Anda di halaman 1dari 27

DASAR-DASAR GEOMETRI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pembelajaran Matematika II (Geometri dan Pengukuran)

Dosen Pengampu : Mikke Novia Indriani, M.Pd.

Kelompok 1 :

1. Ina Rotul Aini (2321047)


2. Irnaini Aprilianida (2321071)
3. Aida Hasna Tsabita (2321089)
4. Fakul Any (2321164)

KELAS D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID

PEKALONGAN

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa kami ucapkan kepada baginda nabi
Muhammad Saw, nabi sekaligus rasul terakhir yang telah membimbing umatnya ke
jalan yang benar serta menyempurnakan akhlak melalui petunjuk wahyu.

Dan tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penulisan makalah ini, khususnya ibu Mikke Novia Indriani,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Matematika MI/SD II
(Geometri dan Pengukuran), sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “DASAR-DASAR GEOMETRI”.

Demikian apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan
manfaat, menambah pengetahuan, pengalaman, serta inspirasi kepada pembaca.

Pekalongan, 8 Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. Titik dan garis dalam dasar-dasar geometri .................................................. 3


B. Sinar dan ruas garis pada dasar-dasar geometri ............................................. 12
C. Bidang dan ruang pada dasar-dasar geometri ................................................ 13
D. Sudut, kurva, dan jenis kurva pada dasar-dasar geometri ............................. 15

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 22

A. Kesimpulan ................................................................................................... 22
B. Saran ............................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada pembelajaran matematika peserta didik membutuhkan konsep untuk


memahami dasar dari mata pelajaran ini. Dalam pembelajaran matematika menjadi alat
yang sangat penting bagi peserta didik yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam
lingkup sains maupun kehidupan sehari-hari. Matematika ini akan membuat peserta didik
dapat berpikir secara kritis dan kreatif. Kemedibud menyebutkan tujuan pembelajaran
matematika yaitu untuk meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik, membentuk
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah secara sistemstis, memperoleh
hasil belajar yang tinggi, melatih peserta didik untuk merealisasikan ide-ide, dan
mengembangkan karakter siswa.1

Pada pembelajaran matematika terdapat materi geometri. Geometri merupakan salah


satu cabang matematika yang dapat dijumpai di sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
dan sekolah menengah atas.2 Geometri sangat berkaitan dengan konsep abstrak. Maka dari
itu, guru harus mengenalkan dasar-dasar geometri yang mudah dimengerti siswa.

Pada proses pemahamannya geometri ini termasuk materi yang sangat besar
dibandingkan dengan materi lainnya. Menurut Pemedikbud menjelaskan bahwa materi
geometri di tingkat SD sebesar 40-50% . Pada data ini membuktikan bahwa geometri
bukan penting saja di bidang matematika sendiri, namun juga sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari.3 Beberapa alasan lain menyebutkan bahwa geometri dianggap
sebagai cabang materi yang akan membantu dalam visualisasi, pemikiran kritis,
pemecahan masalah dan bukti logis peserta didik.4

Oleh sebab itu, pada materi geometri peserta didik diperlukan mengenal dasar-dasar
keilmuannya. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan peserta didik untuk memahami serta

1
Fasha, dkk, Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis Matematis Siswa melalui
Pendekatan Metakognitif, Jurnal Didaktik Matematika, Vol. 5, No. 2 (2018). hlm 53.
2
Nurhasanah, dkk, Concept of Triangle: Examples of Matematical Abstration in Two Different Contexts,
International Journal on Emerging Mathematics Education, Vol. 1, No. 1 (2017), hlm 53.
3
Pemedikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Pemedikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang
kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
4
Jupri, From Geometry to Algebra and Viceversa: Realistic Mathematics Education Principles for Analyzing
Geomatry Tasks, AIP Conference Proceedings (2017), hlm 1870.
1
menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Maka pada makalah ini akan membahas tentang
dasar-dasar geometri seperti titik, garis, bidang, ruang, sinar, ruas, sudut, dan kurva.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditentukan berbagai rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana titik dan garis dalam dasar-dasar geometri?


2. Bagaimana sinar dan ruas pada dasar-dasar geometri?
3. Bagaimana garis bidang dan ruang pada dasar-dasar geometri?
4. Bagaimana sudut, kurva, dan jenis kurva pada dasar-dasar geometri?
1. Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditentukan beberapa tujuan dari


penyusunan makalah sebagai berikut:

1. Pembaca dapat mengerti titik dan garis dalam dasar-dasar geometri.


2. Pembaca dapat memahami sinar dan ruas garis pada dasar-dasar geometri.
3. Pembaca dapat mengerti bidang dan ruang pada dasar-dasar geometri.
4. Pembaca dapat memahami sudut, kurva, dan jenis kurva pada dasar-dasar geometri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Titik Dan Garis


1. Titik
Titik dalam geometri adalah konsep abstrak yang tidak berbentuk. Sebuah titik
pada dasarnya statis dan tidak berdimensi. Titik digunakan untuk menentukan suatu
letak, titik tidak mempunyai panjang, lebar ketebalan maupun volume. Titik dapat
digambarkan dengan “ .” dan diberi nama huruf capital misalnya titik A, titik B.5
. . .
A B C
a) Macam-macam titik
1) Titik Balik
Titik balik memiliki dua kemungkinan yaitu titik paling bawah (titik
balik minimum) atau paling atas (titik balik maksimum) dari suatu parabola.
Ketika grafik telah melampaui titik balik, maka arah grafik akan berubah
menjadi berlawanan terhadap arah semula.

Titik balik maksimum Titik balik minimum


2) Titik Bagi Suatu Garis
Titik bagi suatu garis adalah titik yang membagi sebuah garis menjadi
dua bagian yang sama besar.

Titik C adalah titik bagi karena membagi garis AB menjadi dua


segmen garis yang sama besar yaitu segmen AC dan CB.
(3) Titik Belok
Titik belok banyak dijumpai pada kurva terbuka maupun tertutup
sederhana. Titik belok adalah titik yang menyebabkan arah suatu

5
Isrok’atun, “Pendidikan Matematika II”, Jawa Barat: UPI Sumedang Press, 2016, hlm 1.
3
kurva/garis berbelok terhadap arah semula.

Titik A pada gambar tersebut merupakan titik belok.

(4) Titik Berat

Titik berat adalah perpotongan dari garis-garis berat dari sebuah


bidang. Di bawah ini adalah salah satu titik berat pada biang segitiga
sembarang. Titik D adalah titik berat dari bidang tersebut.

Titik D adalah titik berat dari bidang tersebut.

(5) Titik Invarian

Titik invariant atau biasa juga disebut titik simetri adalah titik yang
menjadi pangkal garis simetri yang membagi sebuah bangun menjadi
dua bagian sama besar.

Titik E dan Fadalah titik invarian dan garis EF adalah garis simetri.

(6) Titik Pangkal


Titik pangkal biasa disebut dengan titik asal atau titik pusat
koordinat cartesius. Titik pangkal pada sistem koordinat cartsius adalah
titik

Titik (0,0) adalah titik pangkal


4
(7) Titik Potong
Titik potong terbentuk jika dua buah ruas garis atau lebih
berpotongan di satutitik, titik yang terbentuk disebut titik potong.

Titik A adalah titik potong

(8) Titik Sudut

Sudut terbentuk jika dua garis yang salah satu ujungnya bertemu disatu titik,
titik temu kedua ruas garis itu disebut sebagai titik sudut.

b) Kedudukan Titik terhadap Garis dalam Ruang


Matematikawan beranggapan bahwa titik bukan berbentuk bundaran
yang nyata saja. Namun, bundaran yang tidak berukuran. Suatu titik dapat
dianggap memiliki dimensi nol yang berarti tanpa dimensi. Ketika dua titik
menjadi lokasi, maka sacara alami terdapat jarak diantara dua titik tersebut.
Kedudukan titik di atas garis sering dikenal dengan koordinat.6
Terdapat 2 macam kedudukan titik, antara lain sebagai berikut:
1) Titik Terletak pada Garis
Titik terletak pada garis merupakan titik yang terletak pada garis yang
dilaluinya. Misalnya pada gambar di bawah ini

Titik A dan C terletak pada garis g

6
Meilatifa, dkk, Geometri Datar (Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati), hlm 9.
5
2) Titik diluar garis merupakan titik yang terletak diluar dan tidak dapat dilalui
oleh garis tersebut.

.B
g
Titik B berada di luar garig g
(3) Jarak titik ke garis
Jarak titik merupakan jarak antara dua titik yang dapat menarik garis terpendek
antara kedua titik tersebut. Jarak titik A dengan garis g adalah panjang garis AA’.
Apabila sebuah titik berada diluar garis maka terdapat jarak antara titik ke garis
itu. Jarak antara sebuah titik A ke garis g (titik A berada diluar garis g) dapat dicari
dengan cara:

Tarik garis dari titk A tegak lurus terhadap garis g sehingga memotong garis.
Tersebut di A’, maka AA’ adalah jarak yang dimaksudkan itu.
c) Kedudukan Titik terhadap Bidang dalam Ruang
1) Titik Terletak pada Bidang
Titik terletak pada bidang adalah jika titik A dapat dilalui oleh bidang ɑ,
maka dikatakan titik A terletak pada bidang ɑ. Jika suatu titik tidak dapat
dilalui oleh sebuah bidang, maka titik tersebut tidak terletak pada bidang.
Sebagai contohnya yaitu pada gambar kubus di bawah ini:

6
Titik yang terletak pada bidang ɑ adalah titik B, C , dan D. Jelas terlihat bahwa
bidang ɑ melewati titik B, C, dan D.
2) Titik di Luar Bidang
Jika titik B tidak dapat dilalui oleh bidang β, maka dikatakan titik B
berada di luar bidang β. Perhatikan gambar di bawah ini

Titik A, B, C, dan D tidak terletak pada bidang β karena titik-titik A, B, C dan


D tidak dilewati bidang β. Sebagai contoh β kubus ABCD.EFGH di bawah ini

Bidang DCGH sebagai wakil bidang U. Titik-titik sudut kubus yang terletak
pada bidang U adalah titik-titik D, C, G, H. Titik-titik sudut kubus yang berada di
luar bidang U adalah titik-titik A, B, F, E7.

7
Ahmad Faizun Daroini, Modul Pembelajaran Matematika Dimensi Tiga dengan Aplikasi GeoGebra, Gresik:
Caremedia Communication, 2022
7
2. Garis

Garis merupakan kumpulan dari banyak titik yang terhubung secara


kontinu dengan satu titik akhir dan satu titik awal. Garis mempunyai panjang
tetapi tidak memiliki lebar. Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan pada
suatu benang yang dibentangkan hal tersebut disebut garis. Penamaan garis
umumnya menggunakan dua awal yang menunjukan titik awal dan titik akhir.
Misalnya garis AB.8

A B

C D

Garis tidak hanya berbentuk lurus tetapi juga ada garis yang membentuk
lengkung.

a) Macam-macam garis
1) Garis bagi
Garis bagi adalah garis yang membagi sebuah dudut bangun menjadi dua
bagian yang sama besar.
Contoh gambar: D

A C B

2) Garis berat

8
Muhammad Rizky Ramadhani Noor, “Pendahuluan Geometri”, 2020, hlm 2.

8
Garis ini merupakan garis yang di tarik dari sudut bangun ruang dan
membagi sisi yang saling berhadapan serta menjadi dua bagian yang sama
besar.

3) Garis bilangan
Garis ini adalah garis yang setiap titikmya terdapat bilangan atau angka –
angka.
Contoh gambarnya:

4) Garis sejajar
Garis dikatakan sejajar jika terletak dalam bidang datar dan diantara garis
yang tidak memotong. Contohnya pada gambar di bawah ini

Garis AB sejajar dengan garis DC


Garis AD sejajar dengan garis BC
b) Kedudukan Garis terhadap Garis Lain9
Kedudukan antara dua garis di dalam ruang terdapat empat kemungkinan, yaitu
berimpit, berpotongan, sejajar, atau bersilangan.
1) Dua garis berimpit
Dua garis berimpit jika kedua garis itu mempunyai paling sedikit dua buah
titik persekutuan. Contohnya pada gambar di bawah ini

9
Marthen Kanginan, Cerdas Belajar Matematika, Bandung: Grafindo, 2007

9
Garis a dan b saling berhimpit

2) Dua Garis Berpotongan


Dua garis berpotongan jika kedua garis itu mempunyai satu titik
persekutuan. Titik ini disebut titik potong kedua garis itu. Contohnya pada
gambah di bawah ini

Garis a dan b saling berpotongan pada titik P

3) Dua Garis Sejajar

Dua garis sejajar jika kedua garis itu terletak pada satu bidang, tetapi tidak
mempunyai titik persekutuan. Contohnya pada gambar di bawah ini

Garis a dan b saling sejajar

4) Dua Garis Bersilangan

Dua garis bersilangan jika melalui kedua garis itu tidak dapat dibuat suatu
bidang. Dengan kata lain, kedua garis itu tidak terletak pada satu bidang.
Contohnya pada gambar di bawah ini

10
Garis a dan b saling bersilangan

c) Keduduka Garis terhadap Bidang

Terdapat tiga kemungkinan kedudukan garis terhadap bidang, yaitu garis


terletak pada bidang, garis sejajar bidang, dan garis menembus bidang.

1) Garis Terletak pada Bidang

Garis terletak pada bidang jika terdapat minimal dua buah titik yang terletak
pada garis dan juga terletak pada bidang. Dengan kata lain, terdapat dua
buah titik persekutuan antara garis dan bidang. Contohnya pada gambar di
bawah ini

Garis I terletak pada bidang α

2) Garis Sejajar Bidang

Garis sejajar bidang jika garis dan biidang tidak mempunyai titik
persekutuan walaupun garis itu diperpanjang dan bidang itu diperluas.
Contohnya pada gambar di bawah ini

Garis I sejajar dengan bidang α

3) Garis Menembus Bidang

Garis menembus bidang jika dan hanya jika terdapat saytu titik persekutuan
antara garis dan bidang. Titik persekutuan ini disebut titik tembus.

11
Contohnya pada gambar di bawah ini

Garis I menembus bidang α


B. Sinar dan Ruas Garis
Sinar garis merupakan himpunan bagian dari suatu garis. Sinar garis adalah
suatu garis yang dimulai dari satu titik dan memanjang secara tak terhingga dalam
satu arah. Atau dapat diketahui Sinar garis adalah garis yang berpangkal tetapi tidak
berujung.

Salah satu contoh sinar garis dalam kehidupan sehari-hari adalah sinar yang
dipancarkan dari suatu lampu senter atau lampu sepeda motor. Titik pangkal sinar
garis adalah terletak pada ”dop” lampu senter tersebut.
Salah satu ide yang penting dipelajari dalam geometri adalah ruas garis. Ruas
garis merupakan bagian dari suatu garis. Jika pada suatu garis g dipilih dua titik
berlainan P dan Q maka himpunan semua titik P, Q, dan titik-titik di antara P dan Q
pada garis g membentuk ruas garis PQ. Ruas garis PQ mempunyai ukuran dan
disebut panjang PQ. Atau dapat disimpulkan bahwa ruas garis merupakan garis yang
berpangkal dan berujung.

12
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali contoh dari ruas garis. Salah satu sisi
papan tulis, salah satu sisi meja tulis, seutas tali sepanjang 2 m yang
direnggangkan, dan masih banyak lagi.10
C. Bidang dan Ruang
1. Bidang datar
Bidang menjadi salah satu unsur dari dasar geometri yang berbeda dengan
titik dan garis. Bidang merupakan suatu ide yang dimiliki seseorang secara
abstrak yang hanya dalam pemikiran. Bidang disebut sebagai permukaan datar
yang meluas ke segala arah dengan tidak terbatas dan tidak memiliki ketebalan.
Bidang juga masuk kedalam bangun ruang dua dimensi, hal ini dikarenakan
bidang hanya memiliki dua unsur yaitu panjang dan lebar. 11
Pada pembelajaran matematika di SD secara umum bidang datar ada dua jenis
yaitu:
a) Bangun datar konveks
Bangun datar ini merupakan bangun datar yang bersifat menghubungkan
antara dua titik pada keliling bidang maka semua ruas garis berada di dalam
bangun datar tersebut.
Perhatikan gambar ini
A A

B B

Pada bangun datar tersebut terdapat titik A dan B maka ruas bidang garis
AB di dalam bangun datar tersebut. Bangun datar ini disebut dengan bangun
datar sederhana.

b) Bangun datar Konkaf


Bangun datar konkaf terdapat ruas garis yang menghubungkan dua titik
pada sisinya, dengan sebagian/seluruh ruas garis di bagian luar bangun datar.
10
Muchtar Abdul Karim dan Erry Hidayanto, “Bangun Datar”, Pendidikan Matematika 2, 2020, hlm. 7-
8.
11
Novia Kusumawati, Buku Ajar Geometri, (Pekalongan: Universitas Pekalongan, 2012), hlm 5.

13
Perhatikan gambar ini

B A
A B

Pada bangun datar tersebut terdapat dua ruas garis AB yang sebagian/seluruh
ruas garisnya terletak di bagian luar bangun tersebut, maka bangun datar di
atas merupakan bangun datar konkaf.12

2. Bangun Ruang
Bangun ruang merupakan bangun yang memiliki sisi, rusuk, dan titik
sudutnya. Pada geometri sendiri yang menghubungkan antara titik-titik, garis-
garis, bidang-bidang, bangun datar, dan bangun ruang yang terkonsep.13
Pada bangun ruang sendiri memiliki ukuran suatu bangun ruang yang disebut
sebagai volume bangun ruang.

Ba Balok

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa balok merupakan bangun ruang 3D
yang terbentuk berdasarkan persegi panjang dan persegi. Balok sendiri memiliki
6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.

Kubus

12
Agus Suharjana, Markaban, & Hanan WS, Modul Matematika SD Program BERMUTU: Geometri
Datar dan Ruang di SD, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm 6.
13
Jitu Halomoan Lumbantoruan, Bangun Datar dan Bangun Ruang, (Purbalingga: Eureka Mdia Aksara,
2021), hlm 284.

14
Berdasarkan gambar di atas, kubus juga menjadi salah satu bangun ruang 3D
yang memiliki enam bidang sisi yang kongruen. Kubus memiliki 6 sisi, 12
rusuk, dan 8 titik sudut.

Tabung

Berdasarkan gambar di atas, tabung juga menjadi salah satu bangun ruang 3D.
Tabung merupakan bangun ruang yang memiliki sisi alas berbentuk lingkaran.

Prisma

Bangun ruang prisma merupakan bangun ruang 3D. Untuk mengitung volume
dan luas prisma dapat dilakukan sebagai berikut.
D. Sudut, Kurva, dan Jenis Kurva
1. Sudut
Sudut adalah suatu himpunan titik-titik, yang terdiri dari dua sinar yang
tidak terletak pada satu garis yang sama tetapi mempunyai titik ujung yang
sama. Titik ujung yang sama ini disebut titik sudut, sedangkan sinarnya disebut
sisi sudut. Penamaan sudut didasarkan pada tiga huruf dari titik pada sinar-sinar.
Penamaan sudut:
Sudut ABC ∠ABC
Sudut CBA ∠CBA
Sudut PQR ∠PQR
Sudut RQP ∠RQP

15
Suatu sudut dibentuk oleh dua sinar garis membagi bidang dalam tiga
daerah, yaitu: (1) sudut itu sendiri, (2) daerah dalam (interior) sudut, yaitu semua
titik pada bidang (terkecil) antara dua kaki sudut, dan (3) daerah luar (eksterior)
sudut, yaitu semua titik pada bidang yang bukan pada sudut, dan bukan pula
pada interiornya.

Perhatikan bahwa interior sudut adalah daerah cembung (konveks). Sedangkan


eksteriornya adalah cekung (konkaf). Jika dua sinar garis membentuk satu garis
maka sudut dibentuk tidak mempunyai interior. Dua sudut yang mempunyai titik
sudut yang sama, mempunyai satu sisi yang saling berimpit, tetepi interiornya
tidak sama disebut sudut yang bersisian. Gambar di bawah berikut
menunujukkan bahwa ∠ABC dan ∠CBD saling bersisian, akan tetapi ∠ABC dan
∠ABD tidak bersisian.

Untuk mengukur sudut digunakan alat yang disebut busur derajat seperti yang
terlihat pada gambar di bawah ini. Cara menggunakannya adalah sebagai
berikut. Misalkan kita akan mengukur besarnya ∠AOB, AOC, dan ∠BOC. Kita
tempatkan pusat busur derajat pada titik sudut yang diukur, dengan tanda nol
derajat (0) ditempatkan pada salah satu kaki sudut. Ukuran sudut tersebut dapat
ditentukan dengan membaca bilangan yang ditunjuk oleh sisi sudut kedua.

16
Berdasarkan gambar di atas untuk ∠AOB: pertama, tempatkan pusat busur
derajat di titik O dan tanda nol derajat pada sisi OA. Kedua, kita membaca
bilangan pada busur derajat yang berada tepat pada sisi OB, dan bilangan inilah
yang merupakan ukuran ∠AOB yaitu 60", Busur derajat umumnya ditandai dari
0"sampai 180. Ukuran ∠AOB biasanya dinyatakan dengan m∠AOB). Jadi,
m(∠AOB) = 60°, Untuk AOC dan ∠BOC, dengan cara yang sama dapat
diketahui besarnya, yakni mi∠AOC) 135°, dan m(BOC) = 135°-60-75°. Suatu
sudut yang ukurannya kurang dari 90° disebut sudut lancip. Sudut yang
ukurannya sama dengan 90° disebut sudut sika-siku. Sudut yang ukurannya
lebih dari 90° tapi kurang dari 180" disebut sudut tumpul. Sudut yang ukurannya
sama dengan 180 disebut sudut lurus, Sedangkan sudut yang ukurannya lebih
dari 180 disebut sudut reflex14. Berikut beberapa contoh jenis sudut.
a. Dua Sudut Kongruen

AOB kongruen dengan CPD (biasanya ditulis sebagai: AOB ≅


CPD). Dua buah sudut dikatakan kongruen jika besar ukuran dua sudut
sama.

b. Sudut Suplemen (Berpelurus)


AOC suplemen COB, atau COB suplemen AOC. Jumlah besar sudut
berpelurus adalah 180°.

14
Maulana, Konsep Dasar Dan Pedagogi Mtematika Sequel 2 (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2018).

17
c. Sudut Siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang kongruen dengan suplemennya dan
mempunyai besar sudut 90°. AOC ≅COB dan AOC ≅ COB, maka
AOC dan COB sudut siku-siku.

d. Sudut Komplemen
Sudut komplemen adalah sudut yang besarnya 90° atau disebut juga dengan
sudut berpenyiku.

e. Sudut Lancip
Sudut lancip adalah sudut yang ukurannya kurang dari 90°.

f. Sudut tumpul adalah sudut yang ukurannya antara 90° sampai 180° .

18
g. Sudut Bertolak Belakang
Andaikan terdapat dua buah garis yang saling berpotongan.

Maka AOB = COD dan AOD = BOC AOB dan COD disebut
sudut yang saling bertolak belakang atau sudut bertolak belakang, begitu
pula dengan sudut bertolak belakang.
Sedangkan pada gambar di bawah ini, terdapat dua buah garis sejajar
dipotong oleh sebuah garis, sehingga akan terbentuk 8 daerah sudut, atau
beberapa pasangan–pasangan sudut.

Berikut adalah sudut-sudut yang berkaitan dengan gambar di atas.


h. Sudut Sehadap yaitu pada pasangan L1 dan K1 disebut sudut sehadap.
Besar sudut sehadap adalah sama atau L1 = K1.
i. Sudut Dalam Berseberangan
Perhatikan contoh pasangan sudut berikut ini: L1 dan K3 disebut sudut
dalam berseberangan. Besar sudut dalam berseberangan adalah sama atau
L1 = K3. Berikut adalah cara untuk menunjukkan besar sudut dalam
berseberangan adalah sama: L1 = L3 karena sudut bertolak belakang
L3 = K3 karena sudut sehadap, maka: L1 = K3.
j. Sudut Luar Berseberangan
Perhatikan contoh pasangan sudut berikut ini: L2 dan K4 disebut sudut
luar berseberangan. Besar sudut luar berseberangan adalah sama atau
L2=K4. Berikut adalah cara untuk menunjukkan besar sudut luar
berseberangan adalah sama: L2 = L4 karena sudut bertolak belakang
L4 = K4 karena sudut sehadap, maka: L2 = K4.
k. Sudut Dalam Sepihak

19
Perhatikan contoh pasangan sudut berikut ini: L1 dan K2 disebut sudut
dalam sepihak. Jumlah besar sudut dalam sepihak adalah 180° atau L1 +
K2 = 180° . Berikut adalah cara untuk menunjukkan jumlah besar sudut
dalam sepihak adalah 180° : L1 = K1 karena sudut sehadap K1 + K2
= 180° karena sudut berpelurus, maka: L1 + K2 = 180°.
l. Sudut Luar Sepihak
Perhatikan contoh pasangan sudut berikut ini: L2 dan K1 disebut sudut
luar sepihak. Jumlah besar sudut luar sepihak adalah 180°. atau L2 + K1
= 180°. Berikut adalah cara untuk menunjukkan jumlah besar sudut luar
sepihak adalah 1800 : L2 = K2 karena sudut sehadap K2 + K1 =
1800 karena sudut berpelurus, maka: L2 + K2 = 180° . 15
2. Kurva
Suatu kurva pada bidang dapat dipikirkan sebagai himpunan titik-titik yang
dapat digambar tanpa mengangkat pensil dari kertas. Ketika pensil (alat tulis)
yang digoreskan pada bidang tulis tidak diangkat, maka akan dihasilkan goresan
kontinu (tidak terputus) dan gambar itulah yang dimaksud dengan kurva atau
lengkungan. Tetapi ketika goresan pada bidang tulis diangkat dan kemudian
dilanjutkan sehingga menjadi goresan yang tidak kontinu (terputus) maka
gambar yang diperoleh adalah bukan kurva.
3. Jenis-jenis Kurva
Kurva atau lengkungan yang terletak pada bidang dapat diklasifikasikan
menjadi empat jenis. Kurva terbuka sederhana, kurva terbuka tidak sederhana,
kurva tertutup sederhana, dan kurva tertutup tidak sederhana. Apabila sebuah
kurva tertutup sederhana terletak pda bidang, kurva tersebut membagi bidang
menjadi tiga himpunan titik yang saling lepas. Pertama himpunan titik di dalam
kurva, kedua himpunan titik di luar kurva, dan ketiga himpunan titik pada kurva.
Kurva tertutup tidak sederhana adalah lengkungan yang titik berangkatnya
saling berimpit dengan titik akhirnya dan ada titik potong pada dirinya. Kurva
tertutup tidak sederhana pada bidang minimal membagi himpunan titik pada

15
Andhin Dyas Fioiani, Geometri (Modul Pendidikan Profesi Guru Modul 2 Pendalaman Materi
Matematika, 2021).

20
bidang menjadi empat himpunan titik saling lepas. Gambar di bawah ini adalah
gambar empat jenis kurva tersebut.

(i) Kurva terbuka sederhana


Kurva terbuka sederhana adalah lengkungan yang titik/awalnya tidak
berimpit dengan titik akhirnya dan tidak terdapat titik potong pada
dirinya.
(ii) kurva terbuka tidak sederhana
Kurva terbuka tidak sederhana adalah Kurva terbuka tidak sederhana
adalah lengkungan yang titik berangkatnya/awal tidak berimpit
dengan titik akhirnya dan ada titik potong dalam dirinya.
(iii) Kurva tertutup sederhana,
Kurva tertutup sederhana adalah lengkungan yang titik
berangkatnya/awal berimpit dengan titik akhirnya dan tidak ada titik
potong pada dirinya.
(iv) Kurva tetutup tidak sederhana
Kurva tetutup tidak sederhana adalah lengkungan yang titik
berangkatnya/awal berimpit dengan titik akhirnya dan ada titik potong
pada dirinya.16

16
Goenawan Roebyanto, Geometri, Pengukuran Dan Statistik (Malang: Gunung Samudera, 2014).

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Titik dalam geometri adalah konsep abstrak yang tidak berbentuk. Sebuah
titik pada dasarnya statis dan tidak berdimensi. Garis merupakan kumpulan dari
banyak titik yang terhubung secara kontinu dengan satu titik akhir dan satu titik
awal. Bidang disebut sebagai permukaan datar yang meluas ke segala arah dengan
tidak terbatas dan tidak memiliki ketebalan. Bangun ruang merupakan bangun yang
memiliki sisi, rusuk, dan titik sudutnya. Sinar garis adalah suatu garis yang dimulai
dari satu titik dan memanjang secara tak terhingga dalam satu arah. ruas garis
merupakan garis yang berpangkal dan berujung. Sudut adalah suatu himpunan titik-
titik, yang terdiri dari dua sinar yang tidak terletak pada satu garis yang sama tetapi
mempunyai titik ujung yang sama. Sedangkan suatu kurva pada bidang dapat
dipikirkan sebagai himpunan titik-titik yang dapat digambar tanpa mengangkat
pensil dari kertas. Kurva atau lengkungan yang terletak pada bidang dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis. Kurva terbuka sederhana, kurva terbuka tidak
sederhana, kurva tertutup sederhana, dan kurva tertutup tidak sederhana.

B. Saran
Berdasarkan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca
makalah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Daroini, Ahmad Faizun.2022. Modul Pembelajaran Matematika Dimensi Tiga dengan


Aplikasi GeoGebra. Gresik: Caremedia Communication
Fasha, dkk. (2018). “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis
Matematis Siswa melalui Pendekatan Metakognitif”. Jurnal Didaktik
Matematika, Vol. 5, No. 2.
Fioiani, Andhin Dyas. Geometri. Modul Pendidikan Profesi Guru Modul 2 Pendalaman
Materi Matematika, 2021.Isrok’atun. (2016). Pendidikan Matematika II. Jawa
Barat: UPI Sumedang Press.
Kanginan, Marthen. 2007. Cerdas Belajar Matematika. Bandung: Grafindo
Karim, Muchtar Abdul dan Erry Hidayanto. (2020). “Bangun Datar”, Pendidikan
Matematika 2, Jakarta: Universitas Terbuka.
Kusumawati, Novia. (2012). Buku Ajar Geometri. Pekalongan: Universitas Pekalongan.
Lumbantoruan, Jitu Halomoan. (2021). Bangun Datar dan Bangun Ruang. Purbalingga:
Eureka Mdia Aksara.

Maulana. Konsep Dasar Dan Pedagogi Mtematika Sequel 2. Sumedang: UPI Sumedang
Press, 2018.

Meilantifa, dkk. (2018). Geometri Datar. Bandung: Bahasa dan Sastra Arab Fakultas
Adab dan Humanoria UIN Sunan Gunung Djati.

Noor, Muhammad Rizky Ramadhani. 2020. “Pendahuluan Geometri”.


Nurhasanah, dkk. (2017). Concept of Triangle: Examples of Matematical Abstration in
Two Different Contexts. International Journal on Emerging Mathematics
Education, Vol. 1, No. 1.
Pemedikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Pemedikbud Nomor 24
Tahun 2016 tentang kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Purwaningrum, Jayati Putri. (2019). Konsep Geometri dan Pengukuran. Kudus:
Univesitas Muria Kudus, 2019.

23
Roebyanto, Goenawan. (2014). Geometri, Pengukuran dan Statistik. Malang: Gunung
Samudrera.

Saadah, Fanny Nur. (2018). “MODUL MATEMATIKA ‘Garis Dan Sudut’”. MODUL
MATEMATIKA KELAS VII.
Suharjana, Agus, Markaban, & Hanan WS. (2009). Modul Matematika SD Program
BERMUTU: Geometri Datar dan Ruang di SD. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.

24

Anda mungkin juga menyukai