Anda di halaman 1dari 89

PENANAMAN NILAI KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN

PADA SISWA SDN 3 SESEAN KABUPATEN


TORAJA UTARA

SKRIPSI

Oleh:
ASRIYATI PABERU’
219118132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2023
PENANAMAN NILAI KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
PADA SISWA SDN 3 SESEAN KABUPATEN
TORAJA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Asriyati Paberu’
219118132

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2022
ABSTRAK

Paberu, Asriyati.2023. Penanaman Nilai Karakter Peduli Lingkungan Pada


Siswa SDN 3 Sesean Kabupaten Toraja Utara. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Indonesia Toraja. Dibimbing oleh
Mersilina L. Patintingan, SS., M.Pd. selaku pembimbing (I) dan Hendrik,
S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing (II).

Kata Kunci: Nilai Karakter, Peduli Lingkungan, Penanaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menanamkan nilai karakter


peduli lingkungan pada siswa SDN 3 Sesean Kabupaten Toraja Utara.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif,
dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru, dan siswa. Adapun objek dari penelitian ini adalah nilai karakter
peduli lingkungan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data
menggunakan teknik triangulasi.
Hasi penelitian menunjukkan bahwa nilai karakter peduli lingkungan di
SDN 3 Sesean ditanamkan melalui kegiatan (1) Program pengembangan diri
meliputi pembiasaan rutin, pembiasaan spontan,pembiasaan keteladanan,
pengkondisian,(2) Pengintegrasian dalam mata pelajaran, (3) kesehatan
lingkungan sekolah meliputi bebas asap rokok, bebas dari jentik nyamuk, kantin
atau warung sekolah, fasilitas sanitasi, promosi hygiene dan sanitasi.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan

kasih-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Penanaman Nilai Karakter

Peduli Lingkungan Pada Siswa SDN 3 Sesean Kabupaten Toraja Utara” dapat

diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat

dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan khusunya dalam Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tahun

2023.

Penulis menyadari bahwa perjuangan penulis selama berada di bangku

kuliah sampai pada penyusunan skripsi ini banyak menghadapi tantangan dan

kesulitan, namun semua ini dapat dilalui karena begitu banyak pihak yang telah di

pakai oleh Tuhan untuk menolong, menopang bahkan membantu penulis. Impian

penulis tidak akan menjadi kenyatan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik

bantuan secara langsung maupun tidak langsung.

Penghargaan dan ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Oktavianus Pasoloran, S.E.,M.Si.,AK.,CA, selaku Rektor

Universitas Kristen Indonesia Toraja.

2. Bapak Rubianus S.Pd., M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Kristen Indonesia Toraja.

3. Tadius, S.Pd.,M.Pd selaku ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Kristen Indonesia Toraja.

4. Mersilina L. Patintingan, SS., M.Pd, selaku pembimbing I dan juga menjadi

dosen PA selama berada di Universitas Kristen Indonesia Toraja yang telah


memberikan dukungan pengarahan selama masa perkuliahan serta

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Hendrik, S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak berjasa

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak dan ibu dosen pengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta

segenap Pegawai dan Staf Universitas Kristen Indonesia Toraja.

7. Bertha Uda, S.Pd selaku kepala sekolah di SDN 3 Sesean yang telah bersedia

memberikan izin dan waktu kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian

8. Semua guru di SDN 3 Sesean yang telah membantu penulis selama

melaksanakan penelitian, dan siswa-siswi SDN 3 Sesean yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah serta waktu dan kerja

samanya selama penelitian.

9. Ayahanda Alm. Yohanis Paberu dan Ibunda Ester Paembonan selaku orang tua

yang telah membesarkan dan mendidik penulis serta terus memberikan

dukungan baik berupa moral dan material.

10. Saudara-saudariku yang tercinta Nalti Paembonan, Renal Paberu, Gabrion

Paberu, dan Yanita Liling yang dengan sabar memberikan dorongan, motivasi

serta doa hingga selesainya pendidikan.

11. Sahabat-sahabatku terkasih (Meti Payung, Jesika Parimmanan, Elsi Payung,

dan Dewi Herianti Rende). Terima kasih untuk masukan, bantuan, motivasi,

dukungan dan doa yang selama ini kalian berikan.


12. Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2019 yang selalu memberikan

semangat, motivasi dan kebersamaan dari awal kuliah sampai penyusunan

tugas akhir ini selesai khususnya bagi kelas G10 tanpa terkecuali.

13. Teman-teman KKN Kelurahan Tagari Balusu yang selalu memberikan

semangat dan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik sang pencipta, tidak ada

manusia yang luput dari kelemahan. Semoga segala bantuan dari berbagai

pihak mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan rekan-

rekan mahasiswa khususnya prodi PGSD dan generasi yang akan datang.

Makale, Februari 2023

Asriyati Paberu’
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

1. Profil Sekolah

a. Identitas Sekolah

Tabel 4.1 Identitas SDN 3 Sesean

No Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah SDN 3 Sesean

2. NSS 101192417003

3. NPSN 40309642

4. Provinsi Sulawesi Selatan

5. Otonomi Daerah Toraja Utara

6. Kecamatan Sesean

7. Desa/Kelurahan Lembang Bori’ Ranteletok

9. Kode Pos 91853

10 Telepon

12 Status Sekolah Negeri

13 Akreditasi B

.
14 Surat Keputusan/SK 5303140153091995

15 Tahun Berdiri 1995

16 Kegiatan Belajar Mengajar Pagi

17 Bangunan Sekolah Milik Sendiri

b. Visi

Terwujudnya siswa yang unggul dan berprestasi dilandasi iman dan taqwa.

c. Misi

1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif, inovatif, ktreatif, dan

menyenangkan.

2) Melakukan bimbingan yang intensif.

3) Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah.

4) Mendorong siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat

dikembangkan secara optimal.

5) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Agama yang dianut siswa

sehingga menjadi sumber kreativitas untuk bertindak dengan melibatkan

seluruh sekolah dan stake holder.

Tabel 4.2 Data dan Kualifikasi Guru SDN 3 Sesean

No. Nama Jenis NIP Jabatan


Kelamin
1. B.U, S.Pd P 19680114198803200 Kepala
5 Sekolah
2. M. M. L, S.Th P 19630926198303200 Guru
9 Agama
Kristen
3. R.K, A.Ma.Pd P 19630221198303200 Guru Kelas
6
4. M.L.R L 19640416198511100 Guru PJOK
1
5. P.T. P, S.Pd P 19661024198803100 Guru Kelas
8
6. L.R.P, S.Pd P 19640316199308200 Guru Kelas
1
7. M.P, S.Pd.SD L 19640326200604100 Guru Kelas
3
8. M.K, S.Pd P 19720910201411200 Guru
5 Agama
Kristen
9. T.P, S.Pd P 19780522201001200 Guru Kelas
9
10. N.M, S.Pd P - Guru Kelas
11. S.S, S. Pd P - Guru
Bahasa
Inggris
12. S. S, S.Pd P - Guru Kelas
13. S.P, S.Pd P - Guru Kelas
14. T. M P - Pustakawan
15. V.K.K, S.Kom P Operator

Tabel 4.3 Data Siswa SDN 3 Sesean


Jumlah Siswa
Kelas Laki-laki Perempuan Total Siswa
IA 10 10 40
1B 10 10
II 15 14 29
IIIA 8 7 31
IIIB 9 7
IV 20 12 32
V 5 13 18
VI 15 12 27

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Uraian ini memaparkan hasil penelitian terhadap narasumber mengenai

penanaman nilai karakter peduli lingkungan pada siswa SDN 3 Sesean Kabupaten

Toraja Utara, berikut yang menjadi narasumber wawancara dalam penelitian ini:

Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 16 hari menghasilkan data

yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai

penanaman nilai karakter peduli lingkungan pada siswa SDN 3 Sesean Kabupaten

Toraja Utara. Sekolah ini merupakan sekolah dasar yang menerapkan nilai

karakter, salah satunya peduli lingkungan. Sekolah menanamkan nilai karakter

peduli lingkungan melalui kegiatan pembiasaan rutin, pembiasaan spontan,

pembiasaan keteladanan, pengkondisian, pengintegrasian dalam mata pelajaran,

dan kesehatan lingkungan sekolah.

a. Program Pengembangan Diri


1) Kegiatan Pembiasaan Rutin

Bentuk pembiasaan rutin di SDN 3 Sesean Kabupaten Toraja Utara dalam

penanaman nilai karakter peduli lingkungan disampaikan kepala sekolah

berdasarakan hasil wawancara sebagai berikut: “Membersihkan kelas sesuai piket,

kerja bakti, jumat bersih, setiap pagi peserta didik diberikan tugas untuk rutin

memeriksa tanaman yang perlu dibersihkan atau disiram”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa

bentuk kegiatan yang dilakukan sekolah adalah piket kelas dan kerja bakti atau

jumat bersih. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan

oleh guru sebagai berikut:

“Hari senin sampai sabtu sebelum masuk kelas, anak-anak sudah dibagi
jadwalnya piket setiap hari untuk membersihkan kelasnya, untuk hari jumat
itu ada namanya pembiasaan, selain anak-anak membersihkan kelasnya
anak-anak juga memperhatikan lingkungan sekolahnya juga diperhatikan
kebersihannya”. “Kegiatan siswa yang pertama kalau sudah masuk ke
sekolah, pagi-pagi yah biasa jika mereka melihat sampah di sekitaran
lingkungan sekolah mereka langsung memungutnya baru dibuang nanti di
tempat sampah, itu salah satunya yang paling kecil. Kemudian, di dalam
kelas mereka membersihkan atau melaksanakan piket kebersihan itu salah
satu cinta lingkungan melalui kebersihan. Kemudian setiap minggu, itu
rutinlah hari jumat itu kerja bakti”.
Wawancara yang disampaikan kepala sekolah dan guru juga didukung

dengan hasil wawancara dengan siswa sebagai berikut: “Memungut sampah,

mencabut rumput, membuang sampah pada tempatnya, menyiram tanaman,

membersihkan halaman sekolah, dan membersihkan kelas”.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa diperkuat dengan

hasil observasi pembiasaan kegiatan rutin sekolah selama peneliti melakukan

pengamatan. Berdasarkan hasil observasi selama pengamatan diperoleh bahwa


sekolah melaksanakan kegiatan peduli lingkungan melalui pembiasaan rutin,

harian, mingguan, dan sewaktu-waktu. Pembiasaan rutin harian yaitu piket kelas

yang sudah sesuai jadwal. Setiap kelas menyusun petugas piket harian kelas,

jadwal piket harian di setiap kelas mulai dari kelas I sampai kelas VI di tempel di

dinding atau pintu lemari. Siswa yang bertugas piket datangnya lebih awal, ada

juga yang jadwal piketnya dihari besok tetapi disaat pulang sekolah mereka

melaksanakan piket. Siswa yang bertugas piket membersihkan dan merapikan

ruang ruang kelas dengan cara menyapu, menata meja dan kursi, serta

membersihkan tempat sampah. Siswa yang bertugas piket juga membersihkan

lingkungan sekitar kelas. Pembiasaan rutin mingguan yang dilakukan yaitu kerja

bakti atau jumat bersih dilakukan setiap hari jumat dan kegiatan rutin sewaktu-

waktu seperti memperingati hari-hari lingkungan hidup.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, peneliti

mengambil kesimpulan bahwa bentuk kegiatan rutin sekolah dalam menanamkan

nilai karakter peduli lingkungan dilakukan melalui pembiasaan rutin harian,

mingguan, dan sewaktu-waktu. Kegiatan pembiasaan rutin yang dilakukan adalah

memungut sampah, menyiram tanaman, mencabut rumput, membuang sampah

pada tempatnya, kerja bakti atau jumat bersih, membersihkan kelas,

membersihkan halaman sekolah, dan membersihkan tempat sampah. Kegiatan

pembiasaan rutin dilaksanakan oleh seluruh siswa, guru, dan kepala sekolah.

Pembiasaan kegiatan rutin sekolah dilaksanakan dengan mengoptimalkan sarana

dan prasarana yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan sekolah. Pembiasaan kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menunjang

keberhasilan pendidikan secara umum.

2) Pembiasaan Spontan

Pembiasaan spontan yang dilakukan kepala sekolah dan guru di SDN 3

Sesean ketika ada siswa yang berperilaku kurang baik terhadap fasilitas maupun

lingkungan sekolah, hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:

“Setiap pagi paling tidak kita mengingatkan, memberikan pengertian,


membersihkan tempat-tempat yang belum bersih, diajarkan untuk
bertanggung jawab mengganti fasilitas yang dirusakkan, memberikan
hukuman mendidik seperti ditugaskan mengambil bagian saat apel pagi”.
Pernyataan kepala sekolah tersebut diperkuat dengan pernyataan yang

disampaikan oleh guru sebagai berikut:

“Tentunya mereka itu harus diberi tahu, diberikan teguran, dan diingatkan
kembali bagaiman seharusnya kita menjaga lingkungan sekolah kita.
Memberikan pembelajaran kepada anak-anak memang banyak cara, dan
biasa juga kita berikan hukuman mendidik, artinya untuk memberikan
pemahaman kepada mereka bahwa menjaga lingkungan itu sebuah
kewajiban untuk kepentingan bersama di sekolah. Mereka di ajarkan untuk
merasa memiliki dan ketika itu sudah dimiliki, mereka tidak akan merusak
lagi, tetapi mereka akan menjaga bahkan saling mengingatkan jika ada
temannya yang mungkin tidak menjaga lingkungan”. “Salah satunya adalah
diberi pengertian, kenapa buang sampah sembarangan dampaknya apa,
karena semuanya itukan sudah dipelajari di kelas. Mengajarkan, menasehati
dulu supaya tidak membuang sampah sembarangan. Kalau secara reallnya
tidak ada siswa yang berlebihan, artinya tidak setiap hari membuang sampah
sembarangan, karena sudah tertanamlah tentang cara menjaga lingkungan
yang bersih, jadi untuk saat ini belum pernah saya dapat siswa seperti itu”.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru diperkuat dengan hasil

wawancara dengan siswa. Peneliti melakukan wawancara kepada siswa dengan

pertanyaan hal spontan apa saja yang kepala sekolah dan guru lakukan ketika ada

peserta didik yang berperilaku kurang baik terhadap fasilitas atau lingkungan

sekolah, hasil wawancara sebagai berikut:


“Menegur, mengingatkan kami harus jaga lingkungan dan tidak boleh
merusak alat-alat untuk membersihkan, memperingati agar melakukan yang
terbaik, ada juga yang ditugaskan untuk mengambil bagian di apel pagi”.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, siswa diperkuat dengan hasil

observasi pembiasaan spontan selama peneliti melakukan pengamatan. Ketika ibu

kepala sekolah melihat salah satu siswa membuang sampah pada tempatnya tetapi

tertiup oleh angin sehingga sampah tersebut berada di luar tempat sampah,

kemudian ibu kepala sekolah langsung mengingatkan salah satu siswa tersebut

untuk memungutnya kembali dan menaruhnya ke dalam tempat sampah. Ibu guru

mengingatkan kepada peserta didik untuk memperhatikan tanaman di sekitar kelas

atau di lingkungan sekolah. Tidak hanya kepala sekolah dan guru saja, tetapi ada

juga siswa yang mengingatkan teman-temannya untuk melaksanakan piket.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi maka diperoleh hasil bahwa

pembiasaan spontan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru ketika ada

siswa yang berperilaku kurang baik terhadap fasilitas atau lingkungan sekolah

adalah menegur, memberikan pengertian, mengingatkan, atau memberikan

hukuman kepada peserta didik.

3) Pembiasaan Keteladanan

Guru dan tenaga kependidikan adalah orang yang pertama dan utama

memberikan contoh berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai karakter, salah

satunya peduli lingkungan. Maka guru dan tenaga kependidikan wajib;

Berpakaian rapi, kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, datang tepat

waktu, bekerja keras, jujur, menjaga kebersihan, bertutur kata sopan, berperilaku

ramah lingkungan. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang keteladanan


yang diberikan kepala sekolah dan guru kepada siswa dalam pelaksanaan nilai

karakter peduli lingkungan sebagai berikut: “Kita terlebih dulu memberikan

contoh, seperti membersihkan”.

Bentuk keteladanan yang diberikan kepala sekolah dan guru yang

dikemukakan kepala sekolah juga diperkuat dengan hasil wawancara peneliti

dengan guru, berikut hasil wawancara dengan guru:

“Soal kebersihan itu yah, gurunya harus duluan disitu menunjukkan kepada
mereka bahwa kita seharusnya begini terhadap sekolah kita, terhadap
lingkungan sekolah kita, dengan perilaku dan juga dengan memberikan
pendidikan pengajaran kepada mereka tentang pentingnya menjaga
lingkungan”. Membersihkan yah tentunya guru ada di situ, bukan cuma
menyuruh atau mengajar saja tetapi guru dulu yang mempraktekkan baru
siswa juga ikut”.
Keteladanan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru diperkuat dengan

hasil wawancara kepada siswa, ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang apa

bentuk keteladanan dari kepala sekolah dan guru dalam meneladankan sikap dan

perilaku peduli lingkungan pada peserta didik. Hasil wawancara dengan siswa

sebagai berikut:

“Menyiram tanaman”. “Memungut sampah, menyapu halaman sekolah”.


“Biasanyakan kulihat ibu guru kalau lihat sampah nah ambili, itu yang
kucontoh dari ibu guru, kepala sekolah juga kulihat ambili sampah, itu juga
pergi ki ikuti kepala sekolah ambil sampah”. “Kerja bakti”, “Membersihkan
lingkungan, menanam tanaman”.
Hasil wawancara berkaitan dengan keteladanan kepala sekolah dan guru

diperkuat dengan hasil observasi selama peneliti melakukan pengamatan. Secara

umum keteladanan kepala sekolah dan guru kepada peserta didik yaitu selalu

berpakain rapi dan sesuai dengan seragam yang ditentukan. Hasil observasi

tentang keteladanan yang diberikan kepala sekolah dan guru kepada siswa sebagai

berikut: bukan hanya siswa yang mempunyai piket membersihkan tetapi guru
juga. Bentuk keteladanan yang diberikan kepala sekolah dan guru yaitu ikut serta

membersihkan halaman dan lingkungan sekolah dengan menyapu, mengepel

ruangan dan teras kantor guru dan kepala sekolah, menyiram tanaman, membuang

sampah.

Bedasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat

disimpulkan bahwa keteladanan kepala sekolah dan guru kepada siswa dalam

pelaksanaan nilai karakter peduli lingkungan yaitu kepala sekolah dan guru

senantiasa mengenakan pakaian rapi sesuai dengan aturan yang berlaku,

meneladankan sikap peduli terhadap lingkungan, senantiasa menjaga kebersihan

lingkungan.

4) Pengkondisian

Keterlaksanaan pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa yaitu melalui

pengkondisian adanya sarana prasarana. Pengkondisian yang dilakukan sekolah

dalam mendukung pelaksanaan karakter peduli lingkungan menurut kepala

sekolah adalah sebagai berikut: “Misalnya pengadaan tempat tanaman berupa

polibag, tempat sampah, toilet/WC, perlengkapan kebersihan seperti sapu dan

kain pel”.

Pernyataan kepala sekolah diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan

guu ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang pengkondisian yang dilakukan

sekolah dalam pelaksanaan karakter peduli lingkungan. Berikut hasil wawancara

dengan guru:
“Jadi bicara soal kepedulian lingkungan ya itukan yang pertama itu
kebersihan sekolah, yang pastinya itu kita harus memfasilitasi dengan
mempersiapkan tempat sampah, kita di sini mempunyai tempat sampah
dimasing-masing titik untuk menaruh sampah basah, sampah kering, artinya
kita pilah-pilah sampahnya. “Menyiapkan sapu, dan skop, kemudian
gerobak juga, tempat sampah yang utama. Tempat sampah itu tiap-tiap kelas
pasti ada”.
Berdasarkan hasil wawamcara dengan kepala sekolah dan guru diperoleh

hasil bahwa bentuk pengkondisian yang dilakukan sekolah adalah dengan

menyediakan fasilitas dan kebutuhan yang dibutuhkan anak dalam mewujudkan

pelaksanaan nilai karakter peduli lingkungan . Menurut siswa pengkondisian yang

dilakukan sekolah dalam pelaksanaan karakter peduli lingkungan sebagai berikut:

“Tempat sampah, sapu”. “Ember pake siram bunga”. “Sapu, skop, tempat
sampah disediakan supaya tidak ada anak-anak yang buang sampah
sembarangan”. “Sapu, sekop, lori-lori pake angkut sampah”. “Tempat cuci
tangan, tempat sampah”. “Sapu, sapu lidi, sabun cuci lantai, pel”.
“Disediakan polybag, pupuk, tempat sampah”.
Dalam pengkondisian pelaksanaan nilai karakter peduli lingkungan,

tentunya pihak sekolah dan siswa bersama dengan orang tua saling melengkapi.

Sekolah menyediakan polybag untuk menanaman tanaman yang dibawa dari

rumah oleh masing-masing siswa untuk memperindah kelas dan sekolah. Hal

tersebut diperkuat dengan hasil wawancara bersama dengan guru sebagai berikut:

”Iya, itu program dari pemerintah. Tapi sebelumnya memperindah kelas itu

tanggung jawabnya guru-guru sama siswa”.

]Pernyataan guru diperkuat dengan hasil wawancara bersama siswa ketika

peneliti mengajukan pertanyaan apakah kalian ditugaskan untuk membawa

tanaman dari rumah, hasil wawancara sebagai berikut: “Iya”. “Disuruhkan bawa

dari rumah”.”Iya ditugaskan untuk membawa tanaman”.


Hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa tentang

pengkondisian dalam pelaksanaan karakter peduli lingkungan diperkuat dengan

hasil observasi selama peneliti melakukan pengamatan. Hasil observasi diperoleh

sebagai berikut: sekolah menyediakan bak sampah sebagai tempat pembuangan

akhir sampah-sampah yang mudah terurai, tempat cuci tangan, perlengkapan

kebersihan, ember, lori-lori, menyediakan polybag dan toilet. Setiap ruangan

terdapat tempat sampah. Di setiap ruangan terdapat alat kebersihan, mulai dari

ruang kelas I-VI. Alat kebersihan juga terdapat di dalam ruang kepala sekolah,

ruang guru, UKS, perpustakaan. Alat-alat kebersihan yang ada di ruangan-

ruangan tersebut antara lain: sapu lidi, sapu lantai, kain pel, kemoceng/sulak,

tempat sampah, skop sampah. Sekolah mengkondisikan bak sampah yang berada

di belakang sekolah untuk membuang sampah yang mudah terurai.

b. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran

Pelaksanaan nilai karakter peduli lingkungan terintegrasi dalam mata

pelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Menurut guru pengintegrasian nilai

karakter peduli lingkungan dalam mata pelajaran sebagai berikut:

“Inikan kita tematik yah, peduli lingkungan itu tidak semua mata pelajaran
juga, kita sesuaikan dengan materinya, bahan ajarnya, tema-temanya,
misalnya dikelas satu itu ada tema benda, hewan dan tanaman disekitarku”.
“Iya, karena proses pembelajaran itu dikaitkan dengan kegiatan atau
kehidupan sehari-hari siswa mengenai lingkungan. Contohnya, di Toraja
Utara yah lingkungannya di Toraja Utara yang dikenalkan secara langsung
walaupun itu matematika atau bahasa Indonesia yah kita kaitkan dengan
lingkungan Toraja Utara. Jangan terlalu jauh lingkungannya”.
Hasil wawancara dengan guru diperkuat dengan hasil observasi yang

dilakukan selama penelitian. Berdasarkan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) guru mencantumkan nilai-nilai yang akan dicapai dalam proses


pembelajaran. Guru merancang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan

selama proses pembelajaran. Penggunaan media dan metode dicantumkan dalam

RPP yang digunakan selama proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi disimpulkan bahwa nilai

karakter peduli lingkungan diintegrasikan dalam semua mata pelajaran atau setiap

tema sesuai dengan materi yang diajarkan. Pengintegrasian nilai karakter peduli

lingkungan dalam mata pelajaran atau yang sekarang disebut pembelajaran

tematik tidak terlepas dari proses pembelajaran aktif yaitu pemberian contoh

langsung kepada siswa.

c. Kesehatan Lingkungan Sekolah

1) Bebas asap rokok

Sekolah menerapkan larangan merokok bagi seluruh warga sekolah, hal ini

berdasarkan pernyataan kepala sekolah sebagai berikut: “Ya, melakukan

himbauan terus menerus”.

Larangan atau himbauan untuk tidak merokok di lingkungan sekolah kepada

warga sekolah diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru sebagai berikut:

“Tidak boleh merokok di sekolah. Istilahnya sekolah tanpa rokok yah. Ada
tulisan yang kita pasang dan tentunya juga kita sampaikan kepada mereka
bagaimana bahayanya ketika kita merokok, bagaimana bahayanya bagi diri
sendiri, orang lain di sekitar kita dan lingkungan”. “Iya, dan ada dalam
bentuk tulisan”.
Larangan atau himbauan untuk tidak merokok di lingkungan sekolah yang

disampaikan kepala sekolah dan guru diperkuat dengan hasil wawancara dengan

siswa sebagai berikut: “Iya, ada tulisan yang ditempelkan”, “Iya, melarang”. “Iya

dilarang, karena asapnya nanti mengganggu anak-anak belajar”.

Hasil wawancara diperkuat dengan hasil observasi selama peneliti

melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil observasi tentang sekolah bebas dari

asap rokok diperoleh hasil bahwa SDN 3 Sesean bebas dari asap rokok. Sekolah

mencantumkan larangan merokok ke dalam tata tertib sekolah dan juga dalam

bentuk gambar disertai dengan tulisan yang ditempelkan di beberapa tempat.

Sekolah memajang tata tertib di dinding kelas atau ruangan.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi peneliti

menyimpulkan bahwa himbauan atau larangan merokok di lingkungan sekolah

sudah tercantum dalam tata tertib sekolah dan juga ada dalam bentuk gambar

disertai dengan tulisan yang ditempel dibeberapa tempat. Kepala sekolah dan guru

melakukan himbauan dan larangan langsung kepada warga sekolah untuk tidak

merokok di lingkungan sekolah. Kondisi lingkungan sekolah yang bebas asap

rokok memiliki dampak positif bagi siswa, sehingga udara yang ada di lingkungan

sekolah bersih dan sehat bagi siswa. Kondisi bebas asap rokok juga dapat

menjadi teladan bagi siswa agar lebih peduli terhadap lingkungan dan kesehatan

diri.

2) Bebas dari jentik nyamuk


Sekolah yang peduli lingkungan tentu akan terbebas dari jentik nyamuk.

Menurut kepala sekolah berkaitan dengan upaya yang dilakukan sekolah untuk

membasmi dan mencegah tumbuhnya jentik nyamuk sebagai berikut: “Setiap pagi

tempat-tempat air dibersihkan kemudian jika ada selokan-selokan yang tergenang

air, kita bersihkan”.

Peryataan kepala sekolah diperkuat dengan pernyataan guru ketika peneliti

mengajukan pernyataan yang sama dengan hasil sebagai berikut:

“Toilet/WC kami itu harus dibersihkan setiap saat, sesuai dengan piket yang
ditentuan dan tentunya juga persediaan air harus cukup untuk hal ini”. Siswa
diajarkan untuk menutup kalau ada wadah-wadah yang terbuka yah ditutup,
menguras atau membersihkan bak secara teratur”.
Hasil wawancara tentang upaya sekolah dalam mencegah dan membasmi

jentik nyamuk di lingkungan sekolah diperkuat dengan hasil observasi selama

peneliti melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil

bahwa di lingkungan sekolah tidak terdapat jentik nyamuk. Bak air dan selokan

selalu di kontrol untuk dibersihkan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa lingkungan sekolah terbebas dari jentik naymuk. Sekolah

melakukan pencegahan berkembang biaknya nyamuk dengan melakukan

pembiasaaan mengontrol baik air setiap saat, membuang sampah pada temptanya,

dan menjaga kebersihan. Kondisi sekolah yang bebas dari jentik nyamuk

merupakan salah satu bentuk nilai karakter peduli lingkungan.

3) Kantin atau Warung Sekolah

Pengelolaan kantin atau warung sekolah menurut kepala sekolah sebagai

berikut:
“Iya, kalau di sekolah ini saya kira dihimbau kepada siswa kalau membeli
harus memperhatikan makanan yang bersih, kalau mau makan harus
mencuci tangan dulu”
Hasil wawancara dengan kepala sekolah diperkuat dengan hasil wawancara

dengan guru.

“Kalau kantin di sini, tetap kebersihan dan keamanan makanan yang di jual
di sini itu pastinya akan bersih dan kami juga memeriksa hal itu karena
anak-anak juga harus terjaga dari kebersihan itu. Jangan sampai mereka
membeli makanan dari penjual yang kurang bersih”.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru diperoleh juga hasil

observasi bahwa di SDN 3 Sesean kantin/warung sekolah tersedia di samping

kelas. Pengelolaan kantin atau warung sekolah dilakukan atau dikoordinir oleh

salah satu keluarga guru yang mengajar di sekolah tersebut. Kondisi dari kantin

atau warung sekolah tersebut bersih. Kantin atau warung sekolah menyediakan

makanan kecil untuk kepentingan anak sekolah bahkan juga bagi para guru.

Sebagian besar makanan yang dijual adalah buatan sendiri seperti cilok, pisang

goreng, donat, bakwan, bakso dan lain sebagainya. Makanan yang dijual cukup

higienes dan sehat. Sebagain besar dibuat sendiri sehingga kualitas makanan lebih

terkontrol, keadaan warung sekitaran sekolah bersih, pencahayaan cukup dan

tertutup.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi tentang

kantin/warung sekolah, peneliti mengambil kesimpulan bahwa sekolah

mempunyai kantin yang berada tepat di samping kelas sehngga tidak

membahayakan siswa ketika mereka membeli jajanan. Kantin sekolah yang bersih

dapat menunjang terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat bagi siswa bahkan

bagi seluruh warga sekolah.

4) Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi sekolah menurut kepala sekolah sebagai berikut: “ Ya,

menurut kami sudah memadai”. Pernyataan kepala sekolah diperkuat oleh

pernyataan guru berkaitan dengan fasilitas sanitasi sekolah sebagai berikut:

“Kalau sampai saat ini sudah memadai, pengelolaan fasilitas sanitasi


sekolah itu kami juga cukup baik, sudah sesuai dengan standar bangunan
yang baik”.
Fasilitas sanitasi di sekolah juga diungkapkan siswa ketika peneliti

mengajukan pertanyaan tentang fasilitas sanitasi sekolah. Apakah sudah memadai.

Menurut siswa sebagai berikut: “Iya”. “Sudah ada semua”. “Sudah memadai”.

“Lengkap tapi ada yang sudah rusak”.

Hasil observasi tentang fasilitas sanitasi di sekolah mendukung hasil

wawancara. Berdasarkan hasil wawancara fasiltas sanitasi di sekolah diperoleh

hasil sebagai berikut: Terdapat 4 toilet/WC yang digunakan, dengan pembuangan

dialirkan ke dalam tanah dengan menggunakan septic tank. Pembuangan sampah

dengan menempatkan tempat sampah di tempat yang strategis. Tempat cuci

tangan berada di depan setiap kelas. Pembuangan air tempet cuci tangan dialirkan

perepasan terbuka/ selokan. Alat-alat kebersihan seperti sapu, pel, ember, skop

dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, peneliti

mengambil kesimpulan bahwa fasilitas sanitasi di SDN 3 Sesean dalam

malaksanakan nilai karakter peduli lingkungan sudah memadai. Sekolah

menyediakan fasilitas sanitasi sekolah dengan disesuaikan standar pengelolaam

sanitasi. Sarana pembuangan toilet sudah sesuai standar dialirkan dalam sptic tank

dalam tanah, tempat sampah di letakkan di tempat yang strategis, tempat cuci

tangan, dan alat-alat kebersihan. Fasilitas sanitasi yang disediakan sekolah


merupakan bentuk dukungan terhadap pembentukan lingkungan belajar yang

bersih dan kondusif bagi siswa. Lingkungan yang bersih dan kondusif akan

membantu siswa untuk dapat lebih menyerap materi pelajaran yang disamaikan

oleh guru.

5) Promosi Hygiene dan Sanitasi

Dalam menciptakan kesehatan lingkungan sekolah perlu adanya promosi

hygiene dan sanitasi sekolah. Promosi hygiene dan sanitasi sekolah yang

dilakukan sekolah menurut kepala sekolah: “Melalui penyampaian secara

langsung yang dilakukan setiap apel pagi”.

Hasil yang sama juga di sampaikan oleh guru berkaitan promosi hygiene

dan sanitasi sekolah sebagai berikut:

“Tentu kita mendemonstrasikan bagaimana cara menjaga kebersihan diri


misalnya mencuci tangan yang benar, dan petugas kesehatan juga sering
datang mensosialisasikan cara mencuci tangan yang benar dan cara
menggosok gigi yang benar bagi peserta didik”. Setiap hari diapel pagi itu
ada penyampaian tentang kebersihan, kebersihan di lapangan dan di kelas
masing-masing. Dari awal kelas pembelajaran sampai sebelum pulang harus
dibersihkan kelasnya, sebelum belajar kemudian seblum pulang”.
Pernyataan yang disampaikan kepala sekolah dan guru diperkuat dengan

hasil wawancara dengan siswa sebagai berikut:

“Disampaikan secara langsung. Selalu diingatkan kepada siswa setiap hari


atau setiap apel pagi”. “Disampaikan tiap hari, tiap berbaris”. “Jadi, setiap
hari biasanya guru-guru atau kepala sekolah menyampaikan kalau ada
sampah-sampah yang belum dipungut, tolong dipungut sekarang juga”.
“Setiap apel pagi”,” Nah kasih tahukan secara langsung setiap hari jumat,
senin, setiap baris”.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru dan siswa diperkuat dengan

hasil observasi selama peneliti melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil

observasi selama peneliti melakukan pengamatan diperoleh hasil bahwa dalam


melakukan promosi hygiene dan sanitasi, sekolah menyediakan fasilitias yang

menunjang promosi hygiene dan sanitasi sekolah. Fasilitas yang disediakan

sekolah meliputi fasilitas kebersihan, tempat cuci tangan, toilet dan fasilitas

pembuangan sampah. Promosi hygiene dan sanitasi sekolah juga dilakukan

dengan himbauan dan ajakan secara langsung dari kepala sekolah/guru pada saat

apel pagi atau pada saat melakukan kegiatan maupun poster-poster yang ditempel.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi maka dapat

disimpulkan bahwa dalam melakukan promosi hygiene dan sanitasi, sekolah

menyediakan fasilitas, melakukan himbauan secara langsung, serta menempelkan

berbagai poster peduli lingkungan. Promosi hygiene dan sanitasi yang dilakukan

sekolah akan membantu dalam menjaga dan melestarikan lingkungan sekolah

sehingga siswa merasa lebih nyaman untuk belajar di sekolah. Kondisi yang

kondusif dan nyaman bagi siswa tentunya akan mendukung tercapainya tujuan

pendidikan yang diharapkan sekolah.

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Nilai Karakter Peduli

Lingkungan

Dalam membina siswa untuk peduli lingkungan tentunya ada faktor

pendukung dan penghambat yang dihadapi oleh sekolah. Faktor pendukung dalam

menanamkan nilai karakter peduli lingkungan di SDN 3 Sesean adalah kerjasama.

Hal ini dijelaskan oleh kepala sekolah sebagai berikut:

“Kalau pendukung yah tidak terlepas dari kerjasama dengan pihak guru,
termasuk bagaimana proaktifnya untuk selalu mengingatkan ke anak-anak,
jadi selalu kita ingatkan terus, apakah itu di apel, apakah itu yah sementara
kita jalan, kita ingatkan anak-anak kalau ada yang perlu, contohnya kalau
tanamannya layu kita ingatkan bisakah disiram, ada sampah yang
berserakan yah ditunjuk saja dan anak-anak sudah mengerti”.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah, juga diperoleh penjelasan dari

guru sebagai berikut: “Kalau faktor pendukung yah sudah ada semua tanaman di

situ jadi siswa tinggal melaksanakan nilai sikap cinta lingkungan”. Faktor

pendukung yang telah dijelaskan oleh kepala sekolah dan guru dalam

menanamkan nilai karakter peduli lingkungan, tidak terlepas dari hambatan yang

dihadapi. Hambatan dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan di SDN

3 Sesean adalah tidak tersedianya tempat pembuangan akhir sampah-sampah

plastik. Hal ini disampaikan oleh kepala sekolah sebagai berikut:

“Penghambatnya yah dari segi waktu, karena paling tidak pak guru ibu guru
dengan semua yang ada itu selalu fokus sama proses pembelajaran, tugas
pokok. Kemudian kalau di SD kan tidak ada itu pegawai-pegawai lain hanya
itu guru dan kepala sekolah, adapun itu kalau ada ya nanti diangkat di honor
sekolah, jadi terbatas sekali itu tenaga untuk itu. Faktor penghambat lagi,
masalah pembuangan sampah, pembuangan akhir, sampah-sampah yang
susah untuk terdaur ulang”.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah sama dengan yang disampaikan

oleh guru sebagai berikut: “Kalau kendalanya, tempat pembuangan

sampahnya/tempat pembuangan akhir”.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung

dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan yaitu terjalinnya kerja sama,

dan tersedianya tumbuh-tumbuhan di lingkungan sekolah yang kemudian

pendidik bersama dengan siswa melaksanakan nilai peduli lingkungan tersebut.

Dalam menanamkan nilai nilai karakter peduli lingkungan tentu ada faktor

penghambat yang dihadapi. Faktor penghambat yang ditemui di SDN 3 Sesean

adalah tempat pembuangan akhir sampah-sampah plastik.


e. Solusi yang Ditempuh dalam Penanaman Nilai Karakter Peduli

Lingkungan

Setiap masalah membutuhkan solusi, begitu juga dengan penghambat

penanaman nilai karakter peduli lingkungan di SDN 3 Sesean terkait dengan

pembuangan akhir sampah-sampah yang sulit untuk terurai. Adapaun solusi yang

disampaikan oleh kepala sekolah sebagai berikut:

“Kalau solusi untuk penghambat, kita tidak pernah berhenti untuk saling
mengingatkan satu sama lain, sesama guru paling utama, pegawai, paling
utama itu kepada anak-anak, karena di samping itu jadi kebiasaan paling
tidak menjadi satu nilai yang bagus di sekolah”.
Hal ini juga disampaikan oleh guru mengenai solusi yang ditempuh, sebagai

berikut: “Meminimalisirkan tentang sampahnya, kalau bisa dibakar yah dibakar

kalau sampah-sampah yang tidak bisa dibakar yah dibawa ke tempat sampah yang

berada di dekat SMP di bawah”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru diperoleh

hasil bahwa warga sekolah terus saling mengingatkan untuk peduli terhadap

lingkungan salah satunya dengan meminimalisir sampah. Dengan solusi yang

dilakukan oleh sekolah, nilai karakter peduli lingkungan dapat berjalan dengan

baik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Penanaman Nilai Karakter Peduli Lingkungan di SDN 3 Sesean

Kabupaten Toraja Utara

Dari data diperoleh peneliti di SDN 3 Sesean ditemukan bahwa sekolah

menanamkan nilai karakter peduli lingkungan melalui pembiasaan rutin,


pembiasaan spontan, pembiasaan keteladanan, pengkondisian, pengintegrasian

dalam mata pelajaran, kesehatan lingkungan sekolah. Kegiatan pembiasaan rutin

yang dilakukan yakni berburu sampah, menyiram tanaman, mencabut rumput,

membuang sampah pada tempatnya, membersihkan tempat sampah, kerja bakti,

membersihkan kelas, dan halaman sekolah. Pembiasaan rutin tersebut dapat

menjadi kebiasaan setiap hari. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Akhwani (2013). Kebiasaan itu seberapa kegiatan yang dilaksanakan, tetapi

yang terpenting adalah kebiasaan kesinambungannya.

Data yang ditemukan bahwa pembiasaan spontan yang dilakukan oleh

kepala sekolah dan guru jika menemukan peserta didik yang berperilaku kurang

baik terhadap fasilitas dan lingkungan sekolah yaitu dengan menegur,

memberikan pengertian, mengingatkan , atau memberikan hukuman. Pembiasaan

spontan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru salah satunya pemberian

hukuman tentunya bertujuan untuk membuat jerah peserta didik. Hal tersebut juga

dikemukakan oleh Sifaun Naziyah & dkk (2021), kegiatan pembiasaan spontan

dilakukan dengan tujuan agar peserta didik yang menyimpang atau berperilaku

kurang baik terhadap fasilitas dan lingkungan sekolah tidak mengulangi kembali

tetapi sebaliknya lebih peduli terhadap lingkungannya.

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan, keteladanan

kepala sekolah dan guru kepada siswa yaitu kepala sekolah dan guru senantiasa

mengenakan pakaian rapi, sesuai dengan aturan yang berlaku dan meneladankan

sikap peduli lingkungan melalui kegiatan menyapu, mengepel ruangan dan teras

kantor, menyiram tanaman, dan membuang sampah. Dengan adanya keteladanan


atau contoh tindakan-tindakan yang baik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan

tenaga pendidik maka tindakan tersebut menjadi panutan bagi peserta didik. Hal

ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lia Dwi Tresnani (202-:115),

Guru harus menjadi contoh atau role model bagi anak didiknya untuk bisa

membentuk nilai-nilai karakter yang baik. Data yang diperoleh mengenai

pengkondisian yang dilakukan sekolah yaitu dengan memenuhi kebutuhan yang

diperlukan anak dalam mewujudkan penanaman nilai karakter peduli lingkungan.

Pengkondisian yang dilakukan sekolah yaitu menyediakan alat-alat kebersihan,

tempat cuci tangan, polybag, dan toilet. Hal ini sesuai dengan pendapat Sifaun

Naziyah & dkk (2021), pengkondisian merupakan bentuk tindakan untuk

mendukung penanaman nilai karakter peduli lingkungan melalui penyediaan

fasilitas berupa sarana prasarana.

Nilai karakter harus disampaikan kepada peserta didik, namun tidak menjadi

pelajaran tersendiri. Dalam proses pembelajaran guru mencantumkan nilai-nilai

yang akan dicapai ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan merancang

proses pembelajaran dengan menggunakan metode dan model. Hasil penelitian ini

telah sesuai dengan pendapat Dwi Purwati (2017), pengintegrasian ke dalam mata

pelajaran merupakan implementasi dan nilai karakter termasuk karakter peduli

lingkungan yang diintegrasikan ke dalam kurikulum, silabus, dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Cahyo (2016:363) mengemukakan bahwa, kawasan tanpa rokok merupakan

salah satu upaya yang bertujuan untuk melindungi masyarakat terhadap dampak

paparan asap rokok bagi kesehatan. Berdasarkan hasil data yang diperoleh SDN 3
Sesean bebas dari asap rokok. Himbauan dan larangan disampaikan secara

langsung juga dicantumkan dalam tata tertib sekolah, tulisan, dan gambar.

Menurut Sifaun Naziyah & dkk (2021), warga sekolah yang berperan dalam

menjaga ksehatan lingkungan agar bebas dari jentik nyamuk. Pendapat tersebut

sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan bahwa sekolah melakukan

pencegahan berkembang biaknya nyamuk dengan melakukan pembiasaan

mengontrol bak air, dan mengajak peserta didik menjaga kebersihan dengan cara

membuang sampah pada tempatnya.

Kantin atau waung sekolah menjual makanan yang cukup higienes dan

sehat. Fasilitas sanitasi yang disediakan sekolah untuk mendukung pembentukan

lingkungan sehat dan kondusif bagi warga sekolah khususnya peserta didik yaitu

toilet yang pembuangannya dialirkan ke septic tank dalam tanah, tempat sampah

yang diletakkan sudah strategis, tempat cuci tangan, dan alat-alat kebersihan.

Promosi hygiene dan sanitasi yang dilakukan kepala sekolah dan guru ke siswa

yaitu dengan menyampaikan secara langsung, juga berupa gambar dan tulisan.

Hasil penelitian ini telah sesuai dengan pendapat (Sukarto 2017;43-44). Kantin

selalu mengutamakan kebersihan dan kesehatan makanan yang dijual. Sanitasi

meliputi pengelolaan toilet, pengelolaan pembuangan air limbah, pengelolaan

pembuangan sampah. Penyampaian atau promosi hygiene dan sanitasi sekolah

dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Nilai Karakter Peduli

Lingkungsn di SDN 3 Sesean Kabupaten Toraja Utara


Berdasarkan data yang diperoleh, dalam pelaksanaan atau penanaman nilai

karakter peduli lingkungan di SDN 3 Sesean tentunya ada faktor pendukung dan

penghambat yang ditemui di sekolah. Faktor pendukung yaitu kerja sama atau

saling melengkapi. Kerja sama antara pendidik dan siswa seperti melaksanakan

kerja bakti, melaksanakan piket harian, dan lain sebagainya. kerja sama yang

terjalin antara sekolah dan orang tua siswa yaitu, siswa mengkomunikasikan

kepada orang tua mereka bahwa mereka ditugaskan untuk membawa tanaman dari

rumah kemudian sekolah menyediakan polybag untuk tempat menanamnya.

Masyarakat meminjam alat untuk menyemprot rumput yang sudah panjang

kepada kepala sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

(Ismail 2021:160) dalam pendidikan karakter, semua kepentingan yang ada dalam

pendidikan melibatkan pihak keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan juga

masyarakat luas.

Adapun faktor penghambat yang dihadapi yaitu lokasi tempat pembuangan

akhir sampah-sampah yang sulit terurai, hal ini sesuai dengan pendapat (Nofriza

Efendi & dkk 201:162) kurangnya fasilitas yang memadai seperti bak sampah

akan mempengaruhi keinginan siswa untuk menjaga kebersihan. Penyediaan

fasilitas itu sangat penting guna mendukung terlaksananya penanaman nilai

karakter peduli lingkungan.

3. Solusi yang Ditempuh dalam Menangani Faktor Penghambat Penanaman

Nilai Karakter Peduli Lingkungan di SDN 3 Sesean Kabupaten Toraja

Utara
Solusi yang ditempuh dalam mengahadapi hambatan pelaksanaan atau

penanaman nilai karakter peduli lingkungan yang dikemukakan oleh guru di SDN

3 Sesean yaitu dengan meminimalisir sampah-sampah dengan cara membakar dan

ssmpah yang tidak dapat dimusnahkan dibawa ke tempat sampah yang berada

dekat dengan SMP. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiryanto (2017:178),

pengurangan dan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang terstruktur,

menyeluruh, dan berkesinambungan. Jadi, selain pengurangan sampah perlu

menjadi perhatian, penanganan sampah juga harus diperhatikan. Penanganan yang

dimaksudkan yaitu meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,

pengelolaan, dan pemprosesan akhir sampah di TPA.

BAB V

HASIL KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pelaksanaan atau penanaman nilai karakter peduli lingkungan di SDN 3

Sesean Kabupaten Toraja Utara dilakukan dengan melalui kegiatan program

pengembangan diri, pengintegrasian dalam mata pelajaran, dan kesehatan

lingkungan sekolah. Faktor pendukung dalam pelaksanaan atau penanaman nilai

karakter peduli lingkungan di SDN 3 Sesean yaitu terjalinnya kerja sama. Faktor

penghambat yang ditemui yaitu tempat pembuangan akhir sampah-sampah yang


sulit terurai. Solusi yang dilakukan sekolah dalam menangani hambatan yang ada

dengan cara membakarnya atau membuangnya ke tempat sampah yang berada

dekat dengan SMP.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis maka berikut ini

beberapa saran yang diberikan:

1. Sekolah

Memperhatikan slogan-slogan yang dipajang untuk ditinjau dengan mengganti

atau memperbaharui tulisan-tulisan yang sudah pudar serta mempertahankan

aturan yang sudah ada.

2. Kepala Sekolah dan Guru

Lebih memperhatikan atau memantau peserta didik dalam penanaman nilai

karakter peduli lingkungan.

3. Siswa

Diharapkan agar siswa selalu mengikuti kegiatan dan mematuhi aturan yang

diciptakan oleh sekolah, agar siswa memiliki karakter yang baik bagi diri

sendiri, orang lain, dan lingkungan.


LAMPIRAN 1. Instrumen Pengumpulan Data

Pedoman Observasi

Aspek Indikator Deskripsi Keterangan


Yang Ya Tidak
Diamati
Proses 1. Program
penanaman pengembangan
nilai diri
karakter a. Kegiatan Pembiasaan rutin harian 
peduli pembiasaan yaitu piket kelas yang
lingkungan rutin disesuaikan dengan jadwal.
di SDN 3 Setiap kelas menyusun
Sesean petugas piket harian di
setiap kelas mulai dari kelas
Kabupaten I sampai kelas VI di tempel
Toraja Utara di dinding atau pintu
lemari. Siswa yang bertugas
piket datangnya lebih awal,
ada juga yang jadwal
piketnya dihari esok tetapi
disaat pulang sekolah
mereka melaksanakan
piket. Siswa yang bertugas
piket membersihkan dan
merapikan ruang kelas
dengan cara menyapu,
menata meja dan kursi,
menata buku pelajaran yang
ada di kelas, serta
membersihkan tempat
sampah.

Ketika Ibu kepala 


sekolah melihat salah satu
b. Pembiasaan siswa membuang sampah
Spontan pada tempatnya tetapi
tertiup tertiup oleh angin
sehingga sampah tersebut
berada diluar tempat
sampah, kemudian ibu
kepala sekolah langsung
mengingatkan salah satu
siswa tersebut untuk
memungutnya kembali dan
menaruhnya kedalam
tempat sampah. Ibu guru
mengingatkan kepada
peserta didik untuk
memperhatikan tanaman di
sekitar kelas atau di
lingkungan sekolah. Tidak
hanya kepala sekolah dan
guru saja, tetapi siswa juga
perlu mengingatkan teman-
temannya untuk
melaksanakan piket.

c. Pembiasaan Hasil observasi tentang


keteladanan keteladanan yang diberikan

kepala sekolah dan guru
kepada siswa sebagai
berikut: bukan hanya siswa
yang mempunyai piket
membersihkan tetapi guru
juga. Bentuk keteladanan
yang diberikan kepala
sekolah dan guru yaitu ikut
serta membersihkan
halaman dan lingkungan
sekolah dengan menyapu,
mengepel ruangan dan teras
kantor guru dan kepala
sekolah, menyiram
tanaman, dan membuang
sampah pada tempatnya.
d. Pengkondisian
Disetiap ruang kelas

terdapat alat kebersihan ,
mulai dari ruang kelas I
sampai kelas VI. Alat
kebersihan juga tedapat di
ruang kepala sekolah, ruang
guru, UKS, perpustakaan.
Alat-alat kebersihan di
ruangan-ruangan tersebut
antara lain, sapu lidi, sapu
lantai, kain pel, tempat
sampah dan skop sampah.
Sekolah mengkondisikan
bak sampah yang berada di
belakang sekolah untuk
membuang sampah yang
mudah terurai.
2. Pengintegrasia RPP (Rencana 
n dalam mata Pelaksanaan Pembelajaran)
pelajaran guru tentu mencantumkan
nilai-nilai yang akan
dicapai dalam proes
pembelajaran. Guru
merancang proses
pembelajaran yang akan
dilaksanakn selama proses
pembelajaran. Penggunaan
media dan metode
dicantumkan dalam RPP
yang digunakan selama
proses pembelajaran.
Pengintegrasian nilai
karakter peduli lingkungan
dalam proses pembelajaran
tidak terlepas dari proses
pembelajaran yang aktif,
sehingga secara langsung
mempraktikkan nilai atau
sikap cinta lingkungan.
3. Kesehatan Diperoleh hasil bahwa 
Lingkungan SDN 3 Sesean terbebas dari
Sekolah asap rokok. Sekolah
mencantumkan larangan
merokok ke dalam tata
tertib sekolah dan juga
dalam bentuk gambar
disertai dengan tulisan yang
ditempelkan di beberapa
tempat. Sekolah memajang
tata tertib di dinding kelas
atau di ruangan.
Lingkungan SDN 3 
Sesean Kabupaten Toraja
Utara tidak terdapat jentik
nyamuk. Bak air dan
selokan selalu di kontrol
oleh penjaga sekolah dan
dibersihkan.
Kantin sekolah tersedia 
di lingkungan sekolah.
Pengelolaan kantin atau
warung sekolah dilakukan
dan dikoordinir oleh kepala
sekolah dan guru di
sekolah. Kondisi kantin
bersih. Kantin sekolah
menyediakan kecil untuk
kepentingan anak sekolah
bahkan juga bagi para guru.
Sebagian besar makanan
yang dijual adalah cilok,
pisang goreng, donat,
bakwan dan lain
sebagainya. sebagian besar
makanan dibuat sendiri
sehingga kualitas makanan
lebih terkontrol, keadaan
kantin bersih ,pencahayaan
cukup dan tertutup.
Pembuangan sampah
dengan menempatkan 
tempat sampah di tempat
yang strategis. Tempat bak
penampungan sampah yang
mudah terurai seperti daun-
daun kering berada di
belakang sekolah. Tempat
cuci tangan berada di depan
di depan setiap kelas.
Pembuangan air tempat
cuci tangan di alirkan
perepasan terbuka/selokan.
alat-alat kebersihan seperti
sapu, pel, ember, skop dan
lain sebagainya.

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

No Aspek Indikator Pertanyaan


.
1. Nilai Nilai Karakter 1. Apakah sekolah ini sudah
Karakter menanamkan nilai karakter?
2. Bisakah Ibu jelaskan nilai karakter
apa yang ditanamkan di sekolah?
3. Seberapa penting nilai karakter
bagi peserta didik?
4. Kesulitan apa yang dihadapi
dalam mencapai tujuan dari
pembentukan karakter pada
peserta didik?

2. Penanaman Program 1. Bentuk kegiatan rutin apa saja


Nilai Pengembangan yang dilaksanakan sekolah dalam
Karakter diri menerapkan nilai karakter peduli
Peduli lingkungan ?
Lingkungan 2. Hal spontan apa saja yang
dilakukan kepala sekolah dan
guru ketika ada peserta didik yang
berperilaku kurang baik terhadap
fasilitas atau lingkungan sekolah?
3. Apa bentuk keteladanan yang
dilakukan kepala sekolah dan
guru dalam meneladankan sikap
dan perilaku peduli lingkungan
pada peserta didik?
4. Apa bentuk pengkondisian yang
dilakukan sekolah dalam
pelaksanaan nilai karakter peduli
lingkungan?
Pengintegrasian
dalam mata 1. Apakah sekolah ini sudah
pelajaran menerapkan pembelajaran
berbasis karakter?
2. Apakah nilai karakter peduli
lingkungan diintegrasikan dalam
setiap mata pelajaran?
3. Apa saja kendala yang dihadapi
sekolah dalam penanaman nilai
peduli lingkungan melalui
pengintegrasian dalam mata
Kesehatan pelajaran?
lingkungan
sekolah 1. Apakah sekolah melarang atau
melakukan himbauan untuk tidak
merokok di lingkungan sekolah?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan
sekolah untuk membasmi dan
mencegah tumbuhnya jentik
nyamuk?
3. Bagaimana pengolaan kantin atau
warung sekolah menjaga
kebersihan sekolah dan kesehatan
dari makanan yang dikonsumsi
oleh peserta didik?
4. Apakah fasilitas sanitasi sekolah
sudah memadai?
5. Bagaimana sekolah melakukan
promosi hygiene dan sanitasi
sekolah?

Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru


No Variabel Indikator Pertanyaan
.
1. Penanaman Program 1. Bentuk kegiatan rutin apa saja yang
Nilai Pengembangan dilaksanakan sekolah dalam
Karakter diri menerapkan nilai karakter peduli
Peduli lingkungan ?
Lingkungan 2. Hal spontan apa saja yang
dilakukan kepala sekolah dan guru
ketika ada peserta didik yang
berperilaku kurang baik terhadap
fasilitas atau lingkungan sekolah?
3. Apa bentuk keteladanan yang
dilakukan kepala sekolah dan guru
dalam meneladankan sikap dan
perilaku peduli lingkungan pada
peserta didik?
4. Apa bentuk pengkondisian yang
dilakukan sekolah dalam
pelaksanaan karakter peduli
lingkungan?
Pengintegrasian
dalam mata 1. Apakah sekolah ini sudah
pelajaran menerapkan pembelajaran berbasis
karakter?
2. Apakah nilai karakter peduli
lingkungan diintegrasikan dalam
setiap mata pelajaran?
3. Bagaimana pengintegrasian nilai
karaketer peduli lingkungan dalam
mata pelajaran?
4. Apa saja kendala yang dihadapi
sekolah dalam penanaman nilai
peduli lingkungan melalui
pengintegrasian dalam mata
Kesehatan pelajaran?
lingkungan
sekolah 1. Apakah sekolah melarang atau
melakukan himbauan untuk tidak
merokok di lingkungan sekolah?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan
sekolah untuk membasmi dan
mencegah tumbuhnya jentik
nyamuk?
3. Bagaimana pengolaan kantin atau
warung sekolah menjaga
2. Peduli kebersihan sekolah dan kesehatan
Buang air besar dari makanan yang dikonsumsi
Lingkungan
dan kecil di oleh peserta didik?
(kelas
WC
rendah, 1-3)
1. Tindakan apa yang diberikan oleh
kepala sekolah/guru jika siswa
Membuang membuang air besar dan kecil
sampah di dengan sembarangan?
tempatnya
1. Tindakan apa yang diberikan oleh
kepala sekolah/guru jika siswa
Membersihkan membuang sampah dengan
halaman sembarangan?
sekolah
1. Apakah siswa ikut serta dalam
membersihkan halaman sekolah?
2. Tindakan apa yang diberikan oleh
Tidak memetik kepala sekolah/guru jika melihat
bunga di taman siswa tidak membersihkan halaman
sekolah sekolah?
3. Peduli 1. Tindakan apa yang diberikan oleh
Lingkungan Membersihkan kepala sekolah/guru jika siswa
(kelas tinggi, WC memetik bunga di taman sekolah?
4-6)

1. Apakah siswa ditugaskan untuk


membersihkan WC?
2. Membersihkan WC, apakah
dilakukan setiap hari atau seminggu
Membersihkan sekali?
tempat sampah 3. Tindakan apa yang diberikan
kepala sekolah/guru jika siswa
tidak membersihkan WC?

1. Apakah siswa ditugaskan untuk


membersihkan tempat sampah?
Membersihkan 2. Apakah membersihkan tempat
lingkungan sampah dilakukan setiap hari atau
sekolah seminggu sekali?

1. Apakah siswa ikut serta dalam


membersihkan lingkungan sekolah?
Memperindah 2. Tindakan apa yang diberikan oleh
kelas dan kepala sekolah/guru kepada siswa
sekolah dengan jika tidak membersihkan
tanaman lingkungan sekolah?

1. Apakah siswa diajak untuk


memperindah kelas dan sekolah
dengan tanaman?
2. Apakah siswa ditugaskan untuk
membawa tanaman dari rumah?
3. Apakah siswa ditugaskan hanya
merawat tanaman mereka sendiri
atau juga merawat tanaman lain di
Ikut dalam halaman sekolah?
kegiatan 4. Tindakan apa yang diberikan
menjaga kepala sekolah/guru jika siswa
kebersihan tidak memelihara tanaman di
lingkungan halaman sekolah?
1. Apakah siswa ikut serta dalam
kegiatan menjaga kebersihan
lingkungan?
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan
untuk menjaga kebersihan
lingkungan?

Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa

No Variabel Indikator Pertanyaan


.
1. Penanaman Program 1. Bentuk kegiatan rutin apa saja
Nilai Karakter Pengembangan yang dilakukan dalam
Peduli diri menanamkan nilai karakter
Lingkungan peduli lingkungan?
2. Hal spontan apa saja yang
dilakukan kepala sekolah/guru
ketika ada peserta didik yang
berperilaku kurang baik
terhadap fasilitas atau
lingkungan sekolah?
3. Apa bentuk keteladanan yang
dilakukan kepala sekolah/guru
dalam meneladankan sikap dan
perilaku peduli lingkungan pada
peserta didik?
4. Apa bentuk pengkondisian yang
dilakukan sekolah dalam
pelaksanaan karakter peduli
lingkungan?
Kesehatan
lingkungan 1. Apakah sekolah melarang atau
sekolah melakukan himbauan untuk
tidak merokok di lingkungan
sekolah?
2. Apakah fasilitas sanitasi
sekolah sudah memadai?
3. Bagaimana sekolah melakukan
promosi hygiene dan sanitasi
2. Peduli Buang air besar sekolah?
Lingkungan dan kecil di
(kelas rendah, WC 1. Apakah kalian buang air kecil
1-3) dan besar di WC?
2. Tindakan apa saja yang
diberikan oleh kepala
sekolah/guru jika membuang air
besar dan kecil dengan
Membuang sembarangan?
sampah di
tempatnya 1. Apakah kalian membuang
sampah pada tempatnya?
2. Bagaimana tindakan kalian jika
melihat siswa lain membuang
sampah sembarangan di
lingkungan sekolah?
3. Tindakan apa yang diberikan
oleh kepala sekolah/guru jika
Membersihkan siswa membuang sampah
halaman dengan sembarangan?
sekolah
1. Apakah kalian ikut serta dalam
membersihkan halaman
sekolah?
2. Tindakan apa yang diberikan
kepala sekolah/guru jika
melihat siswa tidak
Tidak memetik membersihkan halaman
bunga di sekolah?
lingkungan
sekolah 1. Tindakan apa yang diberikan
3. Peduli
Lingkungan Membersihkan kepala sekolah/guru jika siswa
(kelas tinggi, 4- WC memetik bunga di taman
6) sekolah?

1. Apakah kalian ditugaskan untuk


membersihkan WC?
2. Membersihkan WC, apakah
dilakukan setiap hari atau
seminggu sekali?
Membersihkan
3. Tindakan apa yang diberikan
tempat sampah
kepala sekolah/guru jika siswa
tidak membersihkan WC?

1. Apakah kalian ditugaskan untuk


Membersihkan membersihkan tempat sampah?
lingkungan 2. Apakah membersihkan tempat
sekolah sampah dilakukan setiap hari
atau seminggu sekali?

1. Apakah kalian ikut serta dalam


membersihkan lingkungan
sekolah?
Memperindah 2. Tindakan apa yang diberikan
kelas dan kepala sekolah/guru kepada
sekolah dengan siswa jika tidak membersihkan
tanaman lingkungan sekolah?

1. Apakah kalian diajak untuk


memperindah kelas dan sekolah
dengan tanaman?
2. Apakah kalian ditugaskan untuk
membawa tanaman dari rumah?
3. Apakah kalian ditugaskan
hannya merawat tanaman
mereka sendiri atau juga
merawat tanaman lain di
Ikut dalam halaman sekolah?
kegiatan 4. Tindakan apa yang diberikan
menjaga kepala sekolah/guru jika siswa
kebersihan tidak memelihara tanaman di
lingkungan halaman sekolah?

1. Apakah kalian ikut serta dalam


kegiatan menjaga kebersihan
lingkungan?
2. Kegiatan apa saja yang
dilakukan untuk menjaga
kebersihan lingkungan?

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

1. Apakah sekolah ini sudah menanamkan nilai karakter?


2. Bisakah Ibu jelaskan nilai karakter apa yang ditanamkan di sekolah?
3. Seberapa penting nilai karakter bagi peserta didik?
4. Kesulitan apa yang dihadapi dalam mencapai tujuan dari pembentukan
karakter pada peserta didik?
5. Kegiatan rutin apa saja yang dilaksanakan sekolah dalam menanamkan nilai
karakter peduli lingkungan?
6. Hal spontan apa yang Ibu lakukan ketika ada siswa yang berperilaku kurang
baik terhadap fasilitas atau lingkungan sekolah?
7. Menurut Ibu apa bentuk keteladanan dari kepala sekolah dan guru dalam
meneladankan sikap dan perilaku peduli lingkungan pada siswa?
8. Menurut Ibu apa bentuk pengkondisian yang dilakukan sekolah dalam
menanamkan nilai karakter peduli lingkungan?
9. Apakah sekolah ini sudah menerapkan pembelajaran berbasis karakter?
10.Bagaimana Ibu mengintegrasikan penanaman nilai karakter peduli lingkungan
dalam mata pelajaran?
11.Bagaimana Ibu mengintegrasikan penanaman nilai karakter peduli lingkungan
dalam mata pelajaran?
12.Apa saja kendala yang dihadapi sekolah dalam menanamkan nilai karakter
peduli lingkungan melalui pengintegrasian dalam setiap mata pelajaran?
13.Apakah sekolah melarang atau melakukan himbauan untuk tidak merokok di
lingkungan sekolah?
14.Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah untuk membasmi dan mencegah
tumbuhnya jentik nyamuk?
15.Bagaimana pengelolaan kantin atau warung sekolah menjaga kesehatan dan
kebersihan dari makanan yang dijual untuk dikonsumsi oleh siswa?
16.Apakah fasilitas sanitasi sekolah sudah memadai?
17.Bagaimana sekolah melakukan promosi hygiene dan sanitasi sekolah?
18.Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman nilai karakter peduli
lingkungan?
19.Solusi apa yang dilakukan dalam menghadapi hambatan tersebut?
Pedoman Wawancara Guru Kelas Rendah

1. Bentuk kegiatan rutin apa saja yang dilaksanakan sekolah yang berkaitan
dengan nilai karakter peduli lingkungan?
2. Hal spontan apa yang dilakukan bapak/ibu ketika ada peserta didik yang
berperilaku kurang baik terhadap lingkungan sekolah?
3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana bentuk keteladan kepala sekolah dan guru
dalam meneladankan sikap dan perilaku peduli lingkungan pada siswa?
4. Menurut Bapak/ Ibu apa bentuk pengkondisian yang dilakukan sekolah
dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan?
5. Apakah sekolah ini sudah menerapkan pembelajaran berbasis karakter?
6. Apakah nilai karakter peduli lingkungan diintegrasikan dalam setiap mata
pelajaran?
7. Bagaimana pengintegrasian nilai karakter peduli lingkungan dalam setiap mata
pelajaran?
8. Apakah sekolah melarang atau melakukan himbauan untuk tidak merokok di
lingkungan sekolah?
9. Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah untuk membasmi dan mencegah
tumbuhnya jentik nyamuk?
10. Bagaimana pengelolaam kantin atau warung sekolah menjaga kebersihan
sekolah dan kesehatan dari makanan yang dikonsumsi oleh peserta didik?
11. Apakah fasilitas sanitasi sekolah sudah memadai?
12. Bagaimana sekolah melakukan promosi hygiene dan sanitasi sekolah?
13. Tindakan apa yang diberikan oleh ibu jika siswa membuang air besar dan
kecil dengan sembarangan?
14. Tindakan apa yag diberikan oleh ibu jika siswa membuang sampah dengan
sembarangan?
15. Apakah siswa ikut serta dalam membersihkan halaman sekolah?
16. Tindakan apa yang diberikan oleh ibu jika melihat siswa tidak membersihkan
halaman sekolah?
17. Tindakan apa yang diberikan kepala sekolah/guru jika siswa memetik bunga
di lingkungan sekolah?
Pedoman Wawancara Guru Kelas Tinggi

1. Bentuk kegiatan rutin apa saja yang dilaksanakan sekolah yang berkaitan
dengan nilai karakter peduli lingkungan?
2. Hal spontan apa yang dilakukan bapak/ibu ketika ada peserta didik yang
berperilaku kurang baik terhadap lingkungan sekolah?
3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana bentuk keteladan kepala sekolah dan guru
dalam meneladankan sikap dan perilaku peduli lingkungan pada siswa?
4. Menurut Bapak/Ibu apa bentuk pengkondisian yang dilakukan sekolah
dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan?
5. Apakah sekolah ini sudah menerapkan pembelajaran berbasis karakter?
6. Apakah nilai karakter peduli lingkungan diintegrasikan dalam setiap mata
pelajaran?
7. Bagaimana pengintegrasian nilai karakter peduli lingkungan dalam setiap mata
pelajaran?
8. Apa saja kendala yang dihadapi sekolah dalam menanamkan nilai karakter
peduli lingkungan melalui pengintegrasian dalam setiap mata pelajaran?
9. Apakah sekolah melarang atau melakukan himbauan untuk tidak merokok di
lingkungan sekolah?
10. Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah untuk membasmi dan mencegah
tumbuhnya jentik nyamuk?
11. Bagaimana pengelolaan kantin atau warung sekolah menjaga kebersihan
sekolah dan kesehatan dari makanan yang dikonsumsi oleh peserta didik?
12. Apakah fasilitas sanitasi sekolah sudah memadai?
13. Bagaimana sekolah melakukan promosi hygiene dan sanitasi sekolah?
14. Apakah siswa ditugaskan untuk membersihkan WC?
15. Membersihkan WC, apakah dilakukan setiap hari atau seminggu sekali?
16. Tindakan apa yang diberikan ibu jika siswa tidak membersihkan WC?
17. Apakah siswa ditugaskan untuk membersihkan tempat sampah?
18. Apakah membersihkan tempat sampah dilakukan setiap hari atau seminggu
sekali?
19. Apakah siswa ikut serta dalam membersihkan lingkungan sekolah?
20. Tindakan apa yang diberikan oleh ibu jika melihat siswa tidak membersihkan
lingkungan sekolah?
21. Apakah siswa diajak untuk memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman?
22. Tindakan apa yang diberikan ibu jika siswa tidak memelihara tanaman di
halaman sekolah?
23. Apakah siswa ditugaskan untuk membawa tanaman dari rumah?
24. Apakah siswa ditugaskan hanya merawat tanaman sendiri atau juga merawat
tanaman lain di halaman sekolah?
25. Tindakan apa yang diberikan kepala sekolah/guru jika siswa tidak
memelihara tanaman di halaman sekolah?
26. Apakah siswa ikut serta dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan
sekolah?
27. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan
sekolah?
28. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman nilai karakter
peduli lingkungan?
29. Solusi apa yang dilakukan dalam menghadapi hambatan tersebut?

Pedoman Wawancara Siswa Kelas Rendah

1. Apakah kamu peduli terhadap lingkungan?


2. Bentuk kegiatan rutin apa saja yang dilaksanakan sekolah yang berkaitan
dengan nilai karakter peduli lingkungan?
3. Hal spontan apa yang kepala sekolah dan guru lakukan ketika ada peserta didik
yang berperilaku kurang baik terhadap fasilitas atau lingkungan sekolah?
4. Bagaimana kepala sekolah dan guru dalam meneladankan perilaku peduli
lingkungan?
5. Apa bentuk pengkondisian yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan nilai
karakter peduli lingkungan?
6. Apakah sekolah melarang atau melakukan himbauan untuk tidak merokok?
7. Apakah fasilitas sanitasi sekolah sudah memadai?
8. Bagaimana sekolah melakukan promosi hygiene dan sanitasi sekolah?
9. Apakah kalian buang air kecil dan air besar di WC?
10. Tindakan apa yang diberikan oleh kepala sekolah/guru jika membuang air
kecil dan air besar dengan sembaragan?
11. Apakah kalian membuang sampah pada tempatnya?
12. Bagaimana tindakan kalian jika melihat siswa lain membuang sampah
sembarangan di lingkungan sekolah?
13. Tindakan apa yang diberikan oleh kepala sekolah/guru jika siswa membuang
sampah dengan sembarangan?
14. Apakah kalian ikut serta dalam membersihkan halaman sekolah?
15. Tindakan apa yang diberikan kepala sekolah/guru jika melihat siswa tidak
membersihkan halaman sekolah?
16. Tindakan apa yang diberikan kepala sekolah/guru jika siswa memetik bunga
di lingkungan sekolah?

Pedoman Wawancara Siswa Kelas Tinggi

1. Apakah kamu peduli terhadap lingkungan?


2. Bentuk kegiatan rutin apa saja yang dilaksanakan sekolah yang berkaitan
dengan nilai karakter peduli lingkungan?
3. Hal spontan apa yang kepala sekolah dan guru lakukan ketika ada peserta didik
yang berperilaku kurang baik terhadap fasilitas atau lingkungan sekolah?
4. Bagaimana kepala sekolah dan guru dalam meneladankan perilaku peduli
lingkungan ?
5. Apa bentuk pengkondisian yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan nilai
karakter peduli lingkungan?
6. Apakah sekolah melarang atau melakukan himbauan untuk tidak merokok?
7. Apakah fasilitas sanitasi sekolah sudah memadai?
8. Bagaimana sekolah melakukan promosi hygiene dan sanitasi sekolah?
9. Apakah kalian ditugaskan untuk membersihkan WC?
10. Membersihkan WC, apakah dilakukan setiap hari atau seminggu sekali?
11. Tindakan apa yang diberikan kepala sekolah/guru jika siswa tidak
membersihkan WC?
12. Apakah kalian ditugaskan untuk membersihkan tempat sampah?
13. Apakah membersihkan tempat sampah dilakukan setiap hari atau seminggu
sekali?
14. Apakah kalian ikut serta dalam membersihkan lingkungan sekolah?
15. Tindakan apa yang diberikan oleh kepala sekolah/guru kepada siswa jika
tidak membersihkan lingkungan sekolah?
16. Apakah kalian diajak untuk memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman?
17. Apakah kalian ditugaskan untuk membawa tanaman dari rumah?
18. Apakah kalian ditugaskan hanya merawat tanaman sendiri atau juga merawat
tanaman lain yang ada di sekolah?
19. Tindakan apa yang diberikan kepala sekolah/guru jika siswa tidak
memelihara tanaman di halaman sekolah?
20. Apakah kalian ikut serta dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan
sekolah?
21. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan
sekolah?
LAMPIRAN 2. Hasil Wawancara

Identitas Informan

Narasumber : Bertha Uda, S.Pd

Hari/Tanggal : Jumat, 27 Januari 2022

Jabatan : Kepala Sekolah SDN 3 Sesean

No Peneliti Kepala Sekolah


1. Selamat pagi Ibu, terima kasih “Iya selamat pagi nama saya
untuk kesempatan yang diberikan Bertha Uda. Sebagai kepala
kepada saya. Perkenalkan nama sekolah di SDN 3 Sesean”
saya Asriyati Paberu’, mahasiswa
dari UKI Toraja. Sebelum saya
mewawancarai Ibu, bisakah Ibu
memperkenalkan diri terlebuh
dahulu?
2. Pertama-tama di sini saya akan “Ya sudah diterapkan, dilihat dari
bertanya mengenai nilai karakter. semua mata pelajaran terdapat nilai
Apakah sekolah ini sudah karakter, terutama pembelajaran
menanamankan nilai karakter? PKN dan Agama”.
3. Bisakah ibu jelaskan nilai karakter “Diterapkan semua, oleh karena
apa yang ditanamkan di sekolah? itu, setiap apel pagi nilai karakter
dibacakan/dihafal oleh peserta
didik. Terlihat juga melalui
menyanyikan lagu bersama, berdoa
bersama”
4. Seberapa penting nilai karakter “Sangat penting, karena jika
bagi peserta didik? pendidikan tanpa nilai karakter
percuma”
5. Kesulitan apa yang dihadapi dalam “Berbicara kesulitan yang
mencapai tujuan dari pembentukan dihadapi, tidak terlepas dari
karakter pada peserta didik? kemampuan bapak ibu guru karena
di samping harus mempersiapkan
proses pembelajaran juga
mengawasi jalannya kegiatan anak-
anak, di dalam kegiatan inti
muncul seberapa jauh
penerapannya di dalam kelas”
6. Bentuk kegiatan rutin apa saja yang “Membersihkan kelas sesuai piket,
dilaksanakan sekolah dalam kerja bakti, jumat bersih, setiap
menanamkan nilai karakter peduli pagi peserta didik diberikan tugas
lingkungan? untuk rutin memeriksa tanaman
yang perlu dibersihkan atau
disiram”.
7. Hal spontan apa yang Ibu lakukan “Setiap pagi paling tidak kita
ketika ada siswa yang berperilaku mengingatkan, memberikan
kurang baik terhadap fasilitas atau pengertian, membersihkan tempat-
lingkungan sekolah? tempat yang belum bersih,
diajarkan untuk bertanggung jawab
mengganti fasilitas yang
dirusakkan, memberikan hukuman
mendidik seperti ditugaskan
mengambil bagian saat apel pagi”
8. Menurut Ibu apa bentuk “Kita terlebih dulu memberikan
keteladanan dari kepala sekolah contoh, seperti membersihkan”
dan guru dalam meneladankan
sikap dan perilaku peduli
lingkungan pada siswa?
9. Menurut Ibu apa bentuk “Misalnya pengadaan tempat
pengkondisian yang dilakukan tanaman berupa polybag, tempat
sekolah dalam menanamkan nilai sampah, toilet/WC, perlengkapan
karakter peduli lingkungan? kebersihan seperti sapu”
10. Apakah sekolah ini sudah “Ya, melalui proses pembelajaran
menerapkan pembelajaran berbasis diterapkan, dapat dilihat dalam
karakter? pembuatan RPP”
11. Bagaimana Ibu mengintegrasikan “Ya, diterapkan semua. Selalu
penanaman nilai karakter peduli disampaikan setiap proses
lingkungan dalam mata pelajaran? pembelajaran, bapak ibu guru tidak
pernah berhenti untuk
mengingatkan”.
12. Apa saja kendala yang dihadapi “Tidak terlepas dari kemampuan
sekolah dalam menanamkan nilai bapak ibu guru karena disamping
karakter peduli lingkungan melalui harus mempersiapkan proses
pengintegrasian dalam setiap mata pembelajaran juga mengawasi
pelajaran? jalannya kegiatan yang dilakukan
peserta didik, kemudian juga
kesadaran peserta didik terhadap
lingkungan”
13. Apakah sekolah melarang atau “Ya, melakukan himbauan terus
melakukan himbauan untuk tidak menerus”
merokok di lingkungan sekolah?

14. Bagaimana upaya yang dilakukan “Setiap pagi tempat-tempat air


sekolah untuk membasmi dan dibersihkan kemudian jika ada
mencegah tumbuhnya jentik selokan-selokan yang tergenang
nyamuk? air, kita bersihkan bersama siswa”
15. Bagaimana pengelolaan “Iya, kalau di sekolah ini saya kira
kantin/warung sekolah menjaga dihimbau kepada siswa kalau
kesehatan dan kebersihan dari membeli harus memperhatikan
makanan yang dijual untuk makanan yang bersih, kalau mau
dikonsumsi oleh siswa? makan harus mencuci tangan dulu”
16. Apakah fasilitas sanitasi sekolah “Ya, menurut kami sudah
sudah memadai? memadai, pengelolaan fasilitas
sanitasi sekolah atau lingkungan
sekolah adalah satu proses
pembelajaran yang harus
dilaksanakan yaitu hidup bersih
menjaga fasilitas-fasilitas sanitasi,
seperti membersihkan WC, dan
membersihkan halaman sekolah
serta ruang kelas”
17. Bagaimana sekolah melakukan “Melalui penyampaian secara
promosi hygiene dan sanitasi langsung yang dilakukan setiap
sekolah? apel pagi”
18. Apa faktor pendukung dan “Kalau pendukung yah tidak
penghambat dalam penanaman terlepas dari kerjasama dengan
nilai karakter peduli lingkungan? pihak guru, termasuk bagaimana
proaktifnya untuk selalu
mengingatkan ke anak-anak, jadi
selalu kita ingatkan terus, apakah
itu di apel, apakah itu yah
sementara kita jalan, kita ingatkan
anak-anak kalau ada yang perlu,
contohnya kalau tanamannya layu
kita ingatkan bisakah disiram, ada
sampah yang berserakan yah
ditunjuk saja dan anak-anak sudah
mengerti"
Penghambatnya yah dari segi
waktu, karena paling tidak pak
guru ibu guru dengan semua yang
ada itu selalu fokus sama proses
pembelajaran, tugas pokok.
Faktor penghambat lagi, masalah
pembuangan sampah, pembuangan
akhir, sampah-sampah yang susah
untuk terdaur ulang”
19. Solusi apa yang dilakukan dalam “Kalau solusi untuk penghambat,
menghadapi hambatan tersebut? kita tidak pernah berhenti untuk
saling mengingatkan satu sama
lain, sesama guru paling utama,
pegawai, paling utama itu kepada
anak-anak, karena disamping itu
jadi kebiasaan paling tidak menjadi
satu nilai yang bagus di sekolah”

Identitas Informan

Narasumber : Serli Pasalli’ S.Pd

Hari/Tanggal : Jumat, 13 Januari 2023

Jabatan : Guru Kelas II

No Peneliti Guru Kelas


1. Selamat pagi Ibu, mohon maaf “Selamat pagi, iya silahkan”
mengganggu waktunya, perkenalkan
saya Asriyati Paberu’ mahasiswa
dari UKI Toraja. Saya ingin
mewawancarai Ibu jika
diperkenankan.
2. Sebelumnya nama Ibu siapa? “Nama saya Serli Pasalli”
3. Pertama-tama saya ingin bertanya, “Berbicara soal peduli
bentuk kegiatan rutin apa saja yang lingkungan, jadi kita disini
dilaksanakan sekolah yang berkaitan kegiatan rutin dari hari senin itu
dengan nilai karakter peduli memang sudah dibagi.
lingkungan? Pembiasaan istilahnya, jadi hari
senin itu upacara bendera, hari
selasa rabu kamis itu literasi, hari
jumat itu wajib kerja bakti
dimulai dari kelas I-VI diarahkan
untuk membersihkan kelas dan
lingkungan sekolahnya.
Hari senin sampai sabtu sebelum
masuk kelas, anak-anak sudah
dibagi jadwalnya piket setiap hari
untuk membersihkan kelasnya,
untuk hari jumat itu ada namanya
pembiasaan, selain anak-anak
membersihkan kelasnya anak-
anak juga memperhatikan
lingkungan sekolahnya juga
diperhatikan kebersihannya”.
4. Hal spontan apa yang dilakukan “Tentunya mereka itu harus diberi
bapak/ibu ketika ada peserta didik tahu, diberikan teguran, dan
yang berperilaku kurang baik diingatkan kembali bagaimana
terhadap lingkungan sekolah? seharusnya kita menjaga
lingkungan sekolah kita
memberikan pembelajaran kepada
anak-anak memang banyak cara,
dan biasa juga kita berikan
hukuman mendidik, artinya untuk
memberikan pemahaman kepada
mereka bahwa menjaga
lingkungan itu sebuah kewajiban
untuk kepentingan bersama di
sekolah. Mereka diajarkan untuk
merasa memiliki dan ketika itu
sudah dimiliki, mereka tidak akan
merusak lagi, tetapi mereka akan
menjaga bahkan saling
mengingatkan jika ada temannya
yang mungkin tidak menjaga
lingkungan”.
5. Menurut Bapak/Ibu bagaimana “Memang yang pertama kali
bentuk keteladan kepala sekolah dan harus melakukan sikap menjaga
guru dalam meneladankan sikap lingkungan itu yah dari gurunya,
dan perilaku peduli lingkungan jadi semua tindakan kita sebagai
pada siswa? guru pendidik itu akan dilihat
oleh peserta didik, dan memang
seharusnya menjadi teladan. Soal
kebersihan itu yah, gurunya harus
duluan di situ menunjukkan
kepada mereka bahwa kita
seharusnya begini terhadap
sekolah kita terhadap lingkungan
sekolah kita, dengan perilaku dan
juga dengan memberikan
pendidikan pengajaran kepada
mereka tentang pentingnya
menjaga lingkungan. Gurunya
terlebih dahulu memperlihatkan
dan otomatis akan diikuti oleh
peserta didiknya.”
6. Menurut Bapak/ Ibu apa bentuk “Jadi, bicara soal kepedulian
pengkondisian yang dilakukan lingkungan ya itukan yang
sekolah dalam pertama adalah kebersihan
menanamkan nilai karakter peduli sekolah, yang pastinya itu kita
lingkungan? harus mempersiapkan tempat
sampah, kita di sini mempunyai
tempat sampah yang besar di
masing-masing titik untuk
menaruh sampah basah dan
sampah kering.
7. Apakah sekolah ini sudah “Iya, dan seharusnya seperti itu.
menerapkan pembelajaran berbasis Ada 18 karakter itu yang
karakter? dikembangkan dalam
pembelajaran, dan mereka itu
memang harus tahu dari 1-18
nilai pendidikan karakter itu. Jadi
tiap hari, tiap apel pagi mereka
selalu mengucapkan nilai-nilai
karakter yang harus
dikembangkan di sekolah kita,
dan diintegrasikan oleh guru
dalam pembelajaran.
Masing-masing nilai karakter itu
sudah diintegrasikan kedalam
pembelajaran di kelas, jadi dalam
mengajar seriap hari itu
disampaikan memang karakter
yang diharapkan dari situ.”
8. Apakah nilai karakter peduli “Inikan kita tematik yah, peduli
lingkungan diintegrasikan dalam lingkungan itu tidak semua mata
setiap mata pelajaran? pelajaran juga, kita sesuaikan
dengan materinya, bahan ajarnya,
tema-temanya, misalnya di kelas
satu itu ada tema benda, hewan
dan tanaman di sekitarku.”
9. Bagaimana pengintegrasian nilai “Tiap tema itu, kalau memang
karakter peduli lingkungan dalam materinya menuju kesitu yah di
setiap mata pelajaran? situ kita integrasikan”.
10. Apa saja kendala yang dihadapi “Kendalanya yaitu kesadaran
sekolah dalam menananmkan nilai peserta didik untuk bisa peduli
karakter peduli lingkungan melalui terhadap lingkungannya, itu
pengintegrasian dalam setiap mata tergantung dari bagaimana
pelajaran? gurunya memberikan
pengetahuan kepada mereka
supaya dengan sendirinya mereka
sadar bahwa kepedulian terhadap
lingkungan itu harus dimiliki.”
11. Apakah sekolah melarang atau “Tidak boleh merokok di sekolah.
melakukan himbauan untuk tidak Istilahnya sekolah tanpa rokok
merokok di lingkungan sekolah? yah. Ada tulisan yang kita pasang
dan tentunya juga kita sampaikan
kepada mereka bagaimana
bahayanya ketika kita merokok,
bagaimana bahayanya bagi diri
sendiri, orang lain di sekitar kita
dan lingkungan”. “Iya, dan ada
dalam bentuk tulisan”.
12. Bagaimana upaya yang dilakukan “Kamar mandinya kami itu harus
sekolah untuk membasmi dan dibersihkan setiap saat, sesuai
mencegah tumbuhnya jentik dengan piket yang ditentukan dan
nyamuk? tentunya juga persediaan air harus
cukup untuk hal ini”
13. Bagaimana pengelolaan kantin atau “Kalau kantin di sini, tetap
warung sekolah menjaga kebersihan kebersihan dan keamanan
sekolah dan kesehatan dari makanan makanan yang di jual di sini itu
yang dikonsumsi oleh peserta didik? pastinya akan bersih dan kami
juga memeriksa hal itu karena
anak-anak juga harus terjaga dari
kebersihan itu. Jangan sampai
mereka membeli makanan dari
penjual yang kurang bersih”.

14. Apakah fasilitas sanitasi sekolah “Kalau sampai saat ini sudah
sudah memadai? memadai, pengelolaan fasilitas
sanitasi sekolah itu kami juga
cukup baik, sudah sesuai dengan
standar bangunan yang baik”.
15. Bagaimana sekolah melakukan “Tentu kita mendemonstrasikan
promosi hygiene dan sanitasi bagaimana cara menjaga
sekolah? kebersihan diri misalnya mencuci
tangan yang benar, dan petugas
kesehatan itu juga sering datang
mengsosialisasikan cara mencuci
tangan yang benar, cara
menggosok gigi yang benar bagi
peserta didik.”
16. Tindakan apa yang diberikan oleh “Saya kira untuk membuang air
ibu jika siswa membuang air besar kecil maupun air besar itu tidak
dan kecil dengan sembarangan? ada anak-anak sekarang yang
tidak paham tentang cara yang
benar, kecuali memang anak
kelas satu kadang yang baru-baru
masuk itu kan kadang-kadang
masih malu-malu”.
17. Tindakan apa yag diberikan oleh ibu “Diberi hukuman mendidik
jika siswa membuang sampah seperti mengambil bagian saat
dengan sembarangan? apel pagi atau diarahkan untuk
memungut sampah”
18. Apakah siswa ikut serta dalam “Iya, dapat dilihat pada saat hari
membersihkan halaman sekolah? jumat, dimana semua peserta
didik atau seluruh warga sekolah
ikut serta dalam membersihkan
halaman sekolah”.
19. Tindakan apa yang diberikan oleh “Diberikan teguran, arahan,
ibu jika melihat siswa tidak diberikan tugas mengambil
membersihkan halaman sekolah? bagian pada saat apel pagi”".
20. Tindakan apa yang diberikan kepala “Diberikan teguran,arahan,
sekolah/guru jika siswa memetik diberikan tugas mengambil
bunga di lingkungan sekolah? bagian pada apel pagi”
Identitas Informan

Narasumber : Tabita Panggeso, S.Pd

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Januari 2023

Jabatan : Guru Kelas V

No Peneliti Guru Kelas


1. Selamat pagi Ibu, mohon maaf “Selamat pagi, iya silahkan”
mengganggu waktunya, perkenalkan
saya Asriyati Paberu’ mahasiswa
dari UKI Toraja. Saya ingin
mewawancarai Ibu jika
diperkenankan.
2. Sebelumnya bolehkah Ibu “Iya, terima kasih atas
memperkenalkan diri terlebih kesempatan ini, nama saya Tabita
dahulu? Panggeso, kelas yang saya ampuh
adalah kelas V”
3. Pertama-tama saya ingin bertanya, “Kalau peduli lingkungan
bentuk kegiatan rutin apa saja yang disitukan ada 18 nilai-nilai
dilaksanakan sekolah yang berkaitan karakter. Salah satunya kegiatan
dengan nilai karakter peduli siswa yang pertama kalau sudah
lingkungan? masuk ke sekolah, pagi-pagi yah
biasa ada istilah LISA, lihat
sampah ambil pungut baru
dibuang nanti di tempat sampah,
itu salah satunya yang paling
kecil”
Kemudian, di dalam kelas
membersihkan atau melaksanakan
piket kebersihan itu salah satu
cinta lingkungan melalui
kebersihan.
Kemudian setiap minggu, itu
rutinlah hari jumat itu kerja
bakti”.
4. Hal spontan apa yang dilakukan “Salah satunya adalah diberi
bapak/ibu ketika ada peserta didik pengertian, kenapa buang sampah
yang berperilaku kurang baik sembarangan dampaknya apa.
terhadap lingkungan sekolah? Karena semuanya itukan sudah
dipelajari di kelas. Mengajarkan,
menasehati dulu supaya tidak
membuang sampah sembarangan.
Kalau secara reallnya tidak ada
siswa yang berlebihan, artinya
tidak setiap hari membuang
sampah sembarangan, karena
sudah tertanamlah tentang cara
menjaga lingkungan yang bersih,
jadi untuk saat ini belum pernah
saya dapat siswa seperti itu”.
5. Menurut Bapak/Ibu bagaimana “Salah satunya adalah cinta
bentuk keteladan kepala sekolah dan lingkungan, manfaatnya apa kalau
guru dalam meneladankan sikap cinta lingkungan.
dan perilaku peduli lingkungan Kalau dikelas setiap hari itu,
pada siswa? dikasih pengertian kenapa
kelasnya itu harus bersih sebelum
belajar, ya suapaya nyaman
dilihat atau tidak mengganggu
pandangan di kelas saat mau
belajar, pertama yah dilihat dulu
lingkungannya kalau bersih yah
belajarnya itu pasti enak atau
nyaman”.
Membersihkan yah tentunya guru
ada disitu, bukan cuma menyuruh
atau mengajar saja tetapi guru
dulu yang mempraktekkan baru
siswa juga ikut”
6. Menurut Bapak/ Ibu apa bentuk “Menyiapkan sapu, skop,
pengkondisian yang dilakukan kemudian gerobak juga, tempat
sekolah dalam sampah yang utama. Tempat
menanamkan nilai karakter peduli sampah itu tiap-tiap kelas ada”.
lingkungan?
7. Apakah sekolah ini sudah “Iya”
menerapkan pembelajaran berbasis
karakter?
8. Apakah nilai karakter peduli “Iya, karena proses pembelajaran
lingkungan diintegrasikan dalam itu dikaitkan dengan kegiatan atau
setiap mata pelajaran? kehidupan sehari-hari siswa
mengenai lingkungan.
Contohnya, di Toraja Utara yah
lingkungannya di Toraja Utara
yang dikenalkan secara langsung
walaupun itu matematika atau
bahasa Indonesia yah kita
dikaitkan dengan lingkungan
Toraja Utara. Jangan terlalu jauh
lingkungannya”.
9. Bagaimana pengintegrasian nilai “Di RPP atau pelaksanaan proses
karakter peduli lingkungan dalam pembelajaran disatukan ada nilai
setiap mata pelajaran? PPK, jadi dituangkan ke dalam
rencana proses pembelajaran
kemudian dilaksankan secara
langsung di kelas.
Beda juga kalau dengan apel di
situ juga ada penanaman nilai-
nilai karakter.
10. Apa saja kendala yang dihadapi “Untuk kendala, di siswa yang
sekolah dalam menananmkan nilai pertama, yang paling kelihatan
karakter peduli lingkungan melalui yaitu kedisiplinan walaupun hari
pengintegrasian dalam setiap mata ini mereka disiplin yah besoknya
pelajaran? masih terpengaruh dengan hal-hal
yang lain juga terutama teman-
temannya”.
11. Apakah sekolah melarang atau “Iya, dan ada dalam bentuk
melakukan himbauan untuk tidak tulisan”
merokok di lingkungan sekolah?
12. Bagaimana upaya yang dilakukan “Biasanya itu ada tim dari
sekolah untuk membasmi dan kesehatan secara langusng untuk
mencegah tumbuhnya jentik mengecek kebersihan bak
nyamuk? penampungan air. Siswa
diajarkan untuk menutup kalau
ada wadah-wadah yang terbuka
yah ditutup, menguras atau
membersihkan bak”.
13. Bagaimana pengelolaan kantin atau “Anak-anak dihimbaukan saja
warung sekolah menjaga kebersihan ketika memilih makanan mereka
sekolah dan kesehatan dari makanan harus melihat mana makanan
yang dikonsumsi oleh peserta didik? yang layak untuk dikosumsi”
14. Apakah fasilitas sanitasi sekolah “Iya, sudah memadai, bahkan
sudah memadai? sudah rusak-rusak, jadi kalau
sudah rusak-rusak sudah
digunakan dengan baik itu”
15. Bagaimana sekolah melakukan “Setiap hari diapel itu ada
promosi hygiene dan sanitasi penyampaian tentang kebersihan,
sekolah? kebersihan dilapangan,
kebersihan di kelas masing-
masing dari wali kelas
pembelajaran sampai sebelum
pulang harus dibersihkan
kelasnya, sebelum belajar
kemudian sebelum pulang”.
16. Apakah siswa ditugaskan untuk “Iya, itu ada penanaman karakter
membersihkan WC? juga, jadi setiap kelas itu ada
gilirannnya untuk membersihkan
WC. Itu untuk kelas tinggi karena
kalau kelas rendah yah masih
belum bisa”.
17. Membersihkan WC, apakah “Kalau membersihkan kamar
dilakukan setiap hari atau seminggu mandi itu, contohnya kelas enam
sekali? hari ini yah satu minggu itu
dilaksanakan, minggu depan kelas
V. Untuk kelas IV sudah bisa tapi
butuh banyak pengawasan wali
kelasnya masing-masing.”
18. Tindakan apa yang diberikan ibu “Salah satunya ya disuruh
jika siswa tidak memberwihkan besoknya lagi, walaupun bukan
WC? gilirannya kalau dia tidak
membersihkan atau mungkin lupa
kalau hari ini dia membersihkan
yah besoknya ditugaskan lagi.”
19. Apakah siswa ditugaskan untuk “Ya, itu pasti. Tiap hari ada
membersihkan tempat sampah? jadwal piket.”
20. Apakah membersihkan tempat “Kalau pagi, pokoknya dalam
sampah dilakukan setiap hari atau kelas dulu tempat sampahnya
seminggu sekali? diperiksa sama juga kalau mau
pulang. Kemudian hari jumatnya
di situ yah semua membersihkan
tempat sampah.
Dalam satu hari itu ada piket, jadi
siapa yang melaksanakan itu
menjaga kebersihan kelas dan
lingkungan sekitar.”
21. Apakah siswa ikut serta dalam “Iya, pasti”
membersihkan lingkungan sekolah?
22. Tindakan apa yang diberikan oleh “Dikasih nasehat”
ibu jika melihat siswa tidak
membersihkan lingkungan sekolah?
23. Apakah siswa diajak untuk “Iya”
memperindah kelas dan sekolah
dengan tanaman?
24. Tindakan apa yang diberikan ibu “Sama yang tadi, dikasih
jika siswa tidak memelihara tanaman nasehat”.
di halaman sekolah?
25. Apakah siswa ditugaskan untuk “Iya, itu program dari pemerintah.
membawa tanaman dari rumah? Tapi sebelumnya memperindah
kelas itu tanggungjawabnya guru-
guru sama siswa”
26. Apakah siswa ditugaskan hanya “Iya, punya tanggung jawab dari
merawat tanaman sendiri atau juga masing-masing kelas,
merawat tanaman lain di halaman bertanggung jawab untuk
sekolah? memelihara tanaman tersebut.
Sama juga di depan-depan
kelasnya yah itu tanggung
jawabnya kelas juga”
27. Tindakan apa yang diberikan kepala “Sama yang tadi, dikasih nasehat”
sekolah/guru jika siswa tidak
memelihara tanaman di halaman
sekolah?
28. Apakah siswa ikut serta dalam “Ikut semua”
kegiatan menjaga kebersihan
lingkungan sekolah?
29. Kegiatan apa saja yang dilakukan “Menyapu, ada sampah yah
untuk menjaga kebersihan dipungut buang di tempat
lingkungan sekolah? sampah, menyiram bunga
tanaman”
30. Apa faktor pendukung dan “Kalau faktor pendukung yah
penghambat dalam penanaman nilai sudah ada semua tanaman di situ
karakter peduli lingkungan? jadi siswa timggal melaksanakan
nilai sikap cinta lingkungan”
31. Solusi apa yang dilakukan dalam “Meminimalisirkan tentang
menghadapi hambatan tersebut? sampahnya, kalau bisa dibakar
yah dibakar kalau sampah-
sampah yang tidak bisa dibakar
yah dibawa ke tempat sampah
yang ada di dekat SMP di bawa.”

Hasil Wawancara Siswa Kelas Rendah

Peneliti Responden
1. Halo, selamat pagi. Perkenalkan Filoria Velita Biring
nama kakak Asriyati Paberu’, Kelas IA
kalau kamu namanya siapa? Senin, 16 Januari 2023
2. Kamu kelas berapa? 1. “ Selamat pagi juga ibu, nama saya
3. Nah, kakak mau bertanya. Apakah Filoria”
kamu peduli terhadap lingkungan? 2. “Kelas IA”
4. Bentuk kegiatan rutin apa saja 3. “Iya bu, saya peduli”
yang dilaksanakan sekolah yang 4. “Menyapu halaman”
berkaitan dengan nilai karakter 5. “Diberitahukan kalau tidak boleh
peduli lingkungan? seperti itu”
5. Hal spontan apa yang kepala 6. “Menyiram tanaman”
sekolah dan guru lakukan ketika 7. “Tempat tanam bunga”
ada peserta didik yang berperilaku 8. “Melarang”
kurang baik terhadap fasilitas atau 9. “Iya”
lingkungan sekolah? 10. “Disampaikan tiap hari, tiap
6. Bagaimana kepala sekolah dan berbaris”
guru dalam meneladankan 11. “Tidak pernah”
perilaku peduli lingkungan ? 12. “Dikasih tahu tidak boleh begitu
7. Apa bentuk pengkondisian yang lagi”
dilakukan sekolah dalam 13. “Iya”
pelaksanaan nilai karakter peduli 14. “Ditanya jangan buang sampah
lingkungan? sembarangan”
8. Apakah sekolah melarang atau 15. “Ditanya buang sampah pada
melakukan himbauan untuk tidak tempatnya, jangan buang sampah
merokok? sembarangan”
9. Apakah fasilitas sanitasi sekolah 16. “Iya”
sudah memadai? 17. “Diberitahu untuk ikut bersihkan
10. Bagaimana sekolah melakukan juga”
promosi hygiene dan sanitasi 18. “Kutanya jangan petik bunga”
sekolah?
11. Apakah kalian buang air kecil dan Quennara Tandililing
air besar di WC? Kelas IB
12. Tindakan apa yang diberikan oleh Senin, 16 Januari 2023
kepala sekolah/guru jika 1. “Selamat pagi juga ibu, nama saya
membuang air kecil dan air besar Quen”
dengan sembaragan? 2. “Saya kelas IB”
13. Apakah kalian membuang sampah 3. “Iya”
pada tempatnya? 4. “Mencabut rumput, memungut
14. Bagaimana tindakan kalian jika sampah, membuang sampah pada
melihat siswa lain membuang tempatnya”
sampah sembarangan di 5. “Beritahukan kalau itu tidak baik”
lingkungan sekolah? 6. “Memungut sampah, menyapu,
15. Tindakan apa yang diberikan oleh halaman sekolah”
kepala sekolah/guru jika siswa 7. “Tempat sampah, sapu lidi”
membuang sampah dengan 8. “Tidak ada orang yang merokok”
sembarangan? 9. “Iya”
16. Apakah kalian ikut serta dalam 10.“Jadi, setiap hari biasanya guru-
membersihkan halaman sekolah? guru atau kepala sekolah
17. Tindakan apa yang diberikan menyampaikan kalau ada sampah-
kepala sekolah/guru jika melihat sampah yang belum dipungut,
siswa tidak membersihkan tolong dipungut sekarang juga”
halaman sekolah? 11.“Iya”
18. Tindakan apa yang diberikan 12.“Memberitahukan kalau itu tidak
kepala sekolah/guru jika siswa baik”
memetik bunga di lingkungan 13.“Iya”
sekolah? 14.“Diberitahukan kalau itu tidak
baik, sebab tidak menjaga
lingkungan sekolah”
15.“Biasanya dikasih hukuman ambil
bagian diapel pagi”
16.“Iya”
17.“Diberitahukan untuk
membersihkan halaman sekolah”
18.“Ditegur”

Ivan Rekin Datu Lembang


Kelas II
Jumat, 13 Januari 2023
1. “Selamat pagi juga ibu, nama saya
Ivan”
2. “Kelas II”
3. “Iya”
4. “Pungut sampah”
5. “Dikasih tahu”
6. “Menyapu”
7. “Ember pake siram bunga”
8. “Dilarang”
9. “Sudah ada semua”
10.“Sering setiap baris”
11.“Tidak”
12.“Ditegur”
13.“Iya”
14.“Ku tegur, ku bilang tidak boleh
buang sampah sembarangan”
15.“Ditegur juga”
16.“Iya, biasa disuruh ka siram
bunga”
17.“Ditegur”
18.“Dikasih tahu kalau jangan
memetik bunga, di suruh menyiram
bunga”
Bulan
Kelas IIIA
Senin, 16 Januari 2023
1. “Selamat pagi juga, nama saya
Bulan”
2. “Kelas IIIA”
3. “Iya”
4. “Bergotong royong, bekerja sama
juga, membersihkan kelas dan
halaman sekolah”
5. “Menegur, dihukum membersihkan
karena tidak ikut membersihkan,
ditanya kenapa ko begitu”
6. “Biasanyakan kulihat ibu guru
kalau lihat sampah na ambili, itu
yang kucontoh dari ibu guru,
kepala sekolah juga kulihat ambil
sampah, itu juga pergi ki ikuti
kepala sekolah ambil sampah”
7. “Sapu, skop, tempat sampah
disediakan supaya tidak ada anak-
anak yang buang sampah
sembarangan”
8. “Iya dilarang, karena asapnya nanti
mengganggu anak-anak belajar”
9. “Sudah memadai”
10.“Ditanyakan, biasanya dipakekan
mic supaya bisa ki dengar, kan
biasa kalau baris ditanyakan
tentang lingkungan begitu”
11.“Iya”
12.“Biasanya ditegur, biasa juga
dimarahi, dihukum membersihkan”
13.“Iya”
14.“Menegurnya bilang jangan ko
buang sampah di situ, itu bukan
tempatnya”
15.“Pastinya ditegur”
16.“Iya”
17.“Ditegur, ditanya”
18.“Menegur”

Yober Tebba
Kelas IIIB
Senin, 16 Januari 2023
1. “Selamat pagi juga kak, nama saya
Yober”
2. “Kelas IIIB”
3. “Iya”
4. “Tidak membuang sampah
sembarangan, menyiram bunga”
5. “Menegur, biasa juga di kasih tahu
bilang jangan komi buang
sembarangan karena harus ki jaga
lingkungan”
6. “Biasa mencabut rumput,
membersihkan bunga-bunga yang
rontok”
7. “Sapu, skop, lori-lori pake angkut
sampah”
8. “Iya”
9. “Iya”
10.“Kalau apel orang biasa dibilang”
11.“Iya”
12.“Biasa menegur”
13.“Iya”
14.“Menegur, kubilang dilarang ki
buang sampah sembarangan karena
itu tidak termasuk peduli
lingkungan”
15.“Dikasih tahu”
16.“Iya”
17.“Biasa dibilangkan jangan komi
begitu, karena tambah kotor nanti
ini lingkungan sekolah”
18.“Menegurnya, kubilang jangan ko
petik bunga dilarangki, nanti
dimarahi”
Hasil Wawancara Siswa Kelas Tinggi

Peneliti Responden
1. Halo, selamat pagi. Perkenalkan Anisa Ramba
nama kakak Asriyati Paberu’, Kelas IV
kalau kamu namanya siapa? Senin, 16 Januari 2023
2. Kamu kelas berapa? 1. “Selamat pagi juga kak, nama saya
3. Nah, kakak mau bertanya. Anisa”
Apakah kamu peduli terhadap 2. “Kelas IV”
lingkungan? 3. “Peduli”
4. Bentuk kegiatan rutin apa saja 4. “Membuang sampah pada tempatnya,
yang dilaksanakan sekolah yang menyiram tanaman, membersihkan
berkaitan dengan nilai karakter halaman sekolah, dan membersihkan
peduli lingkungan? kelas”
5. Hal spontan apa yang kepala 5. “Kadang ditegur, dimarahi, dikasih
sekolah dan guru lakukan ketika hukuman membersihkan”
ada peserta didik yang 6. “Kerja bakti”
berperilaku kurang baik 7. “Tempat cuci tangan, tempat sampah”
terhadap fasilitas atau 8. “Iya”
lingkungan sekolah? 9. “Iya”
6. Bagaimana kepala sekolah dan 10. “Setiap apel pagi”
guru dalam meneladankan 11. “Iya”
perilaku peduli lingkungan 12. “Setiap minggu, biasanya sekali
? seminggu”
7. Apa bentuk pengkondisian yang 13. “Ditegur”
dilakukan sekolah dalam 14. “Iya”
pelaksanaan nilai karakter 15. “Setiap pagi”
peduli lingkungan? 16. “Iya”
8. Apakah sekolah melarang atau 17. “Dihukum, misalnya kalau tidak
melakukan himbauan untuk membersihkan disuruh
tidak merokok? membersihkan kembali”
9. Apakah fasilitas sanitasi sekolah 18. “Iya”
sudah memadai? 19. “Iya”
10. Bagaimana sekolah melakukan 20. “Semua tanaman yang ada di depan
promosi hygiene dan sanitasi kelas, dibersihkan, disiram oleh
sekolah? anak-anak kelas masing-masing”
11. Apakah kalian ditugaskan untuk 21. “”Biasanya ditegur, disuruh
membersihkan WC? besoknya”
12. Membersihkan WC, apakah 22. “Ikut”
dilakukan setiap hari atau 23. “Meyapu di halaman sekolah,
seminggu sekali? membersihkan selokan”
13. Tindakan apa yang diberikan Arnianti Kondolele
kepala sekolah/guru jika siswa Kelas V
tidak membersihkan WC? Selasa, 10 Januari 2023
14. Apakah kalian ditugaskan untuk 1. Selamat pagi, nama saya Arnianti”
membersihkan tempat sampah? 2. “Kelas V”
15. Apakah membersihkan tempat 3. “Peduli”
sampah dilakukan setiap hari 4. “Membuang sampah pada tempatnya,
atau seminggu sekali? membersihkan halaman, menyiram
16. Apakah kalian ikut serta dalam bunga, mencabut rumput”
membersihkan lingkungan 5. “Menegur, biasanya diberi hukuman
sekolah? mengambil apel pagi”
17. Tindakan apa yang diberikan 6. “Menyapu, menyiram bunga”
oleh kepala sekolah/guru 7. “Sapu, sapu lidi, sabun cuci lantai,
kepada siswa jika tidak pel”
membersihkan lingkungan 8. “Iya”
sekolah? 9. “Sudah memadai”
18. Apakah kalian diajak untuk 10. “Biasanya disampaikan disaat apel
memperindah kelas dan sekolah pagi”
dengan tanaman? 11. “Iya”
19. Apakah kalian ditugaskan untuk 12. “Setiap minggu”
membawa tanaman dari rumah? 13. “Ditegur”
20. Apakah kalian ditugaskan untuk 14. “Iya”
merawat tanaman sendiri atau 15. “Sebelum apel pagi, setiap hari”
juga merawat tanaman lain yang 16. “Ikut”
ada di sekolah? 17. “Ditegur”
21. Tindakan apa yang diberikan 18. “Iya
kepala sekolah/guru jika siswa 19. “Disuruhkan bawa dari rumah”
tidak memelihara tanaman di 20. “Dirawat semua”
halaman sekolah? 21. “Ditegur, dikasih tahu, na bilang
22. Apakah kalian ikut serta dalam harus ki rawat semua tanaman”
kegiatan menjaga kebersihan 22. “”Iya”
lingkungan sekolah? 23. “Membersihkan sekolah, menyapu
23. Kegiatan apa saja yang lingkungan sekolah”
dilakukan untuk menjaga Jesika Karen
kebersihan lingkungan sekolah? Kelas VI
Senin, 16 Januari 2023
1. “Selamat pagi juga bu, nama saya
Jesika”
2. “Kelas VIA”
3. “Iya, saya peduli terhadap
lingkungan”
4. “Membersihkan lingkungan sekolah,
mengambil sampah”
5. “Menegur, memperingati agar
melakukan yang terbaik, ada juga
yang ditugaskan untuk mengambil
bagian di apel pagi”.
6. “Cara membuang sampah
ketempatnya, menegur teman yang
tidak membuang sampah
ketempatnya”.
7. “Disediakan polybag, pupuk, tempat
sampah”
8. “Iya, ada tulisan yang ditempelkan”
9. “Iya, sudah”
10. “Disampaikan secara langsung,
selalu diingatkan kepada siswa
setiap hari atau setiap apel pagi”
11. “Iya”
12. “Tergantung biasa setiap hari biasa
sekali seminggu. Tergantung
penyampaian dari guru”
13. “Menegur”
14. “Iya”
15. “Biasa dilakukan saat hari jumat”
16. “Iya”
17. “Menegur, memberikan arahan agar
supaya lingkungan sekolah bersih,
indah dan asri”
18. “Iya”
19. “Iya ditugaskan untuk membawa
tanaman”
20. “Merawat semua tanaman, setiap
pagi disiram dan juga biasa
tergantung piket dan ada juga yang
merelakan diri untuk menyiramnya”
21. “Menegur, memberikan arahan agar
melakukan, dan juga memberikan
tugas untuk mengambil bagian saat
apel pagi”
22. “Iya”
23. “Menyiram bunga setiap pagi,
menyapu kelas ketika pulang,
membersihkan lingkungan,
membuang sampah pada tempatnya,
mencuci tangan”
Dokumentasi:

Lokasi Penelitian
Wawancara dengan Kepala Sekolah

Wawancara dengan Wali Kelas Rendah Wawancara dengan Wali Kelas Tinggi

Wawancara dengan siswa kelas I


Wawancara dengan siswa kelas II

Wawancara dengan siswa kelas III

Wawwancara dengan siswa kelas IV


Wawancara dengan siswa kelas V

Wawancara dengan siswa kelas VI

Piket Harian
Kerja bakti atau Jumat bersih

Keteladanan guru ikut kerja bakti


RIWAYAT HIDUP
ASRIYATI
PABERU’, Lahir di
Bori Kabupaten Toraja
Utara, Sulawesi
Selatan, pada tanggal
24 Mei 2002, anak dari
pasangan Alm.Yohanis
Paberu (Ayah) dan
Ester Paembonan
(Ibu). Penulis adalah
anak kedua dari lima
bersaudara.
PENDIDIKAN
Penulis mengawali pendidikan di SDN 36 Tombang Bori’ (Sekarang SDN 3
Sesean) kecamatan Sesean pada tahun 2007 dan tamat pada tahun 2013. Penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4 Sesean
Satap, kecamatan Sesean pada tahun 2013 dan tamat pada tahun 2016, kemudian
melanjutkan pendidikan pada tahun 2016 di SMA Negeri 1 Sesean ( Sekarang
SMAN 3 Toraja Utara), kecamatan sesean dan tamat pada tahun 2019. Tahun
2019 melanjutkan kuliah menjadi mahasiswa di Universitas Kristen Indonesia
Toraja (UKIT) pada Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dengan
perjuangan yang kuat serta dukungan dari berbagai pihak maka penulis dapat
menyelesaikan Studi Strata (SI) dengan baik pada tahun 2023).

Anda mungkin juga menyukai