Kelas: XI TKJ 1
Materi Matematika
PENCACAH
Aturan Perkalian :
Misalkan,
• operasi 1 dapat dilaksanakan dalam n1 cara;
• operasi 2 dapat dilaksanakan dalam n2 cara;
• operasi k dapat dilaksanakan dalam nk cara.
Banyak cara k operasi dapat dilaksanakan secara berurutan adalah n = n1 × n2 × n3 ... × nk.
Contoh Soal 1:
Dora mempunyai dua topi berwarna merah(m) dan hijau(h), dan mempunyai 3 sepatu warna
biru(b), kuning(k), dan coklat(c). Berapa pasang topi dan sepatu yang bisa Dora pasangkan untuk
di pakai?
Jawab:
a. Dengan diagram pohon
b. Dengan tabel
c. Dengan pasangan berurutan
d. Dengan aturan pengisian tempat yang tersedia
Contoh Soal 2 :
Berapa cara yang dapat diperoleh untuk memilih posisi seorang tekong, apit kiri, dan apit kanan
dari 15 atlet sepak takraw pelatnas SEA GAMES jika tidak ada posisi yang rangkap? (Tekong
adalah pemain sepak takraw yang melakukan sepak permulaan).
Jawaban :
Posisi tekong dapat dipilih dengan 15 cara dari 15 atlet pelatnas yang tersedia.
posisi apit kiri dapat dipilih dengan 14 cara dari 14 atlet yang ada (1 atlet lagi tidak
terpilih karena menjadi tekong).
Cara untuk memilih apit kanan hanya dengan 13 cara dari 13 atlet yang ada (2 atlet tidak
dapat dipilih karena telah menjadi tekong dan apit kiri).
15 × 14 × 13 = 2.730 cara.
Contoh Soal 3 :
Hitunglah :
Contoh Soal 4:
Nyatakan bentuk-bentuk berikut ke dalam faktorial:
Penyelesaian :
Contoh Soal 5 :
Tentukan nilai n dari (n + 3)! = 10(n + 2)!
Pembahasan :
(n + 3)! = 10(n + 2)! ↔ (n +3)(n + 2)! = 10(n + 2)!
↔ n + 3 = 10 0
↔ n = 7
Ruang Sampel
Ruang sampel adalah Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin muncul dari
suatu percobaan.
Contoh 1:
Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, yang masing-masing
memiliki sisi angka ( A ) dan gambar ( G ). Jika P adalah kejadian muncul dua angka, tentukan
S, P (kejadian)!
Jawab :
S = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG}
P = {AAG, AGA, GAA}
Contoh 2:
Tentukan ruang sampel dan titik sampel dari pelemparan sebuah dadu.
Penyelesaian: Kejadian yang mungkin dari pelemparan sebuah dadu adalah munculnya muka
dadu bernomor 1, 2, 3, 4, 5, atau 6.
Dengan demikian, = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan titik sampelnya 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
Contoh 3:
Pada pelemparan sebuah kubus bernomor, tentukan :
(I) S dan n(S)
(II) Titik-titik sampelnya !
Jawab :
(I) S = {1,2,3,4,5,6} => n(S) = 6
(II) Titik-titik sampelnya : 1,2,3,4,5 dan 6
Contoh 4:
Tiga mata uang logam dilempar bersama-sama, tentukan:
Ruang sampelnya (s)
Jawab:
s = {(G,A,A), (G,A,G),(G,G,A),(G,G,G),(A,A,A),(A,A,G),(A,G,A),(A,G,G)}
Contoh 5:
Tentukan ruang sampel percobaan Tiga keping uang logam ditos bersamaan.
Penyelesaian :
Dari diagram tersebut, jika tiga keping uang logam ditos bersamaan, ruang sampelnya adalah
{AAA, AAG, AGA, AGG, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}.
Keterangan :
Contoh 1:
Pada pelemparan sebuah dadu, tentukan peluang kejadian muncul mata dadu berjumlah bilangan
prima.!
Ruang sampelnya adalah S:{1,2,3,4,5,6} sehingga n(S) atau jumlah titik sampelnya ada 6
Sedangkan mata dadu yang berjumlah bilangan prima adalah {2,3,5} sehingga n(A) atau jumlah
mata dadu prima adalah 3.
Contoh 3: sebuah mata dadu dilempar, tentukan peluang munculnya mata dadu ganjil!
jawab : mata dadu ganjil : 1,3,5, maka banyaknya bilangan ganjil = 3, dan ruang sampel dadu = 6
(karena memiliki 6 mata dadu)
P(A) = 3/6 = ½
Contoh 4:
Pada pelemparan 3 buah uang sekaligus, tentukan peluang muncul ketiganya sisi gambar;
Penyelesaian:
S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}
Maka n(S) = 8
Misal kejadian ketiganya sisi gambar adalah A.
A = {GGG}, maka n(A) = 1
n(A) 1
P(A) = ——— =——
n(S ) 8
Contoh 5:
\Andi mengikuti acara Jalan Santai dengan doorprize 5 buah sepeda motor. Jika jalan santai
tersebut diikuti oleh 1000 orang, berapakah peluang Andi mendapatkan doorprize sepeda motor?
Penyelesaian:
S = semua peserta jalan santai
maka n(S) = 1000
Misal kejadian Andi mendapatkan motor adalah A.
A = {Motor1, Motor2, Motor3, Motor4, Motor5}
maka n(A) = 5
n(A) 5 1
P(A) = ——— = ——— = ——
n(S ) 1000 200
Jadi peluang Andi mendapatkan doorprize sepeda motor =1 dari 200
FREKUENSI RELATIF
frekuensi relatif (fr) munculnya suatu kejadian (K) yang diamati dari n percobaan, dapat
dirumuskan sebagai berikut:
fr = K/n
Contoh Soal 1
Pada pelemparan dadu sebanyak 100 kali, muncul muka dadu bernomor 6 sebanyak 16 kali.
Tentukan frekuensi relatif munculnya muka dadu bernomor 6.
Penyelesaian:
fr = K/n
fr = 16/100
fr = 0,16
Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bernomor 6 adalah 0,16.
contoh 2:
sebuah dadu dilempar sebanyak 1 kali lemparan
Tentukan Frekuensi relatif munculnya mata dadu 5!
jawaban :
banyaknya mata dadu 5 adalah = 1
maka frekuensi relatifnya P(5) = 1/6
Contoh 3:
Rino melempar dadu sebanyak 20 kali. Hasilnya adalah muncul muka dadu sebagai bertitik 1
sebanyak 25 kali
Tentukan frekuensi relatif kejadian munculnya mata dadu bertitik 1 tsb
Jawab:
Banyaknya percobaan adalah 200
a. Kejadian munculnya muka dadu bertitik 1 sebanyak 25 kali.
Contoh 4:
Selama musim penyakit Flu, Dinas Kesehatan Kota Manado menemukan bahwa dalam satu hari
pemeriksaan ke masyarakat ditemukan bahwa dari 60 warga yang diperiksa ditemukan bahwa 10
orang diantaranya terjangkit penyakit Flu. Hitunglah berapa peluang didapati warga yang
terjangkit penyakit Flu dari 60 warga yang diperiksa?
Jawab:
Jadi, karena ada 60 orang diperiksa dan 10 orang terjangkit Flu, maka P(A) = 10/60 = 0,167
(pembulatan desimal tiga digit).
Contoh 5:
Berikut ini adalah data (belum dikelompokkan) Ujian Akhir Smester Bahasa Indonesia
SD Pengadilan 01 kelas 4A :
78 72 74 79 74 71 75 74 72 68
72 73 72 74 75 74 73 74 65 72
66 75 80 69 82 73 74 72 79 71
70 75 71 70 70 70 75 76 77 67
BUATLAH TABEL FREKUENSI RELATIFNYA !
Penyelesaian :
Frekuensi Relatif
fi X
Nilai fi
100
∑fi Persen
65-67 3 3/40 7.5
68-70 6 6/40 15
71-73 12 12/40 30
74-76 13 13/40 32.5
77-79 4 4/40 10
80-82 2 2/40 5
jumlah 40 40/40 100
Kombinasi
Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya. Pada kombinasi
AB = BA. Dari suatu himpunan dengan n unsur dapat disusun himpunan bagiannya dengan
untuk Setiap himpunan bagian dengan k unsur dari himpunan dengan unsur n disebut
Banyak himpunan bagian dari A yang memiliki 2 unsur adalah C (6, 2).
Contoh 2:
Hitunglah nilai dari 8C4
Penyelesaian:
8! 8! 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1
8C4 =———— =——— =———————————— = 70
(8 - 4)! 4! 4! 4! 4 x 3 x 2 x 1 x 4 x 3 x 2 x 1
Contoh 3:
Hitunglah nilai dari:
6C2 × 4C3
Penyelesaian:
6! 4! 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 4 x 3 x 2 x 1
6C2 × 4C3 =———— x ———— =————————— x —————= 70
(6 - 2)! 2! (4 - 3)! 3! 4 x 3 x 2 x 1 x 2 x 1 1 x 3 x 2 x 1
Contoh 4:
Dalam pelatihan bulutangkis terdapat 8 orang pemain putra dan 6 orang pemain
putri. Berapakah pasangan ganda yang dapat diperoleh untuk ganda putra
Penyelesaian:
Contoh 5:
Dari 7 siswa putra dan 3 siswa putri akan dibentuk tim yang beranggotakan 5 orang. Jika
disyaratkan anggota tim tersebut paling banyak 2 orang putri, berapakah banyaknya cara
mambentuk tim tersebut?
Penyelesaian:
Karena anggota tim ada 5 dan paling banyak 2 putri maka kemungkinannya adalah: 5 putra atau
4 putra 1 putri atau 3 putra 2 putri
Banyak cara memilih 5 putra =7C5
Banyak cara memilih 4 putra 1 putri =7C4 . 3C1
Banyak cara memilih 3 putra 2 putri =7C3 . 3C2
Pengertian Turunan
Laju perubahan nilai fungsi f : x => f(x) pada x = a dapat di tulis :
atau bisa juga dinotasikan dalam bentuk lain, yaitu dengan salah satu lambang berikut ini :
Lambang df(x)/dx atau dy/dx untuk turunan diperkenalkan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz
( 1646 -1716 ).
Kita akan mencoba menentukan turunan dari y = sin x dengan menggunakan rumus turunan .
y = f(x) = sin x
f(x+h) = sin(x+h)
lim f ( x h) f ( x )
y’ = h 0 h
xhx xhx
lim 2 cos sin
2 2
= h0 h
1 1
lim 2 cos( x h) sin h
2 2
= h0 h
1
sin h
1 2
lim cos( x 2 h) 1
h
= h0 2
1
cos( x .0).1
= 2
= cos x
Dengan cara yang sama akan di dapat jika y = cos x maka y’ = -sin x.
Jadi turunan fungsi sinus dan cosinus dapat digambarkan sbb:
sin x cos x sin x cos x sin x
Contoh Soal
y = 5 sin x
Pembahasan
y = 5 sin x
y' = 5 cos x
2. Diberikan fungsi f(x) = 3 cos x
Tentukan nilai dari f ' ( π/2).
Pembahasan
f(x) = 3 cos x
f '(x) = 3 (−sin x)
f '(x) = −3 sin x
0 X
Jadi syarat titik stasioner pada kurva y = f(x) jika y ’= 0
f(1) = 3.12 – 6. 1 + 5 = 2
Jadi, nilai stasioner f(x) = 3x2 – 6x + 5 adalah f(1) = 2
Contoh Soal 2:
Diketahui f(x) = -x² + 4x + 10
Tentukan Titik balik atau stasionernya!
Titik balik bila f'(x) = 0
f(x) = -x² + 4x + 10
f'(x) = -2x + 4 = 0
x=2
Soal Nomor 4
Tentukan nilai maksimum dari fungsi f(x) = 3x(x2 − 12)
Pembahasan
Nilai maksimum diperoleh saat f '(x) = 0
Urai kemudian turunkan
f(x) = 3x(x2 − 12)
f(x) = 3x3 − 36x
f '(x) = 9x2 − 36 = 0
9x2 = 36
x2 = 4
x = √4 = ±2
Untuk x = +2
f(x) = 3x3 − 36x = 3(2)3 − 36(2) = 24 − 72 = − 48
Untuk x = −2
f(x) = 3x3 − 36x = 3(−2)3 − 36(−2) = −24 + 72 = 48
Penyelesaian :
* Fungsi f(x) adalah fungsi naik,
syarat : f'(x) > 0
f(x) = x² - 8x - 9
f'(x) = 2x - 8
maka :
2x - 8 > 0
2x > 8
x > 4 Jadi fungsi f(x) naik pada interval x > 4
Penyelesaian :
a) Fungsi naik bila f'(x) > 0
f(x) = -x² + 4x + 10
f'(x) = -2x + 4 > 0
-2x + 4 > 0
-2x > -4
x < 2 Jadi fungsi naik pada x < 2
Jawab :
Agar naik maka f'(x) > 0
2x – 8 > 0
x>4
Jawab :
Agar turun maka f'(x) < 0
-4x + 12 < 0
-4x < -12
x>3