Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK

DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN PADA MATA


PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 6 PALEMBANG

Yeyen Febrianti, Yulia Djahir, Siti Fatimah


Universitas Sriwijaya

Abstract: This study discussed about the students creative thinking ability to use the
environment on economic subject at SMA Negeri 6 Palembang. The problem of this study was
how the students creative thinking ability to use the environment on economic subjects at SMA
Negeri 6 Palembang ?. The variables of this study were creative thinking and the environment.
This study used descriptive method. The sample was 53 students at SMA Negeri 6 Palembang.
The data were collected by observation, interview, and documentation. The result from
observation showed that the creative thinking of students consisted of five indicators, they were
fluent skill with the very well criteria (83.76%), flexible skill with the very well criteria
(89.1%), original skill with the good criteria (79.25%). It was suggested to economic teachers
to develop the detail skills that had good criteria became very good criteria, so that students
were able to develop an idea in detail which was further improved.

Keywords: creative Thinking, Save The Environment

Abstrak: Penelitian ini membahas tentang kemampuan berpikir kreatif peserta didik dengan
memanfaatkan lingkungan pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 6 Palembang.
Rumusan masalahnya adalah bagaimana kemampuan berpikir kreatif peserta didik dengan
memanfaatkan lingkungan pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 6
Palembang?.Variabel penelitian yaitu berpikir kreatif dan lingkungan.Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif.Sampel penelitian ini adalah 53 peserta didik di SMA Negeri
6 Palembang.Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
observasi menunjukkan bahwa berpikir kreatif peserta didik terdiri dari 5 indikator yaitu
keterampilan lancar dengan kriteria sangat baik (83,76%); keterampilan luwes dengan kriteria
sangat baik (89,1%); keterampilan orisinal dengan kriteria baik (79,9%); keterampilan
merinci dengan kriteria baik (79,9%); serta keterampilan mengevaluasi dengan kriteria sangat
baik (86,30%). Sedangkan hasil wawancara dengan memanfaatkan lingkungan dengan kriteria
baik (79,25%). Disarankan kepada guru ekonomi untuk mengembangkan keterampilan
merinci yang terkriteria baik menjadi sangat baik sehingga peserta didik mampu
mengembangkan suatu gagasan secara merinci yang lebih meningkat.

Kata Kunci :Berpikir Kreatif, Pemanfaatan Lingkungan

PENDAHULUAN Berpikir kreatif memberikan


Berpikir Kreatif adalah sebuah proses dukungan kepada peserta didik sehingga
yang mengembangkan ide-ide yang tidak peserta didik lebih terpacu untuk lebih kreatif.
biasa dan menghasilkan pemikiran yang baru Sani ( 2014:15) mengemukakan bahwa
yang memiliki ruang lingkup yang luas. berpikir kreatif merupakan kemampuan
Berpikir kreatif dapat menghasilkan mengembangkan ide yang tidak biasa,
pemikiran yang bermutu, proses kreatif berkualitas, dan sesuai tugas. Hal tersebut
tersebut tentunya tidak dapat dilaksanakan menunjukkan bahwa berpikir kreatif dapat
tanpa adanya pengetahuan yang didapat mengembangkan daya pikir yang mencangkup
dengan pengembangan pemikiran dengan wawasan dengan unsur-unsur yang luas.
baik.

121
122JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

Indikator dalam berpikir kreatif yang 2. Indikator Berpikir Kreatif


menjadi acuan peneliti menurut Munandar Berpikir kreatif adalah aktivitas berpikir
(dikutip Susanto, 2013:111) yaitu, untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif dan
keterampilan lancar; keterampilan luwes; orisinil. Baer (dikutip Aryana, 2007:675)
keterampilan orisinal; keterampilan merinci; mengemukakan berpikir kreatif yaitu (1)
serta keterampilan mengevaluasi. Adapun lancar, adalah kemampuan menghasilkan
indikator persiapan pelaksanaan banyak ide, (2) luwes, adalah kemampuan
pembelajaran dengan memanfaatkan menghasilkan ide-ide yang bervariasi, (3)
lingkungan menurut Uno dan Nurdin orisinal, adalah kemampuan menghasilkan ide
(2013:143) yaitu, mengatur bahan pelajaran; baru atau ide yang sebelumnya tidak ada, dan
lingkungan belajar; memilih strategi belajar; (4) memerinci, adalah kemampuan
serta memilih media pembelajaran. mengembangkan atau menambahkan ide-ide
SMA Negeri 6 palembang merupakan sehingga dihasilkan ide yang rinci atau detail.
salah satu sekolah Negeri di Provinsi Hal ini bahwa berpikir kreatif memiliki
Sumatera Selatan, SMA Negeri 6 beberapa indikator untuk menghasilkan ide
menggunakan kurikulum 2013. Dalam yang baru.Kreativitas seseorang ditunjukkan
pemanfaatan lingkungan guru ekonomi sering dalam berbagai hal, seperti kebiasaan berpikir,
memanfaatkan sumber belajar lingkungan di sikap, pembawaan atau kepribadian, atau
luar kelas dengan mengkaitkan materi kecakapan dalam memecahkan masalah.
pembelajaran, maka dari itu peneliti ingin MenurutRahayu,dkk (2011:109) Kemampuan
menganalisis kemampuan berpikir kreatif berpikir kreatif ada 5 aspek, diantaranya
peserta didik dengan memanfaatkan berpikir lancar, berpikir luwes, orisinal,
lingkungan pada mata pelajaran ekonomi elaborasi, dan evaluasi.
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan 3. Faktor Pendorong Kreativitas
berpikir kreatif peserta didik dengan Pembelajaran yang dapat memberikan
memanfaatkan lingkungan pada mata peserta didik kesempatan yang lebih untuk
pelajaran ekonomi. Mengeksplorasi permasalahan yang
memberikan solusi dapat meningkatkan
TINJAUAN PUSTAKA kemampuan peserta didik dalam bepikir
1. Pengertian Berpikir Kreatif kreatif, Menurut Uno dan Nurdin (2014:155)
Menurut Susanto (2013:110) menyatakan bahwa faktor pendorong
Berpikir kreatif merupakan sebuah proses kreativitas yaitu:
yang melibatkan unsur-unsur orisinalitas, a. Kepekaan dalam melihat lingkungan :
kelancaran, fleksibelitas, dan elaborasi. Hal peserta didik sadar bahwa berada di tempat
tersebut menunjukan bahwa berfikir kreatif yang nyata.
dapat mengembangkan daya pikir yang b. Kebebasan dalam melihat lingkungan :
mencangkup wawasan dengan unsur unsur mampu melihat masalah dari segala arah.
yang luas. c. Komitmen kuat untuk maju dan berhasil :
Berpikir kreatif dapat menghasilkan hasrat ingin tahu besar.
pemikiran yang bermutu.Sesuai dengan d. Optimis dan berani mengambil risiko : suka
pendapat Sani (2014:15) yang menyatakan tugas yang menantang.
bahwa berpikir kreatif merupakan e. Ketekunan untuk berlatih : wawasan yang
kemampuan mengembangkan ide yang tidak luas.
biasa, berkualitas, dan sesuai tugas.Hal ini f. Lingkungan kondusif, tidak kaku, dan
merupakan pengembangan diri terhadap ide- otoriter.
ide baru yang memiliki mutu yang baik. Hal diatas menunjukan bahwa faktor
Berdasarkan pendapat yang telah pendorong kreativitas merupakan tindakan
diuraikan, bahwa berpikir kreatif adalah dalam meningkatkan berpikir kreatif peserta
sebuah proses yang mengembangkan ide-ide didik dengan ide yang luas.
yang tidak biasa dan menghasilkan pemikiran Untuk mendorong tingkah laku kreatif
yang baru yang memiliki ruang lingkup yang menurut Torrance (dikutip Slameto, 2010:154)
luas. mengemukakan saran-saran tentang apa yang
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik, Yeyen Febrianti, Yulia Djahir, Siti Fatimah 123

dilakukan oleh guru terhadap peserta dengan kehidupan bermasyarakat,


didiknya sebagai berikut: lingkungan sosial ini tepat digunakan untuk
1. Hargai pertanyaan-pertanyaan, termasuk mempelajari ilmu-ilmu sosial.
yang kelihatannya aneh atau luar biasa. b. Lingkungan Alam.
2. Hargailah gagasan-gagasan yang Lingkungan alam berkenaan dengan
imaginatif dan kreatif. segala sesuatu yang sifatnya yang alamiah,
3. Tunjukkan kepada peserta didik, bahwa lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang
gagasan-gagasan mereka itu bernilai. studi ilmu pengetahuan alam.
4. Berikanlah kesempatan kepada peserta c. Lingkungan buatan.
didik untuk melakukan sesuatu tanpa Disamping lingkungan sosial dan
ancaman bahwa pekerjaannya itu akan di lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga
nilai. yang disebut lingkungan buatan yaitu
5. Masukkan faktor hubungan sebab akibat lingkungan yang sengaja diciptakan atau
di dalam penilaian. dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang
Disamping menerima dan bermanfaat. Peserta didik dapat mempelajari
menyesuaikan diri dengan standar yang ada, lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti
berpikir dan bertingkah laku secara bebas dan prosesnya, pemanfaatannya,fungsinya,
meluas merupakan hal penting untuk pemeliharaanya, daya dukungnya serta aspek
perkembangan kreativitas. lainnya yang dapat dikaitkan dengan
4. Pengertian Lingkungan kepentingan berbagai bidang studi yang
Semua benda atau kondisi di mana diberikan di sekolah.
manusia dan aktivitasnya termasuk di Ketiga lingkungan belajar di atas dapat
dalamnya, yang terdapat di dalam ruang di dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar-
mana manusia tersebut mempengaruhi mengajar melalui perencaan yang saksama
kelangsungan hidupnya merupakan oleh guru-guru bidang studi baik secara
lingkungan.Menurut Uno dan Nurdin sendiri-sendiri maupun bersama. Penggunaan
(2014:137) lingkungan merupakan salah satu lingkungan belajar dapat dilaksanakan dalam
potensi yang diciptakan sebagai pemenuhan jam pelajaran bidang studi, diluar jam
kebutuhan manusia dalam menjalani hidup di pelajaran dalam bentuk penugasan.
dunia yang perlu dijaga kelestariannya.Hal ini Proses belajar mengajar berpengaruh
dapat disimpulkan bahwa lingkungan lah dengan faktor lingkungan yang merupakan
sebagai kebutuhan manusia. bagian dari kehidupan peserta didik, menurut
Sanjaya (2006:176) Lingkungan adalah Djamarah (2011:176) membahas dua faktor
segala sesuatu yang dapat memungkinkan lingkungan yaitu:
peserta didik belajar. Misalnya gedung a. Lingkungan Alami.
sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, b. Lingkungan sosial Budaya.
kantin sekolah, dan lain sebagainya. Dapat Teknik penggunaan lingkungan belajar
disimpulkan bahwa semua lingkungan hendaknya ditepatkan sebagai sumber belajar
merupakan sumber belajar bagi peserta dalam hubungannya dengan materi bidang
didik.Dari pengertian di atas bahwa studi yang relavan.Dengan demikian
lingkungan adalah tempat berlangsungnya lingkungan dapat memperkaya materi
kegiatan belajar mengajar yang berpengaruh pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep
dari luar terhadap kelangsungan kegiatan yang dipelajari dalam bidang studi dan bisa
tersebut. dijadikan sebagai laboratorium belajar peserta
5. Jenis Lingkungan Belajar didik.
Dari semua lingkungan masyarakat yang Jenis lingkungan dari kedua pendapat di
dapat digunakan dalam proses pendidikan atas menurut Rivai dan Sudjana bahwa
secara umum menurut Rivai dan Sudjana lingkungan belajar bersifat alami dan buatan,
(2013:212) dapat dikatagorikan menjadi tiga dengan berinteraki dikehidupan sekitarnya,
macam yaitu: selanjutnya yang dikemukakan Djamarah,
a. Lingkungan sosial. lingkungan belajar diperoleh dari alam dan
Lingkungan sosial sebagai sumber kehidupan masyarakat yang dipelajari oleh
belajar berkenaan dengan interaksi manusia peserta didik.
124JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

Dari kedua pendapat yang dikemukakan nyata, konsep yang dipahami melalui proses
Rivai dan Sudjana dan Djamarah dapat penemuan, pemberdayaan dan hubungan.
disimpulkan bahwa jenis lingkungan belajar Penggunaan lingkungan sebagai sumber
dapat diperoleh dari semua lingkungan belajar sering membuat anak merasa senang
disekitar yang dipelajari dan dapat diperkaya dalam belajar.Belajar dengan menggunakan
dalam materi pembelajaran. lingkungan tidak selalu harus keluar
6. Pengertian Sumber Belajar kelas.Bahan dari lingkungan dapat dibawa
Proses belajar adalah kegiatan yang keruang kelas untuk menghemat biaya dan
dilakukan oleh peserta didik dalam mencapai waktu. Uno dan Nurdin (2014:227)
tujuan pengajaran. Menurut Nara dan Eveline mengatakan Pemanfaatan lingkungan dapat
(2014:127) Sumber belajar meliputi segala mengembangkan sejumlah keterampilan,
sesuatu yang digunakan untuk memfasilitasi seperti mengamati (dengan seluruh
belajar.Sumber belajar tersebut meliputi indra),mencatat, merumuskan pertanyaan,
pesan, manusia, material atau bahan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat
peralatan, teknik dan lingkungan yang tulisan, dan membuat gambar/diagram.
dipergunakan secara sendiri-sendiri maupun Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya)
dikombinasikan untuk memfasilitasi merupakan sumber yang sangat kaya untuk
terjadinya tidak belajar.Hal ini merupakan bahan belajar anak.Lingkungan dapat berperan
unsur belajar yang ada disekitar kita yang sebagai sumber belajar, tetapi juga sebagai
dapat dijadikan suatu sumber belajar yang objek kajian (sumber belajar).Samartowa
mendidik. (2006:173) mengatakan bahwa pembelajaran
Menurut Djamarah Dan Zain yang dilakukan diluar kelas (out door
(2010:122) Sumber belajar adalah segala education) dengan memanfaatkan lingkungan
sesuatu yang dapat digunakan sebagai tempat sebagai laboratorium alam.
dimana bahan pengajaran terdapat asal untuk Lingkungan pun dapat dijadikan salah satu
belajar seseorang. Hal ini sebagai tempat sumber belajar, menurut Depdiknas (dikutip
untuk belajar peserta didik dimanapun tempat Uno dan Nurdin, 2014:137) yang
peserta didik itu berada. mengemukakan bahwa belajar dengan
Defenisi sumber belajar di atas menggunakan lingkungan memungkinkan
menunjukan defenisi yang berbeda, dari peserta didik menemukan hubungan yang
pendapat Nara dan Eveline sumber belajar sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan
sebagai unsur yang ada untuk memfasilitasi penerapan praktis didalam konteks nyata,
belajar, sedangkan pendapat Sanjaya konsep dipahami melalui proses penemuan,
mengemukakan bahwa sumber belajar adalah pemberdayaan dan hubungan.
sesuatu pengalaman belajar yang dapat
dimanfaatkan dengan baik, kemudian METODOLOGI PENELITIAN
pendapat Djamarah dan Zain bahwa sumber Metode yang digunakan pada penelitian
belajar mencakup bahan belajar peserta didik ini adalah metode deskriptif.Variabel dalam
dimana pun tempat itu berada. penelitian ini adalah Berpikir Kreatif dan
Dari pengertian para ahli diatas dapat Lingkungan. Berpikir kreatif merupakan
di simpulkan bahwa sumber belajar adalah sebuah proses yang mengembangkan ide-ide
segala sesuatu yang terdiri dari sekumpulan yang tidak biasa dan menghasilkan pemikiran
bahan atau situasi untuk dapat memberikan yang baru yang memiliki ruang lingkup yang
kemudahan belajar peserta didik dengan baik. luas. Berpikir kreatif dalam penelitian ini
7. Sumber Belajar Lingkungan dikaitkan dengan materi koperasi, yang
Pemanfaatan lingkungan ternyata peserta merupakan badan hukum yang didirikan oleh
didik bukan hanya diajak untuk mengenali orang perseorangan atau badan hukum
lingkungan, tetapi lingkunganpun dapat koperasi, dengan melandaskan kegiatan
menjadi salah satu sumber belajar, hal ini berdasarkan prinsip koperasi, dan sebagai
belajar menggunakan lingkungan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
memungkinkan peserta didik menemukan asas kekeluargaan. Kemampuan berpikir
hubungan yang sangat bermakna antara ide- kreatif dapat menghasilkan hasil belajar yang
ide abstrak dan penerapan dalam konteks baik, dalam proses belajar dapat dilakukan
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik, Yeyen Febrianti, Yulia Djahir, Siti Fatimah 125

dengan cara memanfaatkan lingkungan. Hal Tabel 2. Kriteria Penilaian


ini terdapat dalam indikator berpikir kreatif Skor Akhir Kriteria
yaitu keterampilan berpikir Lancar,
81%-100% Sangat baik
keterampilan berpikir luwes, keterampilan
berpikir orisinal, keterampilan berpikir 61%-80% Baik
elaborasi, dan kemampuan berpikir evaluasi.
Sampel pada penelitian ini adalah peserta 41%-60% Sedang
didik kelas X IIS 1 dan X IIS 2 dari 4 kelas X
21%-40% Kurang
IIS di SMA Negeri 6 Palembang. Peneliti ini
menggunakan Purposive Sampling total 0%-20% Sangat Kurang
subjek peserta didik sebanyak 53 peserta
didik. Karena kelas tersebut merupakan kelas (Riduwan, 2012:89)
yang sudah ditentukan dari sekolah yang
digolongkan dengan nilai yang baik di kelas HASIL DAN PEMBAHASAN
X jurusan IIS.Teknik Pengambilan Data pada Berdasarkan Munandar Berpikir
penelitian ini Observasi, wawancara dan Kreatif terdapat 5 Indikator adalah 1)
dokumentasi.Teknik Analisis Data a. Keterampilan Lancar, 2) keterampilan luwes,
Memberikan skor pada setiap jawaban yang 3) keterampilan orisinal, 4) keterampilan
ada di lembar observasi. Skor yang diberikan merinci, 5) keterampilan
berdasarkan skala penilaian berikut ini: mengevaluasi.Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan oleh peneliti terkait dalam
Tabel 1. Skala Penilaian berpikir kreatif peserta didik di SMA Negeri 6
Skala Nilai Palembang menunjukan hasil yang berada di
Sangat baik 4 dalam kriteria sangat baik dan
baik.Komponen dalam berpikir kretif yang
Baik 3 berada di kriteria sangat baik adalah
Sedang 2 keterampilan lancar, keterampilan luwes, dan
keterampilan mengevaluasi sedangkan
Kurang 1 komponen yang termasuk dalam kriteria baik
adalah keterampilan orisinal dan keterampilan
( Sugiyono, 2012:135) merinci.
Berdasarkan hasil analisis data yang
b. Memberikan skor 1 pada jawaban “Ya” diperoleh dari observasi dilihat dari
dan 0 pada jawaban “tidak” yang ada di keterampilan lancar yang sudah sangat baik
lembar wawancara. dengan rerata 83,8%. Dilihat dari hasil tersebut
c. Pada teknik pengumpulan data ini, maka kemampuan berpikir peserta didik dalam
data dapat di analisis dengan menghitung keterampilan ini ditunjukan oleh perilaku
rata-rata setiap jawaban berdasarkan skor peserta didik, seperti mengajukan banyak
yang ditetapkan dan dapat di hitung. pertanyaan ,lancar dalam mengungkapkan
d. Skor yang diperoleh dihitung dengan gagasannya dan berpikir lebih cepat dari
menggunakan rumus presentase biasanya. Indikator selanjutnya yaitu
keterampilan luwes juga menunjukan hasil
Hasil akhir yang dihitung menggunakan yang sangat baik dengan rerata 89,1% dengan
rumus presentase kemampuan berpikir keterampilan ini peserta didik dapat
kreatif yang dimiliki peserta didik dengan menghasilkan gagasan, jawaban, atau
memanfaatkan lingkungan. pertanyaan yang baru dan dapat melihat
masalah dari sudut pandang yang berbeda.
Sedangkan dalam indicator keterampilan
orisinal dikatagorikan baik dengan rerata
79,9% dengan keterampilan ini peserta didik
memiliki cara berpikir yang lain dari yang
lain dan mencari pendekatan yang baru
dimana setelah membaca dan mendengar
126JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

gagasan-gagasan peserta didik bekerja Dengan memanfaatkan lingkungan


untuk menemukan penyelesaian yang baru. pada materi koperasi mata pelajaran
Kemudian untuk indicator ekonomi di kelas IIS guru mata pelajaran juga
keterampilan merinci dikatagorikan baik menemukan beraneka ragam peserta didik,
dengan rerata 79,9% dengan keterampilan ini semua peserta didik baik dan cukup aktif ada
ditunjukan oleh perilaku peserta didik seperti yang rajin dan ada yang kurang
mencari arti yang lebih mendalam terhadap memperhatikan pelajaran tetapi walaupun
jawaban atau pemecahan masalah dengan hanya sebagian. Sebelum belajar guru mata
melakukan langkah-langkah yang terperinci pelajaran juga mempersiapkan bahan ajar
dan mengembangkan gagasan orang lain. seperti RPP, selain itu guru juga
Indikator terakhir yaitu keterampilan menggunakan buku yang sudah menjadi
mengevaluasi dimana dikatagorikan sangat acuhan seperti buku paket dan LKS, guru juga
baik dengan rerata 86,3% keterampilan mengatakan bahwa kelas yang paling unggul
ininmenunjukan penilaian tersendiri dan dan aktif adalah kelas X IIS 1 dan IIS 2 akan
menentukan apakah suatu pertanyaan benar tetapi semua kelas IIS 1 sampai kelas IIS 4
dna menarik kesimpulan dengan baik. umumnya aktif. Guru mata pelajaran pada
Berdasarkan pada 5 indikator saat mengajar hanya menggunakan metode
tersebut yaitu kemapuan berpikir peserta ceramah, dan strategi yang digunakan strategi
didik dengan memanfaatkan lingkungan student center. Kemudian peningkatan
menunjukan hasil yang baik dimana salah kemampuan berpikir kreatif peserta didik
satu pelajaran ekonomi yang dilaksanakan dengan memanfaatkan lingkungan mata
di lingkungan dengan materi koperasi di pelajaran ekonomi yang mecapai ketuntasan
tunjukan dengan objek nyata yaitu koperasi dalam belajar pada peseta didik.
sekolah yang bisa menjadi sumber Selain observasi dan wawancara,
pembelajaran berlangsung. peneliti juga menggunakan dokumentasi
Berdasarkan hasil analisis data peneliti menggunakan studi dokumenter
wawancara dari 4 indikator , pada indikator berupa data foto peserta didik pada saat belajar
1 dapat dikatagorikan sangat baik denga dilingkungan, foto peneliti pada saat
rerata 100%, indikator ke-2 dikatagorikan wawanacari guru mata pelajaran ekonomi dan
sangat baik dengan rerata 100%, selanjutnya RPP.
pada indikator ke-3 dikatagorikan baik Penelitian ini menggunakan kelas
dengan rerata 66,67% dan pada indikator Unggul. Setelah peneliti sudah mengetahui
terakhir dikatagorikan cukup/sedang dengan nilai hasil belajar peserta didik, maka
rerata 50%. Dari ke 4 indikator dapat peneliti akan lebih lanjut
disimpulkan katagori baik dengan rerata mendokumentasikan sebagai hasil penelitian
79,25%. Dapat disimpulkan hasil dari tersebut dengan melihat tingkat kemampuan
wawancara dengan guru mata pelajaran berpikir kreatif peserta didik dalam
ekonomi adalah dari pelaksanaan belajar memahami mata pelajaran ekonomi dengan
dengan sumber belajar memanfaatkan memanfaatkan lingkungan tersebut di SMA
lingkungan guru mata pelajaran ekonomi Negeri 6 Palembang.
berpendapat bahwa dengan adanya Pada penelitian ini ditemukan
pemanfaatan lingkungan dapat membantu kelemahan dalam keterampilan merinci pada
peserta didik berpikir kreatif dengan objek peserta didik yang terkriteria baik dikarenakan
nyata yaitu koperasi sekolah, akan tetapi ada beberapa peserta didik yang cukup dalam
untuk kondisi psikologi peserta didik dapat mengembangkan suatu gagasan dan
disesuaikan karena pada saat jam pelajaran penggunaan media pembelajaran dalam proses
hal ini tidak menutup kemungkinan adasaja pembelajaran.
yang terganggu karena kondisi lingkungan.
Guru mata pelajaran ekonomi berpendapat SIMPULAN DAN SARAN
bahwa dengan memanfaatkan lingkungan Berdasarkan hasil analisis dan
pada objek nyata yaitu koperasi sekolah pembahasan maka dapat ditarik simpulan
kemampuan berpikir peserta didik lebih kemampuan berpikir kreatif peserta didik
kreatif. pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik, Yeyen Febrianti, Yulia Djahir, Siti Fatimah 127

6 Palembang dengan kriteria “sangat baik”. Eveline,Nara. 2014.Teori Belajar dan


Indikator yang kriterianya sangat baik Pembelajaran. Bogor: Ghalia
adalah keterampilan lancar, keterampilan Indonesia.
luwes dan keterampialn mengevaluasi Ihda Nuria Afidah. 2012. Pengaruh Penerapan
.indikator yang terkeritaria baik adalah Metode Socratic Circles Disertai
keterampilan orisinal dan keterampilan Media Gambar Terhadap
merinci. Sedangkan hasil dari wawancara Kemampuan Berpikir Kreatif.Jurnal
dikriteriakan “baik”.Penelitian ini vol.4,No.3, hal 1-15.
menghasilkan kemampuan berpikir kreatif Merdekawati, Nuraini. 2013. Ekonomi Untuk
peserta didik dengan memanfaatkan SMA/MA Kelas X. Jakarta: Masmeida
lingkungan di SMA Negeri 6 Palembang Buana Pustaka.
terkriteria “sangat baik “. Pada penelitian Mulyani, Endang. 2014. Ekonomi. Solo: Tiga
ini ditemukan kelemahan dalam Serangkai Pustaka Mandiri.
keterampilan merinci pada peserta didik Mulyasa. 2013. Menjadi Guru Profesional.
yang terkriteria baik dikarenakan ada Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
beberapa peserta didik yang cukup dalam Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian
mengembangkan suatu gagasan dan Untuk Guru-Karyawan dan
penggunaan media pembelajaran dalam Penelitian Pemula. Bandung:
proses pembelajaran. Alfabeta.
Saran Rivai, sudjana. 2013. Media Pengajaran.
Berdasarkan kesimpulan diatas, Bandung: Sinar Baru Algensindo.
disarankan kepada guru ekonomi untuk Rusman.2011. Model- Model Pembelajaran
mengembangkan keterampilan merinci yang Mengembangkan Profesional Guru.
terkriteria baik menjadi sangat baik sehingga Jakarta: Rajawali.
peserta didik mampu mengembangkan suatu Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
gagasan secara merinci lebih baik lagi dan Berorientasi Standar Proses
bisa memanfaatkan fasilitas sekolah yang Pendidikan. Jakarta: Kencana.
ada dalam pembelajaran serta lebih kreatif Sani. 2014. Pembelajaran saintifik untuk
menciptakan media yang inovatif bagi setiap implementasi kurikulum 2013.
materi pembelajaran sehingga berpikir Jakarta: Bumi Aksara.
kreatif peserta didik lebih meningkat. Samartowa, Usman. 2006. Bagaimana
DAFTAR PUSTAKA membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Alam. 2013. Mandiri Ekonomi. Jakarta: PT Pustaka Indonesia Press.
Jakarta: Erlangga. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
Arnyana.2007. Pengembangan Peta Pikiran yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Untuk Peningkatan Kecakapan Cipta.
Berpikir Kreatif Peserta didik. Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian
Jurnal Pendidikan dan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Pengajaran Kualitatif, R dan D. Bandung:
UNDIKSHA, No. 3 hal 673. Alfabeta.
Campbell, David. 2012. Susanto.2013. Teori Belajar dan
Mengembangkan kreativitas. Pembelajaran di Sekolah
Yogyakartya: Dasar.Jakarta: PT Fajar Interpratama
Kanisius. Djamarah. 2011. Psikologi Mandiri.
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Uno, Nurdin. 2014. Belajar Dengan
Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Pendekatan PAILKEM. Jakarta : Bumi
Mengajar. Jakarta .:PT Rineka Cipta. Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran
Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT
Suatu Pendekatan Bumi Aksara
TeoretisPsikologis.Jakarta: Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai