Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.

2 Mei 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v9i2.17580
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN DITINJAU DARI
GAYA KOGNITIF PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KENDARI

Windi Aprilia1), Kodirun2), Muhammad Sudia3)


1), 2),3)
Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Halu Oleo.
Email :windi97apriilia@gmail.com; kodirun_zuhry@yahoo.com.

Abstrak
Matematika merupakan pelajaran atau bidang studi yang rumit dan memerlukan pemahaman yang
runtut, salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah memahami konsep matematika, dengan
pemahaman konsep matematika siswa dapat mempelajari sesuatu yang baru. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pemahaman konsep materi himpunan yang ditinjau dari gaya kognitif. Penelitian
ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam
tentang pemahaman materi himpunan yang ditinjau dari gaya kognitif, oleh sebab itu jenis penelitian
ini adalah penelitian eksploratif. Subjek dalam penelitian ada dua siswa yaitu siswa yang
mempunyai gaya kognitif impulsif dan siswa yang mempunyai gaya kognitif reflektif di mana materi
yang gunakan pada penelitian ini adalah materi himpunan. Penelitian ini dilakukan dengan memilih
dua subjek gaya kognitif yaitu siswa yang bergaya kognitif impulsif dan siswa yang bergaya kognitif
yang di pilih berdasarkan tes gaya kognif dan tes pemahaman konsep dan dilanjutkan dengan
wawancara yang memuat 7 indikator pemahaman konsep. Siswa yang gaya kognitif reflektif
mempunyai pemahaman konsep yang lebih baik dari pada siswa yang bergaya kognitif impulsif.

Kata Kunci : pemahaman konsep; gaya kognitif; impulsif reflektif

ANALYSIS OF UNDERSTANDING THE CONCEPT OF MATHEMATICS SET MATERIAL IN


TERMS OF COGNITIVE STYLE IN GRADE VII STUDENTS OF SMP NEGERI 10 KENDARI

Abstract
Mathematics is a complex subject or field of study and requires a coherent understanding. One of the
objectives of learning mathematics is to understand mathematical concepts, with understanding
mathematical concepts students can learn something new. This study aims to analyze the
understanding of the concept of set material in terms of cognitive style. This research uses qualitative
research. This study aims to analyze in depth the understanding of the set material in term of
cognitive style, therefore this type of researchis exploratory research. The subjects in the study were
two students, namely students who have an impulsive cognitive style and students who have a
reflective cognitive style in which the material used in this study is set material. This research was
conducted by selecting two cognitive style subjects, namely impulsive cognitive style students and
cognitive-style students who were selected based on cognitive style tests and concept understanding
tests and continued with interviews containing 7 indicators of concept understanding. Students with a
cognitive reflective style have a better understanding of the concept than students with a cognitive
impulsive style..

Keywords: conceptual understanding; cognitive style; impulsife reflective

Windi Aprilia, Kodirun, Muhammad Sudia 239


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021

Pendahuluan meliputi kemampuan memahami masalah,


merancang model matematika, menyelesaikan
Pendidikan merupakan upaya
model dan menafsirkan solusi yang di peroleh,
pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber
(5) memiliki sikap menghargai kegunaan
daya manusia agar lebih baik lagi dari
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
sebelumnya. Undang-undang Nomor 20 Tahun
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah
percaya diri dalam pemecahan masalah.
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Selain itu, belajar matematika yang
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
kita lakukan selama ini umumya bersifat
siswa secara aktif mengembangkan potensi
prosedural, artinya kita hanya mengikuti atau
dirinya untuk memilikipengendalian diri,
mengerjakan soal sesuai dengan rumus yang
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
tertulis dibuku acuan atau berdasarkan rumus
keterampilan yang diperlukan dirinya,
yang diberikan oleh guru tanpa memahami betul
masyarakat, bangsa dan Negara.
dari mana asalnya rumus tersebut. Dengan kata
Tujuan pendidikan nasional disesuaikan
lain pemahaman konseptualnya diabaikan.
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
Padahal dalam menyelesaikan soal kita perlu
teknologi yang semakin maju, serta
pemahaman prosedural dan konseptual secara
perkembangan kehidupan bangsa Indonesia
terpadu.
sehingga tujuan bersifat dinamis.Tujuan
Belajar matematika dengan pemahaman
pendidikan dalam sekolah dioperasionalkan
sangatlah penting, belajar matematika tidak
menjadi tujuan pembelajaran dari bidang studi
hanya memerlukan keterampilan menghitung
yang diberikan guru di kelas yaitu pembelajaran
tetapi juga memerlukan kecakapan untuk
matematika yang mengarahkan siswa memiliki
berpikirdan beralasan secara matematis untuk
kemampuan berpikir objektif, kritis, cermat,
menyelesaikan soal-soal baru dan mempelajari
analitis dan logis untuk mencapai tujuan
ide-ide baru (Walle, 2006: 3).
tersebut.
Pemahaman adalah tingkat kemampuan
Matematika merupakan mata pelajaran
siswa yang diharapkan mampu memahami arti
yang sudah diajarkan sejak pendidikan dasar
atau konsep, menjelaskan serta mengaplikasikan
sampai pendidikan lanjut.Namun tidak sedikit
apa yang di lihat atau diketahuinya dengan
siswa yang mengalami kesulitan dalam
pemahaman siswa akan mampu
pembelajaran matematika.Terdapat materi yang
menghadapiberbagai persoalan matematika
dengan mudah dipahami oleh siswa, tetapi ada
dalam situasi yang berbeda-beda. (Hudojo, 2003:
juga materi yang tidak dengan mudah untuk
5) mengatakan bahwa belajar haruslah aktif
dipahami dan ada juga materi yang mudah tetapi
melibatkan dirinya dalam menemukan suatu
juga tidak dengan mudah dipahami karena
prinsip dasar maka mereka akan memenuhi
kemungkinan terdapat bebarapa faktor yang
konsep dengan baik.
menghambat pemahaman pada siswa, baik
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
faktor internal maupun eksternal.
dan Kebudayaan Nasional RI No 58 Tahun 2014
Tujuan pembelajaran matematika
menjelaskan bahwa salah satu tujuan
menurut Badan Nasional Sertifikasi Profesi
pembelajaran matematika di sekolah adalah
(BNSP) (2006: 148), yaitu agar siswa memiliki
memahami konsep matematika yang merupakan
kemampuan: (1) memahami konsep matematika,
kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan
menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
antarkonsep dan menggunakan konsep maupun
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara
algoritma secara luwes, efisien dan tepat dalam
luwes, akurat, efisien dan tepat dalam
pemecahan masalah. Pemahaman konsep
pemecahan masalah, (2) mengkomunikasikan
matematika merupakan salah satu tujuan penting
gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau
dalam tujuan pembelajaran karena dengan
media lain untuk memperjelas masalah, (3)
memahami konsep siswa akan lebih mudah
menggunakan penalaran pada pola dan
untuk mempelajari matematika.Siswa yang
sifat,melakukan manipulasi matematika dalam
menguasai konsep dapat mengidentifikasi dan
membuat generalisasi, menyusun bukti atau
mengerjakan soal baru yang lebih bervariasi.
menjelaskan gagasan dan pernyataan
Soal matematika diberikan kepada siswa sebagai
matematika, (4) memecahkan masalah yang
alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa
240
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v9i2.17580
setelah menerima materi matematika. Hasil Pemahaman merupakan terjemahan
evaluasi tersebut dapat diketahui sejauh mana dari istilah understanding yang diartikan sebagai
keberhasilan proses belajar mengajar dan penyerapan arti suatu materi yang dipelajari.
pemahaman konsep siswa terhadap materi yang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
diberikan. paham berarti mengerti dengan tepat,
Pembelajaran pada umumnya sedangkan konsep berarti suatu rancangan.
berlangsung secara verbal artinya dengan Sedangkan dalam matematika, konsep adalah
menggunakan bahasa lisan. Hal ini terjadi dalam suatu ide abstrak yang memungkinkan
pengajaran pada semua jenjang persekolahan. seseorang untuk menggolongkan suatu objek
Pembelajaran lebih tinggi, hanya mungkin atau kejadian. Jadi, pemahaman konsep adalah
berlangsung secara efektif jika siswa telah pengertian yang benar tentang suatu rancangan
memiliki konsep dan prinsip berbagai mata atau ide abstrak.
ajaran yang telah diberikan pada jenjang sekolah Kemampuan pemahaman konsep dapat
dibawahnya. Konsep-konsep dan prinsip-prinsip dicapai dengan memperhatikanindikator-
yang telah dimilikinya itu pada dasarnya indikator, Menurut Dirjen Dikdasmen No.
berfungsi sebagai entry behavior yang dapat 506/CP/PP/2004 (Shadiq, 2009: 13indikator
dijadikan dasar untuk meningkatkan proses yang menunjukkanpemahaman konsep antara
pengajaran berikutnya. lain:
Menurut Sudaryono (2012: 10) 1. Menyatakan ulang sebuah konsep
pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk 2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-
mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya)
itu diketahui atau diingat, yang dinyatakan 3. Memberi contoh dan noncontoh dari konsep
dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan 4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
atau mengubah data yang disajikan dalam representasi matematis
bentuk yang lain. Selanjutnya, Sanjaya (2006: 8) 5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat
pemahaman dapat diartikansebagai kedalaman cukup suatu konsep.
pengetahuan yang dimiliki individu.Jadi dapat 6. Menggunakan dan memanfaatkan serta
disimpulkan bahwa pemahaman adalah memilih prosedur atau operasi tertentu
bagaimana seseorang membedakan, 7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma
menduga,menerangkan, memperluas, pemecahan masalah. Secara umum
menyimpulkan, memberikan contoh, menuliskan indikator pemahaman matematika meliputi
kembali, dan menerangkan. Seseorang dapat mengenal, memahami dan menerapkan
dikatakan memahami sesuatu apabila seseorang konsep, prosedur, prinsip dan ide
dapat memberikan penjelasan atau memberi matematika.
uraian lebih rinci tentang hal itu dengan Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
menggunakan kata-katanya sendiri terhadap keberhasilan pembelajaran matematika. Faktor-
materi pelajaran yang disampaikan guru bahkan faktor tersebut dapat mempengaruhi proses
siswa mampu menerapkan atau menggunakan pembelajaran matematika, apakah pembelajaran
kedalam konsep-konsep lain. matematika tersebut terlaksana secara efektif
Pentingnya pemahaman konsep matematika atau tidak efektif. Hal ini sejalan apa yang
terlihat dalamtujuan pertama pembelajaran dikemukakan Huda (2016: 6) bahwa
matematikamenurut Depdiknas (Permendiknas pembelajaran merupakan suatu fenomena yang
no. 22 tahun 2006) yaitu memahami konsep sangat kompleks yang dapat dipengaruhi oleh
matematika, menjelaskan keterkaitan antar banyak faktor.
konsep dan mengaplikasikan konsep atau Belajar konsep berguna dalam rangka
algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat pendidikan siswa atau paling tidak mempunyai
dalam pemecahan masalah. Sesuai dengan pengaruh tertentu, yaitu: 1) Konsep mengurangi
tujuan pembelajaran matematika di atas maka kerumitan lingkungan, 2) konsep-konsep
setelah proses pembelajaran siswa diharapkan membantu kita untuk mengidentifikasi objek-
dapat memahami suatu konsep matematika objek yang ada di sekitar kita, 3) konsep
sehingga dapat menggunakan kemampuan membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang
tersebut dalam menghadapi masalah–masalah baru, lebih luas dan lebih maju, 4) konsep
matematika. mengarahkan kegiatan instrumental, 5) konsep

Windi Aprilia, Kodirun, Muhammad Sudia 241


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021

memungkinkan pelaksanaan pengajaran 6) Gayakognitifditandaisebagaisuatu


Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua sifatkognitifyang mungkin untuk menyatakan
hal yang berbeda dalam kelas yang sama. perbedaan kemampuan individu
Salah satu faktor yang mempengaruhi dalamkualitaspemecahan
pembelajaran adalah kebiasaan belajar. masalah.Pengukuransifattersebutbiasanyamelibat
Kebiasaan belajar adalah cara atau teknik yang kan tugasyang membutuhkanpilihansolusi
berulang-ulang sehingga dapat menetap pada diri yangtepat di antara beberapa alternatif respon.
siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca (Sudia, 2013).
buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu Tennant(dalam Azhar, 2015)
untuk menyelesaikan kegiatan (Djaali, mendefinisikan gaya kognitif sebagai
2014:128). Kebiasaan belajar cenderung karakteristik konsistensi individu untuk
menuntun siswa ke dalam cara menangkap mengatur dan memproses informasi. Informasi
pembelajaran ataupun cara siswa memperoleh yang dimaksudkan adalah termasuk informasi
dan mengolah informasi yang didapatkan selama yang diterima siswa berupa materi pelajaran dari
proses pembelajaran. Salah-satu kebiasaan guru pada saat belajar, informasi yang diperoleh
belajar yang sangat mempengaruhi keberhasilan melalui bahan bacaan atau media lainnya,
pembelajaran adalah gaya kognitif siswa. maupun informasi yang berupa tugas atau
Gaya kognitif merupakan variabel masalah yang harus diselesaikan.
penting yang mempengaruhi pilihan-pilihan Setiap siswa memiliki pemahaman
siswa dalam bidang akademik, utamanya yang konsep yang berbeda, pemahaman konsep
berkaitan dengan masalah belajar, pola perilaku tergantung pada pengalaman dan perspektif yang
belajar siswa, bagaimana siswa belajar, cara dipergunakan dalam menginterprestasikan
berpikir siswa, cara siswa memproses informasi pengalaman itu (Dewi :2006: 6). Menurut
dan cara siswa memecahkan masalah. Kaitannya Dubinsky (2000: 9) pemahaman terhadap konsep
dengan hal ini, Acharya (2002) mengatakan matematika merupakan hasil konstruksi atau
bahwa jika gaya kognitif siswa terakomodasi rekonstruksi tersebut dilakukan melalui aktivitas
dalam belajar, maka dapat menghasilkan berupa aksi-aksi matematika, proses-proses,
peningkatan sikap belajar dan meningkatkan objek-objek yang diorganisasikan dalam suatu
keterampilan berpikir, prestasi akademik dan skema untuk memecahkan suatu permasalahan.
kreativitas. Informasi tentang gaya kognitif Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman
dapat membantu guru di sekolah menjadi lebih konsep pada penelitian ini diartikan sebagai
sensitif terhadap perbedaan yang dimiliki siswa kemampuan siswa dalam menyelesaikan
dalam kelas. permasalahan himpunan.
Gaya kognitif adalah salah satu Salah satu faktor yang mempengaruhi
karakteristik dari siswa yang khas. Gaya kognitif pembelajaran adalah kebiasaan belajar.
adalah cara penerimaan dan cara memproses Kebiasaan belajar adalah cara atau teknik yang
informasi yang didapatkan individu. Menurut berulang-ulang sehingga dapat menetap pada diri
Keefe (Uno, 2012:185), gaya kognitif siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca
merupakan cara siswa yang khas dalam belajar, buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu
baik yang berkaitan cara penerimaan dan untuk menyelesaikan kegiatan (Djaali,
pengolahan informasi, sikap terhadap informasi, 2014:128). Kebiasaan belajar cenderung
maupun kebiasaan yang berhubungan dengan menuntun siswa ke dalam cara menangkap
lingkungan dengan belajar. Sedangkan menurut pembelajaran ataupun cara siswa memperoleh
Slameto sebagaimana yang dikutip oleh dan mengolah informasi yang didapatkan selama
Abdurrahman (1999 :245), gaya kognitif adalah proses pembelajaran. Salah-satu kebiasaan
perbedaan-perbedaan antar pribadi yang bersifat belajar yang sangat mempengaruhi keberhasilan
menetap pada diri seseorang mengenai cara pembelajaran adalah gaya kognitif siswa.
menerima, menyusun, dan mengolah informasi Heineman (Azhar, 2015)
serta pengalaman. Menurut Lusiana mengemukakan beberapa pengertian gaya
sebagaimana yang dikutip oleh Ratumanan kognitif sebagai berikut: (1) gaya kognitif
(2003:2), gaya kognitif mempunyai peranan merujuk kepada cara yang lebih disukai individu
yang sangat penting dalam keberhasilan dalam mengatur dan memproses informasi; (2)
pembelajaran matematika. gaya kognitif biasanya digambarkan sebagai
suatu dimensi keperibadian yang mempengaruhi
242
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v9i2.17580
sikap, nilai dan interaksi sosial; (3) gaya kognitif terdapat dua aspek penting, yaitu: (1) waktu
meliputi pola perilaku konsisten individu, dalam yang digunakan siswa untuk membuat keputusan
hal cara berpikir, mengingat dan memecahkan dalam memecahkan masalah; (2) kesalahan yang
masalah. Hal yang sama juga dikemukakan dilakukan siswa dalam menjawab masalah.
Riding, Glass dan Douglas (Azhar, 2015) Untuk mengukur gaya kognitif impulsif-reflektif
mengatakan bahwa gaya kognitif mengacu pada dari aspek pertama adalah dilihat dari segi waktu
kecenderungan dan konsistensi karakteristik yang digunakan siswa dalam memecahkan
individu dalam memahami, mengingat, masalah, sedang pada aspek kedua dilihat dari
mengorganisasikan, memproses informasi, banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa
berpikir dan pemecahan masalah. dalam memberikan jawaban saat memecahkan
Gaya kognitif yang menjadi fokus dalam masalah.
penelitian ini adalah gaya kognitif impulsif- Aspek waktu dibedakan menjadi dua
reflektif yang dikemukakan Jerome Kagan tahun bagian, yaitu cepat atau lambat, sedangkan aspek
1965. Kagan (1965) menjelaskan bahwa gaya kesalahan juga dibedakan menjadi dua bagian,
kognitif impulsif-reflektif menggambarkan yaitu cermat/akurat (banyaknya kesalahan
kecenderungan seseorang yang tetap dalam menjawab sedikit) dan tidak cermat/tidak akurat
menunjukkan cepat atau lambat waktu (banyaknya kesalahan menjawab banyak).
menjawab terhadap situasi masalah dengan Berdasarkan hal ini maka siswa dapat dibagi
ketidakpastian jawaban yang tinggi. Menurut menjadi empat kelompok, yaitu: (1) cepat tetapi
Kagan (1965), anak yang memiliki karakteristik tidak cermat/tidak akurat dalam menjawab
cepat dalam menjawab masalah, tetapi tidak (siswa impulsif), (2) cepat dan cermat/akurat
cermat sehingga jawaban masalah cenderung dalam menjawab, (3) lambat tetapi cermat/akurat
salah, disebut bergaya kognitif impulsif, dalam menjawab (siswa reflektif), (4) lambat
sedangkan anak yang memiliki karakteristik dan tidak cermat/tidak akurat dalam menjawab.
lambat dalam menjawab tetapi cermat, sehingga Dalam penelitian ini hanya akan dipusatkan
jawaban masalah cenderung betul, disebut perhatian pada dua karakteristik siswa, yaitu
bergaya kognitif reflektif. Lebih lanjut (Kagan, siswa yang cepat dalam menjawab masalah
1966; Egeland, 1974) menyebutkan bahwa siswa tetapi tidak cermat/tidak akurat, sehingga
impulsifcenderunguntuk menjawabpertanyaan jawaban cenderung salah (siswa impulsif),
lebihcepatdan kurangakuratdibandingkandengan kemudian siswa yang lambat dalam menjawab
siswa. masalah tetapi cermat/akurat, sehingga jawaban
Abdurrahman (1999) menyatakan cenderung betul (siswa reflektif). Adapaun
bahwa gaya kognitif impulsif-reflektif terkait alasannya adalah: (1) proporsi kelompok anak
dengan penggunaan waktu yang digunakan impulsif dan reflektif lebih besar dibandingkan
siswa untuk menjawab persoalan dan jumlah kelompok anak cepat dan cermat serta lambat
kesalahan yang dibuat, dengan ketidakpastian dan tidak cermat (Warli, 2010, Sudia, 2013); dan
jawaban. Siswa yang impulsif cenderung (2) keterbatasan penulis.
menjawab persoalan secara cepat tetapi banyak Salah satu faktor yang mempengaruhi
membuat kesalahan, sedangkan siswa reflektif pembelajaran adalah kebiasaan belajar.
cenderung menjawab persoalan secara lebih Kebiasaan belajar adalah cara atau teknik yang
lambat tetapi hanya sedikit membuat kesalahan. berulang-ulang sehingga dapat menetap pada diri
Dari pengertian gaya kognitif impulsif- siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca
reflektif yang dikemukakan di atas, maka yang buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu
dimaksud dengan gaya kognitif impulsif dalam untuk menyelesaikan kegiatan (Djaali,
penelitian ini adalah gaya kognitif individu yang 2014:128). Kebiasaan belajar cenderung
memiliki karakteristik dalam menjawab masalah menuntun siswa ke dalam cara menangkap
secara cepat tetapi tidak akurat sehingga pembelajaran ataupun cara siswa memperoleh
jawaban cenderung salah, sedangkan gaya dan mengolah informasi yang didapatkan selama
kognitif reflektif adalah gaya kognitif individu proses pembelajaranan. Salah-satu kebiasaan
yang memiliki karakteristik dalam menjawab belajar yang sangat mempengaruhi keberhasilan
masalah secara lambat, tetapi akurat sehingga pembelajaran adalah gaya kognitif siswa.
jawaban cenderung betul. Gaya kognitif adalah salah satu
Berdasarkan pengertian gaya kognitif karakteristik dari siswa yang khas. Gaya kognitif
impulsif-reflektif yang dikemukakan di atas, adalah cara penerimaan dan cara memproses
Windi Aprilia, Kodirun, Muhammad Sudia 243
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021

informasi yang didapatkan individu. Menurut Perbedaan gaya kognitif yang dimiliki
Keefe (Uno, 2012:185), gaya kognitif setiap individu tentunya akan memberikan
merupakan cara siswa yang khas dalam belajar, dampak yang berbeda terhadap pemahaman
baik yang berkaitan dengan cara penerimaan dan konsep matematika maupun hasil belajar
pengolahan informasi, sikap terhadap informasi, matematika yang diperolehnya. Oleh karena itu
maupun kebiasaan yang berhubungan dengan setiap proses pembelajaran guru hendaknya
lingkungan belajar. Sedangkan menurut Slameto mampu memahami karakteristik siswa
sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Rahman khususnya tipe gaya kognitif yang dimiliki siswa
(2013:245), gaya kognitif adalah perbedaan- selama proses pembelajaran berlangsung.
perbedaan antar pribadi yang bersifat menetap Langkahsemacam ini untuk menciptakan
pada diri seseorang mengenai cara menerima, pembelajaran yang tidak didominasi oleh salah
menyusun, dan mengolah informasi serta satu tipe gaya kognitif siswa, sehingga dapat
pengalaman. Menurut Lusiana sebagaimana mencapai tujuan pembelajaran matematika yang
yang dikutip oleh Ratumanan (2003:2), gaya diharapkannya.Menyadari pentingnya
kognitif mempunyai peranan yang sangat memahami konsep matematika dengan melihat
penting dalam keberhasilan pembelajaran masing-masing gaya kognitif siswa, salah satu
matematika. upaya yang dapat dilakukanadalah dengan
Banyak penulis maupun peneliti menganalisis pemahamansiswa dalam
menggunakan istilah gaya kognitif dan gaya pembelajaranmatematika namun di tinjau dari
belajar secara bergantian. Nasution (2013:94) gaya kognitif siswa. Hal ini dilakukan untuk
menganggap gaya kognitif merupakan gaya megetahui kemampuan siswa sejauh mana
belajar. Munurut Jonassen & Grabowski sebagai kemampuan pemahaman konsep matematis
mana yang dikutip oleh Altun & Cakan siswa dengan meninjau kemampuan gaya
(2006:290), gaya belajar adalah bagaimana cara kognitif masing-masing siswa sehingga
orang belajar informasi sedangkan gaya kognitif pembelajaran bisa lebih kondusif dan berjalan
lebih global yaitu mengacu pada cara orang dengan baik. Dengandemikian guru dapat
menerima dan memandang lingkungan melakukantindak lanjut untuk
sekitarnya sebagai stimulus dan berinteraksi di melakukanpembelajaranyang lebih baik. Dalam
dalamnya. Berbeda dengan pendapat tersebut, penelitian ini, peneliti ingin
Keefe (Uno, 2012:186) mengemukakan bahwa menggambarkankemampuanpemahamankonsep
gaya kognitif merupakan bagian dari gaya siswa berdasarkan indikator pemahaman konsep
belajar yang menggambarkan kebiasaan yang di tinjau dari gaya kognitif siswa.
berprilaku yang relatif tetap dalam diri seseorang
dalam menerima, memikirkan memecahkan
Metode
masalah maupun dalam menyimpan informasi.
Gaya kognitif terbagi menjadi dua Penelitian ini bertujuan untuk
yaitu reflektif dan impulsif yang disebut sebagai menganalisis secara mendalam tentang
tempo konseptual, yakni siswa cenderung cepat pemahaman materi himpunan yang ditinjau dari
atau menggunakan lebih banyak waktu untuk gaya kognitif, oleh sebab itu jenis penelitian ini
merespon dan merenungkan akurasi dari suatu adalah penelitian eksploratif.
jawaban (Santrok, 2007). Untuk mendapatkan analisis data secara
Menurut Slameto (Hikmawati, Kamid, mendalam tentang pemahaman materi
& Syamsurizal, 2013:3) mengemukakan bahwa himpunan, siswa diberi tes memecahkan
gaya kognitif yang telah dipelajari secara meluas masalah matematika yang diikuti wawancara.
adalah gaya kognitif impulsif dan gaya kognitif Pada saat wawancara, siswa diminta untuk
reflektif. Menurut Witkin (Sanang & Loekmono, menjelaskan tentang pemahaman konsep pada
2012:115) orang yang memiliki gaya kognitif materi himpunan. Data hasil dari pemahaman
impulsif lebih suka memisahkan bagian-bagian materi dan data hasil wawancara digabung,
dari sejumlah pola dan menganalisisnya kemudian dideskripsikan secara kualitatif dan
berdasarkan komponen-komponen pola tersebut. hasilnya berupa kata-kata tertulis, lisan atau
Sedangkan gaya kognitif reflektif cenderung uraian dari subjek penelitian dan selanjutnya
memandang pola dari keseluruhan tidak dianalisis. Oleh sebab itu, maka penelitian ini
memisahkan ke komponen-komponennya menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

244
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v9i2.17580
Penelitian ini menggunakan pendekatan dilakukan di dalam lingkungan sekolah maka
deskriptif kualitatif.Subjek penelitian ini adalah pemilihan subjek dilakukan di dalam kelas dan
siswa-siswa kelas VIIb SMP tahun ajaran juga tentunya dengan menanyakan pada guru
2019/2020 dilaksanakan pada semester kelas mana yang telah memperlajari materi
ganjil.yang bergaya kognitif impulsif dan yamg akan digunakan peneliti yaitu materi. Oleh
kelompok siswa yang bergaya kognitif reflektif. karena materi himpunan dipelajari di kelas VIIb
Untuk menentukan subjek penelitian dari setiap SMP, maka subjek penelitian ini adalah siswa-
kelompok siswa yang bergaya kognitif impulsif siswa kelas VIIb SMP yang telah mempelajari
atau yang bergaya kognitif reflektif dilakukan materi tersebut, yang bergaya kognitif.
tes pemahaman konsep dengan menggunakan Proses pemilihan subjek penelitian
soal tentang materi himpunan lalu dipilihlah diawali dengan meminta informasi dari gurua
minimal 1 (satu) orang siswa yang bergaya yang dilakukan dengan wawancara terlebih
kognitif impulsif dan minimal 1 (satu) orang dahulu dengan menanyakan kelas mana yang
siswa yang bergaya kognitif reflektif.Variabel cocok di gunakan untuk pemilihan subjek
dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas penelitian ini dimana merujuk pada peninjauan
dan variabel terikat.)Penelitian ini mempunyai gaya kognitif siswa yaitu siswa-siswa yang
dua instrumen yaitu instrument utama dan lambat menyelesaikan soal tetapi cenderung
instrument bantu. Untuk melakukan penelusuran sedikit salahnya, selanjutnya dilakukan
secara mendalam tentang pemahaman konsep pemberian tes gaya kognitif, dengan total jumlah
materi himpunan siswa yang ditinjau dari gaya 26 orang siswa. Dari 26 siswa tersebut diperoleh
kognitif, dilakukan dengan cara wawancara, 7 orang siswa bergaya impulsif sedangkan 17
sehingga data utama yang digunakan orang lainnya bergaya reflektif kemudian dipilih
dalampenelitian ini adalah data hasil wawancara. kelompok siswa yang bergaya kognitif impulsif
Untuk mengumpulkan data hasil wawancara dan kelompok siswa yang bergaya kognitif
yang benar-benar akurat, penelitian ini hanya reflektif. Untuk menentukan subjek penelitian
dapat dilakukan peneliti sendiri dan tidak dapat dari setiap kelompok siswa yang bergaya
digantikan oleh instrumen lain. Oleh sebab itu kognitif impulsif atau yang bergaya kognitif
maka dalam penelitian ini, peneliti merupakan reflektif dilakukan tes pemahaman konsep
instrumen utama. Sedangkan untuk instrumen dengan menggunakan soal tentang materi
bantu terdiri dari tiga bagian yaitu Instrumen himpunan lalu dipilihlah minimal 1 (satu) orang
Bantu I (Tes Gaya Kognitif),Instrumen Bantu II siswa yang bergaya kognitif impulsif dan
(Tes PemahamanKonsep (TPK)), Instrumen minimal 1 (satu) orang siswa yang bergaya
Bantu III (Pedoman Wawancara) kognitif reflektif. Adapun kriterianya sebagai
berikut: (1) kelompok impulsif diambil dari
Hasil siswa yang catatan waktunya paling cepat dan
tidak cermat/banyak kesalahan dalam menjawab,
Data yang dianalisis dalam penelitian ini dan kelompok reflektif diambil dari siswa yang
berupa data kualitatif yang diperoleh dari catatan waktunya cenderung paling lama dan
meminta informasi dari guru yang cermat/sedikit kesalahan; (2) mampu
dilakukandengan wawancara terlebih dahulu mengkomunikasikan pendapat/jalan pikirannya
dengan menanyakan kelas mana yang cocok di secara lisan atau tertulis; (3) semua subjek yang
gunakan untuk pemilihan subjek penelitian ini dipilih memiliki kemampuan matematika relatif
dimana merujuk pada peninjauan gaya kognitif sama. Setelah kedua subjek telah terpilih yaitu
siswa yaitu siswa-siswa yang lambat Achmad Zaki (bergaya kognitif impulsif) dan
menyelesaikan soal tetapi cenderung sedikit Dinda Hadsari (bergaya kognitif reflektif),
salahnya, selanjutnya dilakukan pemberian tes kemudian dilakukan wawancara tiap subjek
gaya kognitif, dengan total jumlah 26 orang dengan mengacu pada 7 indikator pemahaman
siswa. Dari 26 siswa tersebut diperoleh 7 orang konsep.
siswa bergaya impulsif sedangkan 17 orang
lainnya bergaya reflektik.Dimana Pemilihan
subjek penelitian ini mengacu pada tujuan
penelitian, yaitu untuk menganalisis pemahaman
konsep siswa SMP yang bergaya kognitif dalam
materi himpunan.Dikarenakan penelitian ini
Windi Aprilia, Kodirun, Muhammad Sudia 245
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021

A. Subjek Penelitian yang Bergaya Kognitif penyajian data. Penyajian data dikelompokkan
Impulsif berdasarkan data yang memiliki karakteristik
sama yang penting dan diberikan pada uraian
1. Menyatakan Sebuah Konsep
berikut ini.
Data SI dalam memahami masalah
Setelah data direduksi dan divalidasi,
yang dipaparkan di atas direduksi. Setelah
selanjutnya dilakukan penyajiandata sebagai
dilakukan reduksi data, selanjutnya dilakukan
berikut: Pada tahap masalah ini, SI: telah
penyajian data. Penyajian data dikelompokkan
memahami masalah sebelumya, mampu
berdasarkan data yang memiliki karakteristik
memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari
sama yang penting dan diberikan pada uraian
seperti hewan berkaki dua atau kendaraan beroda
berikut ini.
dua, masih bingung menjelaskan maksud dari
Setelah data direduksi dan divalidasi, contoh, menyimpulkan semua yang di jelaskan
selanjutnya dilakukan penyajian data sebagai sudah benar. Berdasarkan penyajian data SI di
berikut: di jelaskan kembali sehingga dapat atas maka dapat disimpulkan bahwa siswa telah
menyatakan sebuah konsep, dapat menjelaskan yang terkait dengan indikator pemahaman
kembali konsep yang telah di jelaskan, konsep yaitu memberi contoh dan bukan contoh
mengemukakan alasan bahwa yang di jelaskan dari suatu konsep.
sudah sesuai dengan konsep yang ada.
4.Menyajikan Konsep Dalam Berbagai
Berdasarkan penyajian data SI di atas, maka
Bentuk Representasi Matematis
dapat disimpulkan bahwa siswa belum memeuhi
beberapa hal yang terkaitdengan indikator Data SI dalam memahami masalah
pemahaman konsep yaitu menyatakan ulang yang dipaparkan di atas direduksi. Setelah
sebuah konsep. dilakukan reduksi data, selanjutnya dilakukan
penyajian data. Penyajian data dikelompokkan
2. Mengklasifikasikan Objek-Objek
berdasarkan data yang memiliki karakteristik
berdasarkan Dipenuhi Atau Tidaknya
sama yang penting dan diberikan pada uraian
Persyaratan Yang Membentuk Konsep
berikut ini.
Data SI dalam memahami masalah
Setelah data direduksi dan divalidasi,
yang dipaparkan di atas direduksi. Setelah
selanjutnya dilakukan penyajian data sebagai
dilakukan reduksi data, selanjutnya dilakukan
berikut: membaca masalah beberapa kali dan
penyajian data. Penyajian data dikelompokkan
memahami masalah, menuliskan apa yang
berdasarkan data yang memiliki karakteristik
dipahami, yaitu apa yang diketahui dan yang
sama yang penting dan diberikan pada uraian
ditanyakan pada masalah, mengemukakan alasan
berikut ini.
bahwa yang ditulis sudah benar, yaitu sudah
Setelah data direduksi dan divalidasi, sesuai soalnya, menyimpulkan apa yang
selanjutnya dilakukan penyajian data sebagai dipahami, yaitu: jumlah semua siswa ada 31
berikut: telah mengerti masalah sebelumnya, orang dimana 15 orang yang mengikuti
mampu membedakan objek yang di gunakan Matematika, 13 orang yang mengikuti IPA dan 7
untuk konsep, telah mampu menjelaskan konsep, orang siswa tidak mengikuti apapun. Berapa
mengemukakan alasan bahwa yang di jelaskan yang mengikuti kedua kompetisi alasannya
sudah sesuai dengan konsep yang ada. karena soalnya begitu, menyatakan sudah semua
Berdasarkan penyajian data SI di atas maka informasi di soal yang terkait dengan memahami
dapat disimpulkan bahwa siswa telah memenuhi masalah sudah dituliskan.Berdasarkan penyajian
beberapa hal yang terkait dengan indikator data SI di atas maka dapat disimpulkan telah
pemahaman konsep yaitu mengklasifikasikan memenuhi beberapa hal yang terkait dengan
objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya indikator pemahaman konsep yaitu menyajikan
persyaratan yang membentuk konsep. konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis.
3. Memberi Contoh dan Bukan Contoh Dari
Suatu Konsep 5. Mengembangkan Syarat Perlu dan Syarat
Data SI dalam memahami masalah Cukup Suatu Konsep
yang dipaparkan di atas direduksi. Setelah Data SI dalam memahami masalah
dilakukan reduksi data, selanjutnya dilakukan yang dipaparkan di atas direduksi. Setelah
246
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v9i2.17580
dilakukan reduksi data, selanjutnya dilakukan 7. Mengaplikasikan Konsep atau Algoritma
penyajian data. Penyajian data dikelompokkan Pada Pemecahan Masalah
berdasarkan data yang memiliki karakteristik
Data SI dalam melaksanakan indikator
sama yang penting dan diberikan pada uraian
ini masalah yang dipaparkan di atas direduksi.
berikut ini.
Setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya
Setelah data direduksi dan divalidasi, dilakukan penyajian data. Penyajian data
selanjutnya dilakukan penyajian data sebagai dikelompokkan berdasarkan data yang memiliki
berikut: membuat model matematika dan karakteristik sama yang penting dan diberikan
menyelesaikannya, tidak memberikan alasan pada uraian berikut ini.
mengenai hal-hal utama yang dituliskan,
Setelah dilakukan reduksi data,
menyimpulkan apa yang dituliskan bahwa sudah
selanjutnya dilakukan penyajian data. Penyajian
benar, tidak menuliskan lagi hal lain selain yang
data dikelompokkan berdasarkan data yang
dituliskan pertama, tidak menjawab ketika
memiliki karakteristik sama yang penting dan
ditanya adakah penjelasan tambahan terkait yang
diberikan pada uraian berikut ini. Data SI dalam
ditulis, tidak melakukan sesuatu ketika disuruh
melaksanakan indikator ini masalah adalah: SI:
mengecek apa yang dituliskan. Berdasarkan
bingung ketika ditanya apa yang dipikirkan
penyajian data SI di atas maka dapat
untuk menjawab soal, maksud ibu?, (baru
disimpulkan belum memenuhi beberapa hal yang
mengerti setelah membaca soal beberapa kali,
terkait dengan indikator pemahaman konsep
oh, dibuat dulu model matematikanya, masih
yaitu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
belum paham mengenai soal yang di berikan,
representasi matematis
menyatakan apa yang di tanyakan pada soal
6. Memanfaatkan Serta Memilih Prosedur yaitu berapa banyak siswa yang tidak mengikuti
atau Operasi Tertentu kegiatan ekstrakulikuler tersebut?, menuliskan
apa yang dipahami, diam ketika di suruh
Data SI dalam melaksanakan indikator
menyimpulkan. Berdasarkan penyajian data SI
ini masalah yang dipaparkan di atas direduksi.
di atas maka dapat disimpulkan telah memenuhi
Setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya
beberapa hal yang terkait dengan indikator
dilakukan penyajian data. Penyajian data
pemahaman konsep yaitu mengaplikasikan
dikelompokkan berdasarkan data yang memiliki
konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.
karakteristik sama yang penting dan diberikan
pada uraian berikut ini. Setelah dilakukan
reduksi data, selanjutnya dilakukan penyajian B. Subjek Penelitian yang Bergaya Kognitif
data. Reflektif
Penyajian datadikelompokkan berdasarkan 1. Menyatakan Ulang Sebuah Konsep
data yang memiliki karakteristik sama yang Data SR dalam memahami masalah yang
penting dan diberikan pada uraian berikut ini. dipaparkan di atas direduksi. Setelah dilakukan
Data SI dalam melaksanakan indikator ini reduksi data, selanjutnya dilakukan penyajian
masalah adalah: SI: hal penting yang dibuat data. Penyajian data dikelompokkan
adalah menuliskan model matematikanya, tidak berdasarkan data yang memiliki karakteristik
memberikan alasan apa yang telah ditulis, sama yang penting dan diberikan pada uraian
menuliskan semua jawaban dari soal yang berikut ini.
diberikan, mengatakan tidak ada lagi hal lain
yang dituliskan, tidak menjawab bahwa ada Setelah data direduksi dan divalidasi,
penjelasan tambahan yang diberikan, tidak selanjutnya dilakukan penyajian data sebagai
melakukan sesuatu ketika disuruh memeriksa berikut: memastikan maksud dari pertanyannya
semua yang dituliskan. Berdasarkan penyajian yang ditanyakan mejelaskan apa yang di ketahui,
data SI di atas maka dapat disimpulkan belum memastikan jawaban dengan memberikan
memenuhi beberapa hal yang terkait dengan contoh seperti hewan berkaki dua atau hewan
indikator pemahaman konsep yaitu berkaki empat, memberi alasan bahwa sudah
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih paham degan maksud dari penjelasannya,
prosedur atau operasi tertentu. menjelaskan konsep dengan gambar, memberi
alasan bahwa sudah yakin degan jawabannya,
mampu mejelaskan kembali maksud dari
Windi Aprilia, Kodirun, Muhammad Sudia 247
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021

gambar, telah yakin bahwa yang di jelaskannya mejelaskan maksud dari contoh yaitu (berpikir)
sudah benar. Berdasarkan penyajian data SR di karena itu jelas objeknya, dapat mejelaska
atas, maka dapat disimpulkan telah memenuhi kembali secara rinci maksud dari pejelasan
beberapa hal yang terkait dengan indikator sebelumya seperti (merenung) sebab bisa di ukur
pemahaman. mana anak yang nilainya 80 ke atas, diam pada
saat di suruh meyimpulkan jawabanya.
2. Mengklasifikasikan Objek-Objek
Berdasarkan penyajian data SR di atas maka
Berdasarkan Dipenuhi Atau Tidaknya
dapat disimpulkan telah memenuhi beberapa hal
Persyaratan Yang Membentuk Konsep
yang terkait dengan indikator pemahaman
Data SR dalam memahami masalah yang konsep yaitu memberi contoh dan bukan contoh
dipaparkan di atas direduksi. Setelah dilakukan dari suatu konsep.
reduksi data, selanjutnya dilakukan penyajian
4. Menyajikan Konsep Dalam Berbagai
data. Penyajian data dikelompokkan
Bentuk Representasi Matematis
berdasarkan data yang memiliki karakteristik
sama yang penting dan diberikan pada uraian Data SR dalam memahami masalah
berikut ini. yang dipaparkan di atas direduksi. Setelah
dilakukan reduksi data, selanjutnya dilakukan
Setelah data direduksi dan divalidasi,
penyajian data. Penyajian data dikelompokkan
selanjutnya dilakukan penyajian data sebagai
berdasarkan data yang memiliki karakteristik
berikut: memperhatikan soal terlebih dahulu
sama yang penting dan diberikan pada uraian
sebelum mejawab, mengklasifikasi objek dengan
berikut ini.
gambar, menyimpulkan apa yang dipahami yaitu
dengan menggambar dulu kotak persegi dengan Setelah data direduksi dan divalidasi,
lambang S, lalu di buatkan lingkaran pertama selanjutnya dilakukan penyajian data sebagai
untuk himpunan yang mengikuti kompetisi berikut: Pada tahap memahami masalah 1, SR:
matematika dan lingkaran kedua untuk membaca soal dalam hati sebanyak tiga kali dan
himpunan yang mengikuti kompetisi IPA, untuk sudah memahami mksud soal, menuliskan apa
x belum diketahui karena yang di cari sisa yang dipahami, yaitu yang diketahui dan yang
berapa banyak yang mengikuti kedua kompetisi ditanyakan pada soal, memberi alasan bahwa
tersebut, memberi alasan bahwa yang dituliskan yang dituliskan sudah benar, menyimpulkan apa
sudah benar, mengecek kembali kebenaran yang yang dipahami dan memberi alasan, yaitu:
dipahami dengan membaca kembali soal. diketahui dua kompetisi di ikuti siswa siswa
Berdasarkan penyajian data SR di atas maka yaitu matemika dan IPA di mana yang mengikuti
dapat disimpulkan beberapa hal yang terkait matematika ada 15 orang siswa sedangkan IPA
dengan indikator pemahaman konsep yaitu berjumlah 13 orang siswa, yang ditanyakan
mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan berapa banyak siswa yang mengikuti, alasannya
dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang karena sesuai dengan soalnya, menyatakan
membentuk konsep. bahwa semua informasi dalam soal sudah
dituliskan. Berdasarkan penyajian data SR di
3. Memberi Contoh dan Bukan Contoh Dari
atas maka dapat disimpulkan beberapa hal yang
Suatu Konsep
terkait dengan indikator pemahaman konsep
Data SR pada indikator memberi contoh dan yaitu meyajikan konsep dalam berbagai bentuk
bukan contoh dari suatu konsep yang dipaparkan representasi matematis.
di atas direduksi. Setelah dilakukan reduksi data,
5. Mengembangkan syarat perlu dan syarat
selanjutnya dilakukan penyajian data. Penyajian
cukup suatu konsep
data dikelompokkan berdasarkan data yang
memiliki karakteristik sama yang penting dan Data SR dalam memahami masalah yang
diberikan pada uraian berikut ini. dipaparkan di atas direduksi. Setelah dilakukan
reduksi data, selanjutnya dilakukan penyajian
Setelah data direduksi dan divalidasi,
data. Penyajian data dikelompokkan
selanjutnya dilakukan penyajian data sebagai
berdasarkan data yang memiliki karakteristik
berikut: Pada tahap masalah ini, SR: telah
sama yang penting dan diberikan pada uraian
memahami masalah sebelumya, mampu
berikut ini.
memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari
seperti kelompok anak berilai di atas 80, dapat
248
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v9i2.17580
Setelah data direduksi dan divalidasi, 7. Mengaplikasikan Konsep atau Algoritma
selanjutnya dilakukan penyajian data sebagai Pada Pemecahan Masalah
berikut: Pada tahap memahami masalah 1, SR:
Data SR dalam indikator menggunakan dan
membaca soal dalam hati, menyatakan telah
memanfaatkan serta memilih prosedur atau
paham maksud dari soal, menyebutkan informasi
operasi tertentu yang dipaparkan di atas
apa saja yang diperoleh, menyatakan hal penting
direduksi. Setelah dilakukan reduksi data,
yang dibuat adalah menuliskan model
selanjutnya dilakukan penyajian data. Penyajian
matematikanya, tidak memberikan alasan apa
data dikelompokkan berdasarkan data yang
yang telah ditulis, menuliskan semua jawaban
memiliki karakteristik sama yang penting dan
dari soal yang diberikan, mengatakan tidak ada
diberikan pada uraian berikut ini.
lagi hal lain yang dituliskan, menjawab bahwa
ada penjelasan tambahan yang diberikan, tidak Setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya
melakukan sesuatu ketika disuruh memeriksa dilakukan penyajian data. Penyajian data
semua yang dituliskan. Berdasarkan penyajian dikelompokkan berdasarkan data yang memiliki
data SR di atas maka dapat disimpulkan karakteristik sama yang penting dan diberikan
beberapa hal yang terkait dengan indikator pada uraian berikut ini. Data SR dalam indikator
pemahaman konsep yaitu meyajikan konsep mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
dalam berbagai bentuk representasi matematis. pemecahan masalah, SR: menuliskan poin-poin
penting yang telah dipikirkan yang terkait
6. Menggunakan dan Memanfaatkan Serta
dengan masalah, memberikan alasan tentang apa
Memilih Prosedur atau Operasi Tertentu
yang dituliskan, menyimpulkan apa yang ditulis,
Data SR dalam indikator menggunakan dan yaitu sudah benar sesuai permintaan soal,
memanfaatkan serta memilih prosedur atau mengatakan sudah semua menuliskan informasi
operasi tertentu yang dipaparkan di atas yang dipikirkan, menyatakan bahwa tidak ada
direduksi. Setelah dilakukan reduksi data, lagi infomasi tambahan yang dituliskan karena
selanjutnya dilakukan penyajian data. Penyajian semua sudah ditulis, memeriksa kembali semua
data dikelompokkan berdasarkan data yang hal yang ditulis. Berdasarkan penyajian data SR
memiliki karakteristik sama yang penting dan di atas maka dapat disimpulkan belum
diberikan pada uraian berikut ini. memenuhi beberapa hal yang terkait dengan
indikator pemahaman konsep yaitu
Setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
dilakukan penyajian data. Penyajian data
pemecahan masalah
dikelompokkan berdasarkan data yang memiliki
karakteristik sama yang penting dan diberikan
pada uraian berikut ini. Data SR dalam Pembahasan
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih
prosedur atau operasi tertentu, SR: menuliskan Uraian pada bagian ini memfokuskan
poin-poin penting yang telah dipikirkan yang pada terpenuhinya indikator pemahaman konsep
terkait dengan masalah, memberikan alasan dari masing-masing subjek penelitian, yaitu
tentang apa yang dituliskan, menyimpulkan apa siswa yang bergaya kognitif impulsif dan siswa
yang ditulis, yaitu sudah benar sesuai permintaan yang bergaya kognitif reflektif.
soal, mengatakan sudah semua menuliskan
informasi yang dipikirkan, menyatakan bahwa Pada indikator menyatakan ulang sebuah
tidak ada lagi infomasi tambahan yang dituliskan konsep, subjek impulsif mampu di jelaskan
karena semua sudah ditulis, memeriksa kembali kembali sehingga dapat menyatakan sebuah
semua hal yang ditulis. Berdasarkan penyajian konsep, dapat menjelaskan kembali konsep yang
data SR di atas maka dapat disimpulkan telah di jelaskan, mengemukakan alasan bahwa
beberapa hal yang terkait dengan indikator yang di jelaskan sudah sesuai dengan konsep
pemahaman konsep yaitu menggunakan dan yang ada sedangkan pada subjek reflektif sudah
memanfaatkan serta memilih prosedur atau mampu menjelaskan kembali maksud dari
operasi tertentu. gambar, telah yakin bahwa yang di jelaskannya
sudah benar sehingga di sini dapat di lihat bahwa
kedua subjek telah memenuhi beberapa hal yang

Windi Aprilia, Kodirun, Muhammad Sudia 249


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021

terkait dengan indikator menyatakan ulang Pada indikator mengembangkan syarat


sebuah konsep perlu dan syarat cukup suatu konsep siswa
Pada indikator ketiga ini yaitu belum mampu memeuhi hal-hal yang berkaitan
mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dengan indikator karena tidak menjawab ketika
dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang ditanya adakah penjelasan tambahan terkait
membentuk konsep subjek impulsif ini telah yang ditulis, tidak melakukan sesuatu ketika
mengerti masalah sebelumnya, mampu disuruh mengecek apa yang dituliskan,
membedakan objek yang di gunakan untuk sedangkan pada subjek reflektif sisa telah
konsep, telah mampu menjelaskan konsep, memenuhi indikator yaitu mampu, menuliskan
mengemukakan alasan bahwa yang di jelaskan semua jawaban dari soal yang diberikan,
sudah sesuai dengan konsep yang ada sedangkan mengatakan tidak ada lagi hal lain yang
untuk subjek reflektif yaitu memperhatikan soal dituliskan, menjawab bahwa ada penjelasan
terlebih dahulu sebelum menjawab, tambahan yang diberikan.
mengklasifikasi objek dengan gambar dan Pada indikator menggunakan dan
menyimpulkan apa yang dipahami yaitu memanfaatkan serta memilih prosedur atau
memberi alasan bahwa yang dituliskan sudah operasi tertentu dan indikator mengaplikasikan
benar juga mengecek kembali kebenaran yang konsep atau algoritma pada pemecahan masalah
dipahami dengan membaca kembali soal, di mana pada subjek impulsif belum memenuhi
sehingga di sini dapat di lihat bahwa kedua hal-hal yag berkaitan dengan indikator sedagka
subjek telah memenuhi beberapa hal yang terkait pada subjek reflektif telah memenuhi syarat
dengan indikator mengklasifikasikan objek- yang berkitan dengan indikator yang dimaksud.
objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya Terkait dengan pemahaman konsep
persyaratan yang membentuk konsep siswa, uraian di atas menunjukkan bahwa
Pada indikator memberi contoh dan subjek impulsif tidak cermat/tidak teliti sehingga
bukan contoh dari suatu konsep subjek impulsif dalam pengambilan keputusan tidak tepat.
siswa mampu mampu meberikan contoh dalam Akibatnya pada saat diwawancarai terkait
kehidupan sehari-hari seperti hewan berkaki dua dengan kemampuan berpikir kritisnya tidak
atau kendaraan beroda dua, masih bingung memberikan jawaban yang tepat atau bahkan
menjelaskan maksud dari contoh, dan cenderung tidak memberikan jawaban yang
menyimpulkan semua yang di jelaskan sudah tepat. Hal ini sesuai dengan ciri anak impulsif
benar sedangkan pada subjek reflektif yaitu bahwa anak impulsif tidak cermat/tidak teliti
mampu memberikan contoh dalam kehidupan sehingga dalam pengambilan keputusan tidak
sehari-hari seperti kelompok anak berilai di atas akurat. Hal ini juga sejalan dengan pendapat
80, dapat menjelaskan kembali secara rinci Goleman (2007) bahwa anak impulsif sistem
maksud dari penjelasan sebelumya seperti pemahaman impulsif yang berpengaruh besar
(merenung) sebab bisa di ukur mana anak yang adalah pikiran emosional. Lebih lanjut,
nilainya 80 ke atas, diam pada saat di suruh dikemukakan ciri utama pikiran emosional,
menyimpulkan jawabannya, dari penjelasan di yakni respon yang cepat tetapi ceroboh. Pikiran
atas dapat di lihat bahwa kedua subjek emosional jauh lebih cepat dari pada pikiran
memenuhi indikator memberi contoh dan bukan rasional, langsung melompat tanpa
contoh dari suatu konsep subjek. mempertimbangkan apa yang dilakukannya.
Pada indikator menyajikan konsep Kecepatan itu, mengesampingkan pikiran hati-
dalam berbagai bentuk representasi matematis hati dan analitis yang merupakan ciri khas yang
pada subjek impulsif di mana siswa membaca berpikir rasional.
masalah beberapa kali dan memahami masalah, Selanjutnya terkait dengan uraian di atas
menuliskan apa yang dipahami, yaitu apa yang menunjukkan bahwa subjek reflektif cenderung
diketahui dan yang ditanyakan pada masalah, cermat/teliti dalam berpikir, sehingga dalam
mengemukakan alasan bahwa yang ditulis sudah pengambilan keputusan lebih akurat. Hal ini
benar, yaitu sudah sesuai soalnya, dan sesuai dengan ciri anak reflektif, yaitu cenderung
menyimpulkan apa yang dipahami sedangkan lambat menyelesaikan masalah tetapi dilakukan
pada subjek reflektif siswa telah memenuhi dengan cermat dan teliti sehingga dalam
indikator tersebut sehingga kedua subjek telah pengambilan keputusan lebih akurat (Sudia,
memenuhi indikator menyajikan konsep dalam dkk., 2014).
berbagai bentuk representasi matematis.
250
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v9i2.17580
Kelemahan penelitian ini adalah operasi tertentu, dan mengaplikasikan konsep
hasilnya tidak dapat digeneralisasikan, hasilnya atau Salgoritma pemecahan masalah.
hanya berlaku pada subjek yang diteliti, akan
tetapi dapat dijadikan contoh bagi siswa yang
Saran
lain, yang memiliki gaya kognitif yang sama dan
memiliki permasalah yang sama. Oleh sebab itu Berdasarkan kesimpulan penelitian ini,
dapat dilakukan pengkajian lebih lanjut terkait maka direkomendasikan beberapa saran berikut
dengan gaya kognitif dalam memecahkan ini.
masalah matematika. 1. Bagi guru-guru terutama guru matematika
agar mampu mengidentifikasi gaya kognitif
setiap siswa, sehingga setiap siswa dapat
Simpulan dan Saran
mengikuti pembelajaran dengan baik sesuai
Simpulan dengan karakter gaya kognitifnya masing-
masing.
Berdasarkan hasil analisis dan
2. Guru-guru matematika diharapkan mampu
pembahasan, dapat di simpukan sebagai berikut:
menganalisis pemahaman konsep pada materi
a.Pada pemahaman konsep subjek impulsif himpunan siswa sehingga dapat menentukan
adalah sebagai berikut: ada beberapa tindakan yang tepat agar siswa dapat
indikator yang terdapat dalam pemahaman memahami konsep tersebut.
konsep yang belum terpenuhi diantaranya
pada indikator menyatakan ulang sebuah
konsep, mengembangkan syarat perlu atau Daftar Pustaka
syarat cukup suatu konsep siswa belum Abdurrahman, M. (1999).Pendidikan Bagi Anak
mampu menjelaskan syarat-syarat apa saja Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
yang akan dipakai utuk mengerjakan soal, Cipta.
menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu Azhar, (2015).Profil Penalaran Matematis
dimana pada indikator ini siswa belum Siswa -SMA dalam Memecahkan
mampu menjelaskan prosedur yang akan Masalah Matematika ditinjau dari Gaya
dipakai untuk mengerjakan soal, dan Kognitif dan Gender, Tesis Megister,
indikator mengaplikasikan konsep atau Tidak Diterbitkan, Universitas Haluoleo,
algoritma pada pemecahan masalah dalam Kendari.
wawancara siswa terlihat masih bingung
dengan maksud soal sehingga sulit untuk Dewi, C. (2006). Peningkatan Pemahaman
menjelaskan maksud dari soal tersebut Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10
sedangkan untuk indikator lainya seperti Cirebon terhadap Konsep Sistem Gerak
mengklasifikasi objek-objek menurut sifat- pada Manusia dan Hewan dengan
sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), Penerapan Strategi LSQ dan IS. Skripsi,
memberi contoh dan non contoh dari konsep, Tidak Diterbitkan, UNES, Semarang
dan menyajikan konsep dalam berbagai Djaali. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta:
bentuk representasi matematis telah Bumi Aksara.
terpenuhi.
b.Pada pemahaman konsep yang ditinjau dari Dubinsky, E. (2000). APOS: A Constructivist
gaya kogitif pada subjek reflektif dalam Theory of Learning, in Undergraduates
adalah memenuhi semua indikator Mathematics Education Research.
pemahaman konsep, yaitu: menyatakan ulang [Online] Tersedia :www. math.
sebuah konsep, mengklasifikasi objek-objek wisc.edu/~wison/Courses/Math903/
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan ICMIPAPE.PDF (diunduh pada 8
konsepnya), memberi contoh dan non contoh Oktober 2016.
dari konsep, menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis, Hudojo, H. (2003). Pengembangan Kurikulum
mengembangkan syarat perlu atau syarat dan Pembelajaran Matematika Common
cukup suatu konsep, menggunakan dan Textbook, Malang: Jurusan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau Matematika, FMIPA.

Windi Aprilia, Kodirun, Muhammad Sudia 251


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 9 No.2 Mei 2021

Kagan, (1966).. Impulsive Response Style Affects Shadiq, F. (2009). Model-Model Pembelajaran
Computer Adminis-tered Multiple Matematika SMP. Jakarta: Nurul
Choise Test Performance dalam Hidayah.
http://www.highbeam.-com/doc/1G1-
Sudjana, N. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar
62980752-htm1.
Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Kholidah, I.R., &Sujadi, AA. (2017). Analisis Algensindo.
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Uno, Hamzah B. (2006). Orientasi Baru dalam
Kelas V Dalam Menyelesaikan soal di
Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
SD Negeri Gunturan Pandak Bantul.
Aksara
Jurnal PendidikanKe SD-an,4, (3), 428-
431. Walle, A. (2006). Matematika sekolah dasar dan
menengah jilid 2, Edisi Keenam, Jakarta:
Pujiati.(2018). Analisis Pemahaman Konsep
Erlangga.
Matematis Siswa Kelas IV SDN 3
Gemulung Pada Materi Pecahan. Jurnal Warli.(2010). Profil Kreativitas Siswa yang
Pendidikan Matematika, 2,(1), 38-41. Bergaya Kognitif Reflektif dan Siswa
yang Bergaya Kognitif Impulsif dalam
Ratumanan, T. G. (2003). Pengaruh Model
Memecahkan Masalah Geometri,
Pembelajaran Dan Gaya Kognitif
SkripsiTidak Diterbitkan, Unesa,
Terhadap Hasil Belajar Matematika
Surabaya.
Siswa SLTP di Kota Ambon. Jurnal
Pendidikan Dasar, 5, (1), 8-10.

252

Anda mungkin juga menyukai