Anda di halaman 1dari 5

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Dwi Purwanti
SD Negeri 3 Jatiluhur Karanganyar Kebumen
email: dpurwanti1976@gmail.com

Abstrak
Pembelajaran matematika mengalami perkembangan, yang semula deduktif, bergerak ke arah
induktif. Seiring dengan pergantian kurikulum, pembelajaran matematika dilakukan dengan
berbagai macam cara. Pada kurikulum 1975 sampai dengan kurikulum 1994 pembelajaran
matematika masih terasa sederhana. Hal ini berbeda dengan kurikulum 1999 sampai dengan
sekarang kurikulum 2013 yang sudah modern. Kajian ini merupakan studi kualitatif terhadap
buku pelajaran matematika SD dari tahun 1975 sampai dengan 1994 dan dari tahun 1999
sampai tahun 2013. Hasil kajian ini meliputi: (1) pembelajaran matematika konvensional
kurikulum 1975-1994 diajarkan dengan cara menanamkan konsep, memberikan contoh latihan
dan yang terakhir adalah pemberian tugas kepada siswa; (2) pembelajaran matematika modern
diajarkan dengan langkah mengkontekskan materi dengan kehidupan sehari-hari, membuktikan
suatu konsep, dan yang terakhir adalah menyimpulkan dari konsep.

Kata Kunci: pembelajaran matematika, konvensional, modern

1. PENDAHULUAN pikiran manusia, yang berhubungan dengan


Matematika adalah salah satu bidang idea, proses, dan penalaran (Russeffendi
studi yang diajarkan di segala jenjang ET, 1980 :148).
pendidikan, mulai dari sekolah dasar (SD) Matematika terbentuk dari pengalaman
sampai pada jenjang perguruan tinggi. manusia dalam dunianya secara empiris.
Matematika memegang peranan penting Kemudian pengalaman itu diproses di
dalam menciptakan sumber daya manusia dalam dunia rasio, diolah secara analisis
(SDM) yang berkualitas, sebab dalam dengan penalaran di dalam struktur kognitif
matematika terkandung berbagai konsep sehingga sampai terbentuk konsep-konsep
yang logis dan realistis yang mampu matematika supaya konsep-konsep
membentuk pola pikir manusia dalam matematika yang terbentuk itu mudah
pengembangan ilmu pengetahuan dan dipahami oleh orang lain dan dapat
teknologi. dimanipulasi secara tepat, maka digunakan
Kata matematika berasal dari bahasa matematika atua notasi matematika
perkataan Latin mathematika yang mulanya yang bernilai global (universal). Konsep
diambil dari perkataan Yunani mathematike matematika didapat karena proses berpikir,
yang berarti mempelajari. Perkataan itu karena itu logika adalah dasar terbentuknya
mempunyai asal katanya mathema yang matematika.
berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, Matematika merupakan suatu bahan
science). Kata mathematike berhubungan kajian yang memiliki objek abstrak dan
pula dengan kata lainnya yang hampir dibangun melalui proses penalaran
sama, yaitu mathein atau mathenein yang deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan diperoleh sebagai akibat logis dari
asal katanya, maka perkataan matematika kebenaran sebelumnya yang sudah
berarti ilmu pengetahuan yang didapat diterima, sehingga kebenaran antar konsep
dengan berpikir (bernalar). Matematika dalam matematika bersifat sangat kuat dan
lebih menekankan kegiatan dalam dunia jelas (Wahyudi, 2008:3). Senada dengan hal
rasio (penalaran), bukan menekankan dari tersebut, Jhonson dan Myklebust (dalam
hasil eksperimen atau hasil observasi Mulyono Abdurrahman, 2003: 252)
matematika terbentuk karena pikiran- mengatakan bahwa matematika adalah

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 57


bahasa simbolis yang fungsi praktisnya SD penemuan tersebut merupakan sesuatu
untuk mengekspresikan hubungan– hal yang baru.
hubungan kuantitatif dan keruangan Dalam pembelajaran matematika
sedangkan teoritisnya adalah untuk terdapat dua pendekatan, yaitu deduktif dan
memudahkan berpikir. induktif. Pendekatan deduktif dalam
Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran matematika yaitu penyajian
bahwa matematika adalah suatu bahan materi dari yang sifatnya umum menuju
kajian yang memilki objek abstrak dan materi yang sifatnya khusus.
dibangun melalui proses penalaran deduktif Sumaryono (1999) menyebutkan
yang mempunyai bahasa simbol dengan bahwa penalaran deduktif adalah penarikan
fungsi praktis untuk mengekspresikan kesimpulan yang bertolak dari hal-hal yang
hubungan-hubungan kuantitatif dan bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat
keruangan. khusus. Pendapat di atas sejalan dengan
KTSP (2006) yang disempurnakan yang dikemukakan oleh Tim PPPG (dalam
pada kurikulum 2013, mencantumkan Shadiq: 2004) bahwa penalaran deduktif
tujuan pembelajaran matematika sebagai adalah penarikan kesimpulan yang
berikut: 1) memahami konsep matematika, prosesnya melibatkan teori atau rumus
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan matematika lainnya yang sebelumnya sudah
mengaplikasikan konsep atau algoritma dibuktikan kebenarannya. Menurut
secara luwes, akurat, efisien, dan Soedjadi (2000: 45), “ Penyajian
tepatdalam pemecahan masalah, 2) matematika perlu dimulai dari contoh-
menggunakan penalaran pada pola dan contoh, yaitu hal-hal yang khusus,
sifat, melakukan manipulasi matematika selanjutnya secara bertahap menuju kepada
dalam membuat generalisasi, menyusun pembentukan suatu kesimpulan yang
bukti, atau menjelaskan gagasan dan bersifat umum. Kesimpulan itu dapat
pernyataan matematika, 3) memecahkan berupa definisi atau teorema.”
masalah, 4) mengkomunikasikan gagasan Sedangkan pendekatan induktif dalam
dengan symbol, tabel, diagram, atau media pembelajaran matematika adalah
lain untuk memperjelas keadaan atau penyampaian materi dari hal-hal yang
masalah, 5) memiliki sikap menghargai bersifat khusus menuju hal-hal yang
kegunaan matematika dalam kehidupan, bersifat umum.
sikap rasa ingintahu, perhatian, dan minat Penarikan kesimpulan yang bertolak
dalam mempelajari matematika, serta sikap dari hal-hal yang khusus atau spesifik ke
ulet dan percaya diri dalam pemecahan hal-hal yang bersifat umum juga
masalah. dikemukakan oleh Sumaryono (1999) dan
Gatot Muhsetyo (2007: 126 ), Santrock (2004). Hudoyo (2001)
pembelajaran matematika adalah proses mengatakan bahwa pendekatan induktif
pemberian pengalaman belajar kepada berproses dari hal-hal yang bersifat konkret
peserta didik melalui serangkaian kegiatan ke yang bersifat abstrak, dari contoh khusus
yang terencana sehingga peserta didik ke rumus umum. Setelah para siswa
memperoleh kompetensi tentang bahan memahami dan menangkap suatu konsep
matematika yang dipelajari. Tujuan berdasarkan sejumlah contoh konkret,
pembelajaran matematika adalah melatih mereka kemudian sampai kepada
cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, generalisasi.
kreatif dan konsisten. Pembelajaran Pembelajaran matematika di Indonesia
matematika di tingkat Sekolah Dasar mengalami perkembangan. Setelah
diharapkan terjadi reinvention (penemuan Indonesia merdeka dari penjajahan
kembali). Penemuan kembali adalah kolonial, pemerintah berbenah diri
menemukan suatu cara penyelesaian secara menyusun program pendidikan khususnya
informal dalam pembelajaran di kelas, matematika yang dijadikan pelajaran wajib.
walaupun penemuan tersebut sederhana dan Perkembangan matematika tersebut terlihat
bukan hal baru bagi orang yang telah dari buku metematika. Penulis
mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa memfokuskan pada fase kurikulum 1975-

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 58


1994 dan fase kurikulum 1999-2013. Pada Pada tahap 2 sudah mulai
buku matematika kurikulum 1975-1994 mengerucut, memberikan latihan
sebagian besar masih menggunakan untuk mengimplementasikan
pendekatan deduktif, yaitu menanamkan konsep. Latihan-latihan soal
konsep, memberikan contoh latihan, dan sudah menguraikan konsep.
yang terakhir adalah pemberian tugas c. Tahap 3
kepada siswa. Sedangkan pada buku
matematika kurikulum 1999-2013 terlihat
menggunakan pendekatan induktif yang
dimulai dari mengkontekskan materi
dengan kehidupan sehari-hari,
membuktikan suatu konsep, dan yang
terakhir adalah menyimpulkan dari konsep.
Berdasarkan uraian tersebut maka Berdasarkan kajian buku, pada
dalam kajian ini akan dibahas tentang tahap 3 pemberian tugas soal
perkembangan pembelajaran matematika. cerita kepada siswa yang
Fokus kajian ini adalah (1) pembelajaran mengarah pada kehidupan sehari-
matematika menurut buku kurikulum 1975- hari. Sehingga pembelajaran
1994 yang selanjutnya disebut tampak nyata.
konvensional dan, (2) pembelajaran Berdasarkan pembahasan di
matematika menurut buku kurikulum 1999- atas, maka pembelajaran
2013 yang selanjutnya disebut modern. matematika kurikulum 1975-
1994, terdapat 3 tahapan, yaitu
2. PEMBAHASAN penanaman konsep kemudian
Dalam pembahasan ini akan disajikan dilanjutkan dengan latihan-latihan
pola pembelajaran matematika kurikulum soal, dan yang terakhir adalah
1975-1994 dan kurikulum 1999-2013 pemberian tugas soal cerita yang
berdasarkan kajian buku. isinya mengaitkan kehidupan
1. Pola Pembelajaran matematika nyata.
kurikulum 1975-1994 Dari tahap 1, 2, dan 3 dapat
a. Tahap 1 dikatakan bahwa pembelajaran
matematika kurikulum 1975-1994
menggunakan pendekatan
deduktif. Deduktif adalah suatu
proses atau suatu aktivitas
berpikir untuk menarik
kesimpulan atau membuat
Pada tahap 1 terlihat pada pernyataan baru dengan
kegiatan awal adalah menanamkan menggunakan atau melibatkan
konsep. Pengertian diberikan teori maupun rumus matematika
terlebih dahulu sampai tuntas, sebelumnya yang sudah
sehingga perlu waktu yang dibuktikan kebenarannya
lumayan. 2. Pola pembelajaran Matematika
b. Tahap 2 tahun 1999-2013
a. Tahap 1

Pada tahap 1 atau awal


pembelajaran, materi langsung

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 59


dikontekskan dengan kehidupan berdasarkan pada beberapa pernyataan
sehari-hari. Pembelajaran khusus yang diketahui benar.
didekatkan dengan kehidupan
nyata terlebih dahulu sehingga
tidak terasa abstrak.
b. Tahap 2 3. KESIMPULAN
1. Pembelajaran matematika
berdasarkan kurikulum 1975-1994
terdiri dari 3 tahapan yaitu (a)
tahap menanamkan konsep, (b)
memberikan latihan, dan (c)
pemberian tugas yang berupa soal
cerita. Dari tahap-tahap yang
dilalui ini dapat dikatakan
menggunakan pendekatan
Pada tahap 2 materi deduktif.
selanjutnya adalah 2. Pembelajaran matematika
membuktikan suatu konsep. berdasarkan kurikulum 1999-2013
Pemahaman materi sudah terdiri dari 3 tahapan yaitu (a)
mulai meluas. tahap mengkontekskan materi
c. Tahap 3 dengan kehidupan sehari-hari, (b)
membuktikan suatu konsep, dan
(c) menyimpulkan dari suatu
konsep. Dari tahap-tahap yang
dilalui ini dapat dikatakan
menggunakan pendekatan induktif.
Pada tahap 3 adalah
mengajak untuk membuat 4. REFERENSI
kesimpulan dari suatu konsep. Gatot Muhsetyo. 2007. Pembelajaran
Materi diarahkan meluas Matematika SD. Jakarta: Universitas
sehingga terbentuk pola pikir Terbuka
yang jauh. Hudojo, Herman.(2005). Pengembangan
Berdasarkan tahap 1, 2, dan 3 Kurikulum dan Pembelajaran
pada buku matematika kurikulum Matematika. UM Press: Malang
1999-2013 ditemukan langkah-langkah Mulyono, Abdurrahman. 2003. Pendidikan
pembelajaran matematika yang Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
dimulai dengan mengkontekskan Jakarta: Rineka Cipta
materi dengan kehidupan sehari-hari, Ruseffendi, E.T.1980. Pengajaran
selanjutnya mengajak untuk matematika modern: untuk orang tua
membuktikan konsep, dan yang murid dan SPG. Bandung: Tarsito
terakhir adalah membuat kesimpulan Santrock, John W. 2004. Psikologi
atas materi. Pendidikan. Jakarta: Kencana
Dari tahap 1, 2, dan 3 dapat Shadiq, Fajar. 2004. Pemecahan Masalah,
dkatakan bahwa pembelajaran Penalaran, dan Komunikasi.
matematika kurikulum 1999-2013 Yogyakarta: Widyaiswara PPPG
menggunakan pendekatan induktif. Matematika.
Dengan demikian penalaran induktif Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan
diartikan sebagai suatu proses atau Matematika di Indonesia. Jakarta:
aktivitas berpikir untuk menarik Departemen Pendidikan Nasional.
kesimpulan atau membuat suatu Suriasumantri, Jujun S. 2005. Filsafat Ilmu
pernyataan baru yang bersifat umum Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 60


Wahyudi. 2008. Pembelajaran Matematika
di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 61

Anda mungkin juga menyukai