Anda di halaman 1dari 19

LOGIKA MATEMATIKA

TUGAS RUTIN 1
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Terapan
Dosen Pengampu: Amirhud Dalimunthe,S.T., M.Kom

Disusun Oleh :
Kelompok 11 kelas B 2021
 Fanny Nabilah (5213151033)
 Nisrina Zahra Windya (5213151019)
 Muhammad Ghafan Hafiz Harahap (5213151015)

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN


KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,Allah Swt., yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya sehingga laporan Makalah ini bisa terselesaikan dengan baik,dengan
judul makalah “LOGIKA MATEMATIKA” Kami banyak menemui kendala dalam
menyelesaikannya ,Walaupun banyak menemui kendala itu dalam mengerjakan tugas
ini,berkat pertolongan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Dalam pembuatan laporan Makalah ini, kami “Kelompok 11 kelas B Jurusan Pendidikan
Teknologi Informatika Dan Komputer,Stambuk 2021” Banyak mendapat bantuan dalam
penyelesaiannya.Untuk itu kami patut dan sewajarnya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaiannya.Ucapan terima kasih yang pertama
kami ucapkan kepada orang tua kami yang telah memberikan dorongan baik dorongan moral dan
motivasi kepada kami, maupun dukungan materi kepada kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan laporan makalah ini.Berikutnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen
kami.dalam Mata kuliah Matematika Terapan yang sudah banyak memberikan ilmunya dalam
mengikuti mata kuliah ini dan mengerjakan tugas-tugasnya.
Harapan kami semoga hasil Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi
Kelompok 11 kelas B Pendidikan Teknologi Informatika Dan Komputer/ 2021 Fakultas
Teknik/ Universitas Negeri Medan.Dalam Makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu
kami mohon maaf atas kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Masukan dan
kritikan atas kekurangan laporan ini sangat kami harapkan dari pembaca. Selain itu, supaya tim
penulis dapat membuat laporan ini menjadi lebih baik dan menarik.

Kelompok 11
Medan,Februari 2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. LatarBelakangMasalah....................................................................................... 1
B. RumusanMasalah............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................. 2
D. Sistematika......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
A. Proposisi............................................................................................................. 3
B. Mengkombinasikan Proposisi............................................................................ 3
C. Disjungsi Ekslusif............................................................................................... 5
D. Hukum-hukum Logika Proposisi....................................................................... 6
E. Proposisi Bersyarat (Implikasi).......................................................................... 7
F. Variab Proposisi Bersyarat................................................................................. 9
G. Bikondisional (BI-implikasi).............................................................................. 10
H. Inferensi.............................................................................................................. 11
I. Argumen............................................................................................................. 12
J. Aksioma,Teorema,Lemma dan Colarry............................................................. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 15

B. Saran ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memilki peran penting dalam
perkembangan dunia. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006)
matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin, dan memajukan daya pikir manusia. Sedangkan menurut
Kline (1973) matematika bukan merupakan ilmu pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna
karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan ekonomi, sosial, dan alam.
Menurut perkembangan dalam matematika, muncul istilah matematika murni dan matematika
terapan yang keduanya mempunyai peranan penting dan tidak dapat dipisahkan. Prager (1972)
menyebutkan bahwa matematika terapan adalah jembatan yang menghubungkan antara
matematika murni dengan sains dan teknologi dengan mengabstraksi fenomena-fenomena alam
menjadi masalah-masalah matematis. Masalah matematis yang dibangun berdasarkan kondisi
real tersebut diselesaikan serta dianalisis menggunakan teori-teori yang sudah ada pada
matematika murni dan diinterpretasikan kembali ke dalam bahasa asalnya. Dalam matematika,
jembatan ini dikenal dengan pemodelan matematika.
Pemodelan matematika banyak digunakan dalam pengembangan teori dan aplikasi matematis,
baik dalam analisis maupun dalam proses pengambilan keputusan. Karena pada dasarnya model
matematika memiliki beberapa keuntungan, salah satunya dapat memprediksi pengaruh berbagai
variabel tanpa harus melakukan eksperimen dengan skala yang besar (Jorgensen, 1983),
misalnya dengan melihat mekanisme biologi dan ekonomi dari objek yang terkait.

B.Rumusan Masalah
Mahasiswa merupakan calon guru, dimana sebagai seorang guru diharapkan memiliki
kemampuan dan ketrampilan khusus sebagai guru pada bidang Matematika Terapan antara lain:
1. Mampu berfikir logis, sistematik, kreatif, objektif, terbuka, abstrak, cermat, jujur dan
efisien.
2. Dapat menyederhanakan keabstrakan Matematika Terapan.
3. Mendorong peserta didik untuk percaya diri dan berdaya juang yang tinggi, terutama
ketika menemukan atau memecahkan persoalan dalam matematika terapan.
4. Menerapkan konsep matematika terapan.
5. Menggunakan bahasa simbol yang tepat.  
C.Tujuan   
1.  untuk mengetahui dan memahami matematika terapan.     
2.  untuk mengetahui pengimplementasiannya
3. untuk mengetahui analisis dan pengimplementasiannya

D.SISTEMATIKA
Sistematika penulisan makalah ini dibagi menjadi beberapa bab,yang setiap bab terdiri dari
sub judul.Untuk lebih jelasnya dideskripsikan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, sistematika
penulisan.
Bab II pembahasan dan contoh soal: proposisi,mengkombinasikan proposisi,disjungsi
ekslusif,hokum-hukum logika proposisi,proposisi bersyarat (implikasi),varian proposisi
bersyarat,bikondisional (Bi-implikasi),inferensi.argumen,aksioma,teorema,lemma dan colollary.
Bab III kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A.PROPOSISI
Dalam matematika, hanya kalimat yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam
penalaran. Jadi, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika. Kalimat ini dikenal dengan
kalimat proposisi atau preposition. Sedangkan proposisi dalam bahasa berarti kalimat deklaratif
yang bernilai benar atau salah, tapi tidak sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari
suatu kalimat itu disebut dengan nilai kebenarannya.
Secara simbolik, proposisi dilambangkan dengan huruf kecil seperti p, q, r, dan lainnya.
Contoh Soal :
1. Tentukan nilai dari proposisi di bawah ini :
a. Soeharto adalah Presiden Indonesia yang kedua.
Penyelesaian : true, Presiden Indonesia yang kedua adalah Soeharto
b. Ibukota provinsi Sumatera Barat adalah Padang.
Penyelesaian : true, Padang adalah ibukota Provinsi Sumatera Barat
c. 3 + 3 = 6
Penyelesaian : true, 6 adalah hasil dari 3 +3
d. 12 + 4 = 15
Penyelesaian : false, hasil dari 12 + 4 adalah 16

B.MENGKOMBINASI PROPOSISI
Kita dapat mengkombinasikan satu atau lebih proposisi. Jika proposisi kita kombinasikan, maka
akan menghasilkan sebuah proposisi majemuk. Proposisi majemuk juga dapat diartikan sebagai
proposisi yang merupakan kombinasi dari proposisi-proposisi atomik (tunggal).
Operator yang digunakan untuk mengkombinasikan Proposisi disebut dengan operator logika.
Operator logika dasar yang digunakan adalah dan, atau, dan tidak. Operator dan dan atau
disebut sebagai operator biner karena dapat mengoperasikan dua buah proposisi. Sedangkan
operator atau disebut operator uner karena hanya membutuhkan satu buah proposisi.
Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian tersebut disebut dengan proposisi
majemuk. Sedangkan proposisi yang bukan merupakan kombinasi proposisi lain disebut dengan
proposisi atomik.
Dimisalkan p dan q adalah proposisi. Maka berlaku beberapa hal berikut :
Konjungsi p dan q, dinyatakan dengan notasi p ∧ q yang berarti proposisi p dan q
Disjungsi p dan q, dinyatakan dengan notasi p ∨ q yang berarti proposisi p atau q
Ingkaran atau dari (negatif) dari P, dinyatakan dengan notasi ~p yang berarti proposisi tidak P
Contoh penggunaan kombinasi proposisi, kita gunakan permisalan berikut
p : Pria itu tampan
q : Pria itu mapan
Kita gunakan 3 metode mengkombinasikannya, yaitu sebagai berikut :
1. Konjungsi : p dan q dinyatakan dengann notasi p ∧ q adalah proposisi p dan q maka menjadi p
∧ q : Pria itu tampan dan mapan
2. Disjungsi : p dan q dinyatakan dengann notasi p ∨ q adalah proposisi p atau q maka menjadi p
∨ q : pria itu tampan atau mapan
3. Negatif : negasi p ditulis dalam ~p adalah tidak p, atau not p maka menjadi ~p : pria itu tidak
tampan
Contoh Soal :
1. Nyatakan proposisi berikut ke dalam notasi simbolik !
a. Wanita itu cantik dan rain
b. Wanita itu cantik tapi tidak rajin
c. Wanita itu tidak cantik maupun rajin
d. benar bahwa wanita itu cantik dan tidak rajin
e. Wanita itu tidak cantik tetapi rajin
Penyelesaian :
a. p ∧ q
b. p ∧ ~q
c. ~p ∧ ~q
d. ~(p ∧ ~q)
e. ~p ∧ q
2. Nyatakanlah proposisi berikut ke dalam 3 metode kombinasi proposisi!
p : pemuda itu tinggi
q : pemuda itu kurus
Penyelesaian :
a. p ∧ q : pemuda itu tinggi dan kurus
b. p ∨ q : pemuda itu tinggi atau kurus
c. ~p : pemuda itu tidak tinggi

C.DISJUNGSI EKSLUSIF
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa disjungsi adalah salah satu dari tiga metode dalam
mengkombinasikan proposisi yang menggunakan kata "atau" sebagai operatornya. Kata “atau”
sendiri sebenarnya dapat digunakan dalam dua cara.
Cara pertama digunakan secara inklusif (Disjungsi inclusive) seperti pada disjungsi yang
sebelumnya kita pelajari bernilai benar apabila salah satu diantara kedua proposisi atomiknya
benar atau keduanya benar ("p atau q atau keduanya"). Contohnya : "Tenaga IT yang dibutuhkan
harus menguasai Bahasa C++ atau Java". Artinya, tenaga IT yang diterima harus mempunyai
kemampuan penguasaan salah satu dari Bahasa C++ atau Bahasa Java atau keduanya.
Cara kedua digunakan secara eksklusif (Disjungsi exclusive) yaitu dalam bentuk "p atau q tetapi
bukan keduanya". Artinya, disjungsi p dengan q bernilai benar hanya jika salah satu proposisi
atomiknya benar (tapi bukan keduanya). Contohnya : "Pemenang lomba kuis mendapatkan
hadiah berupa TV atau uang". Artinya, pemenang hanya dapat membawa pulang salah satu
hadiah yaitu uang atau TV tetapi tidak bisa keduanya.
Contoh lain Disjungsi Eksklusif :
1. Mahasiswa jurusan Informatika boleh mengambil kelas peminatan multimedia atau jaringan.
Penyelesaian :
Artinya, mahasiswa jurusan informatika hanya memiliki dua pilihan, yaitu:
a. Memilih peminatan multimedia saja
b. Memilih peminatan jaringan saja
Mahasiswa informatika hanya dibolehkan memilih salah satu dari pilihan tersebut, dan tidak
diijinkan untuk memilih dua jenis peminatan sekaligus.
D.HUKUM-HUKUM LOGIKA PROPOSISI
Proposisi dalam kerangka hubungan ekivalensi logika, memenuhi sifat-sifat yang dinyatakan dalam
sejumlah hukum. Beberapa hukum ini mirip dengan hukum aljabar pada sistem bilangan riil,
misalnya a(b + c) = ab + bc, yakni hukum distributif. Sehingga kadang kadang hukum logika
proposisi dinamakan juga dengan hukum hukum aljabar proposisi.
Hukum logika proposisi ini berguna untuk membuktikan apakah dua buah proposisi majemuk
ekuivalen atau tidak. Ekuivalen atau identik disini adalah ketika dua buah pernyataan itu
memiliki nilai kebenaran yang sama untuk semua kemungkinan. Ekuivalen dapat dilambangkan
dengan notasi ≡ atau ⇔.
Adapun hukum hukum logika proposisi adalah sebagai berikut :
a. Hukum identitas
(i) p ∨ F ⇔ p (ii) p ∧ T ⇔ p
b. Hukum null/ dominasi
(i) p ∧ F ⇔ F (ii) p ∨ T ⇔ T
c. Hukum negasi
(i) p ∨ ~p ⇔ T(ii) p ∧ ~p ⇔ F
d. Hukum idempotent
(i) p ∨ p ⇔ p (ii) p ∧ p ⇔ p
e. Hukum involusi (Negasi Ganda)
~(~p) ⇔ p
f. Hukum penyerapan (absorpsi)
(i) p ∨ (p ∧ q) ⇔ p (ii) p ∧ (p ∨ q) ⇔ p
g. Hukum komutatif
(i) p ∨ q ⇔ q ∨ p (ii) p ∧ q ⇔ q ∧ p
h. Hukum asosiatif
(i) p ∨ (q ∨ r) ⇔ (p ∨ q) ∨ r
(ii) p ∧ (q ∧ r) ⇔ (p ∧ q) ∧ r
i. Hukum distributif
(i) p ∨ (q ∧ r) ⇔ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r)
(ii) p ∧ (q ∨ r) ⇔ (p ∧ q) ∨ (p ∧ r)
j. Hukum De Morgan
(i) ~(p ∧ q) ⇔ ~p ∨ ~q
(ii) ~(p ∨ q) ⇔ ~p ∧ ~q
Bila suatu proposisi majemuk mempunyai n buah proposisi atomik, maka tabel kebenarannya
terdiri atas 2n baris. Untuk n yang besar jelas tidak praktis menggunakan tabel kebenaran,
misalnya untuk n = 10, terdapat 210 baris di dalam tabel kebenarannya.
Contoh Soal :
1. Tunjukkan lah bahwa p ∨ ~(p ∨ q) dan p ∨ ~q keduanya ekuivalen secara logika!
Penyelesaian :
p ∨ ~(p ∨ q)
⇔ p ∨ (~p ∧ ~q) : Hukum De Morgan
⇔(p ∨~p) ∧ (p ∨ ~q) : Hukum Distributif
⇔T ∧ (p ∨~q) : Hukum Negasi
⇔p ∨~q : Hukum Identitas
2. Buktikan bahwa p ∨ (q ∧ r) ⇔ p
p ∨ (q ∧ p) ⇔ (p ∨ q) ∧ (p ∨ p) (Hukum Distributif)
⇔ (p ∨ q) ∧ p (Hukum Idempoten)
⇔ (p ∨ q) ∧ (p ∨ F) (Hukum identitas)
⇔ p ∨ (q ∧ F) (Hukum distributif)
⇔p∨F (Hukum dominasi)
⇔p (Hukum identitas)

E.PROPOSISI BERSYARAT (IMPLIKASI)


Selain dalam bentuk konjungsi,disjungsi dan negasi proposisi majemuk juga dapat muncul dalam
bentuk “jika p,maka” seperti pada contoh-contoh berikut:

a. Jika adik lulu ujian,maka dia mendapatkan hadiah dari ayah


b. Jika suhu mencapai 80℃ maka alaram berbunyi
c. Jika anda tidak mendaftar ulang,maka anda dinyatakan undur diri
Pernyataan berikut “jika p maka q” semacam itu disebut proporsi bersarat atau kondisional
atau impikasi.catatlah bahwa implikasi p →q hanya salah jika p benar tetapi q salah,selain itu
implikasi bernilai benar.dijelaskan dalam contoh analogi berikut:

“jika nilai ujian akhir anda 80 atau lebih,maka anda dapat nilai A untuk kuliah ini” apakah dosen
dosen anda mengatakan kebenaran atau kebohongan? tinjau empat kasus berikut ini:

 Nilai ujian akhir anda diatas 80 (hopitesis benar) dan anda mendapatkan nilai A utnuk
kuliah tersebut (konklusi benar).poada pernyataan ini dosen anda benar.
 Nilai ujian anda diatas 80 (hipotesis benar) tetapi anda tidak mendapat nilai A (konklusi
salah).pada kasus ini dosen anda berbohong (pernyataan salah).
 Nilai ujian akhir anda dibawah 80 (hipotesis salah) dan anda mendapat nilai A (konklusi
benar).pada kasus ini dosen anda tidak dapat dikatakan salah (mungkin dia melihat
kemampuan rata-rata nada selama pelajaran berlangsung)
 Nilai ujian akhir anda berada dibawah 80 (hipotesis salah) dan anda tidak mendapat nilai
a (konklusi salah) pada kasus ini dosen anda benar.

Implikasi seperti ini adalah normal didalam bahasa Indonesia,tetapi didalam penalaran
matematik kita memandang mplikasi secara umum.definisi kita menilai implikasi adalah pada
kebenarannya,misalnya: “jika paris adalah ibu kota prancis maka 1 + 1 =2” implikasi disamping
tetap valid secara matematis meskipun tidak ada kaitan antara paris sebagai ibu kota prancis
dengan 1 + 1 = 2 .impikasi tersebut bernilai benar karena hipotesis benar (paris ibu kota prancis
adalah benar) dan konklusi juga benar (1 + 1 + 2 adalah benar).implikasi,jika “ibu kota paris
adalah prancis maka 1 + 1 = 3” bernilai salah karena hipotesis benar namun konklusi salah.

Implikasi p →q memainkan peranan penting dalam penalaran.implikasi ini tidak hanya


diekspresikan dalam pernyataan “jika p maka q” tetapi juga dapat dilakukan dengan beberpa
car,yaitu:

a) Jika p,maka q (if p,then q)


b) Jika p,q (if p,q)
c) P mengakibatkan q (p implies q)
d) Q jika p (q if p)
e) P hanya jika q (ponly if q)
f) P sayarat cukup agar q (p is sufficient q)
g) Q sayarat perlu bagi p (q is necessary for p)
h) Q bila mana p (qwhenever p)

CONTOH SOAL
Proposi-proposi berikut adalam implikasi dalam berbagai bentuk:
 Es yang mencair dikutub akan mengakibatkan permjukaan air laut naik
 Orang itu mau berangkat jika ia diberi ongkos jalan
 Ahmad bisa mengambil mata kuliah teori bahasa formal hanya jika ia sudah lulus
matakuliah matematika dikrit
Ubalah proposisi diatas kedalam bentuk porposisi “ jika p,maka q”
 Jika es mencair di kutub,maka permukaan air laut naik
 Jika orang itu diberi ongkos jalan,maka ia mau berangkat
 Jika Ahmad mengambil matakuliah teori bahasa formal,maka ia harus lulus matakuliah
dikrit.

F.VARIAN PROPOSISI BERSYARAT


Terdapad bentuk implikasi lain yang berhubungan dengan p →q yaitu proposisi sederhana yang
merupakan varian dari implikasi.ketiga variasi proposisi bersyarat tersebut adalah konvers,invers
dan kontraposisi dari proposisi asal p →q .

 Konvers (kebalikan) : p →q
 Invers : p→ q
 Kontraposisi : q→ p

CONTOH SOAL:

Tentukan konvers,invers dan kontraposisi dari pernyataan berikut “jika amir mempunyai
mobil,maka ia orang yang kaya”
Penyelesaian:
 Konvers :jika amir orang kaya,maka ia mempunyai mobil
 Invers :jika amir tidak memiliki mobil,maka ia bukan orang kaya
 Kontraposisi :jika amir bukan orang kaya,maka ia tidak mempunyai mobil

G.BIKONDISIONAL (Bi-IMPLIKASI)
Proposi bersyarat lainnya adalah berbentuk “p jika dan hanya jika q” yang dinamakan
bikondisional atau bi-implikasi.misalkan p dan q adalah proposisi.proposisi majemuk “p jika
dan hanya jika q”.disebut bikondisional (Bi-implikasi)dan dilambangkan dengan p ↔q .
pernyataan p ↔q adalah benar jika p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama,yakni p ↔q
benar jika p dan q keduanya benar atau p dan q keduanya salah.

Perhatikan bahwa p ↔q ekivalen secara logika dengan p →q ⋀ q → p.keekicalenan tersebut


ditunjuk pada table dibawah ini,dengan kata lain pernyataan “p jika dan hanya jika q” dapat
dibaca “jika p maka q dan jika q maka p”.

Terdapar sejumlah cara untuk menyatakan bikondisional p ↔q dalam kata-kata,yaitu:

a) P jika dan hanya jika q (p if and only if q)


b) P adalah syarat perlu dan cukup untuk q (p is necessary and sufficient for q)
c) Jika p maka q,dan sebaliknya (if p then q,and conversaly)
d) Jika iff q

CONTOH SOAL:
Tuliskan proposi berikut kedalam bentuk “p jika dan hanya jika q”
 Jika udara diluar panas maka anda membeli es krim,jika anda membeli es krim maka
udara diluar panas
 Jika anda lama menonton televise maka mata anda lelah,begitu sebaliknya
 Kereta api dating terlambat tepat pada hari-hari ketika saya membuthkannya
Penyelesaian:
 Anda membeli es krim jika dan hanya jika udara diluar panas
 Mata anda lelah jika dan hanya jika anda lama menonton televise
 Kereta api dating terlambat jika dan hanya jika saya membutuhkan kereta api hari itu

H.INFERENSI
Misalkan kita mempunyai satu atau lebih proposisi majemuk yang terdiri dari beberapa
komponen. Pertanyaan yang timbul adalah dapatkah kita membentuk suatu proposisi lain yang
dijamin kebenarannya? Ya,dan sudah seharusnya, karena dalam penalaran deduktif kita dapat
membuat suatu konklusi berdasarkan proposisi-proposisi sebelumnya yang disebut premis.Kita
dapat menyatakan premis baru (konklusi) diinferensikan dari proposisi-proposisi awal (premis).
Jadi,aturan-aturan terkait proses ini yang sudah diuji kebenarannya disebut aturan-aturan
inferensi. Beberapa inferensi yang penting diperlihatkan pada tabel berikut.Kita akan perlihatkan
bahwa aturan-aturan tersebut BENAR pada beberapa contoh berikut.

Contoh Modus Tollens:


Misalkan P ) Q dan ¬Q bernilai BENAR.
Maka, Q bernilai SALAH.
Karena P ) Q bernilai BENAR dan Q bernilai SALAH, maka P haruslah
bernilai SALAH.
Akibatnya, ¬P akan bernilai BENAR.
Contoh Dilema Konstruktif
Misalkan [(P ) Q) ^ (R ) S)] dan P _ R bernilai BENAR.

Maka, (P ) Q), (R ) S), dan (P _ R) semuanya bernilai BENAR.Karena (P _ R) bernilai BENAR,


maka setidaknya satu dari keduanya bernilai BENAR.Jika P yang bernilai BENAR, maka Q juga
harus bernilai BENAR. Hal yang sama juga berlaku untuk R dan S.Jadi, setidaknya satu dari Q
dan S harus bernilai BENAR.Oleh karena itu, Q _ S bernilai BENAR.

I.ARGUMEN
Pembuktian memegang peranan penting dalam matematika dan sebagian besar didasarkan pada
penalaran deduktif, yaitu kesimpulan yang bersifat khusus diperoleh dari premis-premis yang
bersifat umum.Definisi (Argumen)Suatu argumen terdiri dari sekelompok proposisi yang disebut
premis dan satu kesimpulan dari kelompok proposisi tersebut yang disebut konklusi.
CONTOH SOAL:
Saya akan pergi bekerja hari ini atau besok.Saya tidak keluar rumah hari ini.Jadi, saya akan
pergi bekerja besok.
Contoh Yang bersalah adalah Anto atau Bambang.Yang bersalah adalah Bambang atau Cecep.
Jadi, yang bersalah adalah Anto atau Cecep.Pada kedua contoh di atas, dua kalimat pertama
adalah premis yang diasumsikan benar. Kalimat ketiga adalah kesimpulan yang perlu
dipertanyakankebenarannya.
Pada contoh 1, mungkinkah kesimpulannya salah karena mungkin saja”saya” sakit sehingga
tidak bisa bekerja besok? Jika ini terjadi, maka premis 1 menjadi tidak benar karena ”saya” di
premis 2 tidak masuk hari ini dan juga tidak masuk besok. Sekalipun kita tidak bisa menggaransi
kebenaran kesimpulan,tetapi kita tahu bahwa kesimpulan akan salah jika ada satu premis yang
salah. Jika kedua premis benar, kita dapat memastikan bahwa kesimpulan juga benar.Disini
kelihatan bahwa kesimpulan dipaksa oleh semua premis dan inilah yang menjadi standar yang
kita gunakan untuk menguji kebenaran penalaran deduktif.
Kita katakan suatu argumen valid jika semua premis benar mengakibatkan kesimpulan menjadi
benar. Sementara argumen menjadi tidak valid jika kesimpulan bisa salah sekalipun semua
premis benar. Lihat Contoh 2 dimana jika yang bersalah adalah Bambang, maka Anto dan Cecep
tidak bersalah sehingga kesimpulan menjadi salah sementara semua premis benar.Pada bab ini,
kita akan mendiskusikan beberapa metode untuk membuktikan kevalidan suatu argumen dan
berlatih menggunakan bukti formal dengan simbol-simbol yang mewakili suatu proposisi.
BUKTI FORMAL
Dalam pembuktian kevalidan dari argumen, kita menggunakan bukti formal,yaitu daftar
proposisi yang berkaitan. Setiap proposisi yang ada dalam daftarharus memenuhi salah satu dari
kriteria berikut:
1. Salah satu dari premis.
2. Inferensi (yang sesuai dengan aturan inferensi) dari satu atau lebih proposisi yang sudah ada di
daftar.
3. Proposisi yang ekivalen (sesuai dengan aturan ekivalensi) dengan proposisi lain yang sudah
ada pada daftar.

METODE LANGSUNG
Jika kita diberikan suatu argumen dengan premis-premis P1, P2, .., Pn dan konklusi Q, maka
metode langsung ini merupakan ide Mopus Ponens yang berbentuk:
(P1 ^ P2 ^ .. ^ Pn) ) (Q)
sehingga bukti formal kita akan dimulai dengan menuliskan premis-premis P1 sampai Pn, lalu
proposisi-proposisi ekivalen/hasil inferensi, dan berakhir denganmunculnya konklusi Q.

METODE TAK LANGSUNG


Metode lain yang dapat digunakan dalam pembuktian ini disebut reductio ad absurdum (RAA)
atau bukti taklangsung. Pada metode ini, negasi dari konklusi (¬Q) didaftarkan sebagai premis
tambahan dan tujuan dari proses bukti formal adalah menemukan suatu kontradiksi (SALAH).
Dasar dari metode ini adalah argumen dengan premis-premis P1, P2, .., Pn dan konklusi Q
ekivalen dengan argumen dimana premis-premisnya P1, P2, ..,Pn,¬Q dan konklusinya SALAH.
Penjelasannya sederhana. Kita tahu bahwa argumen dengan premis-premis P1, P2, .., Pn dan
konklusi Q valid ketika P1 ^ P2 ^ .. ^ Pn ^Q bernilai BENAR.Konjungsi tersebut bernilai
BENAR jika semua komponen dari konjungsi tersebut bernilai BENAR. Sebagai
konsekuensinya, P1^P2^..^Pn^¬Q akan bernilai SALAH karena Q bernilai BENAR.
J.AKSIOMA,TEOREMA,LEMMA DAN COLARRY
Aksioma/Postulat
Suatu pernyataan yang dianggap/diasumsikan benar tanpa pembuktian.
Contoh: Lima Postulat Euclid, Aksioma Zermelo-Frankel, Aksioma Peano,dll.

Teorema
Suatu pernyataan matematika yang dibuktikan melalui penalaran yang valid. Dalam karya ilmiah
matematika, istilah teorema sering diberikan untuk hasil-hasil yang penting.

Lemma
Suatu pernyataan matematika yang juga harus dibuktikan melalui penalaran yang valid, tetapi
merupakan hasil minor yang tujuan utamanya mendukung pembuktian suatu teorema.Ia
merupakan batu loncatan untuk membuktikan teorema.Contoh: Lemma Zorn, Lemma Urysohn,
Lemma Sperner, dll.

Corollary
Suatu pernyataan matematika yang pembuktiannnya (biasanya singkat)dan berdasar pada suatu
teorema yang diberikan.
CONTOH SOAL:
1.diberikan pernyataan “tidak benar bahwa dia belajar algoritma tetapi tidak belajar matematika”
a. Nyatakan pernyataan diatas dalam notasi simbolik (ekspresi logika)
b. Berikan pernyataan yang ekivalen secara logika dengan pernytaan tersebut
(petunjuk:gunakan hokum De Morgan
Penyelesaian:
Misalkan
P:dia belajar algoritma
q:dia belajar matematika
maka
( a ) ( p q)
( b ) ( p q ) ⟺ pV q
Dengan kata lain “dia tidak belajar algoritma atau belajar matematika”
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Matematika logika adalah aturan berfikir atau landasan bagaimana kita mengambil kesimpulan.
Pertimbangan akal pikiran yang kita gunakan untuk menarik kesimpulan bukan hanya didasarkan
pada logika alamiah namun juga logika matematika.logika ilmiah ini bisa kamu pelajari lewat
materi Logika Matematika.
Logika matematika berhubungan erat dengan ilmu komputer dan logika filosofis.Tema utama
dalam logika matematika antara lain adalah kekuatan ekspresif dari logika formal dan kekuatan
deduktif dari sistem pembuktian formal. Logika matematika sering dibagi ke dalam cabang-
cabang dari teori himpunan,teori model,teori rekursi,teori pembuktian,serta matematika
konstruktif. Bidang-bidang ini memiliki hasil dasar logika yang serupa.

B.SARAN
saran yang dapat kelompok kami berikan adalah logika matematika adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana cara mengambil kesimpulan dengan nalar/akal kita.maka dari itu kita
harus memperbanyak pelatihan atau membahas soal-soal yang ada dan mempelajari materi-
materi yang berkaitan dengan logika matematika.karena akal atau nalar sangat berpengaruh pada
materi ini untuk mendapatkan jawaban apakah kita bisa menarik sebuah kesimpulan dengan
benar atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Munir,Rinaldi (September 2010).Matematika Diskrit Edisi 3, Bandung:penerbit
INFORMATIKA
https://pitikpedia.wordpress.com
https://www.belajarstatistics.com/

Anda mungkin juga menyukai