Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT KETERAMPILAN MENYIMAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemecahan Masalah Matematika


Dosen Pengampu: Yadi Heryadi M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok 10


Putri Taskia Mahmudah (F4322321116)
Risnawati (F4322321062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang yang telah memberikan kemudahan dan petunjuk dalam penyusunan
Makalah ini. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada kekasih-Nya tercinta suri
tauladan kita semua Rasulullah SAW., keluarganya, para sahabat, dan seluruh kaum
muslimin yang mengikuti sunnahnya sampai akhir hayat.
Selain itu dalam penulisan Makalah ini penulis merasa berhutang budi kepada
berbagai pihak terutama kepada Dosen Pengampu Bpk Yadi Heryadi M.Pd yang telah
memberikan bimbingan dengan penuh sabar dan iklas atas bimbingan tersebut penulis
tidak dapat membalas berupa apapun kecuali mengucapkan terimah kasih seraya
mengharapkan limpahan rahmat dari Allah SWT., sehingga segala kebaikan itu
mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini tentunya disana-sini
masih terdapat kelemahan ataupun kekurangan maka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari pihak manapun demi kesempurnaan makalah ini, semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Rangkasbitung, 07 Maret 2024

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membandingkan dua benda secara geometris dapat dilihat dari dua aspek,
yaitu bentuk dan ukurannya. Satu benda yang memiliki bentuk yang sama tapi
dengan ukuran berbeda banyak dijumpai atau digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, miniatur bangunan dan bangunan itu sendiri, peta suatu daerah
dengan daerah sesungguhnya dan lain-lain.
Dua benda yang memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda
disebut sebangun. Adanya kekongruenan antara dua benda akan berguna untuk
mengungkapkan informasi berkaitan dengan benda kedua dengan memanfaatkan
informasi pada benda pertama atau sebaliknya.
Kekongruenan bangun datar merupakan bagian dari meteri matematika
yang dinilai relatif sulit bagi siswa terutama pada sub pokok bahasan
kekongruenan segitiga. Masih banyak kesulitan untuk mentukan kekongruenan
segitiga. Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki adalah mengidentifikasi
sifat - sifat dua segitiga kongruen.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut
:
1. Apa yang dimaksud dengan kongruensi?
2. Apa syarat dan sifat segitiga yang kongruen?
3. Bagaimana kongruensi pada segitiga?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kongruen.
2. Untuk mengetahui syarat dan sifat segitiga yang kongruen.
3. Untuk mengetahui kongruen pada segitiga.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Bangun-bangun geometri dikatakan kongruen ( sebangun ) jika dan hanya jika
bangun-bangun itu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Jadi, kongruen
adalah bentuknya sama dan ukurannya sama. Jika tidak memenuhi salah satu saja,
maka bangun tersebut tidak kongruen.
Segitiga yang kongruen adalah segitiga yang bentuknya sama dan ukurannya
sama. Segitiga kongruen harus mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Tetapi
karena segitiga merupakan bangun yang istimewa, maka segitiga ini mempunyai
beberapa hal penting mengenai kongruen. Jadi, kita tidak perlu mencari ketiga
panjang sisinya dan mencari 3 besar sudutnya.

B. Sifat Dua Segitiga Kongruen

B E

A C D

AC = CD, BC = DE dan CE = AB sehingga sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua


segitiga sama panjang. ∠BAC = ∠ECD, ∠ACB = ∠CDE, dan
∠ABC = ∠CED sehingga sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua segitiga
tersebut sama besar.
Dua buah segitiga dikatakan kongruen jika dan hanya jika memenuhi sifat- sifat
berikut.

1. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.


2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
C. Syarat Dua Segitiga yang Kongruen
Dua segitiga dikatakan kongruen jika dipenuhi salah satu dari tiga syarat
berikut.
1. Ketiga pasang sisi yang bersesuaian sama panjang (sisi, sisi, sisi).
2. Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang dibentuk oleh sisi-sisi itu
sama besar (sisi, sudut, sisi).
3. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang menghubungkan kedua titik
sudut itu sama panjang (sudut, sisi, sudut).

 Ketiga Pasang Sisi yang Bersesuaian Sama Panjang (Sisi, Sisi, Sisi)
Dua buah segitiga dikatakan kongruen jika dan hanya jika ketiga sisinya
sama. Dua segitiga di bawah ini, yaitu ∆ ABC dan ∆ DEF mempunyai panjang
sisi-sisi yang sama.

C F

A B D

AB
AB = DE → =1
DE
BC
BC = EF → =1
EF
AC
AC = DF → =1
EF
AB BC AC
Sehingga diperoleh : = = =1
DE EF DF
Perbandingan yang senilai untuk sisi-sisi yang bersesuaian menunjukkan
bahwa kedua segitiga tersebut sebangun. Karena sebangun maka sudut-sudut
bersesuaian juga sama besar, yaitu ∠A=
∠D, ∠B = ∠E,dan ∠C = ∠F.
Karena sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar maka ∆ ABC dan ∆ DEF kongruen.

 Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang dibentuk oleh sisi-
sisi itu sama besar (Sisi, Sudut, Sisi)
Yang diketahui adalah sisi sudut sisi. Ini artinya sudut yang diketahui diapit
oleh sisi yang diketahui. Dua buah segitiga kongruen jika dan hanya jika dua sisi
dan sudut apitnya yang berpadanan sama besar.
D
A

F
B

Pada gambar di atas, diketahui bahwa AB = DE, AC = DF, dan


∠CAB = ∠EDF. Jika dua segitiga tersebut diimpitkan maka akan tepat berimpit
sehingga diperoleh :
AB BC AC
= = = =1
DE EF DF
Hal ini berarti ∆ ABC dan ∆ DEF sebangun sehingga diperoleh
∠A = ∠D, ∠B = ∠E, dan ∠C = ∠E Karena sisi-sisi yang bersesuaian sama
panjang, maka ∆ ABC dan ∆ DEF kongruen.

 Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang menghubungkan
kedua sudut itu sama panjang (Sudut, Sisi, Sudut)

Dua buah segitiga yang kongruen jika dan hanya jika satu sisi diketahui dan
dua sudut yang ada di sisi tersebut juga sama. Ini akan mengakibatkan titik potong
antara sisi-sisi yang lain adalah sama.
F
C

A
E
B D

Pada gambar di atas, ∆ ABC dan ∆ DEF mempunyai sepasang sisi


bersesuaian yang sama panjang dan dua sudut bersesuaian yang sama besar, yaitu
AB = DE, ∠A = ∠D. Dan ∠B = ∠E. Karena ∠A = ∠D dan
∠B = ∠E maka ∠C = ∠F. Jadi. ∆ ABC dan ∆ DEF sebangun. Karena sebangun
maka sisi-sisi yang bersesuaian rnempunyai perbandingan yang senilai.

AB BC AC
= = =
DE EF DF
AB AB BC AC
Karena = 1 maka = = = =1
DE DE EF DF
Jadi, AC = DF dan BC = EF
Dengan demikian ∆ ABC dan ∆ DEF kongruen.

D. Menghitung Panjang Sisi dan Besar Sudut Segitiga Kongruen

Dengan menggunakan sifat-sifat dua segitiga yang kongruen dapat ditentukan


sisi-sisi yang sama panjang dan sudut-sudut yang sama besar.
Contoh:

Diketahui ∆ KNM kongruen dengan ∆ NLM! Panjang KN = 5 cm, KM = 13 cm,


∠ NKM = 60'. Tentukan panjang MN dan sudut yang belum diketahui!
Jawab:
Diketahui : KN = 5 cm
KM = 13 cm
∠ NKM = 60'.
Ditanya : a. panjang MN
b. besar sudut ∠ KMN ?
Jawab :
Karena ∆ KNM dan ∆ NLM kongruen maka KM = ML = l3 cm dan NL = KN =
5 cm.
MN2 = ML2 – NL2
= 132 – 52
= 169 – 25
= 144
MN = √144
MN = 12 cm
∠MLN = ∠NKM = 60⁰
∠KMN = ∠NML = 180⁰ – (90⁰+60⁰)
= 180⁰ – 150⁰
= 30⁰

E. Penerapan Konsep Kesebangunan dalam Pemecahan Masalah


Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali pemanfaatan konsep
kesebangunan. Pembuatan miniatur suatu bangunan, penggambaran peta suatu
daerah semuanya menggunakan konsep kesebangunan.
Contoh:

Sebuah kawat baja dipancangkan untuk menahan sebuah tiang listrik yang berdiri
tegak lurus. Sebuah tongkat didirikan tegak lurus sehingga ujung atas tongkat
menyentuh kawat. Diketahui panjang tongkat 2 m, jarak tongkat ke ujung bawah
kawat 3 m dan jarak tiang listrik ke tongkat 6 m. Berapa tinggi tiang listrik?
Diketahui : panjang tongkat = 2 m
jarak tongkat ke ujung bawah kawat = 3 m

jarak tiang listrik ke tongkat = 6 m


Ditanya : tinggi tiang listrik ?
Jawab :
Misalnya, tinggi tiang listrik adalah t sehingga diperoleh perbandingan
sebagai berikut :
Tinggi tongkat Jarak kawat ke tongkat
=
Jarak kawat ke tiang listrik 3 Tinggi tiang listrik
2 3
= 3+6
r
3t = 18
t = 6
Jadi, tinggi tiang listrik adalah 6 m
Contoh 1
Perhatikan gambar berikut.

Jika ΔABC kongruen dengan ΔPQR, maka tentukan:


- panjang PR
- panjang QR
- ∠PQR
- ∠QRP
Penyelesaian:
 Oleh karena sisi PR bersesuaian dengan AC, maka panjang sisi PR = AC = 9 cm.
 Oleh karena sisi QR bersesuaian dengan CB, maka panjang QR = CB = 11 cm.
 Oleh karena ∠PQR bersesuaian dengan ∠ABC, maka ∠PQR = ∠ABC = 50⁰.
 Oleh karena ∠QRP bersesuaian dengan ∠ACB, maka ∠ QRP = ∠ ACB = 60⁰.

Contoh 2
Perhatikan gambar segitiga siku-siku di bawah ini.

Tentukan nilai x yang memenuhi agar segitiga siku-siku ABC


kongruen dengan segitiga siku-siku PQR.
Penyelesaian:
Dua segitiga dikatakan kongruen jika semua sisi yang
besesuaian sama panjang. Oleh karena itu, sisi AB = PQ, AC = PR
dan BC = QR.
Panjang sisi BC dapat ditentukan dengan menggunakan teorema
Pythagoras, yaitu:
BC2 = AB2 + AC2 BC2 = AB2 + AC2
⇔BC = AB2 + AC2 −−−−−−−−−−√⇔��=��2+��2
⇔BC = 62 + 82−−−−−−√⇔ BC = 62 + 82
⇔BC = 36 + 64−−−−−−√⇔ BC = 36 + 64
⇔BC=100−−−√⇔ BC = 100
⇔BC=10⇔ BC = 10
⇔BC=QR⇔ BC =��
⇔10=3+x⇔10=3+�
⇔x=10−3=7⇔�=10−3=7 cm

Jadi, nilai x yang memenuhi agar segitiga siku-siku ABC


kongruen dengan segitiga siku-siku PQR adalah 7 cm.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bangun-bangun geometri dikatakan kongruen (sama sebangun) jika dan hanya
jika bangun-bangun itu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Dua buah
segitiga dikatakan kongruen jika dan hanya jika memenuhi sifat- sifat berikut:
1. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.

B. Saran
Berdasarkan uraian di atas, penulis memberikan saran atau rekomendasi untuk
menyempurnakan penulisan makalah ini yaitu :
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan hasil penulisan
makalah ini guna menjawab beberapa pertanyaan atau permasalahan yang muncul
ketika penulisan makalah ini berlangsung.
2. Untuk lebih memahami materi kesebangunan dan kongruensi segitiga harus lebih
banyak berlatih mengerjakan soal sejenis.
DAFTAR PUSTAKA

http://afrizalmr.wordpress.com/category/kesebangunan-segitiga/
http://asimtot.wordpress.com/2010/06/01/segitiga-kongruen-dan-sebangun/
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/06/segitiga-segitiga-kongruen.html
http://basukiraharja.wordpress.com/2010/09/04/kesebangunan-segitiga/

Anda mungkin juga menyukai