Anda di halaman 1dari 5

Nama : Komang Winastiyana

NIM : A3S224032
JURUSAN : Pendidikan Matematika

T3-7 Koneksi Antar Materi

Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan telah memahami bagaimana kesesuaian
asesmen dengan tujuan pembelajaran, selain itu asesmen juga dapat memberikan ruang bagi
peserta didik dan guru untuk memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran, serta
apakah asesmen yang digunakan telah menunjukkan kesesuaian dengan tahapan perkembangan
peserta didik, lingkungan budaya dan karakteristik, serta kemampuan peserta didik. Cermatilah
pertanyaan berikut ini untuk membantu anda menemukan koneksi yang sedang anda pelajari
saat ini.

1. Menurut Anda, kapan waktu yang tepat seorang guru dapat melakukan asesmen?
Mengapa?
2. Jika Anda berada di kelas yang memiliki peserta didik dengan tahapan perkembangannya
yang berbeda-beda, asesmen seperti apakah yang dapat Anda terapkan di kelas tersebut?
Jelaskan.
3. Bagaimana memberikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil dari asesmen
peserta didik tersebut?
4. Seberapa besar pengaruh umpan balik untuk proses pembelajaran peserta didik? Jelaskan.

Jawaban :

1. Seorang guru dapat melakukan asesmen pada berbagai waktu dalam proses
pembelajaran. Berikut beberapa waktu yang tepat untuk melakukan asesmen dan alasan
mengapa:
a) Sebelum pembelajaran (Pre-assessment): Melakukan asesmen sebelum pembelajaran
dimulai memungkinkan guru untuk mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman awal peserta didik. Ini membantu guru memahami kebutuhan dan
kemampuan peserta didik secara individual, sehingga mereka dapat merencanakan
pembelajaran yang sesuai dan relevan.
b) Selama pembelajaran (Formative assessment): Asesmen formatif dapat dilakukan
sepanjang proses pembelajaran untuk memantau kemajuan peserta didik dan
memberikan umpan balik yang cocok. Ini membantu guru menilai pemahaman dan
memperbaiki strategi pembelajaran jika diperlukan. Asesmen formatif juga membantu
peserta didik memantau perkembangan mereka sendiri dan melakukan perbaikan tepat
waktu.
c) Setelah pembelajaran (Summative assessment): Asesmen sumatif dilakukan setelah
pembelajaran selesai untuk mengevaluasi pencapaian akhir peserta didik terhadap
tujuan pembelajaran. Ini dapat berupa tes, proyek, atau penugasan akhir. Asesmen
sumatif memberikan gambaran keseluruhan tentang pemahaman dan keterampilan
peserta didik, dan dapat digunakan untuk memberikan nilai atau umpan balik akhir.
d) Sebelum dan setelah pembelajaran (Pre- and Post-assessment): Melakukan asesmen
sebelum dan setelah pembelajaran memungkinkan guru untuk mengukur pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik. Perbandingan hasil sebelum dan sesudah
pembelajaran memberikan gambaran tentang peningkatan pemahaman dan keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran.
Pemilihan waktu yang tepat untuk melakukan asesmen tergantung pada tujuan
pembelajaran, konteks, dan kebutuhan peserta didik. Kombinasi dari berbagai jenis
asesmen pada waktu yang berbeda dapat memberikan informasi yang komprehensif tentang
kemajuan peserta didik dan membantu guru dalam merencanakan pembelajaran yang
efektif

2. Jika saya berada di kelas dengan peserta didik dengan tahapan perkembangan yang berbeda-
beda, berikut adalah beberapa jenis asesmen yang dapat saya terapkan:
a. Asesmen formatif berbasis tugas: Asesmen formatif dapat dilakukan melalui tugas
berbasis tugas yang memungkinkan peserta didik menunjukkan pemahaman mereka
dengan cara yang berbeda sesuai dengan kemampuan mereka. Saya dapat
memberikan pilihan tugas dengan tingkat kesulitan yang berbeda dan memfasilitasi
kerjasama sejawat agar peserta didik dengan perkembangan yang lebih baik dapat
membantu peserta didik lain. Ini memungkinkan saya melihat kemajuan individual
serta memberikan umpan balik yang sesuai.
b. Asesmen jangka pendek dan selalu berkelanjutan: Saya akan menggunakan asesmen
berkelanjutan yang dilakukan secara teratur untuk melacak kemajuan peserta didik.
Asesmen ini dapat berupa pertanyaan lisan atau tulisan singkat, latihan pilihan
ganda, atau aktivitas refleksi. Dengan melakukan asesmen berkelanjutan, saya dapat
mengidentifikasi ketidakpahaman atau kebingungan pada tahap awal dan
memberikan intervensi yang diperlukan.
c. Portofolio: Saya dapat menerapkan sistem portofolio di mana peserta didik dapat
mengumpulkan dan mewakili hasil kerja terbaik mereka sepanjang tahun. Portofolio
ini mencakup beragam tugas, proyek, atau penilaian yang mencerminkan tahap
perkembangan individu mereka. Dengan mempertahankan portofolio, peserta didik
akan melihat kemajuan mereka dari waktu ke waktu dan mendapatkan kesempatan
untuk merefleksikan dan memberikan umpan balik pada karya mereka sendiri.
d. Rubrik penilaian diferensial: Saya akan menggunakan rubrik penilaian yang
diferensial untuk memberikan panduan dan harapan yang jelas bagi peserta didik
dengan tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Rubrik ini juga membantu peserta
didik memahami kriteria penilaian dan memberikan dasar untuk diskusi umpan balik
yang efektif.
Dengan menggunakan variasi asesmen yang mencerminkan tahap perkembangan
individu peserta didik, saya dapat memperhatikan dan merespons kebutuhan mereka dengan
lebih baik. Penting untuk menghargai diversitas dan menyediakan kesempatan bagi setiap
peserta didik untuk berhasil dalam kelas yang inklusif.

3. Memberikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil asesmen adalah langkah
penting dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa tips untuk memberikan
umpan balik yang efektif:
a) Jadikan umpan balik spesifik dan terarah: Fokuslah pada aspek-aspek tertentu yang
perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Hindari umpan balik yang terlalu umum atau
ambigu.
Contoh yang kurang efektif: "Kamu perlu meningkatkan keterampilan menulismu."
Contoh yang lebih efektif: "Tulisanmu memiliki ide-ide yang bagus, tetapi perlu
diperhatikan tata bahasa dan struktur kalimat agar lebih jelas dan teratur."
b) Berikan umpan balik secara konstruktif: Sampaikan umpan balik dengan cara yang
membangun, bukan mengkritik atau menyalahkan peserta didik. Berikan saran atau
alternatif yang dapat membantu mereka memperbaiki keterampilan atau pengetahuan
mereka.
Contoh yang kurang efektif: "Tulisanmu buruk. Kamu harus lebih banyak
membaca."Contoh yang lebih efektif: "Tulisanmu memiliki potensi yang baik.
Mungkin kamu bisa mencoba membaca lebih banyak buku atau artikel untuk
memperluas pengetahuanmu dan memperbaiki gaya penulisanmu."
c) Berikan contoh konkret: Sertakan contoh atau ilustrasi yang relevan untuk mendukung
umpan balikmu. Hal ini dapat membantu peserta didik memahami dengan lebih baik
apa yang perlu mereka perbaiki atau tingkatkan.
Contoh yang kurang efektif: "Kamu perlu meningkatkan kualitas presentasimu."
Contoh yang lebih efektif: "Presentasimu memiliki potensi yang baik. Mungkin kamu
bisa mencoba menggunakan slide yang lebih menarik, menggunakan contoh nyata, atau
berlatih lebih banyak untuk meningkatkan kepercayaan dirimu saat berbicara di depan
umum."
d) Berikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi: Ajak peserta didik untuk
berdiskusi atau bertanya tentang umpan balik yang diberikan. Hal ini dapat membantu
mereka memahami dengan lebih baik dan memperjelas hal-hal yang mungkin masih
belum mereka mengerti.
Contoh: "Apakah ada hal yang masih belum jelas dalam umpan balik yang saya
berikan? Jika ada, jangan ragu untuk bertanya atau meminta penjelasan lebih lanjut."
Ingatlah bahwa setiap peserta didik memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang
berbeda. Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan umpan balikmu dengan cara yang
sesuai dengan peserta didik yang bersangkutan. Selain itu, pastikan juga untuk
memberikan umpan balik secara teratur dan berkelanjutan, sehingga peserta didik
memiliki kesempatan untuk terus berkembang dan memperbaiki diri.

4. Umpan balik memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pembelajaran peserta
didik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa umpan balik penting:
a) Meningkatkan motivasi dan keterlibatan: Umpan balik yang positif dan konstruktif
dapat meningkatkan motivasi peserta didik. Ketika mereka mendapatkan umpan balik
yang memberikan pengakuan atas upaya mereka dan memberikan arahan untuk
perbaikan, mereka cenderung lebih termotivasi untuk terus belajar dan meningkatkan
kinerja mereka.
b) Memperbaiki pemahaman dan pengetahuan: Umpan balik membantu peserta didik untuk
memahami dengan lebih baik apa yang telah mereka pelajari. Dengan menyoroti
kekuatan dan kelemahan mereka, peserta didik dapat fokus pada area yang perlu
diperbaiki dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam.
c) Meningkatkan keterampilan: Umpan balik yang spesifik dan terarah membantu peserta
didik untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam
keterampilan mereka. Dengan mengarahkan mereka pada aspek-aspek yang perlu
ditingkatkan, umpan balik membantu peserta didik untuk mengembangkan
keterampilan yang lebih baik.
d) Memperbaiki refleksi diri: Umpan balik memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk merenung tentang kinerja mereka sendiri. Dengan menerima umpan balik,
mereka dapat mempertimbangkan apa yang telah mereka lakukan dengan
e) baik dan apa yang perlu mereka tingkatkan. Hal ini membantu mereka untuk menjadi
lebih sadar diri dan mengembangkan kemampuan untuk melakukan refleksi diri yang
lebih baik.
f) Membangun hubungan yang positif antara guru dan peserta didik: Memberikan umpan
balik yang efektif dan mendukung menciptakan hubungan yang positif antara guru dan
peserta didik. Peserta didik merasa didengar, dihargai, dan didorong untuk terus
berkembang. Ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan mendukung, di
mana peserta didik merasa nyaman untuk bertanya, berpartisipasi, dan belajar dengan
maksimal.
Dalam keseluruhan, umpan balik memiliki peran penting dalam meningkatkan
pembelajaran peserta didik. Dengan memberikan umpan balik yang tepat, peserta didik
dapat memperbaiki kinerja mereka, mengembangkan keterampilan yang lebih baik, dan
merasa termotivasi untuk terus belajar.

Anda mungkin juga menyukai