Anda di halaman 1dari 12

Math Educa Journal 3(2)(2019): 144-155

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


Website: http://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/matheduca
Email: mej.uinibpadang@gmail.com

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN


BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI

1Rivdya Eliza, 2Fenny Susilawati


1Dosen Program Studi Tadris Matematika, Fak. Tarbiyah dan Keguruan, UIN Imam Bonjol, Indonesia
2Mahasiswa Program Studi Tadris Matematika, Fak. Tarbiyah dan Keguruan, UIN Imam Bonjol, Indonesia
E-mail: 1rivdyaeliza@gmail.com , 2Fennysusilawati19@gmail.com

Received: August 2019; Accepted: September 2019; Published: October 2019

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis dan
kemandirian belajar peserta didik yang belajar dengan model pembelajaran inquiri dan yang belajar dengan
pembelajaran konvensonal di kelas VII SMPN 1 Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Jenis penelitian ini adalah
Quasy Experiment dengan rancangan penelitian Randomized Control Group Only Design. Analisis data untuk
kemampuan pemahaman konsep matematis dilakukan dengan uji t, hasil yang diperoleh ( )
( ) pada selang kepercayaan . Karena maka ditolak dan diterima. Analisis
data kemandirian belajar dilakukan dengan uji t non parametrik diperoleh ( ) ( ) dimana
ditolak dan diterima. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis dan
kemandirian belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran inquiri lebih tinggi dari pada
kemandirian belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.

Kata kunci: inquiri, pemahaman konsep matematis, kemandirian belajar

Abstract
The aim of this study was to determine the ability of mathematical concepts and self regulated learning of
students when teach by inquiry learning models in class VII SMPN 1 Lembah Gumanti, Solok District. The type of
this research was Quasy Experiment with Randomized Control Group Only Design research design. Data analysis
for the ability to understand mathematical concepts was one by t test, the results obtained are t_calculate (1.85)>
ttable (1.68) at an interval of 95% confidence. Because tcount> ttable, H0 was rejected and H1 was accepted. Analised
of self regulated learning data was carried out with non-parametric t-test obtained Ha (0.214)> H0 (0.05) where
H0 was rejected and Ha was accepted. It can be concluded that the ability to understand mathematical concepts
and the self regulated learning Of students taught with inquiry learning models is higher than the learning
independence of students taught with conventional learning models.

Keysword : Inquiry, mathematical concepts ability, self regulated learning

*Corresponding author.
Peer review under responsibility UIN Imam Bonjol Padang.
© 2019 UIN Imam Bonjol Padang. All rights reserved.
p-ISSN: 2580-6726
e-ISSN: 2598-2133
145 Math Educa Journal Volume 3 No.2 Edisi Oktober 2019. pp.144-155

PENDAHULUAN atau hubungan-hubungan yang mempunyai


atribut-atribut yang sama, bersifat abstrak,
Matematika merupakan salah satu
mewakili suatu keadaan ataupun kejadian dan
mata pelajaran yang memiliki peranan penting
diperoleh dari fakta, peristiwa, dan
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang di abstraksi (Rosser dalam
teknologi. Di dalam dunia pendidikan,
Sagala, 2014:73). Konsep juga merupakan
matematika membantu peserta didik
sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian,
sistematis, logis dan kreatif dalam
melekat di dalam hati dan pikiran seseorang
menyelesaikan masalah, secara unik diperoleh
sebagai suatu gagasan atau pengertian
dengan bernalar, menekankan aktivitas dalam
(Dorothy J. Skeel dalam Susanto (2016:8)). Jadi
dunia rasio (penalaran), Suherman (2003:16).
konsep adalah suatu abstraksi yang tergambar
Pembelajaran matematika dimaknai dengan
dalam pikiran yang mewakili satu kelas objek-
proses memperoleh pengetahuan yang
objek atau hubungan-hubungan yang
diciptakan atau dilakukan oleh peserta didik
mempunyai atribut yang sama.
sendiri melalui pengalaman individu peserta
Memahami konsep berarti; 1)
didik. (Kolb dalam Risnawati (2008:5)).
Keunikan ini tidak dimiliki ilmu lain yang lebih terkuasainya sesuatu dengan pikiran dan
mengerti makna dari apa yang disampaikan
menekankan hasil observasi atau eksperimen
sehingga peserta didik dapat memahami suatu
disamping penalaran.
situasi (Sardiman, 2016:42), 2) kompetensi
Mulyono (2010:248) menyatakan
yang ditunjukkan peserta didik dalam
bahwa matematika adalah bahasa simbolis
memahami suatu konsep dan peserta didik
yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
dapat merepresentasikan kembali suatu
hubungan-hubungan kuantitatif dan keuangan
konsep dalam bentuk lain, Kusumaningtias
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk
(2011:11), 3) kemampuan menjelaskan suatu
memudahkan berpikir. Sedangkan Rostina
situasi dengan kata-kata yang berbeda dan
(2013:2), menyebutkan bahwa matematika
dapat menginterpretasikan atau menarik
adalah ilmu abstrak mengenai ruang, bilangan
kesimpulan dari tabel, data, grafik, dan
dan studi tentang struktur-struktur abstrak
sebagainya”, Susanto (2013:210).
yang memiliki berbagai hubungan dengan ilmu
Pengertian tentang pemahaman konsep
lainnya Dari paparan tentang matematika di
menjelaskan bahwa pemahaman seseorang
atas dapat disimpulkan bahwa, belajar
dapat diukur jika dapat menjelaskan suatu
matematika itu memerlukan pemahaman
situasi dengan kata-kata yang berbeda dan
konsep-konsep secara runtut dan
dapat menarik kesimpulan dari apa yang telah
berkesinambungan, karena konsep
dipelajari. Pemahaman tidak hanya sekedar
matematika yang satu dan yang lainnya saling
menghafal, karena jika hanya hafal apa yang
berkaitan, mengakibatkan bahwa
telah dipelajari, maka suatu saat akan terjadi
penyelesaian matematika mengharuskan
lupa. Dengan kata lain, pemahaman suatu
peserta didik untuk memahami konsep-konsep
materi atau konsep merupakan prasyarat
sebelumnya yang telah dipelajari.
untuk menguasai materi atau konsep
Salah satu kemampuan matematis
selanjutnya. Oleh sebab itu, pemahaman
paling dasar yang dimiliki oleh peserta didik
konsep dalam matematika merupakan hal
adalah kemampuan pemahaman konsep
yang sangat fundamental dalam pembelajaran.
(NCTM, 2000). Konsep dimaknai sebagai suatu
Sundari (2016:86) menyatakan bahwa
abstraksi yang mewakili satu kelas objek-
kemampuan memahami konsep tidak hanya
objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan,
Kemampuan Pemahaman Konsep ... (Rivdya Eliza, Fenny Susilawati) 146

sebatas mengingat dan menerapkan rumus, Salah satu alternatif untuk


tetapi juga mengaitkan antara konsep yang memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
satu dengan konsep yang lainnya. Sedangkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar
Rusman (2011:56) menyebutkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran
rendahnya kemampuan memahami konsep Inquiri. Model pembelajaran inquiri menurut
akan mempengaruhi kemandirian belajar Gulo (Trianto, 2013:78), Sanjaya (2006:197) dan
peserta didik. Disaat peserta didik tidak (Ahsani, 2016:35) adalah suatu rangkaian
mengerti materi prasyarat, peserta didik kegiatan belajar yang melibatkan secara
merasa matematika sulit, tidak menarik, dan maksimal seluruh kemampuan peserta didik
tidak percaya diri dalam mengerjakan masalah untuk mencari dan menyelidiki secara
matematika. Kemandirian belajar peserta didik sistematis, kritis, logis dan analitis, sehingga
disaat seperti ini cenderung berkurang dan peserta didik dapat merumuskan sendiri
cenderunf mengharapkan bantuan dari orang penemuannya dengan penuh percaya diri.
lain. Tujuan utama dari pembelajaran inquiri
Kemandirian belajar adalah kebebasan adalah untuk mengembangkan peserta didik
untuk mengambil inisiatif, mengatasi yang mandiri, yang mengetahui bagaimana
hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, memperluas pengetahuan dan keterampilan
gigih dalam usaha, dan melakukan sendiri peserta didik dari berbagai sumber informasi
segala sesuatu tanpa bantuan orang lain yang digunakan, baik dari dalam maupun dari
(Watson dalam Nurhayati, 2011:131), kegiatan luar sekolah, dan peserta didik tetap dibimbing
belajar aktif yang didorong oleh niat atau penuh oleh guru dalam pembelajaran (Riadi:
motif untuk menguasai sesuatu kompetensi 2015). Pembelajaran inquiri melibatkan
guna mengatasi sesuatu masalah dan peserta didik secara aktif dan kreatif
dibangun dengan bekal pengetahuan atau merumuskan pertanyaan, mengarahkan
kompetensi yang telah dimiliki (Mujiman, penyelidikan, melaksanakan investigasi dalam
2006:7), bentuk belajar yang memberikan upaya membangun pengetahuan dan makna
kesempatan kepada pembelajar untuk baru dalam mencari jawaban sendiri dari setiap
menentukan tujuan, sumber, dan kegiatan masalah dan menemukan jalan keluar dari
belajar sesuai dengan kebutuhan sendiri, setiap pengamatannya (Ahsani, 2016:35),
(Kozma, Belle, Williams dalam Nurhayati, sehingga peserta didik termotivasi dan
2011:141), suatu aktivitas atau kegiatan belajar merubah pola berpikirnya agar lebih kreatif
yang dilakukan oleh peserta didik atas (Risnawati, 2008:34).
kemauan sendiri tanpa bantuan dari orang lain Langkah-langkah dalam model
untuk mencapai suatu kompetensi atau tujuan pembelajaran inquiri yaitu, orientasi,
(Rusman, 2011:64). Dari pendapat tersebut merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan
merupakan kegiatan belajar yang menekankan merumuskan kesimpulan. Sehingga untuk
pada keaktifan seorang pembelajar disertai memfasilitasi langkah-langkah inquiri tersebut
dorongan niat yang timbul dalam diri sendiri dalam pembelajaran ini hendaknya para
untuk mencapai suatu kompetensi atau tujuan. peserta didik didorong untuk bagaimana
Berarti kemandirian belajar adalah bentuk memahami masalah, selanjutnya berpikir
belajar yang memberikan kesempatan kepada bagaimana memberikan atau membuat suatu
peserta didik untuk menentukan tujuan, dugaan sementara dari suatu gejala atau
sumber, dan kegiatan belajar sesuai dengan situasi. Kemudian peserta didik dalam
kebutuhan sendiri. mengumpulkan data, melakukan pengamatan
147 Math Educa Journal Volume 3 No.2 Edisi Oktober 2019. pp.144-155

dan penyelidikan untuk memberikan jawaban (2012: 117), populasi diartikan wilayah
atas dugaan yang telah dirumuskan generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
(Lindawati, 2011:25). mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
Melihat betapa pentingnya model yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
pembelajaran inquiri dalam meningkatkan dan kemudian ditarik kesimpulannya
kemampuan pemahaman konsep matematis keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam
dan kemandirian belajar peserta didik, maka penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas
peneliti ingin menjadikan pembelajaran inquiri VII SMPN 1 Lembah Gumanti Kabupaten Solok
sebagai solusi dari permasalahan tahun ajaran 2018/2019.
pembelajaran matematika di SMPN 1 Lembah Pada penelitian ini ada dua kelas
Gumanti Kabupaten Solok. Dari informasi yang sebagai sampel. Menurut Sugiyono (2010: 118)
diperoleh diketahui bahwa kemampuan sampel adalah bagian dari jumlah dan
pemahaman konsep dan kemandirian belajar karaketeristik yang dimiliki oleh populasi
matematika peserta didik belum mencapai tersebut. Sampel yang diambil dari populasi
hasil yang maksimal. Berdasarkan kenyataan harus betul-betul representatif (mewakili)
tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan karena penempatan sampel yang representatif
untuk mengetahui perbedaan kemampuan akan dapat mencerminkan seuruh populasi
pemahaman konsep matematis dan yang diteliti. Data populasi yang telah diambil
kemandirian belajar peserta didik dengan setelah diuji ternyata berdistribusi normal,
menggunakan model pembelajaran Inquiri. memiliki variansi yang homogen, dan rata-rata
yang sama. Selanjutnya sampel diambil secara
Random Sampling, sehingga terpilih kelas VII.A
METODE PENELITIAN
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.C
Jenis Penelitian sebagai kelas kontrol.
Sesuai dengan masalah yang diteliti,
maka penelitian ini merupakan penelitian Prosedur
eksperimen semu. Suryabrata (2010:92)
Rancangan penelitian yang digunakan
menjelaskan bahwa eksperimental semu
dalam penelitian ini adalah Randomized Control
bertujuan untuk memperoleh informasi yang
Group Only Design (Sugiyono, 2012:150). Dalam
merupakan perkiraan bagi informasi yang
rancangan ini, sekelompok sampel yang
dapat diperoleh dengan eksperimen
diambil dari populasi tertentu dikelompokkan
sebenarnya dalam keadaan yang tidak
secara rambang menjadi dua kelas, yaitu kelas
memungkinkan untuk mengontrol atau
eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas
memanipulasikan semua variabel yang relevan.
tersebut diasumsikan sama dalam semua hal
yang relevan, namun berbeda dalam
Waktu dan Tempat Penelitian
pemberian perlakuan. Kelas eksperimen
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII
diberikan perlakuan dengan menggunakan
SMPN 1 Lembah Gumanti Kabupaten Solok.
model pembelajaran inquiri sedangkan pada
Penelitian ini berlangsung dari tanggal 19
kelas kontrol menggunakan pembelajaran
November sampai dengan 1 Desember 2018 di
konvensional. Adapun bentuk rancangan
semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1;

Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan anggota
dari obyek penelitian. Menurut Sugiyono
Kemampuan Pemahaman Konsep ... (Rivdya Eliza, Fenny Susilawati) 148

Tabel 1. Rancangan Penelitian setelah semua materi pokok bahasan selesai


Kelas Perlakuan Tes Akhir dibahas, kemudian dilaksanakan tes akhir
Eksperimen T kemampuan pemahaman konsep matematis
Kontrol T dan pemberian angket kemandirian belajar
Sumber : Suryabrata (2003 :104) peserta didik diakhir pembelajaran secara
individu.
Keterangan :
: Perlakuan yang diberikan pada kelas Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
eksperimen yaitu dengan model Data
pembelajaran Inquiri Data yang digunakan dalam
: Tidak ada perlakuan penelitian ini adalah data primer dan data
: Tes akhir yang akan diberikan pada sekunder. Data primer yaitu data yang diambil
kelas eksperimen dan kelas kontrol secara langsung dari sampel yang diteliti. Data
ini dikumpulkan dari tes akhir hasil belajar
Variabel dalam penelitian ini adalah: 1) untuk melihat hasil belajar peserta didik dari
Variabel bebas yaitu model pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol.
inquri dan 2) Variabel terikat yaitu kemampuan Data sekunder yaitu data yang
pemahaman konsep matematis dan diperoleh dari orang lain. Dalam hal ini, data
kemandirian belajar peserta didik kelas VII sekundernya adalah data nilai ujian tengah
SMPN 1 Lembah Gumanti Kabupaten Solok. semester I peserta didik kelas VII SMP N 1
Prosedur penelitian yang dilakukan Lembah Gumanti tahun ajaran 2018/2019 dan
dibagi atas tiga tahap, yaitu (1) Tahap data jumlah peserta didik yang menjadi sampel
persiapan, tahap ini terdiri dari, membuat kisi- dalam penelitian ini.
kisi uji coba angket kemandirian belajar, Instrumen yang digunakan dalam
membuat kisi-kisi uji coba tes kemampuan penelitian ini berupa tes kemampuan
pemahaman konsep matematis, soal uji coba pemahaman konsep matematis dan angket
dan kunci jawabannya, menvalidasi perangkat kemandirian belajar. Soal tes kemampuan
pembelajaran dan instrument penelitian, pemahaman konsep matematis terdiri dari 6
mempersiapkan instrument penelitian berupa (Enam) butir soal tes bentuk essay. Sebelum
soal uji coba tes kemampuan pemahaman penelitian, dilakukan uji coba tes kemampuan
konsep matematis dan kunci jawabannya, pemahaman konsep matematis peserta didik
memvalidasi perangkat pembelajaran dan yang meliputi analisis validitas, daya beda butir
instrument penelitian. (2) Tahap pelaksanaan, soal, taraf kesukaran butir soal reliabilitas dan
pada tahap pelaksanaan ini merupakan kriteria penerimaan soal.
pemberian perlakuan selama proses Untuk angket kemandirian belajar
pembelajaran. Peneliti memberikan soal uji dilakukan pada saat postest yang mengacu
coba tes pemahaman konsep matematis dan kepada indikator yang telah ditetapkan.
angket kemandirian belajar peserta didik Angket dituliskan dalam bentuk 24 butir
untuk mengetahui seberapa tinggi pernyataan. Sebelum penelitian, dilakukan uji
kemampuan pemahaman konsep matematis coba tes angket dengan melihat validitas dan
dan kemandirian belajar peserta didik. Peneliti reabilitas angket agar mendapatkan Instrumen
berperan sebagai guru, menerapkan model angket yang maksimal.
pembelajaran inquiri pada kelas eksperimen Teknik pengumpulan tes kemampuan
dan pembelajaran konvensional pada kelas pemahaman konsep adalah pada saat tes
kontrol. (3) Tahap akhir. Pada tahap ini, berlangsung, peserta didik harus mengikuti
149 Math Educa Journal Volume 3 No.2 Edisi Oktober 2019. pp.144-155

aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh guru. Tabel 2. Hasil Deskripsi Tes Akhir Kemampuan
Peserta didik menjawab soal pada lembar Pemahaman Konsep
jawaban yang telah disediakan, setelah Eksperimen Kontrol
N 25 23
peserta didik menyelesaikan tes, maka lembar
xmax
jawaban dikumpulkan. Setelah tes
xmin
dilaksanakan, nilai diolah berdasarkan rubrik ̅
penilaian yang telah ada. Setelah dinilai s 10,61
berdasarkan rubrik, skor yang diperoleh masih
harus dikonversikan ke dalam skala angka Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa
yang telah ditetapkan (0-100). kedua kelas memiliki jumlah nilai maksimum
Pengumpulan data pada angket dan minimum yang beragam yaitu untuk kelas
kemandirian belajar tentang tinggi rendahnya eksperimen 97 dan 50, sedangkan untuk kelas
tingkat kemandirian belajar peserta didik kontrol adalah 91 dan 51. Setelah dilakukan tes
dalam 5 kategori yaitu sangat baik, baik, akhir kemampuan pemahaman konsep
cukup, rendah dan sangat rendah. Banyaknya didapatkan rata-rata kelas eksperimen lebih
pilihan jawaban dalam angket ada 5, maka skor tinggi yaitu 77,04 dari kelas kontrol yaitu
terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. 70,96. Selain itu simpangan baku kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
Teknik Analisis Data kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
Teknik analisis data yang dilakukan kemampuaan pemahaman konsep matematis
untuk tes akhir kemampuan pemahaman kelas eksperimen lebih seragam dibandingkan
konsep matematis dan kemandirian belajar kelas kontrol. Sedangkan hasil deskripsi akhir
peserta didik adalah dengan melakukan uji t. dan tingkat kemandirian belajar peserta didik
Sundayana (2010:148), uji t digunakan untuk disajikan dalam Tabel 3 dan 4.
mengetahui apakah ada pengaruh penerapan
model pembelajaran Inquiri terhadap Tabel 3. Hasil Deskripsi Akhir Kemandirian
pemahaman konsep matematis dan Belajar Peserta Didik
kemandirian belajar peserta didikdengan No. Kelas N Mean Sum of
syarat data berdistribusi normal dan Rank Ranks
homogen. 1 Eksp. 25 31.36 784.00
2 Kontr. 23 17.04 392.00
Total 48
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data dalam penelitian ini adalah data Tabel 4. Hasil Deskripsi Tingkat Kemandirian
kemampuan pemahaman konsep matematis Belajar Peserta Didik
yang diperoleh dari tes akhir kemampuan No. Kelas % Kategori
pemahaman konsep matematis pada kedua 1 Eksperimen 81.368 Sangat Baik
kelas sampel. Dan data kemandirian belajar 2 Kontrol 70.59 Baik
peserta didik yang diperoleh dari distribusi
angket. Secara deskriptif, hasil tes akhir Dari Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa
kemampuan pemahaman konsep matematika perolehan rata-rata dan tingkat angket
disajikan pada Tabel 2. kemandirian belajar di kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan rata-rata dan tingkat
kemandirian belajar di kelas kontrol.
Berdasarkan analisis data hasil tes akhir
kemampuan pemahaman konsep matematis
Kemampuan Pemahaman Konsep ... (Rivdya Eliza, Fenny Susilawati) 150

pada kelas eksperimen dan kontrol diperoleh a. Kemampuan Pemahaman Konsep


pengelompokan rata-rata pada setiap Matematis
indikator pemahaman konsep seperti yang 1. Uji Normalitas
disajikan pada Tabel 5. Uji normalitas bertujuan untuk melihat
apakaha kedua kelompok data berdistribusi
Tabel 5. Pengelompokan Nilai Tes Akhir normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini
Kemampuan Pemahaman Konsep menggunakan uji Liliefors. Berdasarakan hasil
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol uji Liliefors yang dilakukan, maka didapatkan
Eksp. Kontr. kesimpulan sebagaimana yang terdapat pada
Indikator No. Soal Skor
̅ ̅
A 1 12 10,31 9,91 Tabel 6.
B 2 18 14,38 13,04 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
C 3 12 9,81 8,74 bahwa di kelas eksperimen maupun kelas
D 4 18 14,00 13,96
E 5 21 15,54 14,48
kontrol yang berarti semua data
F 6 24 17,54 16,04 berdistribusi normal.
Jumlah ̅ 81,58 76,17
Tabel 6.Tabel perbandingan dan
No Kelas Kesimpulan
dengan;
1 Eksperimen
A : menyatakan ulang konsep yang dipelajari
2 Kontrol
B : Mengidentifikasi objek-objek
berdasarkan dipenuhi tidaknya
2. Uji Homogenitas
persyaratan yang membentuk konsep
tersebut Uji homogenitas variansi bertujuan
C : Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
konsep populasi yang homogen atau tidak.
D : menerapkan konsep secara logis Rangkuman hasil uji homogenitas dengan
E : menyajikan konsep dalam berbagai bantuan sofware SPSS seperti paada Tabel 7.
macaam bentuk representasi matematis
F : mengaitkan berbagai konsep dari dalam Tabel 7. Test of Homogeneity of Variances
maupun diluar matematika. Levene Statistic df1 df2 Sig.
0.145 1 46 0.705

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa


Berdasarkan Tabel 7, keputusan pada
rata-rata pencapaian disetiap indikator
kolom Test of homogeneity of variances dapat
kemampuan pemahaman konsep matematis
dilihat nilai probabilitasnya lebih besar
peserta didik pada kelas eksperimen lebih
dari , maka H 0 diterima, sehingga dapat
tinggi dari kelas kontrol. Hal ini berarti
kemampuan pemahaman konsep matematis disimpulkan sampel mempunyai variansi yang
peserta didik pada kelas eksperimen lebih baik homogen.
dibandingkan kelas kontrol.
Selanjutnya untuk memperoleh 3. Uji Hipotesis
kesimpulan tentang data hasil kemampuan Uji hipotesis dilakukan untuk
pemahaman konsep matematika dan menetukan apakah kemampuan pemahaman
kemandirian belajar peserta didik dilakukan konsep matematika peserta didik kelas
analisis secara statistik. eksperimen lebih meningkat dari pada kelas
kontrol dengan menggunakan uji-t. Dengan
dan
, maka diperoleh
151 Math Educa Journal Volume 3 No.2 Edisi Oktober 2019. pp.144-155

sedangkan dengan taraf kepercayaan 3. Uji Homogenitas


adalah . Karena Hasil analisis uji homogenitas disajikan pada
maka hipotesis ditolak dan Tabel 10 .
hipotesis diterima.
Jadi, terbukti bahwa kemampuan Tabel 10. Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
pemahaman konsep matematika peserta didik 9.959 1 47 0.356
yang diajarkan dengan model pembelajaran
inquiry lebih baik dari kemampuan Berdasarkan Tabel 10, keputusan pada
pemahaman konsep peserta didik yang kolom Test of Homogeneity of Variances dapat
diajarkan dengan pembelajaran konvensional. dilihat dari nilai probabilitasnya yang
lebih besar dari . Maka diterima,
b. Kemandirian belajar peserta didik sehingga dapat disimpulkan sampel
1. Mencari nilai maksimum, nilai minimum, mempunyai variansi yang homogen.
rata-rata dan simpangan baku dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasilnya 4. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji-t)
disajikan pada Tabel 8. Untuk melakukan uji ini harus
melakukan uji hipotesis pada salah satu pihak
Tabel 8. Hasil Deskripsi Statistik Angket sig.(2-tailed) harus dibagi dua. Dengan
Kemandirian Belajar hipotesis statistiknya adalah:
Kelas N Min Max ̅
Eksperimen 25 90 145 122.00
Kontrol
Valid N
23
48
84 123 106.48
HO : 12
(listwise) Ha : 12

2. Uji Normalitas Dengan kriteria pengujian sebagai


Hasil analisis uji normalitas disajika pada berikut :
Tabel 9. Berdasarkan Tabel 9, pada uji (1) Jika nilai signifikasi maka
Kolmogrov Smirnov nilai signifikasi kedua kelas
diterima dan ditolak.
adalah serta pada uji Shapiro Wilk nilai
(2) Jika nilai signifikasi maka
signifikasi masing-masing kelas adalah
dan yang keduanya lebih besar dari , ditolak dan diterima.
sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
kelas sampel berdistribusi normal. Jadi diperoleh bahwa hasil nilai
signifikasinya adalah . Karena pada uji
Tabel 9. Test of Normality Sample hipotesis ini syaratnya salah satu pihak sig(2-
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk tailed) harus dibagi dua. Dapat disimpulkan
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
hipotesisnya adalah ( ) ( ) ,
0.127 25 0.200* 0.952 25 0.274
0.096 23 0.200* 0.974 23 0.791 maka ditolak dan diterima
Jadi, terbukti bahwa kemandirian
Berdasarkan Tabel 9, Pada uji belajar peserta didik yang diajarkan dengan
Kolmogrov Smirnov nilai signifikasi kedua kelas model pembelajaran inquiri lebih baik
adalah serta pada uji Shapiro Wilk nilai dibandingkan kemandirian belajar peserta
signifikasi masing-masing kelas adalah didik yang diajarkan dengan model
dan yang keduanya lebih besar dari , pembelajaran konvensional.
sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua Agar pelaksanaan metode inquiri ini
kelas sampel berdistribusi normal. berjalan dengan efektif, beberapa langkah
Kemampuan Pemahaman Konsep ... (Rivdya Eliza, Fenny Susilawati) 152

yang mesti ditempuh oleh guru adalah sebagai didik untuk merumuskan dan menemukan
berikut.(Sanjaya :2006) sendiri teori berdasarkan fakta-fakta yang
1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan mereka temukan dari hasil tanya jawab di
apersepsi, sebelum guru mengemukakan dalam kelas. Selanjutnya, guru memberi
masalah yang akan dikerjakan peserta komentar dan penjelasan tentang hasil
didik, terlebih dahulu guru menentukan temuan mereka dan menjelaskan kembali
tujuan yang ingin dicapai dengan teori atau konsep yang telah ditemukan.
menggunakan model pembelajaran inquiri
tanpa memberi informasi tentang teori Hal ini sejalan dengan penelitian yang
yang akan dipelajari. Selanjutnya, guru dilakukan oleh Muhammad Jawri (2016),
membagikan LKPD. dengan judul penelitian “Pengaruh penerapan
2. Mengajukan permasalahan, pada tahap ini model pembelajaran inquiry terhadap
guru mengajukan permasalahan yang kemampuan pemahaman konsep matematis
dapat menumbuhkan motivasi peserta Peserta didik kelas VII SMP N 8 rambah Tahun
didik untuk menemukan pendapatnya. Pelajaran 2016/2017”. Pada penelitian
Permasalahan tersebut berupa tugas atau Muhammad Jawri ditemukan bahwa model
pertanyaan yang terdapat dalam LKPD. pembelajaran inquiry dapat meningkatkan
3. Peserta didik menetapkan hipotesis dan kemampuan pemahaman konsep matematis
melakukan proses penyelidikan, pada peserta didik jadi lebih baik dibandingkan
tahap ini peserta didik menetapkan dengan model pembelajaran konvensional
hipotesis jawaban dari soal yang ada pada Selain itu penelitian ini juga senada
LKPD untuk dikaji lebih lanjut.. Hipotesis dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari
yang ditetapkan berkaitan dengan (2016) dimana terdapat perbedaan
permasalahan-permasalahan yang kemandirian belajar dari peserta didik yang
diajukan guru. pada proses penyelidikan belajar dengan model inquiri dengan yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan pembelajaran konvesional.
melihat kembali pertanyaan, jawaban, Keunggulan model pembelajaran inquiri yang
maupun contoh yang telah dibuat peneliti temukan turut mendukung penelitian
sebelumnya hingga didapatkan jawaban Yani, dkk (2019) dimana model inquiri
yang lebih berarti. meransang peserta didik untuk berinisatif
4. Presentasi hasil penyelidikan oleh peserta dalam belajar, membuat keputusan yang
didik, pada tahap ini peserta didik bertanggung jawab, menentukan aktivitas
mengidentifikasi beberapa kemungkinan belajar sendiri, menyadari tentang apa dan
jawaban atau menarik simpulan. bagaimana memperoleh pengetahuan baru
Selanjutnya, guru mengumpulkan hasil sesuai dengan minat dan kebutuhannya di
penyelidikan. Agar seluruh peserta didik dalam belajar khusunya dalam belajar
yang ada dalam kelas terlibat untuk matematika.
memecahkan permasalahan tersebut,
SIMPULAN DAN SARAN
maka setiap peserta didik mendapat
giliran untuk memberikan alasan atau hasil Simpulan
pekerjaannya. Dengan demikian, peserta Berdasarkan hasil penelitian dan
didik diarahkan untuk menjawab pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
permasalahan tersebut. dapat disimpulkan bahwa:
5. Penarikan simpulan bersama, Pada tahap ini 1. Kemampuan pemahaman konsep
guru mengajak dan membimbing peserta matematis peserta didik yang diajar dengan
153 Math Educa Journal Volume 3 No.2 Edisi Oktober 2019. pp.144-155

model pembelajaran inquiri lebih tinggi dari dalam mengajar matematika. Salah satunya
pada kemampuan pemahaman konsep adalah dengan model pembelajaran inquiri.
peserta didik yang diajar dengan model 2. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya
pembelajaran konvensional. melakukan penelitian yang lebih
2. Kemandirian belajar peserta didik yang memfokuskan pada indikator-indikator dari
diajar dengan model pembelajaran inquiri kemampuan pemahaman konsep dan
lebih tinggi dari pada kemandirian belajar kemandirian belajar peserta didik yang
peserta didik yang diajar dengan model belum ada pada penelitian ini, seperti
pembelajaran konvensional. mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan
dipenuhi tidaknya persyaratan yang
Pengolahan data hasil tes akhir membentuk konsep tersebut, mengaitkan
dilakukan melalui uji hipotesis yang berbagai konsep dalam matematika
menggunakan uji-t. Setelah dilakukan maupun luar matematika, dan
perhitungan sehingga diperoleh thitung ( )> mengembangkan syarat perlu atau syarat
ttabel ( ) dengan taraf kepercayaan 95%. Ini cukup suatu konsep.
berarti thitung > ttabel, hal ini menunjukan bahwa 3. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya
hipotesis dalam penelitian ini diterima. Analisis menambahkan beberapa item
dilanjutkan dengan uji non-parametik, soal/pernyataan lagi pada angket
diperoleh ( ) ( ) hal ini kemandirian belajar agar kemandirian
menunjukkan bahwa hipotesis dalam belajar peserta didik lebih terlihat.
penelitian ini diterima.
Beberapa implikasi yang perlu
REFERENSI
diperhatikan bagi guru sebagai akibat dari
pelaksanan proses pembelajaran dengan Ahsani (2016). 58 Model Pembelajaran Inovatif.
menggunakan model pembelajaran inquiri., Medan: Media Persada
antara lain:
1. Diskusi dalam penerapan model Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
pembelajaran inquiri merupakan salah satu
Jakarta: Rineka Cipta
sarana bagi peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja.
konsep matematika Yogyakarta: Depdiknas
2. Pemberian angket kemandirian belajar
merupakan salah satu cara untuk Jawri, Muhammad. (2016). “Pengaruh
mengetahui tingkat kemandirian belajar Penerapan Model Pembelajaran Inquiry
Terhadap Kemampuan Pemahaman
peserta didik
Konsep Matematis Peserta didik Kelas
3. Peran guru sebagai teman belajar,
VII SMP N 8 Rambah Tahun Pelajaran
mediator, dan fasilitator membawa 2016/2017”. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
konsekuensi keterdekatan hubungan guru Riau : Universitas Pasir Pangaraian
dan peserta didik.
Kusumah. (1990). Penilaian Angket
Saran Kemandirian Belajar Peserta didik.
Berdasarkan kesimpulan penelitian di Jakarta: PT. Raja Grafindo
atas, maka penulis menyarankan beberapa hal
sebagai berikut.: Kusumaningtias, I, H. (2011). Upaya
1. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
memilih model pembelajaran yang tepat Matematika Melalui Pendekatan
Kemampuan Pemahaman Konsep ... (Rivdya Eliza, Fenny Susilawati) 154

Problem Posing Dengan Pembelajaran Rusman. (2011). Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe STAD Pada Peserta Mengembangkan Professional Guru Edisi
didik Kelas Bilingual VIII C SMP N 1 Kedua. Jakarta : PT.Rajawali Press
Wonosobo. Skripsi UNY. Yogyakarta:
tidak diterbitkan. Sagala. (2014). Berbagai Pendekatan dalam
proses peembelajaran. Jakarta : PT.
Larasati. (2015). Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. (2006). Penelitian Pendidikan
Lindawati, Sri. (2011). Pembelajaran Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Matematika Dengan Pendekatan Inkuiri Kencana Prenada Media Group
Terbimbing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Dan Sardiman. (2016). Belajar dan Pembelajaran.
Komunikasi Matematis Peserta didik Bandung : Prospect
Sekolah Menengah Pertama. Pelalawan:
Arruz Media Sari, Devita. (2016). Pengaruh Penerapan
Strategi Pembelajaran Inquiry Terhadap
Manzilah, Annital. (2013). “Perbedaan Prestasi Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata
Belajar Matematika Dan Kemandirian Pelajaran Ekonomi Di Sekolah Menengah
Belajar Pada Peserta didik Kelas VIII Atas Negeri 2 Bagan Sinembah
SMP Negeri 3 Godean Yang Diajar Kabupaten Rokan Hilir. Skripsi thesis
Dengan Metode Guided Inquiry Dan (Tidak diterbitkan). Universitas Islam
Ekspositori”. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta Suherman, Eman. (2003). Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyono, Abdurrahman. (2003). Pendidikan Sumadi, Suryabarata. (2003). Metode


Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Penelitian. Jakarta: Rajawali Press
PT. Rineka Cipta
Sumarni, (2014). Indikator Angket Kemandirian
Nurhayati, Eti. (2011). Psikologi Pendidikan Belajar. Yogyakarta: Arruz Media
Inovatif. Jakarta: Rajawali Press
Sundari, (2016). Strategi Belajar Mengajar
Purwanto, Ari. (2013). “Pengaruh penerapan Matematika. Padang: FMIPA
Model pembelajaran inquiry terhadap
kemampuan pemecahan masalah dan Suryosubroto. (1993). Proses Belajar Mengajar
Kemandirian belajar Matematika Disekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta
peserta didikn kelas VII SMP N 15
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan
Pekanbaru”. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Riau : UIN Suska Riau
Kencana Prenadamedia Group.
Risnawati. (2008). Strategi Pembelajaran
Trianto. (2009). Mendesain Model
Matematika. Pekanbaru: Suska Press.
Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan
Rostina Sundayana. (2013). Media Kontekstual. Jakarta : PT. Kencana
Pembelajaran Matematika. Bandung:
Uyanto, Stanislaus. (2009). Pedoman analisis
Alfabeta
data dengan SPSS. Yogyakarta : Graham
Ilmu
155 Math Educa Journal Volume 3 No.2 Edisi Oktober 2019. pp.144-155

Yani, Indri,, Retnowati, Rita., dan Suhardi, Eka.


(2019). Pengaruh Metode Pembelajaran
Inkuiri Dan Kemandirian Belajar
Terhadap Kemampuan Memecahkan
Masalah Pencemaran Indri Yani, Rita
Retnowati, Eka Suhardi diakses 25
Oktober 2019 dari
https://repository.unpak.ac.id/tukangna
/repo/file/files-20180321011319.pdf

Anda mungkin juga menyukai