bernama Christian Johann Doppler (1803-1855), yang dapat
dituliskan dengan persamaan :
fp = frekuensi yang diterima pendengar (Hz)
fp = ( v ± vp ). fs fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
( v ± vs ) vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
v = kecepatan bunyi diudara (m/s)
Ketentuan :
 Jika P mendekati S maka vp = (+) (P = pendengar, S = sumber bunyi)
 Jika P menjauhi S maka vp = (-)
 Jika S menjauhi P maka vs = (+)
 Jika S mendekati P maka vs = (-)
j. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
1. Intensitas Bunyi (I)
I= P Karena luas yang melingkupi sumber bunyi berubah kulit bola, maka
A Intensitas bunyi dapat dirumuskan menjadi
I = intensitas bunyi (w/m2)
P = daya bunyi (w)
I= P
A = luas bidang (m2)
4.π.R2
R = jarak sumber bunyi ke pendengar (m)
Jika sebuah sumber bunyi di diterima oleh 2 pendengar pada jarak yang berbeda maka
perbandingan intensitas bunyinya :
I R 2 I1 = intensitas sumber bunyi 1 (w/m2)
1   2  R1 = jarak sumber bunyi ke pendengar 1 (m)
I2  R1 

2. Taraf Intensitas Bunyi (TI)


Taraf intensitas bunyi adalah perbandingan logaritma antara intensitas bunyi (I) dengan
intensitas ambang pendengaran (Io).
TI = taraf intensitas bunyi (dB)
TI = 10 log
I = intensitas bunyi (w/m2)
Io = intensiatas ambang pendengaran (10-12 w/m2)

Taraf intensitas bunyi untuk n sumber bunyi adalah :


n = banyak sumber bunyi
TI(n) = TI(1) + 10 log n
Taraf intensitas bunyi pada jarak r2 dari sumber bunyi adalah :
TI(n) = TI(1) + 10 log r = jarak sumber bunyi ke pendengar (m)

Di sampan ini adalah taraf intensitas dari beberapa


sumber bunyi:
mendengar petikan senar senar gitar tersebut . Suara yang dihasikan gitar sangat bervariasi
dari nada yang rendah sampai yang tinggi. Bunyi berkaitan erat dengan frekuensi, semakin
rendah nada yang dihasilkan maka semakin kecil frekuensinya dan sebaliknya semakin tinggi
nada makafrekuensinya semakin tinggi.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi frekuensi nada yang
dihasilkan pada gitar bisa berbeda-beda diantaranya Panjang
senar, luas penampang senar dan Tegangan senar. Ketiga factor
ini akan sangat berpengaruh terhadap frekuensi nada yang
dihasilkan. Seperti yang disampaikan Marsenne dalam
Hukumnya sesuai dengan persamaan:
1F
f 
2l.A

Bayangkan sebuah gitar. Ketika kalian menggenjreng di bagian depan (dekat leher gitar),
pasti bunyinya nyaring. Itu artinya, semakin pendek saenarnya, frekuensinya semakin tinggi
(berbanding terbalik). Begitu pula dengan massa jenis, dan luas permukaan senarnya.

Yang dimaksud dengan luas permukaan senar di sini adalah bagian buletan yang sangat kecil
dari senar itu yaa. Kalau di sedotan, luas
permukaan adalah bagian luas dari “lingkaran”
yang bolong itu.

Kalau kamu perhatiin, senar bagian atas gitar (yang


tebal) bersuara nge-bass, sementara senar-senar
bawah (yang tipis) dipakai gitaris untuk memetik
melodi. Artinya, semakin tebal (luas permukaannya
besar), maka frekuensinya rendah. Berbanding
terbalik juga kan.

Adapun variabel yang berbanding lurus terhadap frekuensi adalah gaya (tegangan Senar).
Pada leher gitar terdapat putaran untuk mengatur tegangan senar, apabila kita
mengencangkan senar dan kita petik senar itu pasti nada yang dihasilkan akan lebih tinggi
dibandingkan dengan senar yang lebih kendor. Hal ini menunjukkan bahwa frekensi
berbanding lurus dengan tegangan tali

11
1. Diketahui beberapa hewan berikut:
1. Paus
2. gajah
3. Anjing
4. Kelelawar
5. Burung wallet
6. badak

Hewan-hewan diatas yang dapat mendengarkan bunyi ultrasonic adalah…


a. 1,3,5
b. 2,3,5
c. 3,4,5
d. 1,3,6
e. 2,4,6

2. Perhatikan pernyataan berikut!

1. Bunyi audiosnik memiliki rentang frekuensi sebesar 20 H – 20.000 Hz


2. Bunyi infrasonic memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz
3. Bunyi Audiosonik memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz
4. Bunyi Infrasonik memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz

Pernyataan yang betul ditunjukkan oleh nomor…


a. 1 dan2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 4
d. 3 dan 4
e. 1 dan 3

3. Besarnya frekuensi nada pada senar gitar dapat diperbesar dapat dilakukan dengan:
1. Memperbesar tegangan senar
2. Memperbesar massa jenis senar
3. Memperkecil panjang senar
4. Memperkecil luas penampang senar
5. Mengganti senar dengan yang lebih besar

12
Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh nomor:
a. 1, 2, 3
b. 1,3,5
c. 2,3,5
d. 1,3,4
e. 3,4,5

4. Sebuah senar gitar panjangnya 24 cm memiliki frekuensi sebesar 1000 Hz, Jika panjang senar yang
aktif dijadikan 6 cm maka frekuensi senar menjadi…
a. 150 Hz
b. 250 Hz
c. 2000 Hz
d. 4000 Hz
e. 6000 Hz

5. Sebuah senar diberi tegangan F, dan luas penampang A menghasilkan frekuensi sebesar f. Apabila
tegangannya diubah menjadi 4 kalinya dan luas penampangnya tetap maka frekuesi yang
dihasilkan adalah…
a. ¼ f
b. ½ f
c. F
d. 2f
e. 4f

13
KUNCI JAWABAN

1. C
2. C
3. D
4. C
5. D

14
DAFTAR PUSTAKA

Anissa, Issi. 2020, Modul FISIKA Kelas X, Jakarta: Direktorat SMA

https://3.bp.blogspot.com/-
siKj55btZLY/WYWYC98clyI/AAAAAAAAAOI/zsxWIG_HFj4onsZOsvX2SE_P2dKyfBXeQCLcBGAs/s400/maxresd
efault.jp

Kanginan, Marthen. 2007, Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

15

Anda mungkin juga menyukai