Anda di halaman 1dari 11

MATEMATIKA SEKOLAH 2

Ruang Sampel Percobaan dan Penyajian Data Tunggal











Disusun oleh :
1. Elen Mayanti Jiyat Sari (12030174010 )
2. Zulfarida Arini (12030174020 )
3. C Novi Prihati (12030174032 )
4. Umi Rifatul Mardiah (12030174205)

Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
Tahun Ajaran 2014/2015




A. Percobaan, Kejadian, Titik Sampel dan Ruang Sampel
1. Materi
Ruang sampel (S) adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan
yang beranggotakan titik-titik sampel. Anggota ruang sampel tersebut dinamakan titik
sampel. Kejadian (E) merupakan himpunan bagian dari ruang sampel
Ruang Sampel dilambangkan dengan :
S={s
1
,s
2
,...}
n(S)-banyaknya anggota S

Contoh 1 :
Pada kegiatan pelambungan dua buah mata uang, akan dihasilkan beberapa
kemungkinan munculnya angka atau gambar. Kegiatan pelambungan dua buah mata uang ini
disebut dengan percobaan.

S = {(AA), (AG), (GA), (GG)}
Titik sampelnya : {(A,A), (A,G), (G,A), (G,G)}
Kejadian :
- AA = Kejadian muncul mata uang angka dan angka
- AG = Kejadian muncul mata uang angka dan gambar
- GA = Kejadian muncul mata uang gambar dan angka
- GG = Kejadian muncul mata uang gambar dan gambar

Contoh 2 :

Pada kegiatan pelambungan sebuah dadu sisi enam, akan dihasilkan enam
kemungkinan munculnya mata dadu. Kegiatan melambungkan dadu disebut dengan
percobaan. Kemungkinan-kemungkinan itu disajikan sebagai berikut.



S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Titik sampelnya : 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
Kejadian :
{1} merupakan kejadian muncul mata dadu 1.
{2} merupakan kejadian muncul mata dadu 2.
{3} merupakan kejadian muncul mata dadu 3.
{4} merupakan kejadian muncul mata dadu 4.
{5} merupakan kejadian muncul mata dadu 5.
{6} merupakan kejadian muncul mata dadu 6

Cara Penyajian dan Penentuan Ruang Sampel Suatu Percobaan
Ada tiga cara yang biasa digunakan untuk menentukan ruang sampel suatu percobaan yaitu:
1. Cara Mendaftar
2. Dagram Pohon
3. Tabel
4. Diagram Cartesius

1. Cara Mendaftar
Cara mendaftar merupakan cara yang paling sederhana dan memerlukan tempat yang
sedikit, tetapi juga membutuhkan ketelitian. Dalam percobaan melempar dadu bermata enam,
kita tidak dapat memastikan mata dadu mana yang muncul, tetapi himpunan mata dadu
yang mungkin muncul dan anggota-anggota dari ruang sampel bisa kita ketahui. Ruang
sampel dari dadu bermata enam adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}dan titik sampelnya adalah 1, 2, 3,
4, 5, dan 6. Jadi ruang sampel diperoleh dengan cara mendaftar semua hasil yang mungkin.
Contoh :
1. Pada pelemparan 2 buah uang logam. Tentukan!
a. Ruang sampel
b. Titik sampel
Jawab:
a. S = {(AA), (AG), (GA), (GG)}
b. Titik sampelnya ada 4 yaitu : {(A,A), (A,G), (G,A), (G,G)}

2. Diagram Pohon
Misal dalam melakukan percobaan melambungkan sebuah mata uang logam sebanyak 2
kali, dengan sisi angka (A) dan sisi gambar (G). Dari diagram pohon berikut kita dapat
menuliskan dengan mudah ruang sampelnya adalah : S = {(AA), (AG), (GA),(GG)} titik
sampelnya adalah : {(A, A), (A,G), (G, A),(G,G)}
Contoh :
1. Dua buah koin dilambungkan secara bersama-sama. Tentukanlah!
a. Ruang sampel
b. Titik sampel
Jawab :
a. Ruang sampel
A = AA
A
G = AG

A = GA
G
G = GG
Jadi, ruang sampelnya adalah,{(AA), (AG), (GA),(GG)}


b. Titik sampel.
Dari pelambungan 2 buah koin secara bersama-sama maka didapat 4 titik
sampel yaitu: {(A, A), (A,G), (G, A),(G,G)

3. Tabel
Misal dalam melakukan percobaan melambungkan sebuah mata uang logam sebanyak 2
kali, dengan sisi angka (A) dan sisi gambar (G).





Tabel:

K
1

K
2

A G
A (AA) (AG)
G (GA) (GG)

Ruang sampel = { (AA), (AG), (GA), (GG) }
Banyak titik sampel ada 4 yaitu (A,A), (A,G), (G,A), dan (G,G).

4. Diagram Cartesius
Dengan menggunakan diagram kartesius dapat diinterpretasikan cara
penyajian kemungkinan hasil percobaan atau suatu kejadian sebagai hasil pemetaan
dua titik yang berurutan pada sumbu absis dan ordinat.
Contoh :
Beberapa anak sedang memainkan permainan ular tangga. Untuk menentukan
banyaknya langkah dengan melambungkan dua dadu. Tentukan banyak kemungkinan
hasil yang muncul dari pelambungan dua dadu tersebut!
Penyelesaian :
Dengan menggunakan diagram kartesius dapat diinterpretasikan cara penyajian
kemungkinan hasil yang muncul dari pelambungan dua dadu.























Jadi banyak hasil yang mungkin terjadi dari pelambungan dua buah dadu adalah 36.


Penentuan Banyak Anggota Ruang Sampel
Dari pola yang terbentuk dalam penentuan banyaknya anggota ruang sampel
menggunakan koin dan dadu kita dapat mengetahui berapa banyak anggota ruang contoh
dengan menggunakan n-objek percobaan.
Perhatikan pola yang disajikan pada tabel berikut.:

1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
1 , 1 4 , 1 2 , 1 3 , 1 5 , 1 6 , 1
2 , 2 1 , 2 3 , 2 4 , 2 5 , 2 6 , 2
3 , 3 1 , 3 2 , 3 4 , 3 5 , 3 6 , 3
1 , 4 2 , 4 3 , 4 4 , 4 5 , 4 6 , 4
4 , 5
1 , 5 2 , 5 3 , 5 5 , 5 6 , 5
3 , 6
1 , 6
2 , 6 4 , 6 5 , 6 6 , 6








Secara umum, untuk menghitung banyaknya anggota ruang sampel dalam pelemparan
nbuah koin dan nbuah dadu dapat ditulis sebagai berikut.

1. Banyaknya anggota ruang sampel pelemparan n koin adalah 2
n
.
2. Banyaknya anggota ruang sampel pelemparan n dadu adalah 6
n
.

2. Skenario pembelajaran

1. Guru yang telah membawa dua buah dadu meminta satu siswa maju. Siswa diminta untuk
melambungkan dua dadu tersebut.
2. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa kegiatan melambungkan dadu disebut
percobaan.
3. Guru meminta siswa yang lain untuk menuliskan kemungkinan munculnya pasangan
mata dadu dalam bentuk tabel.
4. Guru bertanya kepada siwa banyak hasil yang mungkin terjadi pada percobaan tersebut.
5. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa banyaknya hasil tersebut disebut titik
sampel.
6. Guru meminta siswa menyebutkan himpunan dari semua kejadian yang mungkin terjadi.
7. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa himpunan dari semua kejadian yang
mungkin dinamakan Ruang Sampel (S).
8. Guru meminta siswa menuliskan kemungkinan munculnya mata dadu pertama dan kedua
yang jika dijumlahkan hasilnya adalah 6.
9. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa kemungkinan munculnya mata dadu
disebut kejadian.
10. Guru menyimpulkan bahwa Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.


B. Penyajian Data Tunggal
1. Pengumpulan Data
Data merupakan hal yang sangat diperlukan untuk memberikan keterangan
atau informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan. Data dapat berupa angka,
lambang, ataupun karakteristik. Data yang diperoleh sebaiknya merupakan data yang
sifatnya merupakan perwakilan dari kejadian. Selain itu data juga harus objektif
sesuai dengan kenyataan dan memiliki hubungan terhadap permasalahan/kejadian
yang akan diselesaikan. dari suatu data dapat digali informasi-informasi penting
sebagai pertimbangan seseorang untuk mengambil keputusan yang akan
dilakukannya.
Populasi adalah himpunan semua objek yang akan diteliti sifat-sifat anggotannya
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi yang anggotannya dijadikan contoh
penelitian.
Contoh:
Seorang mengambil satu batang korek api dari sekotak korek api untuk dinyalakan
Populasinya adalah sekotak korek api
Sampelnya adalah sabatang korek api

2. Penyajian Data
Data yang telah diperoleh/dikumpulkan dapat disajikan dalam tiga bentuk
yang berbeda, yaitu: tabel, diagram, atau grafik.
Contoh:
Hasil ulangan Fisika dari 40 siswa adalah sebagai berikut: dua orang memperoleh
nilai 10, duabelas orang memperoleh nilai 6, tiga orang memperoleh nilai 9, empat
orang memperoleh nilai 5, lima orang memperoleh nilai 8, empat orang memperoleh
nilai 4, sepuluh orang memperoleh nilai 7,
Sajikanlah data diatas dalam tiga bentuk penyajian data tunggala yang telah anda
ketahui.
a. Penyajian data tabel
Tabel 1
Nilai 4 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 4 4 12 10 5 3 2

Tabel 2
Nilai frekuensi
4 4
5 4
6 12
7 10
8 5
9 3
10 2

b. Penyajian data diagram
i. Diagram lingkaran











Langkah-langkah dalam membuat diagram lingkaran adalah sebagai berikut :
a) Buat lingkaran dengan menggunakan jangka.
b) Tentukan juring sudut dari masing-masing data yang ada dengan rumus:




c) Tentukan persentase dari masing-masing data yang ada dengan rumus
10%
10%
30%
25%
12%
8%
5%
Frekuensi
nilai 4
nilai 5
nilai 6
nilai 7
nilai 8
nilai 9
nilai 10




d) Gambar beberapa juring sudut data sesuai perhitungan di atas.
e) Masing-masing juring diberi keterangan sesuai data yang ada.
ii. Diagram garis
















iii. Diagram batang














0
2
4
6
8
10
12
14
ni l ai 4 ni l ai 5 ni l ai 6 ni l ai 7 ni l ai 8 ni l ai 9 ni l ai 10
FREKUENSI
Frekuensi
0
2
4
6
8
10
12
14
nilai 4 nilai 5 nilai 6 nilai 7 nilai 8 nilai 9 nilai 10
c. Penyajian data grafik








3. Skenario Pembelajaran
1. Guru menanyakan pada siswa makanan jenis apa sajakah yang biasa dimakan oleh siswa
ketika istirahat di kantin. (guru menulis daftar makanan itu di papan tulis dalam bentuk
tabel)
2. Guru menanyakan pada siswa siapa saja yang biasa membeli makanan A, B, atau C (guru
menuliskan jumlah siswa pada table frekuensi)
3. Guru menjelaskan pada siswa bahwa kegiatan yang dilakukan oleh guru sehingga
memperoleh tabel disebut pengumpulan data. Guru menyakan pada siswa apa sajakah
cara yang dilakukan seseorang untuk mengumpulkan data. (survei, angket, wawancara)
4. Guru meminta dua siswa maju ke depan untuk mengubah data tabel yang dibuat guru
menjadi digram lingkaran (nilai juringnya menggunakan besar sudut dan persen). Guru
juga meminta siswa itu untuk menjelaskan bagaimana cara memperolehnya kepada teman
yang lain, kemudian penjelasan siswa yang maju ditanggapi oleh siswa yang lain.
5. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada cara lain untuk menyajikan suatu data.
(diagram batang, diagram garis, grafik)
6. Siswa membuat ringkasan dari hasil pembelajaran hari ini mengenai penyajian data
dengan dibantu oleh guru.


0
2
4
6
8
10
12
14
NI L AI 4 NI L AI 5 NI L AI 6 NI L AI 7 NI L AI 8 NI L AI 9 NI L AI 10
GRAFIK NILAI
Frekuensi

Anda mungkin juga menyukai