KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Upaya Guru
menyampaikan maksud, akal dan ikhtisar. Peter Salim dan Yeni Salim
mengatakan upaya adalah bagian yang dimainkan oleh guru atau bagian
atas dapat diperjelas bahwa upaya adalah bagian dari peranan yang harus
9
Indrawan WS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media, 2010). h.
568
10
Peter Salim & Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Modern English
Press, 2005). h. 1187.
9
10
dengan murabbi, mu’alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata
berbunyi,
dikutip oleh Akmal Hawi, guru adalah seseorang yang bukan hanya
dihadapi.12
11
Q.S. Al-Baqarah; 2:31
12
Akmal Hawi, Strategi Pengembangan Mutu Madrasah, (Palembang: IAIN Raden
Fatah Press, 2007). h. 159.
11
Dengan demikian guru itu juga diartikan di gugu dan ditiru, guru
adalah orang yang dapat memberikan respon positif bagi peserta didik
pendidikan.
dengan mengembangkan segala potensi yang ada pada diri peserta didik,
b. Tugas guru
negara dan pendidik sendiri. Antara tugas keguruan dan tugas lainnya
of future of society). Oleh karena itu tugas pendidik dan fungsi pendidik
2. Kemampuan Membaca
13
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010). h. 32-34.
13
sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar
pemahaman kreatif.
proses berfikir yang didalamnya terdiri dari berbagai aksi fikir yang
pengalaman membacanya.
sudah dijelaskan pada ayat pertama yang diturunkan Allah pada Nabi
Pada ayat pertama, kata ( )أرقاiqra’ terambil dari kata kerja ()أرق
16
Ibid. h. 6
17
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Bandung: Bumi Aksara,
2002). h. 193
18
Q.S. Al-‘Alaq ; 96 :1-5
15
objek bacaan, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang
dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar
dalam sebuah teks bacaan yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan si
b. Tujuan Membaca
bacaan. Menurut Anderson dalam Dalman ada tujuh macam tujuan dari
1) Kesenangan
19
Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013). h. 11
17
diketahuinya
yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan
Menurut Lamb dan Arnold dalam Farida Rahim ada beberapa faktor
1) Faktor Fisiologis
belajar membaca.
2) Faktor Intelegensi
20
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. h. 12
18
3) Faktor Lingkungan
membaca.
yang baik dari orang dewasa serta orangtua yang berbicara dan
a) Motivasi
b) Minat
untuk membaca.
21
Ibid. h. 19
20
3. Media Gambar
dan minat untuk belajar. Kata media berasal dari bahasa Latin medius
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah
yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang
informasi.24
22
Mukhtar Latif, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2013).
h. 151
23
Arief S, Sadiman, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya (Jakarta: Rajawali pers, 2011). h. 28-29.
24
Cecep Kusnandi, Bambang Sujtipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2013). h. 41-42.
21
yang ingin disampaikan oleh pengajar. Materi yang didapat oleh siswa
akan lebih faktual, berkesan dan tidak mudah dilupakan. Media gambar
1) Foto
2) Poster
peristiwa tertentu.
3) Kartun
4) Bagan
yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan saja.
5) Diagram
garis besar.
6) Grafik
daerah tertentu.26
benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas dan tidak
atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan mata
foto.
4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan
pembelajaran
perhatian dan minat anak dan media gambar dapat digunakan secara
berulang-ulang.
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum gaya belajar
terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya ini,
mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau
27
Ibid. h. 45.
Bobby DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar
28
alam atau fenomena alam dengan cara observasi, bisa juga dengan
radio, dan juga kaset pembelajaran. Mereka senang belajar dengan cara
29
Sukadi, Progressive Learning, (Bandung: Niaga Qolbun Salim, 2018). h. 96.
30
Ibid. h. 98
26
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-
beberapa penelitian skripsi yang mendukung dengan judul skripsi ini antara lain:
31
Ibid. h. 100
27
benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan
menjadi lebih luas, menjadi jelas dan tidak mudah dilupakan serta lebih
konkrit dalam ingatan siswa. Oleh karena itu pengalaman langsung dan
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2017.
sebanyak 9 orang anak yang belum tuntas dan 3 orang anak yang tuntas,
pertemuan I sebanyak 7 orang anak yang belum tuntas dan 5 orang anak
yang tuntas, pertemuan III sebanyak 3 orang anak yang belum tuntas dan
9 orang anak yang tuntas. Pelaksanaan Siklus II pada pertemuan I, II, III
hanya 1 orang anak yang belum tuntas dan 11 orang anak lainnya tuntas
baik.
C. Kerangka Berpikir
terutama dengan siswa dimana membaca adalah suatu yang penting untuk
tersebut. Membaca juga tidak hanya dengan membaca suatu kata-kata yang
menjadi sebuah kalimat, tetapi membaca juga dapat dengan suatu gambar.
29
Dengan media gambar siswa dapat menerima pesan dari apa yang telah
ia baca dan pahami isi bacaan tersebut, serta media gambar memusatkan siswa
pada pembelajaran yang guru diberikan hingga siswa mudah memahami isi
gambar dan menambah pembendaharaan kata pada siswa. Media gambar juga
memudahkan siswa dalam membaca, siswa hanya melihat gambar lalu guru
menanyakan dan menyuruh siswa untuk menceritakan, saat itu siswa sudah
dalam bagan alur mengenai laur pikir dalam penelitian sebagai berikut:
Kondisi
Awal
Kelompok Kelompok
Eksperimen Kontrol
Tes Awal
(Pretest)
Tes Akhir
(Posttest)
30
D. Hipotesis Penelitian
sementara atas masalah yang dirumuskan. Hipotesis merupakan salah satu unsur
teori yang didapat melalui analisis perbandingan. Yang perlu ditekankan di sini
ialah bahwa status hipotesis kerja ialah sesuatu yang disarankan, bahkan sesuatu
yang diuji di antara hubungan kategori dan kawasannya. Perlu pula dikemukakan
terkumpul.32 Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka berpikir di atas maka
metode konvensional
konvensional
32
Suharsimi Arikunto, Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010). Edisi Revisi. h. 67.