Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Temuan Umum
1. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Kecamatan Sei Bamban
Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kecamatan Sei Bamban
merupakan sekolah yang terletak di Jl. Parsaoran Sei Buluh Estate
Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
Lokasi SMP ini tidak terletak langsung dengan pinggir jalan sehingga
tidak mudah terganggu oleh suara-suara keributan baik dari yang
berasal dari kendaraan bermotor maupun keributan lain.
Sekolah SMP Negeri 3 Kecamatan Sei Bamban tersebut memiliki
berbagai fasilitas ruangan, meliputi: Ruang Kelas, Ruang Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), Perpustakaan, Laboratorium IPA,
Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, Ruang Keterampilan,
Ruang Kesenian, Ruang Multimedia, Musholla, dan ruang Belajar
Pendidikan Agama Kristen.
SMP Negeri 3 Kecamatan Sei Bamban berada di lingkungan
daerah yang mayoritas Non Muslim, sehingga keadaan sekolah sangat
jauh dari masjid, akan tetapi sekolah menyediakan bangunan Mushola
Bagi seluruh warga Sekolah SMP Negeri 3 yang beragama Muslim.
Kurikulum SMP Negeri 3 Kecamatan Sei Bamban masih
menggunakan kurikulum 2013 atau K13, Akreditasi sekolah sudah
mencapait Akreditasi A sejak pada tahun 2018 dan setiap kegiatan
ekstrakulikuler selalu terlaksana bahkan SMP tersebut menyediakan les
membaca dan les Bahasa inggris bagi siswa yang belum mahir dalam
membaca dan belum memahami kosa kata dalam berbahasa inggris.

2. Profil dan kondisi SMP Negeri 3 Kecamatan Sei Bamban


Profil dan kondisi Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kecamatan
Sei Bamban:
a. Identitan Sekolah

35
36

1) Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Sei Bamban


2) Alamat Sekolah : Jl. Parsaoran Sei Buluh Estate Kec.
Sei
Bamban Kabupaten Serdang
Bedagai
3) NSM : 201072104013
4) Jenjang Akreditasi : A (Tahun 2018)
5) Tahun Berdiri : 2005
6) Tahun Beroprasi : 2005
7) Luas Tanah : 10.000 m2
8) Luas Bangunan : 1246 m2
9) Nama Kepala Sekolah : MAHMUDA LUBIS S.Pd, MM

b. Visi dan Misi Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kecamatan Sei


Bamban
1) Visi
Membentuk Generasi Muda yang Cerdik, Beriman dan Bertaqwa
serta Berprestasi
2) Misi
a) Melaksanakan proses belajar mengajar dan bimbinganyang
efektif dengan kepedulian yang tinggi, sehingga siswa/siswi
dapat berkembang secara optimal sesuai potensi yang ada.
b) Meningkatkan peserta didik untuk disiplin beriman dan
bertaqwa
c) Membina/ melatih keterampilan peserta didik dalam bidang
olah raga
d) Menumbuhkan etok kerja dengan semangat kebersamaan dan
jiwa kekeluargaan yang tinggi bagi guru, pegawai dan siswa.
3. Keadaan Guru di SMP Negeri 3 Kecamatan Sei Bamban
Keadaan Pendidik di SMP Negeri 3 Sei Bamban disamping
memegang pelajaran masing-masing, mereka juga memiliki tugas dan
37

kewajiban mengorganisasikan siswa dalam bidangnya masin-masing.


Adapun keadaan guru SMP Negeri 3 Sei Bamban dapat dilihat pada
table berikut ini:
Tabel. .1
Keadaan Guru SMP NEGERI 3 SEI BAMBAN
PEN
Nama Guru Jabatan Gol Jurusan
D
Mahmuda Lubis, S.Pd, MM Kepala Bahasa
S-1,
Sekolah IVa Indonesia,
S-2
SDM
Ervan J. Sitorus, S.Pd Wakil Penjaskes
kepala IIId S-1
Sekolah
Lisbet Siregar, S,Pd Wali kelas IVb S-1 Matematika
Lely Suriati, S.Pd Wali kelas IVa S-1 PPKN
Sondang N. Marpaung Wali kelas IIId S-1 IPS
Kasnawati, S.Pd Wali kelas Bahasa
IIIc S-1
Inggris
Zevry Marliat, S.Th Guru Agama
IIIb S-1
Kristen
Nova Adelina Siregar, S.Pd Wali kelas IIIb S-1 IPS
Nurhayani Sikumbang, S.Pd Wali kelas Bimbingan
IIIc S-1
Konseling
Suharmawati, S.Pd Guru Bimbingan
IIIc S-1
Konseling
Agus Rahmad Panjaitan, S.Pd Wali kelas IIIc S-1 Penjaskes
Roslina Lubis, S.Pd Wali kelas Bahasa
S-1
Inggris
Dewi juwita Br Regar, S.Pd Wali kelas Bahasa
S-1
Inggris
38

Kamisah, S,Pd Wali kelas Elektro/ TIK


& Guru S-1
PAI
Delpina Sinaga S.Pd Wali kelas S-1 IPA
Pitriah, S.Pd Wali kelas Bahasa
S-1
Indonesia
Junika P. Situmorang, S.Pd Guru S-1 Matematika
Sri Sumantri Purba, S.Pd Guru Bahasa
S-1
Inggris
Mega Silvia Febrina, S.Pd Wali kelas S-1 Matematika
Jumain, S.Pd Guru S-1 Matematika

Guru-guru di SMP Negeri 3 Sei Bamban sudah semua lulusan


Strata 1 (S-1), dan sudah beberapa Guru di SMP Negeri 3 Sei Bamban
yang telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan untuk Tenaga
honorer sudah semua sertifikasi. Bahkan Pegawai Tata Usaha Sekolah
sudah lulusan Strata 1 (S-1) juga.

4. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Kecamatan Sei Bamban

Organisasi SMP Negeri 3 Sei Bamban dapat digambarkan


berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Kepala
Sekola, guru, Pegawai, dan siswa maka struktur organisasi di SMP
Negeri 3 Sei Bamban dapat diuraikan sebagai berikut:
39

KEPALA SEKOLAH
MAHMUDA LUBIS,
S.Pd.MM

Wakil Kepala Sekolah


ERVAN J. SITORUS,
S.Pd

TU
suci nuri wulan
sri wuwwulandari

PKS 1/ KURIKULUM PKS 3/ KESISWAAN PKS/ SARPEN


KASNAWATI, S.Pd ROSLINA Lbs, S.Pd KAMISAH, S.Pd

W.K. VIIa W.K. VIIb W.K. VIIc W.K. VIId

W.K. VIIIa W.K. VIIIb W.K. VIIIc W.K. VIIId

W.K. IXa W.K. IXb W.K. IXc W.K. IXd

DEWAN GURU

SISWA/SISWI

5. Keadaan Fasilitas SMP Negeri 3 Kecamatan Sei Bamban


Adapun keadaan fasilitas SMP Negeri 3 Sei Bamban dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
40

Tabel. 4.2
Keadaan fasilitas SMP NEGERI 3 SEI BAMBAN
Jumlah Keadaan
No Sarana dan Prasarana
Ruang Baik Sedang Kurang
Ruang Kantor Kepala
1 1 
Sekolah SMP
2 Ruang Tata Usaha 1 
3 Ruang Guru 1 
4 Ruang Belajar 13 
Ruang Bimbingan
5 1 
Konseling
6 Ruang Ibadah 1 
7 Lapangan Olahraga 1 
8 Jaringan Internet 1 
9 Toilet 14 
10 Kantin 4 
11 Laboratorium Bahasa 1 
12 Laboratorium IPA 1 
13 Ruang Perpustakaan 1 
14 Ruang UKS 1 

6. Keadaan Siswa SMP Negeri 3 kecamatan Sei Bamban


Jumlah siswa dan siswi kelas VII Tahun Pelajaran 2022/2023 SMP
Negeri 3 Sei Bamban seluruhnya berjumlah 127 orang, jumlah kelas
sampai 4 ruang kelas untuk kelas VII. Persebaran jumlah peserta didik
antar kelas merata. Peserta didik di kelas VIIa ada sebanyak 32 siswa,
dikelas VIIb ada sebanyak 32 siswa, dikelas VIIc ada sebanyak 32
siswa, dan dikelas VII dada sebanyak 31 siswa.
Keadaan siswa kelas VII di SMP Negeri 3 sei Bamban dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
41

Tabel. 4.3
Keadaan Siswa
Keadaan bulan ini
Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
VIIa 20 12 32
VIIb 21 11 32

VIIc 20 12 32
VIId 17 14 31

Jumlah 78 49 127

Setiap hari dipagi hari para siswa memiliki kegiatan rutin yang
biasa dilakukan, sebelum masuk kedalam kelas seluruh siswa diwajib
membersihkan halaman sekolah dan kelasnya masing-masing, siswa
dibariskan dihalaman sekolah dan mendengar arahan dari Ibu dan
Bapak Guru.

7. Aturan dan Tata Tertib SMP Negeri 3 Kecamatan Sei Bamban


Tata Tertib Peserta didik SMP Negeri 3 Sei Bamban merupakan
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah yang
harus ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh Peserta didik. Adapun Tata
Tertib di SMP Negeri 3 Sei Bamban sebagai berikut:
a. Hal Masuk Sekolah
1) Semua murid harus masuk sekolah selambat-lambatnya 5
menit sebelum bel masuk sekolah dan pelajaran dimulai
2) Murid yang datang terlambat tidak diperkenakan langsung
masuk kelas, melainkan harus melapor terlebih dahulu kepada
guru piket.
3) Murid yang absen, hanya karena sungguh-sunggu sakit dan
keperluan yang sangat penting.
42

4) Urusan keluarga harus dikerjakan diluar sekolah atau waktu


linur sehingga tidak menggunakan hari sekolah
5) Murid yang absen pada waktu masuk kembali, harus melapor
kepada kepala sekolah dengan membawa surat-surat yang
diperlukan
6) Murid tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah sela
pelajaran berlangsung
7) Kalau seandainya murid sudah merasa sakit dirumah, maka
sebaiknya tidak masuk sekolah

b. Kewajiban Murid
1) Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah
2) Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertibam
kelas dan sekolah pada umumnya
3) Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman,
perabot dan peralatan sekolah pada umunya
4) Membantu kelancaran pelajaran baik dikelasnya maupun
disekolah pada umumnya
5) Ikut menjaga nama baik sekolah, guru dan pelajaran pada
umumnya, baik didalam maupun diluar sekolah
6) Menghormati guru dan saling mengharagi antar sesama murid
7) Melengkapi diri dengan keperluan sekolah
8) Murid yang membawa kendaraan agar menempatkan
ditempatkan yang ditentukan dalam keadaan terkunci
9) Ikut membantu agar TATA TERTIB sekolah dapat berjalan
dan diaati
c. Larangan Murid
1) Meninggalkan sekolah selama pelajaran berlangsung,
penyimpangan dalam hal ini hanya dengan kepala sekolah
2) Membeli makanan dan minuman diluar sekolah
3) Menerima surat-surat atau tamu sekolah
43

4) Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang


tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
5) Merokok didalam dan diluar sekolah
6) Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antar sesama murid
7) Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya
maupun terhadap kelas lain
8) Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan
antar teman
9) Menjadi perkumpulan anak-anak nakal dan geng-geng
terlarang

d. Hak Pakaian dan Lain-lain


1) Setiap murid wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai
dengan ketentuan sekolah
2) Murid-murid putri dilarang memelihara kuku panjang dan
memakai alat kecantikan kosmetik yang lazim digunakan oleh
orang-orang dewasa
3) Rambut dipotong rapi, bersih dan terpelihara
4) Pakaian olah raga sesuai dengan ketentuan sekolah
e. Hak-hak Murid
1) Murid-murid berhak mengikut pelajaran selama tidak
melanggar TATA TERTIB
2) Murid-murid dapat meminjam buku-buku dari perpustakaan
sekolah dengan menaati peraturan perpustakaan yang berlaku
3) Murid-murid berhak mendapat perlakuan yang sama dengan
murid-murid yang lain sepanjang tidak melanggar peraturan
TATA TERTIB
f. Hal Les Privat
1) Murid yang terbelakang dalam suatu mata pelajaran dapat
mengajukan permintaan les tambahan dengan surat orang
tuanya kepada kepala sekolah
44

2) Les privat kepada guru kelasnya dan les privat tanpa


sepengetahuan kepala sekolah dilarang
3) Les privat dapat diberikan sampai murid yang bersangkutan
mengajar pelajaran yang ketinggalan
g. Lain-Lain
1) Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan TATA
TERTIB ini diatur oleh sekolah
2) Peraturan TATA TERTIB sekolah ini berlaku sejak
diumumkan.
8. Aturan Penanaman Budaya 5S Pada Siswa SMP Negeri 3 Sei
Bamban

Penanaman Budaya 5S Pada Siswa

Budaya 5S

Senyum Sapa Salam Sopan Santun

Siswa yang menerapkan Budaya 5S

1. Memiliki sikap ramah


2. Memiliki etika
3. Memiliki sikap hormat
4. Peduli sesame
5. Menjunjung tinggi etika
Budaya
45

Tertanamlah budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan,


santun) pada siswa SMP Negeri 3 Sei Bamban, prilaku
dan sikap siswa menjadi lebih baik, dan menggunakan
Bahasa dengan baik dan sopan ketika sedang berbicara.

MARI KITA BUDAYAKAN 5S


(SENYUM, SAPA, SALAM, SOPAN, SANTUN)

1. SENYUM
SENYUM MENCIPTAKAN RASA TENANG, RASA TENTRAM
MENULARKAN KEBAHAGIAAN DAN ENERGI POSITIF UNTUK
SEMUA ORANG DISEKELILING KITA

2. SAPA
MENYAPA ADALAH SUATU BENTUK SIKAP KITA UNTUK
MENGHARGAI ORANG LAIN. DENGAN MENYAPA, KITA
LEBIH MEMPERERAT TALI PERSAUDARAAN

3. SALAM
PRILAKU POSITIF YANG DAPAT DILAKUKAN BERSAMA
DENGAN SAPA UNTUK MENJAGA RASA SALING TERHUBUNG
DENGAN ORANG LAIN

4. SOPAN
BUDAYAKAN PRILAKU MENGHORMATI DAN MENGHARGAI
ORANG LAIN

5. SANTUN
46

MENUNJUKKAN KITA SEBAGAI PRIBADI YANG


MENYENANGKAN

B. Temuan Khusus
1. Sejauh mana upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam
Menerapkan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
dilingkungan sekolah
Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) merupakan
budaya sekolah yang bertujuan untuk memperbaiki dan membentuk
akhlak pada diri siswa agar menjadi kepribadian yang lebih baik
dalam menerapkan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun).
Budaya sekolah merupakan konteks dibelakang layar sekolah yang
menunjukkan keyakinan nilai, norma dan kebiasaan yang telah
dibangun hal kerja sama di sekolah.
Penerapan Budaya 5S di SMP Negeri 3 Sei Bamban sudah
terlaksana dengan baik karena sudah memenuhi aspek Budaya 5S.
aspek yang pertama yaitu pengetahuan Budaya 5S di SMP Negeri 3
Sei Bamban yang sudah di programkan dan dilakukan secara terus-
menerus. Jadi pembiasaan Budaya 5S di SMP Negeri 3 Sei Bamban
warga sekolah sudah mengetahui program Budaya 5S melalui
kebiasaan dan keteladanan guru yang setiap hari mencontohkan
Budaya 5S yang baik.
Aspek yang kedua yaitu perasaan artinya memunculkan Budaya
5S yang baik pada diri siswa seperti memberi salam kepada guru,
menebar senyum, bersalaman, dan bertutur kata yang santun. Maka
dari itu upaya yang dilakukan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Sei
Bamban sebagai lembaga pendidikan formal dalam menerapkan
Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) sebagaimana
diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Sei Bamban dalam
wawancara.
47

“Penerapan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan santun)


sudah ada dan diterapkan sejak diterapkan kurikulum 2013 (K13)
yang mana kurikulum tersebut lebih memprioritaskan perubahan
akhlak terpuji pada diri siswa. Upaya dalam menerapkan budaya 5S
ini sudah sering dilakukan dan sudah menjadi tradisi bagi seluruh
warga SMP Negeri 3 Sei Bamban. Dalam pembiasaan akhlak siswa
yang baik maka dengan rutin menerapkan budaya 5S tersebut dimulai
dari seorang gurunya terlebih dahulu. Dalam hal ini guru senantiasa
memberikan contoh yang baik dan pembiasaan yang baik di hadapan
murid terutama saat mengucapkan salam ketika hendak memulai
pelajaran dan senantiasa menggunakan kata-kata yang santun saat
pelajaran sedang berlangsung”1
Kepala sekolah memang tidak punya upaya khusus dalam
menerapkan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) kepada
diri siswa secara langsung. Kepala sekolah hanya membuat program
yang dengan hal itu program tersebut harus dijalankan baik kepada
siswa maupun seorang Guru. Dalam menerapkan dan membiasakan
siswa dalam penerapan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan,
santun) Gurulah yang lebih berperan dalam menganalisis
perkembangan siswa baik terlaksana atau tidaknya program tersebut.
Akan tetapi walaupun kepala sekolah tidak punya upaya khusus
namun kepala sekola punya waktu khusus untuk menghimbau para
siswa SMP Negeri 3 Sei Bamban untuk selalu menerapkan Budaya 5S
(senyum, sapa, salam, sopan, santun) dilingkungan sekolah.
“Penerapan budaya 5S tersebut diupayakan semaksimal mungkin
di lakukan setiap harinya terutama pada siswa kelas VII yang baru
saja masuk dan mengenal lingkungan sekolah aturan dan segala
program yang dibuat oleh sekolah. Guru akan terus-menerus melatih
dan membiasakan budaya 5S tersebut pada siswa kelas VII agar
terwujudnya pembiasaan yang baik pada diri siswa dan menjadi
akhlak terpuji dalam diri siswa sehingga ketika sudah beranjak ke
kelas VII dan IX tidak perlu lagi untuk dilatih sudah menjadi suatu
habbits, maka dari itu penanaman budaya 5S diterapkan lebih ekstra
saat siswa kelas VII” 2

1
Wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 3 Sei Bamban, Bapak Mahmuda
Lubis, S.Pd, MM (Sei Bamban, 21 Juli 2022)
48

Gambar 1. Wawancara dengan Kepala Sekolah

Kepala sekolah mengharapkan dalam program Budaya 5S


tersebut akan menjadi suatu Habbits (keterbiasaan) dalam diri siswa
kelas VII agar nantinya mencetak generasi yang baik yang
berakhlakul karimah. Karna budaya tersebut akan mudah diterima dan
dibiasakan oleh pendatang baru seperti halnya pada siswa kelas VII
yang mana baru saja mengenal lingkungan sekolah. Dengan demikian
dengan menerapkan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
di kelas VII merupakan hal yang menggunakan jangka panjang dan
terbilang sedikit sulit karna harus selalu melatih dan membiasakan
siswa untuk menerapkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan,
santun) tersebut.

2. Peran Penerapan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)


Dalam Pembiasaan Akhlak siswa dilingkungan sekolah

2
Wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 3 Sei Bamban, Bapak Mahmuda
Lubis, S.Pd, MM (Sei Bamban, 21 Juli 2022)
49

Peran Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan santun) merupakan


program jangka panjang yang harus dilakukan setiap harinya pada saat
jam sekolah berlangsung dan akan terus diterapkan dari tahun ke
tahun pada diri siswa. Budaya 5S merupakan upaya untuk membentuk
akhlak siswa menjadi lebih baik. Dalam hal ini, dalam menerapkan
dan melatih budaya 5S sehingga menjadi suatu pembiasaan akhlak
pada diri siswa tersebut diupayakan terkhusus oleh seorang guru
kepada diri siswa. Seperti wawancara yang peneliti lakukan dengan
salah satu guru di SMP Negeri 3 Sei Bamban.
Menurut Ibu Mega Silvia Febrina, S.Pd: “Budaya 5S sudah
terlaksana semenjak kurikulum 2013 di tetapkan dan berjalan dengan
baik. Peran budaya 5S tersebut sangat penting perannya dalam
pembentukan akhlak siswa, budaya 5S menjadi acuan sebagaimana
seharusnya siswa berprilaku dimulai dari membiasakan di sekolah
untuk senantiasa menyapa, memberi salam, dan berbicara yang
santun. Dengan membuat program budaya 5S siswa menjadi akan
terbiasa melakukan nya di lingkungan sekolah dan akan terbiasa
dilingkungan rumahnya masing-masing”.3

Gambar 2. Wawancara Dengan Ibu Mega Silvia Febrina, S.Pd.


Sedangkan menurut Bapak Jumain, S.Pd: “program Budaya 5S
sangat membantu saat proses belajar mengajar di dalam kelas, saat
memulai pelajaran dan saat menyampaikan pembelajaran juga lebih
mudah sebab siswa sudah memahami dan terbiasa untuk berlaku
3
Wawancara dengan guru SMP Negeri 3 Sei Bamban, Ibu Mega Silvia Febrina, S.Pd
(Sei Bamban, 21 juli 2022)
50

sopan terhadap guru dan semangat belajar akan hidup ketika siswa
memberi salam kepada guru disaat memulai pembelajaran”4

Gambar 3. Wawancara Dengan Bapak Jumain, S.Pd

Program Budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) di


SMP Negeri 3 Sei Bamban sudah berjalan dengan baik menurut
beberapa Guru di SMP Negeri 3 Sei Bamban. Budaya 5S (Senyum,
sapa, salam, sopan, santun) dalam kegiatan proses belajar mengajar
didalam kelas juga sangat membantu seorang guru dalam
menyampaikan pembelajaran. Kegiatan belajar akan semangat
kembali ketika siswa selalu memberi salam kepada Guru saat hendak
memulai pelajaran. Disamping itu guru juga memiliki metode dalam
menerapkan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) pada
diri siswa dan metode tersebut sesuai dengan kreativitas guru masing-
masing.
Sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu guru yang mengajar
dan sekaligus wakil ketua III dan pembimbing keagamaan islam di
SMP Negeri 3 Sei Bamban.

4
Wawancara dengan Guru SMP Negeri 3 Sei Bamban, Bapak Jumain, S.Pd (Sei
bamban, 21 juli 2022)
51

“Menurut saya pelaksanaan program Budaya 5S sebenarnya


sudah berjalan dengan baik, menjadikan lingkungan belajar yang
kondusif, begitu juga hubungan antara guru dan siswa menjadi
harmonis membuat siswa selalu bersemangat dan antusias pada saat
pembelajaran berlangsung. Tidak menutup kemungkinan semua hal
itu tentunya seorang guru memiliki metode atau trik agar siswa juga
mengikuti apa yang di terapkan contohnya membiasakan menerapkan
Budaya 5S seperti guru selalu menebarkan senyum kepada siswa baik
di dalam kelas ataupun di luar kelas, guru menyambut kedatangan
siswa dan memberi salam kepada siswa di saat jam masuk sekolah,
guru melatih siswa untuk berbicara sopan santun dimulai dengan
berbicara kepada sesama teman nya sendiri, dan banyak hal lain yang
menjadi trik seorang guru dalam menerapkan budaya 5S tersebut”.5
Berkaitan dengan ungkapan yang telah disampaikan oleh Ibu
Kamisah S.Pd selaku wakil ketua III dan pembimbing keagamaan
islam di SMP Negeri 3 Sei Bamban. Bahwa program Budaya 5S akan
berjalan dengan baik jika dimulai dari seorang guru terlebih dahulu.
Guru hendaknya memberikan contoh bagaimana penerapan Budaya
5S tersebut dengan cara atau teknik kreativitas masing-masing guru
yang mencontohkan.
Peneliti juga menemukan beberapa keterangan dari salah satu
seorang murid kelas VII SMP Negeri 3 Sei Bamban tentang
keberhasilan dari penerapan Budaya 5S tersebut bahwa keterbiasaan
dari Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) yang diterapkan
di sekolah menjadi suatu habbits pada diri siswa di lingkungan
rumahnya masing-masing sebagaimana dijelaskan dalam
wawancaranya:
“Dari budaya 5S yang di buat oleh sekolah, saya menjadi terbiasa
untuk menebar senyum kepada orang tua dirumah, berbicara yang
sopan, santun, tidak lupa bersalaman dan mengucapkan salam ketika
pergi sekolah bahkan ketika ketemu orang lain atau teman dan guru
saya menjadi lebih sering menyapa dan senyum”.6
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas dari penerapan
Budaya 5S akan sangat ditentukan oleh seorang guru karna gurulah
5
Wawancara dengan Wakil III dan salah satu Guru SMP Negeri 3 Sei Bamban, Ibu
Kamisah, S.Pd (Sei Bamban, 21 juli 2022)
6
Wawancara dengan putri, salah satu murid SMP Negeri 3 Sei Bamban (Sei Bamban,
24 Juli 2022)
52

yang lebih dulu mencontohkan suatu tardisi dan budaya di sekolah


sehingga murid yang baru saja mengenal lingkungan sekolah seperti
halnya siswa kelas VII. Namun tidak jarang juga kegagalan dari setiap
program atau budaya sekolah kerap dikaitkan dengan situasi di
lingkungan rumah siswa yang pada umumnya sudah jarang yang
menerapkan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) di dalam
lingkungan keluarga. Sehingga semaksimal mungkin sekolah
menerapkan budaya 5S tersebut tetapi pada diri siswa dan keadaan
keluarga tidak memberi dukungan membuat kegagalan untuk
menjadikan akhlak siswa menjadi lebih baik. Oleh karena itu
kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua dalam mendidik anak
sangat diperlukan.

3. Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Budaya 5S (senyum,


sapa, salam, sopan, santun) dalam Pembiasaan Akhlak Siswa di
kelas VII SMP Negeri 3 Sei Bamban
Membina siswa untuk melakukan kebiasaan sikap dengan budaya
5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) di lingkungan sekolah
sangatlah penting. Banyak hal yang dapat mempengaruhi siswa untuk
dapat melakukan pembiasaan dalam bersikap secara 5S (senyum,
Sapa, Salam, Sopan, Santun) di lingkungan sekolah. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembiasaan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam,
Sopan, Santun) di lingkungan sekolah terhadap siswa adalah adanya
hubungan baik antar warga sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Salah satu Guru SMP Negeri 3 Sei Bamban Ibu Kamisah, S.Pd
selaku Guru dan wakil III Kepala Sekolah menjelaskan faktor yang
mempengaruhi dalam penerapan Budaya 5S (senyum, sapa, salam,
sopan santun) pada diri siswa yakni sebagai berikut:
“Penerapan Budaya 5S ini dilakukan karna adanya dorongan dari
sistem kurikulum 2013 yang berbasis karakter, tujuan nya
memperbaiki akhlak siswa dan membiasakan kepribadian yang baik,
sehingga kepala sekolah dan Guru mengupayakan program tersebut
53

karena juga merupakan suatu hal yang baik dan bermanfaat bagi
seorang guru”.7
“Adanya dukungan antara keluarga terhadap pihak sekolah seperti
orang tua terhadap guru yang senantiasa memberikan kepercayaan
penuh kepada seorang guru dalam mendidik, terkadang banyak orang
tua murid yang berkomentar ketika anak mendapat hukuman, padahal
hukuman tersebut berasal dari tidak mematuhinya seorang murid
dalam perarturan sekolah. Sebagai contoh ketika hendak pulang
sekolah diperintahkan untuk saling bersalaman dan mengucapkan
salam tetapi ada juga dari siswa yang tidak menerapkan lalu guru
menghukum dengan berbagai macam hukuman seperti contoh
memperlambat kepulangan siswa tersebut, dengan demikian orang tua
keberatan dan selalu melapor ke pihak sekolah atau kepada kepala
sekolah, hal itu membuat sulitnya terbentuk di dalam diri siswa
sesuatu habbits yang baik”.8
Jadi dari wawancara tersebut faktor yang mempengaruhi untuk
keberhasilan dalam Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
dalam pembiasaan akhlak siswa adalah dukungan penuh dan
kepercayaan dari orang tua murid. Guru meminta untuk kerjasama nya
terhadap orang tua murid. Peneliti juga menemukan penjelasan dari
salah seorang siswa SMP Negeri 3 Sei Bamban tentang faktor yang
mempengaruhi siswa untuk terus menerapkan Budaya 5S (senyum,
sapa salam, sopan, santun) baik disekolah maupun di rumah.
Sebagaimana dalam wawancara pada siswa kelas VII SMP Negeri 3
sei Bamban, yakni:
“kalau dirumah jarang bahkan hamper tidak pernah bersalaman
dengan orang tua ketika hendak pergi sekolah, karna disaat ingin
bersalaman ibu sibuk dengan pekerjaan rumah dan ayah terkadang
masih tidur atau sudah pergi kerja duluan, ketika berkumpul di rumah
sudah lelah semua ada yang sudah tidur ada yang sibuk main
handphone jadi keadaan di dalam rumah tidak harmonis”.9
Jelas bahwa kerjasama antara orang tua dan pihak sekolah sangat
berperan penting dalam memebentuk akhlak siswa, bagaimana

7
Wawancara dengan Wakil III dan salah satu Guru SMP Negeri 3 Sei Bamban, Ibu
Kamisah, S.Pd (Sei Bamban, 21 juli 2022)
8
Wawancara dengan Wakil III dan salah satu Guru SMP Negeri 3 Sei Bamban, Ibu
Kamisah, S.Pd (Sei Bamban, 21 juli 2022)
9
Wawancara dengan putri, salah satu murid SMP Negeri 3 Sei Bamban (Sei Bamban,
24 Juli 2022)
54

mungkin ketika disekolah diterapkan dan dilatih untuk senantiasa


menerapkan budaya 5S tetapi di lingkungan keluarga tidak
memberikan dukungan dan membalas perbuatan dari usaha seorang
anak. Oleh karena itu harus adanya kesadaran dari dalam diri orang
tua untuk membuat perubahan yang tidak baik menjadi baik dan
menjadi suatu keterbiasaan.
Lain hal dalam keberhasilan sekolah dalam penerapan budaya 5S
(senyum, sapa, salam sopan, santun) yang dimiliki siswa yang
diterapkan di sekolah maupun dirumah. Peneliti juga mewawancarai
tentang faktor yang berpengaruh dalam penerapan Budaya 5S yang
dimiliki siswa sehingga siswa mudah menerapkan nya dan menjadi
suatu keterbiasaan, sebagaimana yang dijelaskan oleh beberapa siswa
kelas VII SMP Negeri 3 Sei Bamban dalam wawancaranya yakni:
“faktor yang membuat saya untuk terus senyum, salam, menyapa,
dan sopan santun kepada guru karna memang budaya yang baik dan
tidak ada kerugian kalau menerapkan nya, guru menjadi sayang dan
guru jadi mudah dan senang dalam menjelaskan pembelajaran,
sehingga saya dan teman-teman mudah memahami pelajaran”10
“ketika berada di gerbang sekolah hendak masuk sekolah ada
guru yang selalu menunggu dan memberi senyuman kepada saya dan
murid yang lain, sehingga saya berkenan untuk terus bersalaman
dengan guru dan menyapa hingga saya berusaha sangat sopan untuk
berjalan lewat didepannya”11
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mendorong siswa untuk terus dan senang menerapkan Budaya 5S
(Senyum, sapa, salam, sopan, santun) di sekolah bahkan dirumahnya
masing-masing dikarenakan merupakan budaya yang baik dan tidak
ada kerugian didalam nya dalam menerapkan nya bahkan jika
dilakukan mendapat keuntungan adanya kebaikan timbal balik antara
guru dan seorang murid, jika murid berprilaku baik maka guru akan
senang dan sayang sehingga guru bersemangat dalam menjelaskan

10
Wawancara dengan Indah, salah satu Murid SMP Negeri 3 Sei Bamban (Sei Bamban
24 Juli 2022)
11
Wawancara dengan Matasya, salah satu murid SMP Negeri 3 Sei Bamban (Sei Bamban
24 Juli 2022)
55

pembelajaran alhasil kemudahan menerima pembelajaran yang


diterima dari seorang siswa. Dan faktor lainnya yang mendorong
siswa menerapkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
tersebut adalah adanya senyuman yang tulus di pagi hari dari seorang
guru kepada murid sehingga murid antusias untuk bersalaman dan
menyapa guru bahkan berjalan dengan sangat sopan melintas di depan
guru. Hal itu membuktikkan bahwa guru juga faktor yang
mempengaruhi siswa untuk menerapkan budaya 5S (senyum, sapa,
salam, sopan, santun).

Dalam penanaman Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan,


santun) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya
adalah:
1. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan saat ini adalah berbasis karakter.
Sehingga hal tersebut juga berpengaruh dalam penanaman
budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) ini.
2. Lingkungan sekolah
Bapak/ibu guru adalah orang yang pertama kali harus
memeberikan contoh dan teladan Budaya 5S tersebut kepada
peserta didik agar peserta didik yang berada dalam
lingkungan sekolah tersebut dapat mencontoh apa yang telah
dilakukan oleh guru.
3. Lingkungan keluarga
Terkadang orang tua tidak begitu paham dengan tujuan dari
sekolah itu sendiri, bagi mereka yang penting menyekolahkan
anaknya tanpa memperhatikan bagaimana prilaku anaknya di
sekolah maupun di luar sekolah, sedangkan keluarga adalah
tempat pertama dimana anak dapat belajar tentang bagaimana
berprilaku yang baik.
4. Lingkungan masyarakat
56

Anak-anak yang bergaul dengan orang yang lebih dewasa


dan orang tersebut membawa dampak buruk bagi anak
tersebut. Kemudian anak tersebut diajari dengan hal-hal yang
negative maka itu juga akan mempengaruhi pribadi anak itu
sendiri.
a. Faktor Pendukung
1) Kurikulum, yang digunakan yaitu kurikulum 2013 berbasis
karakter. Sehingga sangat mendukung dengan adanya penanaman
karakter sopan santun melalui program 5S. pada kurikulum 2013
penilaiannya menggunakan tiga ranah, yaitu ranah sikap, ranah
pengetahuan, dan ketrampilan. Dengan adanya ranah sikap maka
dalam suatu pembelajaran akan ada karakter yang diharapkan dari
siswa guna untuk melakukan suatu penilaian.
2) Lingkungan Sekolah, yang sudah menerapkan pembiasaan 5S dan
bapak ibu guru yang sudah banyak memberikan contoh kepada
siswa sehingga siswa tersebut bisa mencontoh perilaku sopan
santun gurunya.
b. Faktor Penghambat
1) Lingkungan Keluarga, orangtua tidak begitu paham apa sebenarnya
tujuan dari sekolah itu sendiri, bagi mereka yang penting
menyekolahka anaknya. Hal ini biasa terjadi pada orangtua yang
terlalu sibuk dengan urusannya sehingga waktu untuk anaknya
terbatas dan akhirnya anak kurang diperhatikan oleh orangtuanya,
terutama sikap dan perilaku yang lepas dari pengawasan dalam
menanamkan karakter sopan santun, karena partisipasinya dan
dukungan dari orangtuanya kurang.
2) Lingkungan Masyarakat, anak-anak bergaul dengan orang yang
lebih dewasa dan orang tersebut membawa dampak buruk bagi
anak. Anak bukannya diajarkan hal-hal positif melainkan hal
negatif.
57

Berdasarkan faktor pendukung dan penghambat diatas, peneliti


dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor pendukung dan
penghambat dalam penanaman budaya 5S kepada siswa, diantaranya
yaitu : Kurikulum 2013, Lingkungan sekolah, Lingkungan Keluarga,
dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat bisa dijadikan sebagai faktor pendukung maupun faktor
penghambat. Hal tersebut dikarenakan setiap siswa memiliki
lingkungan yang berbeda, apabila siswa berada di lingkungan yang
tidak baik maka akan menjadikan faktor penghambat dan sebaliknya
apabila siswa berada di lingkungan yang baik makan akan menjadikan
faktor pendukung untuk siswa.

Anda mungkin juga menyukai