Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI


MEDIA PEMBELAJARAN GOOGLE CLASSROOM

Vara Nina Yulian1), Yanry Budianingsih2)


1, 2Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Subang

varanina15@gmail.com

ABSTRACT
Learning at this time is more directed at modernization activities with the help of advanced
technology with the hope of helping students digest lecture material in an interactive,
productive, effective, inspirational, constructive, and fun way. In addition, students are also
expected to have life skills from the application of this technology. With this growing
technological era, the learning program is directed to be able to make better use of technology.
One of the uses of technology today is Google Classroom. The purpose of this study was to
analyze students' mathematical problem solving abilities through learning media google
classroom. Type of research used in this research is descriptive research with the design of One
Shot Case Study. The population in this study were students of the Teaching and Education
Faculty of Subang University in the Class of Integral Calculus and the sample was taken from
one class of 13 people who were taken by purposive sampling. The results of the analysis
showed that the students' mathematical problem solving abilities achieved good criteria, with
the highest achievement on indicators of implementing the plan.

Keywords: Learning Media, Mathematical Problem Solving, Google Classroom

ABSTRAK
Pembelajaran saat ini, lebih diarahkan pada aktivitas modernisasi dengan bantuan teknologi canggih
dengan harapan dapat membantu mahasiswa dalam mencerna materi perkuliahan secara interaktif,
produktif, efektif, inspiratif, konstruktif, dan menyenangkan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan
memiliki life skill dari aplikasi teknologi tersebut. Dengan adanya era teknologi yang semakin
berkembang ini maka progam pembelajaran diarahkan untuk bisa memanfaatkan teknologi dengan
lebih baik. Salah satu pemanfaatan teknologi saat ini adalah Google Classroom. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa melalui media
pembelajaran google classroom. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan desain One Shot Case Study. Populasi pada penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Subang pada Kelas
Kalkulus Integral dan Sampel diambil satu kelas sebanyak 13 orang yang di ambil dengan purposive
sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis
mahasiswa mencapai kriteria baik, dengan ketercapaian tertinggi pada indikator melaksanakan
rencana.

Kata kunci: Media Pembelajaran, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Google


Classroom

88

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

A. PENDAHULUAN
Pemecahan masalah merupakan suatu yang dapat digunakan mungkin belum ada.
usaha siswa dalam menyelesaikan masalah Pemecahan masalah sangat dibutuhkan
khususnya dalam pembelajaran matematika. dalam kehidupan sehari-hari. (National
Pemecahan masalah dalam pembelajaran Council of Teachers of Mathematics, 2000)
matematika menekankan pada penggunaan menyatakan pemecahan masalah adalah
metode, prosedur, dan strategi yang dapat jantung dari matematika. Keberhasilannya
dibuktikan kebenarannya secara sistematis. harus didukung oleh pengetahuan tentang
Dalam matematika istilah pemecahan materi matematika, strategi pemecahan
masalah mengacu pada tugas-tugas yang masalah dan pengaturan untuk
diberikan untuk meningkatkan pemahaman menyelesaikannya. Lebih lanjut (National
dan kemampuan matematik siswa. Cai & Council of Teachers of Mathematics, 2000)
Leister (Albay, 2019) menyebutkan bahwa juga menyatakan dalam pembelajaran
pemecahan masalah dapat membantu siswa matematika siswa diharapkan mampu: (1)
mengembangkan kemampuan pemahaman membangun pengetahuan baru melalui
konsep, koneksi, dan komunikasi pemecahan masalah; (2) memecahkan
matematisnya. Pehkonen (Siswono, 2005) masalah matematika maupun dalam
menyebutkan bahwa kemampuan konteks lain; (3) menerapkan dan
pemecahan masalah siswa penting untuk menggunakan berbagai strategi yang tepat
meningkatkan keterampilan kognitif dan untuk memecahkan masalah; (4)
dapat memotivasi siswa dalam belajar mengamati dan mereflesikan dalam proses
matematika. Selain itu kemampuan pemecahan masalah matematika.
pemecahan masalah juga mendorong siswa (Sumarmo, 2010) menyatakan
untuk dapat menggunakan konsep dan pemecahan masalah matematis mempunyai
strateginya sendiri dalam menyelesaikan dua makna yaitu: a) Pemecahan masalah
masalah matematika yang diberikan sebagai suatu pendekatan pembelajaran,
(Intaros, Inprasitha, & Srisawadi, 2014). yang digunakan untuk menemukan kembali
Sejalan dengan (Bayat & Tarmizi, 2010) (reinvention) dan memahami materi,
yang menyebutkan bahwa dengan konsep, dan prinsip matematika.
pemecahan masalah dapat meningkatkan Pembelajaran diawali dengan penyajian
kemampuan kognitif siswa. masalah atau situasi yang kontekstual
(Kusumah, 2008) menyatakan suatu kemudaian melalui induksi siswa
masalah apalagi masalah non-rutin, arah menemukan konsep/prinsip matematika dan
penyelesaiannya belum jelas dan algoritma b) pemecahan masalah sebagai kegiatan
89

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

yang meliputi; (1) mengidentifikasi melaksanakan rencana (Carrying out the


kecukupan data untuk pemecahan masalah; Plan) dan memeriksa kembali (Looking
(2) membuat model matematik dari suatu Back).
situasi atau masalah sehari-hari dan Masih rendahnya kemampuan
menyelesaikannya; (3) memilih dan pemecahan masalah matematis siswa,
menerapkan strategi untuk menyelesaikan sementara tuntutan zaman agar siswa dapat
masalah matematika dan atau di luar berkompetisi dalam era globalisasi.
matematika; (4) menjelaskan atau Pembelajaran saat ini, lebih diarahkan pada
menginterpretasikan hasil sesuai aktivitas modernisasi dengan bantuan
permasalahan asal, serta memeriksa teknologi canggih dengan harapan dapat
kebenaran hasil atau jawaban; (5) membantu mahasiswa dalam mencerna
menerapkan matematika. materi perkuliahan secara interaktif,
Indikator pemecahan masalah produktif, efektif, inspiratif, konstruktif, dan
matematis yang dapat digunakan menurut menyenangkan. Selain itu, mahasiswa juga
(Sumarmo, 2008) adalah sebagai berikut: 1) diharapkan memiliki life skill dari aplikasi
Mengidentifikasi kecukupan data untuk teknologi tersebut. Dengan adanya era
pemecahan masalah, 2) Membuat model teknologi yang semakin berkembang ini
matematik dari suatu situasi atau masalah maka progam pembelajaran diarahkan untuk
sehari-hari dan menyelesaikannya, 3) bisa memanfaatkan teknologi dengan lebih
Memilih dan menerapkan strategi untuk baik.
menyelesaikan masalah matematika atau di Media merupakan alat bantu yang
luar matematika, 4) Menjelaskan atau digunakan untuk memudahkan pekerjaan.
menginterpretasikan hasil sesuai dengan Kata media berasal dari bahasa latin yang
permasalahan asal serta memeriksa merupakan bentuk jamak dari kata medium
kebenaran hasil jawaban, dan 5) yang berarti pengantar atau perantara yang
Menerapkan matematika secara bermakna. merupakan wahana penyalur informasi
Dari beberapa pendapat dapat belajar atau penyalur pesan. Media juga
disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
masalah sangat penting dalam pembelajaran dapat dipergunakan untuk menyalurkan
matematika. Pemecahan masalah yang pesan, merangsang pikiran, perasaan,
dimaksud dalam penelitian ini adalah perhatian, dan kemauan siswa, sehingga
kemampuan memahami masalah dapat mendorong siswa untuk terlibat
(Understanding the Problem), menyusun dalam proses pembelajaran.
rencana pemecahannya (Devising a Plan), Menurut (Gerlach, Vernon S. & Ely,
90

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

1980) mengatakan bahwa media apabila sarana distribusi tugas, submit tugas bahkan
dipahami secara garis besar adalah menilai tugas-tugas yang dikumpulkan
manusia, materi, atau kejadian yang menurut Herman (Hammi, 2017). Dengan
membangun kondisi yang membuat siswa demikian, aplikasi ini dapat membantu
mampu memperoleh pengetahuan, memudahkan Dosen dan Mahasiswa dalam
keterampilan atau sikap. Pengajaran dengan melaksanakan proses belajar dengan lebih
media berbeda dari pengajaran dengan alat mendalam. Hal ini disebabkan karena baik
peraga. Media pembelajaran adalah Mahasiswa maupun Dosen dapat
perangkat inti yang digunakan untuk mengumpulkan tugas, mendistribusikan
mendukung proses belajar mengajar. Media tugas, menilai tugas di rumah atau
adalah kombinasi dari hardware dan dimanapun tanpa terikat batas waktu atau
software. Penggunaannya tidak tergantung jam pelajaran.
pada kehadiran guru. Penyampaian materi Google classroom sesungguhnya
pembelajaran dapat disatukan dengan dirancang untuk mempermudah interaksi
bantuan media pembelajaran, penafsiran Dosen dan Mahasiswa dalam dunia maya.
yang berbeda dari guru dapat dihindari dan Aplikasi ini memberikan kesempatan
dapat mengurangi kesenjangan antara kepada para Dosen untuk mengeksplorasi
informasi siswa di manapun berada. gagasan keilmuan yang dimilikinya kepada
(Sudiantini & Shinta, 2018) Media Mahasiswa. Dosen memliki keleluasaan
pembelajaran mendorong siswa memahami waktu untuk membagikan kajian keilmuan
masalah, meningkatkan kemampuan dan memberikan tugas mandiri kepada
kreatifitas siswa dalam menyusun rencana Mahasiswa selain itu, Dosen juga dapat
penyelesaian dan melibatkan siswa secara membuka ruang diskusi bagi para
aktif dalam menemukan sendiri Mahasiswa secara online. Namun demikian,
penyelesaian masalah, serta mendorong terdapat syarat mutlak dalam
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mengaplikasikan google classroom yaitu
guru hanya sebagai fasilitator. Salah satu membutuhkan akses internet yang
media pembelajaran yang memanfaatkan mumpuni.
teknologi saat ini adalah Google Aplikasi google classroom dapat
Classroom. digunakan oleh siapa saja yang tergabung
Google Classroom merupakan dengan kelas tersebut. Kelas tersebut adalah
sebuah aplikasi yang memungkinkan kelas yang didesain oleh Dosen yang sesuai
terciptanya ruang kelas di dunia maya. dengan kelas sesungguhnya atau kelas
Selain itu, google classroom bisa menjadi nyata di sekolah. Terkait dengan anggota
91

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

kelas dalam google classroom Herman Herman dalam (Hammi, 2017) yang
dalam (Hammi, 2017) menjelaskan bahwa memaparkan bahwa dalam google
google classroom menggunakan kelas classroom kelas dirancang untuk membantu
tersedia bagi siapa saja yang memiliki Dosen membuat dan mengumpulkan tugas
Google Apps for Education, serangkaian tanpa kertas, termasuk fitur yang
alat produktivitas gratis termasuk gmail, menghemat waktu seperti kemampuan
dokumen, dan drive. untuk membuat salinan google dokumen
Rancangan kelas yang secara otomatis bagi setiap Mahasiswa.
mengaplikasikan google classroom Kelas juga dapat membuat folder drive
sesungguhnya ramah lingkungan. Hal ini untuk setiap tugas dan setiap Mahasiswa,
dikarenakan Mahasiswa tidak agar semuanya tetap teratur. Berikut ini
menggunakan kertas dalam mengumpulkan tampilan awal google classroom.
tuganya. Hal ini sejalan dengan pendapat

Gambar 1. Tampilan Awal Google Classroom

B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam digunakan untuk mendeskripsikan media
penelitian ini adalah pre-eksperimen. pembelajaran google classroom terhadap
(Arikunto, 1992) bahwa “Penelitian Pre- kemampuan pemecahan masalah
experimental seringkali dipandang sebagai mahasiswa.
eksperimen yang tidak sebenarnya atau Desain penelitian yang digunakan
sering disebut dengan istilah quasi adalah One Shot Case Study, yaitu subjek
experiment atau eksperimen pura-pura.” diberi perlakuan (treatment) tertentu yang
Jenis penelitian yang digunakan adalah diikuti dengan pengamatan pada saat
penelitian deskriptif. Penelitian ini penerapan perlakuan dan melakukan
92

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

pengukuran terhadap akibat dari perlakuan menetapkan pertimbangan - pertimbangan


tersebut. Perlakuan yang dimaksud dalam atau kriteria - kriteria tertentu yang harus
penelitian ini adalah media pembelajaran dipenuhi oleh sampel yang digunakan dalam
google classroom dan melihat pengaruhnya penelitian ini.
terhadap kemampuan pemecahan masalah Pengumpulan data dalam penelitian
matematis Mahasiswa. Variabel penelitian ini melalui tes tertulis yang telah
ini terdiri dari variabel terikat, yaitu dinyatakan valid oleh 2 ahli materi dan
kemampuan pemecahan masalah matematis memiliki reliabilitas sebesar 0,71. Indikator
(Y) dan variabel bebas, yaitu media soal kemampuan pemecahan masalah yang
pembelajaran (X). dimaksud dalam penelitian ini adalah
Populasi pada penelitian ini adalah kemampuan memahami masalah
mahasiswa Program Studi Fakultas (Understanding the Problem), menyusun
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas rencana pemecahannya (Devising a Plan),
Subang pada Kelas Kalkulus Integral. melaksanakan rencana (Carrying out the
Sedangkan yang menjadi sampel pada Plan) dan memeriksa kembali (Looking
penelitian ini satu kelas sebanyak 13 orang Back).
yang di ambil dengan purposive sampling. Kemampuan pemecahan masalah
Menurut (Sugiyono, 2011) bahwa: mahasiswa dianalisis melalui jawaban hasil
“purposive sampling adalah teknik tes dengan menghitung skor masing-masing
pengambilan sampel sumber data dengan indikator kemampuan pemecahan masalah.
pertimbangan tertentu.” Alasan Kriteria pencapaian kemampuan
menggunakan teknik Purposive Sampling pemecahan masalah siswa tiap indikator
adalah karena tidak semua sampel memiliki disajikan pada Tabel 1.
kriteria yang sesuai dengan fenomena yang
diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih
teknik Purposive Sampling yang
Tabel 1. Kriteria Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Persentase % Kriteria
80  % ≤ 100 Sangat Baik
79  % ≤ 68 Baik
67  % ≤ 56 Cukup
45  % ≤ 55 Kurang
% ≤ 44 Sangat Kurang

93

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan penelitian yang telah menit kemudian dilakukan tes akhir berupa
dilakukan pada tanggal 5 September 2020 – soal esai sebanyak 5 soal yang dilakukan
2 Januari 2021 sebanyak 16 pertemuan. selama 90 menit yang diikuti oleh siswa
Setiap pertemuan pembelajaran selama 90 sebanyak 13 orang (lihat tabel 2).
Tabel 2. Rekapitulasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
xmaks xmin n
72 85 60 13

Kemampuan pemecahan masalah pemecahan masalah matematis mahasiswa


matematis ditunjukkan oleh keberhasilan dianalisis berdasarkan hasil tes secara
siswa di dalam kelas setelah menerima keseluruhan ditinjau dari persentase siswa
pembelajaran dan menjalani evaluasi. Dari yang mencapai kriteria pencapaian
tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah matematis
mahasiswa berada di angka 72 dengan skor seperti disajikan pada gambar 2.
maksimal 85 dan minimal 60. Kemampuan

Gambar 2. Persentase Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Pada gambar 2 terlihat bahwa ada 23 Indikator soal kemampuan


persen mahasiswa berada pada kriteria pemecahan masalah yang dimaksud dalam
sangat baik untuk pencapaian kemampuan penelitian ini adalah kemampuan
pemecahan masalah matematis, kemudian memahami masalah (Understanding the
54 persen berada di kriteria baik, dan 23 Problem), menyusun rencana
persen berada pada kriteria cukup. pemecahannya (Devising a Plan),
Sedangkan untuk kriteria kurang dan sangat melaksanakan rencana (Carrying out the
kurang berisi 0 persen atau tidak ada Plan) dan memeriksa kembali (Looking
mahasiswa yang masuk kriteria tersebut. Back).

94

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

Gambar 3. Hasil Jawaban Mahasiswa

Gambar 4. Hasil Jawaban Mahasiswa

Berdasarkan gambar 2, jawaban mahasiswa masih kesulitan untuk


mahasiswa pada tes akhir berdasarkan melakukan pemeriksaan kembali (Looking
kemampuan pemecahan masalah secara Back).
keseluruhan nilai siswa berada pada kriteria Hal tersebut sejalan dengan temuan
baik. Hal ini didukung dengan jawaban (Annizar, Maulyda, Khairunnisa, & Hijriani,
mahasiswa pada gambar 3 dan 4 yang 2020) dan (Murni, Sabandar, Kusumah, &
menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki Kartasamita, 2013), bahwa anak yang
kemampuan memahami masalah berada pada ketegori kemampuan
(Understanding the Problem), menyusun matematika rendah sering melewatkan
rencana pemecahannya (Devising a Plan), tahapan pengecekan baik dalam
dan melaksanakan rencana (Carrying out perhitungan, rumus maupun konsepnya
the Plan). Untuk kemampuan pemecahan sehingga hasil akhir yang didapat cenderung
masalah matematis dengan indikator tidak tepat, (Kurniadi & Purwaningrum,
memeriksa kembali (Looking Back) belum 2018) tidak membaca soal dengan seksama
dimiliki oleh mahasiswa dilihat dari lembar sehingga ada informasi yang terlewat; tidak
jawaban tes akhir. Sebagian besar bisa menyebutkan apa yang diketahui
95

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

dengan lengkap, dan tidak mengidentifikasi menyelesaikan soal-soal matematika. Salah


apa yang diketahui dengan tepat sehingga satunya, kurang berlatih dalam
menyebabkan salah penfasiran. Bisa juga menyelesaikan soal-soal yang non rutin
hasil yang rendah tersebut terjadi karena (Afriansyah, 2018).
mahasiswa kurang berlatih dalam

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dan penggunaan media pembelajaran google
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa classroom, sehingga ada baiknya pengajar
kemampuan pemecahan masalah matematis atau dosen memberikan pengarahan terlebih
mahasiswa mencapai kriteria baik, dengan dahulu tentang media pembelajaran google
ketercapaian tertinggi pada indikator classroom. Selain itu mahasiswa juga masih
melaksanakan rencana. Kesimpulan ini membutuhkan bimbingan dalam belajar,
sesuai dengan hasil penelitian (Pratidiana, jadi dalam pembelajaran ini baiknya
Rosdianwinata, & Mathla, 2021) bahwa pengajar membuat video pembelajaran
efektifitas belajar menggunakan google tentang materi yang akan diajar kemudian
classroom sangat mendukung terhadap hasil diunggah pada media pembelajaran google
belajar mahasiswa. Hambatan yang classroom untuk memudahkan mahasiswa
dirasakan selama penelitian ini yaitu memahami materi yang sedang diterangkan.
awalnya mahasiswa masih asing dengan

DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah, E. A. (2018). Investigasi university students. Social Sciences &
Kemampuan Problem Solving Dan Humanities Open, 1(1), 100006.
Problem Posing Matematis https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2019.1
Mahasiswa Via Pendekatan Realistic. 00006
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Annizar, A. M., Maulyda, M. A.,
Matematika, 5(3), 269–280. Khairunnisa, G. F., & Hijriani, L.
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v5 (2020). Kemampuan Pemecahan
i3.282 Masalah Matematis Siswa dalam
Albay, E. M. (2019). Analyzing the effects Menyelesaikan Soal PISA pada Topik
of the problem solving approach to the Geometri. Jurnal Elemen, 6(1), 39–
performance and attitude of first year 55.

96

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

https://doi.org/10.29408/jel.v6i1.1688 Pemecahan Masalah Matematis.


Arikunto, S. (1992). Prosedur Penelitian Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Matematika, 11(2).
Rineka Cipta. https://doi.org/10.30870/jppm.v11i2.3
Bayat, S., & Tarmizi, R. A. (2010). 754
Assessing cognitive and Kusumah, Y. S. (2008). Konsep,
metacognitive strategies during Pengembangan, dan Implementasi
algebra problem solving among Computer-Based Learning dalam
university students. Procedia - Social Peningkatan Kemampuan High-Order
and Behavioral Sciences, Mathematical Thinking. Bandung:
8(December), 403–410. UPI Press.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010. Murni, A., Sabandar, J., Kusumah, Y. S., &
12.056 Kartasamita, B. G. (2013). The
Gerlach, Vernon S. & Ely, D. P. (1980). Enhancement of Junior High School
Teaching and Media a Systematic Student’s Skill-Based Metacognitive
Approach: Second Edition (Second). Learning. Journal on Mathematics
New Jersey: Prentice-Hall. Education, 4(2), 194–203.
Hammi, Z. (2017). “Implementasi Google National Council of Teachers of
Classroom Pada Kelas Xi Ipa Man 2 Mathematics. (2000). Principles and
Kudus.” Skripsi, 1–58. Retrieved from Standards for School Mathematics.
https://lib.unnes.ac.id/31039/ Reston: NCTM.
Intaros, P., Inprasitha, M., & Srisawadi, N. Pratidiana, D., Rosdianwinata, E., &
(2014). Students’ Problem Solving Mathla, U. (2021). Keefektifan
Strategies in Problem Solving- Penggunaan E-Learning Berbasis
mathematics Classroom. Procedia - Google Classroom Terhadap Hasil
Social and Behavioral Sciences, Belajar Mahasiswa. 14, 25–40.
116(June 2015), 4119–4123. Siswono, T. Y. E. (2005). Upaya
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014. Meningkatkan Kemampuan Berpikir
01.901 Kreatif Siswa Melalui Pengajuan
Kurniadi, G., & Purwaningrum, J. P. Masalah. Pendidikan Matematika, (1),
(2018). Kesalahan Siswa Pada 1–15.
Kategori Kemampuan Awal Sudiantini, D., & Shinta, N. D. (2018).
Matematis Rendah Dalam Pengaruh Media Pembelajaran
Penyelesaian Tes Kemampuan Terhadap Kemampuan Berpikir
97

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021

Kreatif Dan Penalaran Matematis Keterampilan Membaca Matematika


Siswa. Jurnal Penelitian Dan pada Siswa Sekolah Menengah.
Pembelajaran Matematika, 11(1), Retrieved from
177–186. http://math.sps.upi.edu/wp-
https://doi.org/10.30870/jppm.v11i1.2 content/uploads/2010/02/MKLHKET
996 BACA-MAT-NOV-06-new.pdf
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Sumarmo, U. (2010). Pendidikan Karakter,
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Berpikir dan Disposisi Logis, Kritis,
Bandung: Alfabeta. dan Kreatif dalam Pembelajaran
Sumarmo, U. (2008). Pembelajaran Matematika. Bandung.

98

Vara Nina Yulian, Yanry Budianingsih

Anda mungkin juga menyukai