Anda di halaman 1dari 17

MATEMATIKA DISKRIT KOMBINATORIAL

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Matematika Diskrit yang diampu oleh
bapak Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T.

disusun oleh:

Agus Rian Sirojudin 1906227


Dwi Fitria Al Husaeni 1903480
Fadjrin Diraja Muhammad 1904077
Muhammad Adi Wahyudi 1900180
Mushafani Ainul Urwah 1901671
Oktavian Dwi Santosa 1902793
Daffa Rahmana Putra 1908115

PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Pertama segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, ridho
serta inayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan
Makalah ini berjudul “Matematika Diskrit Kombinatorial”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Matematika Diskrit program studi Pendidikan Ilmu Komputer,
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.
Penyusun telah berupaya secara maksimal dalam penyusunan makalah ini. Namun, tidak
menutup kemungkinan apabila dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk dijadikan acuan pada karya tulis selanjutnya.
Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umunya dan
penyusun pribadi khususnya. Penyusun berharap makalah ini dapat menjadi acuan untuk karya
tulis di masa yang akan datang.

Bandung, 11 November 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 3

1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4

2.1 Konsep Kombinatorial ..................................................................................................... 4

2.2 Kaidah Dasar Kombinatorial ............................................................................................ 4

2.2.1. Perluasan Kaidah Dasar Menghitung........................................................................ 5

2.3 Kombinasi dan Permutasi................................................................................................. 6

2.3.1 Permutasi................................................................................................................... 6

2.3.2 Permutasi Melingkar ............................................................................................... 10

2.3.3 Kombinasi ............................................................................................................... 11

2.4 Kombinasi dengan Pengulangan .................................................................................... 13

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 15

3.1 Simpulan.............................................................................................................................. 15

3.2 Saran .................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika merupakan mata pelajaran yang senantiasa hadir pada setiap jenjang pendidikan,
mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya
kontribusi matematika dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya bidang teknologi informasi,
industri, keuangan, pertanian, teknik maupun sosial.
Matematika memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu komputer. Berbagai aplikasi
dan program di komputer tidak lepas dari penerapan matematika sebagai dasar teorinya.
Matematika Diskrit merupakan salah satu dasar teori yang mendukung ilmu komputer. Salah satu
materi yang terdapat dalam Matematika Diskrit yaitu himpunan, fungsi Boolean dan hukum De
Morgan, kombinatorial dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
i. Apa yang dimaksud dengan kombinatorik atau kombinatorial?
ii. Apa saja kaidah dasar dalam menghitung kombinatorial?
iii. Apa itu kombinasi dan permutasi?
iv. Bagaimana menentukan kombinasi dengan perulangan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah matematika diskrit ini adalah sebagai berikut:
i. Agar Mahasiswa mengetahui konsep awal tentang pengertian kombinatorik
ii. Agar Mahasiswa memahami dan mengerti bagaimana kaidah dalam menghitung
kombinatorial.
iii. Agar Mahasiswa memahami dan mengerti mengenai kombinasi dan permutasi.
iv. Agar Mahasiswa memahami dan mengerti cara menentukan kombinasi dengan
perulangan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kombinatorial


Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek
tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. Kombinatorial didasarkan pada
hasil yang diperoleh dari suatu percobaan (experiment) atau kejadian (event). Percobaan adalah
proses fisik yang hasilnya dapat diamati, contoh:
i. Melepar dadu
ii. Melempar koin uang logam
iii. Memilih 5 orang wakil dari 100 orang.

2.2 Kaidah Dasar Kombinatorial


Di dalam kombinatorial, kita harus menghitung semua kemungkinan pengaturan objek.
Terdapat 2 kaidah dasar dalam menghitung kombinatorial, yaitu kaidah perkalian (rule of product)
dan kaidah penjumlahan (rule of sum).

i. Kaidah perkalian (rule of product)


Bila percobaan 1 mempunyai p hasil percobaan yang mungkin terjadi (atau menghasilkan p
kemungkinan jawaban), percobaan 2 mempunyai q hasil percobaan yang mungkin terjadi (atau
menghasilkan q kemungkinan jawaban), maka bila percobaan 1 dan percobaan 2 dilakukan, maka
terdapat p × q hasil percobaan (atau menghasilkan p × q kemungkinan jawaban).
Percobaan 1: p hasil
Percobaan 2: q hasil
Percobaan 1 dan percobaan 2: p x q hasil

ii. Kidah penjumlahan (rule of sum)


Bila percobaan 1 mempunyai p hasil percobaan yang mungkin terjadi (atau menghasilkan p
kemungkinan jawaban), percobaan 2 mempunyai q hasil percobaan yang mungkin terjadi (atau
menghasilkan q kemungkinan jawaban), maka bila hanya satu percobaan saja yang dilakukan

4
percobaan 1 atau percobaan 2, terdapat p + q kemungkinan hasil percobaan (menghasilkan p + q
kemungkinan jawaban).
Percobaan 1: p hasil
Percobaan 2: q hasil
Percobaan 1 atau percobaan 2: p + q hasil
Perhatikanlah kata yang digarisbawahi pada kedua pernyataan di atas: dan serta atau. Kaidah
perkalian menyatakan bahwa kedua percobaan dilakukan secara simultan atau serempak,
sedangkan pada kaidah penjumlahan, kedua percobaan dilakukan tidak simultan.

Contoh 1
Ketua angkatan IF2002 hanya 1 orang (pria atau wanita, tidak bias gender). Jumlah pria IF2002 =
65 orang dan jumlah wanita = 15 orang. Berapa banyak cara memilih ketua angkatan?
Penyelesaian:
65 + 15 = 80 cara.

Contoh 2
Dua orang perwakilan IF2002 mendatangi Bapak Dosen untuk protes nilai ujian. Wakil yang
dipilih 1 orang pria dan 1 orang wanita. Berapa banyak cara memilih 2 orang wakil tesrebut?
Penyelesaian:
64 x 15 = 975 cara.

2.2.1. Perluasan Kaidah Dasar Menghitung


Misalkan ada n percobaan, masing-masing dengan pi hasil
i. kaidah perkalian (rule of product)
p1 x p2 x … x pn hasil
ii. kaidah penjumlahan (rule of sum)
p1 + p2 + … + pn hasil

Contoh 3
Bit biner hanya 0 dan 1. Berapa banyak string biner yang dapat dibentuk jika:
i. Panjang string 5 bit

5
ii. Panjang string 8 bit (= 1 byte)
penyelesaian:
i. 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 25 = 32 buah
ii. 28 = 256 buah

Contoh 4
Berapa banyak bilangan ganjil antara 1000 dan 9999 (termasuk 1000 dan 9999 itu sendiri) yang
i. semua angkanya berbeda
ii. b boleh ada angka yang berulang
Penyelesaian:
i. Semua angkanya berbeda
posisi satuan : 5 kemungkinan angka (1, 3, 5, 7, 9)
posisi ribuan : 8 kemungkinan angka
posisi ratusan : 8 kemungkinan angka
posisi puluhan : 7 kemungkinan angka
Banyak bilangan ganjil seluruhnya = (5)(8)(8)(7) = 2240 buah

ii. B boleh ada angka yang berulang


posisi satuan : 5 kemungkinan angka (yaitu 1, 3, 5, 7 dan 9);
posisi ribuan : 9 kemungkinan angka (1 sampai 9)
posisi ratusan: 10 kemungkinan angka (0 sampai 9)
posisi puluhan : 10 kemungkinan angka (0 sampai 9)
Banyak bilangan ganjil seluruhnya = (5)(9)(10)(10) = 4500

2.3 Kombinasi dan Permutasi


2.3.1 Permutasi
Permutasi adalah jumlah urutan berbeda dari pengaturan objek-objek. Permutasi adalah
bentuk khusus aplikasi aturan perkalian.
Misalkan jumlah objek adalah n, maka urutan pertama dipilih dari n objek, ururtan kedua
dipilih dari n – 1 objek, urutan ketiga dipilih dari n – 2 objek, begitu seterusnya dan urutan terkahir
dipilih dari 1 objek yang tersisa.

6
Menurut kaidah perklaian, permutasi dari n objek adalah
𝑛 (𝑛 − 1) (𝑛 − 2) … (2)(1) = 𝑛!
Sekarang misalkan ada enam buah bola yang berbeda warnanya, yaitu merah (m), biru (b),
putih (p), hijau (h), kuning (k), dan jingga (j). kita akan memasukkan keenam buah bola itu
kedalam tiga buah kotak, masing-masing kotak hanya boleh diisi 1 buah bola. Berapa jumlah
urutan berbeda yang mungkin dibuat dari penempatan bola kedalam kotak-kotak tersebut?
Perhitungannya adalah sebagai berikut.
i. Kotak 1 dapat diisi oleh salah satu dari 6 bola (ada 6 pilihan);
ii. Kotak 2 dapat diisi oleh salah satu dari 5 bola (ada 5 pilihan);
iii. Kotak 3 dapat diisi oleh salah satu dari 4 bola (ada 4 pilihan);
Menurut kaidah perkalian, jumlah urutan berbeda dari penempatan bola = (6)(5)(4) = 120 buah.
Buah susunan berbeda dari penyusunan r objek yang dipilih dari n objek. Jumlah susunan berbeda
dari pemilihan r objek yang diambil dari n objek disebut permutasi-r. dilambangkan dengan
𝑃 (𝑛, 𝑟) yaitu
𝑛!
𝑃 (𝑛, 𝑟) = 𝑛 (𝑛 − 1)(𝑛 − 2) … (𝑛 − (𝑟 − 1)) =
(𝑛 − 𝑟)!
Contoh 5
Cari berapa banyak jumlah cara memasukkan 6 buah bola yang berbeda warnanya ke dalam 3 buah
kotak.
Penyelesaian
6! 6 ×5 ×4 ×3 ×2 ×1
𝑃 (6, 3) = (6−3)!
= = 6 𝑥 5 𝑥 4 = 120
3!

dan jumlah kemungkinan urutan 2 dari 3 elemen himpunan A = {a, b, c} adalah


3! 3!
𝑃 (3, 2) = (3−2)!
=
1!
= 1𝑥2=6

Dapat kita definisikan kembali bahwa permutasi r dari n objek adalah jumlah kemungkinan
urutasn r buah objek yang dipilih dari n buah objek, dengan r ≤ n, yang dalam hal ini, pada setiap
kemungkinan urutan tidak ada objek yang sama.
Bila r = n, maka
𝑛! 𝑛! 𝑛!
𝑃 (𝑛, 𝑛) = (𝑛−𝑛)!
= = = 𝑛!
0! 1

Contoh 6

7
Buktikan dengan induksi matemaik bahwa jumlah permutasi r elemen yang diambil dari himpunan
𝑛!
elemen, P (n, r), dapat dihitung dengan rumus (𝑛−𝑟)!

Penyelesaian:
Kita dapat membuktikan pernyataan ini dengan melakukan induksi terhadap n. untuk n ≥ 0,
𝑛!
misalkan p(n) adalah penyataan 𝑃(𝑛, 𝑟) = (𝑛−𝑟)! Untuk r = 0, 1, …

Basis induksi.
0!
Untuk n = 0, P (0, 0) adalah jumlah cara memilih 0 buah elemen dari himpunan kosong = = 1,
0!

yang jelas benar.


Langkah induksi.
𝑛!
Asumsikan bahwa P(n) benar, yaitu mengasumsikan bahwa 𝑃(𝑛, 𝑟) = (𝑛−𝑟)! Untuk r = 0, 1, … .
(𝑛+1)!
kita tingal membuktikan bahwa 𝑝(𝑛 + 1) = 𝑃(𝑛 + 1, 𝑟) = (𝑛+1−𝑟)! Juga benar. Untu

menunjukkan hal ini, ada dua kasus yan harus dipertimbangkan.


Kasus 1:
Jika r = 0, maka ada satu cara memilih 0 buah elemen dari himpunan (n + 1) elemen, dan disini
(𝑛+1)! (𝑛+1)!
𝑃(𝑛 + 1, 0) = (𝑛+1−0)! = (𝑛+1)!0!
= 0! = 1, yang jelas benar.

Kasus 2:
Jika r > 0. Disini kita menghitung nilai P (n + 1, r) dengan
i. Menghitung umlah cara memilih elemen pertama di dalam susunan yang diambil, dan
ii. Kemudian menghitung jumlah cara mengambil r – 1 elemen dengan menggunakan hipotesis
induksi.
Ada (n + 1) cara memilih untuk elemen pertama. Karena tinggal n buah elemen yang belum
diambil untuk mengisi r – 1 posisi lainnya, maka ada P (n, r - 1) cara melengkapi r – 1 posisi itu.
Dengan aturan perkalian, maka
𝑃(𝑛 + 1, 𝑟) = (𝑛 + 1) 𝑃(𝑛, 𝑟 − 1)
(𝑛 + 1)𝑛!
𝑃(𝑛 + 1, 𝑟) =
(𝑛 − (𝑟 − 1))!
(𝑛 + 1)𝑛!
𝑃(𝑛 + 1, 𝑟) =
(𝑛 + 1 − 𝑟)!
Contoh 7

8
Tiga buah ujian dilakukan dalam suatu periode enam hari (Senin sampai Sabtu). Berapa
banyak pengaturan jadwal yang dilakukan sehingga tidak ada dua ujian atau lebih yang dilakukan
pada hari yang sama.
Penyelesaian:
Diketahui
n=6
r=3
𝑛!
𝑃(𝑛, 𝑟) = (𝑛−𝑟)!
6! 6!
𝑃(6, 3) = (6−3)! = 3! = 6 × 5 × 4 = 120

Jadi, terdapat 120 pengaturan jadwal yang bisa dilakukan agar tidak ada dua ujian atau lebih yang
dilaukan pada hari yang sama.

Contoh 8

Sebuah bioskop mempunyai jajaran kursi yang disusun per baris. Tiap baris terdiri dari 6
tempat kursi. Jika dua orang akan duduk, berapa banyak pengaturan tempat duduk yang mungkin
pada suatu baris?

Penyelesaian:
Diketahui
n=6
r=2

𝑛!
𝑃(𝑛, 𝑟) = (𝑛−𝑟)!

6! 6!
𝑃(6, 2) = (6−2)! = = 6 × 5 = 30
4!

Jadi, ada 20 pengaturan tempat duduk yang mungkin dilakukan.

Contoh 9
Berapa banyak string yang dapat dibentuk yang terdiri dari 4 huruf berbeda dan diikuti dengan 3
angka yang berbeda pula.
Penyelesaian:
Diketahui

9
Jumlah huruf seluruhnya ada 26, sedangkan yang diperlukan ada 4 huruf, maka P (26, 4)
Jumlah angka seluruhnya ada 9, sedangkan yang diperlukan ada 3 angka, maka P (10, 3)
Karena string disusun oleh 4 huruf dan 3 angka, maka jumlah string yang dibuat adalah
P (26, 4) x P (10, 3)
26! 26!
 𝑃(26, 4) = (26−4)! = 22! = 26 × 25 × 24 × 23 = 358.800
10! 10!
 𝑃(10, 3) = (10−3)! = = 10 × 9 × 8 = 720
7!

𝑃(26, 4) × 𝑃(10, 3) = 358.800 × 720 = 258.336.000

Permutasi merupakan suatu bagian dari kaidah perkalian, yaitu untuk kasus bahwa tidak ada
lemen yang berulang. Jika pada persoalan diizinkan munculnya sebuah elemen lebih dari satu kali,
maka persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan cara permutasi, tetapi masih dapat
diselesaikan dengan memanfaatkan kaidah perkalian.

Contoh 10
Berapakah jumlah kemungkinan membentuk 3 angka dari 5 angka berikut: 1, 2, 3, 4, 5 jika
i. Tidak boleh ada pengulangan angka
ii. Boleh ada pengulangan angka
Penyelesaian:
i. Karena tidak boleh ada pengulangan angka maka dapat menggunakan cara permutasi
5! 5!
𝑃 (5, 3) = (5−3)!
= = 5 × 4 × 3 = 60
2!

ii. Dikarenakan boleh ada pengulangan maka tidak bisa menggunakan prinsip permutasi namun
masih bisa menggunakan kaidah perkalian.
Posisi pertama dapat diisi dengan salah satu dari 5 angka (5 cara)
Posisi kedua dapat diisi dengan salah satu dari 5 angka (5 cara)
Posisi ketiga dapat diisi dengan salah satu dari 5 angka (5 cara)
Maka (5)(5)(5) = 125.

2.3.2 Permutasi Melingkar


Misalkan ada 10 orang yang duduk pada satu barisan kursi yang terdiri dari 10 kursi. Menurut
rumus permutasi, ada sebanyak P(10, 10) = 10! Cara pengaturan tempat duduk bagi 10 orang
tersebut.

10
Penyelesaian
Jika mereka disuruh duduk mengelilingi meja melingkar. Berapa banyak cara pengaturan tempat
duduk bagi mereka tersebut?
Satu orang dapat duduk pada tempat duduk mana saja. Sembilan orang lainnya dapat duduk dalam
9 x 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 9! Cara. Meskipun orang pertama dapat memilih tempat duduk
mana saja, namun susunan tempat duduk yang dihasilkan 9 orang lainnya tetap sama. ini
dinamakan permutasi melingkar yang didefinisikan sebagai berikut:
Permutasi melingkar dari n objek adalah penyusunan objek-objek yang mengelilingi sebuah
lingkaran (atau kurva tertutup sederhana). Jumlah susunan objek yang mengelilingi lingkaran
adalah (n - 1)!. Pembuktian permutasi melingkar cukup sederhana: objek pertama dapat
ditempatkan di mana saja pada lingkaran dengan 1 cara. Sisa n – 1 objek lainnya dapat diatur
searah jarum jam (misalnya) dengan P(n -1, n - 1) = (n - 1)! Cara.

2.3.3 Kombinasi
Bentuk khusus dari permutasi adalah kombinasi. Jika pada permutasi urutan keunculan
diperhitungkan, maka pada kombinasi, urutan kemunculan diabaikan. Urutan acb, bca, dan acb
dianggap sama dan dihitung sekali.
Kombinasi dilambangkan dengan 𝐶(𝑛, 𝑟). Rumus kombinasi adalah sebagai berikut.
𝑛!
𝐶(𝑛, 𝑟) =
𝑟! (𝑛 − 𝑟)!
Hal ini dapat dibuktikan dengan cara membentuk permutasi –r dari n elemen. Mula-mula hitung
kombinasi-r, yaitu C (n, r), kemudian urutkan elemen-elemen di dalama setiap kombinasi-r.
pengurutan ini dapat dilakukan engan P(r, r) cara. Dengan demikian, permutasi-r dari n elemen
adalah
𝑃(𝑛, 𝑟) = 𝐶(𝑛, 𝑟) 𝑃(𝑟, 𝑟)
Dari persamaan di atas kita peroleh
𝑃(𝑛, 𝑟) 𝑛! (𝑛 − 𝑟)! 𝑛
𝐶(𝑛, 𝑟) = = =
𝑃 (𝑟, 𝑟) 𝑟! (𝑟 − 𝑟)! 𝑟! (𝑛 − 𝑟)!
𝐶(𝑛, 𝑟) sering dibaca dengan “n diambil r”, artinya r objek diambil dari n buah objek.
Kombinasi r elemen dari n elemen adalah jumlah pemilihan yang tidak terurut r elemen yang
diambil dari n buah elemen.
Interpretasi Kombinasi
11
1. Persoalan kombinasi, C (n, r), sama dengan menghitung banyaknya himpunan bagian yang
terdiri dari r lemen yang daoat dibentuk dari himpunan dengan n elemen. Dua atau lebih
himpunan bagian denan lemen-elemen yang sama dianggap sebagai himpunan yang sama,
meskipun urutan elemen-elemennya berbeda.
Misalkan A = {1, 2, 3}
Jumlah himpunan bagian dengan 2 elemen yang dapat dibentuk dari himpunan A ada 3 buah, yaitu:
{1, 2} = {2, 1}
{1, 3} = {3, 1}
{2, 3} = {3, 1}
Atau
𝑛! 3! 3!
𝐶(3, 2) = (𝑛−𝑟)!𝑟!
= (3−2)!2!
=
1!2!
=3
3! 3!
(32) = (3−2)!2!
= =3
1!2!

2. Persoalan kombinasi dapat dipandang sebagai cara memilih r buah elemen dari n buah elemen
yang ada, tetapu urutan elemen di dalam susunan hasil pemilihan tidak penting.
Sebagai contoh, misalkan sebuah klub memiliki 25 orang anggota. Kita akan memilih 5 orang
sebagai panitia. Panitia atau komite adalah kelompok yang tidak terurut, artinya setiap anggota di
dalam panitia kedudukannya sama.
Misalnya jika ada lima orang yang dipilih, A, B, C, D dan E, maka urutan penempatan masing-
masingnya di dalam panitia tidak penting (ABCDE sama saja dengan BACED, ADCEB, dan
seterusnya). Banyaknya cara memilih anggota panitia yang terdiri dari 5 orang anggota adalah
𝑛! 25! 25! 25×24×23×22×21 6.375.600
𝐶(25, 5) = (𝑛−𝑟)!𝑟!
= (25−5)!5!
=
20!5!
=
5×4×3×2 × 1
=
120
= 53.130

Contoh:
Berapa banyak cara membentuk panitia (komite, komisi, dsb) yang beranggotakan 5 orang orang
dari sebuah fraksi di DPR yang beranggotakan 25 orang?
Penyelesaian:
Panitia atau komite adalah kelompok yang tidak terurut, artinya setiap anggota di dalam panitia
kedudukannya sama.
Misal lima orang yang dipilih, A, B, C, D, dan E, maka urutan penempatan masing-masingnya di
dalam panitia tidak penting (ABCDE sama saja dengan BACED, ADCEB, dan seterusnya).

12
Banyaknya cara memilih anggota panitia yang terdiri dari 5 orang anggota adalah C(25,5) = 53130
cara.
i. Ada beberapa cara kita dapat memilih 3 dari 4 elemen himpunan A = {a, b, c, d}?
Penyelesaian:
𝑛! 4! 4!
𝐶 (4, 3) = = = =4
(𝑛 − 𝑟)! 𝑟! (4 − 3)! 3! 1! 3!
ii. Berapa banyak cara menyusun menu nasi goreng tiga kali seminggu untuk sarapan pagi?
Penyelesaian:
𝑛! 7! 7! 7 × 6 × 5 210
𝐶 (7, 3) = = = = = = 35
(𝑛 − 𝑟)! 𝑟! (7 − 3)! 3! 4! 3! 3 × 2 × 1 6

2.4 Kombinasi dengan Pengulangan


Misalkan terdapat r buah bola yang semua warnanya sama dan n buah kotak.
i. Masing-masing kotak hanya boleh diisi paling banyak satu buah bola.
Jumlah cara memasukkan bola: C(n, r).
ii. Masing-masing kotak boleh lebih dari satu buah bola (tidak ada pembatasan jumlah bola)
Jumlah cara memasukkan bola: C(n + r – 1, r).

C(n + r – 1, r) = C(n + r –1, n – 1).

Contoh
Pada persamaan x1 + x2 + x3 + x4 = 12, xi adalah bilangan bulat ≥ 0. Berapa jumlah kemungkinan
solusinya?
Penyelesaian:
i. Analogi: 12 buah bola akan dimasukkan ke dalam 4 buah kotak (dalam hal ini, n = 4 dan r =
12).
ii. Bagilah keduabelas bola itu ke dalam tiap kotak. Misalnya,
Kotak 1 diisi 3 buah bola (x1 = 3)
Kotak 2 diisi 5 buah bola (x2 = 5)
Kotak 3 diisi 2 buah bola (x3 = 2)
Kotak 4 diisi 2 buah bola (x4 = 2)
x1 + x2 + x3 + x4 = 3 + 5 + 2 + 2 = 12

13
Ada C(4 + 12 – 1, 12) = C(15, 12) = 455 buah solusi.

Contoh
20 buah apel dan 15 buah jeruk dibagikan kepada 5 orang anak, tiap anak boleh mendapat lebih
dari 1 buah apel atau jeruk, atau tidak sama sekali. Berapa jumlah cara pembagian yang dapat
dilakukan?
Penyelesaian:
n = 5, r1 = 20 (apel) dan r2 = 15 (jeruk)
Membagi 20 apel kepada 5 anak: C(5 + 20 – 1, 20) cara,
Membagi 15 jeruk kepada 5 anak: C(5 + 15 – 1, 15) cara.
Jumlah cara pembagian kedua buah itu adalah
C(5 + 20 – 1, 20) x C(5 + 15 – 1, 15) = C(24, 20) x C(19, 15)

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari berbagai referensi mengenai matematika diskrit,
maka penyusun dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
Di dalam kombinatorial, kita harus menghitung semua kemungkinan pengaturan objek.
Terdapat 2 kaidah dasar dalam menghitung kombinatorial, yaitu kaidah perkalian (rule of
product) dan kaidah penjumlahan (rule of sum).
𝑛!
Rumus disebut rumus kombinasi-r, dan dilambangkan dengan C(n,r) atau (𝑛𝑟).
𝑟!(𝑛−𝑟)!
𝑛!
Jadi, C(n,r) =
𝑟!(𝑛−𝑟)!

C(n,r) sering dibaca “n diambil r” artinya r objek diambil dari n buah objek.
𝐶(𝑛 + 𝑟 − 1, 𝑟) adalah jumlah kombinasi yang membolehkan adanya pengulangan elemen,
yaitu dari n buah objek kita akan mengambil r buah objek, dengan pengulangan diperbolehkan.

3.2 Saran
Berdasarkan penyusunan makalah ini, terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan
berikut.
i. Mencari tahu lebih lanjut dari berbagai sumber yang lebih lengkap agar dapat memahami
matematika diskrit lebih terperinci.
ii. Tetap semangat dalam mempelajari matematika diskrit dan berusaha untuk
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Munir, Rinaldi. 2010.Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung.


Novianingsih, Khusnul. Kombinatorial. [Online]. Diakses dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/KHUSNUL_NOVIA
NIGSIH/KOMBINATORIAL.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai