MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pendidikan Ipa di SD”
Dosen Pengampu: Nurani Hadnistia Darmawan, M.Pd.
Oleh ;
Puji dan syukur penulis panjatakan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Metode Tugas &
Resitasi, Tanya Jawab, dan Simulasi dalam Pembelajaran IPA di SD dengan tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “PENDIDIKAN IPA DI SD ” di Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Bina
Mutiara Sukabumi.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuanya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis,
II
DAFTAR ISI
III
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk menjadikan manusia cerdas, terampil,
berakhlak mulia, memahami diri dan lingkungan serta dapat mengaplikasikan apa yang
telah diajarkan baik di lingkungan lembaga formal maupun nonformal. Pendidikan
memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sosial manusia yaitu bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai spiritual sehingga hal ini menjadi
kewajiban setiap salah satu satuan pendidikan dalam melaksanakan pendidikan.
Maka dengan demikian tujuan didirikan berbagai satuan pendidikan yaitu sebagai
sarana dalam pelaksanaan proses pendidikan, dengan tujuan agar proses pendidikan dapat
berjalan dengan baik sesuai tujuan yang diharapkan. Akan tetapi pada tahapan
pembelajaran disetiap satuan pendidikan terutama di tingkat MI/SD cenderung pada proses
pelaksanaan pembelajaran yang masih bersifat tradisional, sehingga pemahaman
pembelajaran yang diterima dan dicerna siswa tidak dapat dipahami secara menyeluruh.
Seperti halnya dalam pemahaman siswa pada suatu pelajaran, salah satunya pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di SD/MI cenderung pada proses pemaparan
mengenai teori-teorinya saja akan tetapi pemahaman siswa secara aplikatif kurang
diterapkan pada proses pembelajarannya. Pada konsep pembelajaran IPA selain
pemahaman secara teori juga diterangkan pemahaman secara aplikasi karena pada mata
pelajaran IPA harus dikenal secara menyeluruh sehingga siswa mampu mengenal
pembelajaran secara langsung. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat,merupakan
suatu alternatif mengatasi masalah rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran IPA.
Pembelajaran IPA juga pada dasarnya memberikan kontribusi yang sangat berarti
bagi keseluruhan proses pendidikan anak dan perkembangan individu selanjutnya. IPA
memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan,
wawasan, sebagai sarana yang penting untuk penguasaan IPTEK dan penanaman nilai-
nilai serta sikap dalam menghargai alam dalam hubungannya dengan kehidupan manusia,
sehingga memiliki kesadaran teknologi dalam kaitannya dengan pemanfaatan bagi
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pada pembelajaran IPA, guru hendaknya mengajar
dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Ada banyak
metode-metode yang bisa diterapkan pada pembelajaran IPA di SD, yang akan kami bahas
diantaranya : Metode Tugas & Resitasi, Tanya Jawab, dan Simulasi. Ketiganya memiliki
1
fungsi, kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung seperti apa tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, untuk lebih jelasnya semua akan kami bahas di dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Metode Tugas dan Resitasi
2. Kelebihan Metode Tugas dan Resitasi
3. Kekurangan Metode Tugas dan Resitasi
4. Penerapan Metode Tugas dan Resitasi pada Materi IPA di SD
5. Pengertian Metode Tanya Jawab
6. Kelebihan Metode Tanya Jawab
7. Kekurangan Metode Tanya Jawab
8. Penerapan Metode Tanya Jawab pada Materi IPA di SD
9. Pengertian Metode Simulasi
10. Kelebihan Metode Simulasi
11. Kekurangan Metode Simulasi
12. Penerapan Metode Simulasi pada Materi IPA di SD
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Metode Tugas dan Resitasi
2. Mengetahui Kelebihan Metode Tugas dan Resitasi
3. Mengetahui Kekurangan Metode Tugas dan Resitasi
4. Mengetahui Penerapan Metode Tugas dan Resitasi pada Materi IPA di SD
5. Mengetahui Pengertian Metode Tanya Jawab
6. Mengwetahui Kelebihan Metode Tanya Jawab
7. Mengetahui Kekurangan Metode Tanya Jawab
8. Mengetahui Penerapan Metode Tanya Jawab pada Materi IPA di SD
9. Mengetahui Pengertian Metode Simulasi
10. Mengetahui Kelebihan Metode Simulasi
11. Mengetahui Kekurangan Metode Simulasi
12. Mengetahui Penerapan Metode Simulasi pada Materi IPA di SD
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kesadaran kepada peserta didik untuk selalu memanfaatkan waktu senggang mereka untuk
hal-hal yang menunjang belajarnya dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang bergua dan
membangun (konstruksi) (Roestiyah, 2001, p. 133).
4
Metode resitasi merangsang untuk aktif lebih belajar secara individu maupun
kelompok. Pemberian tugas itu hakikatnya adalah menyuruh peserta didik untuk
melakukan suatu pekerjaan yang baik dan berguna bagi dirinya, dalam memperdalam dan
memperluas pengetahuan atau peningkatan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran
yang seringkali memerlukan pendalaman yang lebih dari sekedar penjelasan yang
diberikan oleh seorang guru. (Zain dan Djamrah : 2008)
Metode resitasi merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang guru, dimana
guru memberikan sejumlah item tes kepada peserta didik untuk dikerjakan. Pemberian
item tes ini biasanya diberikan pada akhir pelajaran. Pemberian tugas merupakan salah
satu alternatif untuk menyempurnakan penyampaian tujuan pembelajaran. Hal ini
disebabkan oleh padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan dengan waktu yang
terbatas. Metode resitasi merupakan suatu aspek dari metode-metode mengajar. Karena
tugas-tugas meninjau pelajaran baru, untuk menghafal pelajaran yang sudah diajarkan,
untuk latihan-latihan, untuk memecahkan suatu masalah dan seterusnya.
Pernyataan di atas menggambarkan bahwa resitasi sebagai metode belajar dan
mengajar merupaka upaya pembelajarkan peserta didik dengan cara memberikan tugas
penghafalan, pengujian, dan pemerikasaan atas diri senidri atau menampilkan diri dalam
menyampaikan pelajaran atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai dengan tuntutan
dalam rangka untuk merangsang peserta didik agar lebih aktif belajar.
Adapun penerapan atau langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan metode
resitasi (pembertian tugas) :
1. Fase Pemberian Tugas.
Tugas yang dibeikan kepada peserta didik hendaknya mempertimbangkan tujuan yang
akan dicapai, jenis tugas sesuai dengan kemampuan peserta didik, ada petumjuk yang
dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup. Teknik pemberian tugas bertujuan
agara peserta didik memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena peserta didik
melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas.
2. Fase Pelaksanaan Tugas.
Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga anak
mau melaksanakan, diusahakan atau dikerjakan oleh peserta didik sendiri, mencatat
semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sitematis.
3. Fase Pertanggungjawaban.
Laporan peserta didik baik lisan maupun tertulis dari apa yang telah dikerjakan, ada
tanya jawab dan diskusi, penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes atau
5
nontes atau cara lainnya.Jenis-jenis tugas (resitasi), ada beberapa jenis tugas yang
dapat diberikan kepada peserta didik diantaranya tugas membuat rangkuman (report)
beberapa halaman topik bab atau buku , tugas membuat makalah, tugas menjawab
pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu, tugas mengadakan wawancara atau
observasi, tugas mendemonstrasikan sesuatu, dan tugas menyelesaikan proyek atau
pekerjaan tertentu.
Contoh rencana pembelajaran metode tugas dan resitasi pada mata pelajaran IPA di
SD kelas 1 yaitu Tema 1 Subtema 2 yaitu “Tubuhku” (Nuh,Muhammad : 2013)
6
E. Pengertian Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan suatu metode yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengemukanan pendapatnya, serta memotivasi siswa untuk menumbuhkan
rasa ingin tahu. metode tanya jawab merupakan suatu cara untuk menyampaikan dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh
siswa atau sebaliknya. Metode ini dipandang lebih baik dari pada metodebpembelajaran
konvensional yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat merangsang
siswa untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab
juga dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan
pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
7
H. Penerapan Metode Tanya Jawab pada Materi IPA di SD
Penerapan atau implikasi metode tanya jawab pada pelajaran IPA di SD, Menurut
Sitohang, 2017 Penerapan metode tanya jawab dalam pembelajaran IPA di SD :
1. Kegiatan pendahuluan yaitu dengan absensi kehadiran dan mengondisikan siswa
2. Kegiatan inti
➢ Guru menyiapkan suatu masalah yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari
siswa
➢ Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan tingkat kemampuan
berpikir siswa
➢ Guru membimbing siwa untuk melakukan tanya jawab
➢ Guru menuntun siswa untuk memberikan jawaban dengan benar
➢ Guru menggali menggali kemampuan siswa dalam tanya jawab
➢ Guru membuat kesimpulan materi pelajaran bersama-sama dengan siswa
3. Kegiatan penutup yaitu guru melakukan penilaian dan evaluasi.
8
g) Pertanyaan dapat diajukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu
menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan
berani perlu dikendalikan agar member kesempatan kepada teman yang lain
h) Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan berisi satu permasalahan saja
i) Pertanyaan ada beberapa macam yaitu ada pertanyaan pikiran, pertnyaan
mengungkapkan kembali pengetahuan yang telah dikuasai, pertanyaan yang
meminta pendapat, perasaan sikap, serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan
faktafakta saja.
Kelas/Semester : 1/1
Kompetensi Dasar : 1.2 mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tetap sehat dan
I. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu menyebutkan bagian macam kebutuhan hidup
b. Siswa mampu menyebutkan jenis makanan sehat
II. Materi Pembelajaran
a. Kebutuhan tubuh untuk tumbuh sehat
b. Jenis makanan empat sehat lima sempurna
III. Metode Pembelajaran
a. Tanya jawab
b. Tugas
IV. Langkah-Langkah
a. Kegiatan awal
➢ Tanya jawab tentang makanan yang diperlukan tubuh
➢ Menyanyikan lagu “Empat Sehat Lima Sempurna”
b. Kegiatan inti
➢ Guru menunjukan gambar-gambar jenis makanan, disusul oleh siswa yang
menyebutkan jenis makanan tersebut
➢ Guru menjelaskan jenis-jenis makanan sehat yang diperlukan untuk
pertubuhan
9
➢ Guru menunjukan gambar makanan Empat sehat lima sempurna, disusul siswa
menyebutkan nama makanan empat sehat lima sempurna
➢ Siswa diberi tugas mengerjakan soal-soal dalam buku teks
c. Kegiatan akhir/penutup
Guru membimbing siswa untuk merangkum makanan empat sehat lima sempurna
dan makanan sehat yang bergizi
V. Alat Dan Sumber
a. Gambar makanan sehat lima sempurna
b. Buku pelajaran IPA kelas 1
VI. Penilaian
a. Teknik : Tertulis
b. Prosedur : Pos Test
c. Bentuk : Tanya Jawab
d. Instrumen
Jawablah dengan singkat pertanyaan dibawah ini :
1. Sebutkan 3 contoh makanan sehat untukj pertumbuhan badan!
2. Sebutkan makanan enpat sehat lima sempurna!
3. Sebutkan makanan yang membuat kenyanng!
10
metode mengajar merupakan kegiatan untuk menirukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Peniruan tersebut hanyalah bersifat pura-pura, namun dapat memperjelas materi pelajaran
yang bersangkutan. Bentuk simulasi dapat berupa role playing (bermain
peran),sosiodrama,atau permainan. Berdasarkan pemikiran diatas maka peneliti menarik
kesimpulan pengertian dari metode simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku
seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih
mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Metode simulasi
sangat memberi kesempatan bagi siswa yang terlibat untuk menjadi orang lain dan bukan
dirinya sendiri sehingga siswa dapat memperoleh gagasan tentang orang lain yang telah
diperankan.
Menurut Abdul Azis Wahab (2007 : 108-109) tujuan penggunaan metode simulasi
pada siswa sekolah dasar adalah untuk memperkaya pengalaman dan memperluas
wawasan tentang berbagai hal yang umumnya dihadapi oleh orang dewasa tanpa harus
takut merasakan akibat dari kekeliruan dalam pertimbangan dan tindakan.
Dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial guru harus dapat memilih dan
menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik materi-materi pelajaran,
tingkat kemampuan siswa dan tujuan pembelajaran serta hasil pembelajaran yang
diharapkan akan dapat tercapai. Umumnya para guru cenderung kurang memperhatikan
metode yang tepat dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Sehingga
pembelajaran berlangsung hanya dengan metode ceramah dan tanya jawab.
11
7) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis, dan
8) Memungkinkan guru bekerja dengan Tingkat abilitas yang berbeda- beda.
Guru menggunakan metode simulasi pada pembelajaran IPA dengan tujuan melatih
pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, melatih memecahkan masalah, melatih
siswa untuk mengembangkan sikap toleransi melatih Siswa untuk mengadakan kerjasama
dalam situasi kelompok. Dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPA itu,
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode simulasi
dimana tujuan dari metode simulasi ialah melatih pemahaman siswa tentang suatu konsep
atau prinsip, melatih memecahkan masalah, melatih siswa untuk mengembangkan sikap
toleransi, dan melatih siswa untuk mengadakan kerjasama di dalam situasi Kelompok.
12
banyak metode pada waktu mengajar. Metode pembelajaran merupakan faktor penting
dalam meningkatkan hasil belajar siswa untuk semua mata pelajaran, khususnya pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan
tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan
dalam kompetensi dasar. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang percuma hanya
karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa,
fasilitas, serta situasi kelas.
Definisi simulasi dalam perspektif model pembelajaran adalah sebuah replikasi atau
visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang
berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah
sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem
kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan keputusan yang
menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata (Udin Syaefudin
Sa’ud, 2007).
Metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya,
melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan
oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar. Untuk menunjang efektivitas penggunaan
metode simulasi perlu dipersiapkan kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal.
Di bawah ini dijelaskan tentang kemampuan guru dan kondisi siswa guna mendukung
efektivitas metode simulasi dalam pembelajaran. Kemampuan guru yang harus
diperhatikan untuk menunjang metode.
Pernyataan di atas menyatakan bahwa metode simulasi esensinya menyajikan bahan
pelajaran melalui objek atau kegiatan pembelajaran yang bukan sebenarnya. Pengalaman
belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi kemampuan kerja sama, komunikatif, dan
menginterpretasikan suatu kejadian berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan
bersama.
Contoh tugas Simulasi (Pengelompokan Benda-Benda) . Sekarang kita akan
mengidentifikasikan wujud benda. Berdasarkan wujudnya, benda dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu benda padat, benda cair, dan benda gas.
1. Benda Padat
Benda padat merupakan benda yang paling banyak ditemukan di sekitar kita.
Contohnya pensil,meja, kursi, almari, buku, dan lain-lain. Benda padat mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
a. Bentuk dan volumenya tetap.
13
b. Bentuk dapat diubah dengan cara-cara tertentu,misalnya dipanaskan.
Sekarang perhatikan benda-benda di sekitarmu! Adakah meja, bangku, dan kursi?
Adakah pensil, buku, dan penggaris? Adakah lemari, papan tulis, kayu, dan batu?
Termasuk benda apakah semua itu? Bagaimana sifat benda itu? Untuk mengetahui sifat
benda padat, lakukan kegiatan berikut! Sifat benda padat
a. Alat dan Bahan
1) Batu koral
2) Timbangan
3) Gelas pelastik
b. Cara Kerja
1) Timbanglah batu koral dengan menggunakan timbangan!
2) Pindahkan batu dari atas meja ke dalam gelas plastik! Berubahkah bentuknya?
3) Tekanlah batu koral dengan tangan! Berubahkah ukurannya?
c. Bahan Diskusi
1) Apakah benda padat mengisi seluruh ruangan dalam gelas plastic ?
2) Apakah benda padat memiliki berat ?
3) Bagaimanakah sifat benda padat ?
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Metode resitasi yang dilaksanakan dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA . Siswa dapat mengalami proses pembelajaran
yang menyenangkan dimana siswa dapat menyelesaikan tugasnya. Metode ini juga dapat
membuat pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh siswa sebelumnya bisa melekat
dalam ingatan siswa.
Metode tanya-jawab merupakan suatu teknik untuk memberi motivasi siswa agar
bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran; atau guru yang
mengajukan pertayaan-pertanyaan itu, siswa menjawab. Pasti saja pertanyaan-pertanyaan
itu mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru; dan siswa seharusnya sudah
mengerti; atau pertanyaan yang lebih luas asal berkaitan dengan pelajaran, atau juga
mungkin pengalaman yang dihayati dengan tanya-jawab itu, pelajaran akan lebih
mendalam dan meluas.
Metode simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang
dimaksudkan, dengan tujuan agar orang tersebut dapat mempelajari lebih mendalam
tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Metode simulasi sangat memberi
kesempatan bagi siswa yang terlibat untuk menjadi orang lain dan bukan dirinya sendiri
sehingga siswa dapat memperoleh gagasan tentang orang lain yang telah diperankan. Guru
menggunakan metode simulasi pada pembelajaran dengan bertujuan untuk melatih
pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, melatih memecahkan masalah, melatih
siswa untuk mengembangkan sikap toleransi, dan melatih siswa untuk mengadakan
kerjasama dalam situasi kelompok.
B. Saran
Model pembelajaran dengan meresume sebuah bahan ajar seperti ini mengingatkan
teorihumaisme dalam psikologi pendidikan. Dimana dasar dari teori ini berpendapat
bahwa manusia pada prinsipnya memiliki perlengkapan untuk mencerna sebuah ilmu.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang mesti dijadikan acuan agar dalam menjalani perjalanan
keilmuan ini tidak tersesat. Dengan katalain, pesertadidik, saat melakoni perjalanan
keilmuan ini, tetap pada arah yang benar dengan diberi Kompas penunjuk jalan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Santoso. 2020. Metode Pembelajaran Pemberian Tugas (Resitasi). Jurnal Teologi dan
Pendidikan Kristen. Vol. 2, No. 2. ISSN:
Nuh,Muhammad. 2013. Buku Siswa Kelas 1 SD/MI. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Zain,A dan Djamrah,S,B. 2008. Sttrategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sitohang, (2017). Penerapan Metode Tanya Jawab Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains Dan Humaniora. 3(4)
N. K, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Penerbit: PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Tanjung, H.S & Nababan, S.A (2018). Pengaruh penggunaan metode pembelajaran bermain
terhadap hasil belajar matematika siswa materi pokok pecahan di kelas III SD Negeri 200407
Hutapadang. Bina Gogik, Vol. 1. No. 1, 2018
Sari, S. P. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
Dengan Menggunakan Metode Simulasi. Bina Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 5(2). P-ISSN: 2355-3774. E-ISSN: 2579-4647
PRIYONO Ilmu Pengetahuan Alam 4/Priyono, Titik Sayekti; editor, Budi Wahyono; ilustrator,
Haryana Humardani.—Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional,
2010.viii, 226 hlm.: ilus.; 25 cm Bibliografi: hlm. 217
IV