Anda di halaman 1dari 27

TEORI PELUANG

Dosen Pengampu :

Dr. PUTRI YUANITA, M.Ed

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. INDAH PRATIWI FADMAWARNI (19102470 )


2. RIDHA CHAIRUNISA (1910247001)

PROGRAM STUDI PASCASARJANA

PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas nikmat yang telah allah berikan
kepada penulis sehingga biasa menyelesaikan penulisan makalah ini. Dalam
penyusunan makalah ini penulias mendapat berbagai hambatan dan tantangan
namun hambatan dan tantangn tersebut dapat penulis hadapi dengan dorongan dan
semangat yang diberikan oleh keluarga dan teman-teman sekalian.

Penulis berhadap adanya kritikan dan saran yang membangun yang bisa
diberikan oleh pembaca demi terciptanya kesempurnaan dalam penulisan
makalah-makalah yang selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat dan ilmu kepada parapembaca makalah ini. Terima kasih.

Pekanbaru, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN

A...............................................................................Latar Belakang
..........................................................................................................1
B..........................................................................Rumusan Masalah
..........................................................................................................1
C............................................................................Tujuan Penulisan
..........................................................................................................2
D..........................................................................Manfaat Penulisan
..........................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A........................................................................................Pengantar
..........................................................................................................3
B..............................................................Prinsip Dasar Perhitungan
..........................................................................................................4
C........................................................................................Permutasi
..........................................................................................................6
D......................................................................................Kombinasi
........................................................................................................13
E..........................................................................Teorema Binomial
........................................................................................................24

BAB III : PENUTUP

A....................................................................................Rangkuman
........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aturan probabilitas meliputi perhitungan peristiwa (hasil percobaan) yang
sukses dari peristiwa yang mungkin terjadi secara keseluruhan. Percobaan
dilakukan secara berulang dan frekuensi percobaan yang dilakukan tinggi
menyebabkan formula probabilitas sulit digunakan. Misalnya, kita melakukan
percobaan dengan melemparkan koin sebanyak 10 kali, bagaimana kita dapat
menentukan banyaknya kemungkinan hasil percobaan tersebut (muncul sisi
gambar atau sisi angka)?. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan kaidah
pencacahan, konsep factorial, permutasi, dan kombinasi untuk menentukan
probabilitas suatu peristiwa.
Hal penting yang harus dipecahkan dalam kaidah pencacahan (counting
rule) yaitu titik sample. Titik sample adalah pengaruh faktor kebetulan yang
berkaitan dengan kejadian – kejadian tertentu bila suatu percobaan dilakukan.
Problem ini disebutt probabilitas. Penyelesaian probabilitas yang sangat rumit
dapat dilakukan dengan menghitung kemungkinan – kemungkinan yang akan
terjadi dalam ruang contoh atau ruang sample. Dalam kaitannya dengan teori
probabilitas, mencacah titik sample objek dalam ruang sampel meruakan hal yang
sangat penting. Mencacah titik dalam ruang sample selain dilakukan dengan
mendaftarkan terlebihh dahulu objek – objeknya, juga dapat dilakukan dengan
menggunakan kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa pengertian kaidah pencahan, permutasi, dan kombinasi?
2. Bagaimana penyelesaian kaidah pencahan?
3. Bagaimana penyelesaian permutasi?
4. Bagaimana penyelesaian kombinasi?
5. Bagaimana penyelesaian teorema binomial?
C. Tujuan
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami :
1. Kaidah ppencacahan
2. Permutasi
3. Kombinasi
4. Teorema binomial

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai penambahn
wawasan berfikir dan pengetahuan mengenai teori peluaang .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengantar
Berikut ini adalah masalah umum yang melibatkan kemungkinan: Sistem
komunikasi adalah terdiri dari n antena yang tampaknya identik yang harus
disusun dalam urutan linier. Sistem yang dihasilkan kemudian akan dapat
menerima semua sinyal yang masuk dan akan disebut fungsional selama tidak
ada dua antena berturut-turut rusak. Jika ternyata mengetahui bahwa m dari n
antena rusak, berapakah probabilitas bahwa sistem yang dihasilkan akan
fungsional? Misalnya, dalam kasus khusus di mana n = 4 dan m = 2, ada 6
konfigurasi sistem yang mungkin, yaitu,
0110
0101
1010
0011
1001
1100

di mana 1 berarti antena berfungsi dan 0 berarti rusak. Karena sistem yang
dihasilkan akan berfungsi dalam 3 pengaturan pertama dan tidak fungsional dalam
3 sisanya, tampaknya masuk akal untuk mengambil 3/6 = ½ sebagai probabilitas
yang diinginkan. Di kasus n umum dan m, kita bisa menghitung probabilitas
bahwa sistemnya fungsional dengan cara yang sama. Artinya, kita bisa
menghitung jumlah konfigurasi yang menghasilkan sistem berfungsi dan
kemudian membaginya dengan jumlah total semua konfigurasi yang mungkin.
Dari pembahasan sebelumnya, kita melihat bahwa akan bermanfaat
memiliki metode yang efektif untuk menghitung jumlah cara sesuatu dapat terjadi.
Padahal, banyak masalah dalam teori probabilitas dapat diselesaikan hanya
dengan menghitung jumlah cara yang berbeda yang dapat terjadi pada peristiwa
tertentu. Teori matematika menghitung secara formal dikenal sebagai analisis
kombinatorial.

B. Prinsip Dasar Penghitungan ( Kaidah Pencacahan)


Misalkan dua percobaan harus dilakukan. Maka jika percobaan 1 dapat
menghasilkan di salah satu dari m hasil yang mungkin untuk setiap hasil
percobaan 1, ada n hasil yang mungkin dari percobaan 2, maka ada mn hasil yang
mungkin dari dua percobaan tersebut.
Bukti Prinsip Dasar:
Prinsip dasar dapat dibuktikan dengan menyebutkan semua kemungkinan hasil
dari dua percobaan itu adalah,
(1, 1), (1, 2), . . . , (1, n)
(2, 1), (2, 2), . . . , (2, n)
:
:
(m, 1), (m, 2), . . . , (m, n)

di mana kita mengatakan bahwa hasilnya adalah (i, j) jika percobaan 1


menghasilkan hasil ke-i yang mungkin dan percobaan 2 kemudian menghasilkan
hasil ke-j yang mungkin. Oleh karena itu, himpunan hasil yang mungkin terdiri
dari m baris, masing-masing berisi n elemen. Ini membuktikan hasilnya.

Contoh 1
Komunitas Asmall terdiri dari 10 wanita, yang masing-masing memiliki 3
anak. Jika seorang wanita dan salah satu anaknya dipilih sebagai ibu dan anak
tahun itu, berapa banyak kemungkinan pilihan yang berbeda?
Penyelesaian :
Dengan menganggap pilihan wanita sebagai hasil percobaan pertama dan
pilihan berikutnya dari salah satu anaknya sebagai hasil dari percobaan kedua kita
melihat dari prinsip dasar yaitu
10 ×3=30
Jadi, banyak kemungkinan pilihan yang berbeda yaitu 30 kemungkinan
pilihan. Ketika ada lebih dari dua percobaan yang harus dilakukan, prinsip
dasarnya dapat digeneralisasi.

Prinsip Dasar Penghitungan Umum


Jika r percobaan yang akan dilakukan adalah sedemikian rupa sehingga
yang pertama dapat menghasilkan n1 hasil yang mungkin; dan jika, untuk masing-
masing n1 hasil yang mungkin ini, ada n2 hasil yang mungkin dari eksperimen
kedua; dan jika, untuk masing-masing hasil yang mungkin dari dua percobaan
pertama, ada n3 hasil yang mungkin dari percobaan ketiga; dan jika . . . , maka ada
total n1 · n2 · · · nr hasil yang mungkin dari percobaan r.

Contoh 2
Komite perencanaan perguruan tinggi terdiri dari 3 mahasiswa baru, 4
mahasiswa tahun kedua, 5 junior, dan 2 senior. Subkomite beranggotakan 4 orang,
yang terdiri dari 1 orang dari setiap kelas, harus dipilih. Berapa kemungkinan
banyak subkomite yang berbeda?

Penyelesaian
Anggap pilihan subkomite sebagai hasil gabungan dari empat percobaan
terpisah dalam memilih perwakilan tunggal dari masing-masing kelas. Kemudian
mengikuti versi umum dari prinsip dasar yaitu
3 ×4 ×5 ×2=120
Jadi, banyak kemungkinan subkomite yang berbeda ada 120.

Contoh 3
Berapa banyak plat nomor 7-tempat yang berbeda yang memungkinkan
jika 3 tempat pertama ditempati dengan huruf dan 4 oleh angka-angka terakhir?
Penyelesaian
Dengan versi umum dari prinsip dasar, yaitu
26 ×26 × 26× 9 ×10 ×10 ×10=158.184 .000

Contoh 4
Berapa banyak fungsi yang didefinisikan pada n titik yang mungkin jika
masing-masing nilai fungsional adalah 0 atau 1?

Penyelesaian
Misalkan 1, 2,. . . , n. Karena f (i) harus 0 atau 1 untuk setiap i = 1, 2,. . . , n,
berarti ada 2n kemungkinan fungsi.

Contoh 5
Berapa banyak plat nomor 7-tempat yang berbeda yang memungkinkan,
berapa banyak plat nomor yang mungkin jika pengulangan di antara huruf atau
angka dilarang?

Penyelesaian
Dalam hal ini, akan ada 26 · 25 · 24 · 10 · 9 · 8 · 7 = 78.624.000 kemungkinan
plat nomor..

C. Permutasi
Berapa banyak susunan urutan huruf a, b, dan c yang berbeda yang
dimungkinkan? Dengan penghitungan langsung kita melihat bahwa ada 6, yaitu,
abc, acb, bac, bca, cab, dan cba. Setiap pengaturan dikenal sebagai permutasi.
Dengan demikian, ada 6 kemungkinan permutasi dari sekumpulan 3 objek. Hasil
ini juga bisa diperoleh dari prinsip dasar, karena objek pertama dalam permutasi
dapat berupa salah satu dari 3, objek kedua dalam permutasi kemudian dapat
dipilih dari salah satu dari 2 yang tersisa, dan objek ketiga dalam permutasi
kemudian 1. sisanya. Dengan demikian, ada 3 · 2 · 1 = 6 kemungkinan permutasi.
Misalkan sekarang kita memiliki n objek. Penalaran yang mirip dengan
yang baru saja kita gunakan untuk 3 huruf kemudian menunjukkan bahwa ada
n (n - 1) (n - 2) · · · 3 · 2 · 1 = n!

permutasi yang berbeda dari objek n.

Sehingga, dapat di definisikan permutasi adalah susunan – susunan yang


dibentuk dari anggota – anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau
sebagian anggota himbpunan dan memberi arti pada urutan anggota dari masing –
masing susunan.

Jenis jenis permutasi yaitu ;


1. Permutasi atas seluruh objek
2. Permutasi atas sebagian dari seluruh objek
3. Permutasi dari objek dengan pemulihan
4. Permutasi atas sebagian objek dari seluruh objek yang tidak dapat
dibedakan
5. Permutasi Siklik

1. Permutasi Atas Seluruh Objek


Secara umum, sejumlah n benda yang berbeda akan memberikan susunan
sebanyak jumlah objek faktorial. Dalam hal permutasi seluruh objek yang telah
diambil tidak dikembalikan dinyatakan n . ( n−1 ) . ( n−3 ) … .. ( 3 ) . ( 2 ) . ( 1 ) .
Perumusan permutasian ini adalah
❑n Pn=n!=n . ( n−1 ) . ( n−2 ) . ( n−3 ) … . (3 ) . ( 2 ) .(1)

Contoh 6
Berapa banyak perintah pemukul yang berbeda untuk tim bisbol yang
terdiri dari 9 pemain?

Penyelesaian
Ada 9! = 362.880 kemungkinan pesanan pemukul.

Contoh 7
Kelas dalam teori probabilitas terdiri dari 6 pria dan 4 wanita. Ujian
diberikan, dan siswa diberi peringkat sesuai dengan kinerja mereka. Asumsikan
tidak ada dua siswa yang memperoleh skor yang sama.
(a) Berapa banyak peringkat yang berbeda dimungkinkan?
(b)Jika laki-laki peringkat hanya di antara mereka sendiri dan perempuan
hanya di antara mereka sendiri, berapa banyak peringkat yang berbeda
mungkin?

Penyelesaian
(a) Karena setiap peringkat sesuai dengan pengaturan 10 orang yang dipesan
secara khusus, jawaban untuk bagian ini adalah
10! = 3,628,800.
(b)Karena ada 6! kemungkinan peringkat pria di antara mereka sendiri dan 4!
kemungkinan peringkat wanita di antara mereka sendiri, itu mengikuti dari
prinsip dasar yaitu
(6!).(4!) = (720) (24) = 17.280
Jadi, ada 17.280 peringkat yang mungkin dalam kasus ini.

Contoh 8
Nona Jones memiliki 10 buku yang akan diletakkan di rak bukunya. Dari
jumlah tersebut, 4 adalah buku matematika, 3 adalah buku kimia, 2 adalah buku
sejarah, dan 1 adalah buku bahasa. Nona Jones ingin mengatur buku-bukunya
sehingga semua buku yang berhubungan dengan subjek yang sama ada di rak.
Berapa banyak pengaturan yang berbeda dimungkinkan?

Penyelesaian
Ada 4! 3! 2! 1! pengaturan sedemikian rupa sehingga buku-buku
matematika sejalan pertama, kemudian buku-buku kimia, kemudian buku-buku
sejarah, dan kemudian buku bahasa.
Demikian pula, untuk setiap kemungkinan pemesanan subjek, ada 4! 3! 2!
1! pengaturan yang mungkin. Maka, karena ada 4! kemungkinan pemesanan
subjek, jawaban yang diinginkan adalah 4! 4! 3! 2! 1! = 6912.

2. Permutasi Atas Sebagian dari Seluruh Objek


Bila seluruh objek n yang berbeda dipermutasikan sebagian r objek,
pemilihan sebagian objek tersebut akan memberikan sususan sebagai alternatif
sebanyak permutasi n faktorial dari seluruh objek dibagi sebanyak sisa permutasi
dari sisa banyaknya objek yang tidak terpilih, yaitu ( n – r ) faktorial. Permutasian
atas sebagian dari seluruh objek dinyatakan sebagai
n . ( n−1 ) . ( n−2 ) . ( n−3 ) … . ( n−r +1 ) . ( n−r ) ! n!
❑n Pn= =
( n−r ) ! ( n−r ) !

di mana r ≤ n

Contoh 9
Kamar di klinik bersalin Harapan Ibu hanya bisa menampung 3 pasien
yang akan melahirkan. Bila pada hari itu dating 6 pasien yang akan melahirkan,
dalam berapa cara yang dapat disusun kemungkinan kenam pasien dirawat inap ?

Penyelesaian
r = 3 dan n = 6
Sehingga permutasi yang dapat disusun dari 3 pasien yang diambil secara
acak dari 6 pasien adalah
6! ( 6 ) . ( 5 ) . ( 4 ) . ( 3 ) . ( 2 ) .(1)
❑5 P3= = =120 cara
( 6−3 ) ! (3 ) . ( 2 ) .(1)

Contoh 10
Dalam suatu ruang tunggu tersedia hanya 3 kursi, bila di ruang tunggu
tersebut terdapat 20 orang. Berapa banyaknya cara mereka duduk berdampingan ?
Penyelesaian
r = 3 dan n = 20
Sehingga permutasi yang dapat disusun dari 3 pasien yang diambil secara acak
dari 6 pasien adalah
20! ( 20 ) . ( 19 ) . ( 18 ) .17 !
❑20 P3= = =6.840 cara
( 20−3 ) ! 17 !

3. Permutasi dari Objek dengan Pemulihan


Permutasi sebanyak r objek dari n objek dengan pengulangan, artinya
objek dapat digunakan beberapa kali, dinyatakan sebagai
r
Pn−r=n
Contoh 11
Akan di buat nomor registrasi becak yang terdiri atas 3 angka yang angka-
angkanya dipilih dari kumpulan { 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}. Hitunglah kemungkinan
seri nomor becak yang dapat disusun bila setiap angka boleh digunakan beberapa
kali !

Penyelesaian
n = 10 dan r = 3. Bila angka yang tersedia dapat digunakan hingga 3 kali,
sel dapat diisi masing – masing sebanyak 10 kemungkinan.
3
P10−3=( 10 ) =( 10 ) . ( 10 ) . (10 )
¿ 1.000
Jadi, banyak kemungkinan susunan register becak adalah 1.000 cara

Contoh 12
Misalkan sebanyak 3 orang pedangan kaki lima (K, L, M) akan
ditempatkan masing – masing 2 orang dengan pemulihan. Hitunglah berapa
permutasi yang dapat dibentuk !

Penyelesaian
Jumlah permutasi untuk n = 3 dan r = 2 adalah sebanyak
2
P3−2=(3) =9

Objek Pilihan Elemen ruang sample


K KK
K L KL
M KM
K LK
L L LL
M LM
K MK
M L ML
M MM
Ruang samplenya adalah {KK, KL, KM, LK, LL, LM, MK, ML, MM}
Jadi, dari 3 orang pedagang kaki lima yang dipermutasikan dengan pilihan masing
– masing sebanyak 2 akan diperoleh permutasi sebanyak 9 cara.

4. Permutasi atas sebagian objek dari seluruh objek yang tidak


dapat dibedakan
Jika terdapat suatu kelompok n objek yang terdiri atas n1, n2, n3, …., nr,
permutasi kelompok n objek tersebut adalah

= dengan
( n1 ,n 2 ,. . .. . ,n r ) n!
( n1 !n2 !n 3 !.....nr ! )
n=n1 +n 2 +.. . .+nr

Contoh 13
Berapa banyak susunan yang berbeda biila akan dibuat sebuah rangkaian
lampu hias dari 4 lampu merah, 3 lampu kuning, dan lampu biru ?

Penyelesaian
9!
=1.260cara
4!3!2!

Contoh 14
Berapa banyak susunan surat yang berbeda yang dapat dibentuk dari huruf
PEPPER?

Penyelesaian
Kami pertama-tama mencatat bahwa ada 6! permutasi dari huruf
P1E1P2P3E2R ketika 3P dan 2E dibedakan satu sama lain. Namun, pertimbangkan
salah satu dari permutasi ini — misalnya, P1P2E1P3E2R. Jika kita sekarang
mengubah P di antara mereka sendiri dan E di antara mereka sendiri, maka
pengaturan yang dihasilkan masih berupa PPEPER. Yaitu,3! 2! permutasi
P1P2E1P3E2R P1P2E2P3E1R

P1P3E1P2E2R P1P3E2P2E1R
P2P1E1P3E2R P2P1E2P3E1R

P2P3E1P1E2R P2P3E2P1E1R

P3P1E1P2E2R P3P1E2P2E1R

P3P2E1P1E2R P3P2E2P1E1R

adalah dari bentuk PPEPER. Karenanya, ada 6! / (3! 2!) = 60 kemungkinan


pengaturan huruf dari huruf PEPPER..

Contoh 15
Turnamen catur memiliki 10 pesaing, 4 diantaranya dari Rusia, 3 dari
Amerika Serikat, 2 dari Britania Raya, dan 1 dari Brazil. Jika hasil turnamen
hanya mencantumkan kewarganegaraan para pemain dalam urutan di mana
mereka ditempatkan, berapa banyak hasil dimungkinkan?

Penyelesaian
hasil yang mungkin.
10!
=12.600
4!3!2!1!

Contoh 16
Berapa banyak sinyal yang berbeda, masing-masing terdiri dari 9 bendera
yang digantung dalam satu garis, dapat dibuat dari satu set 4 bendera putih, 3
bendera merah, dan 2 bendera biru jika semua bendera dengan warna yang sama
identik?
Penyelesaian
sinyal yang berbeda.
9!
=1.260
4!3!2!

5. Permutasi Siklik
Permutasi siklik adalah suatu permutasi yang dibuat dengan menyususn
anggota – anggota suatu himpunan secara melingkar. Untuk menghitung
permutasi siklik ini, pada hakikatnya kita harus mengambil atau menentukan
kedudukan salah satu objek secara arbiter dan selanjutnya menghitung
permutasinya. Permutasi dari n objek yang membentuk sebuah siklik dinyatakan
sebagai

Pn−1=(n−1)!

Contoh 17
Terdapat 3 orang pemain halma A, B, dan C. Hitunglah banyaknya
permutasi siklik untuk susan yang berbeda dalam permainan halma tersebut !
Penyelesaian
Jumlah susunan yang berbeda cara
P3−1 =(3−1)!=2

Contoh 17
4 orang pemain krambol A, B, C dan D. Hitunglah banyaknya permutasi
siklik untuk susan yang berbeda dalam permainan karambol tersebut !
Penyelesaian
Jumlah susunan yang berbeda cara.
P4−1=(4−1 )!=6
Susunan terdiri atas
B B C
AOC ABCD AOD ABDC AOB
→ → →

ACBD
D C D

C D D
AOD ABCD AOB ADBC AOC
→ → →

ADCB
B C B

D. Kombinasi
Kita sering tertarik untuk menentukan jumlah kelompok r objek yang
berbeda yang dapat dibentuk dari total n objek. Misalnya, berapa banyak
kelompok yang berbeda dari 3 dapat dipilih dari 5 item A, B, C, D, dan E? Untuk
menjawab pertanyaan ini, alasannya sebagai berikut: Karena ada 5 cara untuk
memilih item awal, 4 cara untuk memilih item berikutnya, dan 3 cara untuk
memilih item akhir, maka ada 5 · 4 · 3 cara memilih grup 3 ketika urutan item
dipilih relevan. Namun, karena setiap grup 3 — katakanlah, grup yang terdiri dari
item A, B, dan C — akan dihitung 6 kali (yaitu, semua permutasi ABC, ACB,
BAC, BCA, CAB, dan CBA akan dihitung ketika urutan seleksi relevan), maka
jumlah total kelompok yang dapat dibentuk adalah
5⋅4⋅3
=10
3⋅2⋅1

Sehingga definisi kombinasi adalah susunan – susunan yang dibentuk dari


anggota – anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian
anggota himpunan tanpa memberi arti pada urutan anggota dari masing – masing
susunan

Secara umum, seperti n (n - 1) · · · (n - r + 1) mewakili sejumlah cara


kelompok r item dapat dipilih dari n item ketika urutan pemilihannya relevan, dan
karena setiap kelompok dari r item akan dihitung r! kali dalam hitungan ini,
berarti jumlah kelompok r item yang berbeda yang dapat dibentuk dari set n item
adalah

n(n−1 )⋅¿⋅(n−r+1) n!
=
r! (n−r )!r !

Notasi dan Terminologi

Kita mendefinisikan , untuk , seperti


r≤n
(nr )
n!
()
¿n=
r ( n−r )!r !
Dan dikatakan mewakili jumlah kemungkinan kombinasi n objek yang

(nr )
diambil r sekaligus. Demikian, mewakili jumlah kelompok berbeda dari

(nr )
ukuran r yang bisa dipilih dari set n objek ketika urutan seleksi tidak dianggap
relevan

Contoh 17
Komite yang terdiri dari 3 orang akan dibentuk dari kelompok yang terdiri
dari 20 orang. Berapa banyak komite yang berbeda dimungkinkan?

Penyelesaian

Ada komite yang mungkin

(203 )=20(20−3
!
=
20⋅19⋅18⋅17 !
)!3! 17 !⋅3⋅2⋅1
=1. 140

Contoh 18

Dari sekelompok 5 wanita dan 7 pria, berapa banyak komite berbeda yang
terdiri dari 2 wanita dan 3 pria dapat dibentuk? Bagaimana jika 2 dari pria itu
berseteru dan menolak untuk melayani di komite bersama?

Penyelesaian
Ada kemungkinan kelompok 2 wanita, dan kelompok yang

(52) (73 )
mungkin terdiri dari 3 orang, itu mengikuti dari prinsip dasar yang ada

. kemungkinan komite yang terdiri dari 2 wanita


7 = 5 .4 7 . 6 .5 =350
() ()( )
5
2 3 2 .1 3 . 2 .1
dan 3 pria.
Sekarang anggaplah 2 dari pria itu menolak untuk melayani bersama.

Karena total 5 di luar dari kelompok yang

(22)⋅(51 )= (73 )= 73..62. 5 =35


mungkin terdiri dari 3 pria mengandung kedua pria yang bertikai, maka terdapat
35 - 5 = 30 grup yang tidak mengandung keduanya pria yang bertikai. Karena

masih cara untuk memilih 2 wanita, ada 30 · 10 = 300 komite yang

(52)
mungkin dalam kasus ini

Contoh 19
Suatu tim bulu tangkis terdiri dari 10 orang putra dan 5 orang putri. Dari ti
mini akan dibuat pasangan ganda, baik ganda putra, ganda putri maupun ganda
campuran. Berapa banyak pasangan ganda yang dapat dibuat ?

Penyelesaian
10
Ganda putra = C =45 2
5
Ganda putri = C =102
10 5
Ganda campuran = C . C =10 . 5=50
1 1

Pasangan ganda yang terbentuk adalah 45 + 20 + 50 = 105 pasangan.

Contoh :
Enam kursi melingkari sebuah meja. Kursi tersebut akan diduduki oleh 5
anak yang terdiri darii 3 perempuan dan 2 laki – laki. Jika kursi yang kosong
diapit oleh anak laki – laki dan perempuan, benyaknya susunan cara duduk adalah
....
Penyelesaian :
 Bangku kosong diapit oleh laki – laki dan perempuan sehingga n = 4.
Banyak formasi duduk melingkar = (4 – 1)!= 3! = 6
 Posisi laki – laki dan perempuan yang mengapit bangku kosong bisa
bergantian = 2! = 2
 Posisi laki – laki yang mengapit bangku kosong bisa bergantian 2
C =21

 Posisi perempuan yang mengapit bangku kosong bisa bergantian


3
C =3
1

 Posisi bangku kosong yang diapit bisa bergantian ada 6 bangku


kosong
 Banyaknya susunan cara duduk supaya kursi yang kosong selalu diapit
laki – laki dan perempuan adalah :
= 3! . 2 . 2 . 3 . 6
= 432 cara

Contoh 20
Pertimbangkan satu set n antena yang m nya cacat dan n - m fungsional
dan anggap semua cacat dan semua fungsional dianggap tidak dapat dibedakan.
Berapa banyak urutan linear yang ada di mana tidak ada dua cacat berturut-turut?

Penyelesaian
Bayangkan bahwa antena fungsional n - m berbaris di antara mereka
sendiri. Sekarang, jika tidak ada dua cacat yang berturut-turut, maka ruang antara
antena fungsional masing-masing harus berisi paling banyak satu antena yang
rusak. Yaitu, pada posisi n - m + 1 yang dimungkinkan - yang diwakili dalam
Gambar 1.1 oleh caret- antara antena fungsional n - m, kita harus memilih m

diantaranya untuk meletakkan antena yang rusak. Karenanya, ada

(n−m+1
m )
kemungkinan pemesanan di mana setidaknya ada satu antena fungsional antara
dua yang rusak.
GAMBAR 1.1: Tidak ada cacat berturut-turut
Identitas kombinatorial yang bermanfaat adalah

(nr )=( n−1


r −1 )+(
r )
n−1
1≤r≤n (4 . 1)

Persamaan (4.1) dapat dibuktikan secara analitik atau dengan argumen


kombinatorial berikut:
Pertimbangkan sekelompok objek n, dan perbaiki perhatian pada beberapa objek
tertentu — sebut saja objek 1. Sekarang, ada skelompok ukuran r yang berisi
objek 1 (karena setiap grup tersebut dibentuk dengan memilih r - 1 dari objek n -

1 yang tersisa). Juga ada kelompok ukuran r yang tidak mengandung

(n−1r )
objek 1. Karena ada total kelompok ukuran r, persamaan (4.1) berikut.

()
n
r
Nilai sering disebut sebagai koefisien binomial karena keunggulannya

(nr )
dalam teorema binomial.
E. Teorema binomial
n
n

k=0 k
()
( x+ y ) =∑ n x k y n−k

Bukti dari Teorema Binomial dengan Induksi: Ketika n = 1, Persamaan (4.2)


berkurang menjadi
() ()
x+ y= 1 x 0 y 1 + 1 x 1 y 0 = y +x
0 1
Asumsikan Persamaan (4.2) untuk n - 1. Sekarang
( x+ y )n =( x+ y ) ( x+ y )n−1
n−1
=( x+ y ) ∑ x k y n−1−k
k=0
n−1 n−1
=∑
k =0
( )
n−1 k +1 n−1−k
k
x y +∑
n−1 k n−k
k =0 k
x y ( )
Misalkan i = k + 1 dalam jumlah pertama dan i = k dalam jumlah kedua,
diperoleh
n n−1
n
( x+ y ) =∑
i=1
( ) ( )
n−1 i n−i
i−1
x y +∑
n−1 i n−i
i=0 i
x y
n−1
=∑ (
[ i−1 )+(i )] x y + y
k =0
n−1 n−1

n
i n−i n

=x + ∑ ( ) x y + y
n n i n−i n
i i=1
n
=∑ ( ) x y
n i n−i

i=1i
Dimana persamaan berikutnya keterakhir diikuti oleh Persamaan (4.1). Dengan
induksi, teorema sekarang terbukti.

Bukti Kombinatorial dari Teorema Binomial:


Pertimbangkan produk
( x1 + y 1 )(x 2 + y 2 ). ..( x n + y n )
Ekspansi terdiri dari penjumlahan persamaan 2 suku, masing-masing suku
n
merupakan produk dari n faktor. Selanjutnya, masing-masing dari 2 istilah
dalam jumlah akan berisi sebagai faktor baik xi atau yi untuk setiap i = 1, 2,. . . , n.

Sebagai contoh,
( x1 + y 1 )(x 2 + y 2 )=x1 x 2 + x1 y 2 + y 1 x2 + y 1 y 2
Sekarang, berapa banyak dari 2 istilah dalam jumlah yang akan memiliki k
dari xi dan (n - k) dari yi sebagai faktor? Karena setiap istilah terdiri dari k dari xi
dan (n - k) dari yi sesuai dengan pilihan sekelompok k dari nilai x1, x2, ..., xn, ada

istilah seperti itu. Jadi, misalkan xi = x, yi = y, i = 1,. . . , n, dapat dilihat ;

(nk )
n
n

k=0 k
()
( x+ y ) =∑ n x k y n−k

Contoh 20
Jabarkan !
3
( x+ y )
Penyelesaian

() () () ()
( x+ y )3= 3 x 0 y 3 + 3 x1 y 2 + 3 x 2 y 1 + 3 x 3 y 0
0 1 2 3
3 2 2 3
¿ y +3 xy +3 x y +x

Contoh 21
Berapa banyak himpunan bagian dari himpunan yang terdiri dari n elemen?
Penyelesaian
Karena ada himpunan bagian dari k, jawaban yang diinginkan adalah

(nk )
n
∑ (nk )=(1+1)n=2 n
k =0

Hasil ini juga bisa diperoleh dengan menetapkan angka 0 atau angka 1
untuk setiap elemen dalam himpunan. Untuk setiap penugasan angka, ada
korespondensi, dalam mode satu-ke-satu, subset, yaitu, subset yang terdiri dari
semua elemen yang diberi nilai 1. Karena ada 2n kemungkinan penugasan,
hasilnya mengikuti.
Perhatikan bahwa kami telah menyertakan set yang terdiri dari 0 elemen
(yaitu, set nol) sebagai subset dari set asli. Oleh karena itu, jumlah himpunan
bagian yang mengandung setidaknya satu elemen adalah 2n – 1.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori probabilitas meliputi perhitungan peristiwa (hasil percobaan) yang
sukses dari peristiwa yang mungkin terjadi secara keseluruhan. Untuk
menentukan probabilitas suatu peristiwa kita dapat menggunakan prinsip dasar
perhitungan, permutasi, dan kombinasi.
Prinsip dasar perhitungan merupakan hasil yang mungkin dari percobaan
yang dilakukan. Permutasi adalah susunan – susunan yang dibentuk dari anggota
– anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian anggota
himbpunan dan memberi arti pada urutan anggota dari masing – masing susunan.
Permutasi memiliki 5 jenis yaitu
1. Permutasi atas seluruh objek
Perumusan permutasian ini adalah ❑n Pn=n!
2. Permutasi atas sebagian dari seluruh objek
Permutasian ini dinyatakan sebagai
n . ( n−1 ) . ( n−2 ) . ( n−3 ) … . ( n−r +1 ) . ( n−r ) ! n!
❑n Pn= = di mana r ≤ n
( n−r ) ! ( n−r ) !
3. Permutasi dari objek dengan pemulihan
Permutasi sebanyak r objek dari n objek dengan pengulangan, artinya objek
dapat digunakan beberapa kali, dnyatakan sebagai
r
Pn−r=n
4. Permutasi atas sebagian objek dari seluruh objek yang tidak dapat
dibedakan
Jika terdapat suatu kelompok n objek yang terdiri atas n1, n2, n3, …., nr, permutasi

kelompok n objek tersebut adalah =


( n1 ,n 2 ,. . .. . ,n r ) n!
( n1 !n2 !n 3 !.....nr ! )
dengan
n=n1 +n 2 +.. . .+ nr
5. Permutasi Siklik.
Permutasi siklik adalah suatu permutasi yang dibuat dengan menyususn
anggota – anggota suatu himpunan secara melingkar. Permutasi dari n objek

yang membentuk sebuah siklik dinyatakan sebagai


Pn−1=(n−1)!
Kombinasi adalah susunan – susunan yang dibentuk dari anggota – anggota suatu
himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian anggota himpunan tanpa
memberi arti pada urutan anggota dari masing – masing susunan. Jika jumlah
kelompok r objek yang berbeda yang dapat dibentuk dari total n objek, yang
dinyatakan

n(n−1 )⋅¿⋅(n−r+1) n!
=
r! (n−r )!r !

Teorema binomial dapat dinyatakan ;


n

()
( x+ y )n =∑ n x k y n−k
k=0 k
DAFTAR PUSTAKA

Ross, Sheldon. A First Course in Probability. Pearson. 2010

Sudaryono. Statistika Probabilitas. Andi Offset. 2012. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai