Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP BANGUN DATAR LINGKARAN, SIMETRI, DAN BIDANG


KOORDINAT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Matematika

Dosen Pengampu:

Hj. Erni Nurjanah, M.Pd.

Oleh:

Siti Jihan Priyanti 60403070120040

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BINA MUTIARA SUKABUMI

2021

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil’alamin, segala puja dan puji bagi Allah SWT, serta shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada jungjungan Nabi Muhammad Saw. Sebagai wujud
memenuhi tugas Konsep dasar Matematika yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan mahasiswa/i di STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI
khususnya bagi prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar umumnya bagi seluruh prodi lainnya.
Penulis menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, yang bersumber baik dari
pengetahuan, media sosial, buku maupun sumber lainnya. Penulis berterimakasih kepada ibu
Hj. Erni Nurjanah, M.Pd yang telah memberikan tugas ini, karena berkat tugas dari beliau
pengetahuan penulis menjadi bertambah.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Baik kesalahan dalam penulisan maupun kesalahan dalam penyusunan kata. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk senantiasa memberikan kritik
dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, 27 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan makalah ........................................................................................... 2

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Bangun Datar.............................................................................. 3


B. Macam-macam dan Sifat-sifat Bangun Datar............................................... 3
C. Lingkaran....................................................................................................... 8
D. Simetri ........................................................................................................... 9
E. Pengubinan .................................................................................................... 10
F. Bidang Koordinat .......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2007:1) mengungkapkan bahwa matematika
itu adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif;
ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsure yang
tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke
dalil. Sementara itu Hudojo (2005:36) secara singkat mengatakan bahwa “Matematika
memiliki objek tujuan yang abstrak, yang berkenaan dengan konsep-konsep abstrak dan
penalarannya deduktif”.
Lebih lanjut menurut Hudojo (2005:36) mengungkapkan bahwa matematika itu
berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara
logis. Matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-
operasinya, melainkan juga unsur ruang. Lebih lanjut menurut Tinggih dalam (Hudojo,
2005:35) sasaran matematika ditujukan kepada hubungan, pola, bentuk, dan struktur.
Pemahaman terhadap struktur-struktur dan proses simbolisasi memberikan fasilitas
komunikasi dan dari komunikasi ini kita mendapatkan informasi. Dari informasi-informasi
ini dapat membentuk konsep baru. Dengan demikian simbol-simbol bermanfaat untuk
kehematan intelektual, sebab simbol-simbol dapat digunakan dalam mengkomunikasikan
ide secara efektif dan efisien. Karena itu belajar matematika sebenarnya untuk
mendapatkan pengertian hubungan-hubungan dan simbol-simbol serta kemudian
mengaplikasikan dalam kehidupan yang nyata. Dengan demikian hakekat matematika
adalah hal-hal yang berhubungan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungannya
diatur menurut aturan yang logis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bangun datar?
2. Apa saja Macam-macam dan sifat-sifat bangun datar?
3. Apa yang dimaksud dengan lingkaran?
4. Apa yang dimaksud dengan simetri?
5. Apa yang dimaksud dengan pengubinan?
6. Apa yang dimaksud dengan bidang koordinat?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu bangun datar
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dan sifat-sifat bangun datar
3. Untuk mengetahui lingkaran
4. Untuk mengetahui simetri
5. Untuk mengetahui pengubinan
6. Untuk mengetahui bidang koordinat

2
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI
A. Pengertian Bangun Datar
Isma (Imam Roji. 1997) Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang
dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. Isma  (Julius Hambali, Siskandar, dan
Mohamad Rohmad, 1996) Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata
yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau
tebal.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan
bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis
lurus atau lengkung. Bangun  Datar  juga
merupakan  sebuah  bangun  berupa  bidang  datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis.
Jumlah dan model ruas garis
yang   membatasi   bangun   tersebut   menentukan   nama   dan   bentuk bangun datar
tersebut. Misalnya:
a. Bidang yang dibatasi oleh 3 ruas garis, disebut bangun segitiga.
b. Bidang yang dibatasi oleh 4 ruas garis, disebut bangun segiempat.
c. Bidang  yang  dibatasi  oleh  5  ruas  garis,  disebut  bangun  segilima dan seterusnya.
B. Macam-macam dan sifat-sifat Bangun Datar
Dilihat dari banyak segi/sisinya, bangun datar dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu:
Bangun datar Segitiga dan bangun datar Segiempat dan Lingkaran.
Jumlah ruas garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun datar merupakan
salah satu sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun datar ditentukan oleh jumlah
ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-lain.
1. Persegi
Persegi adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi sama panjang.
  Bangun datar persegi memiliki sifat sebagai berikut:
a. Memiliki empat ruas garis: AB, DC,  AD dan BC.
b. Keempat ruas garis itu sama panjang.
c. Memiliki empat buah sudut sama besar (90’).
Rumus Persegi
            Luas                = s x s = s2
            Keliling           = 4 x s

3
            Ket :   s            = panjang sisi persegi

2. Persegi Panjang
Persegi Panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan yang
sama panjang, dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku.
Persegi panjang memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 4 ruas garis: AB , DC, AD dan BC.
b. Dua ruas garis yang berhadapan sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran panjang dan lebar.
d. Memiliki empat buah sudut sama besar (90o).
Rumus Persegi Panjang                                                           
Keterangan :
Luas = p x l                                                                 p = Panjang
Keliling = 2p + 2l                                                        l  = Lebar
3. Segitiga
Segitiga merupakan bangun datar yang terbentuk dari tiga buah titik yang
tidak terletak pada satu garis lurus dan saling dihubungkan akan berpotongan dan
membentuk tiga buah sudut. Titik potong garis tersebut merupakan titik sudut
segitiga. Segitiga sendiri ada beberapa macam.
1) Jenis segitiga bedasarkan panjang sisinya, dibagi menjadi:
a) Segitiga sama kaki
yaitu segitiga yang mempunyai dua sisi sama panjang. Akibatnya,
Segitiga sama kaki juga memiliki dua sudut yang berhadapan sama besar
atau sering disebut kaki segitiga.
Bangun segitiga sama kaki memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC
b. Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC.
c. Memiliki dua macam ukuran alas  dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut lancip.
b) Segitiga sama sisi
Segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
Akibatnya, ketiga sudutnya sama besar, yaitu 60.
Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

4
a. Memiliki 3 ruas garis:  AB, AC, dan BC
b. Ketiga (semua)  ruas garis sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran alas  dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut sama besar (60o)
c) Segitiga sembarang
Segitiga sembarang, yaitu segitiga yang ketiga sisinya berbeda
panjangnya. Akibatnya, ketiga sudut segitiga tersebut juga tidak ada  yang
sama. Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Memiliki 3 ruas garis: GH, HI, dan IG
b. 3 sisinya tidak sama panjang
c. Punya 3 sudut lancip yang tidak sama besar
2) Jenis segitiga bedasarkan besar sudutnya, dibagi menjadi:
a) Segitiga siku-siku
yaitu segitiga yang besar salah satu sudutnya 90(siku-siku).
Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis:  AB, AC, dan BC
b. Memiliki dua macam ukuran alas  dan tinggi.
c. Memiliki dua buah sudut sama besar (60o)
b) Segitiga tumpul
yaitu segitiga yang besar salah satu sudutnya   lebih dari90 atau sudut
tumpul.
Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis:  DE, EF, FD`
b. Memiliki lebih dari 90’ tetapi kurang dari 180’
c. Segitiga lancip
Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis:  GH, HI, IG.
b. Memiliki sudut yang besarnya kurang dari 90’.
Rumus luas segitiga                                                         
Keterangan :
L = ½ a x t                                                                        a = alas
K = s + s + s                                                                      t = tinggi
Dengan s = sisi

5
4. Belah Ketupat
Bangun belah ketupat memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut.
b. Keempat sisinya sama panjang.
c. Memiliki 2 pasang sudut yang berhadapan sama besar.
d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus.
e. Memiliki 2 simetri lipat.
f. Memiliki simetri putar tingkat 2.
Rumus belah ketupat :
Luas = ½ x diagonal 1 x diagonal 2
Keliling = 4s atau sisi x sisi x sisi x sisi
5. Trapesium
Trapesium terbagi atas beberapa bangun datar diantaranya.
1) Trapesium sama kaki
Bangun datar Trapesium memliki sifat-sifat diantaranya:
a. Terdapat 1 pasang sisi yang sejajar (BA,CD).
b. Terdapat 2 pasang sudut yang sama besar (sudut A dan sudut D, sudut B
dan  sudut C).
2) Trapesium Siku-siku.
Pada trapezium siku-siku, selain memiliki sepasang sisi yang sejajar,
juga memiliki satu buah sudut siku-siku. Pada gambar di bawah ini.
Bangun datar Trapesium siku-siku memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Mempunyai 2 sudut siku-siku.
b. Diagonal tidak sama panjang.
c. Tidak mempunyai simetri lipat.
d. Trapesium sembarang
 Pada trapesium sembarang, sisinya tidak sama panjang dan tidak ada
yang tegak lurus dengan sisi sejajarnyanya. Pada gambar dibawah merupakan
trapesium sembarang.
Bangun datar Trapesium sembarang memiliki Sifat-sifat sebagai berikut.
a. Keempat sisinya tidak sama panjang.
b. Keempat sudutnya tidak sama besar.

6
c. Diagonalnya tidak sama panjang.
d. Tidak memiliki simetri lipat.

Rumus Trapesium
K=(a+b)+(c+d)
L=½x(a+b)xt
6. Layang-Layang
Layang-layang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua
pasang rusuk yang masing-masing pasanganya sama panjang dan saling membentuk
sudut.
Pada bangun datar Layang - Layang, mempunyai sifat-sifat diantaranya :
a. Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut.
b. Memiliki 2 pasang sisi yang sama panjang.
c. Memiliki 2 sudut yang sama besar.
d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus.
e. Salah satu diagonalnya membagi diagonal yang lain sama panjang.
f. Memiliki 1 simetri lipat.
Rumus
•     Luas = ½ x AC x BD
•     Keliling = AB + BC + CD + AD
7. Jajar Genjang
Jajar Genjang adalah bangun datar dua dimensi yang yang dibentuk oleh dua
pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasanganya,
dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing masing sama besar
dengan sudut di hadapanya.
Pada bangun datar Jajaran Genjang, mempunyai sifat-sifat diantaranya :
a. Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut
Rumus
Luas = ½ x AC x BD
Keliling = AB + BC + CD + AD
8.  Lingkaran
Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik
persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak

7
tersebut biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari. Sifat lingkaran yaitu
memiliki simetri lipat dan simetri putar yang tak terhingga jumlahnya.

Bangun datar Lingkaran memiliki sifat-sifat sebagai berikut.


a. Mempunyai 1 sisi
b. Memiliki simetri putar dan simetri lipat tak terhingga
Rumus:
    L =  r2

C. Lingkaran
1. Pengertian Lingkaran
Menurut definisi yang dimuat di wikipedia, dalam geometri Euklid, sebuah
bangun datar lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang dalam jarak tertentu,
yang disebut jari-jari, dari suatu titik tertentu, yang disebut pusat. Lingkaran sendiri
merupakan contoh dari kurva tertutup sederhana, membagi bidang menjadi bagian
dalam dan bagian luar.
Lingkaran ini nantinya mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
a. titik pusat lingkaran
b. jari-jari lingkaran
c. diameter lingkaran
d. tali busur lingkaran
e. busur lingkaran
f. Apotema
g. Tembereng
h. Juring
2. Ciri ciri Bangun Datar Lingkaran
a. Lingkaran tidak mempunyai titik sudut serta jumlah sudutnya adalah 30 derajat
Berbeda dengan bangun datar lain, bangun datar lingkaran justru tidak
memiliki titik sudut. Segitiga, punya 3 titik sudut. Segi empat, punya 4 titik sudut.
Segi lima punya 5 titik sudut. Tapi lingkaran, tidak punya titik sudut.

8
b. Lingkaran memiliki jari-jari dan diameter
Ciri khas lingkaran yang tidak dimiliki oleh bangun datar lainnya adalah jari-
jari dan diameter ini. Diameter merupakan garis yang menghubungkan dua titik di
bagian lengkung lingkaran dan melewati titik pusat lingkaran.

Sedangkan jari-jari merupakan panjang setengah diameter, menghubungkan


titik pusat lingkaran dengan titik lengkung lingkaran.

c. Lingkaran memiliki simetri lipat tidak terhingga


Keistimewaan lingkaran, bangun datar ini memiliki simetri lipat yang
jumlahnya tak terhitung. Tidak ada bangun datar lain yang memiliki simetri lipat
sebanyak ini.

d. Lingkaran mempunyai simetri putar tak terhingga

3. Unsur-unsur pada lingkaran:


1. Jari-jari (radius = r) adalah ruas garis yang menghubungkan suatu titik pada
lingkaran dengan titik pusat lingkaran itu.
2. Garistengah (diameter) adalah ruasgaris yang menghubungkan dua titik pada
lingkaran dan melalui titik pusat lingkaran itu.
3. Ruas garis yang menghubungkan dua titik pada lingkaran disebut talibusur.
Jadi diameter adalah talibusur yang melalui titik pusat lingkaran.
4. Apotema adalah ruasgaris yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan titik
tengah suatu talibusur pada lingkaran itu. Apotema dapat juga diartikan sebagai
ruasgaris yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan dengan talibusur dan
tegaklurus terhadap talibusur itu.
5. Juring lingkaran adalah bagian dari daerah lingkaran itu yang dibatasi oleh dua
buah jari-jari dan sebuah busur yang menghubungkan salah satu ujung kedua jari-
jari itu. Tembereng adalah bagian dari daerah lingkaran yang dibatasi oleh suatu
busur dan talibusurnya.
D. Simetri
Dua macam simetri adalah simetri cermin dan simetri putar. Suatu bangun dikatakan
mempunyai simetri cermin (simetris) jika dapat dilipat hingga bagian yang satu dapat
dengan tepat menutup bagian yang lain.Garis lipatannya dinamakan sumbu simetri.

9
Berikut adalah contoh bangun-bangun yang mempunyai simetri cermin
(bangunbangun yang simetris).

Segitiga beraturan (segitiga samasisi) mempunyai tiga sumbu simetri,


segiempat beraturan (persegi) mempunyai empat sumbu simetri, dan layang-layang
mempunyai satu sumbu simetri.
Suatu bangun dikatakan mempunyai simetri putar jika ada titik pusat
pemutaran bangun tersebut dan dengan putaran kurang dari satu putaran penuh (360)
posisi bangun tersebut dapat seperti semula .
Segitiga samasisi dapat diputar 1/3 putaran, 2/3 putaran, dan satu putaran
penuh agar posisinya seperti posisi semula. Karena adanya tiga cara pemutaran
tersebut maka dikatakan bahwa segitiga samasisi mempunyai simetri putar tingkat
tiga. Persegi mempunyai simetri putar tingkat empat, dan segienam beraturan
mempunyai simetri putar tingkat enam.
Lingkaran mempunyai simetri putar tingkat tak hingga. Bangun-bangun yang
tidak dapat diputar kurang dari satu putaran penuh untuk posisi seperti semula
dikatakan tidak mempunyai simetri putar; dan dikatakan bahwa tingkat simetri
putarnya adalah tingkat satu.

E. Pengubinan
Suatu daerah bangun segibanyak yang dapat disusun dengan bangun-bangun lain yang
kongruen dengan bangun itu sehingga tanpa saling menindih dapat menutup bidang (datar)
dengan sempurna disebut ubin. Proses penyusunan ubin-ubin sehingga menutup bidang
secara lengkap (komplet) disebut pengubinan.
Ukuran sudut dalam segibanyak-segibanyak yang membentuk ubin haruslah
merupakan pembagi dari 360.

F. Bidang Koordinat

10
Dalam bahasan ini akan dibicarakan dua sistem koordinat pada bidang, yaitu
koordinat Kutub (koordinat Polar) dan koordinat Cartesius.
1. Koordinat Polar
N(6, 45) ) P(r,

6 r

45

Posisi suatu titik pada koordinat polar ditentukan oleh jarak titik itu terhadap
pusat koordinat dan besar sudut yang dibentuk oleh garis hubung titik itu dengan
pusat koordinat dan sumbu koordinat (Posisi sumbu koordinat adalah mendatar dari
titik pusat koordinat ke arah kanan).
2. Koordinat Cartesius
Sumbu koordinat Cartesius terbentuk dari sumbu absis (sumbu x) dan sumbu
ordinat (sumbu y). Sumbu absis biasanya mendatar/horizontal, sedangkan sumbu
ordinat biasanya vertikal. Letak (posisi) suatu titik pada bidang Cartesius ditentukan
oleh absis dan ordinat dari titik itu.
y

P(a,b)
a= absis
b= ordinat
x= sumbu absis
x
y = sumbu ordinat

Jarak antara titik A(x1,y1) dan titik B (x2,y2) pada bidang Cartesius dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

d (x1 x2)2 (y1 y2)2

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian bangun datar yaitu bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang
dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung
2. Macam-macam dan sifat bangun datar yaitu
a. Persegi
1) Sifat dari persegi yaitu: mempunyai 4 sisi dan 4 titik sudut,keempat
sisinya sama panjang
2) Rumus luas dan keliling
Luas = s x s
Keliling= 4 x sisi
b. Persegi panjang
1) Sifat dari persegi panjang yaitu: mempunyai 4 sisi dan 4 titik
sudut,mempunyai 2 sisi yang sejajar
2) Rumus luas dan keliling
Luas = panjang x lebar
Keliling = panjang + lebar + panjang + lebar
c. Segitiga
1) Sifat dari segitiga yaitu mempunyai 3 titik sudut dan 3 sisi
2) Rumus luas dan keliling
1
Luas = xaxt
2
Keliling = AB + AC + BC
d. Trepesium
1) Sifat dari trapesium yaitu: Mempunyai 4 sisi dan 4 titik
sudut,Mempunyai sepanjang sisi yang sejajar
2) Rumus luas dan keliling
a+b
Luas = x t , Keliling = AB + BC + CD + AD
2
e. Jajargenjang
1) Sifat dari jajargenjang yaitu: mempunyai 4 sisi dan 4 titik sudut, keempat
sudutnya tidak siku-siku, dan mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar.
2) Rumus luas dan keliling

12
Luas = alas x tinggi
Keliling = 2 (p + l)
f. Belah ketupat
1) Sifat dari belah ketupat yaitu: mempunyai 4 sisi dan 4 titik sudut,
keempat sisinya sama panjang, dan sudut-sudutnya tidak siku-siku
2) Rumus luas dan keliling
1
Luas = x diagonal 1 x diagonal 2
2
Keliling= 4 x sisi
g. Lingkaran
Luas ¿ π r 2
Keliling = 2 π r
B. Saran
1. Bagi calon pendidik:
Hendaknya kita dapat mengetahui tentang konsep dasar bangun datar terutama
bagaimana suatu rumus tersebut dapat kita ketahui darimana asalnya. Sehingga dengan
begitu sebagai calon pendidik dapat memberikan pengetahuan dasar bangun datar bagi
peserta didik agar di tingkatan selanjutnya tidak menemukan suatu kesalahan konsep.
2. Kepada mahasiswa maupun mahasiswi hendaknya makalah ini dapat dijadikan
tambahan acuan pembelajaran

13
DAFTAR PUSTAKA

Junaedi, Edi. (2016). Konsep Bangun Datar.

Imam Roji. (1997).

Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad, (1996). Bangun Datar.

Prasetyono, Dwi Sunar, Dkk. (2009). Kamus Pintar Matematika Untuk SD. Yogyakarta:
Tunas Publishing

Wulandari, Ika. (2013). Memahami Kesebangunan Bangun Datar. Yogyakarta: PT. Citra Aji
Parama

Anda mungkin juga menyukai