Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang yang telah memberikan kemudahan dan petunjuk dalam penyusunan
Makalah ini. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada kekasih-Nya tercinta suri
tauladan kita semua Rasulullah SAW., keluarganya, para sahabat, dan seluruh kaum
muslimin yang mengikuti sunnahnya sampai akhir hayat.
Selain itu dalam penulisan Makalah ini penulis merasa berhutang budi kepada
berbagai pihak terutama kepada Dosen Pengampu Bpk Yadi Heryadi M.Pd yang telah
memberikan bimbingan dengan penuh sabar dan iklas atas bimbingan tersebut penulis
tidak dapat membalas berupa apapun kecuali mengucapkan terimah kasih seraya
mengharapkan limpahan rahmat dari Allah SWT., sehingga segala kebaikan itu
mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini tentunya disana-sini
masih terdapat kelemahan ataupun kekurangan maka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari pihak manapun demi kesempurnaan makalah ini, semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membandingkan dua benda secara geometris dapat dilihat dari dua aspek,
yaitu bentuk dan ukurannya. Satu benda yang memiliki bentuk yang sama tapi
dengan ukuran berbeda banyak dijumpai atau digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, miniatur bangunan dan bangunan itu sendiri, peta suatu daerah
dengan daerah sesungguhnya dan lain-lain.
Dua benda yang memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda
disebut sebangun. Adanya kekongruenan antara dua benda akan berguna untuk
mengungkapkan informasi berkaitan dengan benda kedua dengan memanfaatkan
informasi pada benda pertama atau sebaliknya.
Kekongruenan bangun datar merupakan bagian dari meteri matematika
yang dinilai relatif sulit bagi siswa terutama pada sub pokok bahasan
kekongruenan segitiga. Masih banyak kesulitan untuk mentukan kekongruenan
segitiga. Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki adalah mengidentifikasi
sifat - sifat dua segitiga kongruen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut
:
1. Apa yang dimaksud dengan kongruensi?
2. Apa syarat dan sifat segitiga yang kongruen?
3. Bagaimana kongruensi pada segitiga?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kongruen.
2. Untuk mengetahui syarat dan sifat segitiga yang kongruen.
3. Untuk mengetahui kongruen pada segitiga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bangun-bangun geometri dikatakan kongruen ( sebangun ) jika dan hanya jika
bangun-bangun itu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Jadi, kongruen
adalah bentuknya sama dan ukurannya sama. Jika tidak memenuhi salah satu saja,
maka bangun tersebut tidak kongruen.
Segitiga yang kongruen adalah segitiga yang bentuknya sama dan ukurannya
sama. Segitiga kongruen harus mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Tetapi
karena segitiga merupakan bangun yang istimewa, maka segitiga ini mempunyai
beberapa hal penting mengenai kongruen. Jadi, kita tidak perlu mencari ketiga
panjang sisinya dan mencari 3 besar sudutnya.
B E
A C D
Ketiga Pasang Sisi yang Bersesuaian Sama Panjang (Sisi, Sisi, Sisi)
Dua buah segitiga dikatakan kongruen jika dan hanya jika ketiga sisinya
sama. Dua segitiga di bawah ini, yaitu ∆ ABC dan ∆ DEF mempunyai panjang
sisi-sisi yang sama.
C F
A B D
AB
AB = DE → =1
DE
BC
BC = EF → =1
EF
AC
AC = DF → =1
EF
AB BC AC
Sehingga diperoleh : = = =1
DE EF DF
Perbandingan yang senilai untuk sisi-sisi yang bersesuaian menunjukkan
bahwa kedua segitiga tersebut sebangun. Karena sebangun maka sudut-sudut
bersesuaian juga sama besar, yaitu ∠A=
∠D, ∠B = ∠E,dan ∠C = ∠F.
Karena sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar maka ∆ ABC dan ∆ DEF kongruen.
Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang dibentuk oleh sisi-
sisi itu sama besar (Sisi, Sudut, Sisi)
Yang diketahui adalah sisi sudut sisi. Ini artinya sudut yang diketahui diapit
oleh sisi yang diketahui. Dua buah segitiga kongruen jika dan hanya jika dua sisi
dan sudut apitnya yang berpadanan sama besar.
D
A
F
B
Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang menghubungkan
kedua sudut itu sama panjang (Sudut, Sisi, Sudut)
Dua buah segitiga yang kongruen jika dan hanya jika satu sisi diketahui dan
dua sudut yang ada di sisi tersebut juga sama. Ini akan mengakibatkan titik potong
antara sisi-sisi yang lain adalah sama.
F
C
A
E
B D
AB BC AC
= = =
DE EF DF
AB AB BC AC
Karena = 1 maka = = = =1
DE DE EF DF
Jadi, AC = DF dan BC = EF
Dengan demikian ∆ ABC dan ∆ DEF kongruen.
Sebuah kawat baja dipancangkan untuk menahan sebuah tiang listrik yang berdiri
tegak lurus. Sebuah tongkat didirikan tegak lurus sehingga ujung atas tongkat
menyentuh kawat. Diketahui panjang tongkat 2 m, jarak tongkat ke ujung bawah
kawat 3 m dan jarak tiang listrik ke tongkat 6 m. Berapa tinggi tiang listrik?
Diketahui : panjang tongkat = 2 m
jarak tongkat ke ujung bawah kawat = 3 m
Contoh 2
Perhatikan gambar segitiga siku-siku di bawah ini.
A. Kesimpulan
Bangun-bangun geometri dikatakan kongruen (sama sebangun) jika dan hanya
jika bangun-bangun itu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Dua buah
segitiga dikatakan kongruen jika dan hanya jika memenuhi sifat- sifat berikut:
1. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
B. Saran
Berdasarkan uraian di atas, penulis memberikan saran atau rekomendasi untuk
menyempurnakan penulisan makalah ini yaitu :
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan hasil penulisan
makalah ini guna menjawab beberapa pertanyaan atau permasalahan yang muncul
ketika penulisan makalah ini berlangsung.
2. Untuk lebih memahami materi kesebangunan dan kongruensi segitiga harus lebih
banyak berlatih mengerjakan soal sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
http://afrizalmr.wordpress.com/category/kesebangunan-segitiga/
http://asimtot.wordpress.com/2010/06/01/segitiga-kongruen-dan-sebangun/
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/06/segitiga-segitiga-kongruen.html
http://basukiraharja.wordpress.com/2010/09/04/kesebangunan-segitiga/