Anda di halaman 1dari 10

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Peranan Guru PAI


a. Pengertian Peran
Peran diartikan pada “karakter” yang disandang, untuk kemudian dibawakan

oleh seorang aktor dalam sebuah pentas drama, yang dalam konteks sosial, peran

diartikan sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu

posisi dalam struktur sosial. Peran seorang aktor adalah batasan yang dirancang

oleh aktor lain, yang kebetulan sama-sama berada dalam suatu penampilan/unjuk

peran (role performance).1

Para ahli seperti Biddle dan Thomas di dalam buku Sarlito Wirawan Sarwono

yang berjudul Teori-Teori Psikologi Sosial menjelaskan dan membagi beberapa

istilah teori peran menjadi empat golongan yaitu:2

1. Orang –orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial

2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

3. Kedudukan orang-orang dalam perilaku

4. Kaitan antara orang dan perilaku

b. Pengertian Guru
Menurut Mursidin dalam bukunya, pengertian guru secara etimologi, yaitu

orang yang mempunyai pekerjaan atau mata pencaharian atau profesi mengajar.

Bila dilihat dalam bahasa inggris, guru berasal dari kata teach (teacher), yang

memiliki arti sederhana person who occupation is teaching others yang artinya

“guru adalah seorang yang pekerjaanya mengajar orang lain.”3

1
Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi dan Implikasinya), (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1994) Hlm 3
2
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Hlm. 216-217
3
Mursidin, “Profesionalisme Guru Menurut Al-Quran, Hadist dan Ahli Pendidikan Islam”, (Jakarta: Penerbit
sedaun Anggota IKAPI, 2001), hal 7
Dalam Undang – Undang No. 14 Tahun 2005 yang dimaksud dengan guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar,

membimbing, mengerahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidik dasar, dan pendidik

menengah4

Menurut Gage dan Berliner atau di dalam negeri Suyono dan Hariyanto

sebagaimana dikutip Askhabul Kirom melihat fungsi utama guru dalam

pembelajaran ada 3 yaitu:5

1. Sebagai Perencana ( Planner )

2. Sebagai Pelaksana dan pengelola ( Organizer )

3. dan Sebagai Penilai ( Evaluator )

Abin Syamsuddin Makmur juga memberikan pendapat mengenai peran guru

dalam pendidikan, namun kali ini lebih menekankan ke media dan wahana transfer

sistem nilai sebagaimana dikutip oleh Askhabul Kirom ada 5 yaitu :6

1.(Konservator) Sebagai pemelihara sistem dan norma kedewasaan.

2. (Innovator) Sebagai pengembang sistem nilai ilmu pengetahuan.

3. (Transmitor) Sebagai penerus nilai tersebut kepada peserta didik.

4. (Transformator) Sebagai penerjemah sistem nilai tersebut dalam pribadi dan

perilaku.

5. (Organisator) Sebagai penyelenggara terciptanya proses edukasi yang dapat

dipertanggung jawabkan dalam transformasi sistem nilai.

4
Undang – Undang SISDIKNAS dan Undang – undang Guru dan Dosen Th. 2005
5
Askhabul Kirom, “Peran Guru dan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Multikultural”, Vol. 3 No. 1
Desember 2017 Universitas Yudharta Pasuruan 2017.
6
Ibid 72
c. Pengertian Pendidikan
Teguh Triwiyanto dalam bukunya mengatakan, Pendidikan adalah usaha

menarik sesuatu didalam manusia sebagai upaya memberikan pengalaman-

pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan

informal di sekolah, di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang

bertujuan optimalisasi kemampuan – kemampuan.7

Selanjutnya, pendidikan juga diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh

seseorang atau kelompok terhadap orang lain agar menjadi lebih dewasa atau

mencapai tigkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi. Dewasa ini yang

dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab atas diri sendiri secara biologis,

psikologis, pedagogis, dan sosiologis.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan diatas, meskipun berbeda secara

redaksi, namun secara esensi adalah sama, yaitu bahwa pendidikan menunjukan

suatu proses bimbingan, tuntunan atau arahan yang melibatkan beberapa unsur,

yaitu pendidik, peserta didik, tujuan, alat pendidikan dan sebagainya.

Kemudian pendidikan secara terminologi, banyak dikemukakan para pakar

dalam berbagai definisinya masing – masing, misalnya:

a. Langeveld

Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang

diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih dapat

membantu anak agar cukup melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

b. Driyakara

Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia ke

taraf insani.

7
Teguh Triyanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 20014), hal 23-24
c. Ahmad D. Marimba

Pendidikan ialah bimbingan atau pemimpin secara sadar oleh pendidikan

terhadap perkembangan jasmani dan ruhani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadianya yang utama.8

d. Fungsi Pendidikan
Di dalam Undang – undang tentang pendidikan sudah diatur tentang fungsi

pendidikan , menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan fungsi pendidikan

yaitu, mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab9.

Sedangkan, menurut I Wayang dalam jurnalnya menyebutkan pendidikan

diupayakan dengan berawal dari manusia apa adanya (aktualisasi) dengan

mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang apa adanya (potensialitas), dan

diarahkan menuju terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang di

cita-citakan (idealitas). Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang

beriman dan bertaqwa, kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas,

berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya: mampu memenuhi berbagai

kebutuhan secara wajar, mampu mengendalikan hawa nafsunya, berkepribadian,

bermasyarakat dan berbudaya. Implikasinya pendidikan harus berfungsi untuk

mewujudkan ( mengembangkan ) berbagai potensi yang ada pada manusia dalam

konteks dimensi keberagaman, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan

8
Jalaludin Umar Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan perkembangan Pemikiranya (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1999), hal 11
9
I Wayang Cong Sujana,”Fungsi dan Tujuan Pendidikan di Indonesia”, Vol 4 No. 1 April 2019, Instititut Hindi
Dharma 2019
keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan

berfungsi memanusiakan manusia.10

e. Pendidikan Agama Islam


Menurut Abudin Nata sebagaimana dikutip Khoerul Anwar Pendidikan Islam

merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta

didik yang meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Agama Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 11

UU RI No. 20/2003 pasal 30 Ayat (2) menurut Abdullah Aly sebagaimana

dikutip Umi Mahmudah bahwa pendidikan keagaman berfungsi mempersiapkan

peserta didik menjadi anggota masyarakat dan mengamalkan nilai nilai ajaran

agamanya dan / menjadi ahli ilmu agama.12

Usaha pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah diharapkan mampu

membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus kesalehan sosial sehingga pendidikan

agama diharapkan jangan sampai menumbuhkan semangat fanatisme,

menumbuhkah sikap intoleran dikalangan peserta didik dan masyarakat indonesia,

dan memperlemah kerukunan hidup beragama serta persatuan dan kesatuan

nasional.13

Menurut Abdul Majid Pendidikan agama islam merupakan suatu usaha untuk

membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan

ajaran islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya

dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.14

10
Ibid 31
11
Khoerul Anwar,”Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Kesalehan sosial Siswa SMA
Negeri 3 Yogyakarta” Skripsi Universitas Islam Negeri Yogyakarta,2018
12
Umi Mahmudah “Peran Guru PAI Dalam Menginternalisasi Nilai –Nilai Multikutural Pada Siswa Melalui
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” Skripsi Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang 2016
13
Ibid 55
14
Ibid 57
Mata Pelajaran pendidikan agama islam secara keseluruhan terliput dalam

lingkup Al Quran Hadist, Keimanan, Akhlak, Fiqh/Ibadah dan sejarah. Jadi

pendidikan agama islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam

mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan

ajaran agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 15

2. Tinjauan Tentang Mengembangkan Nilai Kesalehan Sosial


Menurut Khoirul Anwar dalam skripsinya mengatakan Kesalehan Sosial

berasal dari kata “saleh” yang dirangkai dengan awalan “ke” dan akhiran “an”

berarti hal yang berkenaan dengan saleh. Kata “saleh” berasal dari bahasa arab

yang berarti baik. beramal saleh berarti bekerja dengan pekerjaan baik. “sosial”

berarti masyarakat. Kata sosial berasal dari kata “Society” , jadi sosial berarti

bermasyarakat. Dengan demikian, kesalehan sosial berarti kebaikan dalam

kerangka hidup bermasyarakat.16 Beberapa Ahli juga mencoba mendefinisikan

kesalehan sosial antara lain :

1. Mustofa Bisri (Gus Mus)

“Kesalehan sosial adalah perilaku orang-orang yang sangat peduli dengan


nilai-nilai islami yang bersifat sosial. Suka memikirkan dan santun kepada
orang lain, suka menolong, dan seterusnya, meskipun orang – orang ini
tidak setekun kelompok kesalehan ritual dalam melakukan ibadah seperti
sembahyang dan sebagainya tetapi orang-orang ini lebih mementingkan
hablun minan naas”

2. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

“Kesalehan sosial adalah suatu bentuk kesalehan yang tidak hanya ditandai
oleh rukuk dan sujud melainkan juga oleh cucuran keringat dan praktek
hidup keseharian kita”

3. M. Djawal Dahlan
15
Ibid 57
16
Khoirul Anwar ... 21
“Kesalehan sosial adalah mutu atau kualitas kebaikan individu yang
berpagkal pada berbagai istilah , seperti manusia kaffah, khalifah filardli,
Muttaqin, Shalihin, Syakirin, dan Muflihin”17

Indikator Kesalehan Sosial


Menurut Hamimah dalam Islam ada dua cara yang digunakan untuk

mengajarkan kesalehan sosial, yaitu Pertama, adanya perintah dan anjuran untuk

memiliki kepedulian sosial. Misalnya, orang muslim harus mencintai orang lain

sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, ia harus menganggap muslim lain

sebagai saudaranya, menghormati tamu dan tetangganya, Kedua, Islam

menetapkan adanya aspek sosial pada setiap peribadatan dalam Islam misalnya,

kata salat menggunakan kata jama’ bukan kata mufrad, yaitu kata silah. Ini

menandakan bahwa ibadah salat itu dimaksudkan tidak hanya untuk kesalehan

individu tapi untuk kesalehan sosial.18

Demikian keterangan yang saya ketahui tentang indikator kesalehan sosial dari

Hamimah dalam tesisnya yang berjudul “Budaya Sekolah Dalam Membentuk

Sikap Kesalehan Sosial” kemudian, Hamimah juga menyebutkan ciri ciri sikap

kesalehan sosial, maka diketerangan selanjutnya saya menjadikan nya sebagai sub

bab yang antara lain:

Ciri Ciri Sikap Kesalehan Sosial

1. Saling Menyayangi

17
Aisyah Damayanti “Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Sikap Kesalehan Peserta
didik di SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan,Sleman Yogyakarta” Skripsi Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016
18
Hamimah.“Budaya Sekolah Dalam Membentuk Sikap Kesalehan Sosial Siswa” Tesis Universitas Negeri
Sunan Ampel Surabaya 2019
Sikap yang beriman harusnya saling menyayangi, baik kasih sayang terhadap

sesama manusia, satu keyakinan berbeda keyakinan, keluarga, maupun alam

sekitar, Islam menjelaskan dalam surah Al-Fatihah tentang konsep Ar-Rahman

dan Ar-Rahim. Bukan tanpa maksud. Bahkan lafadz basmalah pun

diungkapkan dengan teks ar-Rahman dan ar-Rahim . Arti teks itu adalah

“Dengan nama Allah yang maha pemurah dan maha penyayang. Jika

demikian, maka ar-rahman dan ar-Rahim adalah kata kunci bagi agama ini.

Dan sekaligus kata kunci relasi antara manusia dengan tuhan juga relasi antara

manusia dengan manusia lainya.19

Didalam Surat Al Hujarat Ayat 13 juga dijelaskan mengenai manusia

yang saling mengenal satu sama lain yang artinya, sikap saling mengenal ini

akan menjadi poin penting dalam konsep menyayagi,.

2. Beramal Saleh
Beramal saleh menurut Hamimah berarti suatu kebaikan, karena beramal

saleh merupakan wujud akhlak sosial dalam mewujudkan kepedulian

sosial sehingga seorang berbuat baik kepada orang lain.20

3. Menghormati Sesama
Saling menghormati merupakan sikap sosial yang mendasar dan luas.

Sikap sosial ini banyak ditemui dalam wujud nyata dan biasanya bersifat

langsung, dalam setiap pertemuan kita dengan sesama. Dalam al-Qur‘an

Allah berfirman :

19
Ibid 44
20
Ibid 48
4. Berlaku Adil Adil

adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Berlaku adil menunjukkan

sikap yang proporsional dalam mengambil keputusan dalam berbagai

problematika yang terkait dengan pihak yang berkepentinagn. Meskipun

sikap adil biasanya berkaitan dengan proses peradilan, namun adil di

butuhkan dalam berbagai aspek kehidupan. Seperti yang di jelaskan dalam

firman-Nya

5. Menjaga Persaudaraan
Menjaga persaudaraan sesama muslim, saling menghormati dan saling

menghargai relatifitas masing-masing sebagai sifat dasar kemanusiaan,

seperti perbedaan pemikiran, sehingga tidak menjadi hambatan untuk

saling membantu. dan berlaku pula kepada sesama manusia secara

universal tanpa membedakan agama, suku, ras, dan aspek-aspek perbedaan

lainnya.

6. Menegakkan Kebenaran
Berani membela kebenaran terwujud melalui keteguhan dalam

menghadapi bahaya atau sesuatu yang membahayakan dalam rangka

menegakkan kebenaran berdasarkan ketentuan Allah SWT. Wujud dari hal

ini dapat berupa sikap berani mengemukakan pendapat baik dalam

keluarga, sekolah maupun masyarakat.

7. Tolong Menolong
Tolong menolong diartikan sebagai sikap saling bantu membantu,

meminta bantuan dan memberikan bantuan. Dalam kehidupan sosial

bermasyarakat kita tidak bisa lepas dari tolong-menolong. Islam hanya

memperbolehkan tolong menolong dalam hal kebaikan bukan dalam hal

kemaksiatan atau kemungkaran, Seperti yang dijelaskan dalam alQur‘an:

8. Bermusyawarah
Musyawarah adalah bentuk pemecahan masalah dengansharing problem

dan bersikap terbuka untuk memperoleh keputusan terbaik. Islam

menjadikan musyawarah sebagai suatu cara untuk menyatukan pendapat

agar diperoleh petunjuk terbaik. Sikap terbuka berarti mau menerima

masukan dan kebenaran dari orang lain, siapapun dia dan apapun status

sosialnya. Karana Islam memerintahkan untuk memperhatikan subtansi

perkataan orang lain dan bukan siapa yang mengatakan. Kemajuan akan

mudah diraih dengan sikap terbuka, serta memanfaatkan pemikiran dan

kemajuan yang diperoleh orang lain, selama masih dalam ranah nilai-nilai

kebenaran yg diperintakan Allah SWT

Jadi sikap kesalehan sosial merupakan perilaku orang muslim yang sangat

peduli dengan nilai-nilai Islami, yang bersifat sosial, Suka menolong dan

santun kepada orang lain. Dari penjelasan tersebut diatas, kemudian

peneliti mewujudkannya dengan bentuk instrumen penelitian, yang berupa

angket untuk mengukur sikap kesalehan sosial siswa.

Anda mungkin juga menyukai