Wahai insan pilihan, jalan kebaikan adalah jalan pilihan. Bukan jalan yang
dipaksakan, tapi adalah jalan orang-orang pilihan.
Hidup ini senantiasa penuh dengan pilihan. Memilih untuk tidak memilih adalah
sejatinya sebuah pilihan. Tidak memilih jalan kebaikan berarti memilih jalan
fujur, jalan keburukan. Karena adalah sunatullah adanya kebaikan dan
keburukan, adanya ketaatan dan kemaksiatan.
Memilih jalan kebaikan adalah sejatinya investasi masa depan bagi diri sendiri.
Adalah tak hanya di dunia kita akan bermesra dengan ridha ilahi, tapi di akhirat
nanti kita harapkan segala rahimNya yang tak berbilang-bilang bisa kita
dapatkan.
Mari berada di jalan kebaikan ini. JalanNya para Rasul dan Nabi, para alim dan
syuhada, serta orang-orang yang mencintai Allah dari segalanya dan Allah pun
mencintai mereka.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Rabb semesta alam. Shalawat serta
salam senantiasa dihaturkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Buku Saku Studika merupakan sebuah seri materi dasar keislaman yang
diharapkan mampu memberi pondasi awal kepada mahasiswa akan nilai-nilai
Islam. Buku ini disusun sebagai pedoman bagi mentor dan juga untuk kegiatan-
kegiatan Studika Untan. Harapan dari hadirnya buku ini yakni adanya
keseragaman penyampaian inti materi yang diberikan kepada mentor di setiap
fakultas.
iii
TAUJIH RABBANI
“Dan hendaklah ada dari kamu satu umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung”.
(Quran Surah Ali Imran ayat 104)
iv
TERUNTUK PARA MENTOR
Kriteria Ruhiyah
v
Kriteria Akhlak
Kriteria Pemikiran
Kriteria ini sangat penting sekali bagi seorang mentor. Tanpa belajar yang
kontinyu ia akan terlindas zaman yang ia tapaki, akan ketinggalan kereta dalam
informasi dan pengetahuan. Maka idealnya seorang mentor mempunyai
perpustakaan pribadi di rumahnya, tekun membaca, dan menelaah buku.
Tekun dalam mencari informasi dan pengetahuan baru.
vi
Dengan usaha seperti ini maka mentor akan mampu berdakwah dengan materi
yang up to date. Mampu membawa misi risalah dengan tepat dan dapat
diterima.
.........................::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::.........................
“Menjadi dai “di atas ilmu yang jernih” berarti menapaki salah satu
jalur paling seru di jalan ilmu itu. Ia adalah mujahadah berilmu
amaliyah dan beramal ilmiyah hingga mati, suatu proses tanpa henti.
Dengan itulah ia berendah hati; menginsyafi bahwa kian bertambah
ilmu, makin terlihat bahwa dirinya belumlah tahu. Menjadi dai “di
atas ilmu yang jernih”, adalah haus yang tak bertepi”.
(Ustadz Salim A. Fillah)
.........................::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::.........................
vii
DAFTAR ISI
Sekapur Sirih ii
Kata Pengantar iii
Taujih Rabbani iv
Teruntuk para mentor v
Daftar isi viii
Daftar Pustaka 43
viii
BAGIAN I
MATERI WAJIB
1
Pra Materi
Menjadi Sahabat Terbaik
Tujuan :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(Quran Surah Al Hujuraat Ayat 13)
2
Materi :
Games “Menghafal Yuk”
Catatan: Ini adalah salah satu contoh games perkenalan yang dapat diaplikasikan
pada pertemuan pertama Studika. Silahkan dimodifikasi sesuai dengan kondisi
kelompok. Selamat berkreasi ! ^^
-end-
3
Materi I
Mensyukuri Kehidupan
Tujuan :
Materi :
Mampukah kita menghitung semua nikmat yang telah Allah berikan hingga
saat ini ? Apabila menghitung jumlah nikmat dalam sedetik saja kita tidak
mampu, apalagi sehari bahkan selama hidup kita di dunia ini. Tidur, bernafas,
makan, minum, bisa berjalan, melihat, mendengar, dan berbicara, semua itu
adalah nikmat dari Allah, bahkan bersin pun adalah sebuah nikmat. Jika
dirupiahkan sudah berapa rupiah nikmat Allah itu? Mampukah kalkulator
menghitungnya ?. Tentulah, tidak bisa. Sudah berapa oksigen yang kita hirup ?.
Berapa kali mata kita bisa melihat atau sekedar berkedip ?. Sampai kapan pun
kita tidak akan bisa menghitungnya.
4
“Katakanlah wahai Muhammad, seandainya air laut dijadikan tinta
untuk menghitung nikmat Tuhanku maka habislah lautan itu sebelum
nikmat-nikmat selesai dicatat, bahkan jika seandainya Allah
mendatangkan lagi jumlah lautan yang sama”.
(Quran Surah Al-Kahf Ayat 109)
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan
Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu
hanya kepada-Nya saja menyembah.”
(Quran Surah An Nahl Ayat 114)
1. Hatinya mengakui dan meyakini bahwa segala nikmat yang diperoleh itu
berasal dari Allah semata.
5
2. Lisannya senantiasa mengucapkan kalimat thayyibah sebagai bentuk pujian
terhadap Allah
6
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”
(Quran Surah Ibrahim Ayat 7)
Semoga kita dapat menjadi insan yang senantiasa bersyukur kepada Allah
atas nikmat yang telah Ia berikan.
“Aku berdakwah kepada Allah dengan hikmah. Inilah dakwah yang menggabung
-kan antara pemahaman terhadap apa yang didakwahkan, keadaan mereka
yang didakwahi, serta bagaimana pendekatan, cara, dan sarana
yang tepat untuk menghantarkan dakwah tersebut.”
(Ust. Salim A Fillah, dalam Bersamamu di Jalan Dakwah Berliku)
-end-
7
Materi II
Yuk Nongkrong bareng Malaikat !
Tujuan :
Materi :
Suatu ketika ada yang berdzikir pada Allah, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam lewat ketika itu, beliau pun bersabda,
8
“Apa yang kalian ucapkan? Sungguh aku melihat rahmat turun
di tengah-tengah kalian. Aku sangat suka sekali
bergabung dalam majelis semacam itu.”
(Hadits Riwayat Al-Hakim dalam
Al-Mustadrak, 1: 122)
9
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Quran Surah Al-Mujaadilah Ayat 11)
4. Menuntut Ilmu Adalah Jihad Di Jalan Allah Dan Orang Yang Menuntut Ilmu
Laksana Mujahid Di Jalan Allah
10
5. Pahala Ilmu Yang Diajarkan Akan Tetap Mengalir Meskipun Pemiliknya Telah
Meninggal Dunia
-end-
11
Materi III
Salman’s Adventure
Tujuan :
Materi :
sangat total dengan ajaran Majusiah, sampai bertugas sebagai penjaga sulutan
api, yang selalu menyalakannya, tidak membiarkannya padam meskipun sejenak.
Orang tuanya seorang kepala distrik, mempunyai ladang yang luas.
Suatu hari, lantaran kesibukannya, sang ayah berkata kepada anaknya:
“Wahai anakku, aku sedang sibuk membangun tempat ini hari ini, hingga tak
sempat memeriksa ladang. Pergilah engkau dan lihat”.
Salman pun pergi menuju ladang keluarganya. Di tengah perjalanan, ia
melewati sebuah gereja Nashara. Di situ, ia mendengar suara-suara mereka saat
mengerjakan shalat. Pemuda Salman tidak mengerti apa yang mereka kerjakan,
lantaran ayahnya menahannya di dalam rumah. Begitu melihat cara shalat
mereka, benar-benar membuat Salman terkagum-kagum. Akhirnya, tertarik
dengan tingkah-laku mereka.
Salman berkata: “Demi Allah, ini lebih baik dari ajaran agama yang sedang
kami peluk. Demi Allah, aku tidak meninggalkan mereka sampai matahari
terbenam”. Ladangnya pun tidak ia pedulikan, tidak jadi mendatanginya.
“Dari mana asal agama ini?” tanya Salman kepada mereka.
Mereka menjawab,”Di Syam.”
Kemudian Salman pulang ke rumah. Ternyata sang ayah telah mengutus
seseorang untuk mencarinya. Kontan saja, ketika Salman sampai rumah, ayahnya
12
bertanya: “Kemana saja engkau? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk
melakukan sesuatu?”
Salman menjawab,”Tadi aku melewati sejumlah orang sedang mengerjakan
shalat di sebuah gereja. Pemandangan praktek agama yang aku lihat membuatku
takjub. Demi Allah, aku di sana terus bersama mereka sampai matahari
terbenam”.
Ayahnya berkata,”Anakku, tidak ada kebaikan pada agama itu. Agamamu
dan agama nenek-moyangmu lebih baik darinya.”
Salman menolak anggapan ayahnya: “Sekali-kali tidak, demi Allah.
Sesungguhnya agama itu lebih baik dari agama kita”.
Kemudian ayahnya mengancam anaknya itu, mengalungkan rantai di kaki
dan menahan Salman tetap di dalam rumah.
Dalam keadaan seperti itu, Salman meminta seseorang untuk menemui
orang-orang Nashara, untuk menyampaikan, jika datang rombongan pedagang
Nashara dari Syam kepada mereka, agar memberitahukan kepadanya. Kemudian
ia pun mendapat berita yang ia inginkan.
Ketika para pedagang Nashara ini hendak pulang kembali ke negeri
mereka, maka rantai besi yang melilitnya, ia putuskan dan kemudian Salman
pergi bersama mereka, dan akhirnya sampai ke Syam.
Sesampainya di Syam, Salman bertanya: “Siapakah orang yang terbaik dari
para pemeluk agama ini?”
Mereka menjawab: “Uskup yang berada di dalam gereja”.
Salman pun mendatangi orang yang dimaksud, lantas berkata:
“Sesungguhnya aku menyukai agama ini dan ingin hidup bersamamu.
Melayanimu di gereja, belajar denganmu dan mengerjakan shalat bersamamu”.
Uskup itu menjawab: “Masuklah!”
Akan tetapi, ternyata pendeta tersebut seorang yang berperangai buruk;
menyuruh orang bersedekah dan menganjurkannya. Bila barang-barang telah
terkumpul padanya, pendeta itupun menyimpannya untuk kepentingan pribadi,
bukan untuk para fakir-miskin. Bahkan pendeta itu berhasil mengumpulkan tujuh
13
tempayan berisi emas dan perak. Serta merta, kebencian kepada lelaki tersebut
menyelinap pada diri Salman, begitu menyaksikan perbuatan sang pendeta.
Hingga saatnya kematian menjemput sang pendeta. Orang-orang Nashara
berkumpul untuk menguburnya. Salman pun membuka kedok pendeta ini.
Salman berkata,”Sesungguhnya ini orang jelek. Memerintahkan kalian untuk
bersedekah dan menganjurkannya. Bila kalian sudah menyerahkan kepadanya, ia
menyimpannya untuk kepentingannya sendiri, tidak memberi kaum miskin
apapun.”
Orang-orang bertanya: “Darimana engkau tahu?”
“(Mari) aku tunjukkan simpanan hartanya,” jawab Salman.
Mereka menjawab,”Tunjukkan kami.”
Salman menuju tempat penyimpanan harta si pendeta itu. Orang-orang
pun akhirnya berhasil mengeluarkan dari tempat itu sebanyak tujuh tempayan
penuh dengan emas dan perak. Setelah menyaksikan, mereka berseru: “Demi
Allah, kami tidak akan menguburnya selama-lamanya,” maka mereka lantas
menyalib lelaki tersebut dan melemparinya dengan bebatuan.
Kemudian, orang-orang mengangkat lelaki lain sebagai penggantinya.
Keadaan lelaki ini lebih baik dari yang terdahulu, lebih zuhud terhadap dunia
dan sangat memperhatikan masalah akhirat. Tidak ada orang yang lebih menjaga
malam dan siangnya dari orang ini. Salman sangat mencintainya. Untuk
beberapa lama, ia hidup bersama pendeta ini. Hingga saat ajal mendatangi
pendeta itu, Salman berkata kepadanya.
“Wahai Fulan, aku telah bersamamu, benar-benar mencintaimu dengan
kecintaan yang besar. Sementara itu, telah datang kepadamu keputusan Allah
yang telah engkau saksikan (kematian). Kepada siapakah engkau berpesan
bagiku? Apakah yang engkau perintahkan kepadaku?”
Ia menjawab,”Wahai anakku. Demi Allah, aku tidak mengetahui seorang
pun sekarang ini yang berada di atas ajaranku. Orang-orang sudah binasa dan
merubah-rubah (ajaran), dan telah meninggalkan banyak ajaran-ajaran
sebelumnya, kecuali satu lelaki di Moshul. Yaitu Si Fulan. Ia masih sama dengan
ajaranku. Ke sanalah!”
14
Ketika ia meninggal dan dikubur, Salman pun menemui lelaki yang
dimaksud.
“Wahai Fulan, sesungguhnya Si Fulan telah berwasiat keapdaku saat akan
meninggal, untuk menjumpaimu dan memberitahuku, bahwa engkau berada di
atas ajarannya,” kata Salman.
Lelaki itu menjawab: “Hiduplah bersamaku”.
Selanjutnya, Salman hidup bersamanya. Lelaki ini adalah sosok yang baik.
Namun, tidak berapa lama, ia pun meninggal. Ketika kematian akan
mendatanginya, Salman memohon kepadanya:
“Wahai fulan, sesungguhnya Fulan dulu berpesan kepadaku untuk
menemuimu dan memerintahkanku untuk menjumpaimu. Sekarang telah datang
(keputusan) dari Allah, seperti yang engkau saksikan. Kepada siapakah engkau
berwasiat bagiku? Apakah yang engkau perintahkan kepadaku?
Ia menjawab,”Wahai anakku, demi Allah, aku tidak mengetahui ada
seseorang yang berada di atas kami, kecuali seorang lelaki di daerah Nashibin,
yaitu Fulan. Temuilah ia!”
Ketika lelaki ini meninggal dan telah dikuburkan, Salman melaksanakan
wasiat itu. Setelah berhasil menjumpai lelaki yang dimaksud, Salman pun
menceritakan tentang dirinya dan wasiat yang disampaikan oleh pendeta
sebelumnya. Laki-laki menjawab: “Hiduplah bersamaku!”
Sosok laki-laki ini pun sama dengan dua kawannya. Dan tidak berapa lama
kemudian, kematian mendatanginya. Ketika ia sedang sakaratul maut, Salman
berkata kepadanya: “Wahai fulan, sesungguhnya Fulan (pendeta pertama),
berpesan kepadaku untuk menjumpainya Fulan (pendeta kedua). Lalu ia
berpesan kepadaku untuk menemuimu. Kepada siapa engkau berwasiat untukku?
Apa yang engkau perintahkan?”
Ia menjawab: “Wahai anakku. Demi Allah, aku tidak mengetahui seseorang
yang tetap berada di atas ajaran kami yang aku perintahkan engkau
menemuinya, kecuali seseorang di daerah ‘Amuriyyah. Ia masih sama dengan
ajaran kami. Jika engkau mau, datangilah, sesungguhnya ia masih berada di atas
ajaran kami!”
15
Usai penguburan, Salman pun pergi untuk menjumpai pendeta di
‘Amuriyah dan menyampaikan kepadanya tentang dirinya. Pendeta itu pun
berkata: “Menetaplah bersamaku!”
Salman hidup bersama dengan insan yang selaras dengan petunjuk dan
tindak-tanduk kawan-kawannya. Ia pun dapat bekerja, sampai memiliki sapi-sapi
dan kambing. Hingga kemudian datang juga keputusan Allah, yaitu kematian
mendatangi pendeta ini. Ketika si pendeta mengahadapi sakaratul maut, Salman
berkata kepadanya:
“Dulu aku bersama Fulan, kemudian ia berwasiat kepadaku untuk
menjumpai Fulan. Dan lantas ia berpesan kepadaku untuk menemui Fulan. Dan
selanjutnya berwasiat untuk mendatangimu. Kepada siapakah engkau berwasiat
bagiku? Apakah yang engkau perintahkan kepadaku?”
Dia menjawab,”Wahai anakku. Aku tidak mengetahui ada orang yang
masih berada di atas ajaran kami yang aku memerintahkan kepadamu untuk
menjumpainya. Akan tetapi, telah datang kepadamu masa nabi (yang baru). Ia
diutus di atas agama Ibrahim, bangkit di tanah Arab, melakukan hijrah ke tempat
antara dua bukit batu yang pernah terbakar. Di sana tumbuh pohon kurma. Pada
dirinya terdapat tanda-tanda yang tidak tersembunyi; mau makan hasil hadiah,
tidak makan sedekah. Di antara dua pundaknya terdapat tanda kenabian. Jika
engkau bisa pergi ke negeri itu, lakukanlah!”
Di ‘Amuriyah, cukup lama Salman menghabiskan waktu di sana, hingga
datanglah rombongan pedagang dari Bani Kalb, dan Salman pun berkata kepada
mereka: “Maukah kalian membawaku ke Negeri Arab dan aku akan memberi
kalian sapi-sapi dan kambing-kambingku ini?”
Mereka menjawab,”Baiklah!”
Salman memberikan itu semua kepada mereka dengan imbalan tumpangan
sampai ke tanah Arab. Akan tetapi, mereka berbuat kenistaan kepadanya,
dengan menjual dirinya kepada seorang lelaki Yahudi, layaknya seorang budak
belian. Maka, Salman pun tinggal bersama lelaki Yahudi itu. Dan ternyata,
Salman menyaksikan adanya pepohonan kurma di situ. Dia pun berharap, inilah
tempat yang digambarkan kawannya (pendeta), tetapi ia belum merasa yakin.
16
Hingga suatu saat, datanglah kemenakan lelaki Yahudi itu dari Madinah.
Yaitu dari Bani Quraizhah. Dia membeli Salman dari pamannya dan
membawanya ke Madinah. Di kota Madinah ini, Salman menemukan kesesuaian
dengan yang digambarkan pendeta terakhir yang ia jumpai. Salman akhirnya
menghabiskan waktunya sebagai budak dengan majikan yang baru.
Berita tentang hijrah Nabi yang dibangkitkan di tanah Arab ke Madinah
sudah tersiar. Saat pertama kali mendengar berita itu, Salman sedang berada di
atas pohon kurma milik majikannya. Sedangkan majikannya sedang duduk.
Tiba-tiba kemenakan sang majikan ini datang dan berdiri di hadapannya,
sambil berkata: “Semoga Allah memerangi Bani Qailah. Demi Allah, mereka
sekarang berkumpul di Quba, mengelilingi seorang lelaki yang datang dari
Mekkah hari ini, yang mengaku dirinya seorang Nabi”.
Ketika Salman mendengarnya, seluruh tubuhnya gemetar, sampai mengira
hampir jatuh menimpa majikan yang berada di bawahnya. Lalu Salman turun
dari pohon kurma, dan bertanya kepada kemenakan si majikan: “Apa yang
engkau katakan? Apa yang engkau katakan?”
Sang majikan marah dan menampar pipinya dengan pukulan yang sangat
keras, lantas berkata,”Apa urusanmu dengannya? Teruslah bekerja!”
Salman menjawab,”Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin mengetahui
ucapannya saja.”
Sebelumnya, Salman telah mempunyai sesuatu (kurma) yang telah ia
kumpulkan. Saat sore harinya, ia pergi menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , yang sedang berada di Quba.
Kata Salman,”Telah sampai kepadaku berita, kalau engkau orang yang baik,
(datang) bersama para sahabatmu yang asing lagi memerlukan bantuan. Ini ada
sesuatu untuk sedekah. Aku melihat kalian sangat berhak daripada orang lain,”
maka aku pun mendekatkan (sedekah itu) kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam .
Rasulullah berkata kepada para sahabat: “Makanlah,” tetapi beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri menahan tangannya dan tidak mau makan.
Salman berkata dalam hati: “Ini tanda pertama”.
17
Pada kesempatan berikutnya, Salman mengumpulkan sesuatu dan
Rasulullah telah tinggal di Madinah. Salman berkata,”Aku melihatmu tidak mau
makan sedekah. Ini adalah hadiah, aku ingin memuliakan dirimu dengannya,”
maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memakannya, dan menyuruh
para sahabat ikut makan bersama beliau.
Dalam hati, Salman berkata: “Ini tanda kedua”.
Berikutnya, Salman mendatangi Rasulullah ketika berada di Baqi Gharqad,
yaitu ketika sedang melayat jenazah salah seorang sahabatnya. Beliau
mengenakan dua kain, duduk di antara para sahabat.
Maka, Salman datang dan melontarkan salam kepada beliau. Setelah itu, ia
berputar ke belakang untuk melihat punggung Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , untuk memastikan tanda kenabian yang disebutkan oleh pendeta. Ketika
Rasulullah menyadari keingintahuan Salman, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam melepaskan kain atasnya dari punggung, dan Salman menyaksikan tanda
kenabian tersebut, sebagaimana ia mengenalnya dari cerita yang pernah ia
dengar.
Kemudian, Salman segera mendekati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, menciumi tanda itu dan menangis. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata kepada Salman: “Kemarilah,” maka aku ke depan beliau, dan aku
bercerita kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . . .
Perang Khandaq merupakan perang pertama kali yang diikuti oleh sahabat
mulia ini. Karena sebelumnya ia masih terkungkung oleh perbudakan. Sampai
akhirnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memobilisasi para sahabat agar
membantu Salman, yaitu untuk menebusnya. Setelah itu, Salman al Farisi tidak
pernah absen menyertai Rasulullah dalam peperangan selanjutnya.
-end-
18
Materi IV
Ikrar Perjuangan
Tujuan :
Materi :
bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah
Subhanahu wa Ta’ala, menta’ati hal tersebut dan mengamalkannya.
La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya.
Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah. Jadi makna kalimat
ini secara global adalah, “Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah”.
Bersaksi dengan Laa ilaaha illallah harus memerhatikan hal antara lain :
1. Memahami makna dan maksudnya.
2. Harus meyakini kandungan syahadat itu.
3. Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyembah Allah
semata dan meninggalkan ibadah kepada selainNya.
4. Tunduk dan Patuh dengan kandungan makna Syahadat.
5. Jujur; Mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkannya.
19
6. Ikhlas.
7. Kecintaan; Mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai
orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya.
Salah satu hal yang dapat membatalkan syahadat adalah syirik. Syirik
merupakan dosa besar. Termasuk di dalamnya yaitu menyembelih karena selain
Allah, misalnya untuk kuburan yang dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.
20
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu,
bagi siapa yang dikehendakiNya.”
(Quran Surah An Nisa Ayat 48)
-end-
21
Materi V
Surat Cinta-Nya padaku
Tujuan :
Materi :
22
“Allah adalah penolong bagi orang-orang yang beriman, Allah
mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya,
adapun orang-orang kafir itu penolong mereka adalah thoghut
yang mengeluarkan mereka dari cahaya
menuju kegelapan-kegelapan.”
(Quran Surah Al Baqarah Ayat 257)
“Alif lam mim. Inilah Kitab yang tidak ada sedikit pun keraguan
padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.”
(Quran Surah Al Baqarah Ayat 1-2)
23
3. Al Quran sebagai Rahmat dan Obat
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an itu obat dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman. Akan tetapi ia tidaklah menambah
bagi orang-orang yang zalim selain kerugian.”
(Quran Surah Al Isra Ayat 82)
24
6. Al Quran dan Pahala Yang Berlipat-Lipat
-end-
25
Materi VI
Insan Terbaik
Tujuan :
Materi :
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah insan yang terbaik, memiliki budi
pekerti yang paling luhur, sebagaimana firman Allah :
26
“Demi Allah! Sesungguhnya aku beristigfar, memohon ampun
kepada Allah lebih dari 70 kali dalam sehari.”
(Hadits Riwayat Bukhari No. 6307)
Rasulullah adalah insan yang sangat lembut dan tidak tergesa-gesa. Suatu
ketika beliau pernah berjumpa dengan seorang arab badui lalu orang itu
menarik selendang yang beliau kenakan dipundak sehingga meninggalkan
bekas pada pundak beliau. Lalu orang itu berkata,
”Wahai Muhammad, berilah aku sebagian dari harta yang Allah berikan
kepadamu!” Namun Rasulullah tidak marah. Beliau menoleh dan menyuruh
kepada para shahabatnya agar memberikan sesuatu kepada orang ini.
(Hadits Riwayat Bukhari No. 3149 dan Muslim, No. 1057)
Kisah lain datang dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu yang pernah
tinggal dan membantu beliau selama 10 tahun, baik dalam perjalanan maupun
ketika di rumah. Anas Radhiyallahu anhu menceritakan bahwa Rasûlullâh selama
10 tahun tidak pernah mengatakan ‘Uh” kepadanya.
Beliau juga tidak pernah menyalahkan terhadap apa yang dilakukan, dengan
mengatakan, “Kenapa engkau melakukan ini?” atau terhadap apa yang tidak
dilakukan, dengan mengatakan, “Kenapa engkau tinggalkan?”.
(Hadits Riwayat Bukhari No. 2768 dan Muslim No. 2309)
27
Rasulullah adalah orang yang paling agung, paling mulia dan paling luhur
akhlaknya. Rasulullah tidak pernah melakukan perbuatan nista, tidak pernah
mencela dan beliau bukanlah tipe orang yang suka melaknat.
(Hadits Riwayat Bukhari No. 3559)
28
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau mencandai kami,”.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
saya tidak mengucapkan apapun kecuali yang benar.”
(Hadits Riwayat Bukhari No. 265 dan at-Tirmidzi No. 1990)
-end-
29
BAGIAN II
MATERI TAMBAHAN
30
Materi I
Larangan untuk Menduakan
Tujuan :
Materi :
Tidak boleh seorang muslim meminta bantuan kepada selain Allah. Apalagi
meminta bantuan jin untuk tujuan apapun. Karena jin tidak akan memberi
bantuan kecuali manusia menaati para jin dalam berbuat maksiat kepada Allah
dan berbuat kesyirikan atau kekufuran.
31
Jin adalah makhluk gaib yang telah diciptakan Allah untuk beribadah
kepadaNya. Adapun karakteristik dari jin antara lain :
3. Jin dapat melihat manusia. Sedangkan manusia tidak dapat melihat jin
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan
kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-
pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu
tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami
32
telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin
bagi orang-orang yang tidak beriman”.
(Quran Surah Al A’raf Ayat 27)
4. Di antara bangsa jin, ada yang beriman dan ada pula yang kafir
-end-
33
Materi II
Jagalah Hati
Tujuan :
Materi :
Niat ialah maksud atau tujuan. Niat bermakna membersihkan maksud dan
motivasi kepada Alah dari maksud dan hal lain. Sedangkan ikhlas atau khalasa,
bermakna bersih atau murni.
Hakikatnya niat adalah tujuan yang terbesit di dalam hati, amal hati secara
murni, bukan amal lidah yang biasa diucapkan sebelum memulai ibadah. Karena
dengan niat, seseorang akan mempunyai kekuatan untuk melawan musuh-
musuh Allah. Apabila niatnya sudah berubah karena cinta dunia, kekuatan yang
ada pada diri seorang hamba akan goyah.
“Ada seorang pemuda yang tinggal di sebuah desa, desa tersebut memiliki
adat menyembah pohon yang besar di sana. Pemuda ini ingin menghacurkan
pohon itu, lalu berangkatlah pemuda ini untuk menghancurkan pohon tersebut.
Namun di tengah jalan Setan yang mengetahui rencana pemuda ini
menghadangnya dengan menyamar. Lalu dia berbicara ke pemuda tersebut
supaya gak jadi ngehancurin pohon tersebut, sehingga terjadilah pertarungan.
Pemuda ini dengan mudah mengalahkan setan tersebut, namun setan dengan
akal liciknya mampu mengurungkan niat pemuda itu yaitu setan akan
menggantinya dengan memberikan uang yang diberikan di bawah bantalnya
setiap pagi. Akhirnya pemuda ini gak jadi ngehancurin pohon itu dan menerima
uang di bawah bantalnya itu. Suatu hari ketika uang itu tak pernah ada lagi.
34
Pemuda itu marah dan bergegas untuk menghancurkan pohon itu lagi, setan pun
kembali menyamar dan menghadang orang itu. Dan terjadilah pertempuran
kembali, namun kali ini Pemuda itu kalah dengan mudah, bahkan setelah dicoba
berkali-kali pun. Sehingga karena heran, pemuda itu bertanya kenapa ia bisa
kalah sedangkan dahulu ia bisa menang mudah. Akhirnya setan itu berkata,
“Dulu kamu menang karena kau berkeinginan menghancurkan pohon itu karena
Allah. Namun sekarang kamu berkeingin menghancurkan pohon itu karena
marah, uang yang selalu ku kirim tak pernah datang lagi. Bukan karena Allah.”
( Al Hadits )
35
2. Menambah pengetahuan tentang Allah swt dan hari kiamat. Dengan
mengetahui ilmu tentang-Nya, maka seseoang mengenal Allah swt dengan
sebenar-benarnya tentulah tidak akan berani berbuat syirik (menyekutukan
Allah dengan selain-Nya di dalam niatnya). Ia juga akan mempertimbangkan
amal-amalnya dan balasannya nanti di akhirat.
6. Berdoa, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik.
Doa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw : "Allahumma innii a'udzubika
annusyrikabika syaian a'lamuhu wa astaghfiruka lima laa a'lamuhu." (Ya Allah
aku berlindung kepada-Mu dari syirik kepada-Mu dalam perbuatan yang aku
lakukan dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa yang tidak aku
ketahui).
-end-
36
Materi III
Family Goal
Tujuan :
1. Peserta memahami pentingnya berbakti kepada orang tua sebagai bagian
dari ibadah
2. Peserta mengetahui contoh-contoh praktis berbakti kepada orang tua
dalam kehidupan sehari-hari.
Materi :
Berbuat baik terhadap orang tua atau birrul walidain adalah memberi
37
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan
Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di
dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,
kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(Quran Surah Luqman Ayat 15)
38
4. Membantu dengan harta.
-end-
39
Materi IV
Astaghfirullah
Tujuan :
1. Peserta mengetahui keutamaan beristighfar
Materi :
Setiap manusia tentu tidak pernah terlepas dari perbuatan dosa. Namun
yang terbaik dari orang yang berbuat dosa yaitu yang memohon ampun kepada
Allah dan bertaubat. Allah memerintahkan hambaNya untuk selalu memohon
ampun dan bertaubat kepada-Nya. Allah pun berjanji akan mengampuni orang-
orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada-Nya.
40
“Maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada
Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun.’”
(Quran Surah Nuh Ayat 10)
41
“Demi Allah, sesungguhya aku benar-benar memohon ampun
kepada Allâh dan bertaubat kepada-Nya dalam
sehari semalam lebih dari 70 kali.”
(Hadits Riwayat Bukhari No. 6307 dan Tirmidzi No. 3259)
-end-
42
DAFTAR PUSTAKA
43
Catatan :
44
Catatan :
45
Catatan :
46