Anda di halaman 1dari 15

BAB 9

PEMAHAMAN KONSEP

A. Pengertian Pemahaman Konsep


B.
1. Pemahaman
Belajar matematika merupakan proses aktif siswa untuk
merekonstruksi makna atau konsep-konsep matematika. Hal ini
berarti, bahwa belajar matematika merupakan proses untuk
menghubungkan materi yang dipelajari dengan pemahaman yang
dimiliki. Beberapa ciri atau prinsip belajar yang dikemukakan oleh
Paul Suparno (dalam Markaban, 2008:8) sebagai berikut: (1) Belajar
berarti mencari makna, yaitu berdasarkan dari apa yang dilihat,
didengar, dirasa, dan dialami siswa; (2) Konstruksi makna, yaitu
sebagai proses yang terus-menerus; (3) Belajar bukanlah kegiatan
mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran
dengan membuat pengertian yang baru; (4) Hasil belajar dipengaruhi
oleh pengalaman subyek pembelajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya; dan (5) Hasil belajar tergantung pada apa yang telah
diketahui si subyek belajar, tujuan, dan motivasi yang memengaruhi
proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada
tujuan yaitu agar peserta didik mampu memahami sesuatu
berdasarkan pengalaman belajarnya. Kemampuan pemahaman ini
merupakan hal yang sangat fundamental, karena dengan pemahaman
akan dapat mencapai pengetahuan prosedur. Berikut dipaparkan
pengertian pemahaman menurut beberapa ahli.
a. Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding
yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang
dipelajari . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti
mengerti dengan tepat.
b. Menurut Purwanto (1994:44) pemahaman adalah tingkat
kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti
atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.
c. Winkel dan Mukhtar (Sudaryono, 2012: 44) mengemukakan
bahwa pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti
atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau
diingat; mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari
arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data
yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
d. Sementara Mulyasa (2005 : 78) menyatakan bahwa pemahaman
adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh
individu.
e. Selanjutnya Ernawati (2003:8) mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan menangkap
pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu
materi yang disajikan dalam bentuk lain yang dapat dipahami,
mampu memberikan interpretasi dan mampu mengklasifika-
sikannya.
f. Menurut Virlianti (2002:6) mengemukakan bahwa pemahaman
adalah konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh peserta
didik sehingga mereka mengerti apa yang dimaksudkan, mampu
menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi tersebut,
serta dapat mengeksplorasi kemungkinan yang terkait.
g. Sejalan dengan pendapat diatas, pemahaman menurut Hamalik
(2003:48) adalah kemampuan melihat hubungan hubungan
antara berbagai faktor atau unsur dalam situasi yang
problematis.
h. Pemahaman merupakan aspek yang fundamental dalam belajar
dan setiap pembelajaran matematika seharusnya lebih
memfokuskan untuk menanamkan konsep berdasarkan
pemahaman (Hiebert dan Carpenter, 1992: 65). Lebih lanjut,
Hiebert dan Carpenter (1992:75) menjelaskan bahwa
pemahaman memudahkan terjadinya transfer. Jika hanya
memberikan keterampilan saja tanpa dipahami, akibatnya siswa
akan mengalami kesulitan belajar materi selanjutnya, sehingga
siswa akan menganggap matematika merupakan pelajaran yang
sulit.
i. Matematika akan dimengerti dan dipahami bila siswa dalam
belajarnya terjadi kaitan antara informasi yang diterima dengan
jaringan representasinya. Siswa dikatakan memahami bila
mereka bisa mengkonstruksi makna dari pesan-pesan
pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan (verbal) ataupun
grafis (non verbal), yang disampaikan melalui pengajaran, buku,
atau layar komputer (Anderson dan Krathwohl, 2010:105).
j. Michener menyatakan bahwa pemahaman merupakan salah satu
aspek dalam Taksonomi Bloom. Pemahaman diartikan sebagai
penyerapan arti suatu materi bahan yang dipelajari.
k. Menurut Sudjana yang dimaksud dengan pemahaman adalah
tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu
memahami arti dari konsep, situasi, serta fakta yang
diketahuinya. Dalam hal ini, siswa tidak hanya menghafal secara
verbalitas, tetapi memahami konsep dari konsep atau masalah.
l. Sedangkan pemahaman menurut Bloom (dalam Sagala, 2003 :
33), yaitu kemampuan menangkap makna atau arti. Oleh karena
itu, belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan
filosofinya, maksud dan implikasinya serta bagaimana
aplikasinya sehingga menyebabkan siswa dapat memahami
suatu situasi.

Berdasarkan pengertian pemahaman di atas, dapat disimpulkan


bahwa pemahaman adalah suatu cara yang sistematis dalam
memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang diperolehnya.
Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas
mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah
dipelajari. Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena
pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis. Pemahaman
merupakan suatu proses bertahap yang mempunyai kemampuan
tersendiri seperti menerjemahkan, menginterprestasi, eksplorasi,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat, memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa
yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa
keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Nana Sudjana (1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat
dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : (1) tingkat terendah adalah
pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang
sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat
kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-
bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau
menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat
ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi.
Suke Silversius (1991: 43-44) menyatakan bahwa pemahaman
dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu : (1) menerjemahkan
(translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan
(translation), arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain,
dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model
simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan
konsep yang dirumuskan dengan kata-kata kedalam gambar grafik
dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan,(2) menginter-
prestasi (interpretation),kemampuan ini lebih luas daripada
menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami
ide utama suatu komunikasi, (3) mengektrapolasi (Extrapolation),
agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi
sifatnya.

2. Konsep
Pemahaman yang dimaksud dalam kajian ini adalah pemahaman
terhadap suatu konsep atau materi ajar. Setiap materi ajar berisi
sejumlah konsep yang harus dikuasai peserta didik. Beberapa ahli
mengungkapkan tentang pengertian konsep sebagaiberikut.
a. Pengertian konsep menurut Ruseffendi (1998:157) adalah suatu
ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan
atau mengelompokkan objek atau kejadian itu merupakan
contoh dan bukan contoh dari ide tersebut.
b. Menurut Soedjadi (2000: 14) pengertian konsep adalah ide
anstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi
atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan
suatu istilah atau rangkaian kata.
c. Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti
yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama.
Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi
terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek
ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan
dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak
berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam
bentuk suatu kata (lambang bahasa).
d. Menurut Singarimbun dan Effendi (2009) pengertian konsep
adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu,
sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai
fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu kesatuan
pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan.
Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai
dengan maksud kita memakainya.
e. Woodruf mendefinisikan bahwa konsep adalah suatu gagasan/
ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian
tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara
seseorang membuat pengertian terhadap objek/benda melalui
pengalamannya.
f. Nasution (2006) mengungkapkan konsep sangat penting bagi
manusia, karena digunakan dalam komunikasi dengan orang
lain, dalam berpikir, dalam belajar, membaca, dan lain-lain.
Tanpa konsep, belajar akan sangat terhambat. Hanya dengan
bantuan konsep dapat dijalankan pendidikan formal.
g. Salah satu aspek yang terkandung dalam pembelajaran
matematika adalah konsep. Dahar (1988:95) menyebutkan, Jika
diibaratkan, konsep-konsep merupakan batu-batu pembangunan
dalam berpikir. Akan sangat sulit bagi siswa untuk menuju ke
proses pembelajaran yang lebih tinggi jika belum memahami
konsep. Oleh karena itu, kemampuan pemahaman konsep
matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran
matematika
h. Sedangkan untuk pengertian konsep menurut Winkel (1991 : 57)
yaitu satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki
ciri-ciri yang sama.
i. Dan menurut Wardhani (2006 : 3-5) konsep adalah ide (abstrak)
yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk
mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu objek atau
kejadian.
j. Menurut Tim BSNP, pengertian (concept) meliputi 1) struktur
pengertian, 2) peranan struktur pengertian, 3) berbagai macam
pola, urutan, 4) model matematika, 5) operasi dan algoritma,
sedangkan fakta (facts) meliputi 1) informasi, 2) nama, 3) istilah,
4) konvensi tentang lambang-lambang.
k. Pengertian konsep yang dikemukakan oleh S. Hamid Husen
(Sapriya, 2009: 43) mengemukakan bahwa: Konsep adalah
pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki
karakteristik yang sama.
l. Selanjutnya More (Sapriya, 2009: 43) bahwa Konsep itu adalah
sesuatu yang tersimpan dalam benak atau pikiran manusia
berupa sebuah ide atau sebuah gagasan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka pengertian


konsep adalah istilah atau ungkapan yang membatasi suatu unsur
dapat mengkalsifikasi unsur yang dimaksud. Konsep dapat dinyatakan
dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu
kata frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit misalnya : manusia,
gunung, lautan, daratan, rumah, negara, dan sebagainya.

3. Pemahaman Konsep
Berikut dipaparkan beberapa pendapat ahli terkait dengan
pemahaman konsep, yakni sebagai berikut.
a. Menurut Bloom (dalam Suherman, dkk, 1993 : 39), jenjang
kognitif terhadap pemahaman matematika mencakup beberapa
hal dan salah satunya adalah pemahaman konsep. Pemahaman
konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam
memahami konsep dan dalam prosedur pengerjaan matematika.
b. Menurut Shadiq (2009 : 13), pemahaman konsep merupakan
kompetensi yang ditunjukan siswa dalam memahami konsep dan
dalam memahami prosedur (algoritma) secara luwes, akurat,
efisien dan tepat.
c. Dalam pembelajaran matematika seperti yang dinyatakan
Zulkardi (2003:7) bahwa mata pelajaran matematika
menekankan pada konsep. Artinya dalam mempelajari
matematika peserta didik harus memahami konsep matematika
terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soalsoal dan mampu
mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata dan
mampu mengembangkan kemampuan lain yang menjadi tujuan
dari pembelajaran matematika. Pemahaman terhadap konsep-
konsep matematika merupakan dasar untuk belajar matematika
secara bermakna.
d. Menurut Sanjaya (2009) mengemukakan pemahaman konsep
adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah
materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam
bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi
data dan mampu mengaplikasi konsep yang sesuai dengan
struktur kognitif yang dimilikinya.
e. Patria (2007:21) mengatakan bahwa pemahaman konsep adalah
kemampuan peserta didik yang berupa sejumlah materi
ajar/konsep, di mana peserta didik tidak hanya mengetahui atau
mengingatnya, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam
bentuk lain yang mudah dimengerti.

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, dapat


disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah pengertian yang
diakui kebenarannya tentang suatu rancangan atau ide abstrak,
selanjutnya pengertian ini dapat diungkapkan kembali dengan
struktur kognitif yang dimilikinya. Tentunya dalam mengungkapkan
kembali ada indikator-indikator tertentu yang dijadikan ketentuan
untuk mengukur tingkat pemahaman konsep yang dimaksud.
Menurut Sanjaya (2009) ada 7 indikator pemahaman konsep
yang dijadikan ukuran pemahaman konsep, yaitu: (1) mampu
menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya; (2)
mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta
mengetahui perbedaan; (3) mampu mengklasifikasikan objek-objek
berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk
konsep tersebut; (4) mampu menerapkan hubungan antara konsep
dan prosedur; (5) mampu menberikan contoh dan kontra dari konsep
yang dipelajari; (6) mampu menerapkan konsep secara algoritma; dan
(7) mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari.
Untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap
konsep matematika menurut NCTM (1989 : 223) dapat dilihat dari
kemampuan siswa dalam: (1) Mendefinisikan konsep secara verbal
dan tulisan; (2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan
contoh; (3) Menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk
merepresentasikan suatu konsep; (4) Mengubah suatu bentuk
representasi ke bentuk lainnya; (5) Mengenal berbagai makna dan
interpretasi konsep; (6) Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan
mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; (7) Membandingkan
dan membedakan konsep-konsep.
Belajar matematika merupakan suatu proses yang terkait dengan
ide-ide, gagasan, aturan atau hubungan yang diatur secara logis.
Sehingga dalam belajar matematika harus mencapai pemahaman,
karena pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna
dan arti dari bahan yang dipelajari. Russefendi (1988: 123)
menyatakan bahwa pencapaian pemahaman siswa dalam belajar
mencerminkan domain cognitive Taxonomy Bloom yang meliputi
translation, interpretation, dan extrapolation.
Sedangkan dalam matematika, konsep adalah suatu ide abstrak
yang memungkinkan seseorang untuk menggolongkan suatu objek
atau kejadian. Jadi pemahaman konsep adalah pengertian yang benar
tentang suatu rancangan atau ide abstrak. Kemampuan pemahaman
matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran,
memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada
siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu. Dengan
pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran
itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan
dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan
pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini
sesuai dengan Hudoyo (1998) yang menyatakan tujuan mengajar
adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta
didik.
4. Pemahaman Konsep dan Aspek Belajar yang lain
Kemampuan awal matematika merupakan kemampuan yang
dapat menjadi dasar untuk menerima pengetahuan baru. Kemampuan
awal matematika merupakan pondasi dan dasar pijakan untuk
pembentukan konsep baru dalam pembelajaran. Suatu proses
pembelajaran dapat dikatakan bermakna jika seorang mahasiswa
telah dapat mengaitkan konsep-konsep yang ada dalam benaknya
dengan baik. Dari proses pertalian itu, ditemukanlah suatu
pengetahuan baru yang dapat digunakan dalam kehidupannya.
Ausubel (dalam Depdiknas: 2006) menyatakan bahwa
pengetahuan yang sudah dimiliki mahasiswa akan sangat menentukan
bermakna tidaknya suatu proses pembelajaran. Itulah sebabnya para
dosen harus mengecek, memperbaiki dan menyempurnakan
pengetahuan para mahasiswa sebelum membahas materi baru. Dari
keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan awal
matematika merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses
atau gagalnya siswa belajar. Pemahaman materi yang menjadi dasar
kemampuan awal dalam pemahaman konsep pada materi berikutnya
yang berhubungan. Siswa diarahkan belajar melalui suatu proses yang
berangsur-angsur secara bertahap dari konsep yang sederhana hingga
ke pengertian yang lebih kompleks. Sampai akhirnya siswa tersebut
mengerti, memahami, menguasai dan mampu mengaplikasikannya
dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
Menurut Zulaiha (2006: 19), hasil belajar yang dinilai dalam
mata pelajaran matematika ada tiga aspek. Ketiga aspek itu adalah
pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan
masalah. Ketiga aspek tersebut bisa dinilai dengan menggunakan
penilaian tertulis, penilaian kinerja, penilaian produk, penilaian
proyek, maupun penilaian portofolio.
Adapun kriteria dari ketiga aspek tersebut adalah:
a. Pemahaman Konsep
1). Menyatakan ulang sebuah konsep.
2). Mengklasifikasian objek-objek menurut sifat-sifat tertentu.
3). Memberi contoh dan non contoh dari konsep.
4). Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis.
5). Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
6). Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau
operasi tertentu.
7). Mengaplikasikan konsep dan algoritma pemecahan masalah.
b. Penalaran dan Komunikasi
1). Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis,
gambar, dan diagram.
2). Mengajukan dugaan.
3). Melakukan manipulasi matematika.
4). Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau
bukti terhadap kebenaran solusi.
5). Menarik kesimpulan dari pernyataan.
6). Memeriksa kesahihan dari argumen.
7). Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk
membuat generalisasi.
c. Pemecahan Masalah
1). Menunjukkan pemahaman masalah
2). Mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan
dalam pemecahan masalah
3). Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk.
4). Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara
tepat.
5). Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
6). Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu
masalah yang tidak rutin

Pemahaman diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi


bahan yang dipelajari. Untuk memahami suatu objek secara mendalam
seseorang harus mengetahui:
a. Objek itu sendiri
b. Relasinya dengan objek lain yang sejenis
c. Relasinya dengan objek lain yang tidak sejenis
d. Relasi-dual dengan objek lainnya yang sejenis
e. Relasi dengan objek dalam teori lainnya.

Ada tiga macam pemahaman matematik, yaitu: pengubahan


(translation), pemberian arti (interpretasi) dan pembuatan
ekstrapolasi (ekstrapolation). Pemahaman translasi digunakan untuk
menyampaikan informasi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan
menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang bervariasi.
Interpolasi digunakan untuk menafsirkan maksud dari bacaan, tidak
hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi juga mencakup pemahaman
suatu informasi dari sebuah ide. Sedangkan ekstrapolasi mencakup
estimasi dan prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran,
gambaran kondisi dari suatu informasi, juga mencakup pembuatan
kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang
kognitif ketiga yaitu penerapan (application) yang menggunakan atau
menerapkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru,
yaitu berupa ide, teori atau petunjuk teknis.
Bloom mengklasifikasikan pemahaman (Comprehension) ke
dalam jenjang kognitif kedua yang menggambarkan suatu pengertian,
sehingga siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika
bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan. Dalam
tingkatan ini siswa diharapkan mengetahui bagaimana berkomunikasi
dan menggunakan idenya untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman
tidak hanya sekedar memahami sebuah informasi tetapi termasuk juga
keobjektifan, sikap dan makna yang terkandung dari sebuah informasi.
Dengan kata lain seorang siswa dapat mengubah suatu informasi yang
ada dalam pikirannya kedalam bentuk lain yang lebih berarti.
Ada beberapa jenis pemahaman menurut para ahli yaitu:
1. Polya, membedakan empat jenis pemahaman.
a. Pemahaman mekanikal, yaitu dapat mengingat dan menerapkan
sesuatu secara rutin atau perhitungan sederhana.
b. Pemahaman induktif, yaitu dapat mencobakan sesuatu dalam
kasus sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam
kasus serupa.
c. Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran
sesuatu.
d. Pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran
sesuatu tanpa ragu-ragu, sebelum menganalisis secara analitik.
2. Polattsek, membedakan dua jenis pemahaman:
a. Pemahaman komputasional, yaitu dapat menerapkan sesuatu
pada perhitungan rutin/sederhana, atau mengerjakan sesuatu
secara algoritmik saja.
b. Pemahaman fungsional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu
dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang
dilakukan.
3. Copeland, membedakan dua jenis pemahaman:
a. Knowing how to, yaitu dapat mengerjakan sesuatu secara
rutin/algoritmik.
b. Knowing, yaitu dapat mengerjakan sesuatu dengan sadar akan
proses yang dikerjakannya.
4. Skemp, membedakan dua jenis pemahaman:
a. Pemahaman instrumental, yaitu hafal sesuatu secara terpisah
atau dapat menerapkan sesuatu pada perhitungan rutin/
sederhana, mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.
b. Pemahaman relasional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu
dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang
dilakukan.
Pemahaman instrumental diartikan sebagai pemahaman konsep
yang saling terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan
sederhana. Dalam hal ini seseorang hanya memahami urutan
pengerjaan atau algoritma. Sedangkan pemahaman relasional
termuat skema atau struktur yang dapat digunakan pada
penjelasan masalah yang lebih luas dan sifat pemakaiannya lebih
bermakna.

Sedangkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep


matematika menurut NCTM (1989: 223) dapat dilihat dari
kemampuan siswa dalam hal berikut.
a. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan
b. Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh
c. Menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk
merepresentasikan suatu konsep
d. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya.
e. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep
f. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat
yang menentukan suatu konsep
g. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.

Pemahaman matematis penting untuk belajar matematika secara


bermakna, tentunya para guru mengharapkan pemahaman yang
dicapai siswa tidak terbatas pada pemahaman yang bersifat dapat
menghubungkan. Menurut Ausubel bahwa belajar bermakna bila
informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur
kognitif yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat mengkaitkan
informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimiliki. Artinya
siswa dapat mengkaitkan antara pengetahuan yang dipunyai dengan
keadaan lain sehingga belajar dengan memahami.
Empat prinsip untuk meningkatkan pemahaman konsep
(Syayidah, 2010).
a. Perhatian: menarik dengan cara menggunakan metode
pembelajaran yangbervariasi, menggunakan media yang relevan,
tidak monoton dan tegang serta melibatkan seluruh siswa dalam
bertanya jawab.
b. Relevansi: mengemukakan relevansi pelajaran dengan kebutuhan
dan manfaat setelah mengikuti pelajaran dalam hal ini kita
menjelaskan terlebih dahulu tujuan instruksional.
c. Percaya diri: menumbuhkan dan menguatkan rasa percaya diri
pada siswa,hal ini dapat disiasati dengan menyampaikan pelajaran
secara runtut dari yang mudah ke sukar. Tumbuhkembangkan
kepercayaan siswa dengan pujian atas keberhasilannya.
d. Kepuasan: memberi kepercayaan kepada siswa yang telah
menguasai ketrampilan tertentu untuk membantu teman-
temannya yang belum

Dahar, R.W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta:


Erlangga
DePorter, Bobbi, dkk. 2010. Quantum Teaching
Mempraktikkan Quantum Teaching di
Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa
Hudojo, Herman. (2003). Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
JICA. Universitas Negeri Malang
NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation
Standards for School Mathematics. Reston,
VA : NCTM
Purwanto, M. Ngalim. 1994. Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Rosdakarya
Zulkardi. 2003. Pendidikan Matematika Republik
Indonesia.
http://pmri.or.id/, diakses tanggal 5 Agustus
2012.

Daftar Pustaka

Dahar, R.W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga


DePorter, Bobbi, dkk. 2010. Quantum Teaching Mempraktikkan
Quantum Teaching di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa
Ernawati. 2003. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa SMU Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi
Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI (tidak dipublikasikan).
Hudojo, Herman. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. JICA. Universitas Negeri Malang
NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School
Mathematics. Reston, VA : NCTM
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Purwanto, M. Ngalim. 1994. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Virlianti, Y. 2002. Analisis Pemahaman Konsep Siswa dalam
Memecahkan Masalah kontekstual pada Pembelajaran Matematika
Melalui Pendekatan Realistik. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika
FMIPA UPI (tidak dipublikasikan).
Zulkardi. 2003. Pendidikan Matematika Republik Indonesia.
http://pmri.or.id/, diakses tanggal 5 Agustus 2012.

Anda mungkin juga menyukai