Anda di halaman 1dari 26

HIMPUNAN MATEMATIKA

TUGAS RUTIN 2
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Terapan
Dosen Pengampu: Amirhud Dalimunthe,S.T., M.Kom

Disusun Oleh :
Kelompok 11 kelas B 2021
 Fanny Nabilah (5213151033)
 Nisrina Zahra Windya (5213151019)
 Muhammad Ghafan Hafiz Harahap (5213151015)

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN


KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,Allah Swt., yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya sehingga laporan Makalah ini bisa terselesaikan dengan baik,dengan
judul makalah “LOGIKA MATEMATIKA” Kami banyak menemui kendala dalam
menyelesaikannya ,Walaupun banyak menemui kendala itu dalam mengerjakan tugas
ini,berkat pertolongan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Dalam pembuatan laporan Makalah ini, kami “Kelompok 11 kelas B Jurusan Pendidikan
Teknologi Informatika Dan Komputer,Stambuk 2021” Banyak mendapat bantuan dalam
penyelesaiannya.Untuk itu kami patut dan sewajarnya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaiannya.Ucapan terima kasih yang pertama
kami ucapkan kepada orang tua kami yang telah memberikan dorongan baik dorongan moral dan
motivasi kepada kami, maupun dukungan materi kepada kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan laporan makalah ini.Berikutnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen
kami.dalam Mata kuliah Matematika Terapan yang sudah banyak memberikan ilmunya dalam
mengikuti mata kuliah ini dan mengerjakan tugas-tugasnya.
Harapan kami semoga hasil Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi
Kelompok 11 kelas B Pendidikan Teknologi Informatika Dan Komputer/ 2021 Fakultas
Teknik/ Universitas Negeri Medan.Dalam Makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu
kami mohon maaf atas kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Masukan dan
kritikan atas kekurangan laporan ini sangat kami harapkan dari pembaca. Selain itu, supaya tim
penulis dapat membuat laporan ini menjadi lebih baik dan menarik.

Kelompok 11
Medan,Februari 2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. LatarBelakangMasalah....................................................................................... 1
B. RumusanMasalah............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................. 2
D. Sistematika......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
A. Definisi Himpunan............................................................................................. 3
B. Penyajian Himpunan.......................................................................................... 3
C. Kardinalitas........................................................................................................ 5
D. Jenis Jenis Himpunan......................................................................................... 5
E. Operasi Terhadap Himpunan.............................................................................. 7
F. Hukum Hukum Himpunan................................................................................. 13
G. Prinsip Dualitas.................................................................................................. 14
H. Prinsip Inklusi-Ekslusi....................................................................................... 16
I. Partisi.................................................................................................................. 18
J. Pembuktian Proposisi Himpunan....................................................................... 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memilki peran penting dalam
perkembangan dunia. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006)
matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin, dan memajukan daya pikir manusia. Sedangkan menurut
Kline (1973) matematika bukan merupakan ilmu pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna
karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan ekonomi, sosial, dan alam.
Menurut perkembangan dalam matematika, muncul istilah matematika murni dan matematika
terapan yang keduanya mempunyai peranan penting dan tidak dapat dipisahkan. Prager (1972)
menyebutkan bahwa matematika terapan adalah jembatan yang menghubungkan antara
matematika murni dengan sains dan teknologi dengan mengabstraksi fenomena-fenomena alam
menjadi masalah-masalah matematis. Masalah matematis yang dibangun berdasarkan kondisi
real tersebut diselesaikan serta dianalisis menggunakan teori-teori yang sudah ada pada
matematika murni dan diinterpretasikan kembali ke dalam bahasa asalnya. Dalam matematika,
jembatan ini dikenal dengan pemodelan matematika.
Pemodelan matematika banyak digunakan dalam pengembangan teori dan aplikasi matematis,
baik dalam analisis maupun dalam proses pengambilan keputusan. Karena pada dasarnya model
matematika memiliki beberapa keuntungan, salah satunya dapat memprediksi pengaruh berbagai
variabel tanpa harus melakukan eksperimen dengan skala yang besar (Jorgensen, 1983),
misalnya dengan melihat mekanisme biologi dan ekonomi dari objek yang terkait.

B.Rumusan Masalah
Mahasiswa merupakan calon guru, dimana sebagai seorang guru diharapkan memiliki
kemampuan dan ketrampilan khusus sebagai guru pada bidang Matematika Terapan antara lain:
1. Mampu berfikir logis, sistematik, kreatif, objektif, terbuka, abstrak, cermat, jujur dan
efisien.
2. Dapat menyederhanakan keabstrakan Matematika Terapan.
3. Mendorong peserta didik untuk percaya diri dan berdaya juang yang tinggi, terutama
ketika menemukan atau memecahkan persoalan dalam matematika terapan.
4. Menerapkan konsep matematika terapan.
5. Menggunakan bahasa simbol yang tepat.  
C.Tujuan   
1.  untuk mengetahui dan memahami matematika terapan.     
2.  untuk mengetahui pengimplementasiannya
3. untuk mengetahui analisis dan pengimplementasiannya

D.SISTEMATIKA
Sistematika penulisan makalah ini dibagi menjadi beberapa bab,yang setiap bab terdiri dari
sub judul.Untuk lebih jelasnya dideskripsikan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, sistematika
penulisan.
Bab II pembahasan dan contoh soal: proposisi,mengkombinasikan proposisi,disjungsi
ekslusif,hokum-hukum logika proposisi,proposisi bersyarat (implikasi),varian proposisi
bersyarat,bikondisional (Bi-implikasi),inferensi.argumen,aksioma,teorema,lemma dan colollary.
Bab III kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
1.DEFINISI HIMPUNAN
Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.objek yang terdapat didalam
himpunan disebut elemen,unsur atau anggota.kita katakana bahwa himpunan mengandung
elemen-elemennya.kata “berbeda” didalam definisi diatas adalah untuk menekankan bahwa
anggota himpunan tidak bole sama.
Dalam matematika, himpunan adalah kumpulan objek yang memiliki sifat yang dapat
didefinisikan dengan jelas, atau lebih jelasnya adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang
dianggap sebagai satu kesatuan.Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika
himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan
karenanya, studi mengenai struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah
berguna.

irisan dari dua himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn


Teori himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang merupakan bagian yang
tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah
dasar.Teori ini merupakan bahasa untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat
dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan merupakan
sumber dari mana semua matematika diturunkan.

2.PENYAJIAN HIMPUNAN
 Enumerasi
Jika sebuah himpunan terbatas dan tidak terlalu besar.kita bisa menyajikan himpunan dengan
cara mengenumerasi ,artinya menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan
diantara dua buah kurung kurawal.biasanya satu himpunan diberi nama dengan
menggunakan huruf capital maupun dengan mnggunakan symbol-simbol lainnya.
Contoh :
Himpunan A berisi empat anggota 1,2,3 dan 4 dapat ditulis sebagai A={1,2,3,4}.perhatikan
bahwa himpunan di tentukan oleh anggota-anggotanya dan bukan pada urutan anggota-
anggotanya.urutan anggota didalam himpuan tidak mempunyai arti apa-apa.jadi,kita bisa saja
menuliskan himpunan A sebagai A={2.4.1.3} atau A={2,4,3,1}.karena itu,beberapa literature
menambahkan definisi himpunan sebagai kumpulan objek tak berurut.

 Simbol-simbol baku
Beberapa himpunan yang khusus dituliskan oleh beberapa symbol-simbol yang sudah
baku.terdapat sejumlah symbol baku yang berbentuk huruf tebal (boldface),yang biasa
digunakan untuk mendefinisikan himpunan yang sering digunakan,antara lain:
 P = himpunan bilangan bulat positif
 N = himpunan bilangan asli
 Z = himpunan bilangan bulat
 Q = himpunan bilangan rasional
 R = himpunan bilangan real
 C = himpunan bilangan kompleks

Adakalanya beberapa himpunan merupakan bagian dari sebuah himpunan yang universal.
Himpunan universal ini dilambangkan dengan U, yang harus diberikan secara eksplisit atau
diarahkan berdasarkan pembicaraan.Sebagai contohnya,U = {1,2,3,4,5} dan A adalah
himpunan bagian dari U dengan A = {1,3,5}

 Notasi pembentuk himpunan


Cara lain membentuk himpnan adalah dengan notasi pembentuk himpunan,dengan cara
penyajian ini himpunan dinyatakan dengan menulis syarat yang harus dipenuhi oleh
anggotanya.
Notasi: {x| syarat yang harus dipenuhi oleh x}
Aturan yang digunakan dalam penulisan syarat keanggotaan :
 Bagian dikiri tanda”|” melambangkan elemen himpunan
 Tanda “|” dibaca diaman atau sedemikian sehingga .
 Bagian dikanan tanda “|” menunjukan syarat keanggotaan himpunan
 Setiap tanda “,” Didalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan
Contoh:

A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5,dinyatakan sebagai A={x∨x
adalah himpunan bilangan positif,lebih kecil dari 5}.atau dalam notasi yang lebih ringkas:
A={x∨x ∈ P , x <5 }.yang sama dengan A={1,2,3,4,5}
 Diagram Venn
Diagram Venn menyajikan himpunan secara grafis. Cara penyajian himpunan ini
diperkenalkan oleh matematikawan Inggris yang bernama John Venn pada tahun 1881. Di
dalam diagram Venn himpunan semesta U digambarkan sebagai suatu segi empat sedangkan
himpunan lainnya digambarkan sebagai lingkaran di dalam segi empat tersebut.
Contoh:
U = {1,2,…,7,8}, A = {1,2,3,5} dan B = {2,5,6,8} Ketiga himpunan tersebut digambarkan
dengan diagram Venn pada gambar berikut :
U
7
1 8
2
4
5
5 6
A B

3.KARDINALITAS
Kardinalitas adalah banyaknya anggota himpunan yang berbeda. untuk menyatakan
banyaknya anggota yang berbeda dalam suatu himpunan menggunakan notasi n.Misalkan A
merupakan himpunan yang elemen-elemennya berhingga banyaknya. Jumlah elemen A disebut
kardinal dari himpunan A.

Notasi : n(A) atau A

Contoh:
A={x∨x merupakanbilangan prima yang lebih kecil dari 20 } maka A =8,dengan elemen-elemen
A adalah :2,3,5,7,11,13,17,19.
Himpuna yang tidak terhingga mempunyai cardinal tidak berhingga pulak.sebagai
contoh,himpunan bilangan riil mempunyai jumlah anggota tidak terhingga,maka |R|=∞ ,bagitu
juga himpunan bilangan bulat tak negative,himpunan garis yang melalui titik pusat
koordinat,himpunan titik disepanjang garis y =2x+3 dan lain-lain.

4.JENIS-JENIS HIMPUNAN
 Himpunan kosong
Himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan dengan cardinal =0
disebut himpunan kosong.istilah seperti kosong,hampa,nihilketiganya mengacu kepada
himpuna yang tidak mengandung elemen,tetapi setelah 0 tidak sama dengan ketiga
istilah,sebab 0 menyatakan sebuah bilangan tertentu.
Notasi : ∅ atau {}
Contoh:
 E={ x|x < x } , maka|E|=0
 P= { orang indonesia yang pernah ke bulan } ,maka| p|=0
 A={x∨x adalah akar −akar persamaan kuadrat x 2+5 x +10=0 ,| A|=0
 Himpunan bagian (Subset)
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap
elemen A merupakan elemen dari B.dalam hal ini B diakatakan superset dari A.
Notasi: A ⊆ B
dengan menggunakan diagram ven A ⊆B lebih mudah dimengerti maksudnya.
Contoh:
i. {1,2,3} ⊆ {1,2,3,4,5}
ii. {1,2,3} ⊆ {1,2,3}
iii. N⊆Z⊆R⊆C

 Himpunan yang sama


Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika keduanya
mempunyai elemen yang sama.dengan kata lain, A sama dengan B jika A adalah
himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A.jika tidak demikian maka
kita katakana A tidak sama dengan B.
Notasi : A=B ⟷ A ⊆ B dan B ⊆ A
Tiga hal yang perlu dicatat dalam memeriksa kesamaan dua buah himpunan:
 Urutan elemen didalam himpunan tidak penting
 Pengulangan elemen tidak mempengaruhi kesamaan dua buah himpunan
 Untuk tiga buah himpunan A,B dan C berlaku aksioma
Contoh:
i. jika A={ 0,1 } dan B={ x|x ( x−1 ) } , maka A=B
ii. jika A={ 3,5,8,5 } dan b= {5,3,8 } , maka A=B
iii. jika A={ 3,5,8,5 } dan B { 3,8 } , maka A ≠ B

 Himpunan yang ekivalen


Himpunan A dikatakan himpuna yang ekivalen dengan himpunan B jika dan hanhya jika
cardinal dari kedua himpunan tersebut sama.
Notasi: A B ↔| A|=¿ B∨¿

Contoh:
jika A {1,3,5,7 } dan B= { a ,b ,c , d } ,maka A B sebab| A|=|B|=4
 Himpunan saling lepas
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika keduanya tidak memiliki elemen yang
sama.
Notasi:A//B
Contoh:
Jika A={ x|x ∈ P , x< 8 } dan B={10,20,30 , … ..maka A // B

 Himpunan kuasa

Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merubah
semua himpunan bagian dari A,termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.
Notasi: P ( A ) ATAU 2 A
Catatan:pada kebanyakan literature notasi untuk himpunan kuasa adalah φ ,tetapi untuk
memudahkan penulis kita menggantinya dengan huruf “P”.
Contoh:
jika A {1,2 } maka P ( A )={∅ , {1 } , { 2 } , {1,2 } }

5. Operasi Terhadap Himpunan


Kita dapat melakukan operasi terhadap dua buah himpunan atau bahkan lebih untuk
menghasilkan himpunan lain. Adapun beberapa jenis operasi yang sering digunakan terhadap
himpunan adalah operasi irisan, gabungan, komplemen, selisih, perkalian kartesian, dan beda-
setangkup.

a. Irisan
Defenisi irisan dari himpunan A dan B adalah selisih selisih himpunan yang setiap elemennya
merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.
Berikut adalah notasi dan diagram Venn untuk Irisan himpunan A dan B :
A = {a, b, c, d, e} dan B = {a, c, e, g, i}
Pada kedua himpunan tersebut ada tiga anggota yang sama, yaitu a, c, dan e. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa irisan himpunan A dan B adalah a, c, dan e atau ditulis dengan: A ∩ B =
{a, c, e}
A ∩ B dibaca himpunan A irisan himpunan B
Jika dua himpunan saling lepas, maka irisannya adalah himpunan kosong, karena tidak ada
elemen yang sama yang terdapat di dalam kedua himpunan tersebut.
Contoh :
1. A = {a, b, c, d, e}
B = {a, i, u, e, o}
A ∩ B = {a, e}

2. A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A ∩ B = {2, 3, 5}

b. Gabungan
Defenisi gabungan dari A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota
himpunan A atau himpunan B.
Berikut adalah notasi dan diagram Venn untuk gabungan himpunan A dan B :

A gabungan B ditulis A ∪ B = {x|x ϵ A atau x ϵ B}


Contoh :
1. A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 4, 6, 8, 10}
A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10}

2. A = {a, b, c, d, e}
B = {a, i, u, e, o}
A ∪ B = {a, b, c, d, e, g, k}

3. A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 7, 11}

c. Komplemen
Defenisi komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta U adalah suatu
himpunan yang elemennya merupakan elemen U yang bukan elemen A.
Berikut adalah notasi dan diagram Venn untuk komplemen himpunan A :
Komplemen A ditulis A1 atau Ac = {x|x ϵ S atau x Ï A}
Diagram Venn untuk komplemen himpunan A :

Contoh:
1. A= {1, 3, …, 9}
S = {bilangan ganjil kurang dari 20}
Ac = {11, 13, 15, 17, 19}

2. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
A = {1, 3, 5, 7, 9}
AC = {2, 4, 6, 8, 10}

3. S = {bilangan ganjil kurang dari 20}


A= {1, 3, …, 9}
Ac = {11, 13, 15, 17, 19}
4. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
A = {1, 3, 5, 7}
Ac = {2,4,6}

d. Selisih
Defenisi selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan
elemen dari A tetapi bukan elemen dari B. Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan sebagai
komplemen himpunan B relatif terhadap himpunan A.
Berikut adalah notasi dan diagram Venn dari selisih himpunan A dan B :
A selisih B ditulis A-B = {x|x ϵ A atau x Ï B}

Diagram Venn untuk selisih himpunan A

Contoh :
1. A = {a, b, c, d, e}
B = {a, c, e, g, i}
A-B = {b, d}

2. Selesaikanlah operasi selisih himpunan:


A = {a, b, c, d, e}
B = {a, i, u, e, o}
A – B = {b, c, d}

3. A = {a, b, c, d, e}
B = {a, i, u, e, o}
B – A = {i, u, o}

4. A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A – B = {1, 4}

e. Beda Setangkup
Defenisi beda setangkup dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya ada
pada himpunan A atau B tetapi tidak pada keduanya. Operasi himpunan beda setangkup
memenuhi hukum komutatif (A + B = B + A) dan asosiatif: (A + B) + C = A + (B + C).

Notasi operator beda setangkup dinyatakan dalam sebuah tanda plus dalam sebuah lingkaran, ⊕.
Notasi pembangkit untuk beda setangkup adalah A ⊕ B = {x | x ∈ A tetapi x ∉ B dan x ∈ B
tetapi x ∉ A}. Pernyataan tersebut sama dengan A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B) atau sama dengan
A ⊕ B = (A – B) ∪ (B – A).

Contoh operasi himpunan beda setangkup:


1. A = {a, b, c, d, e}
B = {a, i, u, e, o}
A ⊕ B = {b, c, d, i, u, o}

2. A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A ⊕ B = {1, 4, 7, 11}

f. Perkalian Kartesian
Defenisi perkalian Kartesian dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua
pasangan berurutan yang dibentuk dari komponen pertama dari himpunan A dan komponen
kedua dari himpunan B. Pada operasi perkalian kartesian tidak berlaku A × B = B × A, karena
anggota (a, b) tidak sama dengan (b, a).
Notasi pembangkit untuk himpunan hasil operasi perkalian kartesian untuk himpunan A dan B
adalah A × B = {(a, b) | a ∊ A dan b ∊ B}.
Contoh operasi himpunan untuk perkalian kartesian:
1. A = {1, 2, 3}
B = {7, 9}
A × B = {(1,7), (1,9), (2,7), (2,9), (3,7), (3,9)}

2. F = {bakso, soto, mie ayam}


D = {es teh, es jeruk, kopi}
F × D = {(bakso, es teh), (bakso, es jeruk), (bakso, kopi), (soto, es teh), (soto, es jeruk), (soto,
kopi), (mie ayam, es teh), (mie ayam, es jeruk), (mie ayam, kopi)}

6. Hukum-hukum Himpunan
Terdapat beberapa sifat yang berlaku pada operasi antara dua himpunan atau lebih. Sifat sifat
tersebut dinyatakan dalam persamaan himpunan. Kesamaan tersebut diberi nama "hukum" yang
menyatakan bahwa bila dua himpunan atau lebih dioperasikan, maka hukum-hukum yang
mengatur operasi tersebut berlaku. Beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada
sistem bilangan riil seperti a(b+c) = ab + bc, yaitu hukum Distributif, sehingga kadang-kadang
hukum pada himpunan dinamakan juga hukum hukum aljabar himpunan.
7. Prinsip Dualitas
Prinsip dualitas banyak ditemukan pada beberapa situasi. Prinsip ini menyatakan bahwa dua
konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar.
Misalnya, di Amerika Serikat kemudi mobil terletak di sebelah kiri, sedangkan di Inggris dan di
Indonesia terletak di sebelah kanan. Kedua letak kemudi ini menimbulkan peraturan yang
berbeda pada kedua negara
(a) Amerika Serikat
- mobil harus berjalan di bagian kanan jalan,
- pada jalan yang berjalur banyak, lajur kiri untuk mendahului
- bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung

(b) Inggris
- mobil harus berjalan di bagian kiri jalan,
- pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului,
- bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung.
Jadi, konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan
yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Inggris. Prinsip inilah yang dinamakan
dengan prinsip dualitas.

Prinsip dualitas dalam himpunan. Misalkan S adalah suatu kesamaan yang melibatkan himpunan,
dan operasi operasi seperti gabungan, irisan, dan komplemen. Jika S* diperoleh dari S dengan
mengganti gabungan menjadi irisan, irisan menjadi gabungan, maka kesamaan S* jugavbenar
dan disebut dual dari kesamaan S. Hukum aljabar himpunan merupakan contoh dualitas. Tabel
berikut menunjukkan dualitas dari hukum hukum aljabar dualitas :
8. Prinsip Inklusi-Eksklusi (Inclusion-Exclusion Principle) 
merupakan perluasan konsep dari diagram Venn yang melibatkan operasi
irisan dan gabungan dalam himpunan. Konsep tersebut diperluas sampai-sampai diaplikasikan
secara variatif pada kombinatorika.
Perhatikan ilustrasi masalah berikut.
Terdapat sejumlah siswa di dalam suatu kelas. Sebanyak 23 siswa menyukai Matematika,
sedangkan 18 siswa menyukai Fisika. Berapa siswa di dalam kelas tersebut yang menyukai
Matematika atau Fisika?
Permasalahan di atas tidak dapat diselesaikan secara langsung karena kurangnya informasi yang
diberikan. Banyak siswa yang menyukai Matematika atau Fisika dapat diketahui jika banyak
siswa yang menyukai keduanya diketahui.
Misalkan dan adalah sembarang himpunan. Perhatikan hubungan kedua himpunan tersebut
dalam diagram Venn berikut.

Notasi (atau ) dan (atau ) berturut-turut menyatakan banyaknya anggota (kardinalitas)


himpunan dan Penjumlahan menghitung banyaknya anggota yang tidak terdapat dalam dan
banyaknya anggota yang tidak terdapat dalam tepat sekali, dan banyaknya anggota yang
terdapat dalam sebanyak dua kali. Oleh karena itu, pengurangan banyaknya anggota yang
terdapat dalam dari membuat banyaknya anggota dihitung tepat sekali. Dengan demikian,
¿ A ∪B∨¿∨A∨+¿ B∨−¿ A ∩ B∨¿

Generalisasi dari konsep tersebut bagi gabungan dari sejumlah himpunan disebut sebagai Prinsip
Inklusi-Eksklusi (PIE).
Khusus untuk tiga himpunan, Prinsip Inklusi-Eksklusi menjamin berlakunya hubungan berikut.
¿ A ∪B ∪C∨¿∨A∨+ ¿ B∨+ ¿ C∨−¿ A ∩ B∨−¿ A ∩C∨−¿ B ∩C∨+¿ A ∩ B ∩C∨¿

Khusus untuk empat himpunan, Prinsip Inklusi-Eksklusi menjamin berlakunya hubungan


berikut.
¿ A ∪B ∪ C ∪ D∨¿ ¿

Secara umum, Prinsip Inklusi-Eksklusi untuk himpunan hingga A1,A2,A3,⋯,An adalah


sebagai berikut.
¿ A1 ∪ A 2 ∪ A3 ∪ An∨¿ ¿

Dengan cara yang sama, kita juga bisa merumuskan jumlah anggota hasil operasi beda
setangkup (disimbolkan dengan notasi ⊕) dari dua himpunan A dan B, yaitu banyaknya
anggota A∪B yang tidak termasuk dalam 

| A ⊕ B|=| A ∪ B|−| A ∩ B|
Perhatikan bahwa A⊕B dibaca A beda setangkup B.
Karena menurut Prinsip Inklusi-Eksklusi berlaku |A∪B|=|A|+|B|−|A∩B|, maka kita peroleh
¿

9. Partisi
Tinjau sekumpulan mahasiswa di sebuah kelas. Bagaimana caranya agar dosen membagi (partisi)
himpunan ini? Dosen dapat membagi menjadi beberapa buah himpunan bagian, yang dalam hal
ini setiap himpunan bagian mungkin berisi 1 orang mahasiswa, 2 orang mahasiswa, dan
seterusnya, bahkan kosong. Tidak ada mahasiswa yang sama berada dalam dua atau lebih
himpunan bagian yang berbeda. Gabungan dari seluruh himpunan bagian itu adalah seluruh
mahasiswa dalam kelas.

Definisi
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1,A2…..dari
A sedemikian sehingga :
(a)    A1  A2  …. = A, dan
(b)   Himpunan bagian Ai saling lepas; yaitu Ai ∩ Aj = Ø untuk i ≠ j
Contoh :
Misalkan A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1},{2, 3, 4},{7, 8},{5, 6}} adalah partisi A.
Catatlah bahwa partisi membagi himpunan A menjadi beberapa buah “blok”. Pada contoh diatas,
himpunan A dibagi menjadi 4 buah blok, yaitu {1},{2, 3, 4},{7, 8}, dan {5, 6}. Jika himpunan A
terbatas jumlah elemennya, maka jumlah blok yang dapat dibentuk tidak lebih besar dari │A│.

10. Pembuktian Proposisi Himpunan


Proposisi himpunan adalah argumen yang menggunakan notasi himpunan.
Proposisi dapat berupa:
1. Kesamaan (identity)
Contoh: Buktikan “A  (B  C) = (A  B)  (A  C)”
2. Implikasi
Contoh: Buktikan bahwa “Jika A  B =  dan A  (B  C) maka
selalu berlaku bahwa A  C”.

1. Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn


Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama. Terbukti bahwa A  (B  C) = (A  B)  (A 
C).

2. Pembuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan

Karena kolom A  (B  C) dan kolom (A  B)  (A  C) sama, maka A  (B  C) = (A  B)


 (A  C).

3. Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan


Contoh . Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa (A  B)  (A B ) = A
Bukti:
(A  B)  (A B ) = A  (B B ) (Hukum distributif)
= A  U (Hukum komplemen)
= A (Hukum identitas)
Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa A  (B – A) = A  B
Bukti:
A  (B – A) = A  (B  A) (Definisi operasi selisih)
= (A  B)  (A  A) (Hukum distributif)
= (A  B)  U (Hukum komplemen)
= A  B (Hukum identitas)
Buktikan bahwa untuk sembarang himpunan A dan B, bahwa
(i) A  ( A  B) = A  B dan
(ii) A  ( A  B) = A  B
Bukti:
(i) A  ( A  B) = ( A  A)  (A  B) (H. distributif)
= U  (A  B) (H. komplemen)
= A  B (H. identitas)
(ii) adalah dual dari (i)
A  ( A  B) = (A  A)  (A  B) (H. distributif)
=   (A  B) (H. komplemen)
= A  B (H. identitas)

4. Pembuktian dengan menggunakan definisi


Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan himpunan yang tidak berbentuk
kesamaan, tetapi pernyataan yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi tersebut
terdapat notasi himpunan bagian ( atau ).
Misalkan A dan B himpunan. Jika A  B =  dan A  (B  C) maka A  C. Buktikan!
Bukti:
(i) Dari definisi himpunan bagian, P  Q jika dan hanya jika setiap x  P juga  Q. Misalkan x
 A. Karena A  (B  C), maka dari definisi himpunan bagian, x juga  (B  C). Dari definisi
operasi gabungan (), x  (B  C) berarti x  B atau x  C.
(ii) Karena x  A dan A  B = , maka x  B Dari (i) dan (ii), x  C harus benar. Karena x 
A juga berlaku x  C, maka dapat disimpulkan A  C .

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Matematika logika adalah aturan berfikir atau landasan bagaimana kita mengambil kesimpulan.
Pertimbangan akal pikiran yang kita gunakan untuk menarik kesimpulan bukan hanya didasarkan
pada logika alamiah namun juga logika matematika.logika ilmiah ini bisa kamu pelajari lewat
materi Logika Matematika.
Logika matematika berhubungan erat dengan ilmu komputer dan logika filosofis.Tema utama
dalam logika matematika antara lain adalah kekuatan ekspresif dari logika formal dan kekuatan
deduktif dari sistem pembuktian formal. Logika matematika sering dibagi ke dalam cabang-
cabang dari teori himpunan,teori model,teori rekursi,teori pembuktian,serta matematika
konstruktif. Bidang-bidang ini memiliki hasil dasar logika yang serupa.

B.SARAN
saran yang dapat kelompok kami berikan adalah logika matematika adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana cara mengambil kesimpulan dengan nalar/akal kita.maka dari itu kita
harus memperbanyak pelatihan atau membahas soal-soal yang ada dan mempelajari materi-
materi yang berkaitan dengan logika matematika.karena akal atau nalar sangat berpengaruh pada
materi ini untuk mendapatkan jawaban apakah kita bisa menarik sebuah kesimpulan dengan
benar atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA
Munir,Rinaldi (September 2010).Matematika Diskrit Edisi 3, Bandung:penerbit
INFORMATIKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_(matematika)

Anda mungkin juga menyukai