Anda di halaman 1dari 2

Banyak penerapan konsep layangan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam bidang

musik. Penyetel alat musik, misalnya gitar atau piano, biasanya memanfaatkanlayangan untuk
mengetahui apakah senar sudah disetel dengan benar atau belum. Garputalastandar digetarkan,
senar dipetik. Jika ada layangan yang dihasilkan oleh garputala standardan senar yang dipetik,
maka senar tersebut belum disetel dengan benar (maksudnyafrekuensinya belum tepat frekuensi
senar belum sama dengan frekuensi garputala standar).Sebaliknya jika tidak ada layangan yang
dihasilkan maka senar sudah disetel dengan benar (frekuensi senar sudah tepat frekuensi senar
sudah sama dengan frekuensi garputalastandar).Mengapa juga kita harus memperbaiki atau
mengoreksi apakah senar sudah diseteldengan benar atau tidak? Itu berhubungan dengan bunyi.
Dari petikan senar tersebut akanmenghasilkan bunyi atau suara. Bunyi yang dihasilkan ada 2
kemungkinan fals dan enakdidengar. Itulah yang bisa kita manfaatkan dari pelayangan bunyi.

Gambar (a) menunjukkan pergeseran yang dihasilkan sebuah titik di dalam ruang di mana
rambatan gelombang terjadi, dengan dua gelombang secara terpisah sebagai sebuah fungsi dari
waktu. Kita anggap kedua gelombang tersebut mempunyai amplitudo sama. Pada gambar (b)
menunjukkan resultan getaran di titik tersebut sebagai fungsi dari waktu.

Dalam peristiwa interferensi gelombang bunyi yang berasal dari dua sumber bunyi yang
memiliki frekuensi yang berbeda sedikit, misalnya frekuensinya f1 dan f2, maka akibat dari
interferensi gelombang bunyi tersebut akan kita dengar bunyi keras dan lemah yang berulang
secara periodik.

Terjadinya pengerasan bunyi dan pelemahan bunyi tersebut adalah efek dari interferensi
gelombang bunyi yang disebut dengan istilah layangan bunyi atau pelayangan bunyi. Kuat dan
lemahnya bunyi yang terdengar tergantung pada besar kecil amplitudo gelombang bunyi.
Demikian juga kuat dan lemahnya pelayangan bunyi bergantung pada amplitudo gelombang
bunyi yang berinterferensi.
Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam satu detik disebut frekuensi
layangan bunyi yang besarnya sama dengan selisih antara dua gelombang bunyi yang
berinterferensi tersebut. Besarnya frekuensi layangan bunyi dapat dinyatakan dalam
persamaan :fn = N = | f1 – f2 |

dengan :

N = banyaknya layangan bunyi tiap detiknya

f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang berinterferensi

fn = frekuensi layangan bunyi

jadi ketika kita memetik salah satu senar gitar, akan sensor dari aplikasi tersebut mengarahkan
nada apa, atau dalam fisika frekuensi senar iyalah nada, ketika contoh senar 1 itu sudah benar
maka pada gambar akan menunjukan nada E, bisa di katakan frekuensi senar atau nanda senar
sudah benar

Anda mungkin juga menyukai