Anda di halaman 1dari 6

Nama : Riski Andika Prasetya

NIM: 2398011009
Nama Pembelajaran Sosial Emosional
Matakuliah
Review Pengalaman yang saya peroleh yaitu, saya belajar menggunakan LMS
pengalaman mengikuti setiap alur tugasnya dengan baik. Mata kuliah Pembelajaran
belajar. Sosial Emosional ini menggunakan pendekatan alur MERDEKA.
Memudahkan saya dalam memahami setiap materi, alur MERDEKA yang
digunakan akan dilakukan pada seluruh rangkaian perkuliahan dengan:
Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi
pemahaman, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata.
Dengan mengikuti kegiatan PPG Prajabatan ini memberikan ilmu dan
pengalaman baru dalam mengembangkan kemampuan dan kompetensi
menjadi guru. Hal ini saya dapatkan dengan mengikuti rangkaian mata
pelajaran seperti Pembelajaran Sosial Emosional.

Secara garis besar, pembelajaran yang saya dapatkan pada Topik 1 yaitu:
“Kompetensi Sosial Emosional berdasar Kerangka Collaborative for
Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL).”

Pembelajaran emosional adalah bagian penting dalam pendidikan dan


dalam relasi sosial manusia, pembelajaran sosial-emosional adalah proses
untuk membantu individu mengembangkan kemampuan dasar untuk hidup
dengan baik. Elias, dkk (1997, 2006) mendefinisikan bahwa proses belajar
sosial-emosional (Social-emotional Learning) adalah proses belajar
mengenali dan mengelola emosi, menyelesaikan masalah,
mengembangkan relasi sosial yang baik, dapat berempati, membuat
keputusan yang tepat, dan bertanggung jawab. Tujuan dari pembelajaran
ini adalah untuk program preventif dan promotif (peningkatan). Preventif
artinya mencegah masalah perilaku dengan meningkatkan kompetensi
sosial-emosional. “Collaborative for Academic, Social and Emotional
Learning” (CASEL) mengelompokkan komponen pembelajaran sosial-
emosional menjadi 5 komponen yaitu:
Nama : Riski Andika Prasetya
NIM: 2398011009

1) Self-awareness (Kesadaran diri), Kemampuan untuk memahami


emosi, pemikiran, dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dalam
berbagai situasi.
2) Self -management (Manajemen diri), Kemampuan untuk mengatur
emosi, pemikiran dan perilaku secara efektif pada situasi yang
berbeda.
3) Responsible decision making (Pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab), Membuat pilihan yang tepat dan konstruktif
pada situasi tertentu
4) Social awareness (kesadaran sosial), Kemampuan memahami
perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi
individu dengan latar belakang yang berbeda.
5) Relationship skills (keterampilan sosial), Kemampuan menjalin dan
mempertahankan hubungan/relasi yang sehat dan efektif dengan
individu dari latar belakang yang berbeda.

Pada Topik 2, “Peran Guru sebagai Teladan Pembelajaran


Keterampilan Sosial Emosional (CASEL)”

Guru memerlukan pembelajaran sosial-emosional karena guru


merupakan agen perubahan. Menurut Novick, Kress, & Elias (2002)
ada tiga hal yang harus diperhatikan sebagai agen perubahan, yaitu: 1)
kepedulian sebagai dasar pembelajaran, 2) emosi mempengaruhi suasana
belajar dan bagaimana pembelajaran dapat diterima peserta didik, 3)
tujuan yang mau dicapai dan pemecahan masalah yang mengarahkan
individu dan memberikan motivasi/energi untuk melakukan
pembelajaran. Sebagai guru juga harus mengasah (Empathy, Compassion,
Mindfulness, Critical Inquiry (EMC2) agar proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik. Empathy merupakan sebuah kemampuan yang
dimiliki dalam memahami peserta didik secara mendalam baik dalam
situasi pribadi maupun sosial serta peduli dan perhatian terhadap emosi
yang dimiliki oleh peserta didik yang ditunjukkan melalui perilaku
mereka. Compassion yaitu seorang individu dapat membatasi
perasaannya terhadap orang lain sehingga dapat mengurangi personal
Nama : Riski Andika Prasetya
NIM: 2398011009

distress akibat respon yang berlebihan terhadap perasaan orang lain.


Mindfulness merupakan kemampuan individu untuk sadar akan
pengalaman yang dimiliki sehingga mau menerima situasi apa pun tanpa
menghakimi diri sendiri. Critical inquiry sebagai kemampuan individu
dalam memperoleh sebuah informasi melalui pengamatan, pengalaman,
pemikiran, penalaran, dan penilaian diri sendiri kemudian dianalisis
untuk dipahami.

Topik 3, “Experiential Learning.”

Experiential learning dipopulerkan oleh seorang psikolog bernama


David Allen Kolb. Experiential learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang mengkolaborasikan antara pengetahuan dan
keterampilan serta pengalaman yang diperoleh peserta didik secara
langsung. Model pembelajaran ini menekankan pada pendekatan aktif
learning serta berbasis pengalaman nyata. Menurut David Allen Kolb ada
4 tahap pembelajaran Experiential learning yaitu: 1) Tahap pengalaman
konkret (concreate experience), 2) Tahap refleksi observasi (reflective
observation), 3) Tahap penyusunan konsep abstrak (abstract
conceptualization), 4) Tahap implementasi atau eksperimen (active
experimentation).

Topik 4, “Experiential Learning untuk Pembelajaran Emosional.”

Pada dasarnya setiap individu memiliki perbedaan cara belajar.


Perbedaan tersebut terjadi karena faktor bawaan, pengalaman tertentu
dalam kehidupan, bahkan dari tuntutan situasi/lingkungan. Kolb
kemudian mengidentifikasi beberapa gaya belajar: (1) Diverging
(Divergen): gaya ini merupakan kombinasi elemen Pengalaman Konkrit
dan Observasi Reflektif. (2) Assimilating (Asimilasi): gaya yang
merupakan kombinasi konseptualisasi abstrak dan observasi reflektif. (3)
Converging (Konvergen), merupakan kombinasi Konseptualisasi
Abstrak dan Eksperimen Aktif. (4) Accommodating (Akomodasi),
merupakan kombinasi pengalaman konkrit dan eksperimentasi aktif.
Nama : Riski Andika Prasetya
NIM: 2398011009

Dengan memahami gaya belajar peserta didik yang berbeda, sebagai guru
kita bisa memotivasi peserta didik, membuat situasi belajar lebih
kondusif dan menyenangkan.

Topik 5, “School Well-Being.”

Secara umum, setiap orang berusaha mencari kebahagiaan dan


keseimbangan dalam hidupnya. Diener (1984) menjelaskan bahwa well-
being atau kesejahteraan kita akan berdampak pada sikap dan emosi.
School well-being adalah kondisi dimana individu dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya baik materiil maupun non-materiil di sekolah. Konu
dan Rimpela (2002) menjelaskan empat dimensi yaitu: 1. Having yaitu
bagaimana persepsi dan perasaan individu terhadap kondisi sekolah.
Dimensi ini meliputi lingkungan fisik sekolah, termasuk kenyamanan,
rasa aman, kebisingan, pertukaran udara, ruang terbuka, dan lain
sebagainya. 2. Loving mengacu pada lingkungan sosial saat
pembelajaran, meliputi hubungan dengan guru, dengan teman sekelas,
interaksi dalam kelompok. Dimensi ini pada dasarnya mengacu pada
iklim atau suasana di sekolah. 3. Being mengacu pada bagaimana
individu di sekolah menghargai keberadaan mereka. Dalam hal ini guru
dapat bekerja dengan baik dan menghargai perannya. 4. Health (status
kesehatan) mengacu pada kesehatan fisik dan mental peserta didik dan
guru.
Refleksi Menurut saya, topik 2 pada mata kuliah Pembelajaran Sosial
pengalaman Emosional ini perlu direfleksi karena kita dapat mengenali 5 kompetensi
belajar yang sosial emosional dan membantu kita dalammengontrol emosi. Jika seorang
dipilih guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan positif
maka peserta didik akan terbantuuntuk mencapai tujuan yang diharapkan
dan memudahkan untuk bergauldan belajar lebih baik, serta kegiatan
sosial lainnya. Selain itu gurusebagai pedoman dan agen perubahan yang
dapat memberikan contoh teladan yang baik bagi peserta didik dalam
menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan sosial
emosional. Hal ini didasarkan pada 3 hal yaitu kepedulian sebagai dasar
pembelajaran karena emosi mempengaruhi suasana belajar dan bagaimana
Nama : Riski Andika Prasetya
NIM: 2398011009

pembelajaran dapat diterima baik oleh peserta didik. Selanjutnya yaitu


tujuan yang ingin dicapai dan pemecahan masalah mengarahkan anak dan
terakhir mampu memotivasi atau memberikan energi positif di dalam
pembelajaran.
Saya belajar topik ini salah satunya dengan mengerjakan tagihan
tugas yang terdapat di dalam LMS yang sudah terintegrasi dengan metode
berdiskusi dengan teman dan mencari sumber dari modul/internet, juga
lingkungan sekitar. Proses pemahaman pengetahuan dilakukan
menggunakan alur MERDEKA, mahasiswa diminta untuk mengenali diri
dengan mendorong dan menstimulus dirinya dalam kegiatan Mulai dari
Diri. Tiap topik memberikan kegiatan yang berbeda, diantaranya
pemberian video, tulisan reflektif, pertanyaan pemantik, dan berbagai
kegiatan lain yang dapat mendorong mahasiswa untuk mulai mengenal
dirinya sendiri. Dengan adanya tugas tersebut secara tidak langsung
mengintegrasikan konsep dengan kegiatan real, dimana kita dapat
menganalisis pengertian konsep topik ini dan Menyusun pembelajaran
yang berkaitan dengan CASEL.
Strategi yang dilakukan tersebut membantu saya dalam memahami
topik ini dengan menyelesaikan tugas yang ada di LMS. Dimana hal
tersebut akan membantu saya dalam memahami konsep teori juga
memberikan pengalaman dan bekal yang nantinya akan diterapkan ketika
menjadi seorang pendidik. Selain itu menjadi bahan refleksi dan evaluasi
terhadapdiri sendiri atas pemahaman konsep yang dapat dikaitkan dengan
mata kuliah lain.
Analisis Link artefak:
artefak https://youtu.be/tuKP3hXI3Hs?si=FhON5UU-fSQxv6UA
pembelajaran
Pada link tersebut berisi artefak yang mendukung pada mata kuliah
Pembelajaran Sosial Emosional topik 2 yang dapat membantu saya untuk
lebih paham tentang “Peran Guru sebagai Teladan Pembelajaran
Keterampilan Soial Emosioanl (CASEL)”.
Nama : Riski Andika Prasetya
NIM: 2398011009

Pembelajaran Setelah mempelajari PSE pada topik 2, memberikan pengetahuan,


bermakna pengajaran dan pengalaman dalam penerapan keterampilan sosial
(good emosional dalam merdeka belajar. Guru sebagai agen perubahan yang bisa
practices) mengarahkan kecerdasan emosi agar dapat bertumbuh menjadi pribadi
yang baik Selain itu saya belajar untuk dalam lingkungan sosial dimana
saya perlu mengontrol emosi ketika menghadapi masalah sehingga
permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai