Anda di halaman 1dari 5

Rencana Penelitian

Nama Mahasiswa : M. Khusna Khaba’ib (11160170000066)


Judul : Pengaruh Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT)
Terhadap Kemampuan Penalaran Kreatif matematis siswa

A. Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan ilmu universal sangat erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari, ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern serta berperan dalam
berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Matematika memegang peran penting dalam
mengembangkan cara berpikir logis, sistematis, dan kritis yang sangat dibutuhkan di era
teknologi dan informasi seperti sekarang ini. Matematika dapat pula dipandang sebagai
cara bernalar, karena matematika memuat cara pembuktian yang sahih atau valid, serta
sifat penalaran matematika yang sistematis.
Kemampuan penalaran yang tertuang dalam permendiknas No. 22 tahun 2006
tentang standar isi (SI) merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh
peserta didik. Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan
penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar materi matematika. Kemampuan bernalar
tidak hanya dibutuhkan para siswa pada saat pembelajaran matematika ataupun mata
pelajaran lainnya, namun sangat dibutuhkan ketika siswa dituntut untuk memecahkan
masalah dan mengambil kesimpulan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun kemampuan
penalaran matematis sangat penting dalam pembelajaran, namun pada kenyataan
kemampuan penalaran matematis siswa Indonesia masih rendah, terlihat dari hasil Trends
in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2011 menunjukan
bahwa presetase siswa dalam menjawab soal geometri dengan domain kognitif penalaran
di Indonesia yaitu sebesar 11% dari rata-rata International adalah sebesar 25%.
Lithner membagi penalaran menjadi 2, yaitu penalaran imitatif dan penalaran
kreatif. Penalaran imitatif didasarkan pada pengalaman siswa tanpa ada sifat keaslian dari
solusi siswa, sedangkang penalaran kreatif didasarkan pada pengonstruksian solusi siswa
itu sendiri sehingga penalaran kreatif dapat berperan dalam penyelesaian masalah non
rutin. Beberapa siswa kerap kali terpaku pada contoh soal yang diajarkan guru, sehingga
ketika siswa dihadapkan dengan soal yang sedikit berbeda dengan yang dicontohkan
siswa akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya. Hal ini selaras dengan soal-
soal latihan ataupun ujian yang masih belum sepenuhnya menunjang berkembangnya
kemampuan penalaran kreatif siswa, terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sriyati yang menyatakan bahwa pada soal Ujian Nasional matematika SMP tahun
pelajaran 2010/2011, 2011/2012, dan 2012/2013 hanya ada 1 dari 40 soal yag
membutuhkan penalaran kreatif untuk menyelesaikannya.
Berdasarkan permasalahan diatas, diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran kreatif matematis. Beberapa pendekatan
pembelajaran mulai diterapkan dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan penalaran
kreatif matematis siswa, di antaranya adalah pendekatan Rigorous Mathematical
Thinking. Meskipun dapat merangsang siswa untuk mengkonstruksi pemahaman
matematikanya, namun penerapan pendekatan Rigorous Mathematical Thinking masih
sangat jarang diterapkan dalam pembelajaran matematika di sekolah.
Penulis tertarik untuk meneliti mengenai penerapan Pendekatan Rigorous
Mathematical Thinking dalam menjawab permasalahan mengenai kemampuan penalaran
kreatif siswa sehingga penulis memberi judul : “Pengaruh Pendekatan Rigorous
Mathematical Thinking (RMT) Terhadap Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis
Siswa”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah maka diperoleh
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan
menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical Thinking ?
3. Apakah kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diajar dengan
pendekatan Rigorous Mathematical Thiking (RMT) lebih tinggi daripada
kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional.
2. Mengetahui kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diajar dengan
menggunakan pendekatan Rigorous Mathematical Thinking.
3. Menunjukkan bahwa kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang
pembelajarannya dengan pendekatan Rigorous Mathematical Thinking lebih tinggi
daripada kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional

D. Distingsi
1. Penelitian Wildan Hakim dkk (2018) yang mendeskripsikan penalaran kreatif siswa
SMP dalam menyelesaikan masalah sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV).
2. Fuadi dkk (2019) Penelitian ini menggunakan pendekatan RMT dalam meningkatkan
kompetensi strategis matematis (KSM) dan beban kognitif konstruktif matematis ditinjau dari
Kemampuan Awal Matematis (KAM)
3. Enggar Tri Aulia dan Harina Fitriyani (2019) menggunakan pendekatan Rigorous
Mathematical Thinking (RMT) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa.
4. Jadi kebaruan dari penelitian ini adalah menggunakan pendekatan Rigorous
Mathematical Thinking untuk meningkatkan kemampuan penalaran kreatif siswa

E. Definisi Operasional
1. Kemampuan penalaran kreatif adalah penalaran yang memuat kondisi sebagai
berikut: Anchoring, Creativity (kreatifitas), Plausibility (logis). Ide penalaran kreatif
yaitu kreasi solusi tugas yang baru dan fleksibel serta didasarkan pada argumen yang
masuk akal dan sifat matematis intrinsik. Penalaran kreatif ini bukan merujuk pada
berpikir superior atau luar biasa, tetapi penalaran kreatif dengan solusi tugas
matematika yang dapat sederhana dan asli untuk individu yang membuat solusi,
sendiri sehingga siswa lebih memahami hubungan dan pemilihan strategi yang
digunakan berdasarkan dasar-dasar matematika.
2. Rigorous Mathematical Thinking (RMT) merupakan teori yang dikembangkan oleh
James T. Kinard berdasarkan teori sosiokultural Vygotsky tentang peralatan
psikologis dan Zone of Proximal Development (ZPD) dan teori Mediated Learning
Experience (MLE) yang dikemukakan oleh Reuvan Feuerstein. Pendekatan Rigorous
Mathematical Thinking (RMT) yaitu cara guru dalam memediasi siswa berdasarkan
kriteria MLE untuk membangun pemahaman siswa menggunakan peralatan
psikologis dan disusun berdasarkan fase-fase RMT. Tahapan dari GMRL:
Pengembangan Kognitif (Cognitive Development), Konten sebagai Proses
Pengembangan (Content As Process Development), Praktek Konstruksi Kognitif
Konseptul (Cognitive Conceptual Construction Practice).

F. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu
(quasi eksperimen), Sampel penelitian adalah siswa SMAN 1 Tangerang Selatan
sebanyak dua kelas yang dipilih secara Cluster Random Sampling. Desain penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
Kelompok Perlakuan Tes Akhir
Eksperimen XE Y
Kontrol XK Y
Keterangan :
XE : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran GMRL
XK : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
Y : Posttest kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
Instrumen: tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang sebelumnya dilakukan uji
validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda. Setelah memperoleh
data hasil kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, tahap berikutnya yaitu dilakukan
pengolahan dan analisis data menggunakan perangkat lunak Statistical Package for
Social Sciences (SPSS). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
perbedaan dua rata-rata populasi independen dengan uji statistik yaitu Independent
Sample T-test (uji T).

G. Rencana Analisis Data


Pembahasan dalam penelitian ini terbagi menjadi empat bagian yaitu:
1. Penjelasan studi pendahuluan tentang kemampuan penalaran kreatif di SMAN 1
Tangerang Selatan.
2. Temuan penelitian tentang tahapan Rigorous Mathematical Thinking
3. Pembahasan data penelitian berdasarkan dari hasil uji t
4. Komparasi dengan hasil penelitian terdahulu

H. Daftar Pustaka
Artikel Berbahasa Indonesia (minimal 5)
1. Fuadi, dkk. Pengaruh Pembelajaran Rigorous Mathematical Thinking (Rmt)
Terhadap Beban Kognitif Konstruktif Dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa Di
Pondok Pesantren. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. JPPM Vol. 12 No. 1.
2019.
2. Tri Aulia, Enggar dan Fitriyani, Harina. Implementasi Pendekatan Rigorous
Mathematical Thinking (RMT) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa. Jakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Journal of Mathematics Science
and Education. 2019
3. Dwi Handayani, Aprilia. Penalaran Kreatif Matematis. Kediri: Universitas Nusantara
PGRI. 2013
4. Rofiki, Imam. Penalaran Kreatif Versus Penalaran Imitatif. Malang: Universitas
Negeri Malang. 2015
5. Hakim, Wildan dkk. Penalaran Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV). Malang: Universitas Negeri
Malang. 2018

Anda mungkin juga menyukai