Anda di halaman 1dari 10

Nama : Adinda Amelia

Nim : 2005114228

CARA BIJAK MEMBAGI WAKTU DALAM MENGASUH ANAK USIA DINI

Orangtua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak.

Pendidik yang pertama, karena orangtualah yang pertama kali melakukan

kegiatan pendidikan untuk memberikan pengaruh positif maupun negatif,

bahkan semenjak dalam kandungan. Sebagai pendidik yang utama karena anak

menjalin hubungan yang sangat kuat dalam waktu yang panjang dan dalam ikatan

hubungan emosional yang kuat dengan orangtuanya. Sebuah penelitian

menyimpulkan bahwa orangtua memberi pengaruh sebesar 70% terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anaknya, sisanya 30% dipengaruhi oleh

lingkungan yaitu sekolah dan masyarakat. Sebab, anak lebih banyak menghabiskan

waktunya bersama keluarga (utamanya dengan orangtuanya). Bahkan secara

umum, orangtualah yang paling tulus ikhlas dalam melayani anak kandungnya. Untuk

itu, orangtua yang menginginkan masa depan anak-anaknya sukses, bermanfaat

bagi sesamanya, berakhlak mulia, dan bahagia perlu belajar cara bergaul dan

melayani anak dengan benar. Sayangnya, banyak orangtua malah melakukan hal

yang seharus tidak dilakukan kepada anaknya

Menjadi orang tua bijaksana sehingga merugikan perkembangan anak.

Sebaliknya, mereka tidak melakukan hal-hal yang sebenarnya sangat dibutuhkan

anak-anak agar mereka tumbuh dan berkembang optimal. Akibatnya,


pertumbuhan dan perkembangan anak-anak menjadi tidak maksimal.Tak hanya

itu, pada beberapa kasus malah berkembang menjadi anak bermasalah yang

dapat merugikan masa depannya. Selain juga, merugikan pihak lain

(masyarakat dan keluarga) dengan kebiasaannya membuat masalah. Hal

tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman orangtua tentang pendidikan anak

usia dini.

Menjadi orangtua bijaksana, yang mampu mengasuh dengan bijaksana,

sebenarnya bisa dilakukan oleh siapapun. Asalkan mau sabar dan belajar. Orangtua

yang bijaksana akan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak. Kelak setelah dewasa, anak akan menjadi

”seseorang” sangat dipengaruhi pola asuh yang diberlakukan oleh orangtuanya.

Secara normal tidak ada orangtua yang menghendaki anaknya sengsara dan tidak

bahagia di masa dewasanya. Sayangnya, tidak jarang orangtua yang melakukan

kesalahan dan berdampak buruk. Penyebabnya, kekurangpahaman orangtua, serta

kurangnya pengetahuan. Rumah adalah basis utama pendidikan dan sebagai

pendidik utamanya adalah orangtua. Orangtua adalah faktor utama yang

memengaruhi anak kelak. Untuk itu, rumah sebagai basis utama pendidikan

harus mendapat perhatian dibanding sekolah. Jika para pendidik di sekolah

secara berkala mendapat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, maka sudah

selayaknya orangtua juga mengupayakan dirinya agar meningkat kemampuannya.

Menjadi Orang Tua BijaksanaJika guru di sekolah memberlakukan

peraturan jumlah minimal waktu mengajar, maka orangtua sudah selayaknya

menyediakan waktu yang cukup untuk bersama anak, mulai dari bermain

bersama anaknya dan mendampingi anaknya belajar. Jika tugas guru di sekolah
mungkin saja digantikan oleh guru lain, maka tugas orangtua nyaris tidak

mungkin digantikan, kecuali oleh keadaan yang memaksa.

Kemampuan mengatur waktu merupakan soft skill yang harus dimiliki semua

orang. Dengan memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik, seseorang punya

disiplin diri sendiri yang sangat menolong kehidupannya kelak.

Masalahnya, kemampuan manajemen waktu ini tidak bisa dikuasai dalam

semalam. Apalagi jika baru dilakukan saat seseorang beranjak dewasa. Di usia dini,

banyak orangtua yang merasa punya otoritas mengontrol penuh jadwal keseharian

anak. Padahal, anggapan itu tidaklah benar. Demi kesuksesan anak di masa depan,

anak perlu berlatih mengatur waktu dan belajar menentukan prioritas dengan baik

sejak dini.

Merebaknya pandemi COVID-19 pastinya bukan hal yang mudah. Anjuran

pemerintah untuk melakukan segala aktivitas dari rumah membuat orangtua harus

menjalani peran ganda; nakhoda keluarga, ibu dan ayah, sekaligus tenaga pendidik

yang memantau keseharian anak agar tetap tersentuh pendidikan.

Jika sudah begini, mengatur waktu dengan mumpuni menjadi keterampilan

berharga yang tidak diajarkan di mana pun. Manajemen waktu efektif akan menjaga

kegiatan yang berlangsung di rumah tetap berjalan normal seperti sedia kala. Tak

hanya itu, mengatur waktu akan mencegah orangtua terkena stres dan kinerja anak

bersekolah dari rumah tetap optimal.

Berikut ini langkah yang dapat Parents terapkan perihal cara mengatur waktu anak :

1. Atur waktu tidur


Disiplin terhadap waktu tidur adalah hal termudah yang bisa Mama

ajarkan pada anak sejak dini. Ajari anak untuk mematuhi waktu tidur yang

harus mereka lakukan setiap hari.

Anak-anak usia 5-12 tahun umumnya membutuhkan waktu sekitar 10-11

jam tidur per hari. Penuhi waktu tidur ini secara konsisten dan rutin

terutama di hari-hari sekolah.

Jika anak harus tidur jam 20.00, pastikan anak sudah berada di tempat

tidur 30 menit sebelum waktunya sehingga ia tahu mengondisikan suasana

jelang jam tidur. Selain itu, usahakan anak bangun dan pergi tidur pada jam

yang sama setiap hari untuk waktu istirahat berkualitas.

2. Tetapkan jam makan

Meski tampak sepele, tetapi menetapkan jadwal makan rutin dapat

membantu anak mengenal manajemen waktu secara disiplin.

Tak hanya itu saja, penetapan jadwal makan ini juga menjadi bagian

pembelajaran bagi anak tentang prioritas kesehatan. Anak akan belajar

bahwa sesibuk apapun ia nantinya di masa depan, kesehatan tetap menjadi

keutamaan yang tak dapat tergantikan.

Selain itu, menetapkan durasi makan juga perlu diajarkan pada anak.

Misalnya: waktu makan malam bersama keluarga selama satu jam. Di saat ini,

anak harus mematuhinya tanpa ada distraksi gadget atau pun peralatan

elektronik, dan hanya fokus pada kegiatan makan.

3. Diskusikan rencana dalam keseharian

Biasanya Anda menjadikan akhir pekan untuk menghabiskan waktu melepas

penat di luar rumah, maka kali ini alihkan waktu tersebut untuk berdiskusi
dengan seluruh anggota keluarga. Libatkan si kecil mengobrol terkait apa saja

yang akan mereka lakukan di minggu berikutnya.

Bila perlu, gunakan kalender untuk menyusun tugas harian dan mingguan.

Tandai rencana tersebut dengan spidol atau stiker menarik agar mudah

diingat. Untuk tahap awal, Parents dapat menggunakan timer untuk

mengetahui berapa lama waktu efektif yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu kegiatan. Urutkan setiap kegiatan atau tugas sekolah anak dengan

langkah seperti ini:

 Tentukan deadline penyelesaian setiap tugas agar anak memiliki waktu

untuk melakukan aktivitas lain

 Rancang waktu pertemuan online yang diharuskan

 Tetapkan jam pertemuan virtual dengan guru

4. Membuat jadwal pribadi

Selain jadwal rutinitas di sekolah, ajak anak untuk membuat jadwal

yang berisi kegiatan-kegiatan yang akan ia lakukan sepulang sekolah. Jadwal

ini bisa berupa tabel sederhana berisi jenis kegiatan dan waktu, mencakup

hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar hingga bermain.

Jadwal pribadi ini sangat efektif melatih anak merunut hal yang harus

dilakukan sehingga tak ada yang terlewatkan. Dengan jadwal pribadi ini, anak

lambat laun akan memahami bahwa segala aktivitas dapat diselesaikan dengan

baik dengan perencanaan waktu yang baik pula.

5. Cek jadwal secara berkala

Perencanaan harian akan sangat membantu bagi Parents yang kerap

lupa. Catat semua tugas yang harus dilakukan semua anak keesokan harinya.
Jika anak sudah agak besar, Anda dapat mengarahkannya melakukan hal ini

sendiri sehingga ia bertanggung jawab akan tugas penting yang harus

diselesaikan lebih dulu.

Agar teratur, jangan lupa menandai tugas yang sudah selesai hari itu

baik manual atau aplikasi otomatis sehingga anak memiliki kesempatan

melakukan hal lain di sisa hari.

6. Latih anak bertanggungjawab dan disiplin

Alih-alih memaksa untuk menyelesaikan pekerjaan atau rutinitas

sehari-hari, ajak Anak untuk bersama-sama membuat jadwal pribadi yang

mencakup berbagai aktivitas dan tugas yang sesuai dengan usianya. Ajari si

Kecil untuk bertanggungjawab menyelesaikan jadwal pekerjaan yang telah

dibuatnya. Dengan cara ini, anak akan belajar soal disiplin terhadap apa yang

sudah direncanakannya sendiri.

Melatih anak mengatur waktu mungkin bukan hal yang mudah bagi

orangtua. Namun, bagaimanapun keadaaannya, biarkan anak belajar dan

berproses sendiri. Yang tak kalah penting, anak akan selalu melihat role

model dari orang terdekatnya. Oleh karena itu, berilah contoh langsung

padanya.

7. Ciptakan ruangan khusus untuk belajar

Tak kalah penting, jangan lupa menyediakan ruang belajar yang nyaman

bagi anak melakukan kegiatan belajar. Perhatikan aspek yang mendukung

seperti pencahayaan ruangan, suhu, dan komponen lain yang mendukung

misalnya meja dan kursi belajar yang nyaman. Supaya anak semakin semangat,

libatkan ia memilih perangkat belajar yang diinginkan.


8. Gunakan Metode Pomodoro

Metode Pomodoro adalah sebuah teknik belajar menggunakan time

management, di mana metode ini akan membantu anak-anak menjadi produktif

dan bekerja secara efisien selama 25 menit. Dikembangkan oleh Francesco

Cirillo pada penghujung 1980 silam, metode ini akan membantu

mengoptimalkan waktu belajar online kendati tak ada guru yang mengawasi.

Orangtua dapat melakukan tiga hal berikut untuk mendukung metode

pomodoro berjalan dengan baik:

 Menyetel timer selama 25 menit untuk satu sesi tanpa gangguan waktu

belajar

 Mengizinkan anak istirahat 5 menit untuk melakukan sesuatu yang lain

 Membiarkan mereka beristirahat selama 15 menit begitu mereka

menyelesaikan 4 sesi aktivitas

9. Istirahat teratur

Rasa malas bisa menyerang kapan saja, akibatnya anak akan

memperlakukan masa karantina layaknya libur sekolah panjang. Agar ini tidak

terjadi, pastikan anak tetap memiliki jadwal tidur teratur selama 8 hingga 10

jam setiap harinya. Buat jadwal seperti saat mereka harus bangun pagi dan

pergi ke sekolah setiap pagi. Selain itu, usahakan anak bangun dan pergi tidur

pada jam yang sama setiap hari untuk waktu istirahat berkualitas.
10. Berikan apresiasi

Pernahkah Parents mengapresiasi setiap anak menyelesaikan tugasnya?

Kendati sepele, tak ada salahnya memberikan pujian sederhana bermakna

positif agar anak kian percaya diri.

Orangtua juga bisa merayakan pencapaian anak saat berhasil

melakukan manajemen waktu yang baik melalui kegiatan yang menyenangkan,

misalnya memasak menu enak untuk berbuka atau menonton film.

11. Pembicaraan di meja makan

Saat makan adalah kesempatan baik untuk berkomunikasi dengan anak.

Upayakan dengan posisi melingkar. Jika tidak punya meja makan, bisa

dengan duduk beralas tikar. Tidak penting bentuk meja, ruang makan, dan

menu makanannya. Utamanya adalah bisa makan bersama, mengobrol,

dalam suasana damai yang diciptakan. Berikut beberapa tip makan

bersama:

 Usahakan minimal seminggu sekali makan bersama keluarga

 Pastikan sebelum makan bersama semua dalam keadaan gembira

 Pancing anak-anak untuk menceritakan pengalamannyad

 Berbagai hal misalnya pembagian tugas rumah, menentukan

cat rumah, dan lainnya, bisa dimusyawarahkan di meja makan

 Masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga bisa dicarikan jalan

keluar dengan musyawarah di meja makan

 Makan bersama dalam rangka membangun keakraban keluarga


12. Obrolan menjelang tidur

Ketika anak-anak berangkat tidur sebaiknya orangtua mendampingi.

Kegiatan yang bisa dilakukan antara lain mendongeng, membacakan

buku cerita, atau mengobrol, sambil memijit-mijit lembut kaki anaknya.

Berikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan pengalamannya,

saat di rumah, bersama teman-teman di kampung, maupun di sekolah.

Orangtua hendaknya mendengarkan dengan seksama yang diceritakan anak.

Silakan bertanya bila ada yang belum dimengerti. Jangan mengkritik atau

mengadili anak dengan mengatakan salah atau benar. Anak bebas

menceritakan seluruh pengalamannya. Sifat kritis dan menyalahkan

dari orangtua hanya akan membelenggu kebebasan anak dalam

menyampaikan isi hatinya. Orangtua juga dapat menyisipkan pesan-pesan

moral dan etika melalui obrolan ini.

13. Berkomunikasi

Berkomunikasi atau mengobrol adalah salah satu cara untuk

mengembangkan perilaku dan kemampuan dasar anak usia dini. Lakukan

kegiatan ini semenjak dalam kandungan. Mengobrol akan meningkatkan

kemampuan berkomunikasi anak sekaligus memperbanyak ragam kata yang

diketahui. Kegiatan mengobrol bersama anak juga meningkatkan

kecerdasan berbahasa, dan intelegensinya. Daya pikir, daya cipta,

imajinasi, daya inisiasi, emosi, sosial, moral, agama, pengetahuan, fisik,

seni, dan lainnya akan meningkat sejalan dengan meningkatnya kemampuan

intelektualnya (intelegensinya). Oleh karena itu, sediakan waktu sebanyak-

banyaknya untuk mengobrol bersama anak. Kurangi acara nonton TV


karena sedikit sekali memberikan nilai tambah kepada anak. Bahkan,

seringkali merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak hendaknya diperlakukan sebagai pribadi yang dihargai

sebagaimana ibu-bapak menghargai orang yang sejajar dengan kita. Ini

menjadi penting karena akan meningkatkan harga diri dan rasa percaya

dirinya (konsep diri). Selain juga secara langsung mengajarkan untuk

bersikap menghargai orang lain. Anak adalah peniru yang ulung. Mereka

belajar dari apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Oleh karena itu

hanya hal-hal positif yang perlu diberikan kepada anak.

Kehangatan kasih sayang orangtua, bisa memengaruhi secara

positif pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang diberi kehangatan

dan kasih sayang yang tulus akan meningkatkan status kesehatan dan

kecerdasan anak. Banjiri anak-anak dengan kalimat yang menyenangkan,

sentuhan kasih-sayang, pelukan, ciuman, senyuman, dipangku, dibelai, dan

lain-lain. Anak yang merasa lingkungannya (utamanya orangtua) memberi

kasih sayang yang tulus dan dalam jumlah yang cukup. Hasilnya, bisa

dipastikan bahwa anak akan bersikap dan berprilaku positip.

Sebaliknya, anak merasa tidak mendapatkan perhatian dan kasih-sayang

dari orangtuanya seperti yang diharapkan, maka anak berisiko akan

berkembang menjadi anak bermasalah.

Anda mungkin juga menyukai