Anda di halaman 1dari 7

Nama : RIKFAN

NIM : A3S222217
RUMPUN/BIDANG : MIPA/MATEMATIKA
MK : Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)

02.01.3-T1-3d Refleksi Ruang Kolaborasi

1. Apakah hal menarik yang telah Anda pelajari?


2. Apakah ada hal baru yang dapat Anda terapkan dalam kegiatan mengajar
nantinya?
3. Apakah tantangan yang akan Anda hadapi dalam proses pembelajaran materi
ini? Mengapa?
4. Sebutkan tiga hal menarik yang telah Anda pelajari! Kemukakan dengan alasan
atau contoh berupa gambar/foto untuk memperjelas jawaban Anda.
5. Sebutkan dua hal penting yang Anda pelajari! Kemukakan dengan alasan atau
contoh berupa gambar/foto untuk memperjelas jawaban Anda.
6. Sebutkan satu hal yang Anda ingin coba dan terapkan dalam kelas! Jelaskan
alasan Anda!

JAWAB

1. Hal menarik yang telah Saya pelajari adalah :


 Pembelajaran emosional adalah bagian penting dalam pendidikan dan
dalam relasi sosial manusia
 Pembelajaran sosial dan emosional (SEL) adalah proses di mana anak-anak
dan orang dewasa mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap
yang diperlukan untuk memahami dan mengelola emosi, menetapkan dan
mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap
orang lain, membangun dan memelihara hubungan yang positif, dan
membuat keputusan yang bertanggung jawab
 “Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning” (CASEL)
mengelompokkan komponen pembelajaran sosial-emosional menjadi 5
komponen yaitu : 1) Self-awareness (Kesadaran diri), 2) Self -management
(Manajemen diri), 3) Responsible decision making (Pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab), 4) Social awareness (kesadaran sosial), 5)
Relationship skills (keterampilan sosial).
 Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan
secara kolaboratif pada komunitas sekolah. Pembelajaran sosial dan
emosional dapat diajarkan: 1) Secara rutin; situasi atau kondisi ditentukan
kemudian. Biasanya dilakukan di luar jam belajar akademik. 2) Terintegrasi
dalam mata pelajaran tertentu; pembelajaran sosial-emosional juga dapat
terintegrasi pada pelajaran tertentu. Peserta didik dapat berdiskusi dengan
kasus tertentu, kerja kelompok, role play, atau aktivitas lainnya. 3) Budaya:
menjadi budaya dalam lingkungan sekolah, misalnya membiasakan untuk
menyelesaikan masalah dengan damai, menghargai pendapat orang lain,
dan lain sebagainya.

2. Hal baru yang dapat saya terapkan dalam kegiatan mengajar nantinya adalah
menerapkan pembelajaran sosial emosional karena selain Aspek intelegensi
atau kemampuan kognitif, aspek yang mempengaruhi perilaku anak kepada
dirinya, orang lain dan lingkungannya adalah aspek perkembangan sosial
emosional, dimana proses pembelajaran ini mengembangkan keterampilan
sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh Kompetensi sosial dan
emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain
dan lingkungannya. Pembelajaran sosial dan emosional adalah pembelajaran
yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah dengan
memperhatikan 5 kompetensi sosial emosional yang perlu dikembangkan. Nah
Dalam menerapkan PSE, guru dapat menggunakan berbagai macam teknik
yang disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan pembelajaran, kompetensi sosial
emosional yang ingin dilatih, dan jenjang pendidikan peserta didik yang
diajarkan, di mana guru dapat mendesain sendiri atau memodifikasi teknik-teknik
PSE yang tepat. Penerapan PSE dapat menjadi strategi sekolah dalam
memastikan kenyamanan murid. Banyak teknik dalam pembelajaran sosial
emosional yang dapat diterapkan, salah satunya adalah dengan teknik STOP.
Teknik STOP merupakan teknik yang paling sederhana untuk berlatih
mindfulness, yakni dengan menyadari nafas. Kita bisa gunakan Teknik STOP
untuk berlatih menyadari nafas. STOP merupakan singkatan dari Stop, Take a
deep breath, Observe dan Proceed.
3. Setelah mempelajari materi ini, saya menjadi tahu bahwa pembelajaran sosial
emosional dapat diajarkan secara rutin, terintegrasi mata pelajaran tertentu, dan
menjadi budaya dalam lingkungan sekolah. Menurut saya ketiga hal ini menjadi
tantangan dalam proses pembelajaran materi ini yang mana kedepannya harus
dapat saya aktualisasikan dalam kelas saya Ketika mengajar. Terlebih
bagaimana cara untuk mengintegrasikan mata pelajaran pada bidang saya yakni
matematika untuk dapat mengajarkan pembelajaran sosial emosional

4. Sebutkan tiga hal menarik yang telah Anda pelajari! Kemukakan dengan
alasan atau contoh berupa gambar/foto untuk memperjelas jawaban Anda.

 Pembelajaran sosial dan emosional (SEL) adalah proses di mana anak-anak


dan orang dewasa mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap
yang diperlukan untuk memahami dan mengelola emosi, menetapkan dan
mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap
orang lain, membangun dan memelihara hubungan yang positif, dan
membuat keputusan yang bertanggung jawab
 “Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning” (CASEL)
mengelompokkan komponen pembelajaran sosial-emosional menjadi 5
komponen yaitu : 1) Self-awareness (Kesadaran diri), 2) Self -management
(Manajemen diri), 3) Responsible decision making (Pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab), 4) Social awareness (kesadaran sosial), 5)
Relationship skills (keterampilan sosial).
 Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan
secara kolaboratif pada komunitas sekolah. Pembelajaran sosial dan
emosional dapat diajarkan: 1) Secara rutin; situasi atau kondisi ditentukan
kemudian. Biasanya dilakukan di luar jam belajar akademik. 2) Terintegrasi
dalam mata pelajaran tertentu; pembelajaran sosial-emosional juga dapat
terintegrasi pada pelajaran tertentu. Peserta didik dapat berdiskusi dengan
kasus tertentu, kerja kelompok, role play, atau aktivitas lainnya. 3) Budaya:
menjadi budaya dalam lingkungan sekolah, misalnya membiasakan untuk
menyelesaikan masalah dengan damai, menghargai pendapat orang lain,
dan lain sebagainya.
5. Sebutkan dua hal penting yang Anda pelajari! Kemukakan dengan alasan
atau contoh berupa gambar/foto untuk memperjelas jawaban Anda.

1) Pembelajaran Sosial Emosional dapat diartikan sebagai pembelajaran


kolaboratif yang melibatkan seluruh pihak terkait yang bertujuan untuk melatih
kemampuan peserta didik agar dapat memahami, mengolah, dan
mengekspresikan aspek sosial dan emosional pada diri peserta didik agar
sukses melakukan dalam melakukan berbagai macam aktifitas hidup seperti
belajar, membangun hubungan, menyelesaikan masalah sehari-hari, dan
beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan perubahan dan
perkembangan. PSE merupakan proses autentik yang membutuhkan
keterlibatan dan kerjasama sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam
membangun lingkungan dan ekosistem belajar yang dapat memberikan
pengalaman autentik bagi peserta didik dalam melatih kemampuan sosial
emosionalnya. PSE bukanlah pembelajaran tambahan di sekolah, akan tetapi
merupakan bagian integral dalam proses pendidikan di sekolah.
Pembelajaran akademik yang sebelumnya mendominasi ruang-ruang belajar
siswa dianggap tidak cukup untuk membekali peserta didik untuk sukses dan
bahagia dalam hidupnya. Diperlukan kemampuan sosial emosional yang baik
pada peserta didik untuk mengimbangi kompetensi akademik agar peserta
didik dapat hidup dengan lebih baik.

Menerapkan PSE pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai macam


cara. Salah satu yang cukup banyak dipakai adalah PSE dengan kerangka
CASEL (Collaborative for the Advancement of Social and Emotional
Learning). CASEL adalah sebuah organisasi yang bertujuan memberikan
kampanye dan advokasi untuk penerapan PSE dengan berdasarkan pada
riset dan bukti ilmiah terkait penerapan PSE ini. Pembelajaran Sosial
Emosional dalam kerangka CASEL ini mencakup 5 komponen yaitu:
Kesadaran Diri (Self Awareness), Pengelolaan Diri (Self Management),
Kesadaran Sosial (Social Awareness), Kemampuan Berinteraksi Sosial
(Relationship Skills), Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab
(Responsible Decision-Making).
Komponen-komponen ini mencakup berbagai kemampuan seseorang terkait
dengan kompetensi sosial emosional. Komponen Kesadaran Diri mencakup
kemampuan seseorang dalam mengintegrasi identitas personal dan sosial,
identifikasi kemampuan personal, kultural, dan linguistik, mengidentifikasi
emosi, menguji prasangka dan bias dan seterusnya. Komponen Pengelolaan
Diri mencakup kemampuan dalam mengelola emosi, mengidentifikasi strategi
pengelolaan stress, menerapkan keterampilan perencanaan dan
organisasional, dan lain sebagainya. Kesadaran sosial mencakup
kemampuan mengenali kekuatan orang lain, berpikir dalam perspektif orang
lain, memahami dan menunjukkan rasa terima kasih dan seterusnya.
Kemampuan Berinteraksi Sosial mencakup kemampuan berkomunikasi
secara efektif, membangun hubungan positif, menyelesaikan masalah secara
kolaboratif dan konstruktif, dan seterusnya. Kemampuan mengambil
keputusan bertanggung jawab meliputi kemampuan seseorang dalam
mendemosntrasikan keingintahuan dan keterbukaan, mengambil keputusan
yang masuk akal sesudah menganalisa informasi, data, dan fakta, berpikir
kritis, dan mengantisipasi serta mengevaluasi konsekuensi atas keputusan
yang diambil.

2) Dalam menerapkan PSE, terdapat berbagai macam teknik yang dapat


dilakukan. Teknik-teknik ini dapat diterapkan dalam 3 ruang lingkup yaitu
Rutin, Terintegrasi dalam Mata Pelajaran, dan Protokol. Penerapan PSE
secara rutin merupakan penerapan PSE yang terjadwal misalnya kegiatan
rutin yang dilakukan di sekolah seperti kegiatan membuat lingkaran pada pagi
hari dimana masing-masing siswa menulis atau menyampaikan apa yang
akan dicapai selama belajar pada hari tersebut. PSE terintegrasi mata
pelajaran dapat dilakukan di sela-sela penyampaian materi misalnya dengan
diskusi kasus atau diskusi penyelesaian masalah secara berkelompok.
Sementara lingkup Protokol adalah penerapan PSE yang sudah menjadi
kegiatan sekolah yang sudah menjadi sebuah tata tertib dan kebijakan
sekolah yang berkaitan dengan PSE dan dilakukan secara mandiri oleh
peserta didik misalnya membangun hubungan sosial yang positif,
penyelesaian masalah tanpa kekerasan dan lain sebagainya.
Teknik STOP menjadi salah satu teknik sederhana untuk melatih mindfulness
anak didik melalui pengaturan nafas. Mindfullnes merupakan kondisi yang
memusatkan pikiran terhadap emosi yang dirasakan, menerimanya secara
terbuka dan bersyukur tanpa banyak menuntut serta mampu memberikan
respon yang paling tepat. Meski dimiliki secara alami, namun melatih
mindfullnes dapat meningkatkan kesehatan mental. Mindfulness tidak hanya
terbatas pada berlatih mengatur dan menyadari nafas semata, namun melatih
kesadaran diri terhadap setiap aktivitas yang dilakukan, dirasakan, diucapkan
serta dipikirkan.

Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Teknik


STOP:

1) Stop (Berhenti), Guru memberi instruksi kepada peserta didik untuk


menghentikan sejenak semua aktivitas yang dilakukan dan duduk dengan
posisi yang paling nyaman, rileks.
2) Take a Deep Breath (Tarik Napas Dalam), Tahap di mana peserta didik
diberi arahan untuk menarik nafas secara perlahan melalui hidung untuk
merasakan masuknya udara segar setidaknya dalam waktu dua detik dan
menghembuskannya kembali secara perlahan. Kegiatan ini dapat
dilakukan secara berulang sebanyak 2-3 kali.
3) Observe (Amati), Peserta didik diinstruksikan untuk mengamati apa yang
mereka rasakan pada bagian tubuh usai menarik dan membuang nafas
tersebut.
4) Proceed (Melanjutkan), Di tahap ini guru dapat melanjutkan proses
pembelajaran karena latihan mengelola emosional sudah selesai. Dengan
demikian, peserta didik dapat mengikuti kegiatan inti pembelajaran dengan
perasaan yang lebih positif dan pikiran yang lebih tenang dan jernih.
6. Sebutkan satu hal yang Anda ingin coba dan terapkan dalam kelas! Jelaskan
alasan Anda!

Hal yang ingin saya coba dalam kelas adalah menerapkan pembelajaran sosial
emosional dengan menggunakan Teknik STOP pada bidang pelajaran yang
saya ampuh yakni matematika. Teknik STOP menjadi salah satu teknik
sederhana untuk melatih mindfulness anak didik melalui pengaturan nafas.
Mindfullnes merupakan kondisi yang memusatkan pikiran terhadap emosi yang
dirasakan, menerimanya secara terbuka dan bersyukur tanpa banyak menuntut
serta mampu memberikan respon yang paling tepat. Meski dimiliki secara alami,
namun melatih mindfullnes dapat meningkatkan kesehatan mental. Mindfulness
tidak hanya terbatas pada berlatih mengatur dan menyadari nafas semata,
namun melatih kesadaran diri terhadap setiap aktivitas yang dilakukan,
dirasakan, diucapkan serta dipikirkan. Saya ingin mencoba melakukan
pembelajaran sosial emosional di kelas saya dengan secara rutin
memperhatikan situasi atau kondisi ditentukan kemudian. Terintegrasi dalam
mata pelajaran matematika, dan menjadi budaya dalam lingkungan sekolah,

Anda mungkin juga menyukai