Anda di halaman 1dari 19

PMRI

Dosen Pengampu :
PROF.DR. RATU ILMA INDRA PUTRI, M.SI.
DR. BUDI SANTOSO, M.SI.

OLEH :
Diah Dwi Santri (06022681620003)
Rarri Bian Ryandi (06022681620005)
Sri Jumainisa (06022681620015)
Dian Fitra (06022681620019)
Sejarah PMRI
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
merupakan adaptasi dari Realistic Mathematics Education
(RME), teori pembelajaran yang dikembangkan di Belanda
sejak tahun 1970-an oleh Hans Freudenthal. Sejarahnya
PMRI dimulai dari usaha mereformasi pendidikan
matematika yang dilakukan oleh Tim PMRI (dimotori oleh
Prof. RK Sembiring dkk) sudah dilaksanakan secara resmi
mulai tahun 1998, pada saat tim memutuskan untuk
mengirim sejumlah dosen pendidikan matematika dari
beberapa LPTK di Indonesia untuk mengambil program S3
dalam bidang pendidikan matematika di Belanda.
Selanjutnya ujicoba awal PMRI sudah dimulai sejak
akhir 2001 di delapan sekolah dasar dan empat madrasah
ibtidaiyah. Kemudian, PMRI mulai diterapkan secara serentak
mulai kelas satu di Surabaya, Bandung dan Yogyakarta. Setelah
berjalan delapan tahun, pada tahun 2009 terdapat 18 LPTK
yang terlibat, yaitu 4 LPTK pertama ditambah UNJ (Jakarta),
FKIP Unlam Banjarmasin, FKIP Unsri Palembang, FKIP Unsyiah
(Banda Aceh), UNP (Padang), Unimed (Medan), UM (Malang),
dan UNNES (Semarang), UM (Universitas Negeri Malang), dan
Undiksa Singaraja, Bali, UNM Makassar, UIN Jakarta,Patimura
Ambon, Unri Pekan Baru, dan Unima Manado. Selain itu juga
ada Unismuh, Uiversitas Muhamadiyah Purwokerto dan STKIP
PGRI Jombang. Jumlah sekolah yang terlibat, dalam hal ini
disebut sekolah mitra LPTK tidak kurang dari 1000 sekolah.
Pengertian PMRI
PMRI adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak
dari hal-hal yang riil atau pernah dialami siswa,
menekankan keterampilan proses, berdiskusi dan
berkolaborasi, berargumentasi dengan teman
sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri
(student inventing) sebagai kebalikan dari (teacher
telling) dan pada akhirnya menggunakan
matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik
secara individu maupun kelompok dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
Prinsip-prinsip PMRI
Prinsip-prinsip PMRI adalah sebagai berikut :
1. Guided reinvention and didactical phenomenology

Karena matematika dalam belajar RME adalah sebagai aktivitas


manusia maka guided reinvention dapat diartikan bahwa siswa
hendaknya dalam belajar matematika harus diberikan
kesempatan untuk mengalami sendiri proses yang sama saat
matematika ditemukan. Prinsip ini dapat diinspirasikan dengan
menggunakan prosedur secara informal. Upaya ini akan tercapai
jika pengajaran yang dilakukan menggunakan situasi yang
berupa fenomena-fenomena yang mengandung konsep
matematika dan nyata terhadap kehidupan siswa.
Prinsip-prinsip PMRI

2. Progressive mathematization
Situasi yang berisikan fenomena yang dijadikan bahan dan area
aplikasi dalam pengajaran matematika haruslah berangkat dari
keadaan yang nyata terhadap siswa sebelum mencapai tingkat
matematika secara formal. Dalam hal ini dua macam
matematisasi haruslah dijadikan dasar untuk berangkat dari
tingkat belajar matematika secara real ke tingkat belajar
matematika secara formal.
Prinsip-prinsip PMRI
3. Self-developed models
Peran self-developed models merupakan jembatan bagi siswa
dari situasi real ke situasi konkrit atau dari informal matematika
ke formal matematika. Artinya siswa membuat model sendiri
dalam menyelesaikan masalah. Pertama adalah model suatu
situasi yang dekat dengan alam siswa. Dengan

4. Sekilas tentang PMRI | Shahibul Ahyan


generalisasi dan formalisasi model tersebut akan menjadi
berubah menjadi model-of masalah tersebut. Model-of akan
bergeser menjadi model-for masalah yang sejenis. Pada akhirnya
akan menjadi model dalam formal matematika.
Karakteristik PMRI
PMRI mempunyai lima karakteristik yaitu :

1. Menggunakan masalah kontekstual


Masalah kontekstual sebagai aplikasi dan sebagai titik tolak dari
mana matematika yang diinginkan dapat muncul.

2. Menggunakan model atau jembatan dengan instrumen


vertikal
Perhatian diarahkan pada pengembangan model, skema dan
simbolisasi dari pada hanya mentransfer rumus atau matematika
formal secara langsung.
Karakteristik PMRI
3. Menggunakan kontribusi siswa
Kontribusi yang besar pada proses belajar mengajar diharapkan
dari konstruksi siswa sendiri yang mengarahkan mereka dari
metode unformal mereka ke arah yang lebih formal atau standar.
4. Interaktivitas
Negosiasi secara eksplisit, intervensi, kooperasi dan evaluasi
sesama siswa dan guru adalah faktor penting dalam proses
belajar secara konstruktif dimana strategi informal siswa
digunakan sebagai jantung untuk mencapai yang formal.
5.Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya
Pendekatan holistik, menunjukkan bahwa unit-unit belajar tidak
akan dapat dicapai secara terpisah tetapi keterkaitan dan
keterintegrasian harus dieksploitasi dalam pemecahan masalah.
Model Pembelajaran PMRI
Untuk mendesain suatu model pembelajaran
berdasarkan teori PMRI, model tersebut harus
mempresentasikan karakteristik PMRI baik pada
tujuan, materi, metode, dan evaluasi (Zulkardi,
2002; 2004).
Tujuan
Dalam mendesain, tujuan haruslah melingkupi
tiga level tujuan dalam RME : lover level, middle
level, and high level. Jika pada level awal lebih
difokuskan pada ranah kognitif maka dua tujuan
terakhir menekankan pada ranah afektif dan
psikomotorik seperti kemampuan
berargumentasi, berkomunikasi, justifikasi, dan
pembentukan sikap kristis siswa.
Materi
Desain guru open material atau materi terbuka
yang didiskusikan dalam realitas, berangkat dari
konteks yang berarti; yang membutuhkan;
keterkaitan garis pelajaran terhadap unit atau topik
lain yang real secara original seperti pecahan dan
persentase; dan alat dalam bentuk model atau
gambar, diagram dan situasi atau simbol yang
dihasilkan pada saat proses pembelajaran. Setiap
konteks biasanya terdiri dari rangkaian soal-soal
yang menggiring siswa ke penemuan konsep
matematika suatu topik.
Aktivitas
Atur aktivitas siswa sehingga mereka dapat
berinteraksi sesamanya, diskusi, negosiasi, dan
kolaborasi. Pada situasi ini mereka mempunyai
kesempatan untuk bekerja, berfikir dan
berkomunikasi tentang matematika. Peranan
guru hanya sebatas fasilitator atau pembimbing,
moderator dan evaluator.
Evaluasi
Materi evaluasi biasanya dibuat dalam bentuk
open-ended question yang memancing siswa
untuk menjawab secara bebas dan
menggunakan beragam strategi atau beragam
jawaban atau free productions. Evaluasi harus
mencakup formatif atau saat pembelajaran
berlangsung dan sumatif,akhir unit atau topik.
Standar Guru PMRI
Ada lima standar guru PMRI yaitu:
– Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
tentang PMRI dan dapat menerapkannya dalam pembelajaran
matematika untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.
– Guru mendampingi siswa dalam berpikir, berdiskusi, dan
bernegosiasi untuk mendorong inisiatif dan kreativitas siswa.
– Guru mendampingu dan mendorong siswa agar berani
mengungkapkan gagasan dan menemukan strategi pemecahan
masalah menurut mereka sendiri.
– Guru mengelola kerjasama dan diskusi siswa dalam kelompok
atau kelas sehingga siswa dapat saling belajar.
– Guru bersama siswa menyimpulkan konsep matematika melalui
proses refleksi dan konfirmasi.
Standar pembelajaran PMRI
Standar pembelajaran PMRI ada lima, yaitu:

• Pembelajaran materi baru diawali dengan masalah realistik sehingga siswa


dapat mulai berpikir dan bekerja.
• Pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi
masalah yang diberikan guru dan bertukar pendapat sehingga siswa dapat
saling belajar dan meningkatkan pemahaman konsep.
• Pembelajaran mengaitkan berbagai konsep matematika untuk membuat
pembelajaran lebih efisien.
• Pembelajaran mengaitkan berbagai konsep matematika untuk memberi
kesempatan bagi siswa belajar matematika secara utuh, yaitu menyadari
bahwa konsep-konsep dalam matematika saling berkaitan.
• Pembelajaran materi diakhiri dengan proses konfirmasi untuk
menyimpulkan konsep matematika yang telah dipelajari dan dilanjutkan
dengan latihan untuk memperkuat pemahaman.
Standar Bahan Ajar PMRI
Standar bahan ajar PMRI diantaranya adalah:
– Bahan ajar menggunakan permasalahan realistik untuk memotivasi
siswa dan membantu siswa dalam memahami konsep matematika.
– Bahan ajar mengaitkan berbagai konsep matematika untuk memberi
kesempatan bagi siswa belajar matematika secara utuh, yaitu
menyadari bahwa konsep-konsep dalam matematika saling berkaitan.
– Bahan ajar memuat materi pengayaan dan remidi untuk
mengakomodasi perbedaan cara berpikir siswa.
– Bahan ajar memuat petunjuk tentang kegiatan yang memotivasi siswa
menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi.
– Bahan ajar memuat petunjuk tentang aktivitas yang mengembangkan
interaksi dan kerjasama antar siswa.
Contoh PMRI
Jurnal
DESAIN PEMBELAJARAN FUNGSI
MENGGUNAKAN RECEIPT PEMBAYARAN
LISTRIK DI KELAS VIII
Daftar Rujukan
Hadi, S. (2005). Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin:
Tulip.

Sembiring, RK.. (2010). Pendidikan Matematika Realistik


Indonesia; Perkembangan dan Tantangannya. Palembang: Jurnal
IndoMS Volume 1 No. 1 Juli 2010.

Sembiring, RK., Hoogland, K., and Dolk, M. (2010). A Decade of


PMRI in Indonesia. The Netherlands: APS International.

Zulkardi. (2002). Developing a Learning Envorinment on Realistic


Mathematics Education for Indonesian Students Teachers.
Thesis. University of Twente. Enschede: Printpartners Ipskamp.

Anda mungkin juga menyukai