Anda di halaman 1dari 50

Chapter

40
FISIKA
40.1Radiasi Benda Hitamdan
Hipotesis Planck
KUANTUM
40.2Efek Fotolistrik
40.3Efek Compton
40.4Sifat Gelombang
Elektromagnetik
40.5 Sifat Gelombang Partikel
40.6 Model Baru : Partikel
Kuantum
40.7 Dua Celah Percobaan
Revisited
40.8 Prinsip Ketidakpastian

P
ada bab sebelumnya, kita telah membahas sebuah fakta bahwa mekanika Newtonian
haruslah digantikan oleh teori relativitas Einstein saat kita berhadapan dengan
kelajuan partikel yang mendekati kelajuan cahaya. Ketika memasuki abad ke-20,
teori relativitas dapat menyelesaikan berbagai persoalan teoritis dan eksperimen. Akan tetapi
baik teori relativitas maupun teoti klasik tidak dapat memberikan jawaban yang teoritis.
Aplikasi hukum fisika klasik yang dilakukan untuk dapat menjelaskan sifat bahan pada skala
atom ternyata tidak berhasil. Contohnya, emisi diskrit dari panjang gelombang cahaya dari
atom dalam gas bersuhu tinggi tidak dapat dijelaskan oleh fisika klasik. Meskipun model
fisika klasik memprediksi frekuensi cahaya pada tingkat besaran yang tepat, model tersebut
menjelaskan bahwa frekuensi bersifat kontinu, bukan diskret.
Ketik
a para fisikawan sedangberlomba-lomba untuk enyelesaikan persoalan tersebut, revolusi
fisika lainnya terjadi antara tahun 1900 sampai 1930. Sebuah teori baru yang disebut
mekanika kuantum berhasil menjelaskan sifat partikel berukuran mikroskopis. Seperti halnya
teori relativitas, teori kuantum mengharuskan kita untuk mengubah gagasan-gagasan kita
mengenai dunia secara fisis.
Penjelasan pertama sebuah fenomena menggunakan teori kuantum diperkenalkan oleh
Max Planck, tetapi interpretasi dan perkembangan matematisnya diperkenalkan
olehfisikawan lainnya, termasuk Einstein, Bohr, de Broglie, Schrödinger, Heisenberg, Born,
dan Dirac. Meskipun teori kuantum adalah sebuah kesuksesan, Einstein sering berperan
sebagai pengkritiknya, terutama mengenai cara teori tersebut diinterpretasikan.
Oleh karena pelajaran teori kuantum yang lebih mendalam berada diluar cakupan buku
ini, bab ini hanyalah sebuah perkenalan terhadap prinsip pokok dasar fisika kuantum.

40.1 Radiasi Benda Hitam dan Hipotesis Planck

Sebuah benda dalam suhu berapa pun akan memancarkan radiasi termal dari
permukaannya, seperti yang telah dibahas di Subbab 20.7. Karakteristik radiasi ini
bergantung pada suhu dan sifat permukaannya. Penilitian menunjukkan bahwa radiasi termal
yang dipancarkan mengandung distribusi panjang gelombang kontinu pada seluruh spektrum
elekromagnetik. Jika benda berada dalam suhu kamar, maka panjang gelombang radiasi
termal sebagian besar berada dalam daerah inframerah, oleh karena itu radiasinya tidak dapat
terdteksi oleh mata. Ketika suhu permukaan benda meningat, benda tersebut secara perlahan
akan mulai memancarkan sinar merah yang terlihat. Pada suhu yang cukup tinggi, benda akan
tampak bersinar putih, seperti kawat tungsen panas dari lampu.
Berdasarkan fisika klasik, radiasi termal pada awalnya berasal dari partikel bermuatan
yang dipercepat dalam atom di dekat permukaan benda; partikel bermuatan ini memancarkan
radiasi yang besarnya sama dengan radiasi yang dipancarkan antena yang kecil. Partikel yang
dipercepat secara termal mungkin memiliki distribusi energi, yang menyebabkan radiasi
spektrum kontinu dipancarkan oleh benda. Pada akhir abad ke-19, terlihat dengan jelas bahwa
teori fisika klasik mengenai radiasi termal tidaklah tepat. Persoalan dasar yang terjai adalah
pada pemahaman mengenai distribusi panjang gelombang dalam radiasi yang dipancarkan
oleh benda hitam. Didefinisikan dalam Subbab 20.7 (Buku 2), sebuah benda hitam adalah
sistemideal yang dapat menyerap seluruh radiasi yang datang. Radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan oleh benda hitam disebut radiasi benda hitam.
Pendekatan untuk benda hitam adalah sebuah lubang kecil yang mengarah ke dalam
benda berongga, digambarkan pada Figur 40.1. Radiasi apapun yang datang dari luar dan
masuk ke dalam lubang tersebut akan terserap atau memantul pada dinding rongga; oleh
karena itu lubang bertindak sebagai penyerap sempurna. Sifat alami radiasi yang
meninggalkan lubang bergantung pada suhu dindng rongga dan bukan bergantung pada
bahan dinding. Ruang kosong pada tumpukan arang panas (Figur 40.2) memancarkan cahaya
yang mirip dengan radiasi benda hitam.
Radiasi yang dipancarkan oleh osilator dalam dinding rongga mengalami syarat batas-
radiasi tersebut akan memantul pada dinding rongga. Hal ini
menyebabkan adanya gelombang elektromagnetik di dalam
rongga tiga dimensi. Ada berbagai mode yang mungkin
dapat menyebabkan timbulnya gelombang elektromagnetik
di dalam rongga, dan distribusi energi dalam rongga
menentukan distribusi panjang gelombang radiasi yang
meninggalkan rongga melalui lubang.
Distribusi panjang gelombang radiasi dari rongga telah
diteliti pada akhit abad ke-19. Figur 40.3 menunjukkan
intensitas radiasi benda hitam yang berubah-ubah pada suhu
dan panjang gelombang tertentu. Berikut ini adalah dua
temuan eksperimental yang dianggap penting :
• Daya total dari radiasi yang dipancarkan akan bertambah ketika suhu bertambah.
Kita telah membahas hal ini di Bab 20, dimana kita memperkenalkan hukum Stefan,
P=σAeT 4 (40.1)
Dimana adalah daya dalam watt yang dihasilakan dari permukaan benda, adalah
konstanta Stefan-Boltzmann yang besarnya setara dengan , adalah luas permukaan
benda dalam meter persegi, adalah emitivitas permukaan dan suhu permukaan dalam
Kelvin. Untuk benda hitam emitifitas e = 1. Mengingat adalah definisi intensitas dan e
= 1 untuk benda hitam, kita dapat menuliskan hukum Stefan pada permukaan dalam
bentuk

• Puncak distribusi panjang gelombang berubah ke panjang gelombang yang lebih


pendek ketika suhu naik.
Sifat tersebut dijelaskan oleh hukum pergeseran Wein :
λ max T =2, 898 x 10−3 m K (40.2)
Dimana max adalah panjang gelombang pada puncak kurva dan T adalah suhu
permukaan benda yang memancarkan radiasi. Panjang gelombang di puncak kurva
adalah berbanding terbalik dengan suhu; ketika suhu naik, puncak akan "berpindah" ke
panjang gelombang yang lebih pendek.
T e m u a n k e d u
disebutkan di awal bagian ini. Pada suhu kamar, benda
tidak akan bercahaya (puncak berada di daerah
inframerah, ). Namun, pada suhu yang lebih tinggi,
benda akan memancarkan cahaya merah (puncak berada
di dekat aderah inframerah yang memancarkan sebagian
radiasi merah pada ujung spektrum cahaya tampak, , dan
pada suhu yang lebih tinggi lagi akan memancarkan
cahaya putih (puncaknya berada di daerah tampak, ).
. Hukum
perpindahan Wien
adalah konsisten dengan perilaku objek yang
disebutkan di awal bagian ini. Pada suhu kamar, objek
tidak muncul bersinar karena puncak berada di kawasan
inframerah dari spektrum elektromagnetik.
Pada suhu yang lebih tinggi, bersinar merah karena puncak dalam inframerah dekat
dengan beberapa radiasi pada akhir merah spektrum terlihat, dan pada suhu masih
lebih tinggi, bersinar putih karena puncak dalam terlihat sehingga semua warna
dipancarkan.

Kuis Cepat 40.1 Gambar 40.4 menunjukkan dua bintang di konstelasi Orion. Betelgeuse
tampak bersinar merah, sedangkan Rigel terlihat berwarna biru. Yang memiliki star
temperatur permukaan yang lebih tinggi? (a) Betelgeuse (b) Rigel (c) keduanya sama (d)
tidak mungkin untuk menentukan

Teori yang berhasil dalam menjelaskan radiasi hitam harus dapat memprediksi bentuk kurva
dalam Figur 40.3, yang suhu bergantung pada persamaan Stefan, dan pergeseran puncaknya
terhadap suhu dijelaskan oleh hukum
perpindahan Wien. Percobaan awal
menggunakan gagasan klasik untuk menjelaskan
bentuk kurva dalam Figur 40.3 gagal.
Sekarang,kita perhatikan salah satu percobaan
awal tersebut. Untuk menjelaskan distribusi
energi benda hitam, kita gunakan I (, T) d
sebagai definisi intensitas, atau daya per satuan luas, yang dipancarkan dalam rentang
panjang gelombang dλ. Hasil dari perhitungan berdasarkan teori klasik radiasi benda hitam
dikenal sebagai Hukum Rayleigh-Jeans adalah lempengan E disinari dengan cahaya yang
memiliki panjang gelombang yang sesuai, sebuah arus akan terdeteksi oleh ammeter, menandakan
terdapat aliran muatan di celah antara E dan C. Arus ini berasal dari fotoelektron yang dipancarkan
dari lempengan negatif (pemancar) dan akan dikumpulkan oleh lempengan positif (pengumpul).
Gambar 40.10 adalah grafik arus fotolistrik terhadap beda potensial ΔV antara lempengan E
dan C untuk dua intensitas cahaya. Pada nilai ΔV yang besar , arus mencapai nilai maksimal;
seluruh elektron yang dipancarkan dari E akan dikumpulkan di C, dan arus tidak dapat bertambah
lagi. Sebagai tambahan, arus maksimal bertambah ketika intensitas cahaya datang bertambah, seperti
yang Anda kira—cahaya berintensitas tinggi akan mengeluarkan lebih banyak elektron. Akhirnya,
ketika Δ V negatif—ketika baterai dalam rangkaian dibalikkan untuk membuat lempengna E menjadi
positif dan lempengan C menjadi negatif—hal ini akan menyebabkan arus berkurang karena
fotoelektron yang dipancarkan akan ditolak oleh lempengan C negatif. Dalam situasi ini, hanya
fotoelektron yang memiliki energi kinetik lebih besar dari e | Δ V | jangkauan piring C, dimana e
adalah besarnya biaya pada elektron. Ketika Δ V sama dengan atau lebih negatif
dari −Δ Vs, di mana Δ Vs adalah potensi berhenti, tidak ada fotoelektron mencapai C dan arus saat
ini adalah nol.
Mari kita anggap kombinasi medan listrik antara lempengan dan elektron yang dikeluarkan oleh
lempengan E sebagai sebuah sistem terisolasi. Asumsikan elektron ini berhenti ketika mencapai
lempengan C. Oleh karena sistem elektron dan medan listrik antara lempengan adalah terisolasi,
energi mekanik total sistem haruslah kekal:
Ki + Ui = Kf + Uf
Dimana konfigurasi 1 menunjukkan waktu sesaat ketika elekton meninggalkan logam dengan energi
kinetik K1 dan konfigurasi 2 adalah ketika elektron berhenti sebelum menyentuh lempengan C. jika
kita definisikan energi potensial listrik sistem dalam konfigurasi 1 adalah nol, maka kita dapatkan
Ki + 0 = 0 + (-e) (- Δ V)
Sekarang anggaplah perbedaan potensial Δ V meningkat ke arah negatif hanya sampai saat ini adalah
nol. Dalam hal ini, elektron berhenti segera sebelum mencapai piring C memiliki energi kinetik
maksimum yang mungkin saat meninggalkan logam permukaan dan Δ V sama dengan Δ Vs. potensial
berhenti Persamaan sebelumnya kemudian dapat ditulis sebagai
Kmax = e Δ Vs (40.8)
Persamaan ini memungkinkan kita untuk mengukur Kmax eksperimen dengan menentukan
tegangan Δ Vsdi mana saat ini turun menjadi nol. Beberapa fitur dari efek fotolistrik tercantum
dibawah ini. Untuk masing-masing fitur, kita membandingkan prediksi yang dibuat oleh pendekatan
klasik, menggunakan model gelombang untuk cahaya, dengan hasil eksperimen.
1. Ketergantungan energi kinetik fotoelektron pada intensitas cahaya.
Prediksi klasik: Elektron harus menyerap energi terus menerus dari gelombang elektromagnetik.
Sebagai insiden intensitas cahaya pada logam adalah meningkat, energi harus ditransfer ke dalam
logam pada tingkat yang lebih tinggi dan elektron harus dikeluarkan dengan lebih banyak energi
kinetik.
Hasil percobaan: Energi kinetik maksimum elektron independen intensitas cahaya seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 40.10 aktif dengan kedua kurva jatuh ke nol pada tegangan negatif yang
sama. (Menurut Persamaan 40.8, energi kinetik maksimum sebanding dengan potensi berhenti.)
2. Rentang waktu antara datangnya cahaya dan fotoelektron yang dikeluarkan.
Klasik prediksi: Pada intensitas cahaya rendah, interval waktu yang terukur harus melewati antara
instan cahaya yang dihidupkan dan waktu elektron dikeluarkan dari logam. Interval waktu ini
diperlukan untuk elektron untuk menyerap radiasi insiden sebelum memperoleh energi yang cukup
untuk melarikan diri dari logam.
Hasil eksperimen: Elektron yang dipancarkan dari permukaan logam hampir seketika (kurang dari
10-9s setelah permukaan diterangi), bahkan pada intensitas cahaya yang sangat rendah .
3. Ketergantungan elektron yang dikeluarkan pada intensitas cahaya.
Prediksi klasik: Elektron harus dikeluarkan dari logam pada insiden frekuensi cahaya, asalkan
intensitas cahaya cukup tinggi, karena energi ditransfer ke logam terlepas dari frekuensi cahaya
insiden.Hasil percobaan: Tidak ada elektron yang dipancarkan jika frekuensi cahaya insiden jatuh
di bawah beberapa frekuensi cutoff fc, yang nilainya adalah karakteristik dari bahan yang
diterangi. Tidak ada elektron dikeluarkan di bawah frekuensi cutoff ini terlepas dari intensitas
cahaya.
4. Ketergantungan energi kinetik fotoelektron pada frekuensi cahaya
Prediksi klasik: Seharusnya tidak ada hubungan antara frekuensicahaya dan energi kinetik
elektron. Energi kinetik harus terkait dengan intensitas
cahaya.
Hasil percobaan: Energi kinetik maksimum fotoelektron
meningkatkan dengan meningkatnya frekuensi cahaya.
Perhatikan bahwa hasil eksperimen membantah keempat
prediksi klasik. Sebuah
Penjelasan sukses dari efek fotolistrik diberikan oleh Einstein
pada tahun 1905, yang
tahun yang sama ia memublikasikan teori relativitasnya. Sebagai
bagian dari kertas umum tentang radiasi elektromagnetik, ia
menerima Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1921, Einstein
diperpanjang konsep Planck dari kuantisasi untuk gelombang
elektromagnetik seperti yang disebutkan dalam Bagian 40.1.
Einstein diasumsikan cahaya (atau gelombang elektromagnetik
lainnya) frekuensi f dari sumber manapun dapat dianggap sebagai
aliran quanta. Hari ini kita sebut ini quanta foton. Setiap foton
memiliki energi E yang diberikan oleh Persamaan 40.5, E = hf,
dan masing-masing bergerak dalam ruang hampa dengan
kecepatan cahaya c, di mana c = 3,00 x 108 m / s.

Cepat Kuis 40.2 Sementara berdiri di luar satu malam, Anda


terkena empat jenis radiasi elektromagnetik berikut: cahaya kuning dari natrium lampu jalan,
gelombang radio dari stasiun radio AM, gelombang radio dari sebuah stasiun radio FM, dan oven
microwave dari antena komunikasi yang sistem. Peringkat jenis gelombang dalam hal energi foton
dari tertinggi keterendah.

Dalam model efek fotolistrik Einstein, foton cahaya insiden memberikan semua hf
energi untuk elektron tunggal dalam logam. Oleh karena itu, penyerapan energi oleh elektron
bukan proses penyerapan terus menerus yang diusulkan dimodel gelombang; itu adalah
proses terputus di mana energi yang disampaikan elektron dalam bundel diskrit. Transfer
energi dicapai melalui satu aevent.4
Elektron dikeluarkan dari permukaan logam dan tidak membuat tabrakan denganatom
logam lainnya sebelum melarikan diri memiliki energi kinetik maksimum Kmax.Menurut
Einstein, energi kinetik maksimum untuk elektron dibebaskan adalah
Persamaan efek fotolistrik  Kmax = hf –ϕ (40.9)

Dimana ϕ disebut fungsi kerja logam. Fungsi kerja merupakan energi minimum elektron
yang terikat dalam logam dan pada urutan dari beberapa elektron volt. Tabel 40.1 daftar fungsi
bekerja untuk berbagai logam. Kita dapat memahami Persamaan 40.9 dengan menata ulang sebagai
berikut:
Kmax + ϕ = hf
Dalam bentuk ini, persamaan Einstein setara dengan Persamaan 8.2 diterapkan pada nonisolated
sistem elektron dan logam. Di sini, Kmax adalah perubahan Δ K di kinetik energi elektron, dengan
asumsi itu dimulai saat; f adalah perubahan Δ U potensial energi dari sistem, dengan asumsi energi
potensial didefinisikan sebagai nol ketika elektron dalam logam; dan hf adalah transfer energi ke
dalam sistem oleh elektromagnetik radiasi (TER). Menggunakan model foton cahaya, seseorang
dapat menjelaskan fitur diamati dari efek fotolistrik yang tidak benar diprediksi oleh konsep
klasik:
1. Ketergantungan energi kinetik fotoelektron pada intensitas cahaya.
Persamaan 40.9 menunjukkan bahwa Kmax bebas dari intensitas cahaya. Itu energi kinetik
maksimum setiap satu elektron, yang sama dengan hf –ϕtergantung hanya pada frekuensi
cahaya dan fungsi kerja. Jika intensitas cahaya dua kali lipat, jumlah foton tiba per satuan
waktu adalah dua kali lipat, yang menggandakan tingkat di mana elektron dipancarkan.
Maksimum energi kinetik dari satu fotoelektron, bagaimanapun, tidak berubah.
2. Interval waktu antara kejadian cahaya dan pengusiran elektron
Emisi dekat-sesaat dari elektron konsisten dengan Model cahaya foton. Energi insiden
muncul dalam paket-paket kecil, dan ada satu-ke-satu interaksi antara foton dan elektron.
Jika lampu insiden memiliki intensitas sangat rendah, ada sedikit foton tiba per satuan
waktu Interval; setiap foton, bagaimanapun, dapat memiliki energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron segera.
3. Ketergantungan ejeksi elektron pada frekuensi cahaya
Karena foton harus memiliki energi yang lebih besar dari pada fungsi kerja f untuk
mengeluarkan elektron, efek fotolistrik tidak dapat diamati di bawah frekuensi penggal
tertentu. Jika energi dari foton yang masuk tidak memenuhi persyaratan ini, elektron tidak
dapat dikeluarkan dari permukaan, meskipun banyak foton per satuan waktu yang kejadian
pada logam dalam sinar yang sangat intens.
4. Ketergantungan energi kinetik fotoelektron pada frekuensi cahaya
Sebuah foton frekuensi yang lebih tinggi membawa lebih banyak energi dan karena itu
menyemburkan sebuah fotoelektron dengan energi kinetik lebih daripada foton rendah
frekuensi.
Model Einstein memprediksi hubungan linier (Persamaan. 40,9) antara energi kinetik
maksimal elektron Kmaks dan frekuensi cahaya f. Pengamatan eksperimental hubungan linear
antara Kmax dan fakan menegaskan teori Einstein. Tentu saja, penelitian terhadap hubungan
linier tersebut telah dilakukan, digambarkan pada gambar 40.11, dan garis miring dalam
grafik tersebut adalah konstanta Plank h. sumbu horizontal adalah garis frekuensi penggal
dimana di bawah garis tersebut menandakan bahwa tidak ada fotoelektron yang dipancarkan,
tanpa memperhitungkan intensitas cahayanya. Frekuens penggal berkaitan degan fungsi kerja
melalui hubungan fc = ϕ /h. Frekuensi penggal bersesuai dengan panjang gelombang λ c,
dimana:

c c hc
λ c= = = (40.10)
f c ϕ/h ϕ
dan c adalah kecepatan cahaya. Panjang gelombang yang lebih besar dari λ c datang akan pada
memiliki fungsi kerja ϕ dan bukan hasil emisi elektron.
Kombinasi hc sering muncul ketika kita mengaitkan energi foton dengan panjang
gelombangnya. Untuk mempermudah penggunaannya dalam menyelesaikan sebuah
persoalan, kita dapat menyatakan hubungan tersebut menjadi persamaan berikut ini:
hc = 1 240 eV . nm
Salah satu penggunaan penggunaan awal efek fotolistrik adalah pada sebuah detektor
alat pengukur cahaya dalam kamera. Cahaya yang dipantulkan benda akan menumbuk
permukan fotolistrik dalam alat tersebut, dan menyebabkan permukaannya memancarkan
fotoelektron yang kemudian akan melewati sebuah ammeter sensitif. Besarnya arus dalam
ammeter bergantung pada intensitas cahaya.
Tabung foto, salah satu penerapan dari efek fotolistrik, berfungsi seperti sebuah saklar
dalam rangkaian elektrik. Ini akan menghasilkan arus dalam rangkaian ketika cahaya dengan
frekuensi yang cukup menyinari lempengan logam dalam tabung foto, tapi tidak
menghasilkan dalam gelap. Tabung foto digunakan dalam alarm pencuri dan deteksi suara
layar dalam film. Perangkat semikonduktor modern telah menggantikan alat-alat yang
menggunakan aplikasi efek fotolistrik.
Efek fotolistrik saat ini digunakan dalam operasi tabung fotomultiplier. Gambar
40,12 menunjukkan struktur dari alat tersebut. Sebuah foton mencolok fotokatode yang
menyemburkan elektron dengan cara efek fotolistrik. Elektron ini mempercepat seluruh
perbedaan potensial antara fotokatode dan dinode pertama, ditampilkan sebagai di +200 V
relatif terhadap foto katode pada Gambar 40,12. Elektron berenergi tinggi ini pemogokan
dinode dan menyemburkan beberapa elektron lebih. Sama Proses ini diulang melalui
serangkaian dinode pada potensial yang lebih tinggi sampai seorang pulsa listrik diproduksi
sebagai jutaan elektron menyerang dinode terakhir. Televisi karena itu disebut pengganda:
satu foton pada input telah mengakibatkan jutaan elektron pada output.
Tabung fotomultiplier digunakan dalam detektor nuklir untuk mendeteksi foton yang
dihasilkan oleh interaksi partikel bermuatan energik atau sinar gamma dengan tertentu bahan.
Hal ini juga digunakan dalam astronomi dalam teknik yang disebut fotometri fotolistrik.
Dalam teknik ini, cahaya yang dikumpulkan oleh teleskop dari bintang tunggal diperbolehkan
jatuh pada tabung fotomultiplier untuk rentang waktu. Langkah-langkah tabung total energi
yang ditransfer oleh cahaya selama interval waktu, yang kemudian dapat dikonversi ke
luminositas bintang.
Tabung fotomultiplier sedang diganti di
banyak pengamatan astronomi dengan charge-
coupled device (CCD), yang merupakan perangkat
yang sama digunakan dalam kamera digital(Bagian
36,6). Setengah dari 2009 Penghargaan Nobel dalam
Fisika diberikan kepada WillardS. Boyle (b. 1924)
dan George E. Smith (b. 1930) untuk penemuan
mereka dari 1969 biaya-coupled device. Dalam
CCD, array pixel terbentuk pada permukaan silikon
dari sirkuit terpadu (Bagian 43.7). Ketika
permukaan terkena cahaya dari Adegan astronomi
melalui teleskop atau adegan terestrial melalui
kamera digital, elektron yang dihasilkan oleh efek
fotolistrik terjebak dalam "perangkap" di bawah
permukaan. Jumlah elektron adalah terkait dengan
intensitas cahaya mencolok permukaan. Sebuah prosesor sinyal mengukur jumlah elektron
yang terkait dengan setiap pixel dan mengubah informasi ini ke dalam kode digital yang
komputer dapat gunakan untuk merekonstruksi dan menampilkan adegan.

Kamera elektron bombardment CCD memiliki sensitivitas yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan CCD biasa. Dalam alat ini, elektron akan dikeluarkan dari fotokatode
oleh efek fotolistrik yang dipercepat melalui tegangan tinggi sebelum akhirnya menumbuk
CCD. Elektron berenergi lebih tinggi dihasilkan oleh detektor radiasi intensitas rendah yang
sangat sensitif.
Penjelasan efek fotolistrik dengan model kuantum, ditambah dengan model kuantum
Plank untuk radiasi benda hitam, menghasilkan sebuah dasar untuk penelitian lebih lanjut
dalam fisika kuantum. Di bagian berikutnya, kita akan menunjukkan eksperimen ketiga yang
memberikan bukti kuat untuk sifat kuantum dari cahaya.

Kuis Cepat 40.3 Dalam salah satu kurva gambar 40.10, kita dianggap bahwa intensitas
cahaya datang akan tetap, sedangkan frekuensinya bertambah. Dengan demikian,
potensial henti dalam gambar 40.10 (a) tetap (b) bergeser ke kanan (c) bergeser ke kiri.

Kuis Cepat 40.4 andaikan para fisikawan klasik memiliki gagasan untuk memprediksi
bentuk grafik Kmax terhadap f, seperti dalam gambar. Gambarkan bentuk grafis dari
gagasan mereka, berdasarkan model gelombang untuk cahaya.
Contoh 4.3 Efek Fotolistrik Untuk Natrium
Sebuah permukaan natrium disinari oleh cahaya yang berpanjang gelombang 300 nm. Fungsi
kerja logam natrium adalah 2,46 eV. Cari
(A) Energi kinetik maksimal fotoelektron yang dikeluarkan dan
(B) Panjang gelombang penggal untuk natrium
Penyelesian
(A) energi setiap foton dalam cahaya yang menyinari permukaan adalah
h c 1240 eV
E=h f = = =4,13 eV
λ 300 nm
Gunakan persamaan 40.9 untuk mendapatkan
K max =hf −¿ ϕ=4,13 eV −2,46 eV =1,67 eV

(B) kita dapat menhitung panjang gelombang penggal dari


persamaan 40.10:

hc 1240 eV nm
λ c= = =504 nm
ϕ 2,46 eV

Panjang gelombang ini berada dalam daerah spektrum cahaya tampak warna kuning-hijau.

40,3 Efek Compton
Pada tahun 1919, Einstein menyimpulkan bahwa energy foton bergerak dalam satu

E hf
arah dan memiliki momentum yang sama dengan persamaan = . Pada tahun 1923,
c c
Arthur holly Compton((1892–1962) dan peter debye (1884 –1966) membawa ide einstein
tentang momentum foton lebih lanjut.

Sebelum tahun 1922,Compton dan rekan kerjanya telah mengumpulkan bukti yang
menunjukkan bahwa teori gelombang cahaya klasik telah gagal dalam menjelaskan
penyebaran sinar-x dari electron. Menurut teori klasik,frekuensi f gelombang elektromagnetik
pada electron harus memiliki dua efek : (1) Tekanan radiasi (lihat pada bagian 34.5)
menyebabkan electron bergerak cepat ke arah propagasi gelombang, dan (2) Osilasi medan
listrik dari radiasi dengan mengatur electron kedalam osilasi dengan frekuensi yang jelas f  ’ ,
di mana  f  ‘ adalah frekuensi pada saat elektron bergerak. Frekuensi ini berbeda dari
frekuensi radiasi f menurut efek Doppler (lihat pada bagian 17.4). Setiap elektron pertama
menyerap radiasi sebagai partikel bergerak dan kemudian memancarkan kembali sebagai
partikel bergerak, sehingga hal ini menunjukkan dua pergeseran Doppler dari frekuensi
radiasi.
Karena elektron berbeda bergerak pada kecepatan yang berbeda setelah interaksi,
tergantung pada jumlah energi yang diserap dari gelombang elektromagnetik, frekuensi
gelombang yang tersebar pada sudut tertentu untuk radiasi yang masuk harus menunjukkan
penyebaran nilai-nilai dari pergeseran dopler. Bertentangan dengan prediksi ini , Percobaan
Compton menunjukkan bahwa pada sudut diberikan hanya satu
frekuensi radiasi yang diamati. Compton dan rekan-rekan kerjanya
menjelaskan percobaan ini dengan memperlakukan foton tidak
sebagai gelombang melainkan sebagai partikel titik seperti memiliki

hf
energi  hf dan momentum  dan dengan mengansumsikan energi
c
dan momentum dari sistem terisolasi dari pertemuan pasangan
foton-elektron yang dijaga. Compton mengambil model partikel
untuk sesuatu yang dikenal sebagai gelombang, dan fenomena
hamburan ini dikenal sebagai efek Compton. Gambar 40,13 menunjukkan gambar tumbukan
kuantum individu antara frekuensi sinar-x foton f0 dan elektron. Dalam model kuantum,
electron tersebar melalui sudutϕyang sehubungan dengan arah seperti pada bola billiard pada
saat bertabrakan. ( symbol ϕ disini digunakan untuk sudut dan tidak harus bingung dengan
fungsi kerja, yang dibahas pada bagian sebelumnya). Bandingkan gambar 40.13 dengan
tumbukan dua dimensi yang dapat dilihat pada gambar 9.11.
Gambar 40.14 adalah diagram skematik dari peralatan yang digunakan oleh Compton.
Sinar-x tersebar dari karbon, difraksi oleh spectrometer Kristal berputar, dan intensitas diukur
dengan ruang ionisasi yang dihasilkan saat ini agar intensitas seimbang. Sinar tersebut terdiri
dari sinar-x monokromatik dengan panjang gelombang λ 0=0.071 nm.  Percobaan intensitas
dengan panjang gelombang yang diamati oleh Compton terdapat empat sudut yang tersebar
(sesuai untuk θ pada gambar 40.13) yang ditunjukkan pada gambar 40.15. Grafik dengan tiga
sudut nol memiliki dua puncak, yaitu satu di λ 0dan satu di λ 0> λ' . Puncak yang bergeser
pada λ ' yang disebabkan oleh penyebaran sinar-x dari electron bebas, dan hal ini menurut
prediksi Compton akan bergantung pada sudut penyebaran

.
h
λ ' −λ0= ¿)
me c
(40.11)

dimana  m eadalah massa

elektron. Hal tersebut
dikenal sebagai  Persamaan
pergeseran

h
Compton. Faktor   ,
me c
disebut   panjang
gelombang  Compton dari elektron, memiliki nilai
Panjang Gelombang Compton
h
λ c= =0.00243 nm
me c
Puncak tidak bergeser di λ 0pada gambar 40.15 disebabkan oleh sinar-x yang tersebar
dari electron yang mengikat kuat atom-atom yang menjadi. Puncak tidak tergeser ini juga
terprediksi oleh juga persamaan 40.11, jika massa electron digantikan oleh massa atom
karbon , yaitu sekitar 23 000 kali massa electron. Oleh karena itu,adanya pergeseran panjang
gelombang untuk penyebaran dari sebuah electron yang terikat pada atom, akan tetapi begitu
sangat kecil sehingga tidak dapat terdeteksi melalui percobaan Compton.
Terdapat kesepakatan yang baik melalui pengukuran Compton dengan
memprediksikan persamaan 40.11.Pertama, Hasil ini adalah
untuk meyakinkan para fisikawan mengenai validitas dasar
teori kuantum.

Kuis Cepat 40.5 Setiap penyebaran sudut θ, pada persamaan


40.11, memberikann nilai yang sama untuk setiap panjang
gelombang pada pergeseran Compton. Manakah jenis radiasi
berikutyang mengalami penyebaran terbesar pada saat
penyebaran panjang gelombang pada sudut tertentu? (a)
gelombang radio (b) microwave (c) cahaya tampak (d) sinar-x

Turunan Persamaan Pergeseran Compton


Kita dapat memperoleh persamaan pergeseran Compton
dengan mengasumsikan foton berperilaku seperti partikel dan
bertabrakan elastis dengan electron bebas saat istirahat seperti
yang ditunjukkan pada gambar 40.13, foton diperlakukan

hc
sebagai partikel yang memiliki energy E=hf = dan tidak memiliki sisa energy. Kami
λ
menerapkan model sistem terisolasi untuk energy dan momentum untuk foton dan
electron.Dalam proses penyebaran (hamburan), energi total dan momentum linier total dari
sistem harus kekal. Dengan menerapkan prinsip kekekalan energi ke dalamproses ini untuk
mendapatkan
hc hc
= + Ke
λ0 λ'
hc hc
dimana adalah energi foton insiden,  '  adalah energi tersebar foton, dan  K e  adalah energi
λ0 λ
kinetik dari elektron recoiling. Karena electron mungkin mundur dengan kecepatan yang
sebanding dengan cahaya, kita harus menggunakan ekspresi relativistic K e =( γ −1 ) m e c2
(Persamaan 39,23). Oleh karena itu,
hc hc
= ' +(γ−1)m e c 2
λ0 λ
(40.12)

1
γ=
Dimana, u2 dan u adalah kecepatan elektron.
√ 1−(
c2
)

Selanjutnya, mari kita menerapkan hukum kekekalan momentum yaitu tumbukan.


Dengan x dan y adalah komponen momentum yang digunakan secara independen. Persamaan

E
39.28 menunjukkan bahwa momentum foton memiliki besaran p= ,dan kita tahu dari
c

hf
persamaan 40.5 yaitu E=hf , diganti dengan p= . Substitusi λf ke c (Persamaan. 16,12)
c

h
dalam hal ini menghasilkan p= . Karena karakter relativistic untuk momentum electron
λ
recoiling adalah pe =γ m e u (Persamaan. 39,19), kita memperoleh komponen x dan y untuk
momentum linear , dimana sudutnya seperti yang dijelaskan pada gambar 40.13 :
h h
Komponen x : = cos θ+ γ m e u cos ϕ
λ0 λ'
(40.13)

h
Komponen y : 0= sin θ−γ m e u sin ϕ
λ'
(40.14)

Dengan menghilangkan v dan ϕ dari persamaan 40.12 menjadi persamaan 40.14 Kita
dapatkan persamaan yang menghubungkan tiga variabel tersisa (λ ' , λ0 , θ ¿). Setelah kita
melakukan sedikit perhitungan aljabar (lihat soal 58), kita dapatkan persamaan pergeseran
Compton.
h
λ ' −λ0= ¿
me c
Dengan menghilangkan v dan ϕ dari persamaan 40.12 menjadi persamaan 40.14. kita
dapatkan persamaan yang kita hubungkan tiga variabel yang tersisa (λ ' , λ0 , θ ¿). Setelah kita
melakukan sedikit perhitungan aljabar (lihat pada Soal 62), dengan memasukkan persamaan
40.11.

CONTOH 40 Penyebaran Compton dengan sudut 45 °

Sinar X dengan panjang gelombang λ 0= 0,200 000 nm telah tersebar dari sebuah bahan balok.
Sinar X yang tersebar dapat terdeteksi pada sudut 45,0 o terghadap sinar datang. Hitunglah
panjang pergeseran panjang gelombangnya.
SOLUSI
Konsep Bayangkan proses pada Gambar 40.13, dengan foton tersebar di 45 ° ke arah semula.
Mengkategorikan Kami mengevaluasi hasil menggunakan persamaan yang dikembangkan
dalam bagian ini, jadi kami mengkategorikan contoh ini sebagai substitusi masalah.
Memecahkan Persamaan 40,11 untuk penyebaran panjang gelombang sinar-x :
h (1−cos θ)
( 1 ) λ' =λ 0+
me c
Substitusi Nilai angka-angka :
λ ' =0,200 000 x 10−9 m+(6,626 x 10−34 J . s )¿ ¿

= 0,200 000 x 10−9 m+7,10 x 10−13 m=0,200 710 nm

WHAT IF ? Bagaimana jika? Bagaiman jika kita menggerakkan detektornya sehingga sinar-
x tersebar dapat terdeteksi pada diatas 450? Apakah panjang gelombang sinar-x nya akan
bertambah atau berkurang?

Jawaban Pada persamaan (1), jika sudut θ bertambah, maka cos θ akan berkurang.
akibatnya faktor ¿bertambaht. Oleh karena itu, besarnya pergeseran Compton akan
bertambah. Oleh karena pergeseran telah didefinisikan sebagai panjang gelombang yang
tersebar dikurang panjang gelombang datang, maka panjang gelombangnya akan bertambah.

Kami juga menerapkan suatu argumen energi untuk mendapatkan hasil yang
sama. Ketika sudut penyebaran ditambah, akan ada energi tambahan yang dipindahkan dari
foton untuk elektron. Sebagai hasilnya, energi foto yang tersebar akan berkurang ketika sudut
penyebaran ditambah. Oleh karena E=hf , frekuensi foton yang tersebar berkurang, dan

c
karena  λ= ,  panjang gelombangnya bertambah.
f

40.4 Foton dan gelombang elektromagnetik

Fenomena seperti efek fotolistrik dan efek Compton mampu mendapatkan bukti kuat
bahwa ketika cahaya (atau bentuk radiasi elektromagnetik lainnya) dan bahan saling
berinteraksi, maka cahay akan berperilaku seperti sebuah partikel yang memiliki energi hf

h
dan momentum . Bagaimana mungkin cahaya diasumsikan sebagai sebuah foton ( dengan
λ
kata lain, partikel) ketika kita telah mengetahui bahwa cahaya adalah gelombang? Di sisi lain,
kita telah menjelaskan cahaya dalam konteks foton yang memiliki energi dan momentum.
Namun kita juga mengetahuin bahwa cahaya dan gelombang elektromagnetik lainnya
membuktikan adanya efek interferensi dan efek difraksi, yang hanya konsisten dengan
interpretasi gelombang.
Model mana yang sebenarnya tepat? Apakah cahaya adalah sebuah gelombang atau
partikel? Jawabannya bergantung pada Fenomena yang sedang diamati.  Beberapa
eksperimen dapat dijelaskan oleh model foton, namun ada juga fenomena yang lebih baik
dijelaskan menggunakan model gelombang. Kita dapat simpulkan bahwa kedua model dapat
diterima dan harus diakui bahwa sifat alami cahaya tidak dapat dijelaskan oleh gambaran
klasik manapun. Akan tetapi, anda harus menyadari bahwa sinar cahaya yang sama, yang
dapat mengeluarkan elektron dari logam (yang berarti sinar tersebut mengandung foton-
foton) akan terdifraksi oleh kisi (yang berarti sinar adalah sebuah gelombang). Dengan kata
lain, model partikel dan model gelombang dapat saling melengkapi.
Keberhasilan model partikel cahaya dalam menjelaskan Efek fotolistrik dan Efek
Compton menyisakan banyak pertanyaan. Jika cahaya adalah sebuah partikel, Apakah arti
‘frekuensi’ dan ‘panjang gelombang’ partikel, dan manakah dari kedua sifat tersebut yang
dapat menentukan energi dan momentumnya ? apakah cahaya secara bersamaan adalah
sebuah partikel dan gelombang? Meskipun foton tidak memiliki energi diam (sebuah besaran
yang tidak dapat diukur karena foton tidak pernah berhenti bergerak!) Apakah ada persamaan
untuk massa efektif, apakah foton akan mengalami gaya gravitasi? Sebesar apakah sebuah
foton dalam ruang dan bagaimana caranya sebuah elektron dapat menyerap atau
menyebarkan foton? Beberapa dari pertanyaan ini dapat terjawab, tetapi beberapa pertanyaan
lainnya menurut sebuah pandangan mengenai proses-proses atomis yang berupa gambaran
sekaligus penjelasan. Pertanyaan-pertanyaan ini berasal dari analogi klasik, seperti bola biliar
yang bertumbukan atau ombak air laut yan dapat menerpa pantai. Mekanika kuantum
mendapatkan sifat alami cahaya yang lebih fleksibel dengan cara menerapkan model partikel
dan model gelombang untuk cahaya untuk yang saling membutuhkan dan melengkapi. Kedua
model ini dapat digunakan untuk mendeskripsikan semua sifat cahaya. Pemahaman utuh dari
perilaku cahaya yang teramati dapat dicapai hanya jika kedua model dikombinasikan untuk
saling melengkapi. Sebelum membahas kombinasi kedua model ini, mari kita pusatkan
perhatian kita pada perilaku partikel.

40.5 Sifat Gelombang Partikel

Para siswa biasanya akan sulit menerima konsep dualisme sifat cahaya ini. Di sekitar
kita, kita sudah terbiasa untuk menganggap benda seperti bola kasti sebagai partikel, dan
seperti sesuatu seperti gelombang suara sebagai bentuk gerakan gelombang. Setiap
pengamatan berskala besar dapat diinterpretasikan dengan penjelasan gelombang atau
penjelasan partikel, tetapi dalam dunia foton dan elektron, perbedaan nyata tersebut tidak lagi
digambarkan dengan jelas. Namun ada sebuah fakta yang lebih membingungkan lagi, yaitu
dalam kondisi tertentu, benda yang kita sebut “partikel” memiliki karakteristik sebagai
gelombang!
Pada disertasinya tahun 1923, Louis de Broglie menyimpulkan bahwa karena foton
memiliki karakteristik gelombang dan partikel, mungkin semua bentuk bahan memiliki kedua
sifat tersebut. Dalil ini adalah sebuah gagasan yang revolusioner tanpa adanya bukti
eksperimental. Menurut de Broglie, elektron, seperti halnya cahaya, memiliki dua sifat alami
tersebut.
Di subbab 40.3, kita dapatkan bahwa momentum foton dapat dinyatakan sebagai
h
p=
λ

Berdasarkan persamaan kita ketahui bahwa panjang gelombang foton dapat

h
ditentukan oleh momentum : λ= . De Broglie menyarankan bahwa momentum partikel
p
bahan p memiliki karakteristik panjang gelombang yang diberikan oleh persamaan yang

h
sama, λ= . Oleh karena besarnya momentum partikel yang memiliki massa m dan kelajuan
p
v adalah p=mv, panjang gelombang de Broglie dari partikel tersebut adalah :

h h
λ= =
p mv
(40.15)

Selebihnya, dalam analogi foton, de Broglie menyimpulkan bahwa partikel akan


memenuhi hubungan Einstein E=hf , di mana E adalah energi total partikel. Dan Frekuensi
partikel adalah
E
f=
h
(40.16)
Dua sifat alami dari bahan adalah nyata dalam dua
persamaan tersebut karena setiap persamaan mengandung konsep
partikel ( mv dan E ) dan konsep gelombang ( λ dan f ). Fakta
bahwa hubungan ini terjadi secara eksperimental untuk foton
membuat hipotesis de Broglie lebih mudah diterima.
Pemahaman tentang masalah sifat ganda dari materi dan
konsep radiasi tampak sulit karena kedua model bertentangan satu
sama lain, masalah tersebut berkaitan dengan cahaya yang telah
dibahas sebelumnya. Prinsip saling melengkapi yang menyatakan
bahwa

Gelombang dan materi partikel atau radiasi saling melengkapi


Model tidak dapat digunakan secara eksklusif untuk menggambarkan materi atau radiasi
secara memadai. Karena manusia cenderung untuk menghasilkan citra mental berdasarkan
pengalaman mereka dari dunia sehari-hari (bola, gelombang air, dan sebagainya), kita
menggunakan kedua deskripsi dengan cara melengkapi untuk dapat menjelaskan setiap
himpunan data dari dunia kuantum.

Eksperimen Davisson-Germer
Proposal de Broglie 1923 yang menyimpulkan bahwa materi menunjukkan sifat gelombang
dan partikel, dianggap sebagai spekulasi murni. Jika partikel seperti elektron memiliki sifat
gelombang, maka dalam kondisi tertentu elektron akan membuktikan adanya efek difraksi.
Tiga tahun kemudian, CJ Davisson (1881-1958) dan LH
Germer (1896-1971) berhasil dalam mengukur panjang
gelombang elektron. Penemuan penting ini memberikan
bukti eksperimen dari gelombang materi yang telah
disimpulkan oleh de Broglie.
Hal yang menarik dari eksperimen ini adalah
eksperimen Davisson-Germer awalnya dilakukan bukan
untuk membuktikan hipotesis de Broglie. Faktanya,
penemuan mereka dilakukan secara tidak sengaja.
Eksperimen ini melibatkan penyebaran elektron berenergi
rendah (sekitar 54 eV) dari suatu sasaran nikel dalam sebuah
ruang hampa udara. Selama suatu eksperimen, permukaan
nikelnya telah teroksidasi karena terjadi kebocoran yang tidak sengaja dalam sistem ruang
hampa udaranya. Setelah permukaan tersebut dipanaskan dalam sebuah aliran hidrogen untuk
menghilangkan lapisan oksidanya, elektron yang disebarkannya ternyata menunjukkan
intensitas maksimal dan minimal pada sudut-sudut yang spesifik. Para peneliti akhirnya
menyadari bahwa nikel telah membentuk daerah kristalin luas selama proses pemanasan dan
atom dalam daerah ini akan berperilaku sebagai kisi difraksi untuk gelombang bahan
elektron. (Lihat pembahasan difraksi sinar-x oleh kristal pada Bagian 38.5).
Beberapa waktu kemudian, Davisson dan Germer melakukan pengukuran difraksi
pada elektron yang disebarkan oleh sasaran yang berbentuk kristal tunggal. Hasil pengukuran
ini menunjukkan bahwa sifat gelombang dari elektron adalah benar, dan membuktikan
hubungan de Broglie yaitu p=h/ λ . Pada tahun yang sama, GP Thomson (1892-1975) dari
Skotlandia juga mengamati pola difraksi dalam penyebaran atom helium, atom hidrogen, dan
neutron juga telah diteliti. Oleh karena itu, sifat alami universal dari gelombang materi telah
dibuktikan dengan berbagai cara.
Kuis Cepat 40.7 kita telah membahas dua panjang gelombang yang berhubungan dengan
elektron: panjang gelombang Compton dan panjang gelombang de Broglie. Manakah dari
panjang gelomang berikut ini yang merupakan panjang gelombang fisis yang sebenarnya dan
berhubungan dengan elektron? (a) panjang gelombang Compton (b) panjang gelomang De
Broglie (c) keduanya (d) bukan keduanya.

Contoh 40.5  Panjang gelombang untuk objek mikroskopik dan makroskopik

(A) Hitunglah panjang gelombang de Broglie untuk sebuah electron ( me =9,11 x 10−31 kg )

yang bergerak pada 1,00 x 107 m/s .


SOLUSI
Konsep Bayangkan elektron bergerak melalui ruang. Dari sudut pandang klasik, partikel
berada di bawah kecepatan konstan. Dari sudut pandang kuantum, elektron memiliki panjang
gelombang yang terkait dengan itu.
Mengkategorikan Kami menghitung hasil menggunakan persamaan yang dikembangkan
dalam bagian ini, jadi kami mengkategorikan contoh ini dengan substitusi.

Menghitung panjang gelombang menggunakan persamaan 40.15


h 6,63 x 10−34 J . s
λ= =
m e u (9,11 x 10−31 kg) ¿ ¿

¿ 7,27 x 10−11 m
Sifat gelombang electron ini bisa dideteksi dengan teknik difraksi pada percobaan Davisson–
Germer.
(B) Sebuah batu memiliki massa 50 g dilemparkan dengan kecepatan 40 m / s.  panjang
gelombang de Broglie untuk batu tersebut?

SOLUSI
Menghitung panjang gelombang de Broglie menggunakan Persamaan 40.15:
h 6,63 x 10−34 J . s
λ= = =3,3 x 10−34 m
mv m
(50 x 10−3 kg)(40 )
s
panjang gelombang ini lebih kecil bila dibandingkan dengan lubang apapun yang dapat
dilalui batu tersebut. Hal ini berarti bahwa kita ita tidak dapt menelit efek difraksi, dan
sebagai hasilnya sifat gelombang dari benda berskala besar tidak dapat diamati.

Mikroskop Elektron
Sebuah alat yang mengandalkan sifat gelombang dari elektron adalah mikroskop electron.
Sebuah mikroskop elektron transmisi, yang digunakan untuk melihat sampel tipis dan datar,
sampel tipis, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 40,16. Dalam berbagai hal, itu mirip
dengan mikroskop optik; tetapi mikroskop electron memiliki daya yang lebih besar dalam
karena alat ini dpat mempercepat elektron agar mencapai energi kinetik yang sangat tinggi,
dan elektron akan memiliki panjang gelombang sangat pendek. Tidak ada mikroskop yang
dapat melihat perincian yang lebih kecil dari panjang gelombang dari gelombang yang
digunakannya untuk menyinari sampel. Biasanya, panjang gelombang pada elektron 100 kali
lebih pendek dibandingkan dengan cahaya yang digunakan dalam mikroskop optik. Sebagai
hasilnya, mikroskop elektron dengan lensa ideal dapat melihat sampel 100 kali lebih
terperinci bila dibandingkan kemampuan mikroskop optik.
(Radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang
sama dengan elektron dalam mikroskop elektron berada
dalam daerah spektrum sinar-x.) Sinar elektron dalam
mikroskop elektron dikendalikan oleh pemantulan
magnetik atau elektrostatik yang akan memengaruhi
elektron agar terfokus pada sinar dan membentuk sebuah
bayangan. Bayangan yang terbentuk oleh mikroskop
elektron tidak dilihat melalui sebuah lubang mata (seperti
pada mikroskop optik) tetapi kita akan melihatnya melalui
sebuah monitor atau jenis layar lainnya. Gambar 40,17
menunjukkan kemampuan yang luar biasa dari mikroskop
elektron.

40.6 Partikel Kuantum

Pembahasan di bagian sebelumnya mungkin sedikit membingungkan karena kita


menganggap model partikel dan model gelombang di masa lalu sebagai dua hal yang sangat
berbeda. Dugaan bahwa cahaya dan partikel materi memiliki sifat partikel dan sifat
gelombang tidaklah sesuai dengan pembedaan ini. Kita juga memiliki bukti eksperimen, yang
bagaimana pun juga, harus kita terima. Sifat ganda yang kita
kenal ini telah mengarahkan kita pada suatu model baru,
partikel kuantum. Dalam model ini, benda tersebut memiliki
karakteristik partikel dan gelombang, dan kita juga harus
memilih salah satu perilaku yang sesuai—partikel atau
gelombang—untuk dapat memahami sebuah fenomena.
Pada bagian ini, kita akan mengeksplorasi model ini
dengan cara akan membuat Anda lebih nyaman dengan
gagasan ini. Kami akan melakukannya dengan
mendemonstrasikan bahwa dari gelombang, kita dapat
membentuk sesuatu yang memiliki sifat partikel.
Mari kita ingat kembali beberapa karakteristik partikel
yang ideal dan gelombang yang ideal. Partikel ideal memiliki
ukuran nol. Jadi, ciri dasar sebuah partikel adalah bahwa partikel terlokalisasi dalam ruang.
Gelombang yang ideal memiliki frekuensi tunggal dan panjang tak terhingga seperti yang
disarankanoleh Gambar 40.18a. Oleh karena itu, gelombang ideal yang tidak terlokalisasi
dalam ruang. Bayangkan Anda menggambarkan sebuah gelombang di sepanjang sumbu x,
dengan salah satu puncaknya berada pada x = 0, seperti ditunjukkan pada bagian atas
Gambar 40.18b. sekarang kita gambarkan gelombang kedua, dengan amplitudo sama tetapi
frekuensi yang berbeda, dengan salah satu puncak yang juga di x = 0. Superposisi dari kedua
gelombang tersebut akan menghasilkan sebuah detak, ketika gelombang-gelombangnya
bergiliran mengalami kondisi sefase dan di luar fase. (Detak telah dibahs di subbab 18.7 pada
buku 1). Kurva paling bawah dalam figur 40.19b menunjukkan hasil superposisi kedua
gelombang.

Perhatikan bahwa lokal dengan mensuperposisikan dua gelombang. Gelombang tunggal


memiliki amplitudo yang sama di mana-mana di ruang angkasa tidak ada poindi ruang
berbeda dari titik lain. Dengan menambahkan gelombang kedua, namun ada sesuatu yang
berbeda tentang titik di fase dibandingkan dengan keluar dari fasetitik.Sekarang bayangkan
bahwa semakin banyak gelombang ditambahkan pada kedua asli. masing-masing gelombang
baru memiliki frekuensi baru. Setiap gelombang baru ditambahkan sehingga salah satu
puncak adalah pada x=0 dengan hasil bahwa semua gelombang menambahkan konstruktif di
x = 0. Ketika kita menambahkanbanyaknya gelombang, kemungkinan nilaipositif dari fungsi
gelombang pada setiap titik x = 0 sama dengan probabilitas nilai negatif, dan ada yang
merusak gangguan di mana-mana kecuali dekat x=0, dimana semua puncak yang
disuperposisikan. Dengan hasilnya ditunjukkan pada Gambar 40,19. Wilayah kecil
interferensi konstruktifdisebut paket gelombang.
Daerah ini terlokalisasi ruang berbeda dari semua yang lain daerah. Kita dapat
mengidentifikasi paket gelombang sebagai partikel karena telah pada terlokalisasisifat
partikel! Lokasi dari paket gelombangsesuai dengan partikel posisi.
Sifat lokal dari entitas ini adalah satu-satunya karakteristik partikel yang dihasilkan
denganproses ini. Kami belum membahas bagaimana paket gelombang
mungkinmencapaikarakteristik partikelseperti massa, muatan listrik, dan berputar. Oleh
karena itu sebagai bukti lebih lanjutbahwa paket gelombang dapat mewakili partikel, mari
kita menunjukkan bahwa gelombangpaket memiliki karakteristik lain dari partikel.
Untuk mempermudah representasi matematika, kita kembali ke kombinasi dua
gelombang. Mempertimbangkan dua gelombang dengan amplitudo sama tetapi frekuensi
sudut yang berbeda ω1 dan ω2. Kita dapat mewakili sebagai gelombang matematis k
y 1= Acos ( k 1 x−ω 1 t ) dan y 2=cos A( k 2 x −ω2 t ¿ ) ¿
di mana, seperti di Bab 16, k = 2π / λ dan ω= 2πF. Menggunakan prinsip superposisi, mari
kita tambahkan gelombang:
y= y1 + y 2= A cos ( k 1 x −ω1 t ) + ¿ A cos ( k 2 x−ω2 t ) ¿
Hal ini mudah untuk menuliskan dalam bentuk persamaan yang menggunakan
identitastrigonometri
a−b a+b
cos a+cos b=2 cos( ¿ ¿)cos ( )¿¿
2 2
Membiarkan a=( k 1 x−ω 1 t ) dan b=( k 2 x−ω2 t ) memberikan

( k 1 x−ω1 t )− ( k 2 x−ω2 t ) ( k 1 x−ω1 t ) −( k 2 x−ω 2 t )


y=2 A cos [ 2 ] [
cos
2 ]
∆k ∆ω k +k ω +ω
[ (
y= 2 Acos
2
x−
2 2)] (
t cos 1 2 x− 1 2 (40.17)
2 )
Dimana ∆ k=k 1−k 2 dan ∆ ω=ω 1−ω 2. Faktor cosinus yang kedua melambangkan
sebuah gelombang dengan bilangan gelombang dan frekuensi yang sama dengan nilai rata-
rata dari masing-masing gelombang.

Gambar 40.20
Pola irama Gambar 40.18b
dengan fungsi amplop
(putus-putus kurva)
ditumpangkan

dari gelombang seperti yang ditunjukkan oleh kurva putus-putus pada Gambar 40,20. Faktor
ini juga memiliki bentuk matematika gelombang. Ini amplop dari kombinasi yang melakukan
perjalanan melalui ruang dengan kecepatan yang berbeda dari gelombang individu. Sebagai
contoh bayangkan menggabungkan dua gelombang identik bergerak dalam arah
berlawanan.Dua gelombang bergerak dengan kecepatan yang sama, tetapi amplop memiliki
kecepatan nol karena kami telah membangun gelombang berdiri, yang kita belajar di Bagian
18.2.
Untuk gelombang individu, kecepatan diberikan oleh Persamaan 16.11
Kecepatan fase gelombang dalam paket gelombang :
ω
v fase = (40.18)
k

Kelajuan ini disebut kelajuan fase karena kelajuan ini adalah tingkat majunya puncak
pada satu gelombang tunggal, yang merupakan suatu titik dengan fase tetap. Persamaan
tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : kelajuan fase sebuah gelombang adalah
rasio dari koefisien variabel waktu t terhadap koefisien variabel ruang x dalam persamaan
untuk penjumlahan sederhana dari dua gelombang, y = A cos (kx - ωt).
Faktor dalam kurung dalam Persamaan 40,17 adalah bentuk gelombang, sehingga
bergerak dengan kecepatan yang diberikan oleh rasio yang sama ini:
∆ω
(
)
kooefisien variabel waktu t 2 ∆ω
v g= = =
koefisien variabel ruang x ∆k ∆k
( )
2
Dalam Persamaan 40,17, indeks g pada kelajuan menandakan bahwa hal ini biasanya disebut
kelajuan grup, atau kelajuan paket gelombang (kelompok gelombang) yang telah kita buat.
Kita telah menghasilkan persamaan untuk penjumlahan sederhana dari dua gelombang.
Untuk superposisi dari banyak gelombang yang membentuk paket gelombang rasio ini
menjadi sebuah turunan :

Keceptan kelompok paket gelombang : v g= (40.19)
dk
h
Mengalikan pembilang dengan penyebut dengan h, dimana h = , sehingga

h dω d (hω)
v g= = ( 40.20)
h dk d ( hk )

Lihat persamaan (40.20) secara terpisah. Untuk pembilang


h
hω= ( 2 πf )=hf =E

untuk penyebut
h 2π h
hk = ( )
2π λ
= =p
λ
d (hω) dE
oleh karena itu persamaan (40.20) dapat ditulis v g= = ( 40.21)
d (hk ) dp
Oleh karena kita sedang mendalami kemungkinan bahwa lingkupan dari gabungan
gelombang melambangkan partikel, maka bayangkan terdapat sebuah partikel bebas yang
bergerak dengan kelajuan u, dimana kelajuan ini kecil jika dibandingkan kelajuan cahaya.
Energi partikel adalah energi kinetiknya:

1 2 p2
E= m v =
2 2m

Dengan menurunkan persamaan ini terhadap p akan diperoleh


dE d p2 1 ( )
v g= = ( )
=
dp dp 2 m 2 m
2 p =u (40.22)

Jadi, kelajuan grup dari paket gelombang adalah identik terhadap kelajuan partikel yang telah
kita modelkan! Hal ini semakin meyakinkan kita bahwa paket gelombang adalah cara yang
masuk akal untuk membuat sebuah partikel.

Kuis Cepat 40.7 Sebagai analogi gelombang paket, mempertimbangkan sebuah "mobil
paket "yang terjadi di dekat lokasi kecelakaan di jalan bebas hambatan. Fase kecepatan
analog dengan kecepatan mobil individu sebagai mereka bergerak melalui backup yang
disebabkan oleh kecelakaan. Kecepatan kelompok dapat diidentifikasi sebagai kecepatan
terdepan dari paket mobil. Untuk mobil paket, adalah kecepatan kelompok (a) sama
dengan kecepatan fase, (b) kurang dari kecepatan fase, atau (c) lebih besar dari kecepatan
fase?

40.7 Tinjauan Ulang Eksperimen Celah Ganda


Dualitas gelombang-partikel sekarang konsep diterima tegas diperkuat oleh hasileksperimen,
termasuk yang dari eksperimen Davisson-Germer. Seperti dalil-dalil relativitas khusus,
bagaimanapun, konsep ini sering menyebabkan bentrokan dengan akrab pola pikir kita tahan
dari pengalaman sehari-hari.
Salah satu cara untuk mengkristal gagasan tentang elektron gelombang-partikel
dualitas adalah melalui sebuah percobaan di mana elektron ditembakkan pada celah ganda.
Pertimbangkan sinar paralel monoenergik elektron pada celah ganda seperti pada
Gambar40,21. Mari kita asumsikan lebar celah kecil dibandingkan dengan panjang
gelombang electron sehingga kita tidak perlu khawatir tentang difraksi masimal dan minimal
seperti yang dibahas untukcahaya dalam Bagian 38.2. Layar detektor elektron diposisikan
jauh dari celah dijarak jauh lebih besar dari d, jarak pemisahan celah. Jika detector Layar
mengumpulkan elektron untuk waktu yang cukup lama, menemukan interferensi gelombang
khaspola untuk hitungan per menit, atau probabilitas kedatangan elektron. Seperti pola
interferensi tidak terduga jika elektron bertindak sebagai partikel klasik,memberikan bukti
jelas bahwa elektron itu mengganggu, yang berbeda seperti gelombang berjalan.
Jika kita mengukur sudut u di mana intensitas maksimum elektron tiba dilayar
detektor pada Gambar 40,21, merka menjelaskan samapersis.

Persamaan cahaya, dsinθ=mλ (Persamaan. 37,2), di mana m adalah jumlah pesanan


dan λ adalah panjang gelombang elektron. Oleh karena itu, sifat ganda dari elektron jelas
ditunjukkan dalam percobaan ini: elektron yang terdeteksi sebagai partikel di tempat local
pada layar detektor di beberapa waktu, tetapi kemungkinan kedatangan pada saatitu tempat
ditentukan dengan mencari intensitas duagelombang campur.
Sekarang bayangkan bahwa kita menurunkan intensitas sinar sehingga satu elektron
pada suatu waktu tiba di celah ganda. Hal ini menggoda untuk menganggap elektron
melewati baik celah 1 atau celah 2. Anda mungkin berpendapat bahwa tidak ada efek
interferensi karena bukan merupakan elektron kedua akan melalui celah lain untuk
mengganggu pertama. Asumsi ini menempatkan terlalu banyak penekanan pada model
partikel elektron, Namun. Pola interferensi masih diamati jika interval waktu untuk
pengukuran cukup lama bagi banyak elektron untuk tiba di layar detektor! Situasi ini
digambarkan oleh pola-simulasi komputer pada Gambar 40,22
mana pola interferensi menjadi lebih jelas sebagai jumlah
electron mencapai layar meningkat detektor. Oleh karena itu,
asumsi kami bahwa elektron adalah lokal dan melewati satu
celah ketika kedua celah terbuka salah.
Untuk menginterpretasikan hasil ini, kita terpaksa
menyimpulkan bahwa berinteraksi electron dengan kedua celah
secara bersamaan. Jika Anda mencoba untuk menentukan
eksperimen yang membuat celah melewati elektron, tindakan
pengukuran menghancurkan pola interferensi. Ini mustahil
untuk menentukan celah elektron. Akibatnya, kita bias hanya
mengatakan bahwa elektron melewati kedua celah! Argumen
yang sama berlaku untuk foton.
Jika kita membatasi penyelidikan kita hanya pada
sebuah model partikel yang murni, dugaan bahwa elektron dapat
beraada di kedua celah secara bersamaan adalah hal yang
membingungkan. Menurut model kuantum, bagaimana pun
juga, partikel dianggap terbuat dari gelombang-gelombang yang
terdapat dalam ruang. Jadi, komponen gelombang dari elektron
berada di kedua celah pada waktu yang bersamaan, dan model
ini telah menuntun kita kepada suatu interpretasi yang lebih
baik.

40.8 Prinsip Ketidakpastian


Kapanpun kita mengukur posisi atau kecepatan dari suatu
partikel pada waktu kapanpun, ketidakpastian eksperimental
pastilah terdapat dalam pengukuran itu sendiri. Menurut
mekanika klasik, tidak terdapat batasan fundamental pada
perbaikan maksimum dari sebuah prosedur eksperimental. Dengan kata lain, secara prinsip
adalah mungkin bagi kita untuk melakukan pengukuran dengan ketidakpastian yang sangat
kecil. Akan tetapi, teori kuantum memprediksi bahwa secara fundamental adalah mustahil
untuk mengukur posisi partikel dan momentum pada waktu yang bersamaan dengan
akurasi yang tinggi.
Pada tahun 1927, Werner Heisenberg (1901-1976) memperkenalkan gagasan ini, yang
sekarang dikenal sebagai prinsip ketidakpastian Heisenberg:

Jika pengukuran dari posisi partikel dilakukan dengan ketidakpastian ∆x dan sebuah
pengukuran yang bersamaan dari komponen x dari momentumnya juga dilakukan dengan
ketidakpastian ∆Px, maka hasil dari kali dua ketidakpastian tidak mungkin lebih kecil dari h/
2:
h
∆ x ∆ px ≥ (40.23)
2
Hal ini berarti bahwa secara fisis kita tidak mungkin mengukur posisi dan momentum sebuah
partikel secara bersamaan. Heisenberg dengan cermat menunjukkan bahwa ketidakpastian
∆ x dan ∆Pxtidak berasal dari instrument pengukuran yang tidak sempurna. Daripada
demikian, ketidakpastiannya berasal dari struktur kuantum dari materi.
Untuk memahami prinsip ketidakpastian, misalkan panjang gelombang sebuah
partikel telah diketahui secara pasti. Berdasarkan hubungan de Broglie, λ= h / p, kita dapat
mengetahui momentum partikelnya juga secara pasti menggunakan p= h/λ.
Pada kenyataannya, panjang gelombang sebuah gelombang tunggal akan ada di
seluruh ruangan. Daerah apapun yang dilewati oleh gelombang tersebut akan memiliki
bentuk yang sama dengan daerah lainnya (Gambar. 40.18a). Misalkan kita bertanya, “Dimana
letak partikel yang direpresentasikan oleh gelombang ini?”,maka tidak ada tempat khusus di
sepanjang gelombang ini berada yang dapat diidentifikasikan sebagai partikel – semua titik di
sepanjang gelombang adalah sama. Oleh karena itu, terdapat ketidakpastian yang tidak
terbatas dalam posisi partikelnya-kita tidak dapat mengetahui posisi partikelnya. Pemahaman
yang sempurna atas momentum partikel telah membuat kita sama sekali tidak dapat
mengetahui posisi partikel tersebut.
Sebagai perbandingan, sekarang perhatikan suatu partikel yang memiliki momentum
yang tidak pasti sehingga partikel tersebut dapat memiliki sebuah jangkauan nilai momentum
ynag memungkinkan. Menurut hubungan De Broglie, ini akan menghasilkan suatu kisaran
dari panjang gelombang. Jadi, partikel tersebut tidak direpresentasikan oleh panjang
gelombang tunggal, melainkan oleh kombinasi panjang gelombang dalam kisaran tersebut.
Kombinasi ini membentuk sebuah paket gelombang, yang telah kita bahas di subbab 40.6 dan
diilustrasikan dalam gambar 40.19. jika kita ingin menentukan lokasi partikel, maka kita
hanya dapat mengatakan bahwa partikel tersebut berada di suatu tempat dalam daaerah yang
terdefinisi oleh paket gelombang itu—karena terdapat perbedaan yang nyata antara daerah ini
dan daerah lainnya dalam ruang. Jadi, dengan menghilangkan sebagian informasi mengenai
momentum partikel, kita dapat mengetahui informasi mengenai posisi partikelnya.
Jika Anda kehilangan semua informasi tentang momentum, maka kita harus
menjumlahkan gelombang dari seluruh panjang gelombang yang memungkinkan. Hal ini
akan menghasilkan sebuah paket gelombang dengan panjang nol. Jadi, jika kita tidak
memiliki informasi apapun mengenai momentumnya, kita akan mengetahui dengan tepat
posisi partikelnya.
Bentuk matematika dariprinsip ketidakpastian menyatakan bahwa produk
ketidakpastian dalam posisi dan momentum selalu lebih besar dari beberapa minimum nilai.
Nilai ini dapat dihitung dari jenis argumen yang dibahas di atas, dan hasilnya adalah nilai h/ 2
di Persamaan 40,23.
Bentuk lain dari prinsip ketidakpastian dapat dihasilkan dengan mempertimbangkan
kembali Gambar 40,19. Bayangkan bahwa sumbu horisontalnya adalah waktu dan bukan
spasial posisi x. Kemudian dapat membuat argumen yang sama yang dibuat tentang
pengetahuan dari panjang gelombangdan posisi dalam domain waktu. Variabel yang sesuai
akan frekuensi dan waktu. Karenafrekuensi berhubungan dengan energi dari partikel oleh
E=hf, prinsipketidakpastian dalam bentuk ini
h
∆ E ∆t≥ (40.24)
2
Bentuk prinsip ketidakpastian diberikan dalam Persamaan 40.24 menunjukkan bahwa
konservasi energi dapat tampaknya dilanggar oleh sejumlah ∆E asalkan hanya untuk interval
waktu yang singkat ∆t konsisten dengan persamaan itu. Kita akan menggunakan gagasan ini
untuk memperkirakan energi sisa partikel dalam Bab 46.

Kuis Cepat 40.8 Posisi sebuah partikel telah diukur dan berada tepat pada x = 0,
denganketidakpastian nol dalam arah x. Bagaimana pengaruhnya terhadap ketidakpastian
dari komponen kecepatan dalam arah y? (a) tidak terpengaruh. (b) akan menjadikan
komponen tak terhingga. (c) akan menjadikan komponen tersebut nol.
Kuis Cepat 40.9 Sebuah argumen kuatum untuk fenomena difraksi cahaya membuktikan
bahwa foton melewati celah sempit dan terlokalisasi pada lebar celahnya. Oleh karena kita
telah mendapatkan informasi mengenai posisinya, maka foton tersebut haruslah memiliki
ketidakpastian yang cukup besar dalam momentumnya disepanjang bidang di mana
celahnya terbentuk. Jadi, foton tersebut akan mendapatkan momentum yang tegak lurus
terhadap arah awal perambatannya, dan menyebar, membentuk daerah terang yang lebih
lebar dari celah. Misalkan kita sedang mengamati difraksi cahaya dan secara tiba-tiba
konstanta Plank menjadi setengah dari nilai sebelumnya. Argumen kuatum untuk difraksi
akan membuktikan bahwa (a) daerah terangnya tidak akan berubah (b) daerah terangnya
akan menjadi lebar (c) daerah terangnya akan menjadi lebih sempit.

Lebar garis pecahan ini sempit dapat diukur dengan interferometer sensitif. Biasanya,
bagaimanapun, suhu danefek tekanan menaungi lebar garis alami dan memperluas garis
melalui mekanisme yang terkait dengan Doppler yang efek dan tabrakan.
Dengan asumsi frekuensi f radio-gelombang 94.7 x 106 Hz, lebar garis pecahan adalah
∆ f 8.0 × 106 Hz −8
= 6
=8.4 ×10
f 94.7 × 10 Hz
Oleh karena itu, untuk gelombang radio, lebar garis ini mutlak yang sama sesuai dengan lebar
garis pecahan lebih dari 8%,

Pertanyaan Objektif
1. Manakah dari fenomena berikut yang paling jelas menunjukkan sifat partikel cahaya? (a)
difraksi (b) efek fotolistrik (c) polarisasi (d) gangguan (e) refraksi
2. Manakah dari fenomena berikut yang paling jelas menunjukkan sifat gelombang
elektron? (a) efek fotolistrik (b) radiasi hitam (c) efek Compton (d) difraksi elektron
dengan kristal (e) tidak ada jawaban yang benar.
3. Dalam sebuah percobaan hamburan Compton, energi foton E tersebar dari elektron saat
pemberhentian. Setelah hamburan terjadi, mana dari pernyataan berikut ini benar? (a)
frekuensidari foton lebih besar dari E /h. (b) Energi foton kurang dari E. (c) Panjang
gelombang dari foton kurang dari hc/. (d) Momentum foton meningkat. (e) Tidak ada
jawaban yang benar
4. Dalam sebuah percobaan tertentu, sebuah filamen dalam bola lampu evakuasi membawa
sebuah arus I1 dan kita mengukur spektrum cahaya yang dipancarkan oleh filamen, yang
berperilaku sebagai benda hitam pada suhu T 1. Panjang gelombang yang dipancarkan
dengan intensitas tertinggi (dilambangkan dengan max) memiliki nilai 1. Kita
kemudian meningkatkan beda potensial di filamen dengan faktor 8, dan saat ini
meningkat dengan faktor 2. (i) Setelah perubahan ini, berapa suhu filamen? (a) 16T1 (b)
8T1 (c) 4T1 (d) 2T1 (e) masih T1 (ii) Berapakah nilai dari panjang gelombang yang

1 1
dipancarkan dengan intensitas tertinggi? (a) 41 (b) 21 (c) 1 (d) 1 (e) 1
2 4
5. Berapa panjang gelombang de Broglie dari sebuah elektron yang dipercepat dari diam
melalui beda potensial dari 50,0 V? (a) 0.100 nm (b) 0,139 nm (c) 0,174 nm (d) 0,834
nm (e) semua salah
6. Sebuah sinar cahaya monokromatik bertumbukan dengan target barium yang memiliki
fungsi kerja 2,50 eV. Jika beda potensial 1,00 V diperlukan untuk mengeluarkan kembali
semua elektron, berapa panjang gelombang sinar? (a) 355 nm (b) 497 nm (c) 744 nm (d)
1:42 (e) semua salah
7. Manakah dari berikut ini yang paling mungkin menyebabkan kulit terbakar dengan
memberikan lebih banyak energi untuk molekul individu dalam sel-sel kulit? (a) cahaya
inframerah (b) cahaya tampak (c) sinar ultraviolet (d) microwave (e) Pilihan (a) dan (d)
benar
8. Sebuah foton x-ray tersebar oleh elektron awalnya stasioner. Frekuensi relatif tumbukan
foton, adalah frekuensi foton yang tersebar (a) lebih rendah, (b) lebih tinggi, atau (c)
tidak berubah?
9. Manakah dari pernyataan berikut ini yang benar menurut prinsip ketidakpastian? Lebih
dari satu pernyataan yang benar. (a) Tidak mungkin untuk secara bersamaan menentukan
baik posisi dan momentum partikel sepanjang sumbu yang sama dengan akurasi yang
sembarang. (b) Tidak mungkin untuk secara bersamaan menentukan baik energi dan
momentum dari partikel dengan akurasi yang sembarang. (c) Tidak mungkin untuk
menentukan energi partikel dengan akurasi sembarang dalam jumlah waktu yang
terbatas. (d) Tidak mungkin untuk mengukur posisi partikel dengan akurasi sembarang
dalam jumlah waktu yang terbatas. (e) Tidak mungkin untuk secara bersamaan mengukur
baik energi dan posisi sebuah partikel dengan akurasi yang sembarang.
10. Sebuah proton, elektron, daninti helium semua bergerak dengan kecepatan v. Urutkan
panjang gelombang de broglie partikel dari terbesar ke terkecil
11. Pertimbangkan (a) elektron (b) foton, dan (c) proton, semua bergerak dalam ruang
hampa. Pilih semua jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan. (i) Manakah dari tiga
yang memiliki energi sisa? (ii) yang mana yang bermuatan? (iii) yang mana yang
membawa energi? (iv) yang yang memiliki momentum? (v) yang mana yang bergerak
pada kecepatan cahaya? (vi) yang mana yang memiliki panjang gelombang yang sesuai
karakteristik gerakan mereka?
12. Sebuah elektron dan proton, yang bergerak dengan arah berlawanan, dipercepat dari
keadaan diam melalui beda potensial yang sama. Partikel ysng mana yang memiliki
panjang gelombang yang lebih panjang? (a) Elektron (b) proton . (c) Keduanya sama.
(d) keduanya Tidak memiliki panjang gelombang.
13. Urutkan panjang gelombang partikel kuantum berikut dari terbesar ke terkecil. Jika ada
yang memiliki panjang gelombang yang sama, urutkan sesuai denganmu. (a) foton
dengan energi 3 eV (b) elektron dengan energi kinetik 3 eV (c) proton dengan energi
kinetik 3 eV (d) foton dengan energi 0,3 eV (e) elektron dengan momentum 3 eV / c
14. Kedua elektron dan proton yang dipercepat dengan kecepatan yang sama, dan
ketidakpastian eksperimental dalam kecepatan adalah sama untuk kedua partikel. Posisi
dari dua partikel juga diukur. Apakah mungkin ketidakpastian minimum di posisi
elektron (a) kurang dari ketidakpastian minimum posisi proton, (b) sama denganproton,
(c) lebih dari proton, atau (d) tidak mungkin untuk menjawab dari informasi yang
diberikan?

Pertanyaan Konsep
1. Model klasik radiasi benda hitam yang dalam hukum Rayleigh-Jeans memiliki dua
kelemahan utama. (a) Identifikasi kelemahan dan (b) Jelaskan hubungannya dengan
hukum Planck
2. Semua benda memancarkan energi. Mengapa, kemudian, kita tidak dapat melihat apapun
objek di ruang yang gelap?
3. (a) Berapa kemiringan garis pada Active Gambar 40,11? (b) Apa maksud dari y? (c)
Bagaimana grafik tersebut untuk logam yang berbeda jika dibandingkan dengan satu
sama lain?
4. Jika efek fotolistrik diamati pada suatu logam, dapatkah kita menyimpulkan bahwa
efeknya juga akan diamati untuk logam lain dalam kondisi yang sama? Jelaskan.
5. Pada efek fotolistrik, jelaskan mengapa
potensi henti tergantung pada frekuensi
cahaya tetapi tidak pada intensitas..
6. Mengapa keberadaan frekuensi cutoff (pintas)
dalam efek fotolistrik mendukung teori
partikel cahaya lebih dari teori gelombang?
7. Yang mana yang memiliki lebih banyak energi, foton radiasi ultravioletatau foton cahaya
kuning? Jelaskan.
8. Apa perbedaan efek compton dengan efek fotolistrik ?
9. Apakah elektron gelombang atau partikel? Dukung jawabanmu
denganmengutipbeberapahasil eksperimen.
10. Misalkan sebuah foto wajah seseorang yang terbuat dari hanya beberapa foton saja. Akan
hasilnya foto wajah akan menjadi samar? Jelaskan jawabanmu.
11. Mengapa mikroskop elektron lebih cocok daripada mikroskop optik untuk “melihat"
benda kurang dari 1 mm?
12. Apakah cahaya gelombang atau partikel? Mendukung jawaban Anda dengan mengutip
bukti eksperimental yang spesifik.
13. Jika materi memiliki sifat gelombang, mengapa karakteristik gelombang seperti itu tidak
dapat kita amati dalam kehidupan kita sehari-hari?
14. Mengapa Percobaan difraksi elektron oleh Davisson dan Germer eksperimen yang sangat
penting?
15. Permainan warna adalah fenomena yang memberikan sinar berwarna pada bulu burung
merak, Kolibri (lihat halaman 1084), quetzals yang gemilang, dan bahkan bebek dan
grackles. Tanpa pigmen, warna kupu-kupu Morpho (Gambar. CQ40.15), ngengat Urania,
beberapa kumbang dan lalat, ikan pelangi, dan mutiara induk kerang abalone. Warna
warni berubah saat kita mengubah sebuah objek. Warna itu diproduksi oleh berbagai
struktur yang rumit pada spesies yang berbeda. Soal 58 Bab 38 menggambarkan struktur
yang menghasilkan permainan warna dalam bulu merak. Semua struktur itu tidak
diketahui sampai penemuan mikroskop elektron. Jelaskan mengapa mikroskop
cahaya(optik) tidak bisa mengungkapkannya!
16. Untuk menggambarkan lintasan elektron yang melalui celah dan muncul di layar,
fisikawan Richard Feynman mengatakan bahwa "elektron muncul dengan gumpalan,
seperti partikel, tetapi kemungkinan kedatangan gumpalan tersebut ditentukan sebagai
intensitas gelombang seperti apa. Hal ini berarti bahwa elektron berperilaku kadang
seperti sebuah partikel dan kadang-kadang seperti gelombang. " Uraikanlah maksudnya
dengan kata-katamu sendiri. Untuk diskusi lebih lanjut, lihat R. Feynman, Karakteristik
Hukum Fisika (Cambridge, MA: MIT Press, 1980), chap. 6.
17. Foto pada pembukaan bab ini menunjukkan sebuah filamen darisebuah bola lampu yang
menyala. Perhatikan baik-baik pada ujung dari kawat di ujung atas dan ujung bawah dari
filamen. Mengapa bagian itu redup dari yang lain?

Bagian 40.1 Radiasi Benda Hitam dan Hipotesis Planck


1. Mata manusia sangat sensitif terhadap cahaya 560-nm (hijau). Berapa temperatur suhu
benda hitam yang akan memancarkan cahaya paling kuat pada panjang gelombang
tersebut ?
2. Model filamen tungsten dari sebuah bola lampu sebagai benda hitam pada suhu 2900 K.
(a) Tentukan panjang gelombang cahaya maksimal yang dipancarkanny! (b) Jelaskan
mengapa jawaban untuk bagian (a) menunjukkan bahwa lebih banyak energi dari bola
lampu masuk ke radiasi infra merah daripada kedalam
cahaya tampak.
3. Petir menghasilkan suhu udara maksimum pada tingkatan
104 K, sedangkan ledakan nuklir menghasilkan suhu pada
tingkatan 107 K. (a) Gunakan hukum perpindahan Gunakan
Wien untuk menemukan tingkatan besarnya panjang
gelombang dari arus panas yang dihasilkan dari foton dipancarkan dengan intensitas
terbesar oleh masing-masing sumber. (b) Sebutkan bagian dari spektrum elektromagnetik
yang kita anggap memiliki radiasi paling kuat.
4. Gambar P40.4 pada halaman 1214 menunjukkan spektrum cahaya yang dipancarkan oleh
kunang-kunang. (a) Tentukan suhu gelombang benda hitam yang akan memancarkan
radiasi puncak pada panjang gelombang yang sama. (b) Berdasarkan hasilnya, jelaskan
apakah radiasi kunang-kunang teramasuk radiasi benda hitam.
5. Ambang gelap yang dapat diadaptasi penglihatan (scotopic) adalah 4.00 x 10-11 W / m2
pada panjang gelombang pusat 500 nm. Jika cahaya dengan intensitas dan panjang
gelombang ini memasuki mata dan pupil terbuka dengan diameter maksimum 8,50 mm,
berapa banyak foton per detik yang memasuki mata?
6. Hitung energi, dalam volt elektron, foton dengan frekuensi (a) 620 THz, (b) 3.10 GHz,
dan (c) 46,0 MHz. (ii) Tentukan panjang gelombang yang sesuai untuk foton yang
tercantum pada bagian (i) dan (iii) nyatakan klasifikasi masing-masing pada spektrum
elektromagnetik
7. (a) Berapa suhu permukaan Betelgeuse, bintangmerah raksasa dikumpulan rasi bintang
Orion (Gbr. 40,4), yang memancarkan dengan panjang gelombang puncak sekitar 970
nm? (b) Rigel, bintang putih kebiruan di Orion, memancarkan panjang gelombangdengan
puncak 145 nm. Tentukan suhu permukaan Rigel.
8. Pemancar radio FM memiliki output daya 150 kW dan beroperasi pada frekuensi 99,7
MHz. Berapa banyak foton per detik yang dipancarkan pemancar?
9. 1.Suhu elemen pemanas listrik adalah 150 ° C. Apakah panjang gelombang radiasi yang
dipancarkan dari elemen pemanas mencapai puncaknya?
10. Radius Matahari adalah 6.96 x 108 m, dan daya keluaran total 3.85 x 1026 W. (a) Dengan
asumsi permukaan Matahari memancarkan sebagai benda hitam, hitung suhu
permukaannya. (b)gunakan hasil bagian (a), untuk menemukan max untuk matahari.
11. Pertimbangkan benda hitam dari luas permukaan 20,0 cm 2 dan suhu 5000 K. (a) Berapa
besar daya yang pancarkan? (b) Pada panjang gelombang berapakah benda hitam
memancarkan gelombang paling intens? Temukan spektral daya per interval panjang
gelombang pada (c) panjang gelombang ini dan pada panjang gelombang (d) 1,00 nm
(satu sinar x atau sinar gamma), (e) 5,00 nm (sinar ultraviolet atau sinar-x), (f) 400 nm
(pada batas antara UV dan cahaya tampak), (g) 700 nm (pada batas antara cahaya tampak
dan inframerah), (h) 1,00 mm (cahaya inframerah atau microwave), dan (i) 10,0 cm
(microwave atau gelombang radio). (j) Sekitar berapakah besar daya yang objek
pancarkann sebagai cahaya tampak?
12. Pertimbangkan benda hitam dari luas permukaan 20,0 cm 2 dan suhu 5000 K. (a) Berapa
besar daya yang pancarkan? (b) Pada panjang gelombang berapakah benda hitam
memancarkan gelombang paling intens? Temukan spektral daya per interval panjang
gelombang pada (c) panjang gelombang ini dan pada panjang gelombang (d) 1,00 nm
(satu sinar x atau sinar gamma), (e) 5,00 nm (sinar ultraviolet atau sinar-x), (f) 400 nm
(pada batas antara UV dan cahaya tampak), (g) 700 nm (pada batas antara cahaya tampak
dan inframerah), (h) 1,00 mm (cahaya inframerah atau microwave), dan (i) 10,0 cm
(microwave atau gelombang radio). (j) Sekitarberapakah besar daya yang objek
pancarkann sebagai cahaya tampak?
13. Ulasan. Masalah ini adalah tentang seberapa kuat materi digabungkan dengan radiasi,
subjek yang mana menjadi awal mula mekanika kuantum . Untuk model yang sederhana,
pertimbangkan bola besi padat berjari jari 2,00 cm. Asumsikan suhunya selalu sama di
semua isi volume. (a) Carilah massa bola. (b) Asumsikan bola pada suhu 20,0 ° C dan
dengan emisifitas 0.860. Cari kekuatan yang mana memancarkan gelombang
elektromagnetik. (c) Jika sendirian di alam semesta, di tingkat apa suhu lingkungan akan
berubah? (d) Asumsikan hukum Wien menggambarkan bola. temukan  maksimum
panjang gelombang radiasi elektromagnetik yang dipancarkan paling kuat. Meskipun
pancaran atau radiasi spektrum gelombang memiliki semua panjang gelombang yang
berbeda, anggap output daya yang dibawa oleh foton dari panjang gelombang 
maksimum. Cari (e) energi satu foton dan (f) jumlah foton itu pancarkan setiap detik.
14. tunjukkan bahwa pada panjang gelombang panjang, hukum radiasi Planck(Persamaan.
40,6) diturunkan ke hukum Rayleigh-Jeans (Persamaan. 40,3).
15. Sebuah bandul sederhana memiliki panjang 1,00 m dan massa 1,00 kg. Perpindahan
horisontal maksimum bob pendulum dari titikkesetimbangan adalah 3,00 cm. hitung
jumlah nkuantum untuk pendulum.

Bagian 40.2 Efek Fotolistrik


16. Fungsi kerja untuk seng adalah 4,31 eV. (a) Carilah panjang gelombang cutoff (pintas)
untuk seng. (b) Berapakah frekuensi terendah kejadian cahaya pada seng yang
melepaskan elektron dari permukaan? (c) Jika energi foton 5,50 eV pada kejadian seng,
berapa energi kinetik maksimum fotoelektron yang dikeluarkan?
17. Dua sumber cahaya yang digunakan dalam percobaan fotolistrik untuk menentukan
fungsi kerja dari permukaan logam tertentu. Ketika lampu hijau dari lampu merkuri (=
546,1 nm) digunakan, sebuah penghentian potensial dari 0,376 V menurunkan
photocurrent (arus foto) ke nol. (a) Berdasarkan pengukuran ini, apa fungsi dari logam
ini? (b) Apa penghentian potensial akan teramati bila menggunakan lampu kuning dari
tabung helium discharge (= 587,5 nm)?
18. Lithium, berilium, dan raksa memiliki fungsi kerja masing-masing 2,30 eV, 3,90 dan 4,50
eV. Cahaya dengan panjang gelombang 400 nm mendatangi setiap logam tersebut.
Tentukan (a) logam mana yang menunjukkan efek fotolistrik dan (b) energi kinetik
maksimal untuk fotoelektron di setiap kasus.
19. Elektron dikeluarkan dari permukaan metalik dengan kelajuan 4,60 x 10 5 m / s ketika
digunakan cahaya dengan panjang gelombang 625 nm. (a) berapa fungsi kerja dari
permukaan? (b) Berapa frekuensi penggal dari permukaan ini?

20. Dari penyebaran cahaya matahari,Thomson telah menghitung bahwa jari-jari klasik
elektron adalah 2,82 x 10-15 m. Cahaya matahari dengan intensitas 500 W / m2 jatuh pada
piringan dengan jari-jari tersebuthitunglah rentang waktu yang dibutuhkan untuk dapat
mengumpulkan energi 1,00 eV. Asumsikan bahwa cahaya adalah gelombang klasik dan
cahaya yang menumbuk piringan akan terserap sepenuhnya.bagaimana jawaban anda
jika dibandingkan dengan penelitian fotoelektron yang dipancarkan dengan segera
(dalam waktu 10-9 s)?

21. Sebuah bola tembaga terisolasi dengan jari-jari 5,00 cm dan pada awalnya tidak
bermuatan. Bola tersebut disinari oleh cahaya ultraviolet dengan panjang gelombang 200
nm.Berapa muatan yang dihasilkan efek fotolistrik pada bola? Fungsi kerja tembaga
adalah 4,70 eV.

22. Fungsi kerja pada platinum adalah 6.35 eV. Cahaya ultraviolet dengan panjang
gelombang 150 nm menabrak permukaan yang bersih dari sampel platinum. Kita ingin
memprediksi tegangan henti yang kita akan butuhkan untuk elektron yang keluar dari
permukaan. (a) Berapakah energi foton dari cahaya ultraviolet? (b) Bagaimana Anda
tahu bahwa foton ini akan mengeluarkan elektron dari platinum? (c) Berapakah energi
kinetik maksimum yang dikeluarkan fotoelektron? (d) berapa tegangan yang diperlukan
untuk menangkap arus fotoelektron?

Bagian 40.3 Efek Compton


23. Sinar-X yang menyebar pada sudut 55,0 ° dengan arah sinar benturan. Cari pergeseran
panjang gelombang sinar-x yang tersebar.

24. Sebuah foton dengan panjang gelombang  menyebarkan elektron bebas pada A (figur
S40.29) dan menghasilkan foton kedua dengan panjang gelombang.Foton tersebut
kemudian menyebarkan elektron bebas lainnya pada B, dan menghasilkan foton ketiga
dengan panjang gelombang “ yang bergerak dengan arah yang berlawanan dengan arah
foton biasanya, ditunjukkan dalam figurS40.29.
Tentukan numerik dari  =  - .

25. Sebuah 0,001 60-nm tersebar dari elektron bebas. Berapa sudut penyebaran yang
diperlukan agar elektron yang terdorong kebelakang memiliki energi kinetik setara
dengan energi foton yang tersebar?

26. Sinar-X dengan panjang gelombang 120,0 pm melewati Comptons cattering. (a) Carilah
panjang gelombang foton yang tersebar di sudut 30,0 °, 60,0 °, 90,0 °, 120 °, 150 °, dan
180 °. (b) Carilah energi elektron yang tersebar di setiap kasus. (c) Manakah dari sudut
hamburan yang menyediakan elektron dengan energi terbesar? jelaskan apakah Anda
bisa menjawab pertanyaan ini tanpa melakukan perhitungan.

27. Sebuah foton 0.880 MeV disebarkan oleh elektron bebas yang ada awalnya berada dalam
keadaan diam, sedemikian rupa hingga sudut penyebaran dari elektron yang tersebar
(θ=ф dalam figur 40.13b). Tentukan sudut θ dan ф.(c) tentukan energi kinetik dan
momenrum elektron yang tersebar.

28. Sebuah foton memiliki energi E0 tersebar oleh elektron bebas pada awalnya saat
pemberhentiansehingga sudut hamburan elektron tersebar sama dengan yang dari foton
tersebar seperti yang ditunjukkan pada Gambar P40.27. (a) Tentukan sudut . (b)
Tentukan energi dan momentum foton tersebar tersebar. (c) Tentukan energi kinetik dan
momentum elektron yang tersebar.
29. Sinar-X memiliki energi 300 keV mengalami hamburan Compton dari sebuah target.
Sinar yang tersebar terdeteksi pada 37,0 ° relatif terhadap tumbukan sinar. Cari (a)
pergeseran Compton di sudut ini, (b) energi x-ray yang tersebar, dan (c) energi dari
lompatan elektron.

30. Setelah sebuahfoton x-ray dengan panjang 0.800-nm menyebar dari elektron bebas,
elektron melompat dengan kecepatan 1,40 x 106 m/s. (a) berapa pergeseran panjang
gelombang foton (b) berapa sudut yang dilalui sebaran elektron.

31. Dalam sebuah percobaan hamburan Compton, sebuah foton x-ray menyebar dengan
sudut 17,4 ° dari elektron bebas yang awalnya diam. Lompatan elektron dengan
kecepatan 2180 km / s. Hitung (a) panjang gelombang tumbukan foton dan (b) sudut
yang dilalui elektron yang tercerai-berai.
32. Dalam sebuah percobaan hamburan Compton, foton tersebar melalui sudut 90,0 ° dan
elektron diatur dalam gerak dalam arah pada sudut
20,0 ° ke arah foton yang asli. (a) Jelaskan
bagaimana informasi ini cukup untuk menentukan
panjang gelombang yang unik dari foton yang
tersebar dan (b) menemukan panjang gelombang
tersebut.

33. Cari pecahan energi maksimum yang hilang dari sebuah sebaran compton sinar gamma
0,511-MeV dari (a) elektron bebas dan (b) proton bebas.

34. Gelombang elektromagnetik dikatakan radiasi pengion jika energi fotonya lebih besar
dari, katakanlah, 10,0 eV sehingga foton tunggal memiliki energi yang cukup untuk
memecah sebuah atom. Dengan mengacu pada Gambar P40.34, jelaskan daerah apa atau
wilayah spektrum elektromagnetik sesuai definisi radiasi pengion atau tidak. (Jika Anda
ingin berkonsultasi dengan versi yang lebih besar dari Gambar. P40.34, lihat Gambar.
34,13.) dari spektrum elektromagnetik sesuai definisi radiasi pengion dan apa yang tidak.
(Jika Anda ingin keterangan dengan versi yang lebih besar dari gambar. P40.34, lihat
Gambar. 34,13.)
35. Sebuah laser helium-neon menghasilkan sinar berdiameter 1.75mm, memberikan
2.00×1018 foton/s. Setiap foton memiliki panjang gelombang 633nm. Hitung amplitudo
(a) medan listrik dan(b) medan magnet di dalam balok. (c) Jika berkas mencerminkan
bersinar tegak lurus sempurna ke permukaan, kekuatan apakah yang mengarah di
permukaan? (d)Jika balok diserap oleh balok espada 0°C selama1.50jam,apakah massa
es mencair?

Bagian 40.5 Sifat Gelombang Partikel


36. Hitung panjang gelombang de Broglie untuk sebuah proton yang bergerak dengan
kecepatan 1.00×106 m / s.

37. Daya resolusi yang dihasilkan sebuah mikroskop bergantung pada panjang gelombang
yang digunakan. Jika seseorang ingin "melihat" sebuah atom,dibutuhkan resolusi
1.00×10-11 m. (a) Jika yang digunakan elektron (dalam mikroskop elektron), berapa
energi kinetik minimal yang dibutuhkan elektron? (b) Bagaimana jika? Jika digunakan
foton, berapa energi minimal yang dibutuhkan foton?

38. (a) Sebuah elektron memiliki energi kinetik3.00 eV. Cari panjang gelombang tersebut.
(b) Bagaimana jika? Sebuah foton memiliki energi 3.00 eV. Cari panjang gelombang
foton tersebut.

39. (a) Hitunglah momentum dari foton yang panjang gelombangnya adalah4.00×10-7m. (b)
Tentukan kecepatan elektron yang memiliki momentum yang sama seperti foton dalam
bagian(a).

40. Inti atom berdiameter10-14m. Untuk sebuah elektron akan terbatas pada inti, yang
panjang gelombang de Broglie harus berada diurutan terbesaratau terkecil. (a) Apa yang
akan menjadi energi kinetik dari elektron terbatas ke daerah ini? (b) Buatlah perkiraan
besarnya energi potensial listrik dari sistem elektron dalam inti atom. (c) Apakah Anda
mengira akan menemukan elektron dalam inti? Jelaskan.
41. Pada eksperimen Davisson-Germer, elektron 54.0-eV akan terdifraksi dari suatu kisi
nikel. Jika pola difraksi minimal pertama teramati pada ф =50,00 (figur.P40.41),
berapakah jarak kisi α antara kolom-kolom vertikal atom-atomnya dalam gambar? (tidak
sama dengan ruang antara kolom-kolom horizontal atom-atomnya.)

42. (a) Tunjukkan bahwa frekuensi f dan panjang gelombang λ dari partikel yang bergerak
bebas dengan dihubungkan oleh persamaan
2
f 1 1
()
c
= 2+ 2
x λc
Dimana λC =h/mc adalah panjang gelombang compton dari partikel.(b) Apakah mungkin
partikel dengan massa bukan nol memiliki frekuensi dan panjang gelombang sebagai
sebuah foton? Jelaskan.

43. Sebuah foton memiliki energi yang setara dengan energi kinetik partikel yang bergerak
dengan kelajuan 0,900 c. (a) Hitung rasio panjang gelombang partikel. (b)Bagaimana
jika? Berapa nilai rasio panjang gelombang tersebut untuk partikel yang memiliki
kelajuan 0,001 00c? (c) Bagaimana jika?berapa nilai rasio dua panjang gelombang yangg
mendekat pada kelajuan partikel tinggi? Pada kelajuan partikel rendah?

44. Setelah kita mengetahui hipotesis de broglie yang menjelaskan bahwa momentum p
memiliki karakteristik gelombsng dengan panjang gelombang λ=h/p, seorang siswa 80,0-
kg ketakutan dirinya akan terdifraksi ketika melewati sebuah pintu dengan lebar 75,0 cm.
Asumsikan bahwa difraksi terjadi ketika lebar
celah difraksi kurang dari 10,0 kali panjang
gelombang dari gelombang yang terdifraksi.(a).
Tentukan kelajuan maksimal dimana siswa
tersebut untuk dapat melewati pintu agar ia dapat
terdifraksi secara signifikan. (b). Dengan kelajuan
tersebut untuk dapat melewati pintu dengan
ketebalan 15,0 cm? Bandingkan jawaban anda
dengan usia alam semesta, 4×1017s. (c)apakah
siswa tersebut merasa cemas karena ia akan terdifraksi?
45. Robert Hofstadter memenangkan 1961 Nobel dalamFisika untuk kepeloporannya dalam
mempelajari hamburan20-GeV elektron dari inti. (a) Apa faktor untu ksebuah elektron
dengan energi total 20.0GeV, didefinisikan ? (b) Cari momentum elektron.(c)
Caripanjang gelombang elektron. (d) Keadaan bagaimana panjang gelombang dengan
diameter inti atom, biasanya di urutan10-14m.
Bagian40.6 Sebuah Model Baru : Partikel Kuantum
46. Perhatikan sebuah partikel kuantum yang bergerak secara bebas, bermassa m dan
kelajuan u. Energi partikel adalah E=K= ½ mu2.. Tentukan keljuan fase gelombang
kuantum yang melambangkan partikel dan tunjukkan bahwa kelajuan ini berbeda dengan
kelajuan partikel tersebut memindahkan massa dan energi.

47. Untuk sebuah partikel kuantum relativistik yang bergerak dengan kelajuan v, energi
totalnya adalah E = hf = h = dan momentumnya adalah p=h/λk = γmu. Untuk
gelombang kuantum yang melambangkan partikel. Kelajuan grup adalah vg =
dω/dk..Buktikan bahwa kelajuan grup dari gelombang akan sama dengan kelajuan
partikel.

Bagian40.7 Percobaan Celah Ganda


48. Dalam suatu tabung hampa udara, elektron menguap dari sebuah katode panas pada laju
yang lambat dan tetap, dan elektron dipercepat dari keadaan diam menuju sebuah beda
potensial 45.0V. Kemudian elektron bergerak sejauh 28.0cm ketika elektron tersebut
melewati sebuh celah dan jatuh pada layar untuk menghasilkan pola interferensi, jika
arus sinar memiliki nilai dibawah nilai tertentu, hanya satu elektron yang akan bergerak
di dalam tabung. Berapakah nilai tersebut? Dalam situasi ini, pola interferensi tetap ada,
dan mennnjukkan bahwa setiap elektron dapat berinterferensi dengan dirinya sendiri.

49. Neutron yang bergerak pada 0.400m/s diarahkan menuju sebuah celah gana dengan jarak
antarcelah 1.00mm. Sebuah detektor diletakkan 10,0 m dari celah. (a) Berapa panjang
gelombang de Broglie dari neutron? (b) Berapa jarak titik intensitas nol pertama pada
alat detektor?

50. Osiloskop yang telah dimodifikas idigunakan untuk eksperimen interferensi elektron.
Elektron-elektron mendatangi sebuah celah ganda dengan jarak antarcelahnya0,060 m.
Pita-pita terang pada pola interferensinya terpisah sejauh 0,400 mm, dan layarnya berada
20,0 cm dari celah. Tentukan beda potensial yang mempercepat elektronnya untuk
menghasilkan pola ini.

Bagian 40.8 Prinsip Ketidakpastian


51. Rata-rata seumur hidup muon adalah sekitar 2s. Perkirakan berapa ketidakpastian
minimal disisa energy muon.

52. Sebuah balok 0.500kg bertumpu pada gesekan permukaan es dari kolam beku. Jika
lokasi balok diukur dengan presisi dari 0.150cm da nmassanya diketahui persis, berapa
ketidakpastian minimum pada kecepatan balok?

53. Sebuah elektron dan peluru 0.020 0 kg masing-masing memiliki kecepatan sebesar 500
m / s, dalam keakuratan 0.010 0%. Dalam batas berapakah kita dapat menentukan posisi
setiap objek sepanjang arah kecepatan?

54. Andaikan fuzzy, seekor bebek mekanika kuantum, hidup dalam sebuah dunia di mana h
= 2J.s. Fuzzy memiliki massa 2.00 kg dan pada awalnya diketahui berada dalam sebuah
kolam dengan lebar 1.00 m. (a) Berapa ketidakpastian minimal dalam komponen
kecepatan yang sejajar dengan lebar kolamnya? (b). Asumsikan bahwa ketidakpastian
dalam kelajuan berlaku 5.00 s, tentukan ketidakpastian dalam posisi fuzzy setelah
rentang l waktu tersebut.

55. Gunakan prinsip ketidakpastian untuk menunjukkan bahwa jikas ebuah elektron
terkurung di dalam nukleus atom dengan diameter 2×10-15m. Elektron akan bergerak
secara relativistik, sedangkan sebuah proton yang terkurung di dlam nukleus atom yang
sama akan bergerak secara nonrelativistik.

56. Sebuah senapan udara akan digunakan untuk menembak partikel 1,00 g yang melaju 100
m/s melalui sebuah lubang(diameter adalah 2,00 mm). Berapa jarak antara peneliti dan
senapan agar dapat melihat sinarnya menyebar sejauh 1,00 cm karena prinsip
ketidakpastian? Bandingkan jawaban anda dengan diameter alam semeta yang tampak
(2×1026m).

Soal tambahan
57. sebuah lampu kawat pijar.tungsten memancarkan gelombang elektromagnetik dengan
kekuatan 75.0 W ketika ujung-ujungnya terhubung di power supply 120-V. Asumsikan
temperatur operasi konstan adalah 2 900 K dan emisivitas adalah 0.450. Juga
menganggap dibutuhkan energi hanya dengan transmisi listrik dan memancarkan energi
hanya dengan radiasi elektromagnetik. seseorang
dapat mengambil resistivitas tungsten pada 2 900
K sebagai 7.13 10-7 . m. Tentukan (a) radius dan
(b) panjang dari Kawat panjang

58. Tabel berikut menunjukkan data yang diperoleh


dalam eksperimen fotolistrik. (a). Gunakan data
tersebut, untuk membuat sebuah grafik yang mirip
dengan grafik dalam figur 40.11. Berdasarkan
grafik, tentukan (b). Nilai eksperimental unuk konstanta planck (dalam elektron volt)
untuk permukaan tersebut.(cukup gunakan dua angka penting saja untuk setiap
jawabannya.)

59. Soal tinjauan. panjang gelombang foton 124 nm mendatangi sebuah logam. Elektron
paling berenergi yang dikeluarkan dari logam akan dibelokkan hingga berbentuk
melingkar berjari-jari 1.10 cm oleh medan magnet yang besarnya 8.00 10 -4 T. Berapa
fungsi kerja logamnya?

60. Soal tinjauan. Panjang gelombang foton λ mendatangi sebuah logam. Elektron paling
berenergi yang dikeluarkan dari logam akan dibelokkan hingga berbentuk melingkar
(berjari-jariR) oleh medan magnet (yang besarnya B). Berapakah fungsi kerja logamnya?
61. Gambar P40.61 menunjukkan grafik potensial henti terhadap frekuensi foton yang
datang untuk efek fotolistrik natrium. Gunakan grafik tersebut untuk mencari (a). Fungsi
kerja ,(b). Rasio h/e, dan (c) panjang gelombang penggal atau terpotong. Data tersebut
diambil dari R.A.Millikan, Physical Review7: 362(1916).

62. Turunkan persamaan untuk Compton pergeseran (Persamaan. 40.11) dari Persamaan
40.12,40.13 dan 40.14.

63. Trik favorit Johnny jumper adalah melompat keluar dari jendela lantai 16 dan jatuh
50.0m kebawah menuju sebuah kolam. Seorang wartawan berhasi mengambil foto
Johnny yang massanya 75.0 kg sebelum iamasuk kekolam, dengan waktu paparan 5,00
ms. Cari (a) panjang gelombang de Broglie dari Johnny pada waktu tersebut, (b)
ketidakpastian dari energi kinetik yang diukur selama periode waktu tersebut, dan (c)
persentase kesalahan yang disebabkan oleh ketidakpastian tersebut

64. permukaan logam yang memiliki fungsi kerja 3.44 eV. Elektron dipancarkan dengan
kecepatan maksimum 420 km / s. (a) Tentukan tingkat maksimum yang mungkin dari
pemancaran fotoelektron dari permukaan 1.00 cm 2 dengan membayangkan bahwa setiap
foton menghasilkan satu fotoelektron. (b) Tentukan arus listrik elektron. (c) Bagaimana
perkiraaan anda sebenarnya saat ini dengan membandingkan kemungkinan arus
maksimum ini?

65. Sebuah foton dengan energi diam E0 mengalami penyebaran compton pada sudut θ dari
elektron bebas (massa me). Yang pada awalnya dalam keadaan diam. Gunakan
persamaan relativitas untuk energi dan kekekalan momentum untuk menurunkan
hubungan untuk energi akhir E’dari foton yang tersebar berikut ini
E0
E '=E 0|1+
( )
me c
2
|(1−cosθ )

66. Sebuah neutron memiliki massa 1.67 10 -27 kg. Neutron yang dipancarkan dalam reaksi
nuklir dapat diperlambat melalui sebuah tumbukan dengan bahan. Mereka disebut
neutron thermal saat merekatelah berada dalam kesetimbangan termal dengan
sekelilingnya. Energi kinetik rata-rata (T) neutron termal adalah sekitar 0.04 eV. (a)
Hitunglah panjang gelombang de Broglie dari sebuah eutron dengan energi kinetik dari
0.040 0 eV. (b) Bagaimana perbandingan dengan jarak atom karakteristik didalamkristal?
(c) Apakah menurut anda neutron termal dapat membuktikan efek difraksi ketika
disebarkan oleh kristal.

67. Tunjukkan bahwa rasio Compton panjang gelombang de Broglie λ = h / p untuk elektron
relativistik adalah
2 1
λc E
λ
=|
(
m e c2 ) −1| 2

di manaE adalah energi total elektron dan me adalah massanya.

68. Sebuah π0 neutron adalah sebuah partikel tidak stabil yang dihasilkan dalam tumbukan
partikel berenergi tinggi. Energi diam partikel tersebut adalah 135MeV, dan partikel
tersebut akan ada selama waktu hidup 8.70×10-17 s sebelum meluruh menjadi dua sinar
gamma. gunakan prinsip ketidakpastian untuk memperkirakan ketidakpastian fraksional

Δm/m dalam menentukan massa partikel.

Soal tantangan
69. Soal tinjauan. Sebuah sumber cahaya memancarkan radiasi pada frekuensi 7.001014Hz
tidak mampu mengeluarkan fotolistrik dari logam tertentu. Dalam upaya menggunakan
sumber ini untuk mengeluarkan elektron dari logam, sumber diberikan kecepatan menuju
logam. (a) Jelaskan bagaimana prosedur ini dapat menghasilkan foto elektron. (b) Ketika
kecepatan sumber cahaya sama dengan 0.280c, elektron hanya mulai dikeluarkan dari
logam. Apa fungsi kerjalogam? (c) Ketika kecepatan sumber cahaya meningkat menjadi
0.900c, tentukan energi kinetik maksimum fotoelektron.
70. Gunakan prinsip konservasi, buktikan bahwa foton tidak dapat mentransfer semua energi
ke elektron bebas.
71. Daya total per satuan hias yang dipancarkan oleh benda hitam pada suhu T adalah daerah
di bawah I(λ,T) terhadap kurva λ, ditunjukkan daya per satuan luas adalah

∫ I ( λ, T )dλ=σT 4
0

Dimana I(λ,T) adlah hukum radiasi planck dan σ adalah konstanta yang tidak
bergantung pada T. Hasil ini dikenal sebagai hukum stefan (lihat subbab 20.7) untuk
dapat menyelesaikan integral ini. Anda harus mengubah variabel hc/λk BT dan
gunakan fakta bahwa

x3 dx π 4

∫ e x −1 =15
0

(b) tunjukkan bahwa konstanta stefan boltzman σ bernilai


2 π3 k 4
b
σ= 2 3
=5 , 67 Χ 10−8 W / m2 . k 4
15 c h

72. Turunkan hukum perpindahan wien dari hukum planck. Lakukan langkah-langkah
berikut. Dalam figur 40.3, panjang gelombang dipancarkan oleh benda hitam dengan
intensits tertinggi adalah panjang gelombang untuk grafikI(λ,T) terhadap λ, dengan garis
singgung horizontal. Berdasarkan persamaan 40.6, hitunglah turunan dI/dλ. Aturlah
persamaan yang dihasilkan secara numerik untuk membuktikan bahwa hc/λk BT=4,965 ...,
atau λmaks T= hc/4,065 kB. Evaluasi konstantanya setepat mungkin dan bandingkan
dengan nilai eksperimental dari wien.

Anda mungkin juga menyukai