Tertinggi
Rabu, 01 September 2010 10:39 Administrator
Anak-anak pada masa pertumbuhan harus selalu diawasi dan selalu mendapat bimbingan dari
orang yang terdekat di lingkungan tempat ia tumbuh,yakni orang tua.Hasil penelitian
psikologi menunjukkan, keterlibatan orangtua merupakan faktor penentu keadaan anak-anak
di sekolah dalam hal prestasi dan kecepatannya menangkap sesuatu yang dilihat. Anak tanpa
bimbingan orang tua akan berbeda pada pertumbuhan intelegensi dan kecerdasannya,tapi
hati-hati berilah perhatian anak sesuai dengan proporsinya atau dalam kata lain tidak
berlebihan.
Setidaknya ada 10 cara yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak Anda agar berhasil
dalam kelasnya :
1. Ciptakan lingkungan yang mendorong semangat belajar dan Nyaman Bagi Anak
. Bisa dengan menyediakan berbagai macam kesempatan sehingga mereka lebih senang
belajar, misalnya dengan menyediakan benda-benda seperti puzzle sampai melukis di
komputer. Hal ini penting untuk merangsang keingintahuan mereka.
Rumah yang stabil, lingkungan yang kondusif dan penuh cinta, merupakan dasar yang kuat
untuk membantu anak mendapat nilai yang baik di sekolah. Ini termasuk kesempatan anak
mendapat tidur yang cukup dan makan teratur dengan gizi cukup. Batasi televisi dan video
game agar waktu mereka tidak tersita oleh hal-hal yang tidak bermanfaat.
Kebanyakan proses belajar yang dilakukan di sekolah mencakup masalah membaca. Secara
tidak langsung dengan membacakan cerita kepada anak juga turut mengajar mereka
membaca. Bacakan dengan suara keras bahan-bahan yang sulit untuk mereka baca sendiri
agar bisa memperluas serta memperkaya kosa kata dan pengalaman mereka. Berikanlah
ekspresi dengan gerakan dan bahasa tubuh hal ini menyebabkan perkembangan emosi anak
akan selalu terjaga dan anak lebih mudah menangkap apa yang kita bacakan
Saat anak Anda melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, mereka akan mempelajari segala
hal yang berasal dari bahan yang dicetak. Semakin banyak anak membaca, kemampuan
membacanya akan semakin baik. Pastikan terdapat beragam bacaan yang menarik di rumah
Anda untuk mendorong kebiasaan membaca. Usahakan mahan yang dibaca tersebut bahan
yang kreatif seperti Cara melukis binatang, cara berhitung cepat, rahasia melipat kertas dan
lain sebagainya ini pun dapat merangsang anak untuk menumbuhkan kreatifitasnya
Kemampuan belajar dengan baik penting untuk mendapat nilai baik. Pastikan anak Anda tahu
bagaimana membaca buku teks, merangkum secara garas besar pokok pelajaran,
mempersiapkan ujian, menghapal dan juga menggunakan waktu mereka secara efisien.
Dorong mereka agar memiliki waktu rutin untuk belajar dengan menyediakan tempat belajar
yang bebas dari gangguan.dan yang perlu di Ingat usahakan anak tidak melulu terpaku pada
suatu jalan pengerjaan soal, berikan soal-soal tambahan yang bervareasi hal ini untuk
mengembangkan daya penalaran anak
Mendengarkan dalam kelas adalah jalan mudah bagi anak-anak untuk belajar. Nasihatkan
anak Anda untuk rajin mencatat dan rajin bertanya apa-apa yang mereka tidak mengerti.
Karena hal ini berguna bagi mereka agar dapat berkonsentrasi terhadap apa yang dikatakan
oleh guru. Dorong pula anak Anda untuk ikut berpartisipasi dalam kelas – ini akan
meningkatkan keinginan mereka dalam belajar.Dan yang paling penting tanamkan filosofi
dengan bertanya kamu akan semakin pintar!
Mengerjakan pekerjaan rumah menguatkan apa yang telah dipelajari anak di sekolah.
Tunjukkan kepada mereka bagaimana mengerjakannya. Dengan demikian pekerjaan rumah
bisa menjadi bagian dari tanggungjawab mereka. Bantu mereka mempelajari tugas apa yang
harus didahulukan. Beri penekanan bahwa setiap tugas itu merupakan pengalaman belajar.
9. Bicarakan mengenai sekolah kepada anak-anak Anda. Anak Anda menghabiskan
banyak waktu di sekolah setiap hari. Banyak hal yang akan terjadi selama waktu tersebut.
Tunjukkan Anda tertarik mendengarkan cerita mereka dengan bertanya apa yang telah
mereka lakukan di sekolah. Dan juga perbincangkan mengenai tugas-tugas yang dibawa ke
rumah. Jika terjadi masalah, coba cari pemecahannya bersama anak Anda.
Komunikasi yang baik antara rumah dan sekolah membantu anak berkelakuan baik di
sekolah dan membuat lebih mudah melihat suatu masalah. Pastikan untuk menghadiri
pertemuan antara guru dan orangtua. Kunjungi pula kelas anak Anda. Menjadi sukarelawan
di sekolah mereka juga bisa dilakukan untuk menolong para guru. Dan jangan lupa untuk
mengekspresikan apresiasi Anda terhadap guru-guru atas apa yang telah mereka lakukan
untuk anak-anak Anda. Usahakan tanya pendapat anak mengenai guru yang mengajar,
tentang sikap,cara mengajar jalin hubungan antara anak-orang tua dan guru hal ini sangat
membantu apabila anak dalam kesulitan menerima mata pelajaran dan tidak mengalami
trauma karena pelajaran ini terlalu sulit atau guru ini terlalu galak!
Sumber data :
http://pandjiwinoto.co.cc/2009/12/03/trik-membimbing-anak-untuk-meraih-nilai-tertinggi/
http://www.dinaspendidikan-parepare.info/index.php?
option=com_content&view=article&id=278:trik-dan-tips-membimbing-anak-untuk-meraih-nilai-
tertinggi&catid=58:partisipasi-masyarakat&Itemid=1
Zaman sudah berubah. Semua orang maunya serba cepat. Jadinya, cenderung mengabaikan
proses tapi ingin segera mendapat hasil. Apalagi di negara dengan etos kerja rendah seperti
Indonesia. Akibatnya, budaya instan mulai masuk ke setiap kehidupan kita. Hidup di zaman
modern seperti sekarang ini segala sesuatu dapat kita dapatkan dengan mudah, praktis dan
cepat. Kemajuan teknologi telah memanjakan kita. Mau ngobrol dengan rekan atau saudara
yang bermukim di belahan dunia lain, tinggal angkat telepon atau buka internet. Ingin belanja
atau makan di restoran tapi malas keluar, tinggal pesan lewat telepon atau beli lewat situs.
Mau transaksi —transfer uang, bayar listrik, kartu kredit, beli pulsa— tidak perlu susah-susah
ke bank atau ATM. Semua bisa dilakukan lewat handphone. Bagi cewek-cewek yang ingin
rambut panjang tidak perlu harus menunggu sampai berbulan-bulan. Cukup tunggu ½ jam
saja dengan teknik hair extension, rambut bisa panjang sesuai keinginan.
Maklum, orang makin sibuk. Malas direpotkan dengan hal-hal ribet. Maunya serba instan.
Salahkah itu?, selama masih mengikuti hukum alam, serba instan itu sah-sah saja. “Hidup
yang baik dan sukses adalah hidup yang sesuai dengan proses alam”. Sampai level tertentu
teknologi bisa kita pakai untuk mempercepat hal-hal yang bisa dipercepat sesuai hukum
alam. Kemajuan teknologi dan tuntutan zaman, memungkinkan kita mendapatkan sesuatu
serba cepat. Tetapi tidak asal cepat. Kualitas harus tetap terjaga. “Padi 100 hari baru panen itu
bagus”. Tapi ingat itu ada yang bisa dipercepat. Mestinya, hasilnya harus lebih baik. Jadi,
cepat, baik dan bermutu harus berlangsung bersama.
Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Mendapatkan sesuatu dengan mudah membuat
orang enggan bersusah payah. Tak mau melewati proses. Alias malas. Yang penting cepat !.
Bermutu atau tidak, itu urusan nanti. Berorientasi hanya pada hasil. Proses tidak penting.
Parahnya, “virus” itu sudah menyebar ke berbagai aspek kehidupan. Ingin sukses dengan cara
instan. Jadilah, banyak orang korupsi, punya gelar palsu, beli skripsi, ijazah aspal, asal lulus,
cepat kaya lewat penggandaan uang dan lain sebagainya. Kalau memang berat,
membosankan dan ketinggalan zaman mengapa kita harus bermutu? Kalau ada cara cepat
yang memberi hasil, mengapa tidak dicoba?. Lebih lanjut, sekarang ini sudah terjadi
pergeseran nilai di masyarakat. Orang makin individualis dan cenderung melecehkan hak
orang lain. Untuk mengejar kesuksesannya, orang tak ragu-ragu mengorbankan orang lain.
Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan
perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini
cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan
iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada
inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia
pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri,
melainkan hanya mengejar gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup
memprihatinkan. Ada PTS yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PTS yang
hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini
yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat.
Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-
akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-
banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang
menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?. Bahkan ada beberapa PTS di
Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut,
ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK
nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa
tersebut tidak lulus. Inilah gambaran proses PEMBODOHAN BANGSA secara laten. Dalam
hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan
yang berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola
perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci
pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor
dan Ketua Yayasan.
Ketika para sarjana memadati berbagai arena bursa kerja untuk menawarkan ilmu dan ijazah
mereka, iklan-iklan penerimaan mahasiswa baru juga nyaris memenuhi halaman-halaman
surat kabar. Dua fenomena tersebut ironis. Promosi Perguruan Tinggi untuk menjaring calon
mahasiswa sama “gencarnya” dengan peningkatan pengangguran lulusan. Di sisi lain, perlu
diajukan pertanyaan, kualifikasi apakah sebenarnya yang disyaratkan oleh para pencari
tenaga kerja lulusan sarjana Perguruan Tinggi ini ?
Jawaban yang diperoleh para peneliti umumnya adalah campuran kualitas personal dan
prestasi akademik. Tetapi pencari tenaga kerja tidak pernah mengonkretkan, misalnya,
seberapa besar spesialisasi mereka mengharapkan suatu program studi di Perguruan Tinggi.
Kualifikasi seperti memiliki kemampuan numerik, problem-solving dan komunikatif sering
merupakan prediksi para pengelola Perguruan Tinggi daripada pernyataan eksplisit para
pencari tenaga kerja. Hasil survei menunjukkan perubahan keinginan para pencari tenaga
kerja tersebut adalah dalam hal kualifikasi lulusan Perguruan Tinggi yang mereka syaratkan.
Tidak setiap persyaratan kualifikasi yang dimuat di iklan lowongan kerja sama penting
nilainya bagi para pencari tenaga kerja. Dalam prakteknya, kualifikasi yang dinyatakan
sebagai “paling dicari” oleh para pencari tenaga kerja juga tidak selalu menjadi kualifikasi
yang “paling menentukan” diterima atau tidaknya seorang lulusan sarjana dalam suatu
pekerjaan.
Yang menarik, tiga kualifikasi kategori kompetensi personal, yaitu kejujuran, tanggung
jawab, dan inisiatif, menjadi kualifikasi yang paling penting, paling dicari, dan paling
menentukan dalam proses rekrutmen. Kompetensi interpersonal, seperti mampu bekerja sama
dan fleksibel, dipandang paling dicari dan paling menentukan. Namun, meskipun sering
dicantumkan di dalam iklan lowongan kerja, indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagai salah
satu indikator keunggulan akademik tidak termasuk yang paling penting, paling dicari,
ataupun paling menentukan.
Di sisi lain, reputasi institusi Pendidikan Tinggi yang antara lain diukur dengan status
akreditasi program studi sama sekali tidak termasuk dalam daftar kualifikasi yang paling
penting, paling dicari, ataupun paling menentukan proses rekrutmen lulusan sarjana oleh para
pencari tenaga kerja.
Ada kecenderungan para pencari tenaga kerja “mengabaikan” bidang studi lulusan sarjana
Dalam sebuah wawancara, seorang kepala HRD sebuah bank di Cirebon menegaskan,
kesesuaian kualitas personal dengan sifat-sifat suatu bidang pekerjaan lebih menentukan
diterima atau tidaknya seorang lulusan Perguruan Tinggi. Misalnya, posisi sebagai kasir bank
menuntut kecepatan, kecekatan, dan ketepatan. Maka, lulusan sarnaja dengan kualitas ini
punya peluang besar untuk diterima meskipun latar belakang bidang pendidikannya tidak
sesuai. Kepala HRD itu mengatakan, “Saya pernah menerima Sarjana Pertanian dari Bogor
sebagai kasir di bank kami dan menolak Sarjana Ekonomi manajemen dari Bandung yang
IPK-nya sangat bagus.”
Sumber data :
Tata Sutabri S.Kom, MM
Deputy Chairman of STMIK INTI INDONESIA
Jl. Arjuna Utara No.35 – Duri Kepa Kebon Jeruk
Jakarta Barat 11510 Telp. 5654969
http://edu-articles.com/pendidikan-bermutu-di-tengah-pentas-budaya-instan/
http://www.dinaspendidikan-parepare.info/index.php?
option=com_content&view=article&id=260%3Apendidikan-bermutu-di-tengah-pentas-budaya-
instan&catid=44%3Akurikulum&Itemid=1
Untuk melahirkan murid-murid yang sukses, maka dimulai dari para guru. Ibarat membuat
batu bata. Kalau kita ingin agar batu batanya berbentuk kotak, maka kita harus
mempersiapkan cetakan berbentuk kotak. Masalah nanti ternyata ada batu bata yang tidak
berbentuk kotak, itu masalah lain. Bisa dibilang kemungkinannya 1001.
Namun, bila cetakannya sudah bulat, maka bisa dibilang mustahil akan terbentuk batu bata
yang kotak. Nah berikut ini saya tuliskan 6 karakter guru yang sukses.
1. Anda sedang berada diruang guru untuk beristirahat atau sekedar berkumpul dengan
rekan sejawat? Sedikit demi sedikit ubah kebiasaan untuk membicarakan hal dan
topik diluar areal kita sebagai pendidik professional. Pertama kali anda mungkin akan
dianggap aneh, namun sebagai guru jangan khawatir dianggap aneh jika yang kita
maksudkan adalah demi perbaikan pola pikir dalam bersikap dan berkarier. Sekarang
mana yang lebih penting, membicarakan gosip artis terbaru atau menganalisa pola
pikir pemilih pemula dalam pemilu yang baru lalu yang nota bene adalah siswa-siswi
kita? Tidak itu saja banyak topik yang jika kita renungkan, tidak layak didiskusikan
oleh guru sebagai pendidik. Jika anda masih merasa sulit untuk melakukan hal diatas,
caranya gampang, cukup cari bacaan yang bermanfaat, bacalah maka anda akan
terhindar dari pembicaraan yang sia-sia di ruang guru.
2. Jika anda punya rekan baru, bimbinglah dan berikan support dan dukungan untuk
maju dengan cara selalu berkomentar positip untuk hal-hal yang dilakukannya.
Tempatkan diri anda pada dirinya, maka anda akan menjadi rekan kerja yang
supportif dan mau mengerti.
3. Saat rapat, usahakan lah memberikan ide yang terbaik, masalahnya bukan pada
diterima atau tidak, tapi sudahkah anda belajar meyakinkan orang lain bahwa ide
andalah yang terbaik. Hal yang terbaik ketika meyakinkan rekan sekerja adalah
dengan menggunakan data yang berupa hasil riset.
4. Jadilah guru yang berpikiran terbuka atas ide atau pendapat orang lain, menyadari
kelemahan dan kekuatan diri kita sendiri, dijamin makin hari wawasan dan kualitas
diri kita sebagai guru akan bertambah.
5. Ciptakan jaringan bagi diri sendiri yang membuat anda semakin hari berubah kearah
guru yang lebih baik. Gunakan situs pertemanan seperti facebook untuk membuat
jaringan pada pribadi-pribadi yang membuat anda bersemangat untuk maju. Jangan
gunakan situs pertemanan untuk pelarian ketika anda mempunyai masalah dengan
rekan sekerja di sekolah. Sambil berusaha sedikit demi sedikit menyelesaikan hal
yang mungkin menjadi ganjalan , buktikan bahwa jika anda tidak mendapatkan
support yang baik disekolah anda bisa mendapatkannya dengan bantuan teknologi.
6. Semua guru berbeda, seperti juga terhadap siswa, sebagai rekan kita semestinya
menjadikan perbedaan itu sebagai anugrah. Dengan menyadari perbedaan, pikiran kita
akan lebih cepat terbuka ketika menerima kritik, masukan dan ide dari rekan sekerja.
Saat yang sama kita menjadi lebih jujur mengenai kelebihan dan tidak malu
mengatakan kekurangan sebagai pribadi.
7. Jangan takut untuk dibicarakan oleh orang lain ‘dibelakang’. Terkadang sebagai guru,
hanya karena takut dibicarakan orang lain dibelakang, guru menjadi malas untuk
berinovasi dan melakukan sesuatu dengan cara yang kreatif dan beda. Padahal jika
sebagai guru, kita yakin bahwa hal yang kita lakukan demi kebaikan siswa, untuk apa
pusing mendengarkan pendapat orang lain. Mari mensucikan niat bahwa semua hal
yang terbaik yang kita lakukan adalah demi mempersiapkan masa depan siswa, bukan
demi karier, demi dipuji rekan, atasan dan orang tua siswa.
Sebenarnya, modal apa sajakah yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru agar benar-benar
mampu menjadi terdepan dalam perubahan jaman? Berikut adalah sejumlah kriteria yang
menjadi bahan pertimbangan bagi guru maupun bagi calon guru agar mampu tampil
sempurna di depan anak didiknya;
http://www.dinaspendidikan-parepare.info/index.php?
option=com_content&view=article&id=385%3Amodal-dasar-seorang-guru&catid=43%3Apendidik-
dan-tenaga-kependidikan&Itemid=1
Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, kenikmatan yang intensif, bebas dari
ketegangan atau kedukaan, bersifat memerdekakan jiwa. Permainan manusia sangat erat dan
ekspresi diri, spontanitas, melatih pribadi untuk siap melewati persaingan, siap menerima
kemenangan sekaligus siap menerima kekalahan, dan aktualisasi diri. Oleh karena itu,
permainan bersifat mendewasakan. Melalui bermain, seseorang belajar banyak tentang
kehidupan baik itu belajat kemandirian, keberanian, sosialisasi, kepemimpinan dan
menyadari arti akan eksistensi dirinya .
Dave Meier, dalam The Accelerated Learning Handbook, mengatakan kata fun itu dalam
kata-kata menarik berikut ini : menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan
gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Ini tidak ada hubungannya
dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Kegembiraan disini
berarti bangkitnya minat adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman
(penguasaan atas materi), dan nilai yang membahagiakan bagi diri si pembelajar. Itu semua
adalah kegembiraan dalam melahirkan sesuatu yang baru. Penciptaan kegembiraan ini jauh
lebih penting daripada segala teknik atau metode atau medium yang mungkin anda pilih
untuk digunakan.
Riset-riset otak mutakhir menunjukkan hasil-hasil luar biasa berkaitan dengan Learning dan
Brain. Misalnya, Peter Kline, dalam The Everyday Genius mengatakan bahwa proses belajar
akan berlangsung sangat efektif apabila seseorang berada dalam keadaan yang fun. “Bapak
Accelerated Learning” asal Bulgaria, Georgi Lazanov. Lazanov merumuskan pandangan ini
dalam istilah “membangun sugesti positif”. Proses pemercepatan belajar akan bisa dicapai
apabila kondisi kelas menyenangkan. Salah satu cara praktis membangun suasana kelas yang
menyenangkan, yang diusulkan oleh Lazanov, adalah lewat musik .
Ditengah permainanlah kita paling dekat dengan kekuatan penuh kita. Kesenangan bermain
tidak terhalang terlepaskan segala macam indofrin positif dalam tubuh, melatih
kesehatanndan membuat kita merasa hidup sepenuhnya. Beberapa manfaat bermain dan
belajar adalah sebagai berikut :
Anak dapat belajar berbagai kesempatan dan kegiatan baik didalam sekolah maupun diluar
sekolah. Permainan dapat membuat suasana lingkungan belajar menjadi menyenangkan,
segar, hidup, bahagia, santai namun tetap memiliki suasana belajar yang kondusif . Menurut
Piageat, bermain adalah manifestasi penyesuaian , salah satu dasar proses-proses mental
menuju pada pertumbuhan intelektual dan bermain merupakan suatu mekanisme penyesuaian
yang penting bagi perkembangan atau pertumbuhan manusia.
Dalam pelaksanaan Lesson Study berbasis sekolah di SMA Darul Islam Gresik pada tanggal
22 Desember 2008 telah dilakukan pembelajaran kimia dengan media permainan yaitu suatu
permainan outdoor periodic table carpet, yaitu suatu media permainan Outdoor Periodic
Table Carpet yang berupa karpet besar berukuran 5 m x 4 m yang terdiri dari 44 kotak yang
masing-masing kotak berukuran 40 cm x 40 cm. Kotak kotak tersebut bergambar lambang-
lambang unsur dari golongan utama (IA-VIIIA).
Karpet ini terbuat dari banner dengan ukuran 5 m x 4 m yang terdiri dari 44 kotak masing-
masing kotak berukuran 40 cm x 40 cm dan berisi lambang, nama, serta unsur-unsur
golongan utama (IA-VIIIA) masing- masing kotak terdiri dari warna yang berbeda, warna
tersebut menunjukkan jenis pertanyaan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Merah : Perkembangan tabel periodik
b) Biru : Partikel dasar penyusun atom (proton, elektron, dan neutron)
c) Kuning : Massa atom relatif dan massa molekul relatif
d) Hijau : Isotop, isoton, dan isobar
e) Orange : Konfigurasi elektron dan elektron valensi
f) Ungu : Sifat keperiodikan unsur
g) Pink : Perkembangan teori atom
Kartu ini berukuran 8,7 cm x 6,3 cm yang terdiri dari tiga macam kartu yaitu :
a. Element Card sebanyak 44 kartu
Element Card ini terdiri dari dua sisi. Pada sisi muka terdapat nama unsur, lambang unsur,
nomor atom, massa atom relatif, serta gambar unsur. Pada sisi belakang terdapat poin dan
keterangan mengenai konfigurasi elektron, afinitas elektron, keelektronegatifan, jari- jari
atom, energi ionisasi, dan isotop.
2) Juri memulai permainan dengan menawarkan satu bola yang bertulis nomor atom dari
nomor atom siswa menyusun konfigurasi untuk menentukan unsur yang sesuai dengan nomor
bola dan masing-masing kelompok diwakili satu orang berebut dengan kelompok lain
menempati kotak unsur yang sesuai dengan nomor unsur pada bola.
3) Kelompok yang menempati Periodic Table Carpet pertama dinamakan kelompok pertama.
5) Kelompok yang menempati Periodic Table Carpet kedua dinamakan kelompok penantang .
6) Kedua kelompok yang berhasil menempati kotak unsur berhak untuk mendapatkan
Element card dan Question card sesuai dengan posisi unsur yang dia tempati.
7) Kelompok pertama dan kelompok penantang saling memperebutkan Element Card di atas
Periodic Table Carpet dengan terlebih dahulu menjawab pertanyaan pada Question Card
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) kelompok pertama berhak bertanya terlebih dahulu pada kelompok penantang
b) Jika kelompok penantang tidak dapat menjawab pertanyaan maka Element Card kelompok
penantang akan menjadi milik kelompok pertama dan kelompok penantang harus keluar dari
Periodic Table Carpet
c) Jika kelompok penantang dapat menjawab maka kelompok penantang mendapat
kesempatan untuk merebut Element Card kelompok pertama dengan mengajukan pertanyaan
pada kelompok pertama.
d) Jika kelompok pertama tidak dapat menjawab maka Element Card kelompok pertama akan
menjadi milik kelompok penantang dan kelompok pertama harus keluar dari Periodic Table
Carpet.
e) Jika kelompok pertama dapat menjawab maka akan mendapat pertanyaan rebutan
(Struggle Card), kelompok yang dapat menjawab berhak mendapatkan Element Card milik
kelompok yang tidak dapat menjawab, dan kelompok yang tidak dapat menjawab harus
keluar dari Periodic Table Carpet sedangkan kelompok yang bisa menjawab tetap bertahan.
8) Kelompok yang tetap bertahan harus mengganti anggotanya dan berhak melangkah satu
kotak dengan memilih salah satu kotak unsur (kanan, kiri, depan, belakang dari unsur yang
dia tempati).
10) Pada permainan ini setiap peserta diberi waktu 30 detik untuk menjawab pertanyaan pada
Question Card. Masing-masing kelompok akan mendapatkan tiga macam pilihan bantuan
yaitu:
a) Fifty- Fifty :P emain akan mendapat dua pilihan jawaban
b) Asking friends : Pemain berhak bertanya pada kelompoknya
c) Open the Book :P emain diperbolehkan membuka buku/LKS
11) Permainan ini dimainkan selama 45 menit, kelompok pemenang yaitu kelompok yang
mengumpulkan poin tertinggi yang diperoleh pada Element Card. Pada pengambilan bola
tidak boleh mengambil bola yang tertulis huruf abjad yang sama kecuali semua abjad sudah
terambil sedangkan waktu permainan masih tersisa.
12) Semua pertanyaan pada Question Card yang tidak bisa dijawab oleh kelompok yang ada
di atas Periodic Table Carpet akan dilemparkan pada kelompok lain yang tidak menempati
Periodic Table Carpet dan kelompok yang bisa menjawab akan mendapat poin separuh dari
poin yang ada pada Element Card .
Berdasar observasi selama pembelajaran menunjukkan bahwa 82% siswa terlibat dalam
pembelajaran, 70% siswa terlihat ceria dan tidak tertekan. Beda sekali saat pembelajaran
tanpa menggunakan media permainan, nampak siswa lebih banyak tidak terlibat, guru
terkesan mendominasi pembelajaran.
Hasil observasi tersebut memperlihatkan siswa dapat termotivasi belajar, hal itu juga
didukung hasil angket siswa yang memperlihatkan bahwa 80% siswa menjawab senang
mengikuti pembelajaran, 40% siswa menyatakan agar mata pelajaran lain menggunakan
media permainan.
Simpulan
Atas dasar uraian di atas, dan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa media permainan
dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Tentu penggunaan media permainan tidak untuk setiap pembelajaran, perlu dirancang pada
waktu-waktu tertentu dan topik atau sub pokok bahasan tertentu. Media bisa mengadopsi dari
berbagai jenis permainan yang sudah dikenal oleh siswa, namun materi atau pertanyaan-
pertanyaan bisa disesuaikan dengan indikator pembelajaran. Misalnya permainan ular tangga,
permainan bantumi, permainan monopoli, permainan coklak serta permainan interaktif atau
berbasis komputer juga bisa digunakan. Email: grisee_indah@yahoo.co.id
Daftar Pustaka
* Mahmuda, Lailatul. 2008. Pengebangan Permainan Out door Periodic Table Carpet sebagai
Media Pembelajaran Kimia Pada Pateri Pokok Strukutr Atom an Sistem Periodik Unsur.
Skripsi Tidak Dipublikaskan. Surabaya: FMIPA Unesa.
* Sadiman, Arif. 2006. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan.
Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.
* Widhiartha, Putu Ashintya dkk. 2008. Lesson Study Sebuah Upaya Peningkatan Mutu
Pendidik Pendidikan Nonformal. Surabaya: Guna Widya.
http://www.dinaspendidikan-parepare.info/index.php?
option=com_content&view=article&id=335%3Amedia-permainan-meningkatkan-motivasi-belajar-
siswa&catid=59%3Aartikel-pembelajaran&Itemid=1
Sebagai seorang pelajar, seorang siswa, seorang pembelajar semestinya sudah memiliki
pedoman dan strategi yang biasa digunakan untuk mengikuti proses belajar dan memahami
apa yang dipelajarinya. Bagaimana belajar yang efektif, konsentrasi, menggunakan daya
ingat secara efektif, memetakan informasi, bagaimana menghadapi ujian, mengatur waktu
yang efektif untuk belajar dan lain-lain.
Selama menjadi siswa atau pelajar kadang sering kali mendapati masalah dan tentu ingin
sekali menyelsaikan masalah itu. Di sekolah yang baik tentu bisa memanfaatkan “jasa” guru
bimbingan konseling. Sayangnya tidak semua sekolah memiliki guru bimbingan konseling.
Kalaupun ada tidak menjamin guru-guru tersebut benar-benar bisa menjadi “sahabat” siswa
dalam menyelesikan permasalahan belajarnya.
Beruntung sekali kalau setiap guru mata pelajaran mau memberikan tips dalam belajar dan
memberikan alternatif solusi terhadap masalah yang dihadapi siswa, terutama yang terkait
dengan mata pelajaran yang di ampu-nya. Namun sayang juga tidak setiap guru bisa
menjalankan tugasnya sebagai konselor.
Oleh karena itu temukan solusi persoalan belajar, tips dan trik belajar sehingga anda sukses
untuk bisa menyelesiakan studi dengan gemilang. Coba kunjungi web yang banyak
memberikan tips dan pedoman serta strategi belajar yang benar di http://www.studygs.net/ .
Pada situs tersebut kita bisa memilih modus bahasa yang paling mudah kita mengerti. Pilihan
bahasa Indonesia juga tersedia.
Selamat menjelajah, semoga solusi permasalahan belajar anda bisa terselesaikan dengan
smart.
http://www.dinaspendidikan-parepare.info/index.php?
option=com_content&view=article&id=317%3Atips-pedoman-dan-strategi-belajar-untuk-
pelajar&catid=46%3Apeserta-didik&Itemid=1
Salah satu isu penting dalam penyelenggaraaan pendidikan di negara kita saat ini adalah
peningkatan mutu pendidikan, namun yang terjadi justru kemerosotan mutu pendidikan dasar,
menengah, maupun tingkat pendidikan tinggi. Hal ini berlangsung akibat penyelenggaraan
pendidikan yang lebih menitikberatkan pada aspek kuantitas dan kurang dibarengi dengan
aspek kualitasnya.
Kemampuan sosial ekonomi orang tua siswa yang tinggi akan berkorelasi dengan penyediaan
fasilitas belajarnya, yang akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar. Dalam proses
pembelajaran, motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar.
Mutu pendidikan tidak dipengaruhi oleh faktor tunggal, ada sejumlah variabel yang dianggap
saling berhubungan/ mempengaruhi. Hal ini perlu sebuah kajian yang akan mengidentifikasi
secara empirik hubungan langsung atau tidak langsung dalam suatu rangkaian dari sistem
pendidikan.
Referensi:
Idris, Jamaludin. 2005. Analisis Kritis Mutu Pendidikan. Suluh Press, Yogyakarta.
http://www.dinaspendidikan-parepare.info/index.php?
option=com_content&view=article&id=256%3Apeningkatan-mutu-
pendidikan&catid=44%3Akurikulum&Itemid=1
Anak-anak pada masa pertumbuhan harus selalu diawasi dan selalu mendapat bimbingan dari
orang yang terdekat di lingkungan tempat ia tumbuh,yakni orang tua.Hasil penelitian
psikologi menunjukkan, keterlibatan orangtua merupakan faktor penentu keadaan anak-anak
di sekolah dalam hal prestasi dan kecepatannya menangkap sesuatu yang dilihat. Anak tanpa
bimbingan orang tua akan berbeda pada pertumbuhan intelegensi dan kecerdasannya,tapi
hati-hati berilah perhatian anak sesuai dengan proporsinya atau dalam kata lain tidak
berlebihan.
Setidaknya ada 10 cara yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak Anda agar berhasil
dalam kelasnya :
1. Ciptakan lingkungan yang mendorong semangat belajar dan Nyaman Bagi Anak
. Bisa dengan menyediakan berbagai macam kesempatan sehingga mereka lebih senang
belajar, misalnya dengan menyediakan benda-benda seperti puzzle sampai melukis di
komputer. Hal ini penting untuk merangsang keingintahuan mereka.
Rumah yang stabil, lingkungan yang kondusif dan penuh cinta, merupakan dasar yang kuat
untuk membantu anak mendapat nilai yang baik di sekolah. Ini termasuk kesempatan anak
mendapat tidur yang cukup dan makan teratur dengan gizi cukup. Batasi televisi dan video
game agar waktu mereka tidak tersita oleh hal-hal yang tidak bermanfaat.
Kebanyakan proses belajar yang dilakukan di sekolah mencakup masalah membaca. Secara
tidak langsung dengan membacakan cerita kepada anak juga turut mengajar mereka
membaca. Bacakan dengan suara keras bahan-bahan yang sulit untuk mereka baca sendiri
agar bisa memperluas serta memperkaya kosa kata dan pengalaman mereka. Berikanlah
ekspresi dengan gerakan dan bahasa tubuh hal ini menyebabkan perkembangan emosi anak
akan selalu terjaga dan anak lebih mudah menangkap apa yang kita bacakan
Saat anak Anda melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, mereka akan mempelajari segala
hal yang berasal dari bahan yang dicetak. Semakin banyak anak membaca, kemampuan
membacanya akan semakin baik. Pastikan terdapat beragam bacaan yang menarik di rumah
Anda untuk mendorong kebiasaan membaca. Usahakan mahan yang dibaca tersebut bahan
yang kreatif seperti Cara melukis binatang, cara berhitung cepat, rahasia melipat kertas dan
lain sebagainya ini pun dapat merangsang anak untuk menumbuhkan kreatifitasnya
Anak-anak yang terbiasa teratur lebih mudah untuk sukses di sekolah. Salah satu cara terbaik
untuk mengajarkan kemampuan mengorganisir sesuatu adalah melalui contoh. Tunjukkan
kepada anak-anak bagaimana menggunakan alat-alat yang berhubungan dengan
pengorganisiran seperti tabel tugas, kalender, buku catatan, binder dan tas punggung. Dan
tunjukkan padanya sebelum mengerjakan sesuatu harus terdapat rencana dan preparation
(walau dalam bentuk sedarhana)
Kemampuan belajar dengan baik penting untuk mendapat nilai baik. Pastikan anak Anda tahu
bagaimana membaca buku teks, merangkum secara garas besar pokok pelajaran,
mempersiapkan ujian, menghapal dan juga menggunakan waktu mereka secara efisien.
Dorong mereka agar memiliki waktu rutin untuk belajar dengan menyediakan tempat belajar
yang bebas dari gangguan.dan yang perlu di Ingat usahakan anak tidak melulu terpaku pada
suatu jalan pengerjaan soal, berikan soal-soal tambahan yang bervareasi hal ini untuk
mengembangkan daya penalaran anak
Mengerjakan pekerjaan rumah menguatkan apa yang telah dipelajari anak di sekolah.
Tunjukkan kepada mereka bagaimana mengerjakannya. Dengan demikian pekerjaan rumah
bisa menjadi bagian dari tanggungjawab mereka. Bantu mereka mempelajari tugas apa yang
harus didahulukan. Beri penekanan bahwa setiap tugas itu merupakan pengalaman belajar.
9. Bicarakan mengenai sekolah kepada anak-anak Anda. Anak Anda menghabiskan
banyak waktu di sekolah setiap hari. Banyak hal yang akan terjadi selama waktu tersebut.
Tunjukkan Anda tertarik mendengarkan cerita mereka dengan bertanya apa yang telah
mereka lakukan di sekolah. Dan juga perbincangkan mengenai tugas-tugas yang dibawa ke
rumah. Jika terjadi masalah, coba cari pemecahannya bersama anak Anda.
Komunikasi yang baik antara rumah dan sekolah membantu anak berkelakuan baik di
sekolah dan membuat lebih mudah melihat suatu masalah. Pastikan untuk menghadiri
pertemuan antara guru dan orangtua. Kunjungi pula kelas anak Anda. Menjadi sukarelawan
di sekolah mereka juga bisa dilakukan untuk menolong para guru. Dan jangan lupa untuk
mengekspresikan apresiasi Anda terhadap guru-guru atas apa yang telah mereka lakukan
untuk anak-anak Anda. Usahakan tanya pendapat anak mengenai guru yang mengajar,
tentang sikap,cara mengajar jalin hubungan antara anak-orang tua dan guru hal ini sangat
membantu apabila anak dalam kesulitan menerima mata pelajaran dan tidak mengalami
trauma karena pelajaran ini terlalu sulit atau guru ini terlalu galak!
Sumber data :
http://pandjiwinoto.co.cc/2009/12/03/trik-membimbing-anak-untuk-meraih-nilai-tertinggi/
http://www.dinaspendidikan-parepare.info/index.php?
option=com_content&view=article&id=278%3Atrik-dan-tips-membimbing-anak-untuk-meraih-nilai-
tertinggi&catid=58%3Apartisipasi-masyarakat&Itemid=1
Mengantar dan Membimbing Siswa Menuju Olimpiade Fisika Internasional
Pelajaran fisika telah menjadi ‘momok’ di sebagian besar kalangan siswa SMA di Indonesia.
Rumus-rumus sulit yang hanya bisa dipahami orang-orang jenius mungkin menjadi gambaran
yang terlintas pertama kali di benak siswa ketika membayangkan subjek ini. Hal itu menjadi
penyebab minimnya prestasi siswa SMA Indonesia pada mata pelajaran fisika. Padahal pada
kenyataannya, pelajaran ini bisa dipahami cukup dengan menggunakan penalaran mudah
yang realitanya dapat dilihat dari kejadian sehari-hari.
Hal ini memacu saya untuk menjelaskan pada siswa bahwa fenomena fisika ada di sekeliling
mereka dan bukan hanya berisi teori-teori kompleks dengan perumusan panjang. Diharapkan
dengan pendekatan tersebut, siswa dapat menyadari bahwa fisika itu menyenangkan sehingga
mereka terangsang untuk bisa mengaplikasikannya pada lingkungan di sekelilingnya.
Melalui metode pengajaran yang tepat, siswa dapat membuka belenggu potensi dan siap
meraih prestasi dengan ikut serta dalam kompetisi pelajaran di luar sekolah. Dukungan dari
semua pihak terutama kepala sekolah yang dipadu dalam suatu jaringan kerja sama tidak
hanya akan membantu siswa, tetapi juga pihak-pihak itu sendiri untuk meraih yang dicita-
citakan. Prestasi yang diraih seperti pada kompetisi fisika paling bergengsi, yakni olimpiade
tingkat Asia (APhO) dan olimpiade tingkat dunia (IPhO), otomatis akan mengangkat nama
baik sekolah, bangsa, dan negara, khususnya dalam bidang pendidikan fisika.
Dalam situasi yang sedemikian kondusif tentu saja sangat membantu untuk menerapkan
strategi pengajaran yang telah disusun. Meski kualitas siswa yang masuk sudah memadai,
pasti selalu saja ada ruang untuk kemajuan. Dengan memberikan pemahaman konsep yang
mudah dipahami ditambah contoh-contoh soal yang aplikatif diharapkan siswa mampu
menyelesaikan bermacam variasi soal. Tidak kalah penting adalah pembentukan kelompok-
kelompok belajar di kelas untuk menumbuhkan kebiasaan berdiskusi dalam penyelesaian
masalah-masalah fisika. Untuk menambah motivasi anak didik, saya juga sering
menceritakan kisah-kisah mengenai kehebatan penemuan-penemuan fisika berikut
dampaknya dan juga tentang prestasi kakak-kakak kelas mereka yang telah berhasil dalam
kompetisi fisika. Target yang ingin dicapai setelah pembinaan, yang Alhamdulillah selama
ini memperlihatkan keberhasilan yang cukup signifikan, adalah siswa yang menyukai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Jalan Menuju Olimpiade Fisika
Tidak dapat disangkal bahwa kebahagiaan tertinggi bagi seorang guru adalah melihat anak
didiknya meraih kesuksesan. Salah satu contoh kecil yang dapat dijadikan tolok ukur
langsung adalah keberhasilan siswa dalam memenangkan kompetisi-kompetisi di luar
sekolah. Di sana siswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat sekaligus
mendapatkan gambaran objektif tentang kemampuan dirinya dengan siswa dari sekolah lain
sebagai pembanding. Tentu saja peran aktif seorang guru sebagai pembina dan pengarah
mutlak diperlukan untuk membimbing anak ke arah tersebut. Sebab hasil yang maksimal
diraih bukan dengan cara menggantungkan semua beban ke pundak seorang siswa, tetapi
dengan suatu teamwork dimana setiap komponen turut membantu semaksimalnya sesuai
dengan peran masing-masing.
Langkah pertama dimulai dengan mencari siswa berpotensi di berbagai kelas di sekolahnya.
Caranya adalah dengan melihat rapor evaluasi siswa atau meminta pendapat guru lain,
termasuk kawan siswa, tentang siapa siswa yang mereka anggap berprestasi.
Langkah berikutnya adalah dengan mengikutsertakan siswa pada kompetisi di luar sekolah.
Tidak lupa untuk memperkenalkan situasi lomba dan juga untuk menggembleng moral, saya
sertakan siswa kelas 1 SMA untuk mendampingin kakak-kakak kelasnya dalam berlomba.
Diharapkan mereka dapat menjadi teladan bagi adik kelas mereka sehingga dari awal sudah
timbul keinginan untuk serius mengimprovisasi diri. Kompetisi-kompetisi semacam ini saya
anggap sangat berguna untuk perkembangan mental dan tekad siswa, sekalipun harus pulang
tanpa membawa piala. Dengan modal pengalaman serta mental yang kuat, sekitar beberapa
minggu sebelum seleksi ujian masuk TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia) nasional, anak-
anak yang telah dipersiapkan tersebut mulai dibimbing secara intensif.
Pada saat penentuan tiba, semuanya berangkat dengan wajah ceria. Tidak ada rasa cemas
karena semua sudah berusaha mempersiapkan segala sesuatunya dengan maksimal. Saya
ingatkan mereka supaya memulai mengerjakan soal dengan menenangkan hati dan mengucap
doa semoga diberikan kemudahan dalam mengerjakan soal. Di tempat itu biasanya kami
saling bertukar cerita tentang soal yang tadi diujikan. Tidak peduli hasil yang akan keluar
nantinya, selalu saya tekankan kepada mereka untuk terus belajar, belajar, dan belajar tanpa
ada rasa putus asa.
Apabila anak didik saya yang lolos seleksi TOFI dan masuk karantina untuk penggemblengan
lebih lanjut, saya tetap memberikan mereka dukungan dari jauh. Di tempat karantina mereka
diajar di bawah bimbingan Prof. Yohanes Surya berikut asisten-asistennya.
Tanpa terasa beberapa bulan kemudian momen puncak tersebut dating. Pihak sekolah
memberikan dukungan dengan memberikan uang saku kepada murid, termasuk izin bagi guru
pembimbingnya. Berbagai dukungan juga datang dari berbagai pihak seperti departemen
pendidikan, beberapa pejabat, kepala sekolah, guru-guru, teman-teman siswa sampai orang
tua murid.
Kesimpulan
Guru bukanlah seorang yang hanya bisa mengajar materi di kelas, tetapi juga sebagai
pendidik yang mampu memotivasi, mengarahkan, dan menggali potensi yang ada pada siswa
sehingga siswa tahu akan bakat dan minatnya hingga bisa mengembangkan dan memberikan
kontribusi kepada masyarakat.
Dalam rangka menambah wawasan di dunia pendidikan yang dinamis, seorang guru juga
dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan pengetahuan melalui berbagai media dan
wadah pelatihan. Sebagai bagian dari suatu jaringan yang saling menunjang, seorang guru
berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi perannya sebagai guru yang bisa bekerja
sama untuk membangun sekolah. Melalui peningkatan prestasi siswa diharapkan dapat
meningkatkan motivasi siswa yang lain hingga mampu berkompetisi di dunia internasional,
khususnya di bidang fisika dalam membangun teknologi Indonesia. Diharapkan pemerintah
dapat memfasilitasi siswa-siswa yang berpotensi dengan memberi beasiswa penuh sesuai
dengan bakat dan minat siswa sehingga tidak diambil oleh lembaga pendidikan di negara
asing.
http://ompol-babi.blogspot.com/2008/05/mengantar-dan-membimbing-siswa-menuju.html
Raut muka malu-malu ditunjukkan Winnie Jesslyn (12) saat diberi ucapan selamat atas suksesnya
meraih gelar The Best Experiments pada ajang Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Internasional di Jakarta, 11-17 November 2007. Namun, ketika ditanya soal zat-zat kimia, Winnie
dengan percaya diri menjelaskan proses eksperimentasinya dengan bidang yang ditekuninya itu.
Ihwal kemampuannya melakukan berbagai eksperimen dengan catatan terperinci inilah yang
mengantar Winnie meraih medali emas sekaligus gelar The Best Experiments pada Olimpiade
Matematika dan IPA Internasional Ke-4. Ajang yang dikenal sebagai International Mathematics and
Science Olympiad (IMSO) ini diikuti sembilan negara, yaitu Malaysia, Indonesia, Singapura, Filipina,
Hongkong, Sri Lanka, Brunei Darussalam, Thailand, dan Taiwan.
Berbekal pengalaman melakukan berbagai uji coba di laboratorium sekolah itulah, Winnie, siswa
kelas 6-G Sekolah Dasar Sutomo 1 Medan, mengalahkan pesaing ketatnya dari Singapura.
Sebelum meraih prestasi internasional pertamanya ini, Winnie sudah menyabet medali emas pada
bidang studi IPA dalam Olimpiade Sains Nasional di Surabaya, September 2007. Sukses itu
mengantarkan Winnie menjadi salah satu pelajar yang mewakili Indonesia di ajang IMSO Ke-4.
Dua soal uji coba dapat dilewati Winnie dengan sangat baik. Untuk soal eksperimen pertama, para
juri meminta Winnie merangkai beberapa sirkuit elektronik. Dia diharuskan menyusun rangkaian
sirkuit dengan papan dilengkapi sakelar serta indikator led dan baterai. Enam rangkaian sirkuit itu
bisa diutak-atik Winnie disertai penjelasan tentang reaksi elektronik setiap rangkaian.
"Rata-rata semua peserta bisa melewati ujian eksperimen ini dengan baik," katanya.
Disediakan juri
Uji coba kedualah yang mengantarkan Winnie menjadi yang terbaik. Ia diminta melakukan uji coba
terhadap beberapa zat kimia dengan peralatan seadanya yang disediakan juri.
"Peralatannya termos air panas, selang, termometer, tempat air yang mirip gulungan rol film, dan
gelas kosong. Bahan yang disediakan ragi, dua jenis tepung halus, bentuknya seperti gula dan garam,
serta zat pewarna," ujarnya.
Petunjuk yang diberikan sederhana. Dia diminta membuat semacam reaksi kimia dengan zat dan
peralatan yang disediakan. "Awalnya gugup sekali karena saya takut salah mengerjakan
eksperimennya," katanya.
Beruntung, ragi bukanlah zat asing buat dia. Di laboratorium sekolah, beberapa kali Winnie
mengerjakan eksperimen kimia berbahan ragi. "Saya pernah melakukan uji coba fermentasi ragi
untuk menggelembungkan balon," ujarnya.
Uji coba itu kurang berhasil meski balon bisa digelembungkan berkat CO2 (karbon dioksida) yang
keluar dari fermentasi ragi di tabung Erlenmeyer. Namun, ini perlu waktu cukup lama.
Berbekal pengalaman beruji coba dengan ragi, Winnie melakukan hal yang sama saat mengerjakan
soal eksperimen keduanya. "Bedanya, sekarang tidak ada tabung Erlenmeyer dan balon. Cuma ada
selang dan tempat air yang mirip gulungan rol film," tuturnya.
Satu per satu Winnie mencatat langkah eksperimen yang dia lakukan. Air panas dalam termos dia
masukkan ke dalam tempat air, lalu dicampur dengan ragi dan dua zat berbentuk tepung yang tak
diketahui Winnie. Setelah ditutup rapat, ia menyambungkannya dengan selang.
Hasilnya, air dalam tempat itu terdorong keluar melalui selang. Anak kedua pasangan Annie Widjaja
dan Husin Ngadimin ini mencatat kesimpulan terakhirnya. "Reaksi fermentasi ragi menghasilkan CO2
yang mendorong air dari tempatnya ke luar melalui selang," kata Winnie yakin.
Dari mana dia tahu CO2 yang mendorong air? "Dari buku-buku yang Winnie baca," jawabnya.
Minat baca Winnie termasuk tinggi untuk anak seusianya. Saat teman-temannya masih berkutat
dengan novel Harry Potter, Winnie malah lebih tertarik dengan buku-buku tentang IPA. "Harry Potter
suka sih, tetapi enggak sampai mengoleksi," katanya.
Buku-buku pelajaran IPA jadi santapan Winnie. "Asal diberi buku tentang IPA, seperti biologi, kimia,
fisika, atau astronomi, pasti dia baca," ujar Juliarni, salah seorang guru pembimbing Winnie.
Winnie memang dikondisikan sekolah agar bisa meraih prestasi di ajang olimpiade sains tingkat
nasional hingga IMSO. Kepala SD Sutomo 1 Medan Helen menuturkan, sejak tiga tahun terakhir di
sekolah itu ada science centre, semacam kelas tambahan bagi pelajar dengan prestasi ekstra. Hanya
pelajar yang duduk di kelas IV dan V yang mendapat bimbingan ekstra di sini.
"Karena mereka yang ikut lomba biasanya duduk di kelas V. Science centre untuk pelajar kelas IV
menjadi semacam penggodokan awal. Winnie bisa berprestasi seperti di ajang IMSO salah satunya
berkat scince centre," katanya.
Di kelas, Winnie bukan yang terbaik. Namun, ketekunan dan kemauan keras dia yang mengantarnya
meraih prestasi internasional.
"Di kelas Winnie ranking dua dari 50-an siswa. Sayang, siswa yang meraih ranking satu tak mau
bergabung di science centre karena takut ketinggalan pelajaran kelas," ujar Titis Sri Irfan, guru
pembimbing science centre untuk siswa kelas V.
Winnie tak pernah mengeluh dengan beban pelajaran. Hampir sebagian waktu dia habiskan untuk
belajar. Sepulang sekolah pukul 12.10, ia punya waktu sekitar dua jam untuk beristirahat. Pukul
14.00-18.00 dia habiskan di tempat les pelajaran sekolah. Setelah pulang waktunya dia gunakan
untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan belajar untuk pelajaran esok hari.
Waktu bermainnya pada akhir pekan. Biasanya dia ke rumah kakeknya atau berenang. Bermain
dengan teman sebaya dilakukannya saat di sekolah. "Saya paling suka ngobrolin soal guru, selain soal
PR," kata Winnie.
Tak sia-sia dia menghabiskan sebagian besar waktu untuk belajar. Prestasi internasional sudah
disandangnya. Ia menjadi incaran kelas khusus tambahan mata pelajaran seperti Matematika, Fisika,
Kimia, dan Biologi di SMA Sutomo 1 Medan, sekolah yang beberapa kali siswanya menjadi anggota
Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) maupun tim olimpiade sains lainnya.
Ketika dewasa kelak, Winnie ingin menjadi dokter. Ihwal cita-citanya itu, dia punya alasan. "Karena
dokter banyak membantu orang. Winnie suka pekerjaan yang bisa bermanfaat untuk orang banyak,"
ujarnya.
Hadiah uang tunai sebesar Rp 5 juta yang diraih karena prestasinya di IMSO ini akan dia serahkan ke
panti asuhan. Alasannya sederhana, "Winnie mimpi, kalau bisa dapat juara, hadiahnya harus
diberikan ke panti asuhan."
http://bukan-tokohindonesia.blogspot.com/2009/06/winnie-jesslyn-winnie-raih-emas.html
Senin, 01 November 2010 , 08:56:00
Mendidik dengan Cinta
Oleh: Aswandi
DI suatu ketika, Prof. Dr. Yohannes Surya salah seorang yang ditugaskan melahirkan sang
juara pada berbagai event olimpiade sains berskala internasional menyampaikan kisah
tentang seorang anak asuhnya yang berasal dari pedalaman papua. Anak asuh tersebut pada
mulanya bukanlah anak yang berprestasi akademik tinggi, melainkan prestasi di bawah rata-
rata anak di desanya. Akan tetapi setelah menjalani proses pembelajaran efektif di sebuah
sekolah swasta favorit di ibu kota, anak tersebut mampu mencapai prestasi akademik tinggi
menyamai siswa di kelasnya. Hal ini adalah bukti bahwa proses pembelajaran efektif
mempengaruhi prestasi akademik.
Banyak orang sukses atau mencapai prestasi puncak di dunia ini berasal dari kalangan yang
kurang beruntung dan terlahir dalam kondisi tidak berdaya, misalnya Oscar Pistorius, terlahir
sebagai bayi tanpa kaki. Ia berkata, “Orang tuaku hanya bisa menangisi keadaanku.
Jangankan berlari, berjalan sempurna saja aku tidak mampu”. Namun kemudian, ia tercataat
pemecah rekor dunia lari dan peraih tiga medali emas olimpiade karena dilatih oleh seorang
yang punya hati dan cinta. Hirotada Ototake terlahir dalam kondisi Tetra Melia, sebuah
kelainan bawaan yang membuatnya hampir tidak memiliki tangan dan kaki, tercatat sebagai
salah seorang pakar politik dan ekonomi dari Universitas Waseda Jepang dan sejak tahun
1999 bekerja sebagai co-presenter di sebuah program TV. Michio Inoue terlahir seberat 500
gram (1/2 kg) dan buta, berhasil menjadi pemenang lomba mengarang tingkat nasiona di
negerinya Jepang, Ibunya berkata, “Anakku telah mengajarkan bahwa kelembutan dan cinta
akan membuka kemampuan seseorang untuk bertahan walaupun tidak sempurna. Miyuki,
terima kasih kau mau lahir dari rahim ibu”. Hee Ach Lee terlahir hanya dengan empat jari
tangan (dua di tangan kiri dan dua di tangan kanan) dan kaki sebatas lutut, tetapi ia mahir
memainkan piano dari karya Mozart dan Chopin karena aku punya seorang ibu yang luar
biasa mencurahkan kasih sayangnya dan membuat aku mampu melampau keterbatasanku”.
Helen Keller adalah contoh lain dari seorang anak yang sejak usia dua tahun mengalami
kebutaan, kemudian setelah dewasa mencapai prestasi akademik tertinggi (summa cum
laude) dari sebuah universitas bergensi di dunia ini, yakni Harvard University. Ia tercatat
sebagai seorang wanita pertama dengan prestasi akademik tertinggi sekalipun dalam kondisi
buta karena diasuh oleh Sulivan seorang suster yang mengasuhnya dengan penuh cinta
kasih.Sheila, Dave Pelzer, Benjamin Carson, bukti lain dari anak manusia yang sejak kecil
telah terluka dan terbelenggu hatinya, namun setelah besar mereka mencapai sukses di dunia
ini, bahkan kesuksesan mereka melebihi dari kesuksesan yang pernah diraih oleh orang lain.
Mereka dibesarkan oleh seseorang yang memiliki tangan penuh barokah.
Pertanyaannya, mengapa kita yang normal dan secara materi berkecukupan tidak mencapai
prestasi, sementara mereka yang serba kekurangan dan keterbatasan itu berhasil mencapai
prestasi luar biasa. Satu diantara jawabannya adalah karena mereka dibesar, diasuh, dilatih
dan dididik dengan penuh kasih sayang dan tulus ikhlas. Anehnya, para pendidik dan guru
yang penuh cinta kasih dan tulus ikhlas tersebut ternyata tidak mesti orang tuanya sendiri.
Mereka adalah sedikit diantara orang tua, pendidik yang memiliki kesadaran identitas tinggi
dan menjalankan proses pendidikan, pengasuhan dan pembelajaran efektif.Pembelajaran yang
efektif tidak dapat disederhanakan menjadi bentuk, teknik, dan metode pembelajaran belaka,
pengajaran yang baik berasal dari identitas/jati diri dan integritas guru. Dalam artian
pembelajaran yang efektif berasal dari orang yang efektif pula. Ketika kita makin memahami
siapa diri kita, kita bisa mempelajari teknik yang bisa mengungkap, dan bukannya
menyembunyikan identitas kita menjadi sumber pembelajaran yang baik, dikutip dari Parker
J. Palmer (2009) dalam bukunya “The Courage to Teach”.
Arthur F. Carmazzi (2006) dalam bukunya “Identity Intelligence” menyatakan bahwa
identitas adalah unsur utama pemberi semangat dalam berbagai hal dan benar-benar tidak
mempunyai motivasi dalam hal lainnya.
Pendapat lain menyatakan, “identitas adalah jaringan di seputar diri kita dimana semua
kekuatan yang membangun hidup kita terkumpul dalam jati diri kita, bukan hanya pada
karakter kita yang luhur atau pada amalan baik dan gaya pemberani yang kita lakukan untuk
menutupi dan menyembunyikan kekurangannya sebagaimana sering dilakukan oleh banyak
orang yang kurang percaya diri. Identitas itu juga berkaitan dengan bayangan kita,
kekurangan dan keterbatasan kita, rasa sakit hati kita, rasa ketakutan kita, dan kemampuan
serta kekuatan kita”, dikutip dari Parker J. Palmer (2009).
Kesuksesan dan kegagalan dalam hidup ini dipengaruhi oleh kecerdasan identitas, yakni hasil
perpaduan antara memupuk kesadaran yang lebih besar tentang cara dan alasan seseorang
bereaksi terhadap lingkungannya dan kesadarannya tentang siapa dirinya sesungguhnya”.
Sehubungan dengan itu, maka mengenali dan menemukan identitas diri sangatlah penting,
karena di sana ditemukan sebuah kebenaran. Menemukan identitas diri berarti menemukan
kunci keselarasan yang kemudian membebaskan diri dari kebiasaan dan sifat yang menjadi
penghalang untuk memperoleh semua yang diinginkan. Jika kebebasan muncul, maka
kemampuan menggunakan lebih banyak otak untuk melihat lebih banyak kesempatan dalam
lingkungan dimana ia berada.
Untuk bisa mengajar secara efektif, lebih mengenal peserta didik dan bidang ilmu yang
diajarkan sangatlah tergantung pada kemampuan dan kesadaran kita mengenali identitas diri
kita sendiri. Semakin kita mengenal identitas/jati diri atau siapa diri kita sebenarnya, maka
semakin efektif pengajaran yang kita berikan dan semakin mudah pula kehidupan kita.
Frank McCourt (2009) dalam bukunya “Teacher Man, a Memoir” membenarkan pendapat di
atas, ia menyatakan bahwa; “Sebelum siswa memasuki ruang kelas, seorang pendidik harus
memutuskan dimana posisinya (sikap dan penempatan), serta siapa dirinya (identitas dan
citra). Seorang pendidik tidak akan dapat mengajar dengan kualitas tinggi, kecuali mereka
tahu posisi diri mereka, untuk itu para pendidik harus mengetahui identitas atau jati dirinya
selaku seorang pendidik, dan siswa tidak peduli terhadap gelar akademik yang disandang
gurunya, berapa banyak buku yang telah dibaca dan ditulisnya, serta penelitian yang
dilakukannya. Yang lebih mereka (peserta didik) rasakan dan pentingkan adalah apakah
gurunya benar-benar ada bersama mereka dan dari perasaan itulah mereka merespons
pengajaran yang disampaikan gurunya. Menjadi semakin jelas, bahwa pada setiap tingkat dan
jenis pendidikan, identitas diri seorang pendidik menjadi kunci keberhasilan pengajaran.
Beberapa tahun lalu, penulis bertemu seorang guru berprestasi tingkat nasional karena
terbukti berhasil mengantarkan siswa-siswinya menjadi juara olimpiade sains internasional
yang sangat membanggakan kita semua. Guru berprestasi tersebut sangat sederhana, ia
tinggal bersama keluarga di sebuah rumah yang sangat kecil tetapi berfungsi ganda tanpa
sedikitpun merasa malu karena serba kekurangan dan keterbatasan tersebut., ia jalini profesi
sebagai guru dengan penuh tanggungjawab (Penulis, Dosen FKIP Untan)
http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=komentar&id=42022
''Learning is Attractive and Meaningful''Kiat Sukses SD Santo Yoseph 1 DenpasarSD Santo Yoseph 1
Denpasar sepertinya tak diragukan lagi, baik di bidang akademik (kurikuler) maupun
nonakademiknya (ekstrakurikuler). Boleh dibilang sekolah ini adalah ''gudangnya'' anak-anak
berprestasi. Di bidang akademik, sekolah ini tak pernah absen ikut olimpiade mulai tingkat lokal,
nasional hingga internasional mulai dari matematika, IPA dan lain sebagainya. Dan, hasilnya anak
didiknya membawa kejuaraan ketika pulang.
Ditemui usai acara Misa Kudus yang dipimpin langsung Rm Kris Ratu, SVD., Kepala SD 1 Santo Yoseph
Denpasar R.Y. Hendriyathi, S.Pd. mengatakan, tak ada kunci istimewa bisa ''mencetak'' anak-anak
berprestasi. Sebab, kurikulum yang diterapkan di sekolah ini tak jauh beda dengan SD lainnya.
''Hanya model pembelajarannya diubah menjadi belajar yang menyenangkan dan bermakna atau
learning is attractive and meaningful,'' ucapnya.
Rupanya dengan cara itu, anak-anak yang belajar di sekolah ini tidak merasa terbebani dengan
pelajaran yang diberikan para guru. Di samping itu, dalam proses pembelajaran, para guru
memanfaatkan IT. ''Kami menggunakan LCD dalam proses belajar-mengajar,'' tuturnya. Di LCD itu
diselipkan ilustrasi-ilustrasi menarik yang berkaitan dengan pelajaran, sehingga anak-anak selalu
senang belajar. Di samping itu, ada lab komputer, setiap anak menggunakan satu komputer, serta
kewajiban anak membaca apa saja di perpustakaan selama satu jam setiap hari secara bergilir.
Ia menambahkan, untuk melatih kecakapan dan keterampilan siswa, diadakan beberapa program
unggulan. Di antaranya, science club (klas III sampai V meliputi matematika, IPA, bahasa Inggris dan
Mandarin), English club, computer club, English day. Selain itu ada kegiatan ekstrakurikuler seperti
marching band, paduan suara, band sekolah, karawitan Bali, tari Bali, modeling, melukis, teater
sekolah, pramuka, dan olahraga. Kiat lainnya, menyertakan guru-guru meningkatkan kualifikasinya
ke S-2. Kini ada lima guru sedang studi S-2. ''Kunci terakhir yang paling penting diterapkan di sekolah
ini yakni disiplin. Ini tak boleh ditawar, karena dengan disiplin kami bisa mengantar anak-anak ke
gerbang kesuksesan,'' tuturnya.
Anak-anak SD Sato Yoseph 1 yang berprestasi dalam lima tahun terakhir, di antaranya Harfiyanto
Dharma Santoso meraih medali emas dalam HEMIC di Hongkong dan medali perunggu Olimpiade
Matematika Internasional, Hendrawijaya meraih perunggu Olimpiade Matematika Internasional,
Deas Prouditya Raharjo meraih emas Olimpiade Sains Nasional, Giovanna Prajatri Surialim meraih
perak Olimpiade Matematika dan Sains Internasional, dll. Tahun 2011, Agung Krisna meraih juara I
Olimpiade Kota Denpasar, Margareta Asri Sawitri juara I bahasa Inggris dan Matematika Cerebrofort,
Diva Angelina juara I Olimpiade SD se-Densel, Davin Tandy juara II Olimpiade Matematika se-Densel
dan juara II Olimpiade Matematika SMP St. Santo Yoseph Denpasar, Agnes Aditya Rahajeng meraih
The Favorit Winnerlomba Bahasa Inggris 45 tahun SMAN 2 Denpasar, Maria Cristabella juara I siswa
Berprestasi se-Denbar, juara I paduan suara se-Denbar, juara I dan II lomba news reading Tk SD se-
Kota Denpasar. Tahun ini tiga siswanya sedang mengikuti pemantapan di Kota Denpasar untuk ikut
Olimpiade Matematika dan IPA. (r)
http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaindex&kid=10&id=49360
Siswi kelas 2 dan 3 SMU Santa Laurensia Tangerang ini telah mengharumkan nama
Indonesia sebagai pasangan ilmuwan muda di ajang The 15th International Conference of
Young Scientists, di Chernivtsi, Ukraina, 18-23 April 2008 lalu. Keprihatinan pada masalah
ledakan jumlah penduduk di Indonesia, mengantarkan mereka untuk merebut medali perak
pada konferensi ilmuwan muda tingkat dunia itu. Keduanya berhasil membuktikan lewat
serangkaian penelitian, bahwa ekstrak kulit buah manggis, berpotensi untuk menjadi alat
kontrasepsi atau KB bagi pria yang efektif.
Ttrio jagoan Fisika Kevin Winata, Thomas A Nugraha Budi dan Tyas Kokasih dan
Matematika Nanang Susyanto
Sementara jika fisika dan matematika adalah 2 mata pelajaran yang ditakuti oleh kebanyakan
siswa sekolah, hal itu tidak berlaku bagi trio jagoan fisika dan matematika ini. Mereka yang
semuanya tidak suka pelajaran menghapal ini, sukses menorehkan prestasi membanggakan di
dunia fisika internasional. Mereka bertiga keluar sebagai peraih medali emas, perak dan
perunggu pada ajang Olimpiade Fisika Internasional di Mongolia pada 20-28 April lalu.
Sedangkan Nanang adalah jagoan matematika yang berasal dari keluarga buruh tani di
kawasan Temanggung, Jawa Tengah. Nanang yang nyaris putus sekolah setamat SD itu,
beberapa kali mengikuti olimpiade matematika tingkat internasional. Prestasi tertingginya
antara lain finalis olimpiade matematika di Yunani pada 2004 dan peraih perunggu di
olimpiade matematika Bulgaria tahun 2005. Kini lulusan MIPA UGM itu memilih mengabdi
sebagai pendamping dan pembimbing tim olimpiade matematika Indonesia, sembari
menunggu kerja sebagai dosen di UGM.
Bagi dia tak terbayangkan bahwa akhirnya dia menyukai dan menggeluti dunia perbintangan.
Anak pasangan guru di Trenggalek Jawa Timur ini, menjadi peraih penghargaan tertinggi
Olimpiade Astronomi Internasional di Ukraina pada Oktober 2007 lalu. Zef yang sebenarnya
mendaftar untuk olimpiade sains itu, terdampar sebagai peserta olimpiade astronomi, bidang
yang sama sekali tak pernah dikenalnya sebelumnya. Namun berkat kecemerlangan otak Zef,
dengan waktu pelatihan dan bimbingan yang singkat, mampu mengantarkannya sebagai
peraih medali emas pada ajang itu.
Mereka menjadi juara 1 kelompok usia 15 tahun dan juara 3 kelompok usia 11 tahun di
Kejuaraan Dunia Catur Pelajar ke-3 di Yunani pada 28 April-5 Mei 2007. Farid, mengasah
bakat caturnya sembari menunggui gerobak rokok bapaknya, yang mangkal di depan Sekolah
Catur Utut Adianto. Sementara Masruri diajari catur oleh bapaknya yang sopir bajaj, sebagai
aktivitas harian sepulang sekolah, supaya tidak melakukan kegiatan yang tipikal dilakukan
oleh anak sebayanya di lingkungan permukiman kumuh sekitarnya. Dan kini, kedua pelajar
SD dan SMP ini telah menjadi Master Catur Dunia!
Di tahun 2004, Septinus George Saa, siswa SMUN 3 Wamena, Jayapura, berhasil menjadi
juara I lomba Internasional Eksperimen Fisika The First Step to Nobel Prize in Physics 2004.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, tim FE UI berhasil meraih Golden Prize dalam
Kompetisi Bisnis Dunia Oreal E-Strat Challenge 4.
Di akhir 2004, Indonesia dibuat bangga oleh 8 dari 12 siswa SLTP yang berkiprah dalam
International Junior Science Olympiade (IJSO) atau yang lebih dikenal sebagai olimpiade
sains. Indonesia pun meraih medali emas. Bahkan , 5 anak Indonesia diantara mereka
menempati urutan 5 besar utama.
Mereka bersaing ketat dengan 85 peserta dari 30 negara di 5 benua. Apalagi dua Negara lain
seperti Korea & China dikenal sebagai gudang anak- anak jenius. Diptarama, salah satu
peserta dari Indonesia meraih gelar absolute winner (nilai tertinggi dari keseluruhan tes).
Begitu pula Stephanie Senna yang meraih Best Experimental Winner (nilai tertinggi di uji
eksperimen). Indonesia pun tercatat saat International Young Phisicist Tournament (IYPT) di
Brisbane Australia, Indonesia meraih emas dengan urutan ke-5.
Dari beberapa data tersebut, membuat kita paham bahwa kemampuan akademis, kecerdasan
& daya analisis generasi muda kita sangat besar.
Prestasi yang diraih oleh putra- putri Indonesia tidak hanya pada bidang akademis, tapi juga
olahraga. Pada kejuaraan renang Asia ke-7, Indonesia menjadi salah satu peserta dari 20
negara yang ikut berpartisipasi. Beberapa atlet junior menunjukkan kebolehannya, seperti
Alvin Daniel Yus (Jabar), Andika Surya Adi (Jateng), Harizal (Sumbar), serta beberapa atlet
putri. Namun, pada ajang ini hanya 1 orang wakil dari Indonesia yang mampu mencapai
final.
Nah, sudah lihat kan banyaknya prestasi Indonesia (tentunya dengan jerih payah
mereka dan kekuatan serta kelebihannya). Akhir kata, teruslah kembangkan
potensimu, karena usaha dapat mengalahkan bakat yang luar biasa sekalipun, dengan
kita berusaha, pasti ada jalan menuju kesuksesan…!!
http://tingdongwok.blogdetik.com/2010/01/11/prestasi-akademik-indonesia-di-kalangan-
internasional/
Students must develop the ability to conduct science investigations using prior knowledge and
experiences, along with treating science investigations as problem solving.
Problem solving is the essence of scientific investigations. Students are given a problem or
they identify a problem, then they follow the guidelines of problem based learning (PBL) to
solve in the problem. As they follow the investigative process, they use the science process
skills which are the methods and procedures of scientific investigation.
Problem solving relies heavily on the effective use of the science process skills by students to
complete an investigation. Problem based learning, like problem solving, also relies on the
proper use of the science process skills by students to solve problems.
Problem solving in science is typically referred to as the scientific habits of mind. These
include:
Ads by Google
XML to PDF Engine On the fly XML to PDF conversion, supports Visual Design. Try now!
www.ecrion.com
Root Cause Analysis Root Cause Training that Changes the way People Think! www.failsafe-
network.com
The science process skills are the foundation of problem solving in science and the scientific
method. These skills are separated into two categories – basic and integrated. The six basic
science process skills (grades K-12) are:
Observing – using the 5 senses to find out information about objects: an object’s
characteristics, properties, similarities, and other identification features.
Classifying – the process of grouping and ordering objects.
Measuring – comparing unknown quantities with known quantities, such as: standard and
non-standard units of measure.
Communicating – using multimedia, written, graphs, images, or other means to share
findings.
Inferring – forming ideas to explain observations.
Predicting – developing an assumption of the expected outcome.
After reviewing both problem solving in science and the science process skills, you can see
that these approaches to science investigations have similar characteristics. Considering this,
the following are recommended strategies for conducting science investigations:
Read on
Scientific Method and Problem Based Learning
Science Fair Projects Incorporating Technology
Web Based Science Inquiry Learning Centers
Ask Questions – have students reflect on prior knowledge and experiences to develop their
questions as they analyze the problem at hand.
Problem Statement – a hypothesis of based on the results of answers to questions and prior
knowledge and experiences.
Isolate and Control Variables – work with one independent and dependent variable at a time
to avoid confusion and erroneous data. Be sure they identify variables that do not change
throughout the investigation – control variables.
Record Keeping – accurately record answers to questions for comparison with data
collected.
Reason by Analogy – an inference that findings are related to similar findings in a related
investigation.
Model – use diagrams, concept maps, graphs, pictures, physical models, and other means to
explain an investigation’s findings.
Visit Scientific Method and Problem Based Learning for additional information regarding the
connection between these two methods. Also, visit Understanding Scientific Inquiry for
additional ideas regarding student problem solving in science.
Read more at Suite101: Problem Solving and Science Process Skills: Science Investigation Skills is
Important for Problem Based Learning | Suite101.com http://www.suite101.com/content/problem-
solving-and-science-process-skills-a65807#ixzz1LXIZfrmj
http://www.suite101.com/content/problem-solving-and-science-process-skills-a65807
Olimpiade Sains Nasional adalah ajang berkompetisi dalam bidang sains bagi para siswa
pada jenjang SD, SMP, dan SMA di Indonesia. Siswa yang mengikuti Olimpiade Sains
Nasional adalah siswa yang telah lolos seleksi tingkat kabupaten dan propinsi dan karenanya
adalah siswa-siswa terbaik dari propinsinya masing-masing.
Pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional ini didasarkan pada kesuksesan Indonesia sebagai
tuan rumah Olimpiade Fisika Internasional (IPhO - International Physics Olympiad) yang
diselenggarakan di Bali pada tahun 2002.
Olimpiade Sains Nasional diadakan setiap tahun di kota yang berbeda-beda. Kegiatan ini
merupakan salah satu bagian dari rangkaian seleksi untuk mendapatkan siswa-siswi terbaik
dari seluruh Indonesia yang akan dibimbing lebih lanjut oleh tim bidang kompetisi masing-
masing dan akan diikutsertakan pada olimpiade-olimpiade tingkat internasional.
http://id.wikipedia.org/wiki/Olimpiade_Sains_Nasional
SMPN 2 ROGOJAMPI
Banyak sekali perubahan, inovasi dan perkembangan telah terjadi di SMPN 2 Rogojampi ini.
Selama menjadi Sekolah Terakreditasi sampai Rintisan SSN di bawah kepemimpinan Ibu
Dra. Hj. Ratnaningsih, MMPd. kini semakin nampak dan nyata perubahan kearah positif yang
langsung dapat dirasakan oleh siswa, bapak/ibu guru dan masyarakat, ada beberapa kiat
sukses yang sudah dijalankan seperti menerapkan sistem pembelajaran PAKEM.
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh
suatu sistem pendidikan. Ia ibarat jantung dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik
cenderung menghasilkan lulusan yang baik pula demikian pula sebaliknya.
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan keseluruh pelosok tanah air
adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan atau disingkat PAKEM.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya. Belajar memang merupakan suatu proses
aktif dari si siswa dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya
menerima ceramah dari guru tentang pengetahuan saja. Peran aktif dari siswa sangat penting
dalam rangka pembentukan generasi yang aktif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru dapat menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Efektif, yaitu menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran siswa
berlangsung.
Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa
memusatkan perhatiannya secara penuh pada pelajaran sehingga waktu curah perhatiannya
(“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian tingginya waktu curah perhatian dapat
meningkatkan hasil belajar.
Selain kiat-kiat tersebut di atas juga adanya:
> Keberanian Kepala Sekolah melakukan perubahan
> Berpikir logis dalam melakukan perubahan
> Melaksanakan pola kemitraan dalam melakukan perubahan
> Pengambilan kebijakan dengan pola partisipatif
> Memberikan kebebasan berinovasi kepada warga sekolah
> Pemberdayaan Komite Sekolah ikut serta menyusun RAPBS, menangani pembuatan
tempat wudlu, pembutan urinoir, wc sekolah, pembuatan ruang multi media, pemasangan
keramik selasar dan keramik ruang lobi, merehab ruang guru; membongkar tembok pemisah
gudang di tembus dengan ruang guru sehingga ruang guru manjadi lebih luas.
> Menjalin kerja sama dengan dunia wirausaha : Seperti membangun kantin sekolah,
menggunakan dana dari partisipasi para guru dan Komite Sekolah.
Setiap hari Sabtu siswa melaksanakan istighosah bersama Bapak-Ibu guru dengan membaca
Asma’ul Husnah, juga mewajibkan siwa untuk melaksanakan kegiatan membaca di
perpustakaan.
http://smpn2rog.blogspot.com/2008/11/kiat-menuju-sukses.html