Dosen Pengampu:
Juitaning Mustika,M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 5
KELAS B
TP. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt atas rahmat taufik dan hidayahnya yang
selalu tercurahkan kepada kita sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada baginda
tercinta Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.Dalam makalah ini yang akan kami sampaikan adalah materi tentang
“Teknik Membilang Seperti Aturan Perkalian, Permutasi Dan Kombinasi”.
Kami ucapkan terimaksih pada semua pihak yang telah mendukung serta
membantu dalam penyusunan makalah sampai terselesaikan.Kami sadar bahwa
dalam makalah ini banyak sekali kekurangan karena itu, kami membutuhkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca maupun kami sendiri
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................... 2
B. RUMUSAN MASALAH................................................................. 3
C. TUJUAN MASALAH..................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN................................................................................ 12
B. SARAN............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permutasi pertama kali dipelajari oleh Lagrange dalam makalahnya tahun
1770 tentang teori persamaan al Jabbar. Objek pertama Lagrange adalah
mencari tahu mengapa persamaan kubik dan kuartik dapat diselesaikan secara
aljabar. Terlepas dari kelompok teori permutasi awal yang terlihat dalam
karya ini, Lagrange tidak pernah menyusun permutasi sehingga di beberapa ia
tidak pernah membahas kelompok sama sekali.
Orang pertama yang mengklaim bahwa persamaan derajat 5 tidak dapat
diselesaikan secara aljabar adalah Ruffini. Pada 1799 ia menerbitkan sebuah
karya yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa ia tidak dapat menyelesaikan
persamaan klasik yang umum. Pekerjaan Ruffini didasarkan pada Lagrange
tetapi Ruffini memperkenalkan grup permutasi. Ini dia sebut permutasi dan
secara eksplisit menggunakan properti penutupan atau (hukum asosiatif selalu
berlaku untuk permutasi). Ruffini membagi permutasi menjadi jenis permutasi
sampice, yaitu kelompok siklik dalam notasi modern, dan permutasi komposta
yang merupakan kelompok non siklik. Komputasi permutasi Rufini terbagi
menjadi tiga jenis yang pada notasinya sekarang adalah golongan intransitif,
golongan imprimitiv transitif, dan golongan primitif transitif.
Bukti Rufini tentang ini mengecewakan dengan kurangnya reaksi
terhadapnya, makalah Rufini menerbitkan bukti lebih lanjut. Dalam sebuah
makalah tahun 1802 ia menunjukkan bahwa kelompok permutasi yang terkait
dengan persamaan tereduksi transitif mengambil pemahaman yang jauh
melampaui Lagrange.
Betti mulai tahun 1851 untuk menerbitkan karya yang berhubungan
dengan teori permutasi dan teori persamaan. Faktanya Betti adalah orang
pertama yang membuktikan bahwa kelompok Galois yang terkait dengan
persamaan sebenarnya adalah sekelompok permutasi dalam pengertian
modern. Jordan dalam makalah dari tahun 1869 dan 1870 menunjukkan
bahwa ia mengakui pentingnya kelompok permutasi. Dia mendefinisikan
2
isomorfisme kelompok permutasi dan membuktikan Jordan memegang
teorema untuk kelompok permutasi.
Penggunaan permutasi dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk
menentukan angka DR motor yang tidak pernah sama satu sama lain
Berkembangnya teori peluang (probabilitas) atau teori kemungkinan
sangat diperlukan untuk membaca situasi yang terjadi agar tebakan atau
spekulasi tidak meleset, atau peluang untuk mendapatkan untung yang besar
lebih besar. Sekarang teori peluang sudah meluas ke berbagai keperkuan,
seperti ilmu biologi, bisnis, dan lain-lain.
Permutasi, menjelaskan tentang banyaknya peluang setiap kejadian yang
akan terjadi atau kemungkinan terjadi, adanya pembelajaran ini memudahkan
kita dalam membuat suatu perencanaan
Dengan pengenalan dua kaidah pencacahan, yaitu kaidah penjumlahan dan
kaidah perkalian, sangat bermanfaat untuk menyelesaikan masalah yang
kompleks dengan cara memecah atau mengurangi masalah tersebut menjadi
beberapa bagian yang lebih sederhana yang selanjutnya dapat diselesaikan
dengan kedua kaidah tersebut. Misalnya, kaidah pencacahan bermanfaat untuk
menentukan apakah terdapat cukup nomor telepon atau alamat internet
protoKol untuk memenuhi permintaan pelanggan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan teknik membilang seperti aturan perkalian?
2. Apa yang di maksud dengan teknik membilang seperti permutasi?
3. Ada berapa pembagian dalam permutasi dan penjelasannya?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang teknik membilang seperti aturan perkalian.
2. Untuk mengetahui tentang teknik membilang seperti permutasi.
3. Untuk mengetahui tentang macam-macam pembagian dalam permutasi
dan penjelasannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hasan sastranegara. 2015. Konsep dasar MTK untuk PGSD. Bandar lampung;
Aura
2
Rizki Siddiq Nugraha 2016. Membilang.
4
Jadi, hasil percobaan yang mungkin pada percobaan di atas adalah {(A,
A), (A, G), (G, A), (G, G)}
Biasanya ada kemungkinan suatu proses terdiri atas lebih dari dua
tahap dengan masing-masing tahap dapat menggunakan banyak cara yang
berhingga. Oleh karena itu ada aturan perkalian yang membahas hal
tersebut yaitu dalam dalil 2.2 yang berbunyi :
2. Faktorial
Definisi:
n !=n ( n−1 ) !
3
Sinaga, Bornok. 2007 . pengembangan model pembelajaran matematika
berdasarkan masalah berbasis budaya batak. Surabaya. Program pascasarjana
UNESA
4
Wirodikromo. S . 1996. Matematika. Jakarta : Erlangga
5
0 !=1
Contoh :
5 !=5× 4 × 3 ×2 ×1=120
3. Permutasi
Definisi 2.1 menurut pendapat Nar Herrhayanto permutasi adalah
sebuah susunan dari sekumpulan objek dengan memperhatikan urutannya. 5
Sedangkan Menurut Clara Ika S.B permutasi adalah pengaturan atau
penyusunan beberapa unsur dengan memperhatikan urutan.6 Rumus
permutasi adalah sebagai berikut:
Misalkan ada n objek, maka banyaknya urutan yang mungkin yang
dapat dibentuk atau permutasi n dari n objek adalah :
Contoh 1:
Penyelesaian :
n! n! n!
P ( n , n )= = = =n !
( n−n ) ! 0! 1
n!
Atau P ( n , r )=n ( n−1 )( n−2 ) … . ( n−( r −1 ) )=
( n−n ) !
5
Nar Heryanto. 2017. Statistika matematik 1: Universitas Indonesia
6
Clara ika sari budhayanti. 2007. Peluang
6
Rumus:
n!
nPr= ( n−r ) !
Keterangan :
P : Permutasi
n : banyaknya permutasi
r : unsur yang diambil
Contoh 2:
Enam buah bola berwarna merah, kuning, hijau, biru, ungu dan
hitam akan dimasukan ke dalam 3 buah kotak. Berapa banyak urutan yang
mungkin dari penempatan bola kedalam kotak ?
Penyelesaian :
Diketahui n = 6r = 3
6!
Maka P ( 6,3 )= =6.5 .4=120
( 6−3 ) !
Contoh 3:
Dari empat calon pengurus HMJ Tadris Matematika, misalkan nanda,
devi, anika , dan bagas hendak dipilih ketua, sektetaris, dan bendahara.
Berapa susunan yang dapat dibuat
Berapa susunan yang dapat dibuat jika data yang diambil 3!
Penyelesaian :
Diketahui:
n=4
r=3
Ditanya : P ?
Jawab :
n!
nPr = ( n−r ) !
7
4!
4P3= ( 4−3 ) !
4! 4 × 3× 2× 1
= 1! = 1 = 24
1) Pembagian permutasi :7
a) Permutasi tanpa pengulangan
Permutasi ini adalah aturan suatu susunan yang dibentuk oleh
keseluruhan atau sebagian dari sekumpulan objek tanpa ada
pengulangan.
b) Permutasi dengan pengulangan
Permutasi ini merupakan permutasi yang dimana r objek dari n buah
objek yang tidak harus berbeda.
c) Permutasi Siklis ( Pemutar )
Permutasi siklis dapat diartikan sebagai permutasi yang cara
penyusunannya itu melingkar, sehingga dalam penyusunann n
unsurnya dapat dituliskan sebagai berikut:
n ! n ( n−1 ) ( n−2 ) … .3 .2 .1
= = ( n−1 ) ( n−2 ) … .3 .2.1=( n−1 ) !
n n
Atau P( siklis)=( n−1 ) !
Contoh :
Ada sekelompok keluarga yang terdiri dari 6 orang yang sedang duduk
mengelilingi meja makan. Kira-kira dalam berapa cara ke-6 orang
tersebut dapat diatur tahap duduknya?
Jawab:
(n-1)! n = 6
(6-1)! = 5! = 5.4.3.2.1 = 120 cara.
7
Didi Gunawan, dkk. 2018. Permutasi dan Kombinasi, Jakarta : STIEM
8
Kemendikbud, 2014. MATEMATIKA KELAS XI SEMESTER 2 . Pusat
Kurikulum Dan Perbukuan
8
Apabila terdapat unsur yang berbeda dan diambil n unsur maka
banyaknya susunan atau permutasi yang berbeda dari n unsur tersebut
merupakan P(n,n) = n! atau nPn = n!
contoh:
Untuk menyambut suatu pertemuan delegasi Negara yang dihadiri oleh
lima Negara. Panitia kemudian akan memasang kelima bendera yang
merupakan bendera dari 5 negara. Banyak cara untuk panitia
menyusun kelima bendera tersebut yaitu?
Jawab:
Dari kelima bendera yang ada, berarti kita peroleh n=5, sehingga
banyak susunan bendera yang mungkin yakni:
5!= 5.4.3.2.1= 120 cara
b) Permutasi n elemen, masing-masing permutasi terdiri atas r unsure dari
n elemen dengan r ≤ n
Untuk semua bilangan positif n dan r, dengan r ≤ n, banyaknya
permutasi dari n objek yang diambil r pada satu waktu adalah: P(n,r) =
n!
nPr =Pnr =
( n−r ) !
Contoh:
Banyak cara untuk memilih seorang ketua, sekertaris dan juga
bendahara dari 7 mahasiswa yang tersedia yaitu….
Jawab:
Banyak mahasiswa, n= 7
Ketua, sekertaris serta bendahara( banyak pilihan objek), r = 3
n!
Sehingga: Pnr =
( n−r ) !
7! 7.6.5 .4 !
P73 = = = 210 cara
( 7−3 ) ! 4!
c) Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q dan r unsur yang sama
n!
P(n,k1,k2,k3) = k 1! k 2 ! … .. kt !
Keterangan:
n = menunjukkan banyaknya elemen seluruhnya
9
k1 = menunjukan banyaknya elemen kelompok 1 yang sama
k2 = menunjukkan banyaknya elemen kelompok 2 yang sama
kt = menunjukkan banyaknya elemen kelompok kt yang sama
Contoh:
Banyaknya cara penyusunan untuk kata “BASSABASSI” adalah…
Jawab :
dari kata “BASSABASSI”, banyak huruf adalah (n) = 10
k1 = huruf B = 2
k2 = huruf A = 3
k3 = huruf S = 4
k4 = huruf I = 1
10 ! 10.9.8 .7 .6 .5 .4 !
P(10,2,3,4,1) = 2! 3 ! 4 ! 1! = 2.1.3 .2 .1.4 ! = 12600 cara
10
kemungkinan yang mungkin terjadi (jika urutan pengambilan
diperhatikan dan pengembalian tidak diperbolehkan) adalah
n!
n × ( n−1 ) × ( n−2 ) × … × ( n−r +1 )=
(n−r )!
Contoh: Dari 10 finalis olimpiade matematika, akan dipilih 5 orang
untuk berfoto secara berjajar. Jika urutan diperhatikan, maka
banyaknya kemungkinan yang terjadi adalah
n! 10!
= =10.9 .8.7 .6=3024
(n−r )! (10−5)!
11
¿151200 cara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi permutasi kita bisa menentukan banyak cara pengambilan
data. Dengan permutasi kita dapat menghitung kemungkinan banyaknya posisi
duduk satu keluarga tersebut. Selain itu, kita juga dapat menghitung
banyaknya susunan huruf maupun angka dengan cara yang tepat yaitu dengan
menggunakan permutasi.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kita
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Hasan sastranegara. 2015. Konsep dasar MTK untuk PGSD. Bandar lampung;
Aura