Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PELUANG DAN SEBARAN BERSYARAT

OLEH

KELOMPOK II

1. ROSMILA E0122303
2. BINTANG GUNTUR E0122005

MATEMATIKA 2022

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN AJARAN 2023 / 2024


Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya, penulis
diberikan kesehatan serta kelancaran dalam membuat makalah ini sehingga dapat selesai sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Teori Peluang” dari Dosen
Matematika yakni ibu Rahmawati S.Si M,Si yang membahas mengenai Peluang dan Sebaran
Bersyarat. Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai konsep-
konsep dasar serta aplikasi dari peluang dan sebaran bersyarat.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dalam memperluas wawasan
dan pemahaman pembaca dalam teori peluang terutama dalam konteks peluang dan sebaran
bersyarat. Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan keberkahan hidup dalam setiap langkah
perjalanan ilmu pengetahuan kita.

Majene, 23 Oktober 2023

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3

2.1 Peluang Bersyarat ....................................................................................................... 3


2.1.1 Definisi ................................................................................................................. 3
2.2.1 Perkalian peluang bersyarat .............................................................................. 4
2.3.1 Contoh Soal.......................................................................................................... 4

2.2 Sebaran marginal ........................................................................................................ 6


2.2.1 Definisi Fungsi Peluang Marginal .................................................................... 6
2.2.2 Definisi Densitas Marginal ................................................................................ 7
2.2.3 Contoh Soal ......................................................................................................... 8

2.3 Sebaran Bersyarat ....................................................................................................... 9


2.3.1 Definisi Fungsi Peluang Bersyarat .................................................................. 10
2.3.2 Definisi Densitas Bersyarat .............................................................................. 12
2.3.3 Contoh Soal........................................................................................................ 13

2.4 Latihan soal................................................................................................................ 16

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 18

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peluang mengacu pada kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Biasanya diukur


dari 0 sampai 1, dimana 0 berarti suatu peristiwa tidak mungkin terjadi dan 1 berarti suatu
peristiwa pasti terjadi. Probabilitas dapat dihitung dengan membagi jumlah kejadian yang
cocok dengan jumlah kejadian yang mungkin terjadi. Distribusi bersyarat, sebaliknya,
mengacu pada kemungkinan terjadinya suatu peristiwa, dengan mempertimbangkan
informasi tambahan atau kondisi tertentu yang diketahui.

Dalam distribusi bersyarat, peluang terjadinya peristiwa A jika peristiwa B telah


terjadi. Dalam hal ini, kita menggunakan notasi P(A|B), yang merepresentasikan peluang
terjadinya kejadian A jika kejadian B diketahui. Menghitung probabilitas dan distribusi
bersyarat melibatkan penerapan aturan perkalian dan penjumlahan. Aturan perkalian
digunakan untuk menghitung peluang terjadinya dua kejadian independen secara
bersamaan, sedangkan aturan penjumlahan digunakan untuk menghitung peluang
terjadinya paling sedikit satu dari dua kejadian.

Misalnya, jika kita ingin menghitung probabilitas seseorang mendapat pekerjaan


(peristiwa A) jika ia mempunyai gelar sarjana (peristiwa B), kita akan menggunakan
distribusi bersyarat. P(A|B) mewakili peluang seseorang mendapatkan pekerjaan jika
memiliki gelar sarjana. Dalam statistik, distribusi probabilitas dan kondisional digunakan
untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia.
Mereka juga membantu membuat model dan memprediksi kejadian di masa depan
berdasarkan data yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah

1. Bagaimana konsep dan cara menghitung peluang bersyarat?


2. Bagaimana konsep dan cara menghitung sebaran marginal?
3. Bagaimana konsep dan cara menghitung sebaran peluang?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah

1
2

1. Untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai konsep peluang


bersyarat, sebaran marginal dan sebaran bersyarat.
2. Memberikan contoh aplikasi nyata dari konsep-konsep peluang dan sebaran
bersyarat sehingga pembaca dapat menghubungkan teori dengan situasi pada
kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peluang Bersyarat

Masalah yang sering terjadi dalam praktik adalah menghitung peluang terjadinya
suatu peristiwa jika peristiwa lain sudah terjadi. Misalnya kita ingin menghitung daya
tahan beberapa jenis kipas angin 72 jam lagi, dengan syarat kipas angina tersebut telah
dihidupkan selama 24 jam. Peluang yang dimaksud adalah peluang bersyarat (conditional
probability). Peluang bersyarat adalah konsep dalam teori peluang yang mengacu pada
probabilitas terjadinya suatu kejadian tertentu, jika kita sudah mengetahui bahwa kejadian
lain telah terjadi.

Peluang bersyarat merupakan kejadian yang tidak saling bebas tetapi kejadian
tersebut saling mempengaruhi.

2.1.1 Definisi :

Jika A dan B adalah dua buah peristiwa yang dibentuk dari ruang sampel S, maka
peluang bersyarat dari B diberikan A didefinisikan sebagai:

Perhatikan uraian berikut :

3
4

2.1.2 Perkalian peluang bersyarat:

Jika A dan B adalah dua buah pertistiwa yang dibentuk bersadarkan ruang sampel
S maka:

2.1.3 Contoh Soal :

1. Dalam sebuah kotak terdapat 10 bola hijau dan 5 bola kuning. Jika sebuah
bola diambil dalam kotak itu berturut-turut sebanyak dua kali tanpa
pengembalian, tentukan peluang jika terambilnya kedua-duanya bola
berwarna hijau!

Penyelasaian :

P(A) : Peluang terambilnya hijau pada pengambilan pertama


P(B | A) : Peluang kedua hijau dengan syarat pengambilan pertama hijau

Jadi peluang terambilnya kedua-duanya bola berwarna hijau adalah .

2. Dua dadu yang masing-masing seimbang dilempar sekaligus, jika dadu yang
pertama muncul nilai 5, hitunglah peluangnya bahwa pada dadu kedua muncul
nilai 5!
5

Penyelesaian :

S = { (1,1) , (1,2) , (1,3) , …, (6,6)}

n(S) = 36

A = Kejadian dadu I muncul nilai 5

= {(5,1) , (5,2) , (5,3) , (5,4) , (5,5) (5,6)

B = Kejadian dadu II muncul nilai 5

= {(1,5) , (2,5) , (3,5) , (4,5) , (5,5) , (6,5)}

Jadi, terdapat peluang munculnya nilai 5 setelah dadu pertama munul 5 adalah .

3. Dua buah dadu dilempar bersamaan, tentukan peluang munculnya jumlah mata
dadu lebih besar dari 8 dengan syarat dadu pertama muncul 4!

Penyelesaian :

Peluang jumlah mata dadu lebih dari 8 dadu pertama 4 = {(4,5) , (4,6)}

Peluang dadu pertama 5 = {(4,1) , (4,2) , (4,3) , (4,4) , (4,5) , (4,6)}


6

2.2 Sebaran Marginal

Apabila kita mempunyai distribusi gabungan dari dua peubah acak X dan Y (biasa
diskrit semua atau kontinu semua), maka kita dapat menentukan distribusi untuk masing-
masing peubah acak. Jadi kita dapat menentukan dapat distribusi dari peubah acak X dan
distribusi dari peubah acak Y. Distribusi yang diperoleh dengan cara demikian dinamakan
sebaran marginal atau distribusi marginal.

Peluang dari peubah acak X secara umum ditulis:

p  X  x   p  X  x,Y  y


yRy

Atau :

p ( X  x)   p( X  x, Y  y)
yRy

Atau :
p ( x)   p( x, y)
yRy

2.2.1 Definisi Fungsi Peluang Marginal

Jika X dan Y adalah Dua peubah acak Diskrit dan p(x,y) adalah niali dari
fungsi peluang gabungannya di (x,y), maka fungsi yang dirumuskan dengan :

p1 ( x)   p( x, y)
y

Untuk setiap x dalam daerah hasil X dinamakan fungsi peluang marginal dari X.

Adapun fungsi yang dirumuskan dengan:

p2 ( y)   p( x, y )
x
7

Untuk setiap y dalam daerah hasil Y dinamakan fungsi peluang marginal dari Y.

Karena p1(x) dan p2(y) masing-masing merupakan fungsi peluang, maka:

i.  p  x  1
x
1

ii.  p  y  1
y
2

2.2.2 Definisi Fungsi Densitas Marginal

Jika X dan Y adalah dua peubah acak kontinu dan f(x,y) adalah Nilai
fungsi densitas
gabungan di (x,y), maka fungsi yang dirumuskan dengan:

g ( x)  

f ( x, y)dy;   x  

dinamakan fungsi densitas marginal dari X. Adapun fungsi yang dirumuskan


dengan:

h( y )  

f ( x, y )dx;   y  

dinamakan fungsi densitas marginal dari Y.

Karena g(x) dan h(y) masing-masing merupakan fungsi densitas, maka:


i.  g ( x)dx  1


ii.  h( y)dy  1

8

2.2.3 Contoh Soal

1. Misalnya fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk :

( )
{

a. Tentukan fungsi peluang marginal dari X.


b. Tentukan fungsi peluang marginal dari Y.

Penyelesaian:

a. Fungsi peluang marginal X adalah

p1 ( x)   p  x, y 
y
3
 1 
   x  2y
y  0  72 

 1 
    x    x  2    x  4    x  6 
 72 

 1 
    4 x  12 
 72 

1
Jadi : p1 ( x)     x  3 ; x  0,1, 2,3
 18 

b. Fungsi peluang marginal dari Y adalah

p2 ( y)   p( x, y )
x
3
 1 
   x  2y
x  0  72 
9

 1 
    2 y   (1  2 y )   2  2 y    3  2 y 
 72 

 1 
   6  8 y
 72 

 1 
   3  4 y 
 36 

 1 
Jadi, p2 ( y )     3  4 y  ; y  0,1, 2,3
 36 

2. Misalnya fungsi densitas gabungan dari X dan Y berbentuk:

( )
{

a. Tentukan fungsi densitas marginal dari X.


b. Tentukan fungsi densitas marginal dari Y.

Penyelesaian :

a. Fungsi idensitas marginal dari X adalah


g ( x)  

f ( x, y )dy

1 4 
 

f ( x, y )dy   f ( x, y )dy   f ( x, y )dy
1 4


 4 
0 4
  0 dy  1  135 xydy  4 0dy
 4  1  2 4
 0    xy ] 0
 135   2  1
10

2
 x
9

( )
Jadi, {

b. Fungsi densitas marginal dari Y adalah


h( y )  

f ( x, y )dx
0 3 
 

f ( x, y)dx   f ( x, y )dx   f ( x, y )dx
0 3

 4 
0 3
  0dx    xydx   0dx
0

135  3

 4  1  2 3
 0    x y ] 0
 135   2  0

 2
 y
 15 

( )
Jadi, {

2.3 Sebaran Bersyarat

Sebaran bersyarat atau biasa juga disebut distribusi bersyarat, atau dalam bahasa
Inggris disebut conditional distribution, mengacu pada distribusi probabilitas suatu
variabel acak tertentu, informasi atau kondisi tertentu tentang variabel acak lainnya.
Artinya, jika kita mempunyai dua atau lebih variabel acak, maka distribusi bersyarat akan
11

memberikan informasi tentang salah satunya jika kita sudah mengetahui nilai variabel
lainnya.

Dalam Teori Peluang, diberikan dua buah peristiwa yang bersyarat. Jika A dan B
adalah dua buah peristiwa, maka peluang terjadinya peristiwa A dirumuskan sebagai:

Jika A adalah peristiwa X = x dan B adalah peristiwa Y = y, maka :

Dari persamaan tersebut, kita dapat mendefinisikan fungsi peluang bersyarat dari sebuah
peubah acak diberikan peubah acak lainnya.

2.3.1 Definisi Fungsi Peluang Bersyarat

Jika p(x,y) adalah nilai fungsi peluang gabungan dari dua buah peubah
acak diskrit X dan Y di (x,y) dan (y) adalah fungsi peluang marginal dari
Y di y, maka fungsi yang dinyatakan dengan :

untuk setiap x dalam daerah hasil X, dinamakan fungsi peluang bersyarat dari X
diberikan Y = y.
Jika (x) adalah nilai fungsi peluang marginal dar X di x, maka fungsi yang
dirumuskan dengan :
12

untuk setiap y dalam daerah hasil Y, dinamakan fungsi peluang bersyarat dari Y
diberikan X = x.

Karena dan masing-masing merupakan fungsi peluang, maka


kedua fungsi peluang itu harus memenuhi sifat sebagai berikut:

1. a.

b. ∑

2. a.

b. ∑

2.3.2 Definisi Densitas Bersyarat

Jika f(x , y) adalah nilai fungsi densitas gabungan dari dua peubah acak
kontinu X dan Y di (x,y) dan ) adalah nilai fungsi densitas marginal dari Y di
y, maka fungsi yang dirumuskan dengan :

untuk setiap x dalam daerah hasil X, dinamakan fungsi densitas bersyarat dari X
diberikan Y = y.
Jika adalah nilai fungsi densitas marginal dari X di x, maka fungsi yang
dirumuskan dengan:

untuk setiap y dalam daerah hasil Y, dinamakan fungsi densitas bersyarat dari Y
diberikan X= x.

Karena dan masing-masing merupakan fungsi densitas, maka


kedua fungsi itu harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut.
13

1. a.

b. ∫

2. a.

b. ∫

2.3.3 Contoh Soal

1. Misalnya fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk:

a. Tentukan
b. Tentukan

Penyelesaian :

a.

Menentukan lebih dahulu yang merupakan fungsi peluang marginal


dari Y.

( ){ }

( )

Sehingga :
14

b. p

kita menentukan dahulu yang merupakan fungsi peluang marginal


dari X.

( ){ }

( )

Sehingga :

2. Diketahui fungsi densitas gabungan dari X dan Y adalah :

a. Tentukan fungsi densitas bersyarat dari X diberikan Y = y.


b. Tentukan fungsi densitas bersyarat dari Y diberikan X =x.

Penyelesaian:

a.
Kita akan menentukan dahulu , yang merupakan fungsi densitas
marginal dari Y.
15

∫ ∫ ∫

∫ ∫ ∫

Jadi = 2y ; 0 < y < 1

= 0 ; y lainnya

Sehingga :

Maka g(x | y) {

b.
kita akan menentukan dahulu , yang merupakan fungsi densitas
marginal dari X.

∫ ∫ ∫
16

∫ ∫ ∫

Jadi,
{

Sehingga :

2.4 Latihan soal

1. Didalam sebuah mall terdapat 10 remaja dan 7 orang dewasa yang sedang berbelanja.
Akan dipilih secara acak 3 orang untuk mendapatkan hadiah dan setiap orang hanya
memperoleh 1 hadiah, peluang kejadian jika ketiga undian dimenangkan oleh remaja
adalah…
2. Misalnya fungsi peluang gabungan X dan Y berbentuk:

a. Tentukan fungsi peluang marginal dari X


b. Tentukan fungsi peluang marginal dari Y
c. Buktikan X dan Y = 1
3. Misalnya fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk:

a. Tentukan fungsi peluang bersyarat p(x|y=1)


b. Tentukan fungsi peluang bersyarat p(y|x=2)

4. Misalnya fungsi densitas gabungan dari X dan Y berbenetuk:


17

a. Tentukan fungsi denstitas marginal dari X, g(x)


b. Tentukan fungsi densitas marginal dari Y, h(y)
c. Tentukan fungsi densitas bersyarat g(x|y)
d. Tentukan fungsi densitas bersyarat h(y|x)
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suatu peristiwa bersyarat adalah peristiwa yang tergantung pada terjadinya peristiwa lain.
Jika A dan B adalah dua buah peristiwa yang dibentuk dari ruang sampel S, maka peluang
bersyarat dari B diberikan A didefinisikan sebagai: P(B|A)=(P(A∩B))/(P(A)).

Sebaran Marginal yaitu Apabila kita mempunyai distribusi gabungan dari dua peubah
acak X dan Y (biasa diskrit semua atau kontinu semua), maka kita dapat menentukan
distribusi untuk masing-masing peubah acak. Jadi kita dapat menentukan dapat distribusi
dari peubah acak X dan distribusi dari peubah acak Y. untuk Peubah acak diskrit, kita
dapat menghitung menggunakan fungsi peluang marginal. Sedangkan untuk peubah acak
kontinu, dapat dihitung dengan menggunakan fungsi densitas marginal.

Sebaran bersyarat atau biasa juga disebut distribusi bersyarat, mengacu pada distribusi
probabilitas suatu variabel acak tertentu, informasi atau kondisi tertentu tentang variabel
acak lainnya. Artinya, jika kita mempunyai dua atau lebih variabel acak, maka distribusi
bersyarat akan memberikan informasi tentang salah satunya jika kita sudah mengetahui
nilai variabel lainnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Herrhyanto,Nar,Gantini,Tuti.2009._Pengantar Statistika Matematis.Bandung.Yrama widya

Muhammad Arif Tiro DKK.2014. _Pengantar teori peluang Makassar.Adira Publisher

Sumarminingsi.Eni,Astutik.Suci.2021. _Pengantar teori peluang Malang.UB press

19

Anda mungkin juga menyukai