PTK (Class Action Research) biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia
mengajar, dengan penekanan pada penyempumaan atau peningkatan proses dan praksis
pembelajaran
Khusus untuk Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) akhir-akhir ini
mendapat prioritas di kalangan dunia pendidikan karena kelas merupakan unit terkecil dalam sistem
pembelajaran, sehingga semua guru perlu mendalami dan berperilaku kritis terhadap apa yang
sebenamya dilakukan oleh siswa maupun guru dan apa yang sebenamya terjadi.
A. Pengertian dasar
1. Penelitian Tindakan adalah penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok
sasaran, dengan memanfaatkan interaksi/ partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan
kelompok sasaran.
2. Dalam prakteknya/ penelitian tindakan menggabungkan tindakan bermakna dengan prosedur
penelitian. Ini adalah suatu upaya memecahkan masalah sekaligus mencari dukungan
ilmiahnya/Pihak yang terlibat (guru, widyaiswara, instruktur, kepala sekolah, dan warga
masyarakat) mencoba dengan sadar merumuskan suatu tindakan atau intervensi yang
diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara
cermat mengamati pelaksanaannya untuk memahami tingkat keberhasilannya.
1
2. PTK itu merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa
3. PTK itu bersifat self-evaluatif, yaitu kegiatan modifikasi praksis dilakukan kontinu, dievaluasi
dengan tujuan untuk peningkatan perbaikan praktek nyatanya.
4. PTK bersifat luwes dan menyesuaikan.
5. PTK terutama memanfaatkan data pengamatan dan perilaku empirik.
6. Keketatan ilmiah PTK memang agak longgar. PTK merupakan antitesis dari desain penelitian
eksperimental yang sebenarnya. Sifat sasarannya situasional-spesifik, tujuannya pemecahan
masalah praktis. Sampel populasinya terbatas dan tidak representatif. Oleh karena itu, temuan-
temuannya tidak dapat digeneralisasi.
2
Contoh abstrak proposal PTK
UPAYA MENUMBUHKAN SEMANGAT SISWA MENCAPAI KOMPETENSI DASAR
ARITMATIKA SOSIAL DI SMP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
TURNAMEN MATEMATIKA
Oleh : .....
Abstrak proposal
Pada umumnya guru matematika mengeluhkan pada muridnya tentang rendahnya semangat
belajar matematika. Khususnya pada siswa belajar materi aritmatika sosial biasanya siswa
mengalami masalah bila menghadapi soal yang berbentuk soal cerita. Akan dicobakan strategi
pembelajaran dengan turnamen matematika. Masalah dalam penelitian ini apakah strategi
pembelajaran dengan turnamen matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar, ketrampilan
bermain dan hasil belajar siswa. Kegiatan penelitian tersebut akan dilaksanakan di SMPN ..... kelas
VII. Fokus pembicaraan pada penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam belajar, ketrampilan
bermain, dan hasil belajar siswa. Skenario penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas
3 siklus. Pada Setiap siklus dilakukan empat tahap (perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi). Pada pengamatan akan dilihat proses kerja siswa, selanjutnya dilakukan refleksi untuk
memperbaiki kegiatan pada siklus berikutnya. Data diperoleh melalui tes, angket, dan lembar
pengamatan. Data diolah secara deskriptif.
PENDAHULUAN
Guru memandang siswa SMP adalah individu yang menginjak proses dewasa. Oleh karena
itu setiap hari, setiap guru mata pelajaran selalu memberi tantanngan dengan menyodorkan
sejumlah masalah baru meminta siswa untuk menyelesaikannya. Kegiatan tersebut tidak terkecuali
pada mata pelajaran matematika. Masalah tersebut akan menumpuk apabila dalam mencari
solusinya selalu menghadapi frustasi yang dikarenakan kesulitan tidak tahu harus berbuat apa.
Mereka tidak terlatih menghadapi masalah berat, mereka bergantung orang lain dalam
menyelesaikan masalahnya, dan lain sebagainya.
Pembelajaran matematika mengajarkan pemecahan masalah (problem solving) tidak hanya
untuk keperluan mata pelajaran matematika saja, karena matematika mendasari ilmu-ilmu lain.
Dalam melakukan proses hitung-menghitung, proses menentukan langkah efisien (algoritma)
penyelesaian masalah, menentukan logika kebenaran keputusan yang akan diambil, dan lain
sebagainya, hal ini diajarkan di matematika dan dibutukan oleh orang-orang non matematika. Jadi
merupakan suatu kesempatan bagi siswa SMP yang sedang berada pada kondisi kritis dalam
berfikir, perlu dilatih secara terus menerus melakukan problem solving melalui pembelajaran
matematika.
Berdasar informasi yang diperoleh melalui pertemuan musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) bidang studi matematika SMP, pada umumnya mereka mengeluhkan siswanya berada
jauh pada kenyataan harapan di atas. Lebih jauh berdiskusi dengan guru SMP 5 Semarang
mengenai keadaan siswanya dalam belajar matematika, menyatakan bahwa kegiatan siswa masih
sangat ditentukan oleh guru.
Hal yang lebih khusus pada siswa belajar aritmatika sosial, siswa banyak mengalami
kesulitan apabila diberi soal yang berhubungan dengan soal cerita. Dari tahun ketahun
menunjukkan hasil belajar pada tes sumatif materi tersebut rata-ratanya selalu di bawah 60.
Dari pengalaman pembelajaran seperti tersebut di atas menumbuhkan pemikiran baru,
bagaimana hal kurang baik tersebut dapat dirubah untuk diperbaiki. Muncul suatu gagasan untuk
berkolaborasi mencari solusi masalah di atas. Menemukan cara bagaimana memberi peran masing-
3
masing siswa sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Bagaimana memanfaatkan kemampuan
tersebut mereka bersemangat terus berlatih untuk menyelesaikan suatu masalah yang dia hadapi.
Disini akan dicobakan suatu strategi pembelajaran yang memerankan siswa bermain
turnamen dalam kelompok-kelompok. Siswa diberi kegiatan yang bisa dilombakan antar kelompok.
Diharapkan dengan kegiatan ini akan membantu mengaktifkan siswa, menumbuhkan semangat
siswa dan juga meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasar permasalahan yang dihadapi seperti tersebut di atas maka dapat dimunculkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana skenario membelajarkan matematika dengan metode turnamen pada pencapaian
standar kompetensi materi aritmatika sosial yang lebih operasional?
2. Apakah pembelajaran matemtika aritmatika sosial dengan strategi permainan turnamen dapat
meningkatkan keaktifan siswa belajar, ketrampilan siswa bermain dan kemampuan siswa
dalam belajar?
TUJUAN PENELTIAN
Tujuan penelitian ini diharapkan dapat :
1. Menemukan format skenario membelajarkan matematika dengan metode pembelajaran
turnamen matematika.
2. Mengetahui sejauh mana pengaruh pembelajaran turnamen matematika dapat meningkatkan
keaktifan, ketrampilan bermain, dan hsil belajar siswa.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat:
1. Lahirnya suatu metode pembelajaran baru yang dapat memberi nuansa siswa siap menghadapi
masalah, memecahkannya, dan siap msenghadapi masalah baru yaitu metode pembelajaran
heroik dan turnamen.
2. Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang lebih menekankan pada
tuntutan kurikulum 2004 yakni memberi banyak keaktifan pada siswa dan guru sebagai
fasilitator dengan metode turnamen matematika.
3. Bagi pengembangan kurikulum, diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran sesuai
dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kompetensi Dasar Matematika Aritmatika Sosial
Pembelajaran materi matematika untuk pokok bahasan aritmatika sosial adalah diajarkan
kelas VII. Kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam kurikulum menyebutkan dengan
menggunakan bentuk aljabar untuk memecahkan masalah termasuk masalah aritmatika sosial siswa
dapat menyelesaikan operasi bentuk aljabar, menyelesaikan operasi bentuk pecahan aljabar, dan
menggunakan aritmatika sosial dalam kegiatan ekonomi. Dan seterusnya ……………………
2. Model pembelajaran Turnamen Matematika
Kegiatan untuk mengaktifkan siswa diselenggarakan pembelajaran kooperatif dengan
turnamen matematika. Turnamen belajar matematika digambarkan oleh Robert Slavin dalam
Silberman, 1996) dengan mengadakan kompetisi antar tim untuk menyelesaikan masalah. Langkah-
langkah turnamen matematika menurut Silberman (1996) adalah :
1) membagi siswa menjadi beberapa kelompok
2) Berikan masalah soal untuk dikompetisikan di kelompok, dikoordinir oleh tim itu sendiri
3) Kompetisi dilanjutkan antar tim yang dipandu oleh guru.
Turnamen matematika yang akan diselenggarakan dalam membelajarkan materi Aritmatika Sosial
ini akan dimunculkan sebagai berikut:
Siswa dibagi dalam beberapa tim kelompok. Setiap anggota diberi peran. Dalam tiap kelompok
4
akan diberi masalah berupa soal untuk dikompetisikan pada intern kelompok. Apabila masalah
sudah terpecahkan maka siswa yang mampu harus mau berjiwa pemimpin, dia mau membantu
mensosialisasikan ke tim kelompoknya. Selanjutnya guru akan mengorganisis jalannya kompetisi
antar kelompok. Setiap siswa bertangung jawab dalam kelompoknya.
5
4. Siklus Kegiatan
Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas. Kegiatan diterapkan dalam upaya
menumbuhkan jiwa siswa mempunyai semangat kepemimpinan yang mampu memecahkan masalah
yang dihadapi maupun yang dibebankan padanya. Tahapan langkah disusun dalam siklus
penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
dirancang dalam 3 siklus. Sebagai langkah-langkah besar yang dilakukan sbb:
Siklus 1: Perencanaan
a. Meninjua kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2. Penekanan
perencanaan disini adalah menyiapkan siswa benar-benar berada pada suasana penyadaran diri
seperti konsep pemimpin yang rela berkorban. Persiapan ini akan ditemukan terlebih dahulu
antara guru, dan siswa di luar jam.
b. Menyiapkan modul berupa tugas rumah maupun soal turnamen: Isi modul ini berupa
ringkasan materi dan soal yang dicalonkan dalam turnamen matematika. Soal-soal dikerjakan
sebaiknya dalam kelompok. Modul ini diberikan pada saat tatap muka pada poin a di atas.
c. Menyiapkan modul tugas untuk dibahas pada pertemuan siklus 2.
Pelaksanaan
a. Guru mitra menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul
yang diberikan sebelumnya.
b. Permasalahan dibahas bersama dengan tanya jawab. Bila masalah muncul dari kelompok,
maka pemecahannya dilakukan dengan model kompetisi untuk tim lain. Penyelesaian
masalah dapat poin bintang atas nama kelompok dan atas nama pribadi.
c. Guru memperjelas atau mempertegas materi yang sedang dipelajari.
d. Guru memberikan soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok.
Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan bimbingan.
e. Guru memberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Soal dibuat hampir mirip
soal pertama. Hanya mungkin soal-soal diganti bilangannya, atau diubah susunannya.
Dengan cara kompetisi pada suatu kecepatan yang dituntut, maka siswa akan bersemangat
mengerjakannya.
f. Pada suatu penyelesaian suatu masalah soal siswa atau kelompok yang berhasil wajib
menjelaskan pada kelompok lain.
Pengamatan
a. Guru mengamati apakah jiwa kepemimpinan heroik sudah dapat dilaksanakan oleh siswa
dalam pembelajaran siklus 1.
b. guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan
yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian untuk masing-
masing siswa tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan.
c. Guru mengamati jalannya turnamen tahap pertama. Adakah permasalahan yang dihadapi
siswa. Pada bagian-bagian mana mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.
d. Guru mengamati jalannya turnamen tahap kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu
yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya.
Refleksi
a. Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi,
membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal turnamen.
Membuat suatu perbaikan tindakan atau rancangan revisi berdasar hasil analisis pencapaian
indikator-indikator tersebut.
Siklus 2 : Perencanaan
6
a. Meninjua kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan
melakukan revisi sesuai hasil reflesi siklus 1. Penekanan perencanaan disini adalah
menekankan semangat dalam menyelesaikan masalah.
b. Menyiapkan modul berupa tugas rumah maupun soal turnamen untuk dilaksanakan pada
siklus 3.
Pelaksanaan
a. Guru mitra didampingi dosen konsultan kembali menampung semua permasalahan yang
muncul setelah siswa mempelajari modul yang diberikan sebelumnya.
b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi yang
sedang dipelajari. Kembali masalah yang muncul berupa soal dikompetisikan pada
kelompok lain. Bagi mereka yang dapat menyelesaikan masalah berupa soal mendapat poin
bintang, dan mereka harus sanggup menjelaskan solusinya pada kelompok lain.
c. Guru memperjelas atau mempertegas materi yang sedang dipelajari.
d. Guru kembali memberikan soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam
kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan dua guru.
e. Guru kembali memberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Teknik yang
dilakukan dalam turnamen ini benar-benar harus memperhatikan keaktifan pada siklus 1.
Diharapkan pada turnamen ini lebih baik dan lebih aktif dari pada turnamen siklus 1.
Pengamatan
a. guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan
yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian lagi untuk
masing-masing siswa tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses.
b. Guru mengamati jalannya turnamen tahap pertama dan kedua. Guru membandingkan
dengan pelaksanaan pada siklus 1 dan siklus 2.
c. Guru mengamati jalannya turnamen tahap kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu
yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya.
Refleksi
a. Secara kolaboratif guru dan dosen menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat
suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal turnamen.
Kali ini ditekankan pada refleksi kegiatan dan ketrampilan untuk tiap individu. Apakah tiap
individu sudah mulai terbiasa dengan turnamen, dan sudah mulai terlatih memecahkan
masalah.
Siklus 3
Perencanaan
a. Meninjua kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 3. Disini benar-
benar dipersiapkan lebih terarah pada indikator pencapaian. Penekanan pada kemampuan
individual, karena pada finalnya akan dilakukan evaluasi tes akhir untuk mengetahui
apakah ada pengaruh ketrampilan proses terhadap hasil belajar.
b. Menyiapkan instrumen tes akhir dan meninjau lebih detil tentang indikator keaktifan dan
indikator ketrampilan proses secara individual.
c. Mempersiapkan bantuan lebih khusus pada siswa-siswa yang belum kelihatan aktif atau
bermasalah dalam turnamen matematika.
Pelaksanaan
a. Guru mitra didampingi konsultan kembali menampung semua permasalahan yang muncul
setelah siswa mempelajari modul yang diberikan sebelumnya.
b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi yang
sedang dipelajari. Kembali masalah yang muncul berupa soal dikompetisikan pada
kelompok lain. Kompetisi kali ini lebih ditekankan pada siswa yang belum pernah ada
kesempatan, atau belum kelihatan aktif.
7
c. Guru memperjelas atau mempertegas materi yang sedang dipelajari.
d. Guru kembali memberikan soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam
kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan guru.
e. Guru kembali memberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Teknik yang
dilakukan dalam turnamen ini benar-benar harus memperhatikan keaktifan tiap individu.
Pengamatan
a. guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dilihat secara jeli terhadap
semua indikator pencapaian. Apakah setiap individu sudah memenuhi standar minimal
pencapaian indikator.
b. Guru mengamati jalannya turnamen tahap pertama dan kedua. Pengamatan ini lebih
ditekankan pada pencapaian dan kecepatan penyelesaian masalah.
Refleksi
a. Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan, hasil tes. Selanjutnya membuat
suatu simpulan terhadap pencapaian indikator. Diharapkan pada siklus ini indikator
pencapaian dapat dipenuhi.
b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal turnamen.
Mengevaluasi bagian-bagian mana yang telah berhasil dicapai, bagian mana yang layak
ditindak lanjuti tentang kegiatan dengan pembelajaran dengan metode heroik dan turnamen
ini.
c. Merefleksi tentang pelaksanaan penanaman jiwa kepemimpinan heroik. Membuat suatu
simpulan bagaimana langkah yang baik guna menanamkan pada siswa jiwa kepemimpinan
heroik yang baik.
5 Indikator Kinerja
Tabel 1: Indikator Keberhasilan siswa dalam pembelajaran
No Indikator/variable Keterangan
1 Keaktifan dalam * Apakah tugas dapat diselesaikan secara berkelompok
pembelajaran * adakah pertanyaan muncul setelah kerja di rumah
Indikator pencapaian apakah dalam pembelajaran aktif berpartisipasi.
mencapai 4 kadar Apakah dalam turnamen aktif mengikuti
keaktifan diskoring Apakah dalam memerankan sebagai seorang
dengan skala likert (1 pemimpin cukup aktif
s.d 5)
2 Ketrampilan Proses trampil mengerjakan soal untuk tugas rumah
kemampuan melahirkan pertanyaan setelah belajar
Indikator pencapaian dalam kelompok di rumah
mencapai 60% bila kemampuan berinteraksi melalui bertanya/ siap
ketrampilan/ menjawab pertanyaan dalam pembelajaran
kemampuan kemampuan memecahkan masalah pada kompetisi
dilakukan skoring. tahap pertama
kemampuan memecahkan masalah pada kompetisi
tahap ke dua
kesiapan dalam mengikuti kompetisi
kemampuan berperan sebagai pemimpin heroik
ketrampilan bekerja sama dalam kelompok
kemampuan beradaptasi dengan teman
3 Hasil belajar tuntas akan disesuaikan dengan rencana pembelajaran
>65%
Cara Pengambilan dan pengolahan Data
a. Data kualitatif keaktifan dan bermain peran dengan pengamatan untuk variabel keaktifan.
8
b. Data hasil pengamatan dan tes diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan
peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus
Daftar Pustaka
Suharyono, 1990, Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika, Makalah dan seminar
Nasional PPS IKIP Malang, Tanpa penerbit.
Sukestiyarno, 2002, Mengefektifkan Pembelajaran Teori Peluang dan Statistika Dasar dengan
memerankan Media untuk tingkat Dasar dan Menengah dengan problem posing dan tugas
terstruktur, Laporan Penelitian Due Like UNNES.
Sukestiyarno, 2004, Penerapan Strategi Berbasis Media Dan Teknologi Dalam Mengajarkan
Materi Matematika Perdana Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Laporan Penelitian Due Like UNNES.
Suprodjo, 2002, Acuan Penyusunan Kurikulum Inti yg Berlaku Secara Nasional, Dikti, Jakarta.
Sutadi, 2004, Mengurangi Siswa Berkesulitan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran
Multigrade Teaching, Buletin Pelangi Pendidikan, Vol 6 no 2.
Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Depdikbud Dirjendikti.,
Tim Pengembang Kurikulum 2004 SMA, 2003, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Matematika, Jakarta: Depdiknas Dirjen PD and DPD.
Winarti, ER, 2004, Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan VCD di SD, Laporan
Penelitian DUE-Like UNNES.
Wardono, 2005, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II dan Team Games Tournament
untuk mengingkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa SMP, Laporan Penelitian
Sementara PTK.