Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI MATA KULIAH

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Nama : Ririn Rubiyanti

NIM : 2022084889

Kelas : 004

Nama Mata Pembelajaran Sosial Emosional


Kuliah
Review Pada mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional atau Social
Pengalam Emotional Learning (SEL), saya telah mempelajari topik 1 hingga
an Belajar topik 3 sesuai alur MERDEKA (Mulai dari Diri, Eksplorasi
Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi
Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata).
- Pada topik 1, saya telah mempelajari mengenai kompetensi
sosial emosional berdasarkan kerangka Collaborative for
Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL).
Pembelajaran sosial emosional adalah proses untuk membantu
individu mengembangkan kemampuan dasar untuk hidup
dengan baik. Dalam hal ini, individu tidak hanya fokus pada
diri sendiri ataupun pada keterampilan, kompetensi, tetapi juga
pada relasi yang baik dengan orang lain dan lingkungan. SEL
juga dapat diartikan sebagai proses belajar untuk mengenai dan
mengelola emosi, menyelesaikan masalah, mengembangkan
relasi sosial yang baik, dapat berempati membuat keputusan
yang tepat, dan bertanggung jawab. Terdapat 5 komponen SEL
yaitu:
1. Self-Awareness (Kesadaran Diri)
Kemampuan untuk memahami emosi, pemikiran, dan nilai-
nilai yang mempengaruhi perilaku dalam berbagai situasi.
2. Self-Management (Manajemen Diri)
Kemampuan untuk mengatur emosi, pemikiran dan perilaku
secara efektif pada situasi yang berbeda.
3. Responsible Decision Making (Pemngambilan Keputusan
yang Bertanggung Jawab)
Membuat pilihan yang tepat dan konstruktif pada situasi
tertentu
4. Social Awareness (Kesadaran Sosial)
Kemampuan memahami perspektif yang berbeda termasuk
berempati terhadap kondisi individu dengan latar belakang
yang berbeda.
5. Relationship Skill (Keterampilan Sosial)
Kemampuan menjalin dan mempertahankan
hubungan/relasi yang sehat dan efektif dengan individu dari
latar belakang yang berbeda.
Pembelajaran sosial emosional ini dapat diterapkan pada 3
ruang lingkup, yaitu secara rutin, terintegrasi dalam mata
pelajaran, dan protokol (budaya). Pada topik 1 ini, saya juga
belajar menganalisis studi kasus dengan menerapkan komponen
SEL serta membuat dan mempraktikkan perangkat
pembelajaran SEL.
- Pada topik 2, saya telah mempelajari peran guru sebagai teladan
pembelajaran keterampilan sosial emosional (CASEL). Pada
hal ini, saya belajar mengenai alasan guru memerlukan
pembelajaran sosia emosional, peran guru sebagai agen
perubahan, serta mengenai EMC2. EMC2 adalah empat
kompetensi yang harus diasah dan dikuasai guru untuk
membangun suasana belajar yang positif dan menciptakan
pembelajaran yang lebih baik. keempat kompetensi tersebut
terdiri dari:
1. Empathy
Empathy merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki
dalam memahami peserta didik secara mendalam baik
dalam situasi pribadi maupun sosial serta peduli dan
perhatian terhadap emosi yang dimiliki oleh peserta didik
yang ditunjukkan melalui perilaku mereka
2. Mindfulness
Mindfulness merupakan kemampuan individu untuk sadar
akan pengalaman yang dimiliki sehingga mau menerima
situasi apa pun tanpa menghakimi diri sendiri
3. Compassion (Kasih Sayang)
Compassion yaitu kemampuan individu dalam merasakan
dan memahami apa yang dirasakan orang lain namun tetap
dengan batasan tertentu.
4. Critical Inquiry
Critical inquiry adalah kemampuan individu dalam
memperoleh sebuah informasi melalui pengamatan,
pengalaman, pemikiran, penalaran, dan penilaian diri
sendiri kemudian dianalisis untuk dipahami.
Dalam memperlajari topik 2 ini juga diperkuat dengan
menganalisis penerapan komponen SEL dan EMC2 dari film
“Kolam Susu Katanya” untuk mengetahui tantangan yang
dihadapi guru untuk menjadi teladan bagi peserta didiknya,
kasus-kasus yang terjadi pada film, peran dan tantangan
sekolah dalam mendukung pembelajaran sosial emosional, serta
karakteristik peserta didik dalam film tersebut.
- Pada topik 3, saya telah mempelajari Experiential Learning.
Experiential Learning adalah proses pembelajaran yang
melibatkan konstruksi pengetahuan di mana guru sebagai agen
harus kreatif dan mendorong kreativitas peserta didik. Proses
pembelajaran experiential learning melibatkan siklus dasar
yaitu mengalami (experiencing), refleksi diri (reflecting),
berpikir
(thinking), dan melakukan (acting).
Refleksi Sebagai calon guru profesional, menurut saya topik-topik yang
Pengalam telah dipelajari pada mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional
an Belajar atau Social Emotional Learning (SEL) sangat penting untuk
yang dipelajari karena sebagai bekal ketika kita menjadi guru kelak.
Dipilih Pengalaman belajar yang saya pilih dalam mata kuliah ini yaitu
mengenai Experiential Learning. Experiential learning ini sangat
penting untuk diterapkan
dalam pembelajaran karena model ini melibatkan
kontruksi
pengetahuan yanng mana guru sebagai agen harus kreatif dan
mendorong kreativitas peserta didik. Guru juga harus dapat
memberikan materi sesuai tuntutan zaman, guru juga bertindak
sebagai fasilitator. Dalam model pembelajaran ini juga melibatkan
peran orang tua sebagai rekan fasilitator pembelajaran ketika
peserta didik berada di rumah. Materi ini sangat menarik karena
kami belajar membuat rancangan pembelajaran dengan
menggunakan model experiential learning serta dilengkapi dengan
KSE sehingga sosial emosional dan pengalaman belajar peserta
didik maupun guru dapat diasah dan
diterapkan dengan baik.
Analisis Berikut adalah artefak pembelajaran pada mata kuliah
Artefak Pembelajaran Sosial Emosional yang terdiri dari link google drive
Pembelajaran yang berisi perangkat pembelajaran yang menerapkan KSE dan
experiential learning.

Pembelajaran Setelah saya mengikuti perkuliahan Pembelajaran Sosial


Emosional
yang Bermakna atau Social Emotional Learning (SEL), saya memperoleh
berbagai
(Good Practices) ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam memahami
materi
komponen sosial emosional (self awareness, sefl
management,
responsible decision making, social awareness,& relationship skill)
,
kompetensi EMC2 (empathy, mindfulness, compassion, &
critical
inquiry), dan experiential learning. Dari ilmu yang sudah saya
dapat,
akan saya jadikan bahan untuk merefleksi diri sehingga saya
menjadi
tahu kekurangan diri saya dan menjadikan saya termotivasi
untuk
menjadi guru yang terus belajar dalam memperbaiki diri
dan
meningkatkan kualitas seorang guru untuk menjadi guru
yang
profesional.

Anda mungkin juga menyukai