Disusun Oleh:
1. Farits Ardyannanta Putra Irja (20150111034012)
2. Putri Balqis Ayu Kolbuniah (20150111034018)
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,yang telah memberikan kemu-
dahan-kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas “KON-
SEP DASAR PELUANG DAN HUBUNGAN ANTAR KEJADIAN” yang meru-
pakan tugas Mata Kuliah “STATISTIKA MATEMATIKA 1” yang dibimbing
oleh IBU RAODAH ISMAIL, S.Pd.,M.Pd. Dalam penyusunan ini banyak pihak
yang telah membantu kepada penulis.Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah merawat dam mendidik kami dari kecil hingga ke-
bangku Kuliah ini.
2. Dosen pembimbing Mata Kuliah ini, yang telah senantiasa membina,
memberi saran-saran terbaik demi terselesainya laporan ini.
3. Teman-teman semua terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.
``Penulis menyadari bahwa tugas ini belum sempurna baik dari segi isi mau-
pun susunan kalimatnya. Oleh karena itu kritik dan saran dari pemerhati dan pakar
pendidikan demi perbaikan penulisan ini sangat kami harapkan. Mudah-mudahan
penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
iii
RUANG SAMPEL
1
adanya unsur peluang dalam pelaksanaan percobaan. Kendatipun sebuah mata
uang dilantunkan berulang kali, kita tidak akan pernah dapat memastikan bahwa
suatu lantunan tertentu akan menghasilkan ‘muka’. Akan tetapi kita tahu seluruh
kemungkinan yang dapat terjadi untuk tiap lantunan.
Definisi 1.1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan statistika disebut
ruang sampel dan dinyatakan dengan lambang 𝑇.
Tiap hasil dalam ruang sampel disebut unsur atau anggota ruang sampel tersebut
atau dengan singkat suatu titik sampel. Bila ruang sampel mempunyai unsur
hingga banyaknya, maka anggotanya dapat 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 dengan menuliskannya di
antara dua akolade, masing-masing unsur dipisah oleh koma. Jadi ruang sampel T
yang merupakan kumpulan semua hasil yang mungkin dari suatu lantunan mata
uang dapat ditulis sebagai 𝑇 = {𝑀, 𝐵}, M menyatakan ‘muka’ dan B ‘belakang’.
Contoh 1.1
Pandanglah suatu percobaan melantunkan sebuah dadu. Bila yag diselidiki ialah
nomor yang muncul di sebelah atas, maka ruang sampelnya
𝑇1 = {1, 2, 3, 4, 5, 6}.
Bila yang ingin diselidiki pada percobaan di atas apakah nomor genap atau ganjil
yang muncul, maka ruang sampelnya
𝑇2 = { 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙, 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝}.
Contoh 1.1 menunjukkan bahwa hasil suatu percobaan dapat dinyatakan dengan
lebih dari satu ruang sampel. Dalam hal ini 𝑇1 memberi informasi yang lebih
banyak dari pada 𝑇2. Bila kita tahu unsur yang muncul di 𝑇1 maka kita dapat
menunjukkan unsur apa yang muncul di 𝑇2 ; akan tetapi, mengetahui unsur yang
muncul di 𝑇2 tidak menolong kita sama sekali untuk menunjukkan unsur mana
yang muncul di 𝑇1 . Umumnya, lebih baik kita menggunakan ruang sampel yeng
memberikan informasi terbanyak mengenai hasil suatu percobaan.
2
Dalam beberapa percobaan sebaiknyalah mencatat unsur-unsur ruang sampel
secara bersistem dengan menggunakan diagram pohon.
Contoh 1.2
Suatu percobaan terdiri atas lantunan suatu mata uang logam dan kemudian
lantunan yang kedua kalinya bila muncul muka. Bila belakang muncul pada
lantunan pertama, maka sebuah dadu digulirkan sekali. Guna mencatat semua
unsur ruang sampel yang memberi informasi terbanyak, kita buat diagram pohon
seperti gambar 1.1. Sekarang, setiap alur sepanjang cabang pohon itu menyatakan
titik sampel yang berlainan.
Mulai dari cabang kiri atas dan bergerak ke kanan melalui alur pertama, kita
peroleh titik sampel MM, yang menunjukkan kemungkinannya muncul muka
berturut-turut dalam kedua lantunan uang logam. Demikian pula, titik sampel B3
menunjukkan kemungkinannya uang logam muncul belakang diikuti oleh angka 3
pada guliran dadu. Dengan menelusuri seluruh alur, maka terlihat bahwa ruang
sampelnya ialah 𝑇 = {𝑀𝑀, 𝑀𝐵, 𝐵1, 𝐵2, 𝐵3, 𝐵4, 𝐵5, 𝐵6}.
G
A GA
1 G1
2 G2
A 3 G3
4 G4
5 B5
6 G6
3
Gambar 1.1 Diagram pohon untuk contoh 1.2.
Contoh 1.3
Misalkan tiga barang dipilih secara acak dari hasil suatu pabrik. Tiap brang
diperiksa dan digolongkan sebagai cacat, C, atau takcacat, B. Sekarang, tiap alur
sepanjang cabang pohon itu memberi titik sampel yang berbeda. Mulai dengan
alur yang pertama, kita peroleh titik sampel CCC, yang menunjukkan
kemungkinan bahwa ketiga barang yang diperiksa cacat. Bila semua alur
ditempuh maka kita peroleh ruang sampel.
Ruang sampel yang besar atau yang titik sampelnya takhingga banyaknya lebih
mudah ditulis denga pernyataan atau aturan. Sebagai contoh, bila kemungkinan
hasil dari suatu percobaan adalah himpunan kota di dunia yang berpenduduk satu
juta, maka ruang sampelnya dapat dituliskan sebagai
𝑇 = {(𝑥, 𝑦)| 𝑥 2 + 𝑦 2 ≤ 4}
Apakah ruang sampel dinyatakan dengan cara aturan atau daftar, anggotanya akan
tergantung pada masalah yang ditangani. Cara aturan mempunyai keuntungan
praktis, terutama sekali bila daftarnya panjang sehingga melelahkan
menuliskannya.
4
Latihan Soal
a. Ruang sampel.
b. Himpunan 𝑋 jika 𝑋 merupakan kejadian munculnya mata dadu genap.
c. Himpunan 𝑌 jika 𝑌 merupakan kejadian munculnya mata dadu kurang
atau sama dengan 6.
d. Himpunan 𝑍 jika 𝑍 merupakan kejadian munculnya mata dadu 7.
3. Dilakukan percobaan melempar uang logam koin dua kali. Dari percobaan
tersebut, tentukan:
5. Tiga wanita dipilih secara acak untuk ditanya apakah mereka mencuci
pakaiannya dengan sabun merek X.
5
Jawab:
3. Ruang sampel dari percobaan tersebut adalah 𝑇 = {𝐴𝐴, 𝐴𝐺, 𝐺𝐴, 𝐺𝐺}.
4. Ruang sampel dari percobaan tersebut adalah 𝑇 = {(1,1), (1,2), (1,3) … (6,6)}.
6
HUBUNGAN ANTAR KEJADIAN
a. Definisi 1.2 Suatu kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
Contoh:
Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali,
yang masing-masing memiliki sisi angka ( A ) dan gambar ( G ). Jika P adalah
kejadian muncul dua angka, tentukan T, P (kejadian)!
Jawab :
T = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG}
P = {AAG, AGA, GAA}
b. Definisi 1.3 Gabungan dua kejadian A dan B, dinyatakan dengan lambang A ∪
U, ialah kejadian yang mengandung semua unsur yang termasuk A atau B atau
keduanyaa.
Contoh:
Misalkan D = {3,4,6,7} dan G = {2,5,8,9}; maka D ∪ G adalah ...
Jawab: D ∪ G = {2,3,4,5,6,7,8,9}
c. Definisi 1.4 Irisan dua kejadian A dan B, dinyatakan dengan lambang A ∩ B,
ialah kejadian yang unsurnya termasuk dalam A dan B.
Contoh:
Misalkan P = {a, e, i, o, u} dan Q = {r, s, t, u}; maka P ∩ Q adalah ...
Jawab: P ∩ Q = {u}
7
Hubungan antara kejadian dan ruang sample padanannya dapat
digambarkan dengan diagram Venn. Dalam suatu diagram Venn misalkan ruang
sample digambarkan sebagai persegi panjang dan kejadian dinyatakan sebagai
lingkaran di dalamnya.
s
A
B
7 2 6
A
1
4 1 3
5
C
A ∩ B = 1 dan 2
B ∩ C = 1 dan 3
A ∪ C daerah 1, 2, 3, 4, 5 dan 7
B’ ∩ A = daerah 4 dan 7
A ∩ B ∩ C = daerah 1
(A ∪ B) ∩ C’ = daerah 2, 6 dan 7
8
Aljabar kejadian
2. Hukum Asosiatif
𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶
𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶
3. Hukum Distributif
𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶)
𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶)
4. Hukum de Morgan
(𝐴 ∪ 𝐵)𝐶 = 𝐴𝐶 ∩ 𝐵𝐶
(𝐴 ∩ 𝐵)𝐶 = 𝐴𝐶 ∪ 𝐵𝐶
5. Hukum Idempotan
𝐴∪𝐴 =𝐴
𝐴∩𝐴 =𝐴
6. Hukum Identitas
𝐴 ∪ ∅ = 𝐴, 𝐴 ∩ ∅ = ∅
𝐴 ∪ 𝑆 = 𝑆, 𝐴 ∩ 𝑆 = 𝐴
7. Hukum Komplemen
𝐴 ∪ 𝐴𝐶 = 𝑆, 𝐴 ∩ 𝐴𝐶 = { }
(𝐴𝐶 )𝐶 = 𝐴, 𝑆 𝐶 = { }, { }𝐶 = 𝑆
9
Contoh:
𝑆 = {𝐴𝐴, 𝐴𝐺, 𝐺𝐴, 𝐺𝐺}
𝐴 = {𝐴𝐴, 𝐴𝐺}
𝐵 = {𝐴𝐴, 𝐺𝐺}
𝐶 = {𝐺𝐴, 𝐺𝐺}
Buktikan:
- 𝐴∪𝐵 =𝐵∪𝐴
- 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶
- 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶)
- (𝐴 ∩ 𝐵)𝐶 = 𝐴𝐶 ∪ 𝐵𝐶 ; dan
- (𝐴𝐶 )𝐶 = 𝐴!
Jawab :
a. 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐵 ∪ 𝐴
𝐴 ∪ 𝐵 = {𝐴𝐴, 𝐴𝐺} ∪ {𝐴𝐴, 𝐺𝐺} = {𝐴𝐴, 𝐴𝐺, 𝐺𝐺}
𝐵 ∪ 𝐴 = {𝐴𝐴, 𝐺𝐺} ∪ {𝐴𝐴, 𝐴𝐺} = {𝐴𝐴, 𝐺𝐺, 𝐴𝐺}
Terbukti.
b. 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶
𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶) = {𝐴𝐴, 𝐴𝐺} ∩ ({𝐴𝐴, 𝐺𝐺} ∩ {𝐺𝐴, 𝐺𝐺})
{𝐴𝐴, 𝐴𝐺} ∩ {𝐺𝐺}
{ }
(𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶 = ({𝐴𝐴, 𝐴𝐺} ∩ {𝐴𝐴, 𝐺𝐺}) ∩ {𝐺𝐴, 𝐺𝐺}
{𝐴𝐴} ∩ {𝐺𝐴, 𝐺𝐺}
{ } Terbukti.
c. 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶)
𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = {𝐴𝐴, 𝐴𝐺} ∪ ({𝐴𝐴, 𝐺𝐺} ∩ {𝐺𝐴, 𝐺𝐺})
{𝐴𝐴, 𝐴𝐺} ∪ {𝐺𝐺}
{𝐴𝐴, 𝐴𝐺, 𝐺𝐺}
(𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) = ({𝐴𝐴, 𝐴𝐺} ∪ {𝐴𝐴, 𝐺𝐺}) ∩ ({𝐴𝐴, 𝐴𝐺} ∪ {𝐺𝐴, 𝐺𝐺})
{𝐴𝐴, 𝐴𝐺, 𝐺𝐺} ∩ {𝐴𝐴, 𝐴𝐺, 𝐺𝐴, 𝐺𝐺}
{𝐴𝐴, 𝐴𝐺, 𝐺𝐺} Terbukti.
10
d. (𝐴 ∩ 𝐵)𝐶 = 𝐴𝐶 ∪ 𝐵𝐶
(𝐴 ∩ 𝐵)𝐶 = ({𝐴𝐴, 𝐴𝐺} ∩ {𝐴𝐴, 𝐺𝐺})𝐶
= ({𝐴𝐴})𝐶
= {𝐴𝐺, 𝐺𝐴, 𝐺𝐺}
e. (𝐴𝐶 )𝐶 = 𝐴
(𝐴𝐶 )𝐶 = ({𝐴𝐴, 𝐴𝐺}𝐶 )𝐶
= ({𝐺𝐴, 𝐺𝐺})𝐶
= {𝐴𝐴, 𝐴𝐺}
Terbukti
11
LATIHAN SOAL
1.
R s
T
renang
voly basket
senam
lari Bulu tangkis
karate
a) R∩T
b) R∪T
c) R’
d) T’
2. Diketahui:
A = {Bilangan asli kurang dari 10}
B = {Bilangan genap kurang dari 12}
dengan mendaftar anggotanya tentukan:
a. A ∩B
b. n ( A∩B).
3. Diketahui:
P = { x | 1 ≤ x≤ 9, x ∈ bilangan ganjil}
Q = { x | 2 ≤ x ≤11, x ∈ bilangan prima}
dengan mendaftar anggotanya, tentukan:
a. P Q
b. n (P Q).
5. Dalam suatu kelas terdapat 47 siswa, setelah dicatat terdapat 38 anak se-
nang berolahraga, 36 anak senang membaca, dan 5 orang anak tidak se-
nang berolahraga maupun membaca. Banyak anakyang senang ber-
olahraga dan senang membaca adalah…
12
Jawaban
1. a. R ∩ T = {voly, lari}
b. R ∪ T = {renang, senam, karate, voly, lari, basket, bulu tangkis}
c. R’ = {basket, bulu tangkis}
d. T’ = {renang, senam, karate}
2. A = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9}
B = {2,4,6,8,10}
a. A B = {2,4,6,8}
b. n (A B ) = 4.
3. P = {1,3,5,7,9}
Q = {2,3,5,7,11}
a. P∪Q = {1,2,3,5,7,9,11}
b. nP∪Q = 7
.
4. P={0,1,2,3,4,5,6}
Q={1,3,5,7}
R={2,3,4,5,6,7,8}
Q ∩ R = {3,5,7}
P∪{Q∩R}={0,1,2,3,4,5,6}∪{3,5,7}
={0,1,2,3,4,5,6,7}
Jadi, P∪ {Q ∩ R} = { 0,1,2,3,4,5,6,7 }
13
DAFTAR PUSTAKA
https://jhonifunk.wordpress.com/pelajaran/matematika/rumus-peluangpermutasi-
kombinasi-matematika/
http://afven99pajar.blogspot.co.id/2012/03/soal-tentang-
irisangabunganselisih.html
http://www.rumusmatematikadasar.com/2017/02/contoh-soal-operasi-himpunan-
matematika-dan-pembahasannya.html
http://tarokutu.com/operasi-himpunan.html
Myers, Raymond H., dan Ronald E. Walpole. 1968. Ilmu Peluang dan Statistika
untuk Insinyur dan Ilmuwan. Bandung: ITB.
14