Anda di halaman 1dari 31

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teoritis

1. Pemahaman Materi Kepedulian Sosial

a. Pengertian Pemahaman

Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman berarti bagaimana

seseorang mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan

memperluas, menyimpulkan memberikan contoh, menuliskan kembali,

diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami diantara fakta-fakta

atau konsep.5 Juga mengerti secara mental makna dan filosofinya,

maksud, implikasi serta aplikasi-aplikasinya. Hal ini penting bagi siswa

yang belajar, tanpa skill ( keterampilan ), pengetahuan dan sikap tidak

akan bermakna.6 Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami

sesuatu yang berarti mengetahui terlebih dahulu tentang sesuatu hal

serta melihatnya dari berbagai segi, apakah dengan menguraikan,

menerangkan, atau memperluas arti suatu istilah.7

Berdasarkan beberapa teori di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pemahaman merupakan kemampuan berfikir untuk menangkap

arti atau merupakan kesanggupan seseorang untuk menguasai sesuatu

5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Jakarta : Bumi Aksara, 2009 ),
hlm. 118
6
Sadirman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rajawali Pers,
2011 ) hlm. 42-43
7
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, ( Jakarta : Rhineka Cipta, 2010 ), hlm.
280

9
10

yang telah diketahuinya melalui proses belajar. Pemahaman termasuk

tahapan pada ranah kognitif, siswa dituntut untuk mengingat,

memahami, mengklarifikasi dan menganalisis tentang apa yang telah

dipelajari.

Pemahaman yang dimaksud disini ialah pemahaman tentang

materi kepedulian sosial. Pemahaman terhadap materi pembelajaran

mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pencapaian hasil

belajar siswa. Dimana hasil belajar siswa inilah yang nantinya akan

memberikan perubahaan pada perilakunya. Seorang siswa akan

memperoleh perilaku yang baru, positif, disadari, dan lain sebagainya,

yang secara keseluruhan mencakup aspek afektif, kognitif, dan

psikomotorik. Adapun indikator-indikator dari pemahaman yaitu

sebagai berikut:

1. Menjelaskan

Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang

diinformasikan secara sistematis. Siswa dikatakan telah memahami

materi kepedulian sosial apabila ia telah mampu untuk menjelaskan

kembali materi kepedulian tersebut dengan baik dan benar.

2. Menguraikan

Menguraikan berarti memaparkan dan menjelaskan sesuatu

yang ringkas. Siswa dikatakan telah memahami materi kepedulian

sosial apabila ia telah mampu untuk menguraikan dalil-dalil

tentang kepedulian sosial.


11

3. Menyimpulkan

Menyimpulkan berarti mengikhtisarkan, atau mengambil

inti penjelasan dan sebagainya. Siswa dikatakan telah memahami

materi kepedulian sosial apabila ia telah mampu untuk memberikan

kesimpulan dari materi pembelajaran tersebut.

4. Mencontohkan

Mencontohkan berarti memberikan sesuatu sebagai contoh

atau menjadikan contoh. Seorang siswa dikatakan telah memahami

materi kepedulian sosial apabila ia bisa mencontoh perilaku yang

baik sesuai atau yang di inginkan dari materi kepedulian sosial.

5. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan berarti menyalurkan informasi ide,

penjelasan, perasaan, pernyataan, maupun pertanyaan dari orang

yang satu kepada orang yang lain atau dari kelompok yang satu

kepada kelompok yang lain. Siswa dikatakan telah memahami

materi kepedulian sosial apabila ia telah mampu untuk

membacakan dalil dari materi tersebut didepan kelas, dan sekaligus

menjelaskan isi kandungan surah tersebut.8

Akan tetapi, yang terjadi saat ini banyak siswa yang belum

memahami materi pelajaran dengan baik. Hal ini bisa terjadi karena

anak merasa malu untuk bertanya kepada guru, merasa sulit karena

tidak memahami materi sebelumnya yang berkaitan dengan pelajaran

8
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Pakar Raya, 2006), hlm. 65-
67
12

saat ini.9 Oleh karena itu peran guru sangat berpengaruh besar dalam

hal ini. Guru bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan saja, tetapi

guru juga harus bisa membuat pengetahuan yang diberikan dapat

dipahami dengan baik dan sempurna oleh peserta didik, sehingga ia bisa

menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

b. Tingkatan pemahaman

Pemahaman termasuk dalam domain kognitif. Tipe ini lebih

tinggi dari tipe pengetahuan yang merupakan tingkatan pertama atau

dasar dalam ranah kognitif. Pemahaman memerlukan kemampuan

menangkap makna atau arti dari suatu konsep.10

Anas Sudjiono dalam bukunya mengutip pendapat dari taksonomi

tujuan pendidikan dari Benyamin S.Bloom yang mengatakan bahwa :

“pemahaman ini termasuk dalam domain kognitif. Adapun dalam


ranah kognitif ini terdapat enam jenjang proses berfikir
(pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
penilaian), dimana pemahaman merupakan jenjang lebih tinggi satu
tingkat dari pengetahuan.”11

Menurut Abdul Rahman Shaleh dalam bukunya mengatakan

bahwa pemahaman siswa dilihat dari kemampuan mereka untuk

menerjemahkan, menafsirkan, menentukan, memperkirakan dan

9
Mudasir, Psikologi Pendidikan, (Indragiri Hulu: STAI Nurul Falah Airmolek, 2015),
h.112.
10
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Edisi Revisi, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2011 ), hlm. 152
11
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Grafindo Persada cet ke-14,
2015 ), hlm. 49-50
13

mengartikan.12 Sedangkan Tohirin mengatakan bahwa pemahaman

dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu :

1) Pemahaman terjemahan : kesanggupan memahami makna yang

terkandung di dalamnya, misalnya memahami kalimat bahasa

Arab ke dalam bahasa Indonesia (terjemahan al-Qur’an)

2) Pemahaman penafsiran : membedakan dua konsep yang berbeda

3) Pemahaman ekstrapolasi : kesanggupan melihat dibalik yag

tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu dan memperluas

wawasan.13

Pendapat Bloom dalam buku Mohammad Surya dikenal dengan

sebutan taksonomi tujuan pendidikan. Taksonomi Bloom merujuk pada

taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama

kali dikembangkan oleh Benyamin S.Bloom pada tahun 1956. Dalam

hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah,

kawasan), yaitu: 1) cognitive domain (ranah kognitif), 2) affective

domain (ranah afektif), 3) psychomotor domain (ranah psikomotor).

Ranah kognitif memiliki 6 tingkatan, yaitu: 1) pengetahuan

(knowledge), 2) aplikasi (application), 3) analisis (analysis), 4) sintesis

(synthesis), 5) evaluasi (evaluation).14

c. Kepedulian Sosial

Kepedulian berasal dari kata “peduli” yang berarti memedulikan,

menghiraukan, memperhatikan. Jadi orang yang peduli adalah orang

12
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 217
13
Tohirin, Loc.Cit
14
Mohamad Surya, Psikologi Guru Konsep Dan Aplikasi Dari Guru Untuk Guru,
(Bandung: Alfabeta, 2015), h.120-122.
14

yang memperhatikan objek. Kepedulian sosial merupakan sikap

memperlakukan orang lain dengan penuh kebaikan dan kedermawanan,

peka terhadap perasaan orang lain, sikap membantu orang yang

membutuhkan pertolongan, tidak pernah berbuat kasar, dan tidak

menyakiti hati orang lain.15

Menaruh peduli berarti menaruh perhatian atau menghiraukan

sesuatu. Kepedulian adalah sikap memperhatikan atau menghiraukan

urusan orang lain ( sesama anggota masyarakat ). Kepedulian sosial

bukan berarti mencampuri urusan orang lain, lebih dari itu untuk

membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain

dengan tujuan kebaikan.16

Di dalam Islam nilai-nilai kepedulian sosial juga diajarkan,

banyak ayat-ayat al-Qur’an yang membahas tentang kepedulian sosial

di antaranya adalah QS. Al-Kautsar. Surat tersebut menjelaskan bahwa

Allah telah memberikan nikmat yang banyak untuk manusia, bahkan

untuk menghitung nikmat yang Allah berikan manusia tidak akan

mampu untuk menghitungnya. Atas nikmat tersebut Allah menyuruh

manusia untuk berkurban, kurban merupakan perwujudan dari rasa

syukur kepada Allah dan sebagai bentuk kepedulian sosial dalam

bermasyarakat. Dengan berkurban tersebut maka umat Islam

membahagiakan saudaranya yang kurang mampu sehingga mereka

15
Muchlas Samani, Loc.Cit
16
Buku siswa Al-Qur’an Hadis pendekatan saintifik Kurikulum 2013 Madrasah
Tsanawiyah kelas VIII
15

sama-sama merasakan nikmat dari Allah yaitu berupa pembagian

daging kurban.

Ayat lain yang mengajarkan kepedulian sosial adalah QS. AL-

Maun. Pada ayat tersebut memberikan pengertian bahwa ibadah kepada

Allah bukan hanya hubungan vertikal berupa sholat dan ibadah lainnya,

tatapi juga hubungan horizontal yakni kegiatan sosial kemasyarakatan,

yang menjadi bentuk ketaatan manusia kepada Allah. Dengan peduli

kepada orang yang membutuhkan, menyantuni anak yatim, bersedekah

kepada fakir miskin maka seorang muslim telah melakukan wujud

ketaatan kepada Allah SWT. Hal tersebut termasuk bentuk ibadah yaitu

ibadah dengan keshalehan sosial, sebab berbuat baik kepada sesama

adalah bentuk kebaikan, sedangkan segala bentuk kebaikan bernilai

ibadah.

Ajaran-ajaran kepedulian sosial dalam Islam harusnya

dilasanakan oleh seluruh pemeluknya yaitu umat Islam. Jika ajaran

tersebut dilaksanakan maka kehidupan masyarakat akan menjadi

makmur, penuh perdamaian dan penuh ketenteraman.

1) Bentuk-bentuk Kepedulian Sosial

Bentuk-bentuk kepedulian sosial dapat dibedakan

berdasarkan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud lingkungan

sosial. Lingkungan sosial merujuk pada lingkungan dimana

seseorang melakukan interaksi sosial, baik dengan anggota


16

keluarga, teman, dan kelompok sosial lain yang lebih besar.17

Buchari Alma dkk membagi bentuk-bentuk kepedulian sosial

berdasarkan lingkungannya, yaitu :

1. Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil yang dialami

oleh seorang manusia. Lingkungan inilah yang pertama kali

mengajarkan manusia bagaimana berinteraksi.18

2. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan yang lebih luas setelah lingkungan keluarga.

3. Lingkungan sekolah

Sekolah tidak hanya sebagai tempat untuk belajar

meningkatkan kemampuan intelaktual, akan tetapi juga

membantu anak untuk dapat mengembangkan emosi,

berbudaya, bermoral, bermasyarakat dan kemampuan

fisiknya. Sedangkan Abu Ahmadi dan Uhbiyati menjelaskan

bahwa, fungsi sekolah sebagai lembaga sosial adalah

membentuk manusia sosial yang dapat bergaul dengan sesama

manusia secara serasi walaupun terdapat unsur perbedaan

tingkat sosial ekonominya, perbedaan agama, ras, perbedaan,

bahasa dan lain sebagainya. Menurut pernyataan diatas dapat

dikatakan bahwa, sekolah bukan hanya tempat untuk belajar

meningkatkan kemampuan intelektual, akan tetapi juga


17
Elly M. Setiadi, dkk, Ilmu Sosial dan Budaya dasar ( Jakarta : Kencana, 2012 ), hlm.
66
18
Buchari Alma,dkk, Op.Cit, hlm. 205-208
17

mengembangkan dan memperluas pengalaman sosial anak

agar dapat bergaul dengan orang lain di dalam masyarakat.

Selain sebagai tempat mengembangkan dan memperluas

pengalaman sosial anak, sekolah dapat juga membantu

memecahkan masalah-masalah sosial.19 Rasa kepedulian

sosial di lingkungan sekolah dapat ditunjukkan dengan

perilaku saling membantu, saling menyapa, dan saling

menghormati antar warga sekolah.

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kepedulian sosial

Abu Ahmadi membagi faktor-faktor yang mempengaruhi

kepedulian sosial, yaitu

1. Faktor Intern

Merupakan faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu

sendiri.

2. Faktor Ekstern

Merupakan faktor yang terdapat di luar pribadi manusia.

Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok.20 Sherif

dalam buku Abu Ahmadi mengemukakan bahwa sikap itu

dapat diubah atau dibentuk apabila :

a. Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara

manusia

19
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan ( Jakarta : Rineka Cipta, 2001 ), hlm.
265
20
Abu Ahmadi. Psikologi Sosial. ( Jakarta: Rineka Cipta, 2009 ), hlm. 157-158
18

b. Adanya komunikasi ( yaitu hubungan langsung ) dari satu

pihak

Abu Ahmadi juga mengemukakan bahwa pembentukan dan

perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Lingkungan yang

terdekat dengan kehidupan sehari-hari banyak memiliki peranan.

Ada tiga hal yang paling penting dalam pembentukan sikap yang

diperhatikan, yaitu :

a. Media massa

b. Kelompok sebaya

c. Kelompok yang meliputi lembaga sekolah, lembaga

keagamaan, organisasi kerja dan sebagainya. 21

3) Upaya meningkatkan Kepedulian Sosial

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai upaya dalam

meningkatkan kepedulian sosial, yaitu :

1. Pembelajaran di rumah

Peranan keluarga terutama orang tua dalam mendidik

sangat berpengaruh terhadap tingkah laku anak. Keluarga

merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.22

Menurut Mulyani Sumantri dan Syaodih , anak semenjak

usia balita suka meniru apa saja yang dia lihat, dari tindak

tanduk, cara bergaul, cara berbicara orang tua menghadapi

21
Ibid, hlm. 158
22
Buchari Alma dkk, op.cit, hlm. 210-211
19

teman, tamu dan sebagainya. Oleh karena itu, orang tua harus

menjadi contoh tauladan yang baik bagi anak-anaknya.23

2. Pembelajaran di lingkungan

Dapat dilakukan dengan mengikuti organisasi yang

berkembang di lingkungan masyarakat guna untuk mengasah

kepedulian sosial.

3. Pembelajaran di sekolah

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan memiliki

potensi untuk memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial

melalui guru dan seluruh penyangga kepentingan sekolah.

Penanaman nilai dapat diintegrasikan pada setiap mata

pelajaran.

Oleh karena itu, lembaga sekolah memiliki tugas

pula dalam membina sikap, bukan hanya sekedar untuk

meningkatkan pengetahuan siswa saja. Hal ini erat kaitannya

dengan tujuan pendidikan di sekolah.

Selain itu, untuk menumbuhkan kepekaan dan

kepedulian sosial ada berbagai cara yang harus ditempuh,

antara lain :

a. Menyadari bahwa rezeki berasal dari Allah. Maka, jika Dia

menghendaki dapat diambil sewaktu-waktu.

23
Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, Perkembangan peserta didik, ( Jakarta :
Universitas Terbuka, 2008 ), hlm. 39
20

b. Menyadari bahwa kepedulian sosial termasuk ibadah yang

akan mendapatkan pahala dari Allah swt.

c. Menjauhkan diri dari sifat rakus (tamak) dan kikir.

2. Materi Kepedulian Sosial

Materi tentang kepedulian sosial yang diajarkan di Madrasah

Diniyah Puteri Pekanbaru adalah berupa :

1. Q.S Al-Kausar ( 107 )

٣﴾﴿ ُ‫﴾ إِّنَ شَبّنِئَكَ هُىَ الْأَبْتَز‬٢﴿ ْ‫﴾ فَصَلِّ لِزَبِّكَ وَاّنْحَز‬١﴿ َ‫إِّنَب أَعْطَيْنَبكَ ا ْلكَىْثَز‬

a. Arti ayat

artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat


yang banyak (1).Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan
berkorbanlah (2). Sesungguhnya orang-orang yang membenci
kamu Dialah yang terputus (3)”.24

b. Penjelasan ayat

Surat Al Kautsar terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan

surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah surat Al 'Aadiyaat.

Dinamai Al Kautsar (nikmat yang banyak) diambil dari perkataan

Al Kautsar yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat ini

sebagai penghibur hati Nabi Muhammad s.a.w.

Pada ayat pertama dalam surah ini memberikan peringatan

agar kita merenungi dan menghayati bahwa nikmat yang telah

Allah berikan sangat banyak..

24
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Bandung : CV Darus sunnah,
2015 )
21

Ayat ke dua memberikan pengajaran agar kita bersyukur

atas semua nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Diantaranya

adalah dengan cara mendirikan sholat dan berkurban. Sholat adalah

ibadah yang berhubungan dengan Allah. Berkurban yaitu

menyembelih hewan kurban yang kemudian dagingnya dibagikan

kepada orang lain. Berkurban merupakan ibadah yang

berhubungan dengan masyarakat yang tujuannya mencari ridha

Allah. Hal ini merupakan bukti dari keharusan seorang muslim

untuk peduli sosial. Dengan kata lain, dalam beragama tidak selalu

mementingkan aspek ibadah mahdhoh yang bersifat vertikal saja.

Tetapi juga menganjurkan ibadah sosial (ghairu mahdhah)

Pada ayat ke tiga memberikan penjelasan bahwa kita tidak

boleh berkecil hati dengan orang-orang yang membenci kita,

sedangkan kita berada pada jalan yang benar. Orang-orang yang

membenci kita berarti orang-orang yang terputus dari rahmat

Allah.

Secara umum surat ini menganjurkan agar orang selalu

beribadah kepada Allah dan berkorban sebagai tanda bersyukur

atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Bersyukur dapat

dimanifestasikan dengan cara rajin beribadah, tekun melaksanakan

sholat dan bersedekah, juga beramal sholeh membantu orang yang

susah. Seperti menyembelih binatang kurban dan membagikan

kepada fakir miskin.


22

2. Q.S Al-Ma’un : 1-7

ِ‫طعَبم‬
َ ‫)وَال يَحُضُّ عَلَى‬٢( َ‫)فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِين‬١( ِ‫أ َرأَيْتَ الَّذِي ُيكَذِّةُ بِبلدِّين‬

ْ‫)الَّذِينَ ُهن‬٥( َ‫)الَّذِينَ ُهنْ عَنْ صَالتِ ِهنْ سَبهُىّن‬٤( َ‫)فَىَيْلٌ لِ ْلمُصَلِّين‬٣( ِ‫سكِين‬
ْ ِ‫ا ْلم‬

)٧( َ‫)وَ َيمْ َنعُىّنَ ا ْلمَبعُىّن‬٦( َ‫يُزَاءُوّن‬

a. Arti ayat

Artinya : “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?,


Itulah orang yang menghardik anak yatim,dan tidak
menganjurkan memberi Makan orang miskin. Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-
orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat
riya, dan engga (menolong dengan) barang berguna.25

b. Penjelasan ayat

Surah Al-Ma’un terdiri dari 7 ayat, yang termasuk

golongan surah-surah Makiyyah. Surah Al-Ma’un diturunkan

sesudah surah at-Takasur. Nama al-Ma’un diambil dari kata al-

Ma’un yang terdapat pada ayat 7, yang artinya barang-barang

yang berguna.26

Secara umum surah ini berisi teguran terhadap orang yang

mengaku beragama Islam, tetapi tidak memanifestasikan

pengakuannya pada sikap dan perbuatan. Orang yang demikian

itulah yang tergolong kepada pendusta agama.

Pada ayat 1-3, menjelaskan perihal orang yang

mendustakan agama. Agama mengajarkan agar kita berbuat baik

25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Bandung : CV Darus sunnah,
2015 )
26
Suismanto, Kosim Abdullah, Al-Qur’an Hadis kelas VIII MTs, ( Yudistira: 2016 ), hlm.
16
23

kepada anak yatim dan orang-orang yang kurang mampu

(miskin). Akan tetapi orang yang mendustakan agama justru

melakukan tindakan yang sebaliknya dan juga tidak peduli kepada

orang-orang yang membutuhkan bantuannya. Pada ayat ini

intinya memberikan pemahaman tentang kepedulian sosial.

Kepedulian sosial pada ayat ini yaitu berbuat baik kepada anak

yatim dan membantu orang-orang yang membutuhkan.

Pada ayat 4-7, menjelaskan tentang orang yang celaka dari

kalangan orang yang justru menjalankan sholat. Karena mereka

lalai dalam sholatnya, mereka suka berbuat amal, tetapi ria, ingin

dipuji dan disanjung oleh manusia. Mereka enggan menolong

orang yang membutuhkan pertolongannya, sedangkan mereka

memiliki kemampuan untuk menolong dan membantu mereka.

Artinya, ayat ini mengajak kita, orang yang melaksanakan sholat,

untuk tidak lalai dalam sholatnya. Dibuktikan dengan tidak

berbuat ria dan selalu peduli terhadap sesama ( peduli sosial )

Keterkaitan Isi Kadungan QS al-Kausar dan QS al-Ma’un

1. QS al-Kausar menyuruh kita untuk merenung dan menghayati

segala nikmat dikaruniakan Allah kepada kita. Betapa nikmat-

nikmat tersebut sangat banyak jumlahnya.

2. QS al-Kausar mengajarkan tentang cara bersyukur,yaitu

dengan sholat dan berkurban. Sholat berhubungan dengan


24

Tuhannya, berkurban berhubungan dengan kepedulian kepada

sesama atau disebut dengan istilah kesalehan sosial

3. QS al-Ma’un memberikan pengajaran agar kita tidak terjebak

pada kesalehan pribadi semata. Kita juga harus memiliki

kesalehan sosial. Kesalehan atau kepedulian sosial bisa

diwujudkan dengan peduli terhadap anak ayatim dan orang

miskin.27

Kepedulian sosial akan tercapai apabila ada hal-hal berikut :

a. Empati, yaitu kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh

orang lain yang menderita

b. Kesadaran, yaitu sikap sadar akan keberadaan orang yang

menderita, bahwa mereka adalah bagian dari kehidupan kita

c. Kemampuan material, yaitu mampu secara ekonomi, sehingga

dapat secara nyata membantu orang yang membutuhkan.

Penerapan Isi Kandungan Surah Al-Kausar dan Al-Ma’un Dalam

Kehidupan Sehari-hari. Antara lain terdapat dalam :

a. Surah Al-Kausar

a) Kita harus mensyukuri segala nikmat yang diberikan

Allah

b) Sholat wajib lima waktu harus kita laksanakan

c) Bersedia menyisihkan sebagian harta untuk berqurban

d) Kita harus selalu peduli terhadap fakir miskin

27
Buku siswa Al-Qur’an Hadis pendekatan saintifik Kurikulum 2013 Madrasah
Tsanawiyah kelas VIII
25

b. Surah Al-Ma’un

a) Kita harus memiliki kepedulian terhadap anak yatim

b) Membiasakan diri kita untuk selalu ringan tangan atau suka

membantu orang miskin ( membutuhkan )

c) Kita harus mendukung setiap usaha untuk mensejahterakan

anak yatim dan orang miskin

d) Sikap dermawan harus kita tumbuhkan dalam kehidupan

e) Kita harus ikhlas dalam segala perbuatan

3. Hadis

: ‫ فقال‬، ‫ أن رجال جاء إنى رسىل اهلل صهى اهلل عهٍه وسهم‬، ‫عه ابه عمر‬
‫ٌا رسىل اهلل أي انىاس أحب إنى اهلل ؟ وأي األعمال أحب إنى اهلل عز‬
‫ « أحب انىاس إنى اهلل‬: ‫وجم ؟ فقال رسىل اهلل صهى اهلل عهٍه وسهم‬
‫ أو‬، ‫ وأحب األعمال إنى اهلل سرور تدخهه عهى مسهم‬، ‫أوفعهم نهىاس‬
........ ، ‫ أو تطرد عىه جىعا‬، ‫ أو تقضً عىه دٌىا‬، ‫تكشف عىه كربة‬
Arti hadis

“Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan
berkata,”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai
Allah ? dan amal apakah yang paling dicintai Allah swt?”
Rasulullah saw menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah
adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang
paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan
kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu
kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan
kelaparan.........” (HR. Thabrani)”

Penjelasan Hadis

Hadis di atas menjelaskan tentang orang yang paling

dicintai oleh Allah adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain,

dan amal yang paling dicintai oleh Allah adalah memberikan


26

kebahagiaan ke dalam hati orang yang beriman, melepaskannya

dari rasa lapar, membebaskannya dari kesulitan dan membayarkan

hutang-hutangnya. Di balik ungkapan tersebut tersimpul semangat

kehidupan atas dasar kebersamaan. Berbagi dengan orang lain

merupakan bentuk nyata dari keimanan dan rasa syukur pada Ilahi.

Ketika banyak orang ikut merasakan nikmat yang kita peroleh,

itulah wujud syukuran yang diberi penilaian tertinggi. Di antara ciri

orang yang bertakwa menurut Al-Qur’an ialah gemar

menginfakkan harta dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan

sempit.

3. Kompetensi Dasar Materi Kepedulian Sosial

Pada proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Diniyah Puteri

Pekanbaru kelas VIII semester 1 terdapat pada mata pelajaran Al-Qur’an

Hadis tentang materi Kepedulian Sosial dalam QS Al-Kautsar dan QS

Al-Ma’un dengan kompetensi dasar sebagai berikut :

Kompetensi Dasar Indikator


3.3 Memahami isi kandungan Q.S al- 3.3.1 Menjelaskan
Kautsar (108) dan QS al-Ma’un pengertian peduli
(107) tentang kepedulian sosial sosial
dan isi kandungan hadis tentang 3.3.2 Mengartikan
perilaku tolong menolong. kandungan Q.S al-
4.3 Mensimulasikan sikap tolong Kautsar (108) dan
QS al-Ma’un (107).
menolong dan peduli terhadap
3.3.3 Menunjukkan sikap
anak yatim sesuai isi QS Al- yang mencerminkan
Kautsar (108) dan QS Al-Ma’un isi kandungan Q.S al-
(107) dan sikap tolong menolong Kautsar (108)
sesama muslim sesuai isi dan QS al-Ma’un
kandungan Hadis tentang tolong (107)
menolong.
27

4. Sikap Sosial

1) Pengertian Sikap Sosial

Menurut Thomas yang dikutip oleh Abu Ahmadi sikap sebagai

suatu kesadaran individu yang menetukan perbuatan-perbuatan yang

nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan

sosial.28

Sikap sosial yaitu sebagai perbuatan-perbuatan atau sikap yang

tegas dari seseorang atau kelompok di dalam keluarga atau masyarakat.

Sedangkan Abu Ahmadi menyebutkan sikap sosial adalah kesadaran

individu yang menetukan perbuatan nyata dan berulang-ulang terhadap

objek sosial.29

Dari beberapa defenisi yang telah disebutkan para ahli diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa sikap sosial adalah kesadaran individu

yang menentukan perbuatan nyata untuk bertingkah laku dengan cara

tertentu terhadap orang lain dan mementingkan tujuan-tujuan sosial dari

pada tujuan pribadi dalam kehidupan masyarakat. Sikap sosial dalam

proses pembelajaran mencakup perilaku jujur,disiplin, tanggung jawab,

peduli, santun serta percaya diri. 30

28
Abu Ahmadi, Op.Cit, hlm. 149
29
Abu Ahmadi, Op.Cit, hlm. 152
30
Permendikbud No 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan
Menengah, hlm. 6
28

Menurut Djaali sikap sosial meliputi sikap bertanggung jawab,

peduli, jujur, percaya diri, bekerja dalam kelompok, memecahkan

masalah yang berkaitan dengan perasaan dan santun.31 Dalam

pendidikan juga disebutkan macam-macam dari sikap sosial. Dalam

Kurikulum 2013 menyebutkan bahwa aspek sikap sosial mencakup

jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan pecaya diri.32Dari

beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sikap sosial

meliputi tanggung jawab, peduli, jujur, percaya diri dan disiplin.

2) Jenis-jenis Sikap Sosial

a. Tanggung Jawab

Tanggung Jawab merupakan suatu tindakan atau sikap untuk

menerima dan melaksanakan tugas serta kewajibannya yang

seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan,

negara, dan Tuhan Yang Maha Esa dengan sebaik-baiknya.

Tanggung jawab yang dapat dikembangkan di sekolah yaitu

menyelesaikan tugas yang diberikan, mengakui kesalahan, tidak

melempar kesalahan kepada teman, melaksanakan tugas yang

menjadi kewajibannya di kelas seperti piket kebersihan,

berpartisapasi dalam kegiatan sosial di sekolah, mengumpulkan

tugas/pekerjaan rumah tepat waktu.

b. Peduli

31
Djaali, Psikologi Pendidikan ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ), hlm. 114
32
Ida Ayu Dewi Virani, Deskripsi Sikap Sosial Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Penarukan
Kec Buleleng Kab. Bulelang, E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016.
29

Sikap peduli dibagi menjadi dua yakni peduli sosial dan peduli

lingkungan. Peduli sosial merupakan sikap atau tindakan yang selalu

ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan. Sedangkan sikap peduli lingkungan adalah sikap dan

tindakan yang selalu berupaya menjaga kebersihan lingkungan,

mencegah kerusakan lingkungan alam sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi. Sikap peduli di dalam sekolah yaitu menjenguk

guru atau teman yang sakit, melerai teman yang berselisih

(bertengkar), berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah misalnya

memberikan sumbangan untuk membantu orang sakit atau

kemalangan, menolong teman yang kesulitan, menjaga kebersihan

dan keindahan lingkungan sekolah.

c. Jujur

Sikap sosial dalam perilaku jujur berarti mengatakan

kebenaran, jujur juga dapat diartikan sebagai kesadaran tentang

sesuatu yang benar dan sesuai dengan peran, tindakan dan

hubungan.33 Sedangkan sikap jujur dalam lingkungan sekolah antara

lain dalam bentuk tidak menyontek ketika dalam ujian, tidak

berbohong kepada guru dan teman, mau mengakui kesalahan,

mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan,

mengemukakan ketidaknyamanan belajar yang dirasakannya di

33
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi ( Bandung : Alfabeta,
2012 ), hlm. 33
30

sekolah, mengatakan dengan sesungguhnya apa yang terjadi atau

yang dialami.

d. Percaya Diri

Percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang

memampukan dirinya untuk mengembangkan nilai positif baik

terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi

yang dihadapinya, sikap percaya diri di dalam lingkungan sekolah

yaitu berani tampil di depan kelas, berani mengemukakan pendapat,

berani mencoba hal-hal baru yang bermanfaat, mengajukan diri

untuk mengerjakan tugas atau soal di papan tulis.

e. Disiplin

Disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan. Di

dalam lingkungan sekolah, sikap disiplin tercermin dari tidak ada

siswi yang terlambat masuk sekolah, meminta izin keluar kelas pada

saat jam pembelajaran, mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat

waktu, tertib dalam melaksanakan proses belajar mengajar, memakai

pakaian seragam yang lengkap dan rapi, tertib menaati peraturan

sekolah, mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada

tempatnya.

f. Toleransi

Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai

keberagaman latar belakang, pandangan dan keyakinan. Dalam

lingkungan sekolah wujud toleransi yaitu dengan menghargai


31

perbedaan pendapat, menghargai kemampuan yang dimiliki orang

lain dan memberikan kesempatan kepada teman untuk

menyampaikan pendapatnya

g. Santun

Sikap santun yaitu perilaku hormat pada orang lain, di dalam

lingkungan sekolah sikap santun tercermin dari menghormati orang

yang lebih tua di sekolah, berbicara atau bertutur kata halus dan

tidak kasar, mengucapkan terima kasih apabila menerima bantuan

dalam bentuk jasa ataupun barang, dapat mengendalikan emosi

dalam menghadapi masalah, mengucapkan salam ketika bertemu

guru, teman dan orang-orang di sekolah, menunjukkan wajah ramah,

bersahabat dan tidak cemberut.

h. Kerjasama

Merupakan suatu hubungan saling bantu membantu dari orang-

orang atau kelompok orang. Dalam buku psikologi sosial dijelaskan

bahwa kerja sama adalah kecenderungan untuk bertindak dalam

kegiatan kerja bersama-sama menuju suatu tujuan.34 Dengan

demikian sikap kerjasama merupakan suatu kecenderungan untuk

bertindak dalam kegiatan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Ciri-ciri orang yang mampu bekerjasama dengan orang lain

adalah berperan dalam kegiatan gotong royong, tidak membiarkan

teman atau keluarga mengalami suatu masalah secara sendiri, dan

34
Abu Ahmadi, Op.Cit, hlm. 89
32

bersikap mengutamakan hidup bersama. Berdiri sama tinggi dan

duduk sama rendah atau berat sama dipikul ringan sama dijinjing.

i. Solidaritas

Solidaritas mempunyai arti adanya kecenderungan seseorang

dalam melihat ataupun memperhatikan keadaan orang lain. Menurut

Gerungan dalam bukunya Psikologi Sosial dijelaskan bahwa

solidaritas dapat diartikan sebagai kecenderungan dalam bertindak

terhadap seseorang yang mengalami suatu masalah yakni berupa

memperhatikan keadaan orang tersebut.

j. Tenggang Rasa

Tenggang rasa adalah seseorang yang selalu menjaga perasaan

orang lain dalam aktivitas sehari-hari.35 Sikap tenggang rasa dapat

dilihat dari adanya saling menghargai satu sama lain, menghindari

sikap masa bodoh, tidak mengganggu orang lain, selalu menjaga

perasaan orang lain, dalam bertutur kata tidak menyinggung

perasaan orang lain, selalu menjaga perasaan orang lain dalam

pergaulan dan sebagainya.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi Sikap

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah sebagai

berikut:36

35
Abu Ahmadi, Op.Cit, hlm. 34
36
Rohmah Dwi Yuniarti, skripsi : Pengaruh Sikap Dan Gender Terhadap Prestasi Belajar
Bahasa Indonesia Pada Siswa SMP Negeri Kelas VII Di Kecamatan Slemen Yogyakarta
2013/2014 ( Malang : November , 2016 ), hlm. 13-14
33

1. Pengalaman pribadi.

2. Kebudayaan.

3. Orang lain yang di anggap penting.

4. Media massa.

5. Lembaga pendidikan dan agama.

6. Faktor emosi dalam diri.

4) Komponen sikap :

1. Komponen Kognitif (Komponen Perseptual)

Yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,

keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang

mempersepsi terhadap objek sikap.

2. Komponen Afektif (Komponen Emosional)

Yaitu komponen yang berkaitan dengan rasa senang atau tidak

terhadap objek sikap. Rasa senang terhadap sesuatu merupakan hal

yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang

negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan

negatif.

3. Komponen Konatif (Komponen Prilaku atau Action Component)

Yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak

terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensistas sikap,

yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau

berprilaku seseorang terhadap objek sikap.37

37
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), ( Yogyakarta : Andi, 2003 ), hlm.
111
34

5. Pengaruh Pemahaman Materi Kepedulian Sosial Terhadap Sikap

Sosial Siswi

Pemahaman sangat dibutuhkan dalam proses belajar, karena belajar

bisa dikatakan berhasil apabila dari proses pembelajaran tersebut

memperoleh sebuah pemahaman, bukan sekedar pengetahuan saja.

Pemahaman lebih setingkat dari pada pengetahuan, maksudnya pengetahuan

itu jenjang berpikir yang mendasar. Sedangkan pemahaman mencakup

pengetahuan.

Melalui pemahaman tersebut maka setiap individu akan tahu dan

paham tentang hal yang baik (Knowing the good ). Individu dapat dikatakan

baik jika mempunyai tiga ciri, yakni mereka tahu hal yang baik (knowing

the good ), menginginkan hal yang baik (desiring the good), dan melakukan

hal yang baik (doing the good). Dalam upaya memberikan pemahaman

mengenai hal yang baik itulah peran lembaga formal (sekolah) sangat

diperlukan.38

Sesuai dengan ketiga tahapan komponen karakter baik tersebut

dimana setelah seseorang yang telah mempunyai pemahaman atau

pengetahuan mengenai hal yang baik, maka muncullah keinginan dalam

dirinya untuk mewujudkan hal baik itu. Keinginan tersebut diwujudkan

melalui moral action dengan melakukan hal baik sehingga dapat

membentuk individu yang mempunyai sikap sosial yang baik.

38
Nastiti Mufidah, Studi Korelasi Prestasi Belajar Dengan Kepedulian Sosial, Journal
Kajian Moral Dan Kewarganegaraan No 2 Vol 1 Tahun 2004
35

Jadi, siswa yang memiliki pemahaman terhadap materi kepedulian

sosial, maka akan terdorong untuk melaksanakan atau menerapkan sikap

sosial dalam kehidupannya. Tetapi berbeda dengan siswa yang dia tidak

memiliki pemahaman tentang materi kepedulian sosial, maka dia tidak akan

terdorong untuk menerapkan sikap sosial dalam kehidupannya.

Pendidikan Agama Islam khususnya pelajaran Al-Qur’an Hadis di

sekolah tidak hanya bertujuan untuk menjadikan siswa memiliki sikap

spiritual yang tinggi, tetapi juga menjadikan siswa memiliki sikap sosial

atau tujuan dari pembelajaran tidak hanya sekedar membentuk kesalehan

pribadi tetapi juga membentuk kesalehan sosial.

Pada mata pelajaran al-Qur’an Hadis terdapat banyak materi pelajaran

yang terkandung diantaranya adalah materi tentang kepedulian sosial

dimana siswa dituntut untuk mengerti, memahami, dan mengetahui segala

sesuatu yang berhubungan dengan kepedulian sosial, sehingga akan

mendorong siswa untuk menerapkan sikap sosial di dalam kehidupannya.

Jadi pengaruh pemahaman materi kepedulian sosial terhadap sikap

sosial siswa dapat di pahami jika pemahaman siswa terhadap materi

kepedulian sosial tinggi, maka siswa akan memiliki sikap sosial yang tinggi.

Sebaliknya jika pemahaman materi siswa tentang kepedulian sosial rendah,

maka sikap sosial siswa juga akan rendah.


36

B. Penelitian yang Relevan

1. Pada tahun 2017, Anisabellah, jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas


Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang. Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sikap Sosial Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII MTs Al-
Maarid 01 Singosari Malang” Hasil ini berdasarkan pengolahan SPSS
dapat diketahui F hitung sebesar 4,562 lebih besar dari F tabel 2,26 dan
nilai probabilitas sebesar 0,034 yang lebih kecil dari taraf signifikasi 5%
(0,05 ), maka keputusan statistik yang diambil adalah hipotesa Ha diterima
dan hipotesis Ho ditolak. Dengan besar koefisien determinasi R 2 diketahui
sebesar 0,024 atau 2,4%. Angka ini memberikan arti bahwa variabel bebas
(sikap sosial siswa ) telah memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar
2,4% terhadap prestasi belajar pada mata pelajar IPS. Persamaan penelitian
ini sama-sama meneliti tentang sikap sosial siswa, perbedaannya penulis
meneliti tentang pengaruh pemahaman materi kepedulian sosial terhadap
sikap sosial siswa.
2. Pada tahun 2017, Dena Hani Farida, Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Surakarta, melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Prestasi Belajar
PAI Dengan Sikap Sosial Siswa Kelas VIII Di SMP Muhammadiyah
Berwawasan Khusus (BK) Giriwoyo Kabupaten Wonogiri Tahun
Pelajaran 2016/2017”. Hasilnya berdasarkan pengolahan SPSS dapat
diketahui t hitung 2,157 dengan taraf signifikasi 5% sebesar 2,021 karena t
hitung lebih besar dari t tabel. Maka terdapat hubungan positif yang
signifikan antara prestasi belajar PAI dengan Sikap Sosial siswa kelas VIII
di SMP Muhammadiyah Berwawasan Khusus Giriwoyo Kabupaten
Wonogiri. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis, sama-sama
meneliti tentang Sikap Sosial siswa, perbedaannya penelitian ini terdapat
pada variabel X yakni penelitian yang dilakukan oleh Dena variabel X
adalah Prestasi Belajar sedangkan penulis Pemahaman Materi kepedulian
sosial
37

C. Konsep Operasional

Konsep operasional adalah konsep yang digunakan untuk memberikan

batasan terhadap konsep teoritis agar tidak terjadi kesalahpahaman dan

sekaligus memudahkan peneliti. Adapun variabel yang akan dioperasionalkan

adalah pemahaman materi kepedulian sosial (variabel x) dan sikap sosial

(variabel y).

Pemahaman pembelajaran tentang kepedulian sosial yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah nilai tes siswa pada mata pelajaran al Qur’an

Hadis yang merupakan gambaran kemampuan siswa setelah menerima materi

pelajaran al-Qur’an Hadis. Adapun indikator-indikator pemahaman

kepedulian sosial sebagai berikut:

1. Siswi dapat menjelaskan pengertian kepedulian sosial

2. Siswi mampu menjelaskan bentuk-bentuk kepedulian sosial

3. Siswi mampu menjelaskan faktor-faktor mempengaruhi kepedulian sosial

4. Siswi mampu menjelaskan upaya peningkatan kepedulian sosial

5. Siswi dapat mengemukakan hafalan QS. al-Kausar

6. Siswi dapat mengemukakan hafalan QS. al- Ma’un

7. Siswi dapat mengemukakan makna mufradat QS. al-Kausar

8. Siswi dapat mengemukakan makna mufradat QS. al- Ma’un

9. Siswi dapat menjelaskan kandungan ayat QS. al-Kausar,

10. Siswi dapat menjelaskan kandungan ayat QS. al- Ma’un

11. Siswi dapat menguraikan perilaku orang yang memiliki kepedulian sosial

dalam QS. al-Kausar


38

12. Siswi dapat menguraikan perilaku orang yang memiliki kepedulian sosial

dalam QS. al- Ma’un

13. Siswi dapat mencontohkan kepedulian sosial ke dalam kehidupan sehari-

hari

Berdasarkan kajian teori diatas dirumuskan konsep operasional untuk

sikap sosial siswa variable Y dengan indikator-indikator sebagai berikut:

1. Siswi berbicara dengan baik kepada seluruh warga sekolah

2. Siswi mengucapkan salam jika bertemu dengan sesama warga sekolah

3. Siswi mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru

4. Siswi membantu ketika ada warga sekolah yang membutuhkan

5. Siswi menjenguk jika ada teman atau guru yang sakit

6. Siswi melaksanakan piket kebersihan kelas

7. Siswi membuang sampah pada tempatnya

8. Siswi tidak milih-milih dalam berteman

9. Siswi memakai pakaian seragam lengkap

10. Siswi datang tepat waktu ke sekolah

11. Siswi menghargai perbedaan pendapat

12. Siswi berani tampil di depan kelas

D. Asumsi dan Hipotesis

1. Asumsi

Pemahaman materi kepedulian sosial berpengaruh positif terhadap

sikap sosial siswi di Madrasah Tsanawiyah Diniyah Puteri Pekanbaru


39

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari rumusan

masalah yang telah dikemukakan. Hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan menjadi hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho)

sebagai berikut:

Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan antara pemahaman materi

kepedulian sosial terhadap sikap sosial siswi di Madrasah

Tsanawiyah Diniyah Puteri Pekanbaru.

Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara pemahaman

materi kepedulian sosial terhadap sikap sosial siswi di Madrasah

Tsanawiyah Diniyah Puteri Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai