Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERMAINAN TRADISIONAL EGRANG


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pjok
Dosen Pengampu :
Irpan Abdurrahman, M.Pd

Disusun Oleh :
Ai Robiatul Adawiyah 60403070120001
Elfa Aldina Maulida 60403070120008
Fitria Sukinar 60403070120011
Muhammad Arya Sanusi 60403070120017
Nava Siti Fatimah 60403070120020
Ni’matul Fadilah Zein 60403070120023
Nisa Awalia 60403070120024
Siti Komariah 60403070120041
Sumiati 60403070120049

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA MUTIARA SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Irpan Abdurrahman, M.Pd pada mata
kuliah PJOK. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Irpan Abdurrahman, M.Pd selaku Dosen mata
kuliah PJOK yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 1
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
A. Sejarah Permainan Tradisional Engrang ..................................................................... 2
B. Pengertian Permainan Tradisional............................................................................... 3
C. Pengertian Egrang ...................................................................................................... 3
D. Pengertian Egrang Bathok Kelapa .............................................................................. 4
E. Tujuan Permainan Engrang......................................................................................... 5
F. Macam – Macam Engrang .......................................................................................... 5
G. Manfaat Permainan Engrang ....................................................................................... 6
H. Cara Bermainan .......................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 8
A. Simpulan .................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permainan tradisional merupakan salah satu bagian dari suatu tradisi yang
menjadi salah satu pengaruh dari kebudayaan dan adat yang dibawa oleh nenek moyang
atau leluhur-leluhur. Namun, disetiap daerah atau negara memiliki permainan
tradisionalnya masing-masing, walaupun ada beberapa daerah atau negara yang
permainan tradisionalnya sama namun dalam penamaannya dan permainannya (pola
bermain) tersebut berbeda. Mainan egrang merupakan mainan tradisional yang sudah
dimainkan oleh masyarakat zaman dulu. Selain sarana transportasi, egrang juga
berfungsi sebagai alas kaki untuk pergi ke Mesjid, karena zaman dulu orang belum
menggunakan sendal.
Di samping itu engrang ini juga dimainkan dalam bentuk pertandingan dan
pertunjukan dari suatu daerah atau di negara tertentu dimana permainan tersebut
memiliki makna yang tersendiri yang diturunkan secara turun temurun oleh nenek
moyang dari satu suku atau budaya. Budaya bermain disetiap daerah, suku/ras, budaya
dan tradisional merupakan suatu kegiatan yang didasari oleh latar belakang sejarah ,
budaya dari nenek moyang dan leluhur tersebut. Hal ini kegiatan kegiatan bermain
tersebut melahirkan suatu makna dan arti budaya itu sendiri. Suatu budaya bermain itu
dapat menggambarkan mencerminkan dan mengartikan karakter suatu daerah/negara
tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah permainan tradisional engrang?
2. Apa pengertian dari permainan tradisional?
3. Apa yang dimaksud dengan engrang?
4. Apa yang dimaksud dengan egrang batok kelapa?
5. Apa tujuan dari permainan engrang?
6. Apa saja macam-macam permainan engrang?
7. Apa manfaat dari permainan engrang?
8. Bagaimana cara permainan engrang?

C. Tujuan Penulisan
Agar lebih tahu lagi mengenai sejarah permainan tradisional, apa itu permainan
tradisional, apa yang dimaksud dengan engrang, apa yang dimaksud dengan engrang
batok kelapa, tujuan dari permainan engrang, apa saja macam-macam dari permainan
engrang, manfaat apa saja yang ada dalam permainan engrang dan bagaimana cara
bermain permainan engrang.
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Permainan Tradisional Engrang


Provinsi Kepulauan Riau kaya dengan seni ragam budaya atau tradisi, ragam
budaya atau tradisi berbeda-beda di setiap kabupaten. Hampir setiap daerah di Provinsi
Kepulauan Riau memiliki tradisi seperti seni tari, seni musik, permainan dan adat-
istiadat antar generasi. Tradisi adalah kebiasaan yang turun-menurun yang
mencerminkan keberadapan para pendukungnya. Tradisi memperlihatkan bagaimana
anggota masyarakat bertingkah laku baik dalam kehidupan bersifat duniawi maupun
gaib serta kehidupan keagamaan. Tradisi mengatur bagaimana manusia berhubungan
dengan manusia lainnya, atau satu kelompok dengan kelompok lainnya, tradisi juga
menyarankan bagaimana hendaknya manusia memperlakukan lingkungannya (Gibran,
2015: 3).
Modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan sosial. Modernisasi telah
masuk ke dalam kehidupan masyarakat, begitu pula yang terjadi pada desa Monggak,
kehidupan masyarakat telah mengikuti perkembangan zaman. Sesuatu yang terus
menerus berubah, tidak mengherankan bila manusia modern dilanda krisis identitas
yang bersifat permanen, yaitu suatu kondisi yang mengakibatkan kegelisahan yang luar
biasa. Dalam hal ini identitas tidak hanya berorientasi ke masa lalu yang bersifat
warisan budaya saja, melainkan juga ke masa yang akan datang.
Pada zaman dahulu, permainan tradisional sangat diminati oleh masyarakat.
Permainan tradisional tidak hanya sebuah permainan yang dimainkan tetapi juga
memiliki nilai budaya yang dapat diambil. Tetapi seiring perkembangan zaman, dengan
masuknya budaya luar ke budaya sendiri menjadikan krisis budaya bagi budaya sendiri.
Dengan masuknya budaya luar, disadari bahwa hal itu menggeser minat masyarakat
akan budaya daerahnya, bahkan berpengaruh pada pelestarian kesenian tradisional
masing-masing daerah.
Permainan Egrang juga sering berhubungan dengan hal mistis, seperti ada
pemain atau penonton yang sengaja dirasuki oleh roh halus dan dapat mencelakai atau
melukai pemain maupun orang yang menonton permainan. Mistik adalah hubungan
kebatinan dan kesadaran manusia yang lebih mengutamakan kekuatan pengindraan
manusia dalam menafsirkan realitas. Begitu pula dengan mistik masyarakat Monggak.
Keyakinan itu telah hidup bersamaan dengan lahirnya masyarakat Monggak dan
diturunkan dari generasi ke generasi (Bungin, 2001: 158).
Permainan Egrang perlu diperhatikan agar ke depannya tetap dapat diturunkan
pada generasi selanjutnya. Terutama dalam perkembangan zaman yang lebih maju ini,
yaitu budaya barat dan modernisasi yang di konsumsi sehari-hari oleh anak-anak
generasi muda. Dengan hadirnya modernisasi menuntut pesatnya perkembangan
teknologi dan informasi mengakibatkan permainan Egrang terkesan kuno. Masuknya
modernisasi ini dapat mengubah pola pikir masyarakat terhadap perkembangan budaya
daerah sendiri.
B. Pengertian Permainan Tradisional
Dharmamulya (2008: 35) mengungkapkan, jenis-jenis permainan tradisional
ditampilkan sesuai dengan kategorisasi menurut permainan yaitu bermain dan
bernyanyi dan atau dialog. Bermain dan olah pikir, bermain dengan adu ketangkasan.
Permainan tradisional menurut Fad (2014: 5) memiliki arti yang dalam, tidak hanya
efek sosialisasi, tetapi juga cetusan euforia cinta, rasa cinta dari orang tua, cinta pada
lingkungan, dan empati pada teman. Keberagaman indonesia begitu luas hingga
permainan tradisional pun bercabang luar biasa.
Menurut pendapat lain dari Khasanah,dkk (2011: 101) permainan tradisional
yaitu permainan turun temurun dari orang tua yang ada di lingkungan mereka tinggal.
Permainan tradisional menjadi bagian dari berbagai jenis pendorong yang kuat bagi
perkembangan anak. Selain itu ditemukan pula bahwa pada permainan tradisional yang
ada di masyarakat memilki nilai-nilai kearifan lokalyang perlu dijaga
keberadaannya,Misal: jenis permainan tradisional yang dapat melatih ketangkasan,
kekuatan fisik, keberanian, kegestian, keterampilan, dan lain sebagainya.
Pendapat lain dari Tulia (dalam Rinasari, 2013: 39) permainan tradisional
merupakan jenis permainan yang mengandung nilai-nilai budaya pada hakikatnya
merupakan warisan leluhur yang harus dilestrarikan kebudayaannya. Adapun contoh
dari permainan ini adalah petak umpet, lompat tali, dakon, pasaran, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang pengertian permainan tradisional, maka
dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional merupakan permainan yang turu
temurun dari nenek moyang yang bermanfaat untuk mengenalkan permainan yang
hampir punah atau hampir tidak dikenal anak agar anak dapat lebih menghargai karya
bangsa indonesia.

C. Pengertian Egrang
Permainan tradisional egrang bathok kelapa adalah permainan tradisional
indonesia yang sangat unik yang membutuhkan keterampilan dan keseimbangan tubuh
bila dimainkan. Permainan egrang yang baik digunakan oleh anak TK adalah dari
bathok kelapa karena tidak berbahaya untuk dimainkan dan anak cukup senang dalam
memainkannya.
Egrang merupakan permainan tradisional yang cukup terkenal di berbagai
wilayah di nusantara, tidak terkecuali melayu. Egrang merupakan salah satu permainan
tradisional yang terkenal pada masyarakat monggak. Permainan Egrang membutuhkan
keterampilan dan keseimbangan tubuh saat menaikinya. Egrang terbuat dari 2 batang
bambu atau kayu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Pemain berdiri diatasnya
untuk menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. Pemain yang bisa sampai ke garis finish
pertama kali tanpa jatuh, akan menjadi pemenang (Murtafiatun, 2018: 297).
Anak dapat memainkannya dengan cara kaki diletakkan di atas masing-masing
bathok kelapa, kemudian kaki satu diangkat, sementara kaki lainnya tetap bertumpu
pada bathok lain di tanah seperti layaknya berjalan. Kedua tangan menarik erat tali agar
bathok dapat menempel kuat pada kedua telapak kaki. Dengan melalui metode
permainan tradisional egrang bathok kelapa ini motorik kasar anak RA Taqwal Ilah
Semarang dapat meningkat secara optimal. Secara fisik, anak akan melakukan gerakan
berjalan, melangkah, belajar keseimbangan tubuh, belajar konsentrasi antara koordinasi
mata, tangan dan kakinya untuk memainkannya dan secara emosional anak belajar kerja
keras saat bermain egrang bathok kelapa serta memberikan rasa senang.
D. Pengertian Egrang Bathok Kelapa
Askalin (2013: 5) egrang bathok kelapa terbuat dari bathok, bathok dalam
bahasa indonesia disebut tempurung. Permainan egrang bathok kelapa lebih mudah
dimainkan daripada egrang bambu. Tidak perlu latihan ekstra untuk dapat memainkan
egrang bathok kelapa. Hampir sama dengan permainan egrang bambu, egrang bathok
kelapa dapat dimainkan sendiri atau diperlombakan dalam lomba lari egrang bathok
kelapa.
Pendapat lain menurut Mulyani (2013: 44) egrang bathok kelapa dibuat dari
bahan dasar tempurung kelapa yang tengahnya dilubangi lalu diberi tali plastik atau
dadung pada tengah bathok untuk memainkannya. Fungsi utama sama seperti dolanan
lain untuk pemainan anak-anak dan bisa dilombakan.
Cahyono (dalam Rinasari, 2013: 41) mengungkapkan selain mengenal egrang
dari bambu, anak-anak masyarakat jawa masa lalu mengenal egrang bathok. Egrang
jenis terakhir ini dibuat dari bahan dasar tempurung kelapa yang dipadu dengan tali
plastik atau dadung. Permainannya pun cukup mudah, kaki tinggal diletakkan ke atas
masing-masing tempurung, kemudian kaki satu diangkat, sementara kaki lainnya tetap
bertumpu pada bathok lain di tanah seperti layaknya berjalan. Anak sekarang memang
tidak harus memainkan kembali permainan tradisional, termasuk dolanan egrang
bathok kelapa. Namun paling tidak generasi tua ini bisa mengenalkan kepada generasi
muda sekarang. Tentu dengan harapan generasi muda sekarang bisa mengenal sejarah
kebudayaan nenek moyangnya, termasuk dalam lingkup permainan tradisional dan
akhirnya bisa menghargai karya dan identitas dari bangsanya sendiri walaupun
tekhnologi yang diterapkan kala itu sangat sederhana.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa egrang bathok kelapa
adalah jenis permainan tradisional yang turun temurun dari nenek moyang dengan
buatan alami yaitu dari tempurung kelapa yang mudah dimainkan dalam bersama-sama
atau individu dan dapat dilombakan yang bermanfaat untuk mengenalkan generasi
muda sekarang agar menghargai karya bangsanya sendiri.
E. Tujuan Permainan Engrang
1. Sebagai nilai pembentukan karakter
 Nilai kemandirian tercemin semangat nya anak anak untuk mandiri
berjalan dengan ketekunan.
 Nilai kerja keras dilihat dari semangat anak anak yang berusaha agar
dapat mengalahkan teman tanya dalam bermain egrang.
 Nilai keuletan dilihat dari keterampilan dalam menggunakan alat egrang
untuk berjalan yang memerlukan keuletan.
2. Sebagai peningkatan motorik
Permaian egrang ini dapat digunakan untuk meningkatkan motorik kasar
anak. Melalui permainan ini, dapat digunakan guru untuk menciptakan
kesenangan pada anak, meningkatkan motoriknya terutama motorik kasar anak
dan menumbuhkan rasa ingin tahu anak terhadap permainan ini . Setiap anak
mengenal permainan tradisional permainan egrang merupakan permainan
ketangkasan dimana permainan ini mengajarkan bagaimana menjaga
keseimbangan seperti layaknya berjalan. Biasanya permainan ini dimainkan
oleh anak-anak dilapangan besar dengan tujuan supaya bisa berlari sepuasnya
dan lebih leluasa pada saat bermainnya. Hal ini permainan egrang adalah
permainan adu kecepatan yang pola bermainnya berlari ke salah saatu sisi
menuju sisi yang lainnya kemudian kembali ke sisi awal.

F. Macam – Macam Engrang


Jenis permainan egrang dan makna budaya dari empat negara yang berbeda, meliputi:
1. Permainan Egrang di Indonesia
Mainan egrang sudah tersebar di mana-mana, namun menggunakan
nama yang berbeda – beda. biasanya terbuat dari bahan bambu. Egrang yang
dalam bahasa Sunda disebut “jajangkungan” yang diartikan tinggi – tinggian,
mainan yang disebut main tinggi – tinggian. Sedangkan di daerah Sulawesi
Tengah, egrang dinamakan Tilako , di Bengkulu disebut Ingkau yang berarti
sepatu bambu. Sumatera Barat dinamakan Tengkak-tengkak. Lampung disebut
Egrang yang berarti terompah pancung, terbuat dari pohon bambu bulat panjang
dan di Jawa Tengah dikatakan Jangkungan/Egrang yang diambil dari nama
burung berkaki panjang, Batungkau di Kalimantan Selatan, Tilako di Sulawesi
Tengah, dan Marjalengkat di Batak Toba.
2. Permainan Egrang di Belgia
Selain di Indonesia, egrang juga terdapat di belahan mancanegara. Di
Belgia, egrang dijadikan mainan untuk bertarung antar dua kelompok yang
saling menjatuhkan. Setelah dilihat egrang dapat membuat orang kota terhibur
dan girang dengan mainan egrang ini. Semenjak itu penduduk Namur yang
memulai kebiasaan menggunakan egrang. Permainan ini berpindah – pindah
sehingga permainan menjadi cepat. Permainan ini membutuhkan 2 kelompok.
Y ang msatu kelompok tinggal di Kota Tua yang disebut “Melans” dan yang
kelompok baru disebut Kota Baru yang dipanggil “Avresses”. Setiap kelompok
mempunyai kapten dan mengunakan warna yang terdapat di egrang.
3. Permainan Egrang di Mexico
Di Mexico yaitu di Zaachila. Tradisinya menari di atas egrang. Menurut
legendanya penduduk Zaachilla membuat perjanjian dengan San Pedro. Jadi
dia menyuruh untuk membentuk pasangan berdiri diatas egrang dan berdansa.
4. Permainan egrang di nigeria
Lain halnya pada tradisi egrang yang terdapat di Nigeria. Dalam legenda
Tuhan Moko yang berasal dari Kongo dan Nigeria. Dari orang Nuapa. Moko,
dalam pengertian tradisionalnya, adalah Tuhan. Dia sangat menjaga kampung
atau desanya dan dia sangat tinggi sekali. Dia dapat meramal bahaya dan
iblis.Namanya Moko, di menggambarkan laki – laki tinggi di atas egrang dan
akan melakukan aksinya yang tidak dapat dijelaskan dari mata manusia. Moko
sangat tersentuh dihati orang Africa dan kaum penjajah berjalan dijalan Trinidat
dalam perayaan untuk perdamaian, carnaval.

G. Manfaat Permainan Engrang


1. Menumbuhkan perasaan hati yang bahagia atau gembiraan.
2. Meningkatkan kualitas kebugaran.
3. Kemampuan motorik meningkat.
4. Menumbuhkan rasa sosialisasi terhadap sesama karena permainan egrang ini
tidak hanya ada di indonesia saja melainkan ada di berbagai negara juga , seperti
nigeria, mexico dan belgia ini mennadakan bahwa permaina egrang
menumbuhkan sosialisasi terhadap masyarakat dan lingkungan itu sendiri baik
di dalam maupun di luar.
5. Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa sportifitas, kuat, saling kerjasama dan
termasuk olah raga ketangkasan. Permainan ini telah memberikan makna dan
nilai baik pada diri (si pengguna) maupun bagi lingkungan sosial itu sendiri.
6. Dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai,kaki dan lengan.
7. Dapat melatih keseimbangan dan kelenturan tubuh.

H. Cara Bermainan
Permainan Egrang dilakukan oleh muda mudi, umumnya anak laki – laki mulai
yang umur 10-25 tahun dan hanya sebagian kecil anak perempuan. Permaianan ini
merupakan permainan ketangkasan. Dalam permainan ini kedua bambu dipegang kuat
dalam posisi tegak, kemudian salah satu kaki diangkat tepat mengenai bambu/kayu
pendek sebagai tempat kaki kemudian kaki yang satunya ikut diangkat. Keseimbangan
sangat diperlukan pada bagian ini karena kita harus berusaha tidak jatuh. Pada bambu
panjang dijepitkan ibu jari dan jari kaki lainnya, dan apabila sudah seimbang, maka jari
menjepit ikut menentukan kekuatan disamping tangan yang memegang. Kemudian
langkahkan kaki seperti layaknya orang berjalan.
Anak dapat memainkannya dengan cara kaki diletakkan di atas masing-masing
bathok kelapa, kemudian kaki satu diangkat, sementara kaki lainnya tetap bertumpu
pada bathok lain di tanah seperti layaknya berjalan. Kedua tangan menarik erat tali agar
bathok dapat menempel kuat pada kedua telapak kaki. Dengan melalui metode
permainan tradisional egrang bathok kelapa ini motorik kasar anak RA Taqwal Ilah
Semarang dapat meningkat secara optimal. Secara fisik, anak akan melakukan gerakan
berjalan, melangkah, belajar keseimbangan tubuh, belajar konsentrasi antara koordinasi
mata, tangan dan kakinya untuk memainkannya dan secara emosional anak belajar kerja
keras saat bermain egrang bathok kelapa serta memberikan rasa senang.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Permainan tradisional egrang bathok kelapa merupakan permainan tradisional
indonesia yang sangat unik yang membutuhkan keterampilan dan keseimbangan tubuh
bila dimainkan. Permainan egrang yang baik digunakan oleh anak TK adalah dari
bathok kelapa karena tidak berbahaya untuk dimainkan dan anak cukup senang dalam
memainkannya. Dan bertujuan sebagai nilai pembentukan karakter dan sebagai
peningkatan motorik.
Dimana manfaatnya untuk: menumbuhkan perasaan hati yang bahagia atau
gembiraan, meningkatkan kualitas kebugaran, kemampuan motorik meningkat,
menumbuhkan rasa sosialisasi terhadap sesama karena permainan egrang ini tidak
hanya ada di indonesia saja melainkan ada di berbagai negara juga , seperti nigeria,
mexico dan belgia ini mennadakan bahwa permaina egrang menumbuhkan sosialisasi
terhadap masyarakat dan lingkungan itu sendiri baik di dalam maupun di luar,
menumbuhkan dan meningkatkan jiwa sportifitas, kuat, saling kerjasama dan termasuk
olah raga ketangkasan. Permainan ini telah memberikan makna dan nilai baik pada diri
(si pengguna) maupun bagi lingkungan sosial itu sendiri, dapat meningkatkan kekuatan
otot tungkai,kaki dan lengan, dan dapat melatih keseimbangan dan kelenturan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Kendal malik. 2019. Perbedaan nilai (value) dan makna (meaning) budaya permainan egrang
ditempat negara. Jurnal seni rupa . 08(01) 2301-5942
Okwita afrinel. Siska permatasari. 2019. Eksistensi permaian tradisional egrang pada
masyarakat monggak kecamatan galang kota batam. Jurnal program studi pendidikan
sejarah. 4(1) 19-33 . Issn: 2301-8305.
OkwitaMAfrinel, Sari Permata Siska. 2019. EKSISTENSI PERMAINAN TRADISIONAL
EGRANG PADA MASYARAKAT MONGGAK KECAMATAN GALANG KOTA
BATAM. Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah. 4.(1 ). Hal 19-33.
Salam Badrus Faisol. A, Yunus Mahmud, Kinanti gesang rias. 2019. Pengaruh Permainan
Tradisional (Egrang Bambu) terhadap Peningkatan Keseimbangan pada Anak Kelas 5
SD. Jurnal Sport Science and Health .1(3).
Yusep mulyana . Anggi setia,I. Pemaianan tradisioanl : Bandung. PT salam insan mutia.

Anda mungkin juga menyukai