Anda di halaman 1dari 287

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia mengalami krisis dan kesenjangan pembelajaran yang ditimbulkan

dari pandemi Covid-19 yang berlangsung selama kurun waktu 2 tahun. Hal ini

menyebabkan anak-anak di Indonesia mengalami ketertinggalan pembelajaran

(learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran sehingga kesulitan

untuk mencapai kompetensi dasar sebagai peserta didik. Upaya pemerintah untuk

memitigasi learning loss terus-menerus dilakukan dengan semakin menguatkan

pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih

komprehensif. Akhirnya, pada tahun 2022 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi opsi kebijakan kurikulum

dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan

Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan

Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum

2013, Kurikulum 2013 yang disederhanakan dan Kurikulum Merdeka dengan

ketentuan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kesiapan sekolah masing-

masing. (Kemendikbudristek, 2022, h.4-5).

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka khususnya pada jenjang pendidikan dasar

tahun pertama sudah dilaksanakan pada kelas I dan kelas IV oleh beberapa sekolah

di Indonesia. Karakteristik mata pelajaran yang awalnya diterapkan secara terpadu

pada Kurikulum 2013 berubah menjadi terpisah antara mata pelajaran yang satu

dengan yang lainnya. Salah satu mata pelajaran yang terdapat di Kurikulum

1
2

Merdeka khususnya pada kelas IV Sekolah Dasar (SD) jenjang pendidikan dasar

yaitu mata pelajaran matematika.

Berdasarkan Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor

033/H/KR/2022 menyatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan

tentang belajar atau berpikir logis yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup

yang mendasari perkembangan teknologi modern (Kemendikbudristek, 2022,

h.132). Matematika memiliki peran penting dalam memajukan daya pikir manusia.

Oleh karena itu, matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang dapat

mengasah dan melatih kecakapan berpikir yang dibutuhkan manusia untuk

memecahkan masalah dalam kehidupan.

Konteks kehidupan di abad 21 ini, kemampuan memecahkan masalah

merupakan suatu kemampuan yang penting untuk dimiliki dan dikuasai oleh

seseorang. Hal ini dipertegas dengan National Research Council (dalam Helmon &

Sennen, 2020) yang mengemukakan bahwa “Salah satu keterampilan dasar yang

perlu dikuasai di abad 21 ini yang disebut “21st Century Skills” adalah kemampuan

memecahkan masalah” (h.52). Kemudian Helmon & Sennen (2020) memberikan

pandangan mengenai kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu

kemampuan dan kebutuhan esensial yang penting baik pada konteks kehidupan

personal maupun pada konteks dunia kerja yang penuh dengan persaingan dan

kompetisi yang bukan hanya dialami antar individu dalam suatu negara namun juga

keluar hingga ke lintas negara (h.52). Hal ini menunjukkan bahwa persaingan hidup

yang semakin ketat dan perkembangan zaman yang semakin pesat menuntun

seseorang untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah.


3

Menghadapi berbagai tantangan tersebut, dunia pendidikan khususnya dalam

proses pembelajaran matematika perlu mengarahkan peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. National Council of Teachers

of Mathematics (NCTM) (dalam Helmon & Sennen, 2020) di Amerika menegaskan

bahwa pemecahan masalah dan penalaran menjadi tujuan utama di sekolah dasar

khususnya dalam program pembelajaran kompetensi matematis (h.51). Hal ini

sejalan dengan Asfar & Nur (2018) mengenai standar dan prinsip dari National

Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menetapkan bahwa peserta didik

harus memiliki lima kemampuan utama dalam matematika yaitu penalaran,

komunikasi, penelusuran pola atau hubungan, representasi dan kemampuan

pemecahan masalah (h.51). Selanjutnya hal ini dipertegas dengan Keputusan

Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 salah satu tujuan

matematika adalah kemampuan pemecahan masalah matematis BSKAP.

(Kemendikbudristek, 2022, h.135).

Terdapat banyak interpretasi mengenai kemampuan pemecahan masalah

dalam matematika. Menurut Hadi & Radiyatul (2014) salah satu tokoh yang

pendapatnya relevan dan banyak dijadikan sebagai acuan oleh pemerhati

matematika adalah George Polya (h.54). George Polya (dalam Roebyanto &

Harmini, 2017) memberikan 4 langkah dalam pemecahan masalah sebagai berikut:

(1) memahami masalah (understanding the problem), (2) membuat rencana

penyelesaian (devising a plan), (3) melaksanakan rencana penyelesaian (carrying

out the plan) dan (4) memeriksa kembali (looking back) (h.34-35). Empat

pemecahan masalah yang dikembangkan oleh Polya merupakan satu kesatuan yang
4

sangat penting untuk digunakan dan dikembangkan dalam kemampuan pemecahan

masalah. Alasannya karena pada dasarnya langkah-langkah pemecahan masalah

yang dikembangkan oleh Polya membantu peserta didik untuk berpikir secara

sistematis, logis, teratur, dan teliti sehingga memperoleh kemampuan dalam

memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. (Hadi & Radiyatul, 2014,

h.56).

OECD & Mellone, dkk (dalam Asfar & Nur, 2018) selanjutnya menambahkan

bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat penting, tidak hanya digunakan

untuk memperdalam pengetahuan dalam mempelajari matematika, namun juga

untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami dan menyelesaikan situasi

dunia nyata atau dalam konteks kehidupan sehari-hari (h.6). Hal ini sejalan dengan

pendapat Sajadi, dkk (dalam Nugraha & Aini, 2022) yang menyatakan bahwa salah

satu unsur penting bagi peserta didik dalam menghubungkan masalah dengan

kehidupan nyata yaitu dengan adanya proses pemecahan masalah (h.718). Suatu

masalah yang berkaitan dengan konteks matematika yang berhubungan langsung

dengan kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan objek dalam pikiran oleh

peserta didik dikenal dengan istilah masalah matematis berbasis kontekstual.

Menurut Soedjadi (dalam Rosyada & Rosyidi, 2018) masalah matematis

berbasis kontekstual adalah suatu masalah matematika yang dialami secara

langsung di kehidupan sehari-hari atau masalah yang dapat dibayangkan langsung

oleh peserta didik (h.301). Penggunaan masalah matematis berbasis kontekstual

menunjukkan kepada peserta didik objek dan situasi yang sudah dikenal dalam

kehidupan sehari-hari dan memberikan manfaat dalam membangun konsep


5

matematika yang abstrak menjadi konsep matematika dengan kondisi yang nyata

dan mudah dikenali oleh peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Rohmah &

Rosyidi (2022) yang menyatakan bahwa penggunaan masalah dengan konteks

nyata akan membantu peserta didik dalam memahami konsep matematika yang

masih terlihat abstrak (h.766). Kemudian Krulik & Rudnick menambahkan bahwa

masalah matematika hendaknya familiar dengan kehidupan dan menarik atensi

peserta didik. (Rosyada & Rosyidi, 2018, h.300).

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang dilaksanakan oleh Isharyadi

(2018) diperoleh hasil bahwa adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik yang menggunakan pendekatan kontekstual (h.54). Setelah

mengetahui adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

dengan menggunakan pendekatan kontekstual, maka diperlukan evaluasi

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual untuk

membuktikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Keterkaitan masalah

kontekstual dinilai penting karena dapat memberikan gambaran permasalahan yang

lebih nyata, dimana istilah kontekstual tidak hanya digunakan dalam proses

pembelajaran namun juga dapat diaplikasikan langsung pada permasalahan yang

dekat dengan peserta didik sehingga dapat melatih untuk terbiasa menghadapi

permasalahan situasi dunia nyata di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

pentingnya untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik berbasis kontekstual khususnya di jenjang pendidikan formal paling dasar

yaitu Sekolah Dasar (SD). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melatih

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual


6

sehingga ketika memasuki jenjang pendidikan menengah atas peserta didik sudah

memiliki bekal dan mulai terbiasa dalam menghadapi permasalahan yang sama.

Kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual

dapat diukur dengan memberikan tes yang memuat langkah-langkah pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual dalam penyelesaiannya.

Salah satu materi matematika yang dapat dilakukan tes dengan

penyelesaiannya memuat langkah-langkah pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual adalah materi luas. Hal ini dipertegas dengan pendapat Bapak Yusuf

Habibi Harahap. S.Pd., selaku wali kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak yang

menyatakan bahwa materi luas dalam penyelesaian soal matematikanya menuntut

peserta didik untuk mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah

pemecahan masalah matematis dan masalah yang digunakan dalam soal mengacu

kepada permasalahan yang berhubungan langsung dengan kehidupan nyata atau

dapat dibayangkan dengan objek dalam pikiran oleh peserta didik. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini menggunakan materi luas karena dapat memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk melatih dan mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual di sekolah.

Kenyataannya, rata-rata peserta didik tidak terbiasa mengerjakan soal yang

menuntut untuk berpikir memecahkan masalah berbasis kontekstual di sekolah. Hal

ini dibuktikan dengan rendahnya hasil survei Programme for International Student

Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh Organisation for Economic CO-

operation Development (OECD) tahun 2018 yang menempatkan peringkat

matematika Indonesia menduduki posisi 10 terbawah dari 79 negara dengan


7

persentase kemampuan peserta didik yang diperoleh hanya 24% PSKP

Kemendikbudristek (2021, h.2). Faktor yang menjadi penyebab rendahnya prestasi

peserta didik Indonesia dalam PISA karena lemahnya kemampuan pemecahan

masalah soal berbasis kontekstual yang permasalahannya diambil dari dunia nyata.

Hasil penelitian ini kemudian sejalan dengan penelitian Rahman (2017) yang

menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika pada soal-soal

kontekstual di kelas VIII SMPN 3 Limboto masih tergolong kategori rendah. Oleh

sebab itu, perlu ada perbaikan evaluasi pembelajaran mulai dari jenjang pendidikan

formal paling dasar yaitu Sekolah Dasar (SD).

Fakta yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan

pemecahan matematis peserta didik berbasis kontekstual di Sekolah Dasar (SD)

juga masih tergolong rendah. Berdasarkan refleksi awal yang dilakukan peneliti

melalui wawancara dengan Bapak Yusuf selaku wali kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak diperoleh hasil bahwa dalam penyelesaian soal matematika sebagian

besar peserta didik baru mengerti pada langkah pertama yaitu menuliskan apa yang

mereka ketahui pada soal dan untuk langkah-langkah kemampuan pemecahan

masalah berikutnya pada soal belum dimengerti dan diterapkan dalam penyelesaian

soal matematika. Bapak Yusuf juga menambahkan bahwa pengalaman selama

mengajar khususnya pada materi luas, peserta didik kurang maksimal mengerjakan

soal dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah matematis

alasannya karena peserta didik hanya menuliskan langkah pertama yaitu

menuliskan apa yang mereka ketahui dan untuk langkah-langkah kemampuan

masalah berikutnya pada soal belum dituliskan oleh peserta didik. Hal ini
8

membuktikan bahwa kemampuan pemecahan masalah dengan langkah-langkah

pemecahan masalah masih tergolong rendah. Selain itu berdasarkan wawancara

yang dilakukan bersama Bapak Yusuf diperoleh hasil bahwa dalam pembelajaran

matematika khususnya pada saat pembelajaran dan evaluasi pembelajaran Bapak

Yusuf sudah mengaitkan materi dan soal dengan konteks kehidupan nyata namun

pada evaluasi pembelajaran peserta didik belum menggunakan langkah-langkah

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual dengan lengkap dan benar

sehingga kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual yang

diharapkan dapat tercapai menjadi belum tercapai sepenuhnya.

Menindaklanjuti tentang apa yang disampaikan oleh Bapak Yusuf, peneliti

melakukan pra riset kepada 23 peserta didik di kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak dengan mengarahkan peserta didik untuk mengerjakan tes berbentuk soal

uraian. Peneliti memilih menggunakan tes berbentuk soal uraian karena ingin

mengetahui secara subjektif gambaran awal mengenai cara peserta didik dalam

memecahkan masalah pada soal yang diberikan. Berikut merupakan soal

pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual materi luas pada

peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

1. Lapangan sekolah Andi berbentuk persegi panjang dengan lebar 9 meter dan

panjang 13 meter. Berapakah luas dari lapangan sekolah Andi?

2. Tara pergi ke taman bersama dengan teman-temannya. Taman yang dikunjungi

Tara berbentuk persegi dengan panjang sisi taman adalah 15 meter. Hitunglah

luas taman berbentuk persegi yang dikunjungi oleh Tara!


9

Berdasarkan tes yang telah dilakukan, diperoleh hasil tes yang menunjukkan

bahwa dari 23 peserta didik di kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak tidak ada

yang menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah matematis dengan

lengkap dan benar. Hal ini dibuktikan dengan peserta didik yang tidak menuliskan

jawaban sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah matematis yaitu

memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana

penyelesaian dan memeriksa kembali. Mayoritas jawaban yang dituliskan oleh

peserta didik hanya terbatas pada langkah memahami masalah dan melaksanakan

rencana penyelesaian dengan minoritas peserta didik yang membuat rencana

penyelesaian masalah dengan lengkap dan benar karena hanya menuliskan rumus

tanpa menuliskan keterangan berupa gambar dan luas bangun datar serta bagaimana

memeriksa kembali dengan hanya 1 peserta didik yang menuliskan kesimpulan

sebagai jawaban yang menandakan bahwa peserta didik sudah menemukan hasil

yang tepat dari soal yang telah dikerjakan. Selain itu, pada langkah memahami

masalah, membuat rencana penyelesaian dan melaksanakan rencana penyelesaian

ada beberapa minoritas peserta didik yang tidak menuliskan apa yang diketahui dan

ditanyakan serta kurang tepat dalam menuliskan rumus sehingga menyebabkan

peserta didik tidak tepat dalam menuliskan jawaban sebagai hasil penyelesaian dari

soal. Berikut merupakan salah satu dokumentasi jawaban hasil tes kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual pada kelas IV SD

Kartika XVII-1 Pontianak.


10

Gambar 1.1 Foto hasil jawaban tes kemampuan pemecahan masalah matematis
peserta didik berbasis kontekstual pada kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa

adanya kesenjangan antara kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual yang akan dicapai dengan kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual yang terdapat di lapangan. Oleh karena itu, perlunya

melakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik berbasis kontekstual di sekolah dasar dengan

mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis

kontekstual materi luas pada kelas IV di SD Kartika XVII-1 Pontianak. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan

terperinci mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan

evaluasi pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik dengan permasalahan kontekstual yang merujuk kepada

permasalahan nyata khususnya di pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah secara

umum dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan pemecahan masalah


11

matematis berbasis kontekstual materi luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika

XVII-1 Pontianak?

Secara khusus rumusan masalah tersebut dirumuskan dalam sub-sub masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual materi luas

pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak?

2. Bagaimana kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual

materi luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak?

3. Bagaimana kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis

kontekstual materi luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak?

4. Bagaimana kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual materi luas

pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan secara

umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual materi luas pada peserta didik kelas IV SD

Kartika XVII-1 Pontianak. Secara khusus tujuan penelitian ini dirumuskan dalam

sub-sub sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual

materi luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

2. Mendeskripsikan kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis

kontekstual materi luas pada kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.


12

3. Mendeskripsikan kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian peserta

didik berbasis kontekstual materi luas pada peserta didik kelas IV SD

Kartika XVII-1 Pontianak.

4. Mendeksripsikan kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual

materi luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis

peserta didik berbasis kontekstual materi luas diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi:

1. Peserta didik

Manfaat penelitian ini bagi peserta didik adalah dapat dijadikan sebagai soal

latihan untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis khususnya

dalam menyelesaikan masalah matematis berbasis kontekstual serta dapat

diterapkan untuk menyelesaikan masalah pada bidang studi lain.

2. Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah dapat menjadi referensi bagi guru untuk

membuat soal yang mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual.

3. Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah memberikan informasi tentang

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sehingga dapat

dijadikan sebagai rujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SD

Kartika XVII-1 Pontianak.


13

4. Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah dapat menambah pengalaman dan

pengetahuan mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik pada materi luas sehingga dapat dijadikan referensi peneliti sebagai calon

pendidik untuk pembelajaran di masa yang akan datang.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk memberikan gambaran yang sama antara

pembaca dan peneliti dalam memahami istilah yang digunakan dan memberikan

batasan kepada peneliti mengenai ruang lingkup penelitiannya. Agar tidak terjadi

kesalahpahaman, untuk memperjelas dan memudahkan definisi yang digunakan

dalam penelitian ini, maka definisi operasional yang digunakan dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi

Deskripsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggambaran dengan

kata-kata secara jelas dan terperinci mengenai kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik berbasis kontekstual materi luas pada kelas IV SD

Kartika XVII-1 Pontianak.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis dalam penelitian ini adalah

kemampuan untuk mengatasi kesulitan matematika yang terkait dengan proses

penyelesaian masalah matematis dengan cara menggabungkan konsep dan

aturan matematika melalui pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan

masalah matematis dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah


14

pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Polya (dalam Roebyanto &

Harmini, 2017) yang memuat 4 langkah yaitu memahami masalah, membuat

rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa

kembali (h.34-35).

3. Masalah Matematis Berbasis Kontekstual

Masalah matematis berbasis kontekstual dalam penelitian ini adalah suatu

masalah yang berkaitan dengan konteks matematika yang berhubungan langsung

dengan kehidupan nyata dan dapat dibayangkan dengan objek dalam pikiran

oleh peserta didik..

4. Materi Luas

Materi luas dalam penelitian ini adalah materi luas pada mata pelajaran

matematika Volume 2 kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak. Penelitian ini

membahas tentang mendeskripsikan langkah-langkah pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual soal materi luas dari bangun datar persegi dan

mendeskripsikan langkah-langkah pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual soal materi luas dari bangun datar persegi panjang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

1. Pengertian Kemampuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kemampuan berasal dari

kata mampu yang artinya kuasa (bisa, sanggup) dalam melakukan sesuatu

sedangkan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan dan kekuatan. Chaplin

(dalam Gosal, dkk, 2016) menyatakan bahwa kemampuan adalah tenaga (daya

kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan (h.3-4). Selanjutnya Hamalik

(dalam Gosal, dkk, 2016) membagi kemampuan menjadi dua jenis yaitu

kebutuhan intrinsik dan kebutuhan ekstrinsik. Hamalik (dalam Gosal, dkk, 2016)

menambahkan bahwa makna dari kebutuhan intrinsik adalah kemampuan situasi

belajar, kebutuhan dan tujuan peserta didik sedangkan kebutuhan ekstrinsik

adalah kemampuan situasi belajar yang fungsional (h.4). Berdasarkan uraian

yang telah dinyatakan di atas maka diperoleh pengertian kemampuan dalam

penelitian ini adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu dalam konteks

pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tujuan peserta didik.

2. Pengertian Pemecahan Masalah

Menurut Chairani (2016) pengertian sederhana dari pemecahan masalah

adalah suatu proses penerimaan masalah sebagai tantangan dalam

menyelesaikan masalahnya (h.19). Hal ini sejalan dengan pendapat Cooney

(dalam Chairani, 2016) yang menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah

proses menerima masalah dan berusaha untuk menyelesaikan masalahnya

15
16

(h.19). Selanjutnya Dahar mendefinisikan pemecahan masalah dengan

pengertian yang lebih kompleks yaitu pemecahan masalah merupakan suatu

kegiatan manusia yang menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang

telah diperoleh sebelumnya dan bukan suatu keterampilan generik yang

dimilikinya. (Harahap & Surya, 2017, h.45).

Memiliki interpretasi yang berbeda, menurut Siswono (2018) pemecahan

masalah adalah suatu proses atau upaya yang digunakan oleh individu untuk

mengatasi kendala ketika suatu jawaban belum tampak jelas (h.44). Roebyanto

& Harmini (2017) dalam bukunya yang berjudul Pemecahan Masalah

Matematika untuk PGSD menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu

proses yang menuntut seseorang untuk mengoordinasikan pengalaman,

pengetahuan, pemahaman dan intuisi yang dimiliki dalam memenuhi tuntutan

situasi yang membutuhkan penyelesaian (h.15). Kemudian Polya (dalam Asfar

& Nur, 2018) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha untuk

mencari jalan keluar guna mencapai tujuan yang tidak secara langsung dapat

dicapai (h.26). Berdasarkan pernyataan dari para ahli di atas maka diperoleh

kesimpulan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah suatu proses

penerimaan masalah sebagai tantangan untuk mencari jalan keluar dengan

mengoordinasikan pengetahuan, pemahaman dan intuisi guna mencapai tujuan

yang tidak secara langsung dapat dicapai.

3. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Pemecahan masalah di banyak negara termasuk di Indonesia secara

eksplisit menjadi tujuan pembelajaran matematika yang tertuang dalam


17

Kurikulum Merdeka. Hal ini dibuktikan dengan Keputusan Kepala BSKAP

Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 salah satu tujuan matematika

adalah kemampuan pemecahan masalah matematis BSKAP Kemendikbudristek

(2022, h.135). Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek yang telah

dikemukakan di atas sejalan dengan konteks matematika, yang didalam proses

pembelajarannya banyak permasalahan matematis yang dapat diselesaikan

secara analitis dengan menggunakan simbol-simbol matematis yang dapat

terealisasikan jika seseorang mempunyai kemampuan pemecahan masalah

matematis.

Terdapat banyak interpretasi mengenai kemampuan pemecahan masalah

matematis dalam matematika. Berdasarkan Keputusan Kepala BSKAP

Kemendikbudristek mendefinisikan pemecahan masalah matematis terkait

dengan proses penyelesaian masalah matematis dengan cara menerapkan dan

mengadaptasi berbagai strategi yang efektif mencakup konstruksi dan

rekonstruksi pemahaman matematika melalui pemecahan masalah

Kemendikbudristek (2022, h.135). Selanjutnya Hasratuddin (dalam Simatupang,

dkk, 2020) menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis

adalah kemampuan untuk mengatasi kesulitan matematika dengan

menggabungkan konsep dan aturan matematika yang telah diperoleh

sebelumnya untuk mencapai tujuan pembelajaran (h.30). Berdasarkan dua

pendapat ahli di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan

masalah matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk mengatasi

kesulitan matematika yang terkait dengan proses penyelesaian masalah


18

matematis dengan cara menggabungkan konsep dan aturan matematika melalui

pemecahan masalah.

4. Faktor-faktor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor kemampuan

pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Siswono. Berikut merupakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis

menurut Siswono (2018) yaitu:

a. Pengalaman Awal

Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis

yang pertama adalah pengalaman awal. Pengalaman awal dengan kesan

pertama yang baik dan kesan pertama yang buruk akan mempengaruhi

kemampuan pemecahan masalah matematis. Pengalaman awal ini akan

menentukan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

Apabila pengalaman awal peserta didik memberikan kesan yang baik yaitu

kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas matematika dengan tepat dan

benar maka hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematis namun sebaliknya apabila pengalaman awal peserta didik

kurang baik bahkan menimbulkan fobia atau ketakutan menghadapi tugas-

tugas matematika maka hal ini akan berdampak pada terhambatnya

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.


19

b. Latar Belakang Matematika

Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis

yang kedua adalah latar belakang matematika. Latar belakang dengan tingkat

kemampuan yang berbeda akan mempengaruhi kemampuan pemecahan

masalah matematis. Latar belakang matematika adalah kemampuan peserta

didik terhadap konsep-konsep matematika. Setiap individu memiliki tingkat

kemampuan yang berbeda-beda sehingga dengan adanya perbedaan pada

tingkat kemampuan peserta didik menyebabkan perbedaan pada kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik.

c. Keinginan dan Motivasi

Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis

yang ketiga adalah keinginan dan motivasi. Keinginan dan motivasi yang kuat

akan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis baik itu

secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu, keinginan dan motivasi

secara internal misalnya dorongan dari dalam diri seperti menumbuhkan

keyakinan saya bisa maupun keinginan dan motivasi secara eksternal

misalnya diberikan soal-soal matematika yang menarik dan menantang akan

mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

d. Struktur Masalah

Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis

yang keempat adalah stuktur masalah. Struktur masalah yang beraneka ragam

akan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik. Struktur masalah yang diberikan kepada peserta didik seperti format
20

secara verbal atau gambar, tingkat kesulitan soal (kompleksitas), latar

belakang cerita atau tema (konteks), bahasa soal, maupun pola masalah akan

mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

Hubungan satu masalah dengan masalah lainnya saling berkaitan dan

berdampak sehingga perlu dipola sebagai masalah sumber dan masalah target.

Masalah sumber adalah masalah pertama dan masalah target adalah masalah

berikutnya. Masalah pertama yang dapat diselesaikan dengan baik oleh

peserta didik dapat menjadi pengalaman untuk menyelesaikan permasalahan

pada masalah berikutnya (h.44).

5. Langkah-langkah Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Menurut Polya (dalam Roebyanto & Harmini, 2017) dalam menyelesaikan

pemecahan masalah memerlukan langkah-langkah penyelesaian masalah yaitu

memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana

penyelesaian dan memeriksa kembali (h.34-35).Pendapat yang diajukan oleh

Polya serupa dengan Williams (dalam Roebyanto & Harmini, 2017) yang

memandang pemecahan masalah matematis sebagai bagian dari matematika

yang terdiri dari 5 langkah yaitu memahami masalah, menyelesaikan masalah,

mengajukan masalah baru, merencanakan strategi dan mengecek jawaban

(h.35). Sementara itu, Muser & Shaughnessy (dalam Roebyanto & Harmini,

2017) menyatakan 5 langkah dalam pemecahan masalah matematika yaitu

mencoba-coba, membuat pola, memecahkan masalah, bekerja secara mundur

dan bersimulasi (h.37). Pendapat lain yang mengajukan tentang langkah-langkah

pemecahan masalah Asfar & Nur (2018) yaitu memahami masalah, membentuk
21

soal ke dalam gambar, menentukan rumus yang digunakan dalam penyelesaian

soal, menyelesaikan soal matematis, dan menentukan kesimpulan dari

penyelesaian soal tersebut (h.101).

Berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah matematis yang telah

dikemukakan oleh para ahli diatas diperoleh informasi bahwa terdapat

persamaan langkah-langkah pemecahan masalah matematis sehingga saling

berkaitan antara pendapat ahli yang satu dengan pendapat ahli yang lainnya

misalnya langkah pertama pemecahan masalah menurut keempat pendapat ahli

adalah sama. Perbandingan langkah-langkah pemecahan masalah matematis dari

para ahli di atas dirangkum pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Perbandingan langkah-langkah pemecahan masalah matematis
Langkah-langkah Pemecahan Masalah Matematis
Polya Williams Muser & Asfar & Nur
Shaughnessy
1. Memahami 1. Memahami 1. Mencoba- 1. Memahami
masalah masalah coba masalah
2. Membuat 2. Membuat 2. Membentuk
rencana pola soal ke dalam
penyelesaian gambar
3. Menentukan
rumus yang
digunakan
dalam
penyelesaian
soal
3. Menyelesaikan 2. Menyelesaikan 3. Memecahkan 4. Menyelesaikan
rencana masalah masalah soal matematis
penyelesaian
22

4. Memeriksa 3. Mengajukan 4. Bekerja 5. Menentukan


kembali masalah baru secara kesimpulan
4. Merencanakan mundur dari
strategi 5. Bersimulasi penyelesaian
5. Mengecek soal tersebut
jawaban

Berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah yang telah disebutkan,

maka dalam penelitian ini menggunakan empat langkah pemecahan masalah

menurut Polya karena merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk

dikembangkan dalam menyelesaikan masalah matematis. Menurut Hadi &

Radiyatul (2014) alasan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah

menurut Polya karena pada dasarnya langkah-langkah pemecahan masalah

menurut Polya membantu peserta didik untuk berpikir secara sistematis, logis,

teratur, dan teliti sehingga memperoleh kemampuan dalam memecahkan

masalah secara rasional, lugas dan tuntas (h.56). Selain itu, Aspiandi (2020) juga

mengemukakan alasannya menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah

matematis yang dikemukakan oleh Polya karena langkah-langkahnya sangat

sederhana, kegiatan yang dilakukan pada setiap langkah penyelesaiannya jelas

serta sangat mudah dimengerti oleh peneliti. Berdasarkan uraian dari beberapa

pendapat di atas maka dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah

pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh Polya dengan beberapa

alasan yaitu langkah-langkah yang dikembangkan oleh Polya banyak digunakan

dalam penelitian, langkah-langkah pemecahan masalah matematis yang

dikemukakan oleh Polya relevan untuk digunakan oleh peneliti saat ini, serta

implementasi dari langkah-langkah pemecahan masalah mudah dimengerti oleh


23

peneliti karena memiliki pengalaman dalam menerapkan langkah-langkah

pemecahan masalah matematis menurut Polya di sekolah dasar.

Langkah-langkah penyelesaian masalah matematis menurut Polya (dalam

Roebyanto & Harmini, 2017, h.34-35) akan diuraikan sebagai berikut:

a. Memahami Masalah

Langkah pertama pemecahan masalah matematis menurut Polya

adalah memahami masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah jika

pertanyaan yang diberikan menunjukkan adanya sebuah tantangan yang

tidak dapat dipecahkan dengan penyelesaian soal seperti biasa namun

memerlukan langkah-langkah yang lebih relevan untuk digunakan. Berikut

ini merupakan beberapa contoh pertanyaan dari Polya untuk membantu

peserta didik menjadi pemecah masalah yang baik.

1) Pahamkah kalian dengan semua kata-katanya?

2) Bisakah kalian mengemukakan kembali masalah tersebut ke dalam kata-

kata sendiri?

3) Apakah kalian tahu apa yang diberikan/diketahui? Bagaimana

kondisinya?

4) Apakah kalian tahu tujuannya?

5) Adakah informasi yang diberikan?

6) Adakah informasi tambahannya?

7) Apakah masalah ini serupa masalah lain yang pernah dipecahkan?

Berdasarkan beberapa contoh pertanyaan yang sudah Polya sebutkan,

dapat ditarik inti dari langkah pertama pemecahan masalah matematis


24

yaitu memahami masalah dengan cara menentukan apa yang diketahui

dan apa yang ditanyakan dari soal yang diberikan.

Contoh

Lapangan sekolah Andi berbentuk persegi panjang dengan lebar 9

meter dan panjang 13 meter. Berapakah luas dari lapangan sekolah

Andi?

Berdasarkan soal di atas, peserta didik dapat menyelesaikan soal

dengan langkah pemecahan masalah masalah matematis yaitu pertama

dengan memahami masalah pada soal. Peserta didik dapat menentukan

apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal yang diberikan.

Diketahui: Panjang (p) = 13 m

Lebar (l) = 9 m

Ditanya: Berapa luas dari lapangan sekolah Andi?

b. Membuat Rencana Penyelesaian

Langkah kedua pemecahan masalah matematis menurut Polya adalah

membuat rencana penyelesaian. Ketika membuat rencana penyelesaian

seseorang diperkenankan untuk menggunakan kecerdikannya

mengembangkan sendiri rencana penyelesaian dari soal yang diberikan.

Setiap orang diberikan kebebasan dalam memecahkan masalah

menggunakan strategi yang berbeda-beda dengan tujuan akhir yang sama.

Berikut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang akan membantu dalam

membuat rencana penyelesaian untuk pemecahan masalah matematis.

1) Apakah kalian pernah menjumpai permasalahan seperti ini sebelumnya?


25

2) Apakah kalian melihat masalah yang sama dalam suatu format yang

sedikit berbeda?

3) Apakah kalian mengetahui suatu teorema yang dapat dimanfaatkan?

4) Apabila adanya suatu masalah yang berhubungan dengan yang telah

dipecahkan sebelumnya? Apakah kalian dapat menggunakannnya?

Apakah kalian tahu kesimpulannya? Apakah kalian dapat menggunakan

metodenya?

Berdasarkan beberapa contoh pertanyaan yang telah disebutkan dapat

ditarik inti dari langkah kedua pemecahan masalah matematis yaitu

membuat rencana penyelesaian dengan cara menentukan informasi yang ada

pada soal seperti menggambar dan menuliskan ukuran sisi yang diketahui.

Setelah itu membuat rencana penyelesaian dari soal dengan menuliskan dan

menyusun rumus atau model matematika.

Contoh

Berdasarkan soal yang terdapat di halaman 26, langkah membuat rencana

penyelesaian dalam pemecahan masalah matematis adalah dengan

menerjemahkan masalah yang diketahui dalam bentuk bangun datar lengkap

dengan ukurang panjang dan lebar yang tertera pada bangun datar yang

ditanyakan serta menuliskan rumus atau model matematika.

Gambar lapangan berbentuk persegi panjang lapangan sekolah Andi


13 m

9m

Luas persegi panjang = p x l


26

c. Melaksanakan Rencana Penyelesaian

Langkah ketiga pemecahan masalah matematis menurut Polya adalah

melaksanakan rencana penyelesaian. Peserta didik akan melaksanakan

rencana penyelesaian dengan memprosesnya untuk memperoleh solusi.

Langkah melaksanakan rencana penyelesaian dapat terealisasi jika rencana

pada langkah membuat rencana sudah benar. Peserta didik menentukan cara

menyelesaikan masalah matematika dengan algoritma atau prosedur

perhitungan guna menemukan solusi dari permasalah soal yang diberikan.

Beberapa pertanyaan yang dijadikan sebagai acuan pada langkah

melaksanakan rencana penyelesaian untuk pemecahan masalah matematis

adalah sebagai berikut:

1) Dalam menyelesaikan permasalahan, cek setiap langkah-langkahnya.

2) Dapatkah kalian membetulkan apabila ada langkah yang salah?

3) Dapatkah kalian membuktikan bahwa itu benar?

Berdasarkan beberapa contoh pertanyaan yang telah disebutkan dapat

ditarik inti dari langkah ketiga melaksanakan pemecahan masalah

matematis yaitu dengan cara melaksanakan rencana penyelesaian sesuai

dengan langkah-langkah pemecahan masalah matematis sebelumnya. Jika

langkah-langkah yang dikerjakan sudah dicek dan terbukti kebenarannya

selanjutnya peserta didik langsung melaksanakan strategi penyelesaian

masalah sesuai dengan tujuan akhir untuk memperoleh jawaban.

Contoh
27

Berdasarkan soal yang terdapat di halaman 26 langkah menyelesaikan

rencana penyelesaian dalam pemecahan masalah matematis dapat

dilaksanakan dengan menerjemahkan ukuran panjang dan lebar dalam

persegi panjang ke dalam simbol matematika kemudian menghitung luas

dari bangun datar persegi panjang tersebut.

Luas persegi panjang = p x l

= 13 m x 9 m

= 117 m2

d. Memeriksa Kembali

Langkah keempat pemecahan masalah matematis menurut Polya

adalah memeriksa kembali. Langkah memeriksa kembali menurut Polya

menekankan pada bagaimana cara memeriksa kebenaran jawaban yang

telah diperoleh. Beberapa pertanyaan yang dijadikan sebagai acuan pada

langkah memeriksa kembali untuk pemecahan masalah matematis adalah

sebagai berikut:

1) Dapatkan diperiksa kebenaran dari penyelesaian dengan memberikan

sebuah sanggahan?

2) Dapatkah jawaban tersebut dicari dengan cara lain?

3) Dapatkah Anda melihat kebenaran dan penyelesaian walaupun

hanya dilihat sekilas saja dan tidak detail?

4) Dapatkah cara atau jawaban tersebut digunakan untuk soal-soal lain?

Berdasarkan beberapa contoh pertanyaan yang telah disebutkan, dapat

ditarik inti dari langkah keempat pemecahan masalah matematis yaitu


28

memeriksa kembali yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan kebenaran

dari soal yang telah dikerjakan kemudian menarik kesimpulan dari jawaban

yang sudah diperoleh sebagai interpretasi hasil penyelesaian masalah.

Contoh

Berdasarkan soal yang terdapat di halaman 20 langkah memeriksa kembali

dalam pemecahan masalah matematis dapat dilakukan dengan mengecek

langkah-langkah pemecahan masalah mulai dari memahami masalah,

nembuat rencana penyelesaian, dan melaksanakan rencana penyelesaian.

Jika telah melakukan pemeriksaan dan dinyatakan semua langkah-langkah

yang telah dikerjakan benar maka dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Luas persegi panjang = p x l

= 13 m x 9 m

= 117 m2 (benar)

Jadi, luas dari lapangan sekolah Andi adalah 117 m2.

6. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Setelah mengetahui langkah-langkah pemecahan masalah matematis, untuk

mengetahui dan mengukur ketercapaian kemampuan pemecahan masalah

matematis dibutuhkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis.

Lestari & Yudhanegara (2017) dalam bukunya yang berjudul Penelitian

Pendidikan Matematika menyebutkan indikator kemampuan pemecahan

masalah matematis yaitu:

a. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan


kecukupan unsur yang diperlukan
b. Merumuskan masalah matematis atau menyusun model matematis
c. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah
29

d. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil penyelesaian masalah


(h.85).
Hal ini sejalan dengan pendapat NCTM (dalam Mauleto, 2019) juga menyatakan

indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang serupa

yaitu:

a. Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui,


yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan
b. Peserta didik dapat merumuskan masalah matematik atau menyusun
model matematik
c. Peserta didik dapat menerapkan strategi untuk menyelesaikan
berbagai masalah dalam atau diluar matematika
d. Peserta didik dapat menjelaskan hasil sesuai permasalahan asal, dan
e. Peserta didik dapat menggunakan matematika secara bermakna
(h.127-128).
Selanjutnya Hendriana & Soemarmo (2019) juga menyatakan indikator

kemampuan pemecahan masalah matematis sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi data diketahui, data ditanyakan, kecukupan data


untuk pemecahan masalah
b. Mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh
c. Menyelesaikan model matematika beserta alasan
d. Memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh (h.77).
Berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang

telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dalam penelitian ini

menggunakan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang

dikemukakan oleh Lestari & Yudhanegara. Alasan peneliti menggunakan

indikator yang dikemukakan oleh Lestari & Yudhanegara karena indikator

kemampuan pemecahan masalah matematis yang dikemukakan sesuai dengan

pembelajaran matematika. Selanjutnya, berdasarkan pra riset yang telah

dilakukan di sekolah Peneliti menemukan fakta bahwa indikator kemampuan

pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh Lestari & Yudhanegara

dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian kemampuan pemecahan masalah


30

matematis peserta didik di jenjang pendidikan dasar. Selain itu, indikator

kemampuan pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh Lestari &

Yudhanegara memiliki kesinambungan dengan aktivitas pada langkah-langkah

pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh Polya sehingga dinilai

sangat relevan untuk digunakan oleh peneliti. Berikut tabel hubungan langkah-

langkah pemecahan masalah matematis dengan indikator kemampuan

pemecahan masalah matematis yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 2.2
Langkah-langkah pemecahan masalah matematis dan indikator kemampuan
pemecahan masalah matematis
Langkah-langkah Pemecahan Indikator Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis menurut Masalah Matematis menurut
Polya Lestari & Yudhanegara
Memahami masalah Mengidentifikasi unsur-unsur yang
diketahui, ditanyakan dan kecukupan
unsur yang diperlukan
Membuat rencana penyelesaian Merumuskan masalah matematis atau
menyusun model matematis
Melaksanakan rencana Menerapkan strategi untuk
penyelesaian menyelesaikan masalah
Memeriksa kembali Menjelaskan atau menginterpretasikan
hasil penyelesaian masalah

B. Masalah Matematis Berbasis Kontekstual

1. Pengertian Masalah

Masalah bagi seseorang bersifat pribadi atau individual. Menurut Siswono

(2018) masalah adalah situasi atau pertanyaan yang dihadapi oleh individu

ketika tidak mempunyai aturan, algoritma atau prosedur tertentu yang segera

dapat digunakan untuk menentukan jawaban (h.43). Hal ini sejalan dengan

pendapat Walle, dkk (dalam Mairing, 2018) masalah adalah tugas dimana

peserta didik tidak memiliki rumus, metode dan persepsi untuk


31

menyelesaikannya dengan cara yang benar (h.17). Kemudian hal ini sejalan juga

dengan pendapat Bistari (2015) yang menyatakan bahwa masalah adalah suatu

konflik yang menjadi hambatan bagi peserta didik dalam menyelesaikan tugas

belajarnya di dalam kelas (h.124). Selanjutnya Notoadmojo (dalam Wahyudi &

Anugraheni, 2017) mendefinisikan masalah sebagai suatu kesenjangan antara

apa yang terjadi dan apa yang tidak terjadi atau kesenjangan antara kenyataan

dan harapan (h.2). Sesuatu dikatakan sebagai masalah menurut Roebyanto &

Harmini (2017) pada umumnya apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Situasi tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan


dan kenyataan
b. Situasi tersebut membangkitkan motivasi bagi orang tersebut untuk
berupaya menemukan jalan keluarnya
c. Tidak tersedia secara instan alat yang dapat digunakan untuk
menemukan jalan keluarnya (h.3).
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, diperoleh kesimpulan bahwa

masalah dalam penelitian ini adalah situasi yang menunjukkan kesenjangan

antara apa yang terjadi dan tidak terjadi, kesenjangan antara harapan dan

kenyataan sehingga menjadi hambatan yang memerlukan tindakan namun tidak

dengan cara instan segera menemukan solusinya.

2. Pengertian Pembelajaran Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Inggris yaitu mathematics yang

artinya ilmu pasti. Menurut KBBI matematika artinya ilmu tentang bilangan,

hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan sedangkan matematis adalah

bersangkutan dengan matematika/bersifat matematika/sangat pasti dan tepat.

Selanjutnya Soedjadi (dalam Susanah, 2014) menyatakan bahwa matematika


32

merupakan cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisir (h.4). Keysen

(dalam Susanah, 2014) juga menambahkan bahwa matematika adalah ilmu

tentang keluasan atau letak dan pengukuran (h.4). Kemudian Echles (dalam

Susanah, 2014) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan

dan hubungan-hubungannya (h.4). Berdasarkan pendapat dari ahli di atas maka

diperoleh kesimpulan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan eksak yang

mempelajari tentang bilangan dan prosedur operasional, pengukuran dan

keluasan secara terorganisir.

Menurut Kepala BSKAP nomor 008/H/KR/2022 pembelajaran matematika

dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir logis, kritis,

kreatif, analitis dan sistematis (h.132). Selanjutnya Kepala BSKAP

menambahkan kemampuan tersebut diperlukan agar peserta didik memiliki

kemampuan memperoleh, mengolah, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang berubah, penuh ketidakpastian dan bersifat

kompetitif (h.132). Oleh karena itu, pembelajaran matematika digunakan

sebagai pembelajaran yang wajib untuk dipelajari oleh peserta didik.

Menurut Wandini & Bandurea (2019) pembelajaran matematika adalah

kegiatan belajar yang memiliki rencana terstruktur dengan melibatkan pikiran

dan aktivitas dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah serta

penyampaian informasi dan gagasan (h.4). Kemudian Suyitno (dalam Wandini

& Bandurea, 2019) mendefinisikan pembelajaran matematika sebagai suatu

proses atau kegiatan guru yang mengajarkan matematika kepada peserta didik

untuk memberitahukan tentang kemampuan, potensi, minat, bakat tentang


33

matematika sehingga tercipta interaksi yang optimal antara guru dan peserta

didik serta antara peserta didik dan peserta didik (h.5-6). Berdasarkan pendapat

dari ahli di atas maka diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran matematika

adalah proses pembelajaran yang mempelajari matematika yang mencakup

kemampuan, potensi, minat dan bakat untuk memperoleh interaksi yang optimal

antara guru dan peserta didik serta antara peserta didik dan peserta didik.

3. Pengertian Masalah Matematis

Matematika adalah mata pelajaran yang sering menghadapkan peserta didik

dengan berbagai masalah. Rosyada & Rosyidi (2018) mendefinisikan bahwa

masalah matematika adalah pertanyaan atau soal yang mengandung ide-ide

matematika yang harus diselesaikan oleh peserta didik namun tidak dapat

dikerjakan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketahui oleh

peserta didik (h.301). Selanjutnya Wahyudi & Anugraheni (2021)

mendefinisikan masalah matematika sebagai situasi yang memuat konsep

matematika yang disadari oleh peserta didik dan menjadi tantangan yang tidak

dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur rutin (h.2-3). Menurut Rizki

(2018) masalah matematika mempunyai empat elemen yaitu:

a. Situasi yang melibatkan pernyataan yang diketahui dan pernyataan


yang diharapkan
b. Situasi yang melibatkan matematika
c. Seseorang harus menginginkan penyelesaiannya
d. Terdapat rintangan antara pernyataan yang diberikan dengan yang
diharapkan (h.278).
Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan mengenai masalah

matematis dalam penelitian ini adalah masalah yang memuat konsep dan ide-ide

matematika dengan penyelesaian menggunakan prosedur tidak rutin sehingga


34

menjadi tantangan karena terdapat kontradiktif antara pernyataan yang diberikan

dengan apa yang diharapkan.

4. Pengertian Kontekstual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata kontekstual

adalah berhubungan dengan konteks yang merupakan bagian suatu uraian atau

kalimat yang dapat mendukung atau menambah suatu kejelasan makna dengan

situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian sehingga seseorang itu

harus dilihat sebagai manusia yang utuh dalam kehidupan pribadi dan

masyarakatnya. Hal ini sejalan dengan istilah kontekstual menurut Kamus Besar

Bahasa Inggris yang mendefinisikan kata kontekstual (contextual) artinya

hubungan, konteks, suasana dan keadaan. Berdasarkan uraian di atas dapat

diperoleh kesimpulan bahwa kontekstual merupakan konteks yang berhubungan

dengan suatu kejadian sebagai bentuk pengalaman seseorang dan memiliki

makna dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.

5. Pengertian Masalah Kontekstual

Kata kontekstual dalam dunia pendidikan tercantum dalam teori

perkembangan peserta didik menurut Piaget dan tertuang dalam prinsip

pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan. Istilah

kontekstual di dalam teori perkembangan peserta didik menurut Piaget

menyatakan bahwa peserta didik tingkat Sekolah Dasar berada pada tahap

operasional konkret. Perkembangan peserta didik pada tahap ini akan

berkembang sesuai dengan pengalaman langsung yang telah dilaluinya.

Selanjutnya, istilah kontekstual yang tertuang dalam prinsip pengembangan


35

Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan dengan deskripsi yang

menunjukkan kekhasan atau sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan,

konteks sosial budaya dan lingkungan (h.21). Implementasi dari prinsip

pengembangan kurikulum di sekolah adalah materi pelajaran yang disampaikan

kepada peserta didik yang memuat materi pelajaran berbasis kontekstual. Hal ini

dibuktikan pada mata pelajaran matematika dengan materi pembelajaran yang

merujuk langsung kepada pengalaman peserta didik di kehidupan sehari-hari.

Gambar 2.1 Materi kontekstual dengan karakteristik lingkungan di sekolah


peserta didik.
(Tosho, 2021, h.6)
Berdasarkan gambar materi pelajaran dari Buku Siswa Matematika Kelas

IV Kurikulum Merdeka di atas dapat diperoleh informasi bahwa kontekstual

memiliki nilai yang penting dalam proses pembelajaran. Adapun, untuk

mengetahui ketercapaian pembelajaran peserta didik dalam mempelajari materi

berbasis kontekstual maka diperlukan permasalahan pembelajaran yang

kontekstual. Permasalahan yang menyajikan konteks situasi dunia nyata di

kehidupan sehari-hari dikenal dengan istilah masalah kontekstual.

Menurut Rizki (2018) masalah kontekstual adalah masalah yang sesuai

dengan situasi yang dialami dalam kehidupan sehari-hari dan dekat dengan

peserta didik (h.275). Soedjadi (dalam Rizki, 2018) juga mendefinisikan

masalah kontekstual sebagai masalah nyata atau konkrit yang dekat dengan
36

kehidupan peserta didik (h.278). Berdasarkan pendapat dari dua ahli di atas dapat

diperoleh kesimpulan bahwa masalah kontekstual dalam penelitian ini adalah

masalah yang sesuai dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai

masalah yang nyata sehingga relevan dan dekat dengan kehidupan peserta didik.

6. Pengertian Masalah Matematis Berbasis Kontekstual

Rendahnya mutu pelajaran yang ditandai dengan ketidakmampuan

sebagian peserta didik dalam menghubungkan apa yang telah dipelajari dengan

cara pemanfaatan pengetahuan di kehidupan saat ini maupun di kehidupan pada

kemudian hari menuntun pembelajaran yang mampu mengaitkan antara materi

yang dipelajari dengan konsep kehidupan nyata melalui penerapan pembelajaran

kontekstual. Komalasari (2013) dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran

Kontekstual Konsep dan Aplikasi menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual

adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari

dengan kehidupan nyata peserta didik baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat maupun warga negara dengan tujuan untuk menemukan makna

materi bagi kehidupan (h.7). Salah satu teori yang mendukung perkembangan

pembelajaran kontekstual adalah teori Free Discovery Learning yang

dikemukakan oleh Bruner.

Bruner (dalam Komalasari, 2013) dengan teorinya Free Discovery

Learning menyatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan

kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menemukan sebuah konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-

contoh yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari (h.21). Kemudian


37

Bruner (dalam Komalasari, 2013) menambahkan bahwa perkembangan kognitif

seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan dengan caranya melihat

lingkungan yang terdiri atas tiga tahap yaitu tahap enaktif, tahap ikonik dan tahap

simbolik (h.21). Penjelasan dari tiga tahap yang dikemukakan oleh Bruner

(dalam Komalasari, 2013) adalah sebagai berikut:

a. Tahap enaktif adalah tahap dimana anak memahami dunia


sekitarnya dengan menggunakan pengetahuan motorik (aktivitas)
b. Tahap ikonik adalah tahap dimana anak memahami objek atau
dunianya melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan
(komparasi)
c. Tahap simbolik adalah tahap dimana anak telah mampu memiliki
ide atau gagasan abstrak yang dipengaruhi oleh kemampuan logika
dan berbahasa (h.21).
Berdasarkan tiga tahap Bruner dalam perkembangan kognitif peserta didik yang

telah dikemukakan di atas dapat diperoleh informasi bahwa peserta didik dalam

penguasan konsep dan materi yang dipelajari memerlukan suatu konsep yang

memiliki keterhubungan langsung dan situasi dan konteks dalam kehidupan

nyata. Melalui contoh yang diberikan dan memiliki keterkaitan dengan

kehidupan nyata diharapkan mampu membantu peserta didik dalam memahami

isi dari mata pelajaran yang masih bersifat abstrak dan sulit untuk dipahami

terutama dalam mempelajari mata pelajaran matematika yang menyajikan materi

hanya berupa rumus berupa angka dan simbol-simbol yang sulit untuk dipahami

dan dimengerti sehingga membuat peserta didik menjadi cenderung tidak

tertarik dan sulit untuk mengerti dalam mempelajari matematika. Oleh karena

itu, untuk membantu peserta didik memahami persoalan dalam mempelajari

matematika diperlukan kriteria masalah yang menggunakan pendekatan

kontekstual dengan permasalahan yang lebih kepada persoalan yang terjadi dan
38

dekat dengan kehidupan peserta didik atau yang dikenal dengan istilah masalah

kontekstual.

Masalah kontekstual memberikan kontribusi dengan persoalan yang lebih

bermakna sehingga peserta didik lebih mudah untuk mengerti dan memahami

suatu konsep yang bersifat abstrak. Masalah yang sering dihadapi oleh peserta

didik dan memberikan persoalan yang bersifat abstrak adalah masalah

matematika. Berdasarkan pernyataan di atas maka perlu untuk mengaitkan

antara masalah matematika dengan masalah kontekstual untuk memberikan

permasalahan yang lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik. Keterkaitan

antara masalah matematika dengan masalah kontekstual dalam penelitian ini

dikenal dengan istilah masalah matematis berbasis kontekstual.

Ekayana, dkk (2020) memberikan definisi tentang masalah matematis

berbasis kontekstual yaitu persoalan atau pertanyaan dalam matematika yang

berhubungan langsung dengan kehidupan dunia nyata atau berkaitan dengan

objek dalam pikiran dan tidak diselesaikan dengan prosedur yang biasa peserta

didik gunakan (h.167). Selanjutnya Ekayana, dkk (2020) merinci lebih dalam

mengenai definisi masalah matematis berbasis kontekstual yakni sebagai

masalah yang berkaitan dengan konteks yang berupa objek nyata atau objek

abstrak seperti fakta, konsep atau prinsip matematika (h.167). Menurut Soedjadi

(Rosyada & Rosyidi, 2018) masalah matematis berbasis kontekstual adalah

suatu masalah matematika yang dialami secara langsung di kehidupan sehari-

hari atau masalah yang dapat dibayangkan langsung oleh peserta didik (h.301).

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka diperoleh kesimpulan definisi
39

masalah matematis berbasis kontekstual dalam penelitian ini adalah suatu

masalah yang berkaitan dengan konteks matematika yang berhubungan langsung

dengan kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan objek dalam pikiran

oleh peserta didik.

7. Urgensi Masalah Matematis Berbasis Kontekstual

Maulana (2021) menyatakan bahwa guru diharapkan dalam setiap

kesempatan kegiatan pembelajaran matematika dimulai dengan pengenalan

masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata (h.7). Selanjutnya Maulana

(2021) menambahkan dengan mengajukan berbagai masalah kontekstual dalam

pembelajaran matematika, peserta didik dibimbing secara bertahap untuk

menguasai konsep matematika yang masih bersifat abstrak (h.7). Sifat abstrak

inilah yang menyebabkan banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam

mempelajari dan memahami matematika sehingga peserta didik mengalami

kesulitan dalam mengimplementasikan pengetahuan matematika yang dimiliki

ke dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan masalah kontekstual, diharapkan dapat membantu peserta

didik untuk mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dari

dunia nyata melalui penerapan masalah matematika dalam kehidupan sehari-

hari. Selain itu, dengan menggunakan masalah kontekstual dalam pembelajaran

matematika memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengonstruksikan ilmu yang dimiliki yang tidak hanya terfokus pada rumus

kemudian diterjemahkan dalam bentuk soal namun juga pemikiran yang lebih

terbuka dan bermakna karena aplikasi matematika yang langsung merujuk pada
40

permasalahan matematika di kehidupan nyata. Selanjutnya dengan

menggunakan masalah kontekstual dapat mengurangi persepsi terhadap mata

pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami dan

dipelajari sehingga dapat mengembangkan wawasan tentang penerapan dan

penyelesaian masalah dalam kehidupan nyata. (Jayanti, dkk, 2018, 672).

Ketika peserta didik menyelesaikan masalah matematis berbasis

kontekstual, peserta didik menghubungkan masalah yang dihadapi dengan

pengalaman mereka sehingga dalam penyelesaian masalahnya peserta didik

tidak hanya menggunakan prosedur secara formal yang dipelajari di sekolah

namun juga dengan menggunakan prosedur informal. Peran pengalaman sehari-

hari tidak hanya mengacu kepada cara penyelesaian masalah informal namun

juga membantu peserta didik dalam memahami konsep matematika sehingga

dapat membantu mengembangkan pemahaman matematis pada peserta didik.

Carraher & Schieman (dalam Jayanti, dkk, 2018) masalah kontekstual tidak

secara langsung membuat matematika menjadi lebih mudah namun memerlukan

proses sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam mempelajari

matematika (h.672). Hal ini sejalan dengan pendapat Widjaja (2013) dalam

kesimpulannya yang menggunakan masalah kontekstual dalam pembelajaran

matematika yaitu masalah matematis berbasis kontekstual dapat membuat

peserta didik memiliki motivasi dan menjadi lebih aktif dalam proses

pembelajaran (h.158). Oleh karena itu, pentingnya untuk menggunakan masalah

matematis berbasis kontekstual dalam evaluasi pembelajaran untuk membantu


41

meningkatkan motivasi peserta didik dan menjadi lebih bersemangat dalam

mempelajari matematika.

C. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual

Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan untuk

mengatasi kesulitan matematika yang terkait dengan proses penyelesaian masalah

matematis dengan cara menggabungkan konsep dan aturan matematika melalui

pemecahan masalah. Proses penyelesaian masalah yang dilakukan tidak hanya

tertuju kepada permasalahan matematis yang terbatas pada penggunaan rumus dan

diimplementasikan dalam penyelesaian soal, namun juga pada permasalahan yang

berhubungan langsung dengan kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan

objek dalam pikiran oleh peserta didik atau yang dikenal dengan istilah masalah

matematis berbasis kontekstual. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas

maka keterkaitan antara kemampuan pemecahan masalah matematis dengan

masalah matematis berbasis kontekstual dalam desain peneleitian ini dikenal

dengan istilah kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

Kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual adalah

kemampuan untuk mengatasi kesulitan matematika yang terkait dengan proses

penyelesaian masalah matematis dengan cara menggabungkan konsep dan aturan

matematika melalui pemecahan masalah dengan permasalahan yang berhubungan

langsung dengan kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan objek dalam

pikiran oleh peserta didik. Penerapan kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual diharapkan dapat mengurangi persepsi peserta didik mengenai

matematika sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari dan dipahami.
42

Melalui permasalahan berbasis kontekstual peserta didik dapat mengembangkan

pengetahuan tentang implikasi matematika menyelesaikan masalah dalam

kehidupan nyata.

D. Materi Luas

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

(Kemendikbudristek) dalam upaya pemulihan pembelajaran menginisiasi opsi

kebijakan kurikulum dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan,

Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang

Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran yang

mengacu pada Kurikulum 2013, Kurikulum 2013 yang disederhanakan dan

Kurikulum Merdeka dengan ketentuan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan

kesiapan sekolah masing-masing (Kemendikbudristek, 2022 h.4-5). Saat ini

beberapa Sekolah Dasar (SD) pada jenjang Pendidikan Dasar sudah

mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan pelaksanaan tahun pertama

dilaksanakan bagi peserta didik kelas I dan kelas IV. Menurut Nurani, dkk (2022)

dalam bukunya yang berjudul Edisi Serba-Serbi Kurikulum Merdeka Kekhasan

Sekolah Dasar menyatakan bahwa satuan pendidikan SD/MI dapat

mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran

atau tematik (h.8). Muatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan mata

pelajaran membawa perubahan pada mata pelajaran yang terintegrasi menjadi

beberapa mata pelajaran salah satunya mata pelajaran matematika.

Mata pelajaran matematika kelas IV Sekolah Dasar diorganisasikan dalam

lingkup lima elemen konten. Elemen konten yang dipelajari dalam matematika
43

terkait dengan pandangan matematika sebagai materi pembelajaran yang harus

dipahami peserta didik Kemendikbudristek (2022, h.134). Lima elemen konten

yang dipelajari oleh peserta didik kelas IV Sekolah Dasar (SD) yaitu elemen

bilangan, elemen aljabar, elemen pengukuran, elemen geometri serta elemen

analisis data dan peluang. Adapun, elemen mata pelajaran matematika yang

digunakan dalam penelitian ini adalah elemen pengukuran.

Elemen pengukuran dalam Keputusan Kepala BSKAP Nomor

008/H/KR/2022 dideskripsikan sebagai bidang kajian yang membahas tentang

pengukuran, cara mengukur besaran tertentu, dan membuktikan prinsip teorema

terkait besaran tertentu dalam subelemen pengukuran besaran geometris dan non-

geometris (Kemendikbudristek, 2022, h,135). Bidang kajian pengukuran yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bidang kajian yang membahas tentang cara

mengukur besaran tertentu. Salah satu materi bidang kajian yang membahas tentang

cara mengukur besaran tertentu dalam elemen pengukuran adalah materi luas.

Materi luas merupakan materi yang terdapat pada kelas IV Sekolah Dasar.

Salah satu capaian pembelajaran dalam elemen pengukuran yang terdapat di

Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 adalah

pada akhir fase B peserta didik dapat mengukur luas menggunakan satuan baku

menggunakan bilangan cacah Kemendikbudristek (2022, h.139). Berdasarkan

Tosho (2021) dalam buku Belajar Bersama Temanmu Matematika untuk Sekolah

Dasar Kelas IV Volume 2 materi luas yang dipelajari oleh peserta didik pada akhir

fase B adalah materi luas persegi dan persegi panjang (h.22-23). Selanjutnya Tosho

(2021) menyatakan bahwa ukuran adalah kuantitas dari daerah yang dikelilingi oleh
44

garis yang dinyatakan sebagai satu bilangan yang disebut luas (h.19). Pengukuran

luas dapat dinyatakan dengan menggunakan berbagai macam satuan misalnya cm 2,

m2, mm2 dan lain sebagainya. Berikut uraian materi luas persegi dan persegi

panjang berdasarkan Tosho (2021).

1. Luas persegi
Persegi merupakan bangun datar yang memiliki ukuran 4 sisi yang sama
panjang. Adapun dengan menggunakan sisi, luas bangun datar persegi
dinyatakan sebagai berikut:

Sisi (s)

Luas persegi = sisi x sisi


=sxs
2. Luas persegi panjang
Persegi panjang merupakan bangun datar yang memiliki dua pasang sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar yang dikenal dengan istilah panjang dan
lebar. Adapun dengan menggunakan panjang dan lebar, luas persegi panjang
dinyatakan sebagai berikut:

Lebar (l)

Panjang (p)
Luas persegi panjang = panjang x lebar
=pxl
45

E. Penelitian Relevan

Penelitian relevan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian terdahulu yang memiliki kesesuaian baik dari aspek judul, variabel

maupun topik yang dibahas. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
No Peneliti Judul Kata Kunci Temuan dan Pembahasan Penelitian Persamaan dan Perbedaan Penelitian
1 Husna, Hartoyo Kemampuan Ability To Solve Story Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu Persamaan penelitian Husna (2019)
dan Bistari Menyelesaikan Soal Problems, Rectangular kemampuan menyelesaikan soal cerita materi dengan penelitian ini terletak pada metode
Cerita Materi Bangun Flat shape, Ability bangun datar segi empat peserta didik SMP yang digunakan yaitu metode deskriptif,
Datar Segi Empat Level Negeri 9 Pontianak tergolong sedang dengan kemampuan pemecahan masalah
Berdasarkan Tingkat persentase keseluruhan 71,42%. Indikator matematis peserta didik dengan langkah-
Kemampuan Siswa di langkah-langkah kemampuan pemecahan langkah pemecahan masalah yang
Kelas VIII SMP Negeri masalah menggunakan adaptasi dari George digunakan yaitu langkah-langkah
9 Pontianak Polya. pemecahan masalah menurut Polya.
Adapun, letak perbedaan pada penelitian
yaitu permasalahan pada soal yang
digunakan yang berkaitan dengan masalah
kontekstual yang dimana peserta didik
dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis dan
wawasan tentang penerapan matematika
untuk menyelesaikan masalah kehidupan
nyata atau objek dapat dibayangkan
langsung oleh peserta didik, materi serta
jenjang pendidikan yang menjadi tempat
penelitian.
2. Meylia Dwi Kemampuan Problem solving skill, Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu Persamaan penelitian Meylia Dwi Jayanti,
Jayanti, Edy Pemecahan Masalah Contextual issues, 8% peserta didik mampu memahami masalah Edy Bambang Irawan, dan Santi Irawati
46

Bambang Irawan, Kontekstual Siswa Polya stages, dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa dengan penelitian ini terletak pada metode
dan Santi Irawati SMA pada Materi Kemampuan yang ditanyakan, 43% peserta didik mampu yang digunakan yaitu metode deskriptif,
Barisan dan Deret pemecahan masalah, menyusun rencana penyelesaian, 33% peserta kemampuan pemecahan masalah peserta
Masalah kontekstual, didik mampu menyelesaikan rencana didik dengan langkah-langkah
tahapan Polya penyelesaian dan 16% peserta didik mampu kemampuan pemecahan masalah yang
melakukan pengecekan jawaban. digunakan yaitu langkah-langkah
pemecahan masalah menurut Polya dan
masalah yang digunakan adalah masalah
kontekstual. Adapun, letak perbedaan
pada penelitian adalah pendekatan
penelitian yang digunakan, materi serta
jenjang pendidikan yang menjadi tempat
penelitian.
3. Siti Zakiyah, Deskripsi Kemampuan Problem Solving Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Persamaan penelitian Siti Zakiyah, Kartin
Kartin Usman, Pemecahan Masalah Ability, Quadratic kemampuan pemecahan masalah matematika Usman, dan Adelia Pratiwi Gobel dengan
dan Adelia Matematika Melalui Equation, Online peserta didik termasuk dalam kategori rendah penelitian ini terletak pada metode yang
Pratiwi Gobel Pembelajaran Daring Learning yang ditunjukkan dengan persentase skor yang digunakan yaitu metode deskriptif,
pada Materi Persamaan dicapai oleh peserta didik adalah sebesar kemampuan pemecahan masalah peserta
Kuadrat 60,89%. didik dengan langkah-langkah pemecahan
masalah yang digunakan yaitu langkah-
langkah pemecahan masalah menurut
Polya serta teknik pemilihan sampel yang
digunakan yaitu teknik purposive
sampling. Adapun, letak perbedaan pada
penelitian yaitu permasalahan pada soal
yang digunakan yang berkaitan dengan
masalah kontekstual yang dimana peserta
didik dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis dan
wawasan tentang penerapan matematika
untuk menyelesaikan masalah kehidupan
nyata atau objek dapat dibayangkan
langsung oleh peserta didik, materi, serta
jenjang pendidikan yang menjadi tempat
penelitian.
4. Sutarto Hadi & Metode Pemecahan Metode pemecahan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persamaan penelitian Sutarto Hadi &
Radiyatul Masalah Menurut Polya masalah, Polya, kemampuan pemecahan masalah siswa lebih Radiyatul dengan penelitian ini terletak
47

Untuk Pemecahan masalah, tinggi pada tiap pertemuan dan hasil belajar pada langkah-langkah pemecahan
Mengembangkan Hasil belajar siswa yang menggunakan metode pemecahan masalah yang digunakan yaitu langkah-
Kemampuan Siswa masalah menurut Polya berada pada langkah pemecahan masalah menurut
Dalam Pemecahan kualifikasi amat baik. Polya. Adapun, letak perbedaan pada
Masalah Matematis penelitian yaitu metode penelitian quasi
di Sekolah Menengah eksperimen, pemilihan sampel dengan
Pertama. teknik random sampling, dan pendekatan
permasalahan soal yang digunakan yang
berkaitan dengan masalah kontekstual
yang dimana peserta didik dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematis dan wawasan tentang
penerapan matematika untuk
menyelesaikan masalah kehidupan nyata
atau objek dapat dibayangkan langsung
oleh peserta didik, materi, serta jenjang
pendidikan yang menjadi tempat
penelitian.
5. Ratri Isharyadi Pengaruh Penerapan Contextual Approach, Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan Persamaan penelitian Ratri Isharyadi
Pendekatan Mathematical Problem kemampuan siswa kemampuan pemecahan dengan penelitian ini terletak pada
Kontekstual Terhadap Solving Competencies masalah matematis pada kelas eksperimen langkah-langkah pemecahan masalah
Peningkatan lebih baik daripada siswa pada kontrol kelas, yang digunakan yaitu langkah-langkah
Kemampuan dengan pengaruh yang diberikan pendekatan pemecahan masalah menurut Polya.
Pemecahan Masalah kontekstual adalah sebesar 70 % lebih tinggi Adapun, letak perbedaan pada penelitian
Matematis Siswa. dibandingkan pengaruh yang diberikan yaitu metode penelitian quasi eksperimen,
pembelajaran saintifik yaitu 53%. pemilihan sampel dengan teknik random
sampling, dan pendekatan permasalahan
soal yang digunakan yang berkaitan
dengan masalah kontekstual yang dimana
peserta didik dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah
matematis dan wawasan tentang
penerapan matematika untuk
menyelesaikan masalah kehidupan nyata
48

atau objek dapat dibayangkan langsung


oleh peserta didik, materi, serta jenjang
pendidikan yang menjadi tempat
penelitian.
6. Amrina Rosyada Profil Pemecahan Pemecahan Masalah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa Persamaan penelitian Amrina Rosyada &
& Abdul Haris Masalah Matematika Matematika, Gaya yang bergaya kognitif reflektif dan impulsif Abdul Haris Rosyidi dengan penelitian ini
Rosyidi Kontekstual Terbuka Kognitif Reflektif – pada tahap memahami masalah menuliskan terletak pada langkah-langkah pemecahan
Siswa Ditinjau dari Impulsif. dan menjelaskan yang ditanyakan dan masalah yang digunakan yaitu langkah-
Gaya Kognitif Reflektif diketahui soal, namun siswa yang reflektif langkah pemecahan masalah menurut
dan Impulsif. lebih sistematis dalam menuliskan yang Polya, pendekatan permasalahan yang
diketahui dan ditanyakan soal di lembar digunakan yaitu masalah kontekstual,
jawaban.menceritakan kembali masalah yang metode penelitian yang digunakan yaitu
diberikan dengan bahasanya sendiri, dan metode deskriptif. Adapun, letak
memeriksa ketercukupan data. perbedaan pada penelitian yaitu jenis
pendekatan penelitian yaitu kualitatif dan
tinjauan variabel yang digunakan yaitu
gaya kognitif.
7. Ghea Amelia Kemampuan Kemampuan Hasil tes menunjukkan bahwa kemampuan Persamaan penelitian Ghea Amelia Malik
Malik Nugraha & Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah pemecahan masalah matematis siswa masih Nugraha & Indrie Noor Aini dengan
Indrie Noor Aini. Matematis Peserta Matematis, SPLTV, perlu untuk diasah secara mendalam. penelitian ini terletak pada langkah-
Didik SMA Tahapan Polya, Tes Berdasarkan analisis dari beberapa siswa pada langkah pemecahan masalah yang
Berdasarkan Tahapan Uraian masing – masing indikator pemecahan digunakan yaitu langkah-langkah
Polya. masalah matematis berdasarkan tahapan polya, pemecahan masalah menurut Polya dan
terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum metode penelitian yang digunakan yaitu
memiliki kemampuan pemecahan masalah metode deskriptif. Adapun, letak
matematis yang baik. Hal ini dibuktikan perbedaan pada penelitian yaitu jenis
dengan banyaknya siswa yang tidak teliti pendekatan penelitian yaitu kualitatif dan
dalam mengerjakan soal, masih terdapat jenjang pendidikan yang dijadikan
kesalahan dalam algorita perhitungan dalam sebagai tempat penelitian yaitu SMA.
rumus, dan masih banyak siswa yang memiliki
kesulitan dalam mengubah informasi yang ada
di dalam soal dalam bahasa matematis.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Setiap penelitian memerlukan suatu metode untuk mencapai tujuan,

sebaliknya tanpa metode yang jelas penelitian tidak akan berjalan sebagaimana

mestinya. Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka metode

penelitian yang sesuai untuk digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

Menurut Sudaryono (2017) penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah

berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian

sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur

dengan peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan

tertentu terhadap objek penelitian karena semua pihak dan kegiatan berjalan

sebagaimana mestinya (h.82). Hal ini sejalan dengan pendapat Cooper (dalam

Sudaryono, 2017) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel secara mandiri, baik suatu variabel

atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkannnya

dengan variabel lain. Kemudian hal ini dipertegas dengan pendapat Creswell

(dalam Sudaryono, 2017) yang menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang berusaha untuk menggambarkan dan

menginterpretasikan objek apa adanya (h.82). Adapun, tujuan dari penelitian

deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta yang apa adanya

dengan karakteristik dari objek yang diteliti secara tepat (Sudaryono, 2017, h.82).

49
50

Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian gabungan (mixed method). Menurut Creswell (2013) pendekatan mixed

method merupakan pendekatan penelitan yang menggabungkan data kuantitatif dan

data kualitatif (h.5). Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual materi luas yang diberikan kepada peserta

didik. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

dengan peserta didik yang dipilih berdasarkan kategori yang telah ditetapkan oleh

peneliti.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di SD Kartika XVII-1 Pontianak yang

beralamat di Jalan Gusti Hamzah, Sungai Bangkong, Kecamatan Pontianak Kota,

Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Menurut Amirin (dalam Fitrah & Luthfiyah, 2017) subjek penelitian adalah

seseorang atau orang yang ingin diperoleh keterangan mengenai latar penelitian

yang digunakan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi

mengenai latar penelitian (h.152). Selanjutnya Fitrah & Luthfiyah

menambahkan tentang peran subjek penelitian sangat strategis karena pada

dasarnya subjek penelitian digunakan sebagai data mengenai variabel penelitian

yang akan diamati (h.152). Adapun, subjek penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 6 peserta didik yang terdiri dari kategori tinggi, sedang dan
51

rendah dengan masing-masing kategori terdiri atas 2 orang peserta didik dengan

kriteria nilai tertinggi dan terendah.

2. Objek Penelitian

Menurut Fitrah & Luthfiyah (2017) objek penelitian adalah apa yang diselidiki

selama kegiatan penelitian (h.154). Objek penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual materi luas.

D. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak. Partisipan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu populasi dan

sampel. Menurut Fitrah & Lutfiyah (2017) populasi merupakan manusia, hewan,

tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya yang

keseluruhan individunya digeneralisasikan (h.157). Hal ini sejalan dengan pendapat

Sugiyono (dalam Fitrah & Luthfiyah, 2017) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (h.157). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka diperoleh

pengertian populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan individu berupa

manusia yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

sebagai subjek penelitian. Adapun partisipan yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah 23 peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

Selanjutnya, untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan terperinci

peneliti menggunakan sampel. Menurut Sukmadinata (dalam Fitrah & Luthfiyah,


52

2017) sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata dan dapat ditarik sebuah

kesimpulan (h.157). Kemudian Hadi (dalam Fitrah & Luthfiyah, 2017) menyatakan

bahwa sampel adalah sejumlah individu yang diperoleh dari sebuah populasi untuk

mewakilinya (h.157). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka pengertian

sampel dalam penelitian ini adalah sekelompok kecil individu yang diperoleh dari

populasi dan ditarik sebuah kesimpulan.

Creswell (dalam Adlin, 2013) menyatakan bahwa konsep penarikan sampling

bertujuan untuk menyeleksi individu berdasarkan posisinya dalam penelitian

dengan mempertimbangkan bahwa individu tersebut memiliki informasi yang

dibutuhkan dan merupakan pusat fenomena dalam penelitian (h.52). Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling non

probability sampling. Adlin (2013) menyatakan bahwa teknik sampling non

probability sampling merupakan teknik sampling yang tepat digunakan dalam

penelitian kualitatif (h.52). Hal ini dipertegas dengan pendapat Berg (dalam Adlin,

2013) yang menyatakan bahwa teknik non probability sampling merupakan teknik

yang cenderung digunakan dan menjadi ketentuan yang harus digunakan dalam

penelitian kualitatif (h.52). Kemudian, sejalan dengan pendapat Miles dan

Huberman (dalam Adlin, 2013) yang setuju bahwa sampel kualitatif lebih

cenderung menggunakan teknik purposive sampling dengan ketentuan hanya

memilih informan tertentu (h.52). Selanjutnya Adlin (2013) menambahkan bahwa

hal ini disebabkan karena peneliti kualitatif biasanya memfokuskan diri meneliti

sekelompok kecil orang yang terlibat dalam fenomena permasalahan dan


53

melakukan studi mendalam terhadap mereka (h.52). Berdasarkan uraian di atas,

maka dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2022) teknik purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu misalnya informan

yang paling mengetahui apa yang kita harapkan dalam penelitian (h.95-96). Hal ini

sejalan dengan pendapat Fitrah & Luthfiyah (2017) yang menyatakan bahwa teknik

purposive sampling digunakan jika peneliti memiliki pertimbangan tertentu dalam

pengambilan kriteria sampelnya (h.161). Berdasarkan pendapat dari para ahli di

atas maka teknik purposive sampling dalam penelitian ini adalah teknik

pengambilan sampel dari sebuah populasi dengan pertimbangan tertentu sesuai

dengan kebutuhan kriteria informan yang dibutuhkan dalam memberikan data yang

diharapkan dalam penelitian. Adapun, teknik purposive sampling yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan pertimbangan berdasarkan hasil tes yang

diperoleh peserta didik dengan kategori tinggi, sedang dan rendah dengan masing-

masing kategori terdiri atas 2 orang peserta didik dengan kriteria nilai tertinggi dan

terendah dari setiap kategori yang telah ditetapkan sehingga sampel yang digunakan

dalam penelitian ini berjumlah 6 orang peserta didik.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan

kegiatan penelitian di sekolah. Adapun, langkah-langkah dalam penelitian ini terdiri

atas tiga tahap yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a) Melakukan pra riset di SD Kartika XVII-1 Pontianak.


54

b) Penyusunan instrumen penelitian berupa kisi-kisi tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual, soal tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual, kunci

jawaban tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual, pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual dan pedoman wawancara berupa garis

besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada peserta didik.

c) Melakukan uji validitas instrumen penelitian.

d) Melakukan revisi instrumen penelitian berdasarkan hasil uji validasi.

e) Melakukan uji coba soal di SD Kartika XVII-1 Pontianak.

f) Menganalisis hasil uji coba untuk melihat reliabilitas instrumen tes

yang akan digunakan.

g) Melakukan revisi instrumen penelitian berdasarkan hasil uji coba soal.

h) Mengurus perizinan untuk melaksanakan penelitian di SD Kartika

XVII-1 Pontianak.

i) Menentukan waktu penelitian dengan guru mata pelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Memberikan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis

kepada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

b) Menganalisis jawaban peserta didik pada setiap nomor soal

menggunakan pedoman penskoran.

c) Menggolongkan peserta didik dalam tingkat kemampuan tinggi, sedang

dan rendah berdasarkan kategori penilaian.


55

d) Memilih peserta didik untuk menjadi sampel penelitian menggunakan

tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah berdasarkan kriteria nilai

tertinggi dan terendah dari masing-masing kategori.

e) Melakukan wawancara kepada peserta didik yang sudah terpilih.

f) Mengolah data yang telah diperoleh.

g) Melakukan analisis data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan dengan peserta didik.

3. Tahap Akhir

a) Mendeskripsikan analisis kuantitatif tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis peserta didik.

b) Mendeskripsikan analisis kualitatif wawancara kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual yang dilakukan bersama

peserta didik dari masing-masing kategori berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan.

c) Melakukan pembahasan berdasarkan analisis data kualitatif.

d) Membuat kesimpulan sebagai jawaban dari masalah dalam penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Ketika akan mengumpulkan data penelitian diperlukan suatu cara atau teknik

yang tepat sehingga data yang diperoleh merupakan data yang valid, reliabel dan

objektif. Menurut Sugiyono (2022) teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling utama dari penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data (h.104). Adapun, teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pengukuran dan wawancara.


56

1. Pengukuran

Menurut Nawawi (dalam Teuf, dkk, 2015) pengukuran adalah cara

pengumpulan data untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu sebagai

satuan ukur yang relevan (h.8). Selanjutnya Misbahun & Hasan (2021)

mendefinisikan bahwa pengukuran dalam penelitian adalah usaha untuk

memberikan nilai pada benda atau peristiwa menurut suatu aturan tertentu

(h.15). Kemudian Misbahun & Hasan (2021) menambahkan bahwa pengukuran

pada dasarnya merupakan penggambaran dari suatu hubungan (h.15).

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka definisi pengukuran yang

digunakan dalam penelitian ini adalah cara pengumpulan data untuk

memberikan nilai pada benda berupa instrumen pengumpulan data untuk

mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu sehingga memperoleh

penggambaran dari objek yang diteliti. Pengukuran dalam penelitian

menggunakan tes sebagai instrumen pengumpulan data. Tes yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah tes yang digunakan untuk memperoleh data

kuantitatif sebagai instrumen untuk mengetahui gambaran mengenai

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

2. Wawancara

Menurut Yusuf (2021) wawancara merupakan suatu kejadian atau proses

interaksi antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai sebagai sumber

informasi melalui komunikasi langsung (h.372). Selanjutnya Estenberg (dalam

Sugiyono, 2021) juga mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide yang dilakukan melalui tanya jawab
57

sehingga dapat dikonstruksikan sebuah makna dalam suatu topik tertentu

(h.265). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka diperoleh definisi

wawancara adalah pertemuan dua orang antara pewawancara dan orang yang

diwawancari untuk bertukar informasi melalui komunikasi langsung sehingga

dapat memperoleh makna atau informasi yang diperlukan dalam topik tertentu.

Wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data

kualitatif sebagai instrumen untuk memperkuat jawaban peserta didik serta

untuk mengetahui informasi dari peserta didik sebagai subjek dalam penelitian

ini.

Menurut Estenberg (dalam Sugiyono, 2021) beberapa macam wawancara

yaitu wawancara terstruktur, wawancara semistruktur dan wawancara tidak

terstruktur (h.266). Adapun, dalam penelitian ini menggunakan wawancara tak

terstruktur. Menurut Sugiyono (2021) wawancara tak terstruktur adalah

wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara lengkap dan sistematis untuk pengumpulan datanya (h.267). Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang

akan ditanyakan kepada orang yang diwawancarai (narasumber). (Sugiyono,

2021, h.267).

G. Instrumen Pengumpulan Data

Suharsimi (dalam Sudaryono, 2017) mendefinisikan instrumen pengumpulan

data sebagai alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menjadi sistematis dan lebih

mudah (h.206). Berdasarkan pengertian teknik pengumpulan data di atas maka


58

instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tes

Tes merupakan instrumen penelitian dengan teknik pengumpulan data

pengukuran. Menurut Sudijono (dalam Sudaryono, 2021) tes adalah alat ukur

yang dipergunakan dalam rangka untuk melakukan pengukuran dan penilaian

(h.218). Menurut Sudaryono (2017) mengartikan tes secara umum sebagai alat

yang digunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan objek ukur

terhadap seperangkat konten atau materi tertentu (h.218). Selanjutnya

Sudaryono (2017) menyatakan bahwa tes sebagai instrumen pengumpulan data

merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok (h.218). Adapun tes dalam penelitian ini

adalah alat ukur dengan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk

mengukur kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang

diberikan digunakan untuk mengukur atau mengetahui kemampuan pemecahan

masalah matematis peserta didik terhadap materi yang sudah dipelajari.

Tipe tes yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa tes subjektif yaitu

tes yang berbentuk uraian. Ketika menjawab tes uraian peserta didik dituntut

untuk memahami konsep materi sehingga dengan memberikan tes uraian peneliti

dapat mengetahui sejauh mana kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual pada peserta didik. Adapun beberapa pertimbangan peneliti

menggunakan tes uraian yaitu: 1) peneliti ingin melihat proses kemampuan


59

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual pada peserta didik, dan 2)

peneliti ingin mengetahui gambaran kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual pada peserta didik sehingga peneliti mengetahui letak

kesalahan dan kesulitan peserta didik dalam mengerjakan soal pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual.

Tes uraian kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual yang akan digunakan sebagai intrumen penelitian dalam penelitian

ini merupakan tes yang disusun oleh peneliti dengan mempertimbangkan arahan

dari guru kelas IV di SD Kartika XVII-1 Pontianak. Namun, sebelum soal

diberikan kepada peserta didik, terlebih dahulu peneliti menguji coba soal. Uji

coba soal dalam penelitian ini terdiri atas uji validitas, uji reliabilitas, indeks

kesukaran dan daya pembeda masing-masing butir soal yang akan diujicobakan.

Adapun, prosedur penyusunan tes adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan Kisi-Kisi Soal

Sebelum membuat soal yang harus dilakukan terlebih dahulu oleh

peneliti adalah membuat kisi-kisi soal. Penyusunan kisi-kisi soal dilakukan

oleh peneliti sendiri. Penyusunan kisi-kisi soal dilampirkan pada bagian

Lampiran A2.

b. Penyusunan Butir Soal

Butir soal yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis soal

dengan tes tertulis berupa uraian. Penyusunan butir soal dibuat berdasarkan

penyusunan kisi-kisi soal yang telah dikerjakan oleh peneliti sebelumnya.


60

Adapun, soal yang akan diberikan kepada peserta didik terdiri atas 7 soal.

Penyusunan butir soal dilampirkan pada bagian Lampiran A3.

c. Menyusun Kunci Jawaban

Setelah menulis butir soal, maka langkah selanjutnya adalah menyusun

kunci jawaban. Kunci jawaban digunakan untuk membantu peneliti dalam

mengoreksi tes yang sudah dikerjakan oleh peserta didik sehingga

memudahkan dalam proses pemeriksaan tes. Kunci jawaban yang digunakan

peneliti memuat langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual yang terdiri dari memahami masalah,

membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan

memeriksa kembali. Adapun, penyusunan kunci jawaban dilampirkan pada

bagian Lampiran A4.

d. Menentukan Kriteria Penskoran

Setelah menulis butir soal dan kunci jawaban, selanjutnya untuk

memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

dilakukan penskoran terhadap jawaban untuk tiap butir soal. Adapun,

pemberian skor pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual dengan

jumlah soal yang direncanakan dalam pemberian tes berjumlah 7 soal.

Adapun, penyusunan pedoman penskorang dilampirkan pada bagian

Lampiran A5. Berikut rujukan kriteria penskoran dalam mengukur

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual yang

mengacu kepada kriteria penskoran yang dimodifikasi dari Mawaddah &

Anisah (2015) yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.


61

Tabel 3.1
Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis
kontekstual
Indikator Keterangan Skor
Memahami masalah Tidak menuliskan yang diketahui dan 0
ditanya
Menuliskan apa yang diketahui tanpa 1
menuliskan apa yang ditanya atau
sebaliknya
Menuliskan apa yang diketahui dan 2
ditanyakan namun kurang tepat
Menuliskan yang diketahui dan 3
ditanyakan dengan tepat
Membuat rencana Tidak membuat rencana penyelesaian 0
penyelesaian Membuat rencana penyelesaian 1
masalah dengan membuat gambar dan
menuliskan rumus bangun datar
namun belum tepat
Membuat rencana penyelesaian 2
masalah dengan membuat gambar dan
menuliskan rumus bangun datar
dengan tepat
Melaksanakan rencana Tidak menuliskan penyelesaian 0
penyelesaian masalah
Melaksanakan rencana penyelesaian 1
dengan menuliskan rumus namun
dalam mensubstitusikan angka kurang
tepat
Melaksanakan rencana penyelesaian 2
dengan menuliskan rumus dan tepat
dalam mensubstitusikan angka namun
jawaban kurang tepat
Melaksanakan rencana penyelesaian 3
dengan menuliskan rumus dan tepat
dalam mensubstitusikan angka serta
jawaban lengkap dan benar
Memeriksa kembali Tidak membuat kesimpulan 0
Memeriksa kembali jawaban dengan 1
membuat kesimpulan hasil
perhitungan tetapi kurang tepat
Memeriksa kembali jawaban dengan 2
membuat kesimpulan hasil
perhitungan dengan tepat
Sumber: Mawaddah & Anisah, 2015, h.170
62

e. Uji Validitas Isi

Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat dengan tepat mengukur apa

yang hendak diukur. Definisi tersebut seseuai dengan pendapat Gronlund

(dalam Sani, dkk, 2020) yang menyatakan bahwa validitas adalah

kemampuan suatu tes dalam mengukur apa yang seharusnya diukur (h.288).

Selanjutnya Sani, dkk (2020) mendefinisikan bahwa validitas tes adalah kadar

ketelitian tes yang berfungsi untuk menggambarkan keadaan yang diukur

dengan tepat dan teliti (h.288). Berdasarkan definisi dari para ahli di atas

maka validitas adalah kadar kemampuan tes dalam mengukur apa yang

seharusnya diukur sehingga dapat berfungsi untuk menggambarkan keadaan

yang diukur dengan tepat dan teliti. Adapun, dalam penelitian ini

menggunakan uji validitas isi dan uji validitas butir. Setelah menulis butir

soal maka langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah uji validitas isi.

Menurut Sani, dkk (2020) validitas isi adalah instrumen untuk mengukur

ketepatan instrumen ditinjau dari isi alat ukur (h.289). Selanjutnya Sani, dkk

(2020) menambahkan bahwa suatu instrumen tes dikatakan memiliki

validitas isi jika setiap butir instrumen dapat mewakili materi yang diberikan

(h.289). Oleh karena itu, sebuah instrumen tes harus disesuaikan dengan

kurikulum yang sedang berlaku pada saat penelitian dilakukan.

Cara memvaliditas validitas isi adalah dengan memberikan instrumen

tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang sudah dirancang kepada

dosen pembimbing untuk dikonsultasikan terlebih dahulu. Setelah

mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing maka langkah selanjutnya


63

adalah mendapatkan penilaian validitas isi soal oleh validator yaitu para ahli

dalam bidang studi dan bidang pengukuran. Semua validator diberikan

seperangkat instrumen untuk melakukan analisis dengan cara

membandingkan butir instrumen dengan bahan-bahan dalam penyusunan alat

ukur yaitu kisi-kisi instrumen. Semua validator diminta untuk memeriksa

setiap butir soal apakah valid atau tidak dan memberikan komentar dan saran.

Suatu instrumen tes dikatakan telah teruji validitas isi, apabila 2 validator

sudah memberikan validasi. Penelitian ini menggunakan validator ahli dari 1)

Dosen Pendidikan Matematika MIPA FKIP UNTAN yaitu Bapak DF dan 2)

Kepala SD Negeri 10 Sadaniang yang mengikuti program Guru Penggerak

yaitu Bapak IK. Adapun, hasil validasi dari validator ahli 1 dan 2 dilampirkan

pada bagian Lampiran A6 dan Lampiran A7.

Berdasarkan hasil validasi dari dosen bapak DF, diperoleh hasil bahwa

dari 7 soal yang divalidasi semua soal dinyatakan layak untuk digunakan.

Saran dari bapak DF sebagai validator soal yang akan diujicobakan sebaiknya

hanya 5 soal karena mempertimbangkan subjek penelitian yaitu peserta didik

jenjang Sekolah Dasar dan jenis soal yang diberikan. Setelah didiskusikan

dengan dosen pembimbing, saran dari bapak DF diterima dengan soal yang

diujicobakan 5 soal yang terpilih yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5 dan 7. Selanjutnya

berdasarkan hasil validasi dari bapak IK diperoleh hasil bahwa dari 7 soal

yang divalidasi semua soal dinyatakan layak untuk digunakan. Saran dari

bapak IK sebagai validator yaitu memperbaiki penggunaan kata-kata yang

kurang efisien untuk dibaca oleh peserta didik jenjang Sekolah Dasar. Selain
64

itu, bapak IK juga memberikan saran terkait dengan penggunaan nama dalam

soal sebaiknya menggunakan nama-nama yang sudah dikenal oleh peserta

didik misalnya Udin, Lani, Beni dan lain sebagainya. Setelah didiskusikan

dengan dosen pembimbing saran dari bapak IK diterima dengan perbaikan

beberapa kata dalam soal yang sudah diarahkan untuk direvisi dan perbaikan

nama pada soal. Berdasarkan hasil validasi validator instrumen penelitian

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual dan setelah

melakukan diskusi bersama dosen pembimbing diperoleh kesimpulan bahwa

semua soal dinyatakan layak untuk digunakan dengan ketentuan soal yang

akan diujicobakan adalah 5 soal. Adapun, hasil revisi instrumen dari kedua

validator ahli dilampirkan pada bagian Lampiran A8.

f. Uji Coba

Instrumen penelitian tes kemampuan pemecahan masalah matematis

yang telah valid secara isi dan bahasa maka selanjutnya tes akan diujicobakan

kepada peserta didik kelas IV SD Negeri 12 Pontianak Kota. Tujuan uji coba

adalah untuk memperoleh instrumen penelitian yang valid. Berdasarkan hasil

uji coba yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 12 Pontianak Kota dengan

jumlah peserta didik yang mengikuti uji coba soal yaitu 19 peserta didik

diperoleh hasil uji coba yang dilampirkan pada bagian Lampiran A9.

g. Uji Validitas Butir

Setelah memberikan soal uji coba kepada peserta didik selanjutnya

melakukan uji validitas butir. Menurut Sani, dkk (2020) untuk menghitung
65

validitas butir tes berupa uraian (politomi) dapat digunakan rumus korelasi

product moment (Pearson) sebagai berikut:

rit = n ∑ xi xt – (∑xi) (∑xt)


√(n∑xi2-(∑xi)2)(n∑xt2-(∑ xt)2)
Keterangan:
rit = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total
n = banyaknya data
∑ xi = jumlah skor subjek pada butir nomor i
∑ xt = jumlah skor subjek
∑ xi xt = jumlah hasil skor subjek pada butir soal nomor i dengan skor total
subjek
∑ xi2 = jumlah kuadrat skor pada soal nomor i
∑ xt2 = jumlah kuadrat skor total subjek (h. 299).
Setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi (r it) maka selanjutnya adalah

menafsirkan nilai koefisien korelasi menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2
Kriteria nilai koefisien korelasi validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi Validitas
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r ≤ 0,60 Sedang
0,20 < r ≤ 0,40 Rendah
r ≤ 0,20 Sangat rendah
Sumber: Sani, 2020, h.300
Berdasarkan hasil uji validitas melalui perhitungan dengan yang telah

ditentukan pada Lampiran A10, maka diperoleh kesimpulan bahwa semua

soal dinyatakan valid dengan 3 soal kriteria validitas sangat tinggi dan 2 soal

dengan kriteria validitas sedang. Berikut ini adalah hasil validasi uji coba tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.


66

Tabel 3.3
Hasil validitas uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual
Butir Soal r hitung Keterangan Validitas
1 0,836 Sangat Tinggi
2 0,461 Sedang
3 0,867 Sangat Tinggi
4 0,898 Sangat Tinggi
5 0,583 Sedang
Sumber: Penyajian Data Lampiran A10

h. Reliabilitas

Menurut Sani, dkk (2020) reliabilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan konsistensi hasil walaupun digunakan untuk mengukur

beberapa kali dengan menggunakan alat ukur yang sama (h.307). Hal ini

sejalan dengan pendapat Lestari & Yudhanegara (2017) yang mendefinisikan

reliabilitas merupakan keajegan atau kekonsistenan suatu instrumen apabila

diberikan pada subjek yang sama meskipun pada orang, waktu atau tempat

yang berbeda (h.206). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka

diperoleh kesimpulan bahwa reliabilitas adalah ukuran kekonsistenan

instrumen untuk mengukur walaupun digunakan beberapa kali dengan

menggunakan alat ukur yang sama.

Tinggi rendahnya derajat reliabilitas suatu instrumen ditentukan oleh

nilai koefisien korelasi yang dinotasikan dengan r. Lestari & Yudhanegara

(2017) menyatakan bahwa untuk mencari nilai koefisien korelasi instrumen

tes tipe subjektif dalam penelitian pendidikan dapat menggunakan rumus

Alpha Cronbach sebagai berikut:

𝑛 ∑𝑠𝑡2
𝑟 = (𝑛−1) (1 − )
𝑠𝑡2
67

Keterangan:
r = koefisien reliabilitas
n = banyak butir soal
∑si2 = jumlah variansi skor butir soal ke-i
st2 = variansi skor total (h.206).
Jumlah variansi skor dari tiap-tiap soal (∑si2) dapat diperoleh dengan

menjumlahkan varian dari soal ke-1 sampai ke-n dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

∑si2 = si2 + si2 + si2 … + sn2


Setelah mendapatkan jumlah varians skor dari tiap-tiap soal maka selanjutnya

adalah menghitung varians yang digunakan untuk menghitung reliabilitas.

Lestari & Yudhanegara (2017) menyatakan bahwa rumus varians yang

digunakan untuk menghitung reliabilitas untuk subjek n ≤ 30 adalah sebagai

berikut:

𝛴𝑥 2
𝛴𝑥𝑖2 − ( 𝑛 𝑖 )
𝑠𝑖2 =
𝑛−1
Keterangan:
si2 = varians
(∑xi)2 = kuadrat jumlah skor yang diperoleh peserta didik
∑xi2 = jumlah kuadrat skor yang diperoleh peserta didik
n = jumlah subjek (h.207).
Adapun, tolak ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan derajat

reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford

(dalam Lestari & Yudhanegara, 2017) sebagai berikut:

Tabel 3.4
Kriteria nilai korelasi reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi Reliabilitas
0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat baik
68

0,70 ≤ r < 0,90 Baik


0,40 ≤ r < 0,70 Cukup baik
0,20 ≤ r < 0,40 Buruk
r < 0,20 Sangat buruk
Sumber: Lestari & Yudhanegara, 2017, h. 206
Berdasarkan hasil uji reliabilitas melalui perhitungan dengan rumus yang

telah ditentukan pada Lampiran A11, maka diperoleh kesimpulan bahwa

instrumen tes dinyatakan reliabel dengan kriteria baik. Berikut ini adalah hasil

reliabilitas uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual.

Tabel 3.5
Hasil reliabilitas uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual
Koefisien reliabilitas Keterangan Interpretasi Reliabilitas
0,7903 Baik
Sumber: Penyajian Data Lampiran A11

i. Indeks Kesukaran

Menurut Lestari & Yudhanegara (2017) indeks kesukaran adalah

pernyataan derajat kesukaran suatu butir soal (h.223). Suatu butir soal

dikatakan memiliki indeks kesukaran yang baik apabila butir soal tersebut

tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Lestari & Yudhanegara (2017)

menyatakan bahwa untuk menentukan indeks kesukaran instrumen tes berupa

uraian dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑋̅
IK=
𝑆𝑀𝐼
Keterangan:
IK = indeks kesukaran butir soal
𝑋̅ = rata-rata skor jawaban pada suatu butir soal
SMI = Skor maksimum ideal yaitu skor maksimum yang akan
diperoleh jika menjawab butir soal dengan tepat (sempurna) (h.224).
69

Adapun, tolak ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks

kesukaran instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut Lestari &

Yudhanegara (2017) sebagai berikut:

Tabel 3.6
Kriteria indeks kesukaran instrumen
IK Interpretasi Indeks Kesukaran
IK= 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
Sumber: Lestari & Yudhanegara, 2017, h. 224
Berdasarkan hasil uji indeks kesukaran melalui perhitungan dengan rumus

yang telah ditentukan pada Lampiran A12, maka diperoleh kesimpulan

bahwa instrumen tes 4 soal indeks kesukaran dinyatakan dengan kriteria

sedang dan 1 soal indeks kesukaran dinyatakan dengan kriteria terlalu sukar.

Berikut ini adalah hasil indeks kesukaran uji coba tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual.

Tabel 3.7
Hasil indeks kesukaran uji coba tes kemampuan pemecahan masalah
matematis berbasis kontekstual
Butir Soal IK Keterangan Indeks Kesukaran
1 0,53 Sedang
2 0,69 Sedang
3 0,56 Sedang
4 0,52 Sedang
5 0,073 Terlalu Sukar
Sumber: Penyajian Data Lampiran A12

j. Daya Pembeda

Menurut Lestari & Yudhanegara (2017) daya pembeda soal adalah

kemampuan butir soal dalam membedakan peserta didik yang memiliki

kemampuan tinggi, sedang dan rendah (h.217). Daya pembeda soal


70

menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal dalam membedakan antara

peserta didik yang mampu menjawab soal dengan tepat dan peserta didik

yang tidak mampu dalam menjawab soal dengan tepat. Tinggi atau rendahnya

daya pembeda dinyatakan dengan indeks daya pembeda (DP). Lestari &

Yudhanegara (2017) menyatakan bahwa rumus yang digunakan untuk

menentukan indeks daya pembeda (DP) instrumen tes adalah sebagai berikut:

𝑥̅ 𝐴 −𝑥̅ 𝐵
DP =
𝑆𝑀𝐼
Keterangan:
DP = indeks daya pembeda butir soal
Xa = rata-rata skor jawaban peserta didik kelompok atas
Xb = rata-rata skor jawaban peserta didik kelompok bawah
SMI = skor maksimum ideal yaitu skor maksimum yang diperoleh peserta
didik jika menjawab soal dengan tepat (h.217-218).
Adapun, untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda (DP)

menggunakan kriteria menurut Lestari & Yudhanegara (2017) sebagai

berikut:

Tabel 3.8
Kriteria daya pembeda instrumen
Nilai Interpretasi Daya Pembeda
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,00 < DP ≤ 0,20 Buruk
DP ≤ 0,00 Sangat buruk
Sumber: Lestari & Yudhanegara, 2017, h. 217
Berdasarkan hasil uji daya pembeda melalui perhitungan dengan rumus yang

telah ditentukan pada Lampiran A13, maka diperoleh kesimpulan bahwa

instrumen tes 2 soal daya pembeda dinyatakan dengan kriteria sedang dan 3

soal daya pembeda dinyatakan dengan kriteria buruk. Berikut ini adalah hasil
71

daya pembeda uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual.

Tabel 3.9
Hasil daya pembeda uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual
Butir Soal DP Keterangan Indeks Kesukaran
1 0,18 Buruk
2 0,10 Buruk
3 0,27 Cukup
4 0,27 Cukup
5 0,14 Buruk
Sumber: Penyajian Data Lampiran A13

Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda

pada butir soal maka rekapitulasi hasil analisis butir soal untuk kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual pada peserta didik kelas IV

SD Kartika XVII-1 Pontianak dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.10
Hasil rekapitulasi uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual
Butir Validitas Reliabilitas Tingkat Daya Keterangan
Soal Kesukaran Pembeda
1 Sangat Baik Sedang Buruk Tidak
tinggi digunakan
2 Sedang Sedang Buruk Digunakan
dan direvisi
3 Sangat Sedang Cukup Digunakan
tinggi dan direvisi
4 Sangat Sedang Cukup Tidak
tinggi digunakan
5 Sedang Sedang Buruk Tidak
digunakan

Berdasarkan hasil rekapitulasi analisis uji coba tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual materi luas pada peserta didik SD

Negeri 12 Pontianak Kota, maka setelah didiskusikan bersama dosen

pembimbing diperoleh kesimpulan bahwa ada 2 soal yang akan digunakan dan
72

direvisi untuk dijadikan sebagai soal dalam instrumen penelitian tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual materi luas pada peserta

didik SD Kartika XVII-1 Pontianak. Adapun, tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual yang digunakan sebagai instrumen

penelitian dilampirkan pada bagian Lampiran A15.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini merupakan kegiatan lanjutan setelah

memberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual kepada peserta didik. Wawancara yang akan dilakukan bertujuan

untuk memperkuat jawaban yang telah dituliskan oleh peserta didik sehingga

dapat menghindari bias pada hasil penelitian. Wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur

hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan sebagai pedoman

wawancara yang akan diajukan kepada peserta didik. Pedoman wawancara ini

memuat garis besar pertanyaan mengenai kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual yang dimiliki oleh peserta didik. Melalui

pedoman wawancara yang tidak terstruktur peneliti dapat memperoleh informasi

secara jelas dan terperinci serta dapat mengetahui alasan mengenai jawaban yang

dituliskan oleh peserta didik saat mengerjakan tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual. Adapun, penyajian pedoman

wawancara tak terstruktur yang digunakan dalam desain penelitian ini

dilampirkan pada bagian Lampiran A18.


73

Wawancara dilakukan kepada 6 peserta didik terpilih yang telah mengikuti

tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual. Peserta

didik yang terpilih merupakan peserta didik yang mewakili tiap tingkatan

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual berdasarkan

kategori tinggi, sedang dan rendah. Ketentuan pemilihan peserta didik yang

terpilih untuk mengikuti wawancara dari setiap kategori tinggi, sedang dan

rendah berdasarkan kriteria nilai tertinggi dan terendah dari setiap kategori.

Adapun, untuk mencegah kecemasan dan keraguan peserta didik yang

diwawancara, sebelum melakukan wawancara peneliti menjelaskan bahwa hasil

wawancara yang digunakan ini tidak mempengaruhi penilaian peserta didik di

sekolah sehingga diharapkan dapat meyakinkan peserta didik agar bersedia

untuk diwawancarai dan memberikan keterangan dan penjelasan yang

sesungguhnya dan apa adanya sesuai dengan apa yang dipikirkan.

3. Alat Perekam

Alat perekam merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk

merekam wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian.

Alat perekam berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan

yang dilakukan oleh peneliti dengan peserta didik sehingga memudahkan

peneliti untuk mendeskripsikan hasil wawancara dengan lebih jelas dan

mendapatkan hasil yang lebih valid. Alat perekam yang digunakan dalam

penelitian ini adalah alat perekam berupa handphone.


74

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data deskriptif dengan pendekatan mixed method digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Menurut Lestari & Yudhanegara (2017)

teknik analisis data deskriptif mixed method dilakukan dengan cara

mendeskripsikan makna yang terkandung dari perolehan nilai-nilai tersebut

(h.242). Penelitian ini menggunakan teknik analisis mixed method dengan sumber

data kuantitatif yaitu penyajian data hasil tes berupa skor yang diperoleh dan

sumber data kualitatif yaitu deskripsi hasil tes yang disajikan dengan triangulasi

hasil wawancara yang dilakukan dengan subjek wawancara terpilih sehingga

memperoleh data valid yang kemudian diperoleh kesimpulan untuk menjawab

rumusan masalah. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu

analisis tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual dan

analisis pedoman wawancara kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual dan alat perekam. Berdasarkan teknik analisis yang telah disebutkan

maka teknik analisis data dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Analisis Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis

Kontekstual

Setelah pelaksanaan tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual selesai, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh

peneliti adalah mengoreksi jawaban peserta didik. Acuan yang digunakan

untuk mengoreksi jawaban yaitu menggunakan pedoman penskoran dengan

skor yang diberikan untuk setiap soal pada tes dapat dilihat pada rubrik
75

penskoran yang terdapat di dalam tabel pedoman penskoran. Kemudian dari

hasil tes yang sudah dikoreksi, maka selanjutnya dilakukan analisis data

berdasarkan tujuan penelitian yang diidentifikasi dengan cara khusus yaitu

untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses

analisis data tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual adalah sebagai berikut:

a. Pemberian skor pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual dianalisis berdasarkan pedoman penskoran.

Adapun, hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik berbasis kontekstual dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.11
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis
kontekstual
Nama Peserta Butir Butir Total
No Nilai
Didik Soal 1 Soal 2 Skor

b. Menyatakan skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik berbasis kontekstual dalam bentuk nilai untuk masing-masing

peserta didik dengan rumus sebagai berikut:

Nilai = Skor yang diperoleh x 100


Skor maksimum
c. Menentukan rata-rata (mean) dan standar deviasi hasil tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual. Adapun, untuk


76

mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi menggunakan rumus

sebagai berikut:

1) Nilai rata-rata (mean)

𝛴𝑥𝑖
𝑥̅ =
𝑛
Keterangan:
𝑥̅ = rata-rata
𝛴𝑥𝑖 = jumlah keseluruhan nilai
𝑛 = banyak data
2) Standar deviasi

𝛴(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝜎=√
𝑛

Keterangan:
𝜎 = standar deviasi
𝑥 I = nilai
𝑛 = banyak data
d. Setelah diperoleh nilai rata-rata dan standar deviasinya maka selanjutnya

dilakukan perhitungan untuk menentukan kategori kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual.

Kategori kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual yang digunakan terdiri atas kategori tinggi, kategori

sedang dan kategori rendah. Adapun penentuan kategori kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual dilakukan

menggunakan acuan seperti tabel sebagai berikut:

Tabel 3.12
Kategori kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis
kontekstual
Kategori Interval
Tinggi nilai ≥ x̅ + 1 SD
77

Sedang x̅ – 1 SD ≤ nilai < x̅ + 1 SD


Rendah nilai ≤ x̅ - 1 SD
Sumber : Rini, dkk, 2021, h. 899-900
Keterangan
𝑥̅ = Rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis

Berbasis kontekstual

SD = Standar deviasi

e. Setelah menentukan kategori menggunakan acuan yang telah ditentukan,

selanjutnya adalah merekap hasil pengkategorian kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual dengan

catatan untuk menentukan kriteria nilai tertinggi dan nilai terendah dari

masing-masing kategori. Rekap hasil kategori dengan kriteria yang

diperoleh, digunakan untuk menentukan peserta didik yang menjadi

subjek wawancara kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual. Adapun, rekap hasil pengkategorian tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual akan disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.13
Rekap hasil pengkategorian tes kemampuan pemecahan masalah
matematis berbasis kontekstual
No. Nama Nilai Kategori Kemampuan Catatan
Peserta Pemecahan Masalah
Didik Matematis Berbasis
Kontekstual

f. Setelah merekap hasil pengkategorian tes, selanjutnya peneliti

menyajikan hasil skor yang diperoleh oleh peserta didik berdasarkan

indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis


78

kontekstuak. Adapun, hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual berdasarkan indikator akan disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.14
Rekap hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual berdasarkan indikator
Skor Kemampuan Pemecahan
Nama Masalah Matematis Berbasis Total
No Peserta Kontekstual Nilai
Skor
Didik
A B C D

Keterangan:
A = memahami masalah
B = membuat rencana penyelesaian
C = melaksanakan rencana penyelesaian
D = memeriksa kembali

g. Hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual kemudian akan disajikan dalam bentuk hasil skor tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

berdasarkan indikator. Penyajian data hasil skor tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual berbasis kontekstual

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.15
Hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis
kontekstual berdasarkan indikator
Nama Peserta Kategori
No Skor Nilai
Didik Kemampuan
79

h. Hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual kemudian akan disajikan dalam bentuk deskripsi hasil skor

tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

berdasarkan indikator. Penyajian data hasil deskripsi jawaban tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

berdasarkan indikator adalah sebagai berikut.

Tabel 3.16
Hasil deskripsi jawaban tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual berdasarkan indikator
Butir Nama Peserta Deskripsi Jawaban Skor
Soal Didik

2. Analisis Pedoman Wawancara Kemampuan Pemecahan Masalah

Berbasis Kontekstual dan Alat Perekam

Wawancara dilakukan kepada 6 orang peserta didik yang dipilih

berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah dengan kriteria nilai tertinggi

dan terendah dari setiap kategori yaitu 2 peserta didik kategori tinggi dengan

kriteria nilai tertinggi dan terendah, 2 peserta didik kategori sedang dengan

kriteria nilai tertinggi dan terendah dan 2 peserta didik kategori rendah dengan

kriteria nilai tertinggi dan terendah sehingga diperoleh data hasil wawancara

yang telah direkam menggunakan handphone. Selanjutnya hasil rekaman yang

telah diperoleh ditranskipkan dalam bentuk tulisan yang lebih baku untuk

mempermudah pengolahan data dan kemudian dikodekan sesuai dengan huruf

awal dari nama lengkap peserta didik. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

memudahkan peneliti dalam menempatkan data dalam kerangka pembahasan


80

hasil penelitian. Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini dilakukan

dengan cara membandingkan hasil tes yang diperoleh oleh peserta didik

dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta didik mengenai

jawaban yang dituliskan pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisis

data adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan Data

Tahap mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti terlebih

dahulu mengkonfirmasikan kepada peserta didik yang akan diwawancarai.

Adapun, kategori peserta didik ini terdiri dari 2 peserta didik dengan

kategori tinggi, 2 kategori peserta didik dengan kategori sedang dan 2

kategori peserta didik dengan kategori rendah. Semua kategori peserta didik

ditanya kesediaannya untuk melakukan wawancara. Setelah peserta didik

sudah bersedia untuk melakukan wawancara, maka selanjutnya peneliti

akan melakukan wawancara kepada peserta didik. Wawancara yang

dilakukan dengan peserta didik direkam menggunakan alat perekam berupa

handphone. Hasil wawancara kemudian ditranskipkan dalam bentuk tulisan

sehingga diperoleh data yang lebih baku dan mempermudah peneliti dalam

melakukan langkah penelitian selanjutnya.

b. Reduksi Data

Setelah peneliti mengumpulkan data dalam bentuk tulisan, maka

selanjutnya data yang telah dikumpulkan direduksi dengan cara

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang


81

penting serta membuang data yang tidak diperlukan. Data yang direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan relevan dengan data yang

diperlukan dalam penelitian. Selain itu, data yang telah direduksi juga dapat

membantu peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan

mencari apabila diperlukan.

c. Penyajian Data

Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penyajian

data dalam bentuk pengklarifikasian identifikasi data berdasarkan indikator

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual yang

dipenuhi peserta didik dalam menyelesaikan soal. Jika peserta didik

menuliskan jawaban maka selanjutnya akan diklasifikasikan kembali

apakah peserta didik memenuhi indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual berdasarkan respon peserta didik pada saat

melakukan wawancara dengan yang dituliskan pada lembar jawaban. Jika

peserta didik menuliskan jawaban dengan benar tetapi berdasarkan respon

pada saat wawancara tidak demikian maka peserta didik tidak memenuhi

indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

d. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian

data yang telah terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat kesimpulan

yang dikemukakan beserta dengan bukti-bukti yang valid, sehingga

kesimpulan yang dikemukakan merupakan temuan baru dan dapat dijadikan

untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. Adapun,


82

penarikan kesimpulan pada penelitian ini adalah dengan menganalisis hasil

tes dan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta didik sehingga

dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil tes pemecahan masalah dan wawancara yang telah dilakukan

oleh peneliti di sekolah, maka selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data

kemudian data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian ini. Berikut adalah sub yang akan dibahas dalam

penelitian ini terdiri atas hasil penelitian dan pembahasan.

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis

Kontekstual

Setelah memperoleh hasil tes yang sudah diujicobakan di SD Negeri 12

Pontianak Kota, selanjutnya peneliti memberikan instrumen penelitian tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual kepada peserta

didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak. Instrumen tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual terdiri atas 2 soal uraian

yang sudah direvisi sebelumnya. Pelaksanaan penelitian dimulai pada Rabu, 13

April 2023 dengan jadwal penelitian yaitu memberikan instrumen tes kepada

peserta didik. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menjelaskan kepada

peserta didik bahwa tes yang dikerjakan merupakan tes yang digunakan sebagai

instrumen untuk mengumpulkan data penelitian sehingga nilai yang diperoleh

tidak mempengaruhi penilaian kognitif peserta didik di sekolah. Setelah

memberikan penjelasan kepada peserta didik, selanjutnya peneliti memberikan

83
84

instrumen tes kepada peserta didik. Peserta didik yang menjadi subjek dalam

penelitian ini terdiri atas 19 peserta didik dengan waktu yang diberikan kepada

peserta didik untuk mengerjakan instrumen tes yaitu 1x60 menit dengan

tambahan waktu 1x60 menit karena peserta didik belum banyak yang

menyelesaikan soal yang diberikan oleh peneliti. Setelah selesai mengerjakan tes

yang diberikan, selanjutnya peserta didik mengumpulkan tes kepada peneliti.

Berikut ini adalah hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

Tabel 4.1
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual pada
peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak
Nama Peserta Butir Soal Butir Soal Total
No Didik 1 2 Skor Nilai
1 MAA 10 10 20 100
2 DSA 10 7 17 85
3 NMU 8 8 16 80
4 MFSE 8 8 16 80
5 TVI 9 7 16 80
6 ONT 8 7 15 75
7 AS 8 7 15 75
8 AA 8 6 14 70
9 MA 7 2 9 45
10 MA 7 1 8 40
11 KA 4 2 6 30
12 MRA 6 0 6 30
13 NMZ 5 0 5 25
14 MR 4 1 5 25
15 RGD 4 0 4 20
16 A 2 1 3 15
17 MQSM 0 1 1 5
18 ANA 1 0 1 5
19 AHS 0 0 0 0
85

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual, maka diperoleh rata-rata dan standar deviasi dengan hasil

perhitungan sebagai berikut.

Tabel 4.2
Hasil perhitungan rata-rata (𝑥̅ ) dan standar deviasi (SD) tes kemampuan
pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual
Kriteria Hasil Perhitungan
x̅ 46,5789
SD 31,3743
x̅ +1 SD 77,9532
x̅ -1 SD 15,2046
Sumber: Penyajian Data Lampiran A16

Setelah diketahui rata-rata (x̅) dan standar deviasi (SD) tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual, maka berikut ini hasil dari

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

Tabel 4.3
Kategori nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis
kontekstual
Kategori Hasil Perhitungan
Tinggi nilai ≥ 77,9
Sedang 15,2 ≤ nilai < 77,9
Rendah nilai ≤ 15,2

Setelah memperoleh kategori nilai tes kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual, selanjutnya berikut akan disajikan rekapitulasi

hasil pengkategorian tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual.
86

Tabel 4.4
Rekapitulasi hasil pengkategorian tes kemampuan pemecahan masalah
matematis berbasis kontekstual
Kategori Kemampuan
Nama
Pemecahan Masalah
No Peserta Nilai Catatan
Matematis Berbasis
Didik
Kontekstual
1 MAA 100 Tinggi Kriteria nilai tertinggi
2 DSA 85 Tinggi
3 MFSE 80 Tinggi
4 NMU 80 Tinggi
5 TVI 80 Tinggi Kriteria nilai terendah
6 ONT 75 Sedang Kriteria nilai tertinggi
7 AS 75 Sedang
8 AA 70 Sedang
9 MA 50 Sedang
10 MA 40 Sedang
11 KAB 35 Sedang
12 MRA 30 Sedang
13 NMZ 25 Sedang
14 MR 25 Sedang
15 RGD 20 Sedang Kriteria nilai terendah
16 A 15 Rendah Kriteria nilai tertinggi
17 ANA 5 Rendah
18 MQSM 5 Rendah
19 AHS 0 Rendah Kriteria nilai terendah

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, berikut ini dipaparkan diagram batang hasil

pengkategorian kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

Gambar 4.1 Kategori hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis


berbasis kontekstual peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
87

2. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan

Indikator

Setelah mengetahui kategori kemampuan hasil tes, selanjutnya berikut ini

disajikan data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual berdasarkan indikator yaitu memahami masalah, membuat rencana

penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali.

Tabel 4.5
Hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual
berdasarkan indikator
Skor Kemampuan Pemecahan
Nama Peserta Masalah Matematis Berbasis Total
No Kontekstual Nilai
Didik Skor
A B C D
1 MAA 6 4 6 4 20 100
2 DSA 6 3 5 3 17 85
3 NMU 6 4 4 2 16 80
4 MFSE 6 4 4 2 16 80
5 TVI 5 4 4 3 16 80
6 ONT 5 4 4 2 15 75
7 AS 5 4 4 2 15 75
8 AA 5 3 4 2 14 70
9 MA 5 1 3 0 9 45
10 MA 3 3 2 0 8 40
11 KAB 2 2 0 2 6 30
12 MRA 3 1 2 0 6 30
13 NMZ 1 1 2 1 5 25
14 MR 3 2 0 0 5 25
15 RGD 1 1 1 1 4 20
16 A 0 2 1 0 3 15
17 MQSM 0 0 0 1 1 5
18 ANA 0 1 0 0 1 5
19 AHS 0 0 0 0 0 0
Jumlah 62 44 46 25 177 885
88

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, berikut ini disajikan data diagram batang hasil

tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

berdasarkan indikator.

Hasil Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Berbasis Kontekstual Berdasarkan Indikator
70 62
Jumlah Peserta Didik

60
50 44 46

40
30 25
20
10
0
Memahami Membuat Rencana Melaksanakan Memeriksa
Masalah Penyelesaian Rencana Kembali
Penyelesaian
Hasil Skor Berdasarkan Indikator Kemampuan

Gambar 4.2 Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis


kontekstual berdasarkan indikator pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-
1 Pontianak.

Selanjutnya, pada bagian ini akan disajikan data hasil pengkategorian peserta

didik pada masing-masing indikator kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual, yaitu sebagai berikut:

a. Kemampuan Memahami Masalah Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang pertama dalam penelitian ini adalah kemampuan memahami masalah

berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil pengkategorian skor tes

yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan memahami

masalah berbasis kontesktual.


89

Tabel 4.6
Hasil pengkategorian skor tes kemampuan memahami masalah matematis
berbasis kontekstual
No Nama Peserta Didik Skor Nilai Kategori Kemampuan
1 MAA 6 100 Tinggi
2 DSA 6 100 Tinggi
3 NMU 6 100 Tinggi
4 MFSE 6 100 Tinggi
5 AS 5 83,3 Sedang
6 TVI 5 83,3 Sedang
7 ONT 5 83,3 Sedang
8 AA 5 83,3 Sedang
9 MA 5 83,3 Sedang
10 MA 3 50 Sedang
11 MRA 3 50 Sedang
12 MR 3 50 Sedang
13 KA 2 33,3 Sedang
14 NMZ 1 16,7 Sedang
15 RGD 1 16,7 Sedang
16 A 0 0 Rendah
17 MQSM 0 0 Rendah
18 ANA 0 0 Rendah
19 AHS 0 0 Rendah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, berikut ini disajikan data dalam bentuk diagram

batang kategori kemampuan peserta didik berdasarkan indikator kemampuan

memahami masalah berbasis kontekstual.


90

Kategori Kemampuan Memahami Masalah


Berbasis Kontekstual
Jumlah Peserta Didik 12 11

10

6
4 4
4

0
Tinggi Sedang Rendah
Tingkatan Kategori Kemampuan Peserta Didik

Gambar 4.3 Kategori kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual


peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
b. Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang kedua dalam penelitian ini adalah kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil

pengkategorian skor tes yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator

kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontesktual.

Tabel 4.7
Hasil pengkategorian skor tes kemampuan membuat rencana penyelesaian
berbasis kontekstual.
No Nama Peserta Didik Skor Nilai Kategori Kemampuan
1 MAA 4 100 Tinggi
2 NMU 4 100 Tinggi
3 MFSE 4 100 Tinggi
4 TVI 4 100 Tinggi
5 ONT 4 100 Tinggi
6 AS 4 100 Tinggi
7 DSA 3 75 Sedang
8 AA 3 75 Sedang
9 MA 3 75 Sedang
91

10 KA 2 50 Sedang
11 MR 2 50 Sedang
12 A 2 50 Sedang
13 MA 1 25 Sedang
14 MRA 1 25 Sedang
15 NMZ 1 25 Sedang
16 RGD 1 25 Sedang
17 ANA 1 25 Sedang
18 MQSM 0 0 Rendah
19 AHS 0 0 Rendah

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, berikut ini disajikan data dalam bentuk diagram

batang kategori kemampuan peserta didik berdasarkan indikator kemampuan

membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual.

Kategori Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian


Berbasis Kontekstual
12 11
Jumlah Peserta Didik

10

8
6
6

4
2
2

0
Tinggi Sedang Rendah
Tingkatan Kategori Kemampuan Peserta Didik

Gambar 4.4 Kategori kemampuan membuat rencana berbasis kontekstual


peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

c. Kemampuan Melaksanakan Rencana Penyelesaian Berbasis

Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang ketiga dalam penelitian ini adalah kemampuan melaksanakan rencana


92

penyelesaian berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil

pengkategorian tes yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontesktual.

Tabel 4.8
Hasil pengkategorian skor tes kemampuan melaksanakan rencana
penyelesaian berbasis kontekstual.
No Nama Peserta Didik Skor Nilai Kategori Kemampuan
1 MAA 6 100 Tinggi
2 DSA 5 83,3 Tinggi
3 NMU 4 66,7 Sedang
4 MFSE 4 66,7 Sedang
5 TVI 4 66,7 Sedang
6 ONT 4 66,7 Sedang
7 AS 4 66,7 Sedang
8 AA 4 66,7 Sedang
9 MA 3 50 Sedang
10 MA 2 33,3 Sedang
11 MRA 2 33,3 Sedang
12 NMZ 2 33,3 Sedang
13 RGD 1 16,7 Sedang
14 A 1 16,7 Sedang
15 KA 0 0 Rendah
16 MR 0 0 Rendah
17 MQSM 0 0 Rendah
18 ANA 0 0 Rendah
19 AHS 0 0 Rendah

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, berikut ini disajikan data dalam bentuk diagram

batang kategori kemampuan peserta didik berdasarkan indikator kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual.


93

Kategori Kemampuan Melaksanakan Rencana


Penyelesaian Berbasis Kontekstual
14
12
Jumlah Peserta Didik
12
10
8
6 5
4
2
2
0
Tinggi Sedang Rendah
Tingkatan Kategori Kemampuan Peserta Didik

Gambar 4.5 Kategori kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian


berbasis kontekstual peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
d. Kemampuan Memeriksa Kembali Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang keempat dalam penelitian ini adalah kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil pengketegorian skor tes

yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontesktual.

Tabel 4.9
Hasil pengkategorian skor tes kemampuan memeriksa kembali berbasis
kontekstual.
No Nama Peserta Didik Skor Nilai Kategori Kemampuan
1 MAA 4 100 Tinggi
2 DSA 3 75 Tinggi
3 TVI 3 75 Tinggi
4 NMU 2 50 Sedang
5 MFSE 2 50 Sedang
6 ONT 2 50 Sedang
7 AS 2 50 Sedang
8 AA 2 50 Sedang
9 KA 2 50 Sedang
94

10 NMZ 1 25 Sedang
11 RGD 1 25 Sedang
12 MQSM 1 25 Sedang
13 MA 0 0 Rendah
14 MA 0 0 Rendah
15 MRA 0 0 Rendah
16 MR 0 0 Rendah
17 A 0 0 Rendah
18 ANA 0 0 Rendah
19 AHS 0 0 Rendah
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, berikut ini disajikan data dalam bentuk diagram

batang kategori kemampuan peserta didik berdasarkan indikator kemampuan

memeriksa kembali berbasis kontekstual.

Kategori Kemampuan Memeriksa Kembali


Berbasis Kontekstual
10 9
Jumlah Peserta Didik

9
8 7
7
6
5
4 3
3
2
1
0
Tinggi Sedang Rendah
Kategori Kemampuan Peserta Didik

Gambar 4.6 Kategori kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual


peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
3. Hasil Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Berbasis Kontekstual Berdasarkan Indikator

Berdasarkan hasil analisis jawaban peserta didik, diperoleh informasi bahwa

terdapat jawaban yang memiliki tingkat penilaian yang berbeda-beda. Oleh

karena itu berikut ini akan disajikan data hasil jawaban tes kemampuan
95

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual berdasarkan indikator yang

akan dideskripsikan sebagai berikut.

a. Kemampuan Memahami Masalah Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang pertama dalam penelitian ini adalah kemampuan memahami masalah

berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil jawaban tes yang

diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan memahami masalah

berbasis kontesktual.

Tabel 4.10
Deskripsi hasil jawaban tes kemampuan memahami masalah berbasis
kontekstual
Butir Nama Peserta Deskripsi Jawaban Skor
Soal Didik
Nomor MAA, DSA, Diketahui: Panjang sisi uang kertas= 3
1 NMU, MFSE, 19 cm dan lebar sisi uang kertas= 8
AS, TVI, ONT, cm
AA, MA, MA, Ditanya: Berapa luas uang kertas
MRA, MR. tersebut?

KA Diketahui: Panjang sisi uang kertas= 2


19 cm dan lebar sisi uang kertas= 8
cm.
Berapa luas uang kertas tersebut?
NMZ, RGD Diketahui: Panjang sisi uang kertas= 1
19 cm dan lebar sisi uang kertas- 8 cm
- Ditanya: Berapa luas uang kertas
tersebut?
A, MQSM, AHS Menuliskan jawaban tapi tidak sesuai 0
ANA Tidak menuliskan jawaban
Nomor MAA, DSA, Diketahui: Ukuran sisi ubin 3
2 NMU, MFSE. lantai=35cm
Ditanya: Berapa luas ubin lantai
tersebut?
AS, TVI, ONT, Diketahui: Ukuran ubin 2
AA, MA. lantai/panjang/luas=35cm
96

Ditanya: Berapa luas ubin lantai


tersebut?
- Diketahui: Ukuran sisi ubin 1
lantai=35cm
- Ditanya: Berapa luas ubin lantai
tersebut?
MA, MR, KAB, Menuliskan jawaban tapi salah 0
A, MQSM.
MRA, NMA, Tidak menuliskan jawaban
RGD, ANA,
AHS.

b. Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang kedua dalam penelitian ini adalah kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil jawaban

tes yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontesktual.

Tabel 4.11
Deskripsi hasil jawaban tes indikator kemampuan membuat rencana
penyelesaian berbasis kontekstual
Butir Nama Peserta Deskripsi Jawaban Skor
Soal Didik
Nomor MAA, NMU, Uang yang diukur Edo berbentuk 2
1 MFSE, TVI, bangun datar persegi panjang.
ONT, AS, DSA, Gambar ukuran bangun datar persegi
AA, MA. panjang tersebut adalah sebagai
berikut.

8 cm

19 cm
Luas persegi panjang = panjang x
lebar
KA, MR, A, Uang yang diukur Edo berbentuk 1
NMZ, RGD, bangun datar persegi panjang.
ANA. Gambar ukuran bangun datar persegi
panjang tersebut adalah sebagai
berikut.
97

8 cm

19 cm
MA, MRA. Luas persegi panjang = panjang x
lebar
MQSM, AHS. Menuliskan jawaban tapi salah 0
- Tidak menuliskan jawaban
Nomor MAA, NMU, Ubin lantai yang diukur Lani 2
2 MFSE, TVI, berbentuk bangun datar persegi.
ONT, AS. Gambar ukuran bangun datar persegi
tersebut adalah sebagai berikut.

35 cm

Luas persegi panjang = sisi x sisi


MA, KA, MR. Ubin lantai yang diukur Lani 1
berbentuk bangun datar persegi.
Gambar ukuran bangun datar persegi
tersebut adalah sebagai berikut.

35 cm

DSA, AA, A. Luas persegi panjang = sisi x sisi


MQSM, AHS. Tidak menuliskan jawaban 0
MA, MRA, Tidak menuliskan jawaban
NMZ, RGD,
ANA

c. Kemampuan Melaksanakan Rencana Penyelesaian Berbasis

Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang ketiga dalam penelitian ini adalah kemampuan melaksanakan rencana


98

penyelesaian berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil jawaban

tes yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontesktual.

Tabel 4.12
Deskripsi hasil jawaban tes kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian
berbasis kontekstual
Butir Nama Peserta Deskripsi Jawaban Skor
Soal Didik
Nomor MAA, DSA dan Luas uang berbentuk persegi 3
1 MA. panjang= panjang x lebar
= 19 x 8
= 152 cm2
NMU, MFSE, Luas uang berbentuk persegi 2
TVI, ONT, AS, panjang= panjang x lebar
AA = 19 x 8
= 152 cm
MA, MRA, NMZ Luas uang berbentuk persegi
panjang= panjang x lebar
= 19 x 8
Luas uang berbentuk persegi
panjang= panjang x lebar
= 152 cm2
A Luas uang berbentuk persegi 1
panjang= panjang x lebar
RGD Luas uang berbentuk persegi
panjang= 19 x 8
KAB, MR, Menuliskan jawaban namun salah 0
AHS Menuliskan jawaban tapi salah
MQSM, ANA. Tidak menuliskan jawaban
Nomor MAA Luas ubin berbentuk persegi 3
2 = sisi x sisi
= 35 x 35
= 1225cm2
MFSE, TVI, Luas ubin berbentuk persegi 2
ONT. = sisi x sisi
= 35 x 35
= 1225cm
99

AS, AA. Luas ubin berbentuk persegi


= sisi x sisi
= 35 x 35
= 1225
DSA Luas ubin berbentuk persegi
= sisi x sisi
= 35 x 35
NMU Luas ubin berbentuk persegi
= sisi x sisi
= 1225 cm2
- Luas ubin berbentuk persegi 1
= sisi x sisi
- Luas ubin berbentuk persegi
= 35 x 35
MA, MA, A, Menuliskan jawaban namun salah 0
KAB, MR,
MQSM, AHS.
MRA, NMZ, Tidak menuliskan jawaban
RGD, ANA.

d. Kemampuan Memeriksa Kembali Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang keempat dalam penelitian ini adalah kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil jawaban tes yang

diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontesktual.

Tabel 4.13
Deskripsi hasil jawaban tes kemampuan memeriksa kembali berbasis
kontekstual.
Butir Nama Peserta Deskripsi Jawaban Skor
Soal Didik
Nomor MAA, DSA, TVI. Iya, sudah benar. 2
1 Jadi luas uang yang diukur Edo
adalah 152 cm2.
MFSE, AS Iya, sudah benar. 1
Jadi luas uang yang diukur Edo
adalah 152 cm.
100

KAB, NMZ, Iya, sudah benar


RGD.
NMU, ONT, AA Jadi luas uang yang diukur Edo
adalah 152 cm2.
MQSM, MA, A, Menuliskan jawaban namun salah 0
AHS.
MA, MRA, MR, Tidak menuliskan jawaban
ANA.
Nomor MAA Iya, sudah benar. 2
2 Jadi luas ubin yang diukur Lani
adalah 1225 cm2.
- Iya, sudah benar. 1
Jadi luas ubin yang diukur Lani
adalah 1225 cm.
TVI, MFSE, AS, Iya, sudah benar.
AA. Jadi luas ubin yang diukur Lani
adalah 1225.
DSA, KAB, Iya, sudah benar.
MQSM
NMU, ONT. Jadi luas ubin yang diukur Lani
adalah 1225 cm2.
MA, MR, A, Menuliskan jawaban namun salah 0
AHS.
NMZ, RGD, MA, Tidak menuliskan jawaban
MRA, ANA

4. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Berbasis Kontekstual

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang sudah

disajikan sebelumnya, berikut ini disajikan data skor tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual yang diperoleh peserta didik.

Tabel 4.14
Skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual
peserta didik
No Nama Peserta Didik Butir Soal 1 Butir Soal 2 Rata-rata
1 MAA 100 100 100
2 DSA 100 70 85
3 NMU 80 80 80
4 MFSE 80 80 80
101

5 TVI 90 70 80
6 ONT 80 70 75
7 AS 80 70 75
8 AA 80 60 70
9 MA 70 20 45
10 MA 70 10 40
11 KA 40 20 30
12 MRA 60 0 30
13 NMZ 50 0 25
14 MR 40 10 25
15 RGD 40 0 20
16 A 20 10 15
17 MQSM 0 10 5
18 ANA 10 0 5
19 AHS 0 0 0

Berdasarkan hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual yang sudah disajikan, selanjutnya hasil skor tes akan dikategorikan

dengan tingkatan kemampuan berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah.

Berikut disajikan data tingkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual peserta didik.

Tabel 4.15
Tingkatan kemampuan pemecahan masalah berbasis kontekstual peserta didik.
Kriteria Penilaian Jumlah Butir Soal
Rata-rata
Kategori Skala Peserta Didik 1 2
Tinggi Nilai ≥ 77,9 5 8 3 5,5
Sedang 15,2 ≤ nilai < 77,9 10 8 7 7,5
Rendah Nilai ≤ 15,2 4 3 9 6

Berdasarkan data yang telah disajikan diperoleh infomasi bahwa tingkat

kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang dengan jumlah

peserta didik yaitu 10 orang kemudian pada kategori tinggi dengan jumlah

peserta didik sama yaitu 5 orang dan kategori rendah dengan jumlah peserta

didik yaitu 4 orang. Selanjutnya, pada kemampuan pemecahan masalah berbasis


102

kontekstual berdasarkan butir soal yaitu skor yang diperoleh oleh peserta didik

perbutir soal tes diperoleh informasi bahwa tingkat kemampuan peserta didik

mayoritas berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor yang diperoleh

yaitu 7,5 kemudian kategori rendah dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 6

dan kategori tinggi dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 5,5.

5. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Berbasis Kontekstual Berdasarkan Indikator

a. Kemampuan Memahami Masalah Berbasis Kontekstual

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berdasarkan indikator kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual

yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini disajikan data skor perbutir soal

yang diperoleh peserta didik pada indikator kemampuan memahami berbasis

kontekstual.

Tabel 4.16
Skor peserta didik pada indikator kemampuan memahami masalah berbasis
kontekstual.
Skor Butir Soal
No Nama Peserta Didik Rata-rata
1 2
1 MAA 100 100 100
2 DSA 100 100 100
3 NMU 100 100 100
4 MFSE 100 100 100
5 AS 100 66,7 83,35
6 TVI 100 66,7 83,35
7 ONT 100 66,7 83,35
8 AA 100 66,7 83,35
9 MA 100 66,7 83,35
10 MA 100 0 50
11 MRA 100 0 50
12 MR 100 0 50
103

13 KA 66,7 0 33,35
14 NMZ 33,3 0 16,65
15 RGD 33,3 0 16,65
16 A 0 0 0
17 MQSM 0 0 0
18 ANA 0 0 0
19 AHS 0 0 0

Berdasarkan hasil skor tes kemampuan memahami masalah berbasis

kontekstual yang sudah disajikan, selanjutnya hasil skor tes akan

dikategorikan dengan tingkatan kemampuan berdasarkan kategori tinggi,

sedang dan rendah. Berikut akan disajikan data tingkat kemampuan

memahami masalah matematis berbasis kontekstual peserta didik.

Tabel 4.17
Tingkatan kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual peserta
didik
Kriteria Penilaian Jumlah Butir Soal
Rata-rata
Kategori Skala Peserta Didik 1 2
Tinggi Nilai ≥ 92,5 4 12 4 8
Sedang 16,2 ≤ nilai < 92,5 11 3 5 4
Rendah Nilai ≤ 16,2 4 4 10 7

Berdasarkan data yang telah disajikan indikator kemampuan memahami

masalah berbasis kontekstual, dapat diperoleh infomasi bahwa tingkat

kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang dengan

jumlah peserta didik yaitu 11 orang kemudian pada kategori tinggi dan rendah

dengan jumlah peserta didik sama yaitu 4 orang. Selanjutnya, pada

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual berdasarkan butir soal

yaitu skor yang diperoleh oleh peserta didik perbutir soal tes diperoleh

informasi bahwa tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada

kategori tinggi dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 8 kemudian


104

kategori rendah dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 7 dan kategori

sedang dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 4.

b. Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian Berbasis Kontekstual

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berdasarkan indikator kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis

kontekstual yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini disajikan data skor

yang diperoleh peserta didik pada indikator kemampuan memahami berbasis

kontekstual.

Tabel 4.18
Skor peserta didik pada indikator kemampuan membuat rencana
penyelesaian berbasis kontekstual
Skor Butir Soal
No Nama Peserta Didik Rata-rata
1 2
1 MAA 100 100 100
2 NMU 100 100 100
3 MFSE 100 100 100
4 TVI 100 100 100
5 ONT 100 100 100
6 AS 100 100 100
7 DSA 100 50 75
8 AA 100 50 75
9 MA 100 50 75
10 KA 50 50 50
11 MR 50 50 50
12 A 50 50 50
13 MA 50 0 25
14 MRA 50 0 25
15 NMZ 50 0 25
16 RGD 50 0 25
17 ANA 50 0 25
18 MQSM 0 0 0
19 AHS 0 0 0
105

Berdasarkan hasil skor tes kemampuan membuat rencana penyelesaian

berbasis kontekstual yang sudah disajikan, selanjutnya hasil skor tes akan

dikategorikan dengan tingkatan kemampuan berdasarkan kategori tinggi,

sedang dan rendah. Berikut akan disajikan data tingkat kemampuan membuat

rencana penyelesaian matematis berbasis kontekstual peserta didik.

Tabel 4.19
Tingkat kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual
peserta didik
Kriteria Penilaian Jumlah Butir Soal
Rata-rata
Kategori Skala Peserta Didik 1 2
Tinggi Nilai ≥ 93,2 6 9 6 7,5
Sedang 22,4 ≤ nilai < 93,2 11 8 6 7
Rendah Nilai ≤ 22,4 2 2 7 4,5

Berdasarkan data yang telah disajikan indikator kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual, dapat diperoleh infomasi bahwa

tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang

dengan jumlah peserta didik yaitu 11 orang kemudian pada kategori tinggi

dengan jumlah peserta didik yaitu 6 orang dan kategori rendah dengan jumlah

peserta didik yaitu 2 orang. Selanjutnya, pada kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual berdasarkan butir soal yaitu skor yang

diperoleh oleh peserta didik perbutir soal tes diperoleh informasi bahwa

tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori tinggi

dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 7,5 kemudian kategori sedang

dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 7 dan kategori rendah dengan rata-

rata skor yang diperoleh yaitu 4,5.


106

c. Kemampuan Melaksanakan Rencana Penyelesaian Berbasis

Kontekstual

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berdasarkan indikator kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian

berbasis kontekstual yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini disajikan

data skor yang diperoleh peserta didik pada indikator kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual.

Tabel 4.20
Skor peserta didik pada indikator kemampuan melaksanakan rencana
penyelesaian berbasis kontekstual
Skor Butir Soal
No Nama Peserta Didik Rata-rata
1 2
1 MAA 100 100 100
2 DSA 100 66,7 83,35
3 NMU 66,7 66,7 66,7
4 MFSE 66,7 66,7 66,7
5 TVI 66,7 66,7 66,7
6 ONT 66,7 66,7 66,7
7 AS 66,7 66,7 66,7
8 AA 66,7 66,7 66,7
9 MA 100 0 50
10 MA 66,7 0 33,35
11 MRA 66,7 0 33,35
12 NMZ 66,7 0 33,35
13 RGD 33,3 0 16,65
14 A 33,3 0 16,65
15 KA 0 0 0
16 MR 0 0 0
17 MQSM 0 0 0
18 ANA 0 0 0
19 AHS 0 0 0

Berdasarkan hasil skor tes kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian

berbasis kontekstual yang sudah disajikan, selanjutnya hasil skor tes akan
107

dikategorikan dengan tingkatan kemampuan berdasarkan kategori tinggi,

sedang dan rendah. Berikut akan disajikan data tingkat kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian matematis berbasis kontekstual peserta

didik.

Tabel 4.21
Tingkatan kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis
kontekstual peserta didik
Kriteria Penilaian Jumlah Butir Soal
Rata-rata
Kategori Skala Peserta Didik 1 2
Tinggi Nilai ≥ 72 2 3 1 2
Sedang 8,6 ≤ nilai < 72 12 11 7 9
Rendah Nilai ≤ 8,6 5 5 11 8

Berdasarkan data yang telah disajikan indikator kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual, dapat diperoleh infomasi bahwa

tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang

dengan jumlah peserta didik yaitu 12 orang kemudian pada kategori rendah

dengan jumlah peserta didik yaitu 5 orang dan kategori tinggi dengan jumlah

peserta didik yaitu 2 orang. Selanjutnya, pada kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual berdasarkan butir soal yaitu skor

yang diperoleh oleh peserta didik perbutir soal tes diperoleh informasi bahwa

tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang

dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 9 kemudian kategori rendah

dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 8 dan kategori tinggi dengan rata-

rata skor yang diperoleh yaitu 2.

d. Kemampuan Memeriksa Kembali Berbasis Kontekstual

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berdasarkan indikator kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual


108

yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini disajikan data skor yang

diperoleh peserta didik pada indikator kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual.

Tabel 4.22
Skor peserta didik pada indikator kemampuan memeriksa kembali berbasis
kontekstual
Skor Butir Soal
No Nama Peserta Didik Rata-rata
1 2
1 MAA 100 100 100
2 DSA 100 50 75
3 TVI 100 50 75
4 NMU 50 50 50
5 MFSE 50 50 50
6 ONT 50 50 50
7 AS 50 50 50
8 AA 50 50 50
9 KA 50 50 50
10 NMZ 50 0 25
11 RGD 50 0 25
12 MQSM 0 50 25
13 MA 0 0 0
14 MA 0 0 0
15 MRA 0 0 0
16 MR 0 0 0
17 A 0 0 0
18 ANA 0 0 0
19 AHS 0 0 0

Berdasarkan hasil skor tes kemampuan memeriksa kembali berbasis

kontekstual yang sudah disajikan, selanjutnya hasil skor tes akan

dikategorikan dengan tingkatan kemampuan berdasarkan kategori tinggi,

sedang dan rendah. Berikut akan disajikan data tingkat kemampuan

memeriksa kembali matematis berbasis kontekstual peserta didik.


109

Tabel 4.23
Tingkatan kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual peserta didik
Kriteria Penilaian Jumlah Butir Soal
Rata-rata
Kategori Skala Peserta Didik 1 2
Tinggi Nilai ≥ 63,2 3 3 1 2
Sedang 2,4 ≤ nilai < 63,2 9 8 9 8,5
Rendah Nilai ≤ 2,4 7 8 9 8,5

Berdasarkan data yang telah disajikan indikator kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontekstual, dapat diperoleh infomasi bahwa tingkat

kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang dengan

jumlah peserta didik yaitu 9 orang kemudian pada kategori rendah dengan

jumlah peserta didik yaitu 7 orang dan kategori tinggi dengan jumlah peserta

didik yaitu 3 orang. Selanjutnya, pada kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual berdasarkan butir soal yaitu skor yang

diperoleh oleh peserta didik perbutir soal tes diperoleh informasi bahwa

tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang dan

rendah dengan rata-rata skor yang diperoleh sama yaitu 8,5 kemudian

kategori tinggi dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 2.

6. Deskripsi Hasil Tes dan Wawancara Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Berbasis Kontekstual Berdasarkan Indikator

a. Kemampuan Memahami Masalah Berbasis Kontekstual

1) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.7 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek MAA butir soal 1.
110

Butir soal nomor 1 subjek MAA mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan subjek

MAA pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui yaitu panjang = 19 lebar = 8 dan ditanyakan dari

soal yaitu luas. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa butir soal

nomor 1 merupakan soal yang mudah, hal ini dibuktikan dengan subjek

yang dapat menyatakan dengan benar arahan dari pertanyaan apa yang

diketahui yaitu panjang 19 cm lebar 8 cm dan ditanyakan dari soal yaitu

luas. Berikut kutipan wawancara kemampuan memahami masalah

berbasis kontekstual butir soal 1 subjek MAA.

Peneliti : Setelah membacanya menurut Kayiz apakah soalnya


mudah, sedang atau susah?
MAA : Mudah
Peneliti : Pada soal nomor 1, bisa Kayiz ceritakan maksud soalnya
tentang apa?
MAA : Tentang yang diketahuinya
Peneliti : Ada ukuran apa disitu?
MAA : Ada ukuran panjangnya 9 cm
Peneliti : 9 cm atau 19 cm?
MAA : 19 cm
Peneliti : Terus?
MAA : Lebarnya 8 cm, yang ditanyakan kan disini sudah
diceritanya sudah diberi tahu itu luasnya. Jadi dapat
dimengerti.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.8 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek MAA butir soal 2.
111

Butir soal nomor 1 subjek MAA mampu memahami informasi

yang terdapat dalam soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan subjek

MAA pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui yaitu sisi = 35 cm dan ditanyakan dari soal yaitu

luas. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa butir soal 2 merupakan

soal yang susah namun demikiran subjek masih bisa menjawab dengan

benar arahan dari pertanyaan apa yang diketahui yaitu sisinya 35 cm

dan ditanyakan dari soal yaitu luas. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 2

subjek MAA.

Peneliti : Setelah membacanya menurut Kayiz apakah soalnya


mudah, sedang atau susah?
MAA : Susah
Peneliti : Sekarang apakah Kayiz dapat menyebutkan kembali apa
yang Kayiz ketahui dari soal itu?
MAA : Sisinya 35 cm
Peneliti : Kalau apa yang ditanyakan dari soal tersebut?
MAA : Luas

2) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.9 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek TVI butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek TVI mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan subjek TVI
112

pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek menuliskan

diketahui yaitu panjang sisi uang kertas = 19 cm lebar sisinya = 8 cm

dan ditanyakan dari soal yaitu menghitung luas. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa butir soal 1 merupakan soal yang sedang namun

demikiran subjek masih bisa menjawab dengan benar arahan dari

pertanyaan apa yang diketahui yaitu panjang sisi uang kertas 19 cm dan

lebar sisinya 8 cm dan ditanyakan dari soal yaitu menghitung luas.

Berikut kutipan wawancara kemampuan memahami masalah berbasis

kontekstual butir soal 1 subjek TVI.

Peneliti : Setelah membaca soalnya nih menurut Tisya sebelum


mengerjakan soalnya mudah, sedang atau susah?
TVI : Sedang
Peneliti : Sekarang coba Tisya sebutkan apa yang Tisya ketahui dari
soal tersebut?
TVI : Nomor 1 panjang sisi uang kertas.
Peneliti : Berapa?
TVI : 19 cm dan lebar sisinya 8 cm
Peneliti : Apa yang ditanyakan dari soal tadi?
TVI : Menghitung luas
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.10 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek TVI butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek TVI mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini dibuktikan dengan

subjek TVI pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui yaitu ubin lantai berukuran = 35 cm dan


113

ditanyakan dari soal yaitu menghitung luas. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa butir soal 2 merupakan soal yang sedang, hal ini

dibuktikan subjek yang masih belum tepat menjawab arahan dari

pertanyaan apa yang diketahui yaitu ubin lantai berukuran 35 cm dan

menjawab dengan benar arahan dari apa yang ditanyakan dari soal yaitu

menghitung luas ubin lantai. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 2 subjek TVI.

Peneliti : Setelah membacanya menurut Tisya apakah soalnya masuk


kategori mudah, sedang atau susah?
TVI : Sedang sama seperti tadi
Peneliti : …Bisa Tisya ceritakan ke kakak maksud dari soalnya
bagaimana?
TVI : Bisa, bisa.
Peneliti : Iya coba.
TVI : Soalnya itu menghitung luas ubin lantai
Peneliti : … Sekarang Tisya bisa tidak menyebutkan apa yang Tisya
ketahui dari soal yang ada pada nomor 2 ini?
TVI : Hm tahu
Peneliti : Coba Tisya sebutkan?
TVI : Ubin lantai berukuran 35 cm.
3) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.11 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek ONT butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek ONT mampu memahami informasi

yang terdapat dalam soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan subjek

ONT pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek


114

menuliskan diketahui yaitu panjang = 19 cm lebar = 8 cm dan

ditanyakan dari soal yaitu luas?. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan

dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan

bahwa butir soal 1 merupakan soal yang mudah, hal ini dibuktikan

dengan subjek bisa menjawab dengan benar arahan dari pertanyaan apa

yang diketahui yaitu panjangnya 19 cm dan lebarnya 8 cm dan

ditanyakan dari soal yaitu luas. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 1 subjek ONT.

Peneliti : Setelah membaca soalnya menurut Olivia ini soalnya


gimana mudah, sedang atau susah?
ONT : mudah
Peneliti : … Olivia bisa tidak menyebutkan kembali apa yang
diketahui dari soal tersebut?
ONT : Diketahui dari soal itu panjangnya 19 cm dan lebarnya 8 cm
Peneliti : … Nah pertanyaannya apa disitu?
ONT : Yang ditanya luas
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.12 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek ONT butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek ONT mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan subjek ONT

pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek menuliskan

diketahui yaitu sisi = 35 cm dan ditanyakan dari soal yaitu luas. Hasil

tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti

dengan subjek yang menyatakan bahwa butir soal 2 merupakan soal

yang mudah, hal ini dibuktikan subjek bisa menjawab dengan benar
115

arahan dari pertanyaan apa yang diketahui yaitu ukuran sisi 35 cm dan

ditanyakan dari soal yaitu dapatkah kamu membantu Lani untuk

menghitung luas ubin lantai tersebut?. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 2

subjek ONT.

Peneliti : Menurut Olivia soalnya gimana nih mudah, sedang atau


susah?
ONT : Mudah
Peneliti : Dari gambarnya itu berapa ukuran sisi yang diketahui itu?
ONT : 35 cm
Peneliti : … Nah apa pertanyaannya disitu?
ONT : Dapatkah kamu membantu Lani untuk menghitung luas ubin
lantai tersebut?
4) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.13 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek RGD butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek RGD kurang mampu memahami

informasi yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek

RGD pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek hanya

menuliskan diketahui yaitu panjang = 19 cm. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa butir soal 1 merupakan soal yang susah, hal ini

dibuktikan dengan kutipan wawancara yang menyatakan bahwa subjek

tidak memahami arahan pertanyaan apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan dari soal. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 1 subjek RGD.


116

Peneliti : Ghalih sudah membaca soal nomor 1, menurut Ghalih


setelah membaca soalnya mudah, sedang atau susah?
RGD : Susah
Peneliti : Coba Ghalih sebutkan apa yang Ghalih ketahui dari soal
nomor 1
RGD : Dari yang ditanyakan dari soal tersebut.. tidak ada.
Peneliti : …Ghalih tahu tidak apa yang ditanyakan dari soal itu?
RGD : Tidak
b) Butir Soal Nomor 2

Subjek RGD tidak mampu memahami informasi yang terdapat

dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek tidak menuliskan jawaban

pada butir soal nomor 2. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan

hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa butir

soal 2 merupakan soal yang susah, hal ini dibuktikan dengan kutipan

wawancara yang menyatakan bahwa subjek tidak memahami arahan

pertanyaan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Berikut

kutipan wawancara kemampuan memahami masalah berbasis

kontekstual butir soal 2 subjek RGD.

Peneliti : Oke Ghalih sudah membaca soalnya, setelah membaca


soalnya menurut Ghalih soalnya mudah, sedang atau susah?
RGD : susah
Peneliti : Ghalih paham tidak maksud dari soal nomor 2?
RGD : Tidak paham
5) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.14 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek A butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek A tidak mampu memahami informasi

yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek A pada

indikator dari langkah memahami masalah, subjek menuliskan


117

diketahui px19. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa butir soal

1 merupakan soal yang sedang, namun demikian pada kutipan

wawancara subjek menyatakan tidak mengetahui arahan pertanyaan

apa yang diketahui dan menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai

pada apa yang ditanyakan dari soal. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 1

subjek A.

Peneliti : … Menurut Antoni soalnya gimana mudah, sedang atau


susah?
A : Sedang
Peneliti : …Apa yang Antoni ketahui dari soal itu?
A : Hm.. tidak ada yang saya ketahui
Peneliti : …Nah di dalam soal itu apa yang ditanyakan?
A : Yang ditanyakan itu Edo diberi u.. uang jajan oleh ibu.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.15 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek A butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek A tidak mampu memahami informasi

yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek A pada

arahan pertanyaan indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui px35. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan

dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan

bahwa butir soal 2 merupakan soal yang sedang, namun demikian pada

kutipan wawancara subjek menyatakan tidak memahami arahan

pertanyaan apa yang diketahui dan lupa dengan apa yang ditanyakan
118

dari soal. Berikut kutipan wawancara kemampuan memahami masalah

berbasis kontekstual butir soal 2 subjek A.

Peneliti : Oke Antoni setelah membaca soalnya tadi untuk soal nomor
2 ya apakah soalnya mudah, sedang atau susah?
A : Susah sih
Peneliti : Antoni sekarang coba sebutkan apa yang diketahui dari soal
tersebut?
A : Yang diketahui tidak ada yang tahu
Peneliti : … Selanjutnya mengapa Antoni tidak menuliskan apa yang
ditanyakan dari soal itu?
A : Lupa
6) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.16 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek AHS butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek AHS tidak mampu memahami

informasi yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek

AHS pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu sekolarenangliya. Hasil tes

ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa butir soal 1 merupakan soal yang agak

susah, hal ini dibuktikan pada kutipan wawancara menunjukkan bahwa

subjek tidak memahami arahan dari pertanyaan apa yang diketahui dan

ditanyakan dari soal. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 1 subjek AHS.

Peneliti : Azmi setelah membaca soalnya menurut Azmi soalnya


mudah, sedang atau susah?
AHS : Agak susah bu
119

Peneliti : … Sudah tidak paham sama apa yang di maksud dan tidak
paham sama apa yang dituliskan, hm alasannya boleh tidak
disebutkan alasannya mengapa?
AHS : Hm yang ini bu yang saya tidak paham bu.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.17 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek AHS butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek AHS tidak mampu memahami

informasi yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek

AHS pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu kejaka. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa butir soal 2 merupakan soal yang

sedang, namun demikian pada kutipan wawancara menunjukkan bahwa

subjek menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan arahan dari langkah

memahami masalah yaitu kerjakan. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 2

subjek AHS.

Peneliti : Azmi setelah membaca soal nomor 2 kategori apa yang di


soal nomor 2 mudah, sedang atau susah?
AHS : Sedang
Peneliti : Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal itu, Azmi
jawabanya apa?
AHS : Kerjakan eh kerjakan bu

Berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan memahami masalah

berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam menyelesaikan

soal materi luas pada butir soal nomor 1.


120

Tabel 4.24
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan memahami masalah
matematis berbasis kontekstual butir soal 1
Hasil Tes, Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA dapat memahami Subjek MAA menyatakan bahwa soal
dengan baik indikator kemampuan 1 merupakan soal yang mudah, hal ini
memahami masalah dengan dibuktikan dengan subjek dapat
menuliskan apa yang diketahui menyebutkan kembali apa yang
yaitu panjang = 19 dan lebar 8 dan diketahui dan ditanyakan dari soal.
ditanyakan dari soal yaitu luas Subjek MAA menyatakan bahwa
dengan benar. diketahui panjang 19 cm dan lebarnya
8 cm, dan ditanyakan dari soal yaitu
menghitung luas.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI dapat memahami Subjek TVI menyatakan bahwa soal 1
dengan baik indikator kemampuan merupakan soal yang sedang namun
memahami masalah dengan demikian subjek dapat menyebutkan
menuliskan apa yang diketahui kembali apa yang diketahui dan
yaitu panjang sisi uang kertas 19 ditanyakan dari soal. Subjek TVI
cm dan lebar sisinya 8 cm, dan menyatakan bahwa diketahui panjang
ditanyakan dari soal yaitu sisi uang kertas 19 cm dan lebar
menghitung luas. sisinya 8 cm, dan ditanyakan dari soal
yaitu menghitung luas.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT dapat memahami Subjek ONT menyatakan bahwa soal
dengan baik indikator kemampuan 1 merupakan soal yang mudah, hal ini
memahami masalah dengan dibuktikan dengan subjek dapat
menuliskan apa yang diketahui menyebutkan kembali apa yang
yaitu panjang = 19 cm dan lebar = diketahui dan ditanyakan dari soal.
8 cm, dan ditanyakan dari soal Subjek ONT menyatakan bahwa
yaitu luas?. diketahui panjangnya 19 cm dan
lebarnya 8 cm dan ditanyakan dari
soal yaitu luas uang.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD kurang memahami Subjek RGD menyatakan bahwa soal
indikator kemampuan memahami 1 merupakan soal yang susah, hal ini
masalah, hal ini dibuktikan dengan dibuktikan dengan subjek tidak dapat
subjek yang hanya menuliskan apa menyebutkan kembali jawaban yang
yang diketahui yaitu panjang = 19 sesuai dengan apa yang diketahui dan
cm. ditanyakan dari soal.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A tidak memahami Subjek A menyatakan bahwa soal 1
indikator kemampuan memahami merupakan soal yang sedang, hal ini
masalah, hal ini dibuktikan dengan dibuktikan dengan subjek tidak
subjek pada apa yang diketahui mengetahui apa yang diketahui dan
121

dan ditanyakan dari soal pada apa ditanyakan dari soal subjek
menuliskan px19. menyebutkan jawaban yang tidak
sesuai.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS tidak memahami Subjek AHS menyatakan bahwa soal
indikator kemampuan memahami 1 merupakan soal yang sedikit susah,
masalah, hal ini dibuktikan pada hal ini dibuktikan dengan subjek
apa yang diketahui dan ditanyakan menyebutkan jawaban yang tidak
dari soal subjek menuliskan sesuai dengan arahan pertanyaan apa
sekolarenangliya. yang diketahui dan ditanyakan dari
soal.

Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.24 maka diperoleh data valid

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 1 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.25
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan memahami masalah
berbasis kontekstual butir soal 1
Data Valid Subjek
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Tinggi
apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
apa yang ditanyakan Subjek MAA
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Tinggi
apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Terendah
apa yang ditanyakan Subjek TVI
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Sedang
apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
apa yang ditanyakan Subjek ONT
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Mampu menuliskan namun kurang maksimal dan Kategori Sedang
tidak mampu menyebutkan kembali apa yang dengan Kriteria
diketahui Nilai Terendah
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek RGD
kembali apa yang ditanyakan
122

3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa


yang diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Kategori Rendah
kembali apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Tertinggi
kembali apa yang ditanyakan Subjek A
3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa
yang diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Kategori Rendah
kembali apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali apa yang ditanyakan Subjek AHS
3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa
yang diketahui dan ditanyakan dari soal

Selanjutnya berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan memahami

masalah berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam

menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 2.

Tabel 4.26
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan memahami masalah
matematis berbasis kontekstual butir soal 2
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA dapat memahami Subjek MAA menyatakan bahwa soal
dengan baik indikator kemampuan 2 merupakan soal yang sedang namun
memahami masalah dengan demikian subjek dapat menyebutkan
menuliskan diketahui yaitu sisi = kembali apa yang diketahui dan
35 dan ditanyakan dari soal yaitu ditanyakan dari soal. Subjek MAA
luas. menyatakan bahwa diketahui sisinya
35 cm dan ditanyakan dari soal yaitu
luas persegi.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI dapat memahami Subjek TVI menyatakan bahwa soal 2
indikator kemampuan memahami merupakan soal yang sedang, hal ini
masalah namun kurang tepat, hal dibuktikan jawaban subjek yang
ini dibuktikan dengan subjek kurang tepat pada arahan pertanyaan
menuliskan diketahui yaitu ubin apa yang diketahui namun menjawab
lantai berukuran = 35 cm dan dengan benar apa yang ditanyakan
ditanyakan dari soal yaitu dari soal. Subjek TVI menyatakan
menghitung luas ubin lantai. bahwa diketahui ubin lantai
berukuran 35 cm dan ditanyakan dari
soal yaitu menghitung luas.
123

Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT


Subjek ONT dapat memahami Subjek ONT menyatakan bahwa soal
dengan baik indikator kemampuan 2 merupakan soal yang mudah, hal ini
memahami masalah dengan dibuktikan dengan subjek dapat
menuliskan apa yang diketahui menyebutkan kembali apa yang
yaitu yaitu sisi = 35 cm dan diketahui dan ditanyakan dari soal.
ditanyakan dari soal yaitu luas. Subjek ONT menyatakan bahwa
diketahui sisinya 35 cm dan
ditanyakan dari soal yaitu dapatkah
kamu membantu Lani untuk
menghitung luas ubin lantai tersebut?.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD tidak memahami Subjek RGD menyatakan bahwa soal
indikator kemampuan memahami 2 merupakan soal yang susah, hal ini
masalah, hal ini dibuktikan dengan dibuktikan dengan subjek tidak dapat
subjek tidak menuliskan jawaban menyebutkan kembali jawaban yang
pada arahan pertanyaan apa yang sesuai dengan apa yang diketahui dan
diketahui dan ditanyakan dari soal. ditanyakan dari soal.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A tidak memahami Subjek A menyatakan bahwa soal 2
indikator kemampuan memahami merupakan soal yang susah, hal ini
masalah, hal ini dibuktikan pada dibuktikan dengan subjek yang tidak
arahan pertanyaan apa yang tahu apa yang diketahui dan lupa
diketahui dan ditanyakan dari soal dengan apa ditanyakan dari soal.
subjek menuliskan px35.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS tidak memahami Subjek AHS menyatakan bahwa soal
indikator kemampuan memahami 2 merupakan soal yang sedang,
masalah, hal ini dibuktikan pada namun demikian subjek
arahan pertanyaan apa yang menyebutkan jawaban yang tidak
diketahui dan ditanyakan dari soal sesuai dengan arahan pertanyaan apa
subjek menuliskan kejaka. yang diketahui dan ditanyakan dari
soal.

Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.26 maka diperoleh data valid

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 2 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.27
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan memahami masalah
berbasis kontekstual butir soal 2
Data Valid Subjek
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Tinggi
apa yang diketahui dengan Kriteria
124

2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi


apa yang ditanyakan Subjek MAA
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Tinggi
apa yang diketahui namun kurang tepat dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Terendah
apa yang ditanyakan Subjek TVI
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Sedang
apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
apa yang ditanyakan Subjek ONT
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Kategori Sedang
kembali apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali apa yang ditanyakan Subjek RGD
3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa
yang diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Kategori Rendah
kembali apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Tertinggi
kembali apa yang ditanyakan Subjek A
3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa
yang diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Kategori Rendah
kembali apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali apa yang ditanyakan Subjek AHS
3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa
yang diketahui dan ditanyakan dari soal

b. Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian Berbasis Kontekstual

1) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA

a) Butir Soal Nomor 1


125

Gambar 4.18 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek MAA butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek MAA mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini dibuktikan

dengan subjek MAA pada langkah membuat rencana penyelesaian,

subjek menggambarkan bangun datar persegi panjang dan menuliskan

penggunaan rumus luas yang tepat dari bangun datar persegi panjang

yaitu p x l. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek

membuat rencana penyelesaian dengan menggambar bangun datar

persegi panjang dan menuliskan rumus luas bangun datar persegi

panjang yaitu panjang kali lebar. Berikut kutipan wawancara

kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir

soal 1 subjek MAA.

Peneliti : Bangun datar apa yang Kayiz gambar?


MAA : Persegi panjang
Peneliti : Apa yang Kayiz lakukan terlebih dahulu itu?
MAA : Ditulis rumusnya, kalau persegi panjang disitu tulis persegi
panjang. Kalau rumus persegi panjang itu panjang kali lebar.
Panjangnya sama dengan 19 cm dan lebarnya sama dengan
8 cm.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.19 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek MAA butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek MAA mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini dibuktikan
126

dengan subjek MAA pada langkah membuat rencana penyelesaian,

subjek menggambarkan bangun datar persegi dan menuliskan

penggunaan rumus luas yang tepat dari bangun datar persegi yaitu sxs.

Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek membuat

rencana penyelesaian dengan menggambar bangun datar persegi dan

menuliskan rumus luas bangun datar persegi yaitu sisi kali sisi. Berikut

kutipan wawancara kemampuan membuat rencana penyelesaian

berbasis kontekstual butir soal 2 subjek MAA.

Peneliti : Berarti Kayiz gambar bangun datarnya. Gambar bangun


datar apa disitu?
MAA : Persegi
Peneliti : Rumus apa tadi yang Kayiz tuliskan?
MAA : Sisi kali sisi.
2) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.20 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek TVI butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek TVI mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini dibuktikan

dengan subjek TVI pada langkah membuat rencana penyelesaian,

subjek menggambarkan bangun datar persegi panjang dan menuliskan

penggunaan rumus luas yang tepat dari bangun datar persegi panjang

yaitu panjang x lebar. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan

hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa


127

subjek membuat rencana penyelesaian dengan menggambar bangun

datar persegi panjang dan menuliskan rumus luas bangun datar persegi

panjang kali lebar. Berikut kutipan wawancara kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 1 subjek TVI.

Peneliti : … Bagaimana cara Tisya untuk membuat rencana


penyelesaiannya?
TVI : Dengan menggambar persegi panjang
Peneliti : Iya?
TVI : Lalu hm dan kasi rumus luas
Peneliti : Kasi rumus luas..
TVI : Panjang kali lebar
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.21 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek TVI butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek TVI mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini dibuktikan

dengan subjek TVI pada langkah membuat rencana penyelesaian,

subjek menggambarkan bangun datar persegi dan menuliskan

penggunaan rumus luas yang tepat dari bangun datar persegi yaitu sisi

x sisi. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek membuat

rencana penyelesaian dengan menggambar bangun datar persegi dan

menuliskan rumus luas bangun datar persegi yaitu sisi kali sisi. Berikut

kutipan wawancara kemampuan membuat rencana penyelesaian

berbasis kontekstual untuk subjek TVI.


128

Peneliti : Sekarang bentuk bangun datar apa yang seharusnya


Digambar pada soal nomor 2 ini Tisya?
TVI : Persegi
Peneliti : Rumus luasnya apa?
TVI : sisi kali sisi
3) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.22 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek ONT butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek ONT mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini dibuktikan

dengan subjek ONT pada langkah membuat rencana penyelesaian,

subjek menggambarkan bangun datar persegi panjang dan menuliskan

penggunaan rumus luas dari bangun datar persegi panjang yaitu panjang

x lebar. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek

membuat rencana penyelesaian dengan menggambar bangun datar

persegi panjang dan menuliskan rumus luas bangun datar persegi

panjang yaitu panjang kali lebar. Berikut kutipan wawancara

kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir

soal 1 subjek ONT.

Peneliti : ...Bangun datar apa yang pertama yang Olivia gambar disitu?
ONT : Hm persegi panjang
Peneliti : Nah rumusnya apa Olivia?
ONT : Panjang kali lebar
b) Butir Soal Nomor 2
129

Gambar 4.22 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek ONT butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek ONT kurang mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek ONT pada langkah membuat rencana penyelesaian, subjek

menggambarkan bangun datar persegi panjang namun menuliskan

penggunaan rumus luas yang tepat dari bangun datar persegi yaitu sisi

x sisi. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek membuat

rencana penyelesaian dengan menggambar bangun datar persegi dan

menuliskan rumus luas bangun datar persegi yaitu sisi kali sisi. Berikut

kutipan wawancara kemampuan membuat rencana penyelesaian

berbasis kontekstual butir soal 2 subjek ONT.

Peneliti : Tapi coba Olivia ukur yang sudah Olivia buat itu lebih
tepatnya persegi atau persegi panjang?
ONT : Persegi
Peneliti : Kakak harap Olivia kedepannya menggambar persegi itu
sama panjang. Olivia tahu tidak rumus persegi itu apa?
ONT : Rumusnya sisi kali sisi
4) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.24 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek RGD butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek RGD kurang mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan


130

subjek RGD pada langkah membuat rencana penyelesaian, subjek

menggambarkan bangun datar persegi panjang namun subjek

menuliskan penggunaan rumus luas yang kurang tepat dari bangun

datar persegi panjang yaitu p x l = L 3. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek membuat rencana penyelesaian dengan

menggambar namun kurang tepat karena pada kutipan wawancara

subjek menyatakan menggambar bangun datar persegi empat dan tidak

mengetahui rumus luas bangun datar persegi panjang. Berikut kutipan

wawancara kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis

kontekstual butir soal 1 subjek RGD.

Peneliti : …Tapi yang Ghalih gambar itu bangun datar apa?


RGD : Persegi empat
Peneliti : Dipanjangkan sedikit ya sisi atasnya dan bawahnya jadi
namanya persegi panjang. Ghalih tahu tidak apa rumus dari
untuk menghitung luas persegi panjang?
RGD : Tidak tahu.
b) Butir Soal Nomor 2

Subjek RGD tidak mampu membuat rencana penyelesaian yang

terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek tidak menuliskan

jawaban pada butir soal nomor 2. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek tidak membuat rencana penyelesaian.

5) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A

a) Butir Soal Nomor 1


131

Gambar 4.25 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek A butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek A kurang mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek A pada langkah membuat rencana penyelesaian, subjek hanya

menggambarkan bangun datar yaitu bangun datar persegi panjang.

Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek lupa nama

bangun datar yang sudah digambar pada lembar jawaban dan tidak tahu

rumus luas bangun datar persegi panjang. Berikut kutipan wawancara

kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir

soal 1 subjek A.

Peneliti : Gambar apa itu Antoni?


A : Hm.. apa ya? Lupa saya.
Peneliti : Nah Antoni tahu tidak rumus luas dari persegi panjang
A : Tidak tahu.

b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.26 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek A butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek A kurang mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek A pada langkah membuat rencana penyelesaian, subjek hanya

menggambarkan bangun datar yaitu bangun datar persegi. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek lupa nama bangun datar yang

sudah digambar pada lembar jawaban dan tidak tahu rumus luas bangun
132

datar persegi. Berikut kutipan wawancara kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek A.

Peneliti : Hm bangun datar apa yang Antoni gambar disitu?


A : Bangun datar.. lupa lagi
Peneliti : Iya nah kalau rumus dari bangun datar persegi Antoni tahu?
A : Tidak tahu

6) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.27 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek AHS butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek AHS tidak mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek AHS pada indikator dari langkah membuat rencana

penyelesaian, subjek menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu

getukang. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek pada kutipan wawancara yang

menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan

arahan dari langkah membuat rencana penyelesaian yaitu getukang.

Berikut kutipan wawancara kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek AHS.

Peneliti : Nah boleh tidak disebutkan tidak alasannya Azmi


menuliskan getukang?
AHS : Yang itu agak tidak paham makanya menuliskan seperti itu
b) Butir Soal Nomor 2
133

Gambar 4.28 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek AHS butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek AHS tidak mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek AHS pada indikator dari langkah membuat rencana

penyelesaian, subjek menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu

dikerjakan. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek pada kutipan wawancara yang

menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan

arahan dari langkah membuat rencana penyelesaian yaitu dikerjakan.

Berikut kutipan wawancara kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 2 subjek AHS.

Peneliti : Jawabannya dikerjakan. Nah alasannya apa nih menuliskan


dikerjakan mungkin ada alasannya.
AHS : Dikerjakan nih, dikerjakan tersebut asal ada kebocoranlah
bu rumah tu

Berdasarkan hasil tes dan wawancara kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual yang telah dideskripsikan, berikut

disajikan hasil triangulasi data pada kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam

menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 1.

Tabel 4.28
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan membuat rencana
penyelesaian matematis berbasis kontekstual butir soal 1
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA membuat rencana Subjek MAA menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana penyelesaian
menggambarkan bangun datar dengan menggambar bangun datar
persegi panjang dan menuliskan persegi panjang dan menuliskan rumus
134

penggunaan rumus luas yang tepat luas bangun datar persegi panjang
dari bangun datar persegi panjang yaitu panjang kali lebar.
yaitu p x l.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI membuat rencana Subjek TVI menyatakan bahwa subjek
penyelesaian dengan cara membuat rencana penyelesaian dengan
menggambarkan bangun datar yaitu menggambar bangun datar persegi
bangun datar persegi panjang dan panjang dan menuliskan rumus luas
menuliskan penggunaan rumus luas bangun datar persegi panjang yaitu
yang tepat dari bangun datar persegi panjang kali lebar.
panjang yaitu panjang x lebar.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT membuat rencana Subjek ONT menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana penyelesaian
menggambarkan bangun datar dengan menggambar bangun datar
persegi panjang dan menuliskan persegi panjang dan menuliskan rumus
penggunaan rumus luas yang tepat luas bangun datar persegi panjang
dari bangun datar persegi panjang yaitu panjang kali lebar.
yaitu panjang x lebar.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD membuat rencana Subjek RGD menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana penyelesaian
menggambarkan bangun datar dengan menggambar bangun datar
persegi panjang dan menuliskan persegi empat dan tidak mengetahui
penggunaan rumus luas yang rumus luas bangun datar persegi
kurang tepat dari bangun datar panjang.
persegi panjang yaitu p x l = L3.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A membuat rencana Subjek A menyatakan bahwa pada
penyelesaian dengan cara langkah membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian subjek tidak mengetahui
persegi panjang dan tidak gambar bangun datar apa yang sudah
menuliskan penggunaan rumus luas dikerjakan dan tidak mengetahui
yang tepat dari bangun datar persegi rumus luas bangun datar persegi
panjang. panjang.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS membuat rencana Subjek AHS menyatakan bahwa pada
penyelesaian, namun menuliskan langkah membuat rencana
jawaban yang tidak sesuai penyelesaian subjek tidak memahami
berdasarkan indikator dari langkah maksud arahan dari pertanyaan.
membuat rencana penyelesaian
yaitu getukang.
135

Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.28 maka diperoleh data valid

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 1 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.29
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan membuat rencana
penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 1
Data Valid Subjek
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Tertinggi
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek MAA
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Terendah
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek TVI
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Sedang
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Tertinggi
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek ONT
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Sedang
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan namun tidak mampu Nilai Terendah
menyebutkan nama bangun datar yang digunakan Subjek RGD
dalam soal
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
rumus luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan namun tidak mampu Nilai Tertinggi
menyebutkan nama bangun datar yang digunakan Subjek A
dalam soal
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
rumus luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
nama bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek AHS
136

3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan


rumus luas yang tepat

Selanjutnya berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara

dalam menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 2.

Tabel 4.30
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan membuat rencana
penyelesaian matematis berbasis kontekstual butir soal 2
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA membuat rencana Subjek MAA menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana penyelesaian
menggambarkan bangun datar dengan menggambar bangun datar
persegi dan menuliskan persegi dan menuliskan rumus luas
penggunaan rumus luas yang tepat bangun datar persegi yaitu sisi kali sisi.
dari bangun datar persegi yaitu sxs.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI membuat rencana Subjek TVI menyatakan bahwa subjek
penyelesaian dengan cara membuat rencana penyelesaian dengan
menggambarkan bangun datar menggambar bangun datar persegi dan
persegi dan menuliskan menuliskan rumus luas bangun datar
penggunaan rumus luas yang tepat persegi yaitu sisi kali sisi.
dari bangun datar persegi yaitu sisi
x sisi.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT membuat rencana Subjek ONT menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana penyelesaian
menggambarkan bangun datar dengan menggambar bangun datar
persegi dan menuliskan persegi dan menuliskan rumus luas
penggunaan rumus luas yang tepat bangun datar persegi panjang yaitu sisi
dari bangun datar persegi yaitu sisi kali sisi.
x sisi.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD tidak membuat Subjek RGD menyatakan bahwa
rencana penyelesaian. subjek tidak membuat rencana
penyelesaian.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A membuat rencana Subjek A menyatakan bahwa pada
penyelesaian dengan cara langkah membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian subjek lupa nama bangun
persegi dan tidak menuliskan datar apa yang sudah dikerjakan dan
137

penggunaan rumus luas yang tepat tidak mengetahui rumus luas bangun
dari bangun datar persegi. datar persegi.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS membuat rencana Subjek AHS menyatakan bahwa
penyelesaian, namun menuliskan subjek memahami maksud dari
jawaban yang tidak sesuai membuat rencana penyelesaian dengan
berdasarkan indikator dari langkah pernyataan sebagai berikut “dikerjakan
membuat rencana penyelesaian nih, dikerjakan tersebut asal ada
yaitu dikerjakan. kebocoranlah bu rumah tu.’’

Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.30 maka diperoleh data valid

kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 2

yang diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.31
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan membuat rencana
penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 2
Data Valid Subjek
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Tertinggi
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek MAA
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Terendah
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek TVI
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Sedang
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Tertinggi
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek ONT
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Sedang
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
nama bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek RGD
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
rumus luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
138

2) Mampu menuliskan namun tidak mampu Nilai Tertinggi


menyebutkan nama bangun datar yang digunakan Subjek A
dalam soal
3) Tidak mampu menuliskan dan mampu
menyebutkan rumus luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
nama bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek AHS
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
rumus luas yang tepat

c. Kemampuan Melaksanakan Rencana Penyelesaian Berbasis

Kontekstual

1) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.29 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek MAA butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek MAA mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini dibuktikan

dengan subjek MAA pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan subjek

menyelesaikan persoalan butir soal 1 dengan menuliskan rumus yang

sudah diketahui yaitu panjang x lebar kemudian mensubstitusikan

angka yang diketahui ke dalam rumus yaitu 19 x 8 dengan memperoleh

hasil perhitungan yaitu 152 cm2. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek melaksanakan rencana penyelesaian dengan

menggunakan rumus panjang kali lebar kemudian mensubstitusikan


139

angka yang diketahui ke dalam rumus 19 kali 8 dan memperoleh hasil

perhitungan 152 cm2. Berikut kutipan wawancara kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 1

subjek MAA.

Peneliti : Selanjutnya di langkah melaksanakan rencana


penyelesaian bagaimana cara Kayiz melaksanakan
rencana penyelesaian yang sudah Kayiz buat tadi?
MAA : Panjangnya 19 cm dan lebarnya 8 cm. kalau persegi
panjang rumusnya panjang kali lebar nah 19 sama 8 itu
dikalikan jadi sama dengan hasilnya 152 cm pangkat 2.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.30 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek MAA butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek MAA mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek MAA pada indikator dari langkah

melaksanakan rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi

yang dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan butir soal 2 dengan

menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu sisi x sisi kemudian

mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus yaitu 35 x 35

dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 1225 cm 2. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek melaksanakan rencana

penyelesaian dengan menggunakan rumus sisi kali sisi kemudian

mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus 35 kali 35 dan

memperoleh hasil perhitungan 1225 cm. Berikut kutipan wawancara


140

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual

butir soal 2 subjek MAA.

Peneliti : Apa kali apa tu? Ada angka tidak disitu?


MAA : Ada. Sisi kali sisi sama dengan 35 kali 35
Peneliti : Hasilnya berapa?
MAA : Sama dengan 1225 cm
2) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.31 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek TVI butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek TVI mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek TVI pada indikator dari langkah

melaksanakan rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi

yang dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan butir soal 1 dengan

menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu panjang x lebar

kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus yaitu

19 x 8 dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 152 cm. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek melaksanakan rencana

penyelesaian dengan langsung mengalikan yaitu mensubstitusikan

angka yang diketahui ke dalam rumus 19 kali 8 dan memperoleh hasil

perhitungan 152 cm. Berikut kutipan wawancara kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek

TVI.
141

Peneliti :…Bagaimana cara Tisya melaksanakan rencana


penyelesaian yang sudah dibuat tadi?
TVI : Dengan kali.
Peneliti : Artinya yang Tisya kalikan ukuran sisi panjang kali apa?
TVI : 19 kali 8
Peneliti : … Berapa hasil yang Tisya tuliskan?
TVI : 152 cm
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.32 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek TVI butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek TVI mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek TVI pada indikator dari langkah

melaksanakan rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi

yang dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan butir soal 2 dengan

menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu sisi x sisi kemudian

mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus yaitu 35 x 35

dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 1225. Subjek TVI kurang

menuliskan satuan cm dan pangkat 2. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek melaksanakan rencana penyelesaian dengan

menggunakan rumus sisi kali sisi kemudian mensubstitusikan angka

yang diketahui ke dalam rumus 35 kali 35 dan memperoleh hasil

perhitungan seratus dua puluh dua lima. Berikut kutipan wawancara

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual

butir soal 2 subjek TVI.


142

Peneliti :…Bagaimana cara Tisya melaksanakan rencana


penyelesaian dengan menggunakan rumus tersebut?
TVI : Dengan mengkalikan sisi kali sisi
Peneliti : Angka sisi kali sisi yang kita ketahui itu berapa?
TVI : 35 kali 35
Peneliti : Hasilnya berapa Tisya?
TVI : Seratus dua puluh dua lima

3) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.33 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek ONT butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek ONT mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek ONT pada indikator dari langkah

melaksanakan rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi

yang dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan butir soal 1 dengan

menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu panjang x lebar

kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus yaitu

19 x 8 cm dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 152. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek melaksanakan rencana

penyelesaian dengan menggunakan rumus yaitu panjang kali lebar

kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus yaitu

19 kali 8 dan memperoleh hasil perhitungan 152 namun tidak

mengetahui satuan yang digunakan. Berikut kutipan wawancara


143

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual

butir soal 1 subjek ONT.

Peneliti : Nah boleh disebutkan kembali tidak seperti apa itu??


ONT : Seperti panjang kali lebar sama dengan 19 kali 8 cm
hasilnya sama dengan 152

b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.34 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek ONT butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek ONT mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek ONT pada indikator dari langkah

melaksanakan rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi

yang dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan butir soal 2 dengan

menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu sisi x sisi kemudian

mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus yaitu 35 x 35

cm dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 1225. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek melaksanakan rencana

penyelesaian dengan menggunakan rumus yaitu sisi kali sisi kemudian

mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus yaitu 35 kali

35 dan memperoleh hasil perhitungan yaitu 1225 cm 2. Berikut kutipan

wawancara kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis

kontekstual butir soal 2 subjek ONT.


144

Peneliti : Kan kita sudah tahu rumus luasnya sisi kali sisi selanjutnya
diapakan?
ONT : Di.. kali?
Peneliti : Apa yang dikalikan itu?
ONT : 35 kali 35 cm
Peneliti : Nah hasilnya berapa?
ONT : Hasilnya 1225 cm pangkat 2

4) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.35 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek RGD butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek RGD kurang mampu melaksanakan

rencana penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan

dengan subjek RGD pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan subjek

menyelesaikan persoalan butir soal 1 dengan mensubstitusikan angka

yang diketahui ke dalam rumus yaitu 19 x 8 cm dengan memperoleh

hasil perhitungan yaitu 92. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan

dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan

bahwa subjek melaksanakan rencana penyelesaian dengan

mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus yaitu 19 kali 8

dan memperoleh hasil perhitungan yaitu 92. Berikut kutipan

wawancara kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis

kontekstual butir soal 1 subjek RGD.

Peneliti : Coba bagian bawahnya coba Ghalih sebutkan Ghalih


berapa dengan berapa angkanya?
RG : 19 kali 8 sama lebar 2 19 kali 8 sama dengan 92
145

b) Butir Soal Nomor 2

Butir soal nomor 2 subjek RGD tidak mampu melaksanakan

rencana penyelesaian yang terdapat dalam soal, hal ini dibuktikan

dengan subjek tidak menuliskan jawaban pada butir soal nomor 2. Hasil

tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti

dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek tidak membuat rencana

penyelesaian.

5) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.36 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek A butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek A kurang mampu melaksanakan

rencana penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan

dengan subjek A pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan subjek

menyelesaikan persoalan butir soal 1 menuliskan rumus yang sudah

diketahui yaitu pxl dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 107.

Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek melaksanakan

rencana penyelesaian dengan menggunakan rumus yaitu panjang kali

lebar dan memperoleh hasil perhitungan yaitu 107. Berikut kutipan

wawancara kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis

kontekstual butir soal 1 subjek A.


146

Peneliti : Artinya Antoni cuman menuliskan rumus langsung


menuliskan hasilnya seperti itu?
A : Iya
Peneliti : Antoni hasilnya dapat 107?
A : 170
Peneliti : Oh hasilnya 107 atau 170 Antoni?
A : Oh iya 107

b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.37 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek A butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek A tidak mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek A pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, subjek menyelesaikan persoalan butir soal 2 dengan

menggunakan rumus luas persegi panjang yaitu pxl dan memperoleh

hasil perhitungan yaitu 255. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan

dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan

bahwa subjek tidak melaksanakan rencana penyelesaian. Berikut

kutipan wawancara kemampuan melaksanakan rencana penyeles6ian

berbasis kontekstual butir soal subjek A.

Peneliti : Antoni ada tidak disitu Antoni menuliskan cara


melaksanakan rencana penyelesaiannya?
A : tidak
6) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.38 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek AHS butir soal nomor 1.
147

Butir soal nomor 1 subjek AHS tidak melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek AHS pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, subjek menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu

bayakolakan. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek pada kutipan wawancara yang

menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan

arahan dari langkah melaksanakan rencana penyelesaian yaitu

bayakolakan. Berikut kutipan wawancara kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 1 subjek AHS.

Peneliti : Lanjut nih di rumus tersebut Azmi menuliskan apa nih?


AHS : Bayakolakan..
Peneliti : Bayakolakan itu maksudnya seperti bagaimana?
AHS : Bagaimana menyelesaikan rumus tersebut? Bayakolakan
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.39 Hasil tes kemampuan melaksanakan recana penyelesaian


subjek AHS butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek AHS tidak melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek AHS pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, subjek menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu

dibetulkan. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek pada kutipan wawancara yang

menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan

arahan dari langkah melaksanakan rencana penyelesaian yaitu


148

dibetulkan. Berikut kutipan wawancara kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 2 subjek AHS.

Peneliti : Itu alasannya apa menuliskan dibetulkan?


AHS : Bagaimana cara menyelesaikan rumah luas tersebut?
Diibaratkan rumah yang rusak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual yang telah dideskripsikan, berikut

Berdasarkan hasil tes dan wawancara kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual yang telah dideskripsikan, berikut

disajikan hasil triangulasi data pada kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam

menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 1.

Tabel 4.32
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan melaksanakan
rencana penyelesaian matematis berbasis kontekstual butir soal 1
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA melaksanakan Subjek MAA menyatakan bahwa
rencana penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu p x l, penyelesaian dengan cara menuliskan
mensubstitusikan angka ke dalam rumus panjang kali lebar,
rumus 19 x 8 dan menuliskan hasil mensubstitusikan angka 19 x 8 dan
yang diperoleh dari perhitungan menuliskan hasil yang diperoleh dari
yaitu 152 cm2. perhitungan yaitu 152 cm2.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI melaksanakan rencana Subjek TVI menyatakan bahwa subjek
penyelesaian dengan cara melaksanakan rencana penyelesaian
menuliskan rumus luas yaitu p x l, dengan cara menuliskan rumus
mensubstitusikan angka ke dalam panjang kali lebar, mensubstitusikan
rumus 19 x 8 dan menuliskan hasil angka 19 x 8 menuliskan hasil yang
yang diperoleh dari perhitungan diperoleh dari perhitungan yaitu 152
yaitu 152 cm. cm.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT melaksanakan rencana Subjek ONT menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu p x l, penyelesaian dengan cara menuliskan
mensubstitusikan angka ke dalam rumus panjang kali lebar,
149

rumus 19 x 8 dan menuliskan hasil mensubstitusikan angka 19 x 8 dan


yang diperoleh dari perhitungan menuliskan hasil yang diperoleh dari
yaitu 152. perhitungan yaitu 152.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD melaksanakan rencana Subjek RGD menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu p x l + penyelesaian dengan menyebutkan
t=L2, mensubstitusikan angka ke bahwa subjek tidak memahami
dalam rumus 19 x 8 dan menuliskan maksud dari rumus yang sudah ditulis,
hasil yang diperoleh dari mensubstitusikan angka 19 x 8 dan
perhitungan yaitu 92. menuliskan hasil yang diperoleh dari
perhitungan yaitu 92.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A melaksanakan rencana Subjek A menyatakan bahwa subjek
penyelesaian dengan cara melaksanakan rencana penyelesaian
menuliskan rumus luas yaitu p x l, dengan menyebutkan rumus pxl dan
dan menuliskan hasil yang menuliskan hasil yang diperoleh dari
diperoleh dari perhitungan yaitu perhitungan yaitu 107.
107.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS melaksanakan rencana Subjek AHS menyatakan bahwa
penyelesaian namun menuliskan subjek memahami maksud dari
jawaban yang tidak sesuai melaksanakan rencana penyelesaian
berdasarkan indikator dari langkah dengan pernyataan sebagai berikut
melaksanakan rencana “bagaimana menyelesaikan rumus
penyelesaian yaitu dikerjakan. tersebut? Bayakolakan.’’

Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.32 maka diperoleh data valid

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir

soal 1 yang diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.33
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan melaksanakan rencana
penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 1
Data Valid Subjek
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
rumus yang digunakan Subjek MAA
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan dengan tepat
150

1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Tinggi


yang sudah dibuat sebelumnya namun kurang dengan Kriteria
maksimal Nilai Terendah
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Subjek TVI
rumus yang digunakan
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan namun kurang tepat
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Sedang
yang sudah dibuat sebelumnya namun kurang dengan Kriteria
maksimal Nilai Tertinggi
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Subjek ONT
rumus yang digunakan
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan namun kurang tepat
1) Kurang mampu melaksanakan rencana Kategori Sedang
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Kurang mampu menuliskan dan tidak Nilai Terendah
menyebutkan kembali rumus yang digunakan Subjek RGD
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan namun tidak tepat
1) Kurang mampu melaksanakan rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
rumus yang digunakan Subjek A
3) Tidak mampu menuliskan dan tidak
menyebutkan angka yang disubstitusikan ke
dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan namun tidak tepat
1) Tidak mampu melaksanakan rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali rumus yang digunakan Subjek AHS
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
angka yang disubstitusikan ke dalam rumus
151

4) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan


hasil perhitungan yang diperoleh dengan satuan
dan pangkat 2 yang digunakan dengan tepat

Selanjutnya berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara

dalam menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 2.

Tabel 4.34
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan melaksanakan
rencana penyelesaian matematis berbasis kontekstual butir soal 2
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA melaksanakan Subjek MAA menyatakan bahwa
rencana penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu sisi x penyelesaian dengan cara menuliskan
sisi, mensubstitusikan angka ke rumus sisi kali sisi, mensubstitusikan
dalam rumus 35 x 35 dan angka 35 x 35 dan menuliskan hasil
menuliskan hasil yang diperoleh yang diperoleh dari perhitungan yaitu
dari perhitungan yaitu 1225 cm2. 1225 cm.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI melaksanakan rencana Subjek TVI menyatakan bahwa subjek
penyelesaian dengan cara melaksanakan rencana penyelesaian
menuliskan rumus luas yaitu sisi x dengan cara menuliskan rumus sisi kali
sisi, mensubstitusikan angka ke sisi, mensubstitusikan angka 35 x 35
dalam rumus 35 x 35 dan dan menuliskan hasil yang diperoleh
menuliskan hasil yang diperoleh dari perhitungan yaitu seratus dua
dari perhitungan yaitu 1225. puluh dua lima.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT melaksanakan rencana Subjek ONT menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu sisi x penyelesaian dengan cara menuliskan
sisi, mensubstitusikan angka ke rumus sisi kali sisi, mensubstitusikan
dalam rumus 35 x 35 dan angka 35 x 35 dan menuliskan hasil
menuliskan hasil yang diperoleh yang diperoleh dari perhitungan yaitu
dari perhitungan yaitu 1225. 1225 cm2.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD tidak melaksanakan Subjek RGD tidak melaksanakan
rencana penyelesaian. rencana penyelesaian.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A melaksanakan rencana Subjek A menyatakan bahwa subjek
penyelesaian dengan cara tidak melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu p x l, penyelesaian.
dan menuliskan hasil yang
152

diperoleh dari perhitungan yaitu


255.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS melaksanakan rencana Subjek AHS menyatakan bahwa
penyelesaian namun menuliskan subjek memahami maksud dari
jawaban yang tidak sesuai melaksanakan rencana penyelesaian
berdasarkan indikator dari langkah dengan pernyataan sebagai berikut
melaksanakan rencana “Bagaimana cara menyelesaikan
penyelesaian yaitu dibetulkan. rumah luas tersebut? Diibaratkan
rumah yang rusak.’’

Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.34 maka diperoleh data valid

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir

soal 2 yang diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.35
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan melaksanakan rencana
penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 2
Data Valid Subjek
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang sudah dibuat sebelumnya namun kurang dengan Kriteria
maksimal Nilai Tertinggi
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Subjek MAA
rumus yang digunakan
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan namun kurang tepat
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang sudah dibuat sebelumnya namun kurang dengan Kriteria
maksimal Nilai Terendah
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Subjek TVI
rumus yang digunakan
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Kurang mampu menuliskan dan menyebutkan
hasil perhitungan yang diperoleh dengan satuan
dan pangkat 2 yang digunakan namun kurang
tepat
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Sedang
yang sudah dibuat sebelumnya namun kurang dengan Kriteria
maksimal Nilai Tertinggi
Subjek ONT
153

2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali


rumus yang digunakan
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Kurang mampu menuliskan dan menyebutkan
hasil perhitungan yang diperoleh dengan satuan
dan pangkat 2 yang digunakan dengan tepat
1) Tidak mampu melaksanakan rencana Kategori Sedang
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali rumus yang digunakan Subjek RGD
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
angka yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
hasil perhitungan yang diperoleh dengan satuan
dan pangkat 2 yang digunakan
1) Kurang mampu melaksanakan rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan tidak menyebutkan Nilai Tertinggi
kembali rumus yang digunakan Subjek A
3) Tidak mampu menuliskan dan tidak
menyebutkan angka yang disubstitusikan ke
dalam rumus
4) Mampu menuliskan namun tidak tepat dan
menyebutkan hasil perhitungan yang diperoleh
dengan satuan dan pangkat 2 yang digunakan
namun tidak tepat
1) Tidak mampu melaksanakan rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali rumus yang digunakan Subjek AHS
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
angka yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
hasil perhitungan yang diperoleh dengan satuan
dan pangkat 2 yang digunakan dengan tepat

d. Kemampuan Memeriksa Kembali Berbasis Kontekstual

1) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA

a) Butir Soal Nomor 1


154

Gambar 4.40 Hasil tes kemampuan memeriksa kembali subjek MAA


butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek MAA mampu memeriksa kembali apa

yang sudah dikerjakan dalam soal dengan benar. Hal ini dibuktikan

dengan subjek MAA pada indikator dari langkah memeriksa kembali,

subjek memeriksa kembali langkah-langkah mulai dari memahami

masalah, membuat rencana penyelesaian sampai melaksanakan rencana

penyelesaian dengan menuliskan ‘iya, sudah benar’ kemudian membuat

kesimpulan sebagai jawaban akhir yang ditemukan dari butir soal

nomor 1. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek

yakin bahwa jawaban yang dituliskan sudah benar namun tidak

melakukan pemeriksaan kembali langkah-langkah yang sudah

dikerjakan dan membuat kesimpulan sebagai jawaban akhir namun

kurang menyebutkan pangkat 2 setelah satuan cm. Berikut kutipan

wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir

soal 1 subjek MAA.

Peneliti : …Apakah Kayiz sudah yakin bahwa jawaban yang Kayiz


tuliskan itu sudah benar atau salah?
MAA : Sudah yakin jawabannya benar.
Peneliti : Jadi kesimpulannya bagaimana yang Kayiz tuliskan?
MAA : Jawabannya adalah 152 cm.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.41 Hasil tes kemampuan memeriksa kembali subjek MAA


butir soal nomor 2.
155

Butir soal nomor 2 subjek MAA mampu memeriksa kembali apa

yang sudah dikerjakan dalam soal dengan benar. Hal ini dibuktikan

dengan subjek MAA pada indikator dari langkah memeriksa kembali,

subjek memeriksa kembali langkah-langkah mulai dari memahami

masalah, membuat rencana penyelesaian sampai melaksanakan rencana

penyelesaian dengan menuliskan ‘iya, sudah benar’ kemudian membuat

kesimpulan sebagai jawaban akhir yang ditemukan dari butir soal

nomor 2 yaitu ‘jadi, jawabannya 1225 cm2’. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek yakin bahwa jawaban yang dituliskan sudah

benar namun tidak melakukan pemeriksaan kembali langkah-langkah

yang sudah dikerjakan dan membuat kesimpulan sebagai jawaban

akhir. Berikut kutipan wawancara kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual butir soal 2 subjek MAA.

Peneliti : Bagaimana cara Kayiz yakin kalau jawabannya benar?


MAA : Ya sudah benar ya memang.
Peneliti : Kesimpulan apa yang Kayiz tuliskan disitu?
MAA : Jadi, hmm apa ya? Jadi jawabannya 1225 cm pangkat 2.
2) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.42 Hasil tes kemampuan memeriksa kembali subjek TVI


butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek TVI mampu memeriksa kembali apa

yang sudah dikerjakan dalam soal dengan benar. Hal ini dibuktikan

dengan subjek TVI pada indikator dari langkah memeriksa kembali,


156

subjek memeriksa kembali langkah-langkah mulai dari memahami

masalah, membuat rencana penyelesaian sampai melaksanakan rencana

penyelesaian dengan menuliskan ‘iya, sudah benar’ kemudian membuat

kesimpulan sebagai jawaban akhir yang ditemukan dari butir soal

nomor 1 yaitu ‘jadi, jawabannya 152 cm2.’ Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek memeriksa kembali ditunjukkan dengan

subjek yakin bahwa jawaban yang dituliskan sudah benar namun dalam

membuat kesimpulan subjek tidak tahu bahwa subjek sudah menuliskan

kalimat kesimpulan. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memeriksa kembali berbasis kontekstual butir soal 1 subjek TVI.

Peneliti : Bagaimana cara Tisya yakin kalau jawaban yang sudah


dituliskan itu sudah benar?
TVI : Karena Tisya yakin perkalian ini benar 19 kali 8. Karena
Tisya sudah tambah-tambahin dan perkalian.
Peneliti : Tisya ada tidak menuliskan kesimpulan pada soal nomor 1
TVI : Tidak
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.43 Hasil tes kemampuan memeriksa kembali subjek TVI


butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek TVI mampu memeriksa kembali apa

yang sudah dikerjakan dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek TVI pada indikator dari langkah memeriksa

kembali, subjek memeriksa kembali langkah-langkah mulai dari

memahami masalah, membuat rencana penyelesaian sampai

melaksanakan rencana penyelesaian dengan menuliskan ‘iya, sudah


157

benar’ kemudian membuat kesimpulan sebagai jawaban akhir yang

ditemukan dari butir soal nomor 2 yaitu ‘jadi, jawabannya 1225.’

Subjek TVI kurang menuliskan satuan cm dan pangkat 2. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek memeriksa kembali ditunjukkan

dengan subjek yakin bahwa jawaban yang dituliskan sudah benar

namun dalam membuat kesimpulan subjek menyebutkan kalimat

memeriksa kembali dan kalimat kesimpulan. Berikut kutipan

wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir

soal 2 subjek TVI.

Peneliti : Bagaimana Tisya yakin kalau jawaban yang dituliskan


sudah benar?
TVI : Karena sebelumnya saya sudah mengalikan dengan cara
jadi sudah tahu dan sudah benar jadi jawabannya saya yakin
itu.
Peneliti : Baik. Tisya sudah yakin kalau jawabannya seperti ini. Cara
memeriksa kembali caranya itu seperti yang Tisya sebutkan
Tisya mengalikan ya
TVI : Iya
Peneliti : kesimpulannya apa di soalnya?
TVI : ya sudah benar jadi jawabannya 1225.
3) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.44 Hasil tes kemampuan memeriksa kembali subjek ONT


butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek ONT kurang mampu memeriksa

kembali apa yang sudah dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan

dengan subjek ONT pada indikator dari langkah memeriksa kembali,

subjek hanya menuliskan kesimpulan sebagai jawaban akhir yang


158

ditemukan dari butir soal nomor 1 yaitu ‘jadi, luasnya 152 cm 2.’ Hasil

tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti

dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek yakin bahwa jawaban

yang dituliskan sudah benar namun tidak menuliskan pernyataan ‘iya,

sudah benar’ dan tidak melakukan pemeriksaan kembali langkah-

langkah yang sudah dikerjakan. Selain itu subjek juga tidak

menyebutkan satuan di bagian kesimpulan. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir soal 1

subjek ONT.

Peneliti : … Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah


benar, tadi jawaban Olivia apa?
ONT : jawabannya benar
Peneliti : …di bagian kesimpulan ini Olivia merasa ada yang kurang
tidak disitu?
ONT : ada
Peneliti : apa yang kurang?
ONT : kesimpulan itu..
Peneliti : Hasilnya sudah benar belum menurut Olivia?
ONT : sudah
Peneliti : satuannya ada tidak disitu?
ONT : satuannya ada
Peneliti : satuannya berapa? Cm pangkat..
ONT : pangkat 2
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.45 Hasil tes kemampuan memeriksa kembali subjek ONT


butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek ONT kurang mampu memeriksa

kembali apa yang sudah dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan

dengan subjek ONT pada indikator dari langkah memeriksa kembali,

subjek hanya menuliskan kesimpulan sebagai jawaban akhir yang


159

ditemukan dari butir soal nomor 2 yaitu ‘jadi, luasnya 1225.’ Subjek

ONT kurang menuliskan ‘iya, sudah benar’ sebagai bukti sudah

memeriksa langkah-langkah pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual, satuan cm dan pangkat 2 di bagian kesimpulan. Hasil tes

ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek yakin bahwa jawaban yang

dituliskan sudah benar namun tidak menuliskan pernyataan ‘iya, sudah

benar’ dan tidak melakukan pemeriksaan kembali langkah-langkah

yang sudah dikerjakan. Selain itu subjek juga tidak yakin sudah

membuat kalimat kesimpulan. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memeriksa kembali berbasis kontekstual butir soal 2 subjek ONT.

Peneliti : … Kemudian Olivia periksa kembali tidak jawabannya?


ONT : Sudah
Peneliti : Disitu Olivia ada menuliskan kata benar tidak?
ONT : Tidak
Peneliti : …Kesimpulan ada Olivia buat tidak?
ONT : Kesimpulan.. tidak
4) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.46 Hasil tes kemampuan memeriksa kembali subjek RGD


butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek RGD kurang mampu memeriksa

kembali apa yang sudah dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan

dengan subjek yang menuliskan indikator dari langkah memeriksa

kembali yaitu menuliskan ‘benar’ sebagai bukti sudah memeriksa

langkah-langkah pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.


160

Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek memeriksa

kembali ditunjukkan dengan subjek yakin bahwa jawaban yang

dituliskan sudah benar namun tidak memberikan alasan mengapa

mengatakan bahwa hal tersebut sudah benar dan tidak menuliskan

kesimpulan. Berikut kutipan wawancara kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontekstual butir soal 1 subjek RGD.

Peneliti : ...Nah Ghalih ada tidak menuliskan kalau jawabannya itu


benar atau salah? Di lembar jawaban Ghalih ya
RGD : Nah ini benar
Peneliti : Dari mana Ghalih yakin kalau jawabannya benar?
RGD : Tersebut sudah benar
Peneliti : Oh seperti itu saja kah? Karena ada pertanyaan kak apakah
cara tersebut sudah benar atau salah langsunglah Ghalih tulis
jawabannya benar, seperti itu?
RGD : He’em
Peneliti : Oke sekarang Ghalih ada tidak menuliskan kesimpulam
disitu? Di soal nomor 1 lembar jawabannya. Jadi luas dari
bangun datar tersebut adalah.. ada menuliskan itu tidak?
RGD : Tidak
b) Butir Soal Nomor 2

Subjek RGD tidak mampu memeriksa kembali apa yang sudah

dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek tidak

menuliskan jawaban pada butir soal nomor 2. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek tidak mengerjakan langkah memeriksa

kembali.

5) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A

a) Butir Soal Nomor 1


161

Gambar 4.47 Hasil kemampuan memeriksa kembali subjek A butir


soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek A tidak mampu memeriksa kembali apa

yang sudah dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek

pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek menuliskan

hasil perhitungan yang diperoleh dari soal yaitu 107. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek tidak memeriksa kembali hal ini

ditunjukkan dengan subjek yang lupa cara menuliskan langkah

memeriksa kembali sehingga subjek tidak menyebutkan kalimat

memeriksa kembali dan kalimat kesimpulan. Berikut kutipan

wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir

soal 1 subjek A.

Peneliti : Pada lembar jawaban Antoni tidak menuliskan cara yang


dikerjakan benar atau salah dan tidak juga menuliskan
kesimpulan hanya menuliskan hasil. Boleh Antoni jelaskan
alasannya mengapa tidak menuliskan tadi?
A : Karena lupa cara menuliskan
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.48 Hasil tes kemampuan memeriksa kembali subjek A butir


soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek A tidak mampu memeriksa kembali apa

yang sudah dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek

pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek menuliskan

hasil perhitungan yang diperoleh dari soal yaitu 255. Hasil tes ini
162

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek tidak memeriksa kembali hal ini

ditunjukkan dengan subjek yang tidak menyebutkan kalimat memeriksa

kembali dan tidak mengetahui kalimat kesimpulan. Berikut kutipan

wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir

soal 2 subjek A.

Peneliti : Antoni tidak menuliskan jawabannya benar atau salah.


Tidak juga menuliskan kesimpulan alasannya mengapa?
A : Karena seperti itu, seperti tidak tahu kesimpulannya

6) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.49 Hasil tes kemampuan memeriksa kembali subjek AHS


butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek AHS tidak memeriksa kembali jawaban

yang sudah dikerjakan. Hal ini dibuktikan dengan subjek AHS yang

menuliskan pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek

menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu dikerjakan. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak

sesuai dengan arahan dari langkah memeriksa kembali yaitu dikerjakan.

Berikut kutipan wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis

kontekstual butir soal 1 subjek AHS.

Peneliti : Oke lanjut lagi ya di bagian memeriksa kembali, bagian


terakhir ya. Azmi boleh tidak membacakan tidak
jawabannya apa itu?
AHS : Dikerjakan.
163

b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.50 Hasil tes kemampuan memeriksa kembali subjek AHS


butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek AHS tidak memeriksa kembali jawaban

yang sudah dikerjakan. Hal ini dibuktikan dengan subjek AHS yang

menuliskan pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek

menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu kotaka. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak

sesuai dengan arahan dari langkah memeriksa kembali yaitu dijual.

Berikut kutipan wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis

kontekstual butir soal 2 subjek AHS.

Peneliti : … di bagian memeriksa kembali yang bagian ini, ini kan


pertanyaannya apa yang Azmi kerjakan sudah benar atau
belum, kalau udah benar dibuat kesimpulan. Azmi jawab apa
ini?
AHS : Dijual

Berdasarkan hasil tes dan wawancara kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual yang telah dideskripsikan, berikut disajikan hasil

triangulasi data pada kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual

antara hasil tes dan wawancara dalam menyelesaikan soal materi luas pada

butir soal nomor 1.


164

Tabel 4.36
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan memriksa kembali
berbasis kontekstual butir soal 1
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA memeriksa kembali Subjek MAA menyatakan bahwa
dengan menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menyebutkan ‘iya,sudah benar’
pemecahan masalah yang sudah namun subjek tidak melakukan
dikerjakan yaitu ‘iya, sudah benar’ pengecekan kembali langkah-langkah
dan menuliskan kalimat kesimpulan yang sudah dikerjakan sebelumnya
yaitu ‘jadi, jawabannya adalah 152 dan menyebutkan kalimat kesimpulan
cm2. yaitu “jadi, jawabannya adalah 152
cm.”
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI memeriksa kembali Subjek TVI menyatakan bahwa subjek
dengan menuliskan kalimat memeriksa kembali dengan cara
memeriksa langkah-langkah menyebutkan ‘iya,sudah benar’
pemecahan masalah yang sudah dengan melakukan pengecekan
dikerjakan yaitu ‘iya, sudah benar’ kembali langkah-langkah yang sudah
dan menuliskan kalimat kesimpulan dikerjakan sebelumnya dan tidak
yaitu ‘jadi, jawabannya adalah 152 mengetahui kalimat kesimpulan yang
cm2. sudah dikerjakan.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT memeriksa kembali Subjek ONT menyatakan bahwa
dengan tidak menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menyebutkan ‘jawabannya benar’
pemecahan masalah yang sudah namun subjek tidak melakukan
dikerjakan dan menuliskan kalimat pengecekan kembali langkah-langkah
kesimpulan yaitu ‘jadi, luas = 152 yang sudah dikerjakan sebelumnya
cm2. dan tidak menyebutkan dengan
lengkap kalimat kesimpulan yang
sudah dikerjakan.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD memeriksa kembali Subjek RGD menyatakan bahwa
dengan menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menyebutkan ‘tersebut sudah
pemecahan masalah yang sudah benar’ namun subjek tidak melakukan
dikerjakan yaitu ‘benar’ dan tidak pengecekan kembali langkah-langkah
menuliskan kalimat kesimpulan. yang sudah dikerjakan sebelumnya
dan tidak menyebutkan kalimat
kesimpulan.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A memeriksa kembali Subjek A menyatakan bahwa pada
dengan menuliskan hasil langkah memeriksa kembali subjek
lupa menuliskan kalimat sebagai bukti
165

perhitungan yang diperoleh yaitu sudah memeriksa langkah-langkah


107. pemecahan masalah dan kalimat
kesimpulan.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS memeriksa kembali Subjek AHS menyatakan bahwa
namun menuliskan jawaban yang subjek memahami maksud dari
tidak sesuai berdasarkan indikator memeriksa kembali dengan pernyataan
dari langkah memeriksa kembali sebagai berikut “…hmm ini
yaitu dikerjakan. sebenarnya ibu mudah tapi saya kira
ini jawabannya tidak ada di buku
apapun bu.’’
Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.36 maka diperoleh data valid

kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir soal 1 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.37
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis
kontekstual butir soal 1
Data Valid Subjek
1) Mampu menuliskan namun tidak mampu Kategori Tinggi
menjelaskan cara melakukan pengecekan dengan Kriteria
kembali langkah-langkah yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek MAA
kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Mampu menuliskan dan mampu menjelaskan Kategori Tinggi
bahwa subjek sudah melakukan pengecekan dengan Kriteria
kembali langkah-langkah yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Mampu menuliskan dan tidak mampu Subjek TVI
menyebutkan kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Sedang
melakukan pengecekan kembali langkah-langkah dengan Kriteria
yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Mampu menuliskan dan tidak mampu Subjek ONT
menyebutkan kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Mampu menuliskan namun tidak mampu Kategori Sedang
menjelaskan cara melakukan pengecekan dengan Kriteria
kembali langkah-langkah yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek RGD
kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Rendah
melakukan pengecekan kembali langkah-langkah dengan Kriteria
yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
Subjek A
166

2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan


kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Rendah
melakukan pengecekan kembali langkah-langkah dengan Kriteria
yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek AHS
kesimpulan yang sudah dikerjakan

Selanjutnya berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam

menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 2.

Tabel 4.38
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan memeriksa kembali
berbasis kontekstual butir soal 2
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA memeriksa kembali Subjek MAA menyatakan bahwa
dengan menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menuliskan ‘iya,sudah benar’
pemecahan masalah yang sudah namun tidak melakukan pengecekan
dikerjakan yaitu ‘iya, sudah benar’ kembali langkah-langkah yang sudah
dan menuliskan kalimat kesimpulan dikerjakan sebelumnya dan
yaitu ‘jadi, jawabannya adalah 1225 menyebutkan kalimat kesimpulan
cm2. yaitu “jadi, jawabannya adalah 1225
cm2.”
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI memeriksa kembali Subjek TVI menyatakan bahwa subjek
dengan menuliskan kalimat memeriksa kembali dengan cara
memeriksa langkah-langkah menuliskan ‘iya,sudah benar’ dengan
pemecahan masalah yang sudah cara melakukan pengecekan kembali
dikerjakan yaitu ‘iya, sudah benar’ langkah-langkah yang sudah
dan menuliskan kalimat kesimpulan dikerjakan sebelumnya dan
yaitu ‘jadi, jawabannya = 1225.’ menyebutkan kalimat kesimpulan
yaitu “jadi, jawabannya adalah 1225.”
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT memeriksa kembali Subjek ONT menyatakan bahwa
dengan tidak menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menuliskan ‘jawabannya benar’
pemecahan masalah yang sudah namun subjek tidak melakukan
dikerjakan dan menuliskan kalimat pengecekan kembali langkah-langkah
kesimpulan yaitu ‘jadi, luas = 1225. yang sudah dikerjakan sebelumnya
dan tidak mengetahui kalimat
kesimpulan yang sudah dikerjakan.
167

Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD


Subjek RGD tidak memeriksa Subjek RGD tidak memeriksa
kembali. kembali.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A memeriksa kembali Subjek A menyatakan bahwa pada
dengan menuliskan hasil langkah memeriksa kembali subjek
perhitungan yang diperoleh yaitu tidak mengetahui kalimat memeriksa
255. kembali dan kalimat kesimpulan.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS memeriksa kembali Subjek AHS menyatakan bahwa
namun menuliskan jawaban yang subjek memahami maksud dari
tidak sesuai berdasarkan indikator memeriksa kembali dengan pernyataan
dari langkah memeriksa kembali sebagai berikut “dikerjakan nih,
yaitu kotaka. dikerjakan tersebut asal ada
kebocoranlah bu rumah tu.’’

Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.38 maka diperoleh data valid

kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir soal 2 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.39
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis
kontekstual butir soal 2
Data Valid Subjek
1) Mampu menuliskan namun tidak mampu Kategori Tinggi
menjelaskan cara melakukan pengecekan dengan Kriteria
kembali langkah-langkah yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek MAA
kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Tinggi
melakukan pengecekan kembali langkah-langkah dengan Kriteria
yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek TVI
kesimpulan yang sudah dikerjakan namun kurang
tepat
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Sedang
melakukan pengecekan kembali langkah-langkah dengan Kriteria
yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek ONT
kesimpulan yang sudah dikerjakan namun kurang
tepat
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Sedang
melakukan pengecekan kembali langkah-langkah dengan Kriteria
yang sudah dikerjakan
168

2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah


kesimpulan yang sudah dikerjakan Subjek RGD
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Rendah
melakukan pengecekan kembali langkah-langkah dengan Kriteria
yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek A
kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Rendah
melakukan pengecekan kembali langkah-langkah dengan Kriteria
yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek AHS
kesimpulan yang sudah dikerjakan

B. Pembahasan

Setelah memperoleh hasil penelitian menggunakan instrumen tes dan

wawancara kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual,

selanjutnya peneliti akan membahas hasil penelitian sesuai dengan pertanyaan pada

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual pada peserta didik kelas IV SD Kartika

XVII-1 Pontianak?”. Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, peneliti

memperoleh hasil yaitu skor kemampuan pemecahan masalah matematis yang

diperoleh oleh peserta didik yaitu 177 dari skor total tes 380 dengan persentase

46,57%. Hasil persentase yang diperoleh ini menunjukkan bahwa peserta didik

sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

namun kurang maksimal. Setelah memperoleh hasil skor, selanjutnya hasil tersebut

dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu kategori tinggi dengan jumlah peserta didik

adalah 5 orang, kategori sedang dengan jumlah peserta didik adalah 10 orang dan

kategori rendah dengan jumlah peserta didik adalah 4 orang. Berdasarkan data yang

telah disajikan, maka diperoleh hasil bahwa mayoritas kemampuan peserta didik

berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 52, 63% kemudian disusul
169

kategori tinggi dengan persentase 26,31% dan kategori rendah dengan persentase

21,05%.

Perbedaan tingkatan kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual dipengaruhi oleh banyak faktor. Siswono (2018) dalam bukunya

menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan

masalah yaitu pengalaman awal, latar belakang matematika, keinginan dan

motivasi, dan struktur masalah (h.44). Berdasarkan 4 faktor yang telah disebutkan,

maka peneliti akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual berdasarkan tingkatan kategori

yang terdapat dalam penelitian ini. Pertama, faktor pengalaman awal peserta didik

kategori tinggi sudah memiliki pengalaman dalam mengerjakan soal cerita

kontekstual. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes yang menunjukkan peserta

didik mampu menyelesaikan soal yang diberikan dan ketika melakukan wawancara

peserta didik mampu untuk menjelaskan namun kurang maksimal dalam

menjelaskan kembali apa sudah dikerjakan. Kedua, faktor latar belakang

matematika peserta didik kategori tinggi mampu untuk memahami konsep

matematika pada soal yang diberikan namun kurang maksimal. Hal ini dibuktikan

dengan hasil tes yang menunjukkan bahwa peserta didik mampu untuk memahami

konsep matematika yang diberikan namun kurang mampu untuk menjelaskan

kembali konsep tersebut ketika diwawancara oleh peneliti. Ketiga, faktor keinginan

dan motivasi peserta didik kategori tinggi mempunyai keinginan dan motivasi

dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang

menunjukkan bahwa peserta didik menyelesaikan soal kontekstual yang diberikan


170

dengan menuliskan semua jawaban pertanyaan yang diarahkan meskipun pada hasil

wawancara jawaban yang disampaikan peserta didik menyatakan kesulitan dalam

menjawab soal karena berbentuk soal uraian. Keempat, faktor struktur masalah

peserta didik kategori tinggi jawabannya bervariasi karena ada yang mengatakan

soal dengan struktur masalah berbasis kontekstual mudah sedang bahkan sulit untuk

dikerjakan. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan

peserta didik yang menyatakan jawaban yang beragam yaitu soal tersebut soal yang

mudah, sedang dan sulit.

Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual pada kategori sedang. Pertama, faktor

pengalaman awal peserta didik kategori sedang memiliki pengalaman dalam

mengerjakan soal cerita kontekstual. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes yang

menunjukkan peserta didik mampu menyelesaikan soal yang diberikan namun

ketika melakukan wawancara peserta didik kurang mampu menjelaskan dengan

maksimal apa yang sudah dikerjakan. Kedua, faktor latar belakang matematika

peserta didik kategori sedang mampu untuk memahami konsep matematika pada

soal yang diberikan namun kurang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes

yang menunjukkan bahwa peserta didik mampu untuk memahami konsep

matematika yang diberikan namun kurang mampu untuk menjelaskan konsep

tersebut ketika diwawancara oleh peneliti. Ketiga, faktor keinginan dan motivasi

peserta didik kategori sedang mempunyai keinginan dan motivasi dalam

menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang

menunjukkan bahwa peserta didik menyelesaikan soal kontekstual yang diberikan


171

dengan menuliskan semua jawaban pertanyaan yang diarahkan meskipun pada hasil

wawancara jawaban yang disampaikan peserta didik menyatakan kesulitan dalam

menjawab soal karena berbentuk soal uraian. Keempat, faktor struktur masalah

peserta didik kategori sedang jawabannya bervariasi karena ada yang mengatakan

soal dengan struktur masalah berbasis kontekstual mudah sedang bahkan sulit untuk

dikerjakan. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan

peserta didik yang menyatakan bahwa soal tersebut soal yang mudah, sedang dan

sulit.

Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual pada kategori rendah. Pertama, faktor pengalaman

awal peserta didik kategori rendah kurang memiliki pengalaman dalam

mengerjakan soal cerita kontekstual. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes yang

menunjukkan peserta didik kurang mampu menyelesaikan soal yang diberikan dan

ketika melakukan wawancara peserta didik tidak mampu untuk menjelaskan

kembali apa sudah dikerjakan. Kedua, faktor latar belakang matematika peserta

didik kategori rendah mampu untuk memahami konsep matematika pada soal yang

diberikan namun kurang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang

menunjukkan bahwa peserta didik kurang mampu untuk memahami konsep

matematika yang diberikan dan mampu untuk menjelaskan namun tidak sesuai

dengan konsep tersebut ketika diwawancara oleh peneliti. Ketiga, faktor keinginan

dan motivasi peserta didik kategori rendah kurang mempunyai keinginan dan

motivasi dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil

tes yang menunjukkan bahwa peserta didik menyelesaikan soal kontekstual yang
172

diberikan namun hanya sedikit menuliskan jawaban yang sesuai dan ketika

melakukan wawancara berdasarkan jawaban yang disampaikan, peserta didik tidak

mengerti dengan arahan pertanyaan. Keempat, faktor struktur masalah peserta didik

kategori rendah bervariasi karena ada yang mengatakan soal dengan struktur

masalah berbasis kontekstual sedang bahkan sulit untuk dikerjakan. Hal ini

dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta didik yang

menyatakan bahwa soal tersebut soal yang sedang dan sulit.

George Polya (dalam Harmini & Roebyanto, 2017) menyatakan bahwa

langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah itu ada 4 yaitu memahami

masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan

memeriksa kembali (h.54). Berdasarkan teori di atas, dalam penelitian ini

menggunakan langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah yang

dikemukakan oleh George Polya. Adapun indikator yang digunakan untuk

mengukur ketercapaian kemampuan yang telah dikemukakan oleh George Polya,

dalam penelitian ini menggunakan indikator yang dikemukakan oleh Lestari

&Yudhanegara (2017) dalam bukunya yang berjudul Penelitian Pendidikan

Matematika menyebutkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis

yaitu:

1. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan


kecukupan unsur yang diperlukan
2. Merumuskan masalah matematis atau menyusun model matematis
3. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah
4. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil penyelesaian masalah
(h.85).

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh

Lestari & Yudhanegara memiliki kesinambungan dengan aktivitas pada langkah-


173

langkah pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh Polya sehingga

dinilai sangat relevan untuk digunakan oleh peneliti. Berikut ini adalah pembahasan

sub rumusan masalah yang terdiri atas 4 kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual yaitu kemampuan memahami masalah berbasis

kontekstual, kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual,

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual dan

kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual.

1. Kemampuan Memahami Masalah Berbasis Kontekstual

Berdasarkan penyajian data hasil skor kemampuan memahami masalah

berbasis kontekstual, maka diketahui bahwa skor yang diperoleh yaitu 62 dari

skor total 114 dengan persentase 54,38%. Hasil skor tes ini kemudian disajikan

dalam bentuk kategori sesuai dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu

mayoritas kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual berada pada

kategori sedang dengan jumlah peserta didik adalah 11 orang dengan persentase

57,89%. Kemudian hasil skor tes ini disajikan dalam bentuk penyajian data

perbutir soal dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu mayoritas

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 1 berada pada

kategori tinggi dengan jumlah peserta didik adalah 12 orang dengan persentase

63,15% dan butir soal 2 berada pada kategori rendah dengan jumlah peserta didik

adalah 10 orang dengan persentase 52,63%.

Hasil skor yang diperoleh kemudian dideskripsikan menggunakan indikator

kemampuan memahami masalah matematis berbasis kontekstual yaitu peserta

didik dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan


174

kecukupan unsur yang diperlukan dengan cara menuliskan yang diketahui dan

ditanyakan dari soal. Setelah memperoleh hasil tes dan mengkonfirmasi hasil

yang diperoleh dengan wawancara bersama peserta didik selanjutnya peneliti

melakukan triangulasi dan memperoleh kevalidan data kemampuan memahami

masalah berbasis kontekstual peserta didik. Berdasarkan triangulasi dan

kevalidan data kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual, maka

diperoleh hasil bahwa peserta didik dengan kategori tinggi sebagian besar sudah

mampu menuliskan dan menjelaskan kembali apa yang diketahui dan ditanyakan

dalam soal namun sebagian kecil yang lain belum mampu untuk memahami soal

dengan baik, peserta didik dengan kategori sedang kurang mampu menuliskan

dan menjelaskan kembali apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal karena

kurang memahami dengan apa yang sudah dituliskan pada lembar jawaban, dan

peserta didik dengan kategori rendah tidak mampu menuliskan dan menjelaskan

kembali karena menjawab tidak sesuai dengan arahan pertanyaan kemampuan

memahami masalah berbasis kontekstual.

Berdasarkan data yang telah dipaparkan maka dapat diketahui bahwa

indikator kemampuan memahami masalah matematis berbasis kontekstual pada

peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak berada pada kategori

sedang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aspiandi (2020) pada

indikator kemampuan memahami masalah berada pada kategori sedang. Peserta

didik kategori tinggi mampu mengidentifikasi permasalahan dengan menuliskan

dan menjelaskan kembali apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Peserta

didik kategori sedang hanya sebagian mampu mengidentifikasi permasalahan


175

dengan menuliskan dan menjelaskan kembali apa yang diketahui dan ditanyan

dari soal dengan sebagian peserta didik yang lain tidak memahami permasalahan

yang terdapat di dalam soal. Peserta didik kategori rendah tidak mampu

mengidentifikasi permasalahan dengan menuliskan dan menjelaskan kembali

apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal.

2. Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian Berbasis Kontekstual

Berdasarkan penyajian data hasil skor kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual, skor yang diperoleh yaitu 44 dari skor total

76 dengan persentase 57,89%. Hasil skor tes ini kemudian disajikan dalam

bentuk kategori sesuai dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu

mayoritas kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual

berada pada kategori sedang dengan jumlah peserta didik adalah 11 orang

dengan persentase 57,89%. Kemudian hasil skor tes ini disajikan dalam bentuk

penyajian data perbutir soal dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu

mayoritas kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual

butir soal 1 berada pada kategori tinggi dengan jumlah peserta didik adalah 9

orang dengan persentase 47,36% dan butir soal 2 berada pada kategori rendah

dengan jumlah peserta didik adalah 7 orang dengan persentase 36,84%.

Hasil skor yang diperoleh kemudian dideskripsikan menggunakan indikator

kemampuan membuat rencana penyelesaian matematis berbasis kontekstual

yaitu peserta didik dapat menyusun model matematis dengan cara

menggambarkan bentuk bangun datar dan menuliskan rumus luas yang tepat

untuk digunakan. Setelah memperoleh hasil tes dan mengkonfirmasi hasil yang
176

diperoleh dengan wawancara bersama peserta didik selanjutnya peneliti

melakukan triangulasi dan memperoleh kevalidan data kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual peserta didik. Berdasarkan triangulasi

dan kevalidan data kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis

kontekstual, maka diperoleh hasil bahwa peserta didik dengan kategori tinggi

mampu menuliskan dan menjelaskan kembali nama bangun datar yang sudah

dibuat dalam lembar jawaban dan menuliskan rumus yang tepat untuk

digunakan, peserta didik dengan kategori sedang sebagian sudah mampu

menuliskan dan menjelaskan kembali nama bangun datar yang sudah dibuat

dalam lembar jawaban dan menuliskan rumus yang tepat untuk digunakan

namun sebagian yang lain kurang tepat menuliskan rumus karena kurang

memahami dengan apa yang sudah dituliskan pada lembar jawaban, dan peserta

didik kategori rendah tidak mampu menuliskan dan menjelaskan kembali karena

menjawab tidak sesuai dengan arahan pertanyaan kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual.

3. Kemampuan Melaksanakan Rencana Penyelesaian Berbasis

Kontekstual

Berdasarkan penyajian data hasil skor kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual, skor yang diperoleh yaitu 46 dari skor total

114 dengan persentase 40,35%. Hasil skor tes ini kemudian disajikan dalam

bentuk kategori sesuai dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu

mayoritas kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual

berada pada kategori sedang dengan jumlah peserta didik adalah 12 orang
177

dengan persentase 63,15%.. Kemudian hasil skor tes ini disajikan dalam bentuk

penyajian data perbutir soal dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu

mayoritas kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual

butir soal 1 berada pada kategori sedang dengan jumlah peserta didik adalah 11

orang dengan persentase 57,89% dan butir soal 2 berada pada kategori rendah

dengan jumlah peserta didik adalah 11 orang dengan persentase 57,89%.

Hasil skor yang diperoleh kemudian dideskripsikan menggunakan indikator

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian matematis berbasis

kontekstual yaitu peserta didik mampu menerapkan strategi untuk

menyelesaikan masalah dengan cara menuliskan rumus luas yang digunakan,

mensubstitusikan angka ke dalam rumus dan menuliskan hasil yang diperoleh

dari perhitungan. Setelah memperoleh hasil tes dan mengkonfirmasi hasil yang

diperoleh dengan wawancara bersama peserta didik selanjutnya peneliti

melakukan triangulasi dan memperoleh kevalidan data kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual peserta didik.

Berdasarkan triangulasi dan kevalidan data kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual, maka diperoleh hasil bahwa peserta didik

dengan kategori tinggi mampu menuliskan dan menjelaskan kembali rumus

yang digunakan, substitusi angka yang diketahui dan hasil yang diperoleh dari

perhitungan namun kurang tepat dalam menuliskan pangkat yang seharusnya

dituliskan oada satuan luas, peserta didik dengan kategori sedang kurang mampu

menuliskan dan kurang mampu menjelaskan kembali rumus yang digunakan,

substitusi angka yang diketahui dan hasil yang diperoleh dari perhitungan karena
178

kurang memahami dengan apa yang sudah dituliskan pada lembar jawaban, dan

peserta didik kategori rendah tidak mampu menuliskan dan menjelaskan kembali

karena menjawab tidak sesuai dengan arahan dari pertanyaan kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual.

4. Kemampuan Memeriksa Kembali Berbasis Kontekstual

Berdasarkan penyajian data hasil skor kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual, skor yang diperoleh yaitu 25 dari skor total 76 dengan

persentase 32,89%. Hasil persentase kemampuan yang diperoleh oleh peserta

didik ini menunjukkan bahwa kemampuan memeriksa kembali berbasis

kontekstual merupakan kemampuan minoritas yang dimiliki oleh peserta didik.

Hasil skor tes ini kemudian disajikan dalam bentuk kategori sesuai dengan

tingkatan kemampuan peserta didik yaitu mayoritas kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontekstual berada pada kategori sedang dengan jumlah

peserta didik adalah 9 orang. Kemudian hasil skor tes ini disajikan dalam bentuk

penyajian data perbutir soal dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu

mayoritas kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir soal 1

berada pada kategori sedang dan rendah dengan jumlah peserta didik sama yaitu

8 orang dan butir soal 2 berada pada kategori sedang dan rendah dengan jumlah

peserta didik sama yaitu 9 orang.

Hasil skor yang diperoleh kemudian dideskripsikan menggunakan indikator

kemampuan memeriksa kembali matematis berbasis kontekstual yaitu peserta

didik dapat menjelaskan atau menginterpretasikan hasil penyelesaian masalah

dengan cara menuliskan kalimat memeriksa kembali dan menuliskan


179

kesimpulan. Setelah memperoleh hasil tes dan mengkonfirmasi hasil yang

diperoleh dengan wawancara bersama peserta didik selanjutnya peneliti

melakukan triangulasi dan memperoleh kevalidan data kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontekstual peserta didik. Berdasarkan triangulasi dan

kevalidan data kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual maka

diperoleh hasil bahwa peserta didik dengan kategori tinggi mampu menuliskan

namun kurang mampu menjelaskan kembali cara memeriksa kembali dan

membuat kesimpulan, peserta didik dengan kategori sedang kurang mampu

menuliskan dan menjelaskan kembali cara memeriksa kembali dan membuat

kesimpulan karena masih ada peserta didik yang kurang memahami dengan apa

yang sudah dituliskan pada lembar jawaban, dan peserta didik dengan kategori

rendah tidak mampu menuliskan dan menjelaskan kembali karena menjawab

tidak sesuai dengan arahan dari pertanyaan kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual.

Berdasarkan pembahasan indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual di atas maka diperoleh hasil temuan dalam

penelitian ini yaitu tingkatan kemampuan berdasarkan indikator yang dikemukakan

oleh George Polya dari yang tertinggi hingga terendah adalah kemampuan

membuat rencana penyelesaian dengan persentase 57,89%, kemampuan memahami

masalah dengan persentase 54,38%, kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian dengan persentase 40,35% dan kemampuan memeriksa kembali

dengan persentase 32,89%. Berdasarkan persentase yang telah disajikan maka dapat

diperoleh hasil temuan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis pada


180

peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak berada pada tingkatan kategori

sedang artinya peserta didik memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual namun kurang maksimal. Hasil temuan dalam penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian Meilani dan Maspupah (2019) dalam

kesimpulannya yang menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik kelas VI MI Swasta Bongas 1 masih rendah (h.25).

Berdasarkan hasil penelian yang telah ditemukan diperoleh hasil bahwa

terdapat perbedaan hasil penelitian yang menggunakan variabel soal berbasis

kontekstual dan soal tidak berbasis kontekstual. Hasil penelitian ini menggunakan

permasalahan berbasis kontekstual yang menunjukkan bahwa peserta didik mampu

mencapai kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual namun

kurang maksimal sedangkan hasil penelitian yang tidak menggunakan

permasalahan berbasis kontekstual menunjukkan bahwa peserta didik belum

mampu mencapai kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh dapat dinyatakan

bahwa permasalahan berbasis kontekstual dapat meningkatkan faktor keinginan

dan motivasi peserta didik dalam menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan

kemampuan pemecahan masalah matematis. Hai ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Siswono (2018) menyatakan bahwa salah satu faktor

kemampuan pemecahan masalah yaitu keinginan dan motivasi yang menjelaskan

tentang penerapan soal kontekstual dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan

masalah peserta didik (h.44). Hasil penelitian dengan menggunakan tes berbasis

kontekstual ini membuktikan penelitian Isharyadi (2018) dalam kesimpulannya


181

yang menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik (h.54).

Masalah kontekstual dalam penelitian ini memiliki pengertian sebagai suatu

masalah yang dapat dibayangkan dengan objek dalam pikiran dan dekat dengan

kehidupan peserta didik. Sehingga ketika memperoleh soal berbasis kontekstual,

peserta didik dapat memahami soal yang diberikan dan mampu untuk mengerjakan

dengan menggunakan langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah

matematis.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual pada peserta didik kelas IV SD Kartika

XVII-1 Pontianak maka diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual peserta didik berada pada kategori sedang

dengan persentase 46,57%. Hasil persentase yang diperoleh menunjukkan bahwa

peserta didik memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual namun kurang maksimal. Selanjutnya untuk menjawab sub rumusan

masalah dalam penelitian ini maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual peserta didik dengan

persentase 54,38%. Peserta didik kategori tinggi mampu memahami masalah

yang terdapat dalam soal dan mampu untuk menjelaskan kembali apa yang

sudah dikerjakan namun kurang maksimal. Peserta didik kategori sedang

kurang mampu untuk memahami masalah yang terdapat dalam soal dan

kurang mampu untuk menjelaskan kembali apa yang sudah dikerjakan.

Peserta didik kategori rendah tidak mampu untuk memahami masalah yang

terdapat dalam soal dan tidak mampu untuk menjelaskan kembali apa yang

sudah dikerjakan.

2. Kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual peserta

didik dengan persentase 57,89% merupakan indikator kemampuan mayoritas

182
183

yang dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik kategori tinggi mampu

membuat rencana penyelesaian dan mampu untuk menjelaskan kembali apa

yang sudah direncanakan. Peserta didik kategori sedang mampu membuat

rencana penyelesaian namun kurang mampu untuk menjelaskan kembali apa

yang sudah direncanakan. Peserta didik kategori rendah kurang mampu

membuat rencana penyelesaian dan tidak mampu untuk menjelaskan kembali

apa yang sudah direncanakan.

3. Kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual

peserta didik dengan persentase 40,35%. Peserta didik kategori tinggi mampu

melaksanakan rencana penyelesaian dan mampu untuk menjelaskan kembali

apa yang sudah dilaksanakan namun kurang maksimal. Peserta didik kategori

sedang kurang mampu melaksanakan rencana penyelesaian dan kurang

mampu untuk menjelaskan kembali apa yang sudah dilaksanakan. Peserta

didik kategori rendah tidak mampu melaksanakan rencana penyelesaian dan

tidak mampu untuk menjelaskan kembali apa yang sudah dilaksanakan.

4. Kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual peserta didik dengan

persentase 32,89% merupakan indikator kemampuan minoritas yang dimiliki

oleh peserta didik. Peserta didik kategori tinggi kurang mampu memeriksa

kembali dan kurang mampu untuk menjelaskan kembali apa yang sudah

diperiksa. Peserta didik kategori sedang kurang mampu memeriksa kembali

dan kurang mampu untuk menjelaskan kembali apa yang sudah diperiksa.

Peserta didik kategori rendah tidak mampu memeriksa kembali dan tidak

mampu untuk menjelaskan kembali apa yang sudah diperiksa.


184

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran yang

diajukan kepada:

1. Peneliti lain

Saran dari peneliti untuk peneliti lain yaitu gunakan jenis soal yang belum

diujicobakan misalnya jenis soal realistis. Selain itu, tambahkan variabel yang

dapat digunakan sebagai bahan perbandingan kemampuan pemecahan masalah

matematis misalnya ditinjau dari gender, umur, IQ dan sebagainya. Kemudian,

penelitian berikutnya juga dapat mengubah tingkatan kelas yang digunakan,

karena peneliti sudah melakukan penelitian kemampuan pemecahan masalah

matematis pada tingkatan kelas tinggi, maka selanjutnya saran dari peneliti

kepada peneliti lain yaitu melakukan penelitian kemampuan pemecahan masalah

matematis pada tingkatan kelas rendah.

2. Sekolah

Saran dari peneliti untuk sekolah yaitu pihak sekolah lebih aktif dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik agar semua kemampuan pemecahan

masalah matematis peserta didik dapat dicapai dengan baik. Selain itu, sekolah

juga dapat memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada guru tentang

kemampuan pemecahan masalah matematis agar guru lebih berkompeten dalam

memberikan pembelajaran.

3. Guru

Saran dari peneliti untuk guru yaitu guru sebaiknya lebih memperhatikan

kemampuan peserta didik khususnya yang memiliki kemampuan pemecahan


185

masalah matematis berbasis kontekstual dengan kategori rendah. Tujuannya

agar guru dapat mengatasi dan mencari solusi sejak dini dalam menangulangi

apa yang menjadi kendala bagi peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Adlin. (2013). Metode Penelitian Sosial. Pekanbaru: Alaf Riau.


Asfar, A. M. I. T., & Nur, S. (2018). Model Pembelajaran Problem Posing &
Solving : Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Sukabumi:
Jejak.
Aspiandi, H., R, Z., & Nursangaji, A. (2020). Deskripsi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa pada Materi Bangun Datar di SMP. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 9(11), 1-8, DOI:
10.26418/jppk.v9i11.43350.
Bistari. (2015). Mewujudkan Penelitian Tindakan Kelas (Kenaikan Pangkat Bagi
Guru). Pontianak: Ekadaya Mult Inovasi.
Chairani, Z. (2016). Metakognisi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika.
Sleman: Deepublish.
Creswell, J. W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ekayana, S. D., Hermanto, D., & Affat, M. (2020). Profil Berpikir Kreatif Siswa
SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Kontekstual Berdasarkan
Perbedaan Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert. Jurnal Edukasi
Matematika dan Sains, 8(2), 165-171, DOI: 10.25273/jems.v8i2.7605.
Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: Jejak.
Gosal, M. F. E., Kimbal, M., & Rumawas, W. (2016). Kemampuan Kerja Aparat
dalam Memberikan Pelayanan Administrasi Akte Jual Beli Tanah Kepada
Masyarakat di Kecamatan Tikala Kota. Jurnal Imiah Society, 2 (20), 1-16.
Diunduh di
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnalilmiahsociety/article/view/124
20.
Hadi, S., & Radiyatul. (2014). Metode Pemecahan Masalah Menurut Polya untuk
Mengembangkan Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah
Matematis di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika,
2(3), 53-61, DOI: 10.20527/edumat.v2i1.603.
Harahap, E. R., & Surya, E. (2017). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Kelas VII Dalam Menyelesaikan Persamaan Linear Satu Variabel.
Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika 7(1), 44-54, DOI:
10.22437/edumatica.v7i01.3874.
Helmon, A., & Sennen, A. (2020). Pembelajaran Matematika Melalui Pemecahan
Masalah: Urgensi dan Penerapannya. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar,
4(1), 51-56, DOI: 10.36928/jipd.v4i1.318.

186
187

Hendriana, H., & Soemarmo, U. (2019). Penilaian Pembelajaran Matematika.


Bandung: Refika Aditama.
Isharyadi, R. (2018). Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Jurnal
Program Studi Pendidikan Matematika, 7(1), 48-55, DOI:
10.24127/ajpm.v7i1.1342.
Jayanti, M. D., Irawan, E. B., & Irawati, S. (2018). Kemampuan Pemecahan
Masalah Kontekstual Siswa SMA pada Materi Barisan dan Deret. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 3(5), 671-678, DOI:
10.17977/jptpp.v3i5.11092.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (2021). Risalah
Kebijakan Nomor 3, April 2021 tentang Meningkatkan Kemampuan
Literasi Dasar Siswa Indonesia Berdasarkan Analisis Data PISA 2018.
Jakarta: Kemdikbud. Diunduh dari https://
www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/hasil-pisa-indonesia 2018-
akses-makin-meluas-saatnya-tingkatkan-kualitas.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (2022). Keputusan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 56/M/2022
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran. Jakarta: Kemdikbud. Diunduh dari
https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/salinan_20220
711_121315_Fix%20Salinan%20JDIH_Kepmen%20Perubahan%2056%2
0Pemulihan%20Pembelajaran.pdf.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (2022). Keputusan
Kepala BSKAP Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemdikbud.
Diunduh dari https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-
content/unduhan/CP_2022.pdf.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (2022). Keputusan
Kepala BSKAP Nomor 033/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022
tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum
Merdeka. Jakarta: Kemdikbud. Diunduh dari
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wpcontent/uploads/2022/06/033_H_R_
2022 - Salinan - SK - Kabadan - tentang - Perubahan - SK- 008 - tentang-
Capaian Pembelajaran.pdf.
Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Refika Aditama.
188

Lestari, K. E. & Yudhanegara, M. R. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.


Bandung: Refika Aditama.
Mairing, J. P. (2018). Pemecahan Masalah Matematika Cara Siswa Memperoleh
Jalan untuk Berpikir Kreatif dan Sikap Positif. Bandung: Alfabeta.
Maulana, I. M. (2021). Pendekatan Matematika Realistik (Dalam Pembelajaran
Matematika). Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani.
Mauleto, K. (2019). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau dari
Indikator NCTM dan Aspek Berpikir Kritis Matematis Siswa di Kelas 7B
SMP Kanisius Kalasan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 4(2), 125-
134, DOI: 10.26877/jipmat.v4i2.4261.
Mawaddah, S., & Anisah, H. (2015). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Generatif (Generative Learning) di SMP. Jurnal Pendidikan Matematika,
3(2), 166-175, DOI: 10.20527/edumat.v3i2.644.
Nugraha, G. A. M., & Aini, I. N. (2021). Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Peserta Didik SMA Berdasarkan Tahapan Polya. Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, 716-726.
Diunduh di
https://conference.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika/Sesiomadika2021/p
aper/view/404/84.
Nurani, D., Lanny, A., Misiyanto, & Mulia, K. R. (2022). Edisi Serba-Serbi
Kurikulum Merdeka Kekhasan Sekolah Dasar. Jakarta: Tim Pusat
Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), BSKAP.
Rahman, V., A. (2017). Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa pada Soal-soal Kontekstual Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) di Kelas VIII SMP Negeri III Limboto [Skripsi].
Diperoleh dari
https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/411413075/deskripsi-kemampuan
pemecahan-masalah-matematika-siswa-pada-soal-soal-kontekstual-materi-
sistem persamaan-linear-dua-variabel-spldv-di-kelas-viii-smp-negeri-3-
limboto.html.
Rini, C., Samijo, & Handayani, A. D. (2021). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa SMA Kelas XI pada Materi Program Linear. Jurnal Inovasi
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Untuk Penguatan Merdeka
Belajar di Masa Pandemi, 896-910. Diunduh di
https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/seinkesjar/article/download/1
491/1118/5112.
Rizki, M. (2018). Profil Pemecahan Masalah Kontekstual Matematika oleh Siswa
Kelompok Dasar. Jurnal Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Sosial
Keagamaan, 18(2), 271-286. Diunduh di http://ejournal.iain-
tulungagung.ac.id/index.php/dinamika/article/view/1507.
189

Roebyanto, G., & Harmini, S. (2017). Pemecahan Masalah Matematika untuk


PGSD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rohmah, D. I., & Rosyidi, A. H. (2022). Analisis Kegagalan Siswa SMA dalam
Pemecahan Masalah Kontekstual Materi Kesebangunan. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika, 11 (3). 765-778 DOI:
10.26740/mathedunesa.v11n3.p765-778.
Rosyada, A., & Rosyidi, A. H. (2018). Profil Pemecahan Masalah Matematika
Kontekstual Terbuka Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan
Impulsif. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 7(.2), 300-307. Diunduh
di https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/3/article/view/23967.
Sani, R. A., Arafah, K., Aziz, I., Tanjung, R., & Suswanto, H. (2020). Evaluasi
Proses dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Simatupang, R., Napitupulu, E., & Asmin (2020). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis dan Self-Efficacy Siswa pada Pembelajaran Problem
Based Learning. Paradikma Jurnal Pendidikan Matematika, 13(1), 29-39,
DOI: 10.24114/paradikma.v13i1.22944.
Siswono, T. Y. (2018). Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudaryono. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mix Method.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Tindakan Komprehensif (Untuk Perbaikan
Kinerja dan Pengembangan Ilmu Tindakan). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Susanah. (2014). Matematika dan Pendidikan Matematika (Modul 7). Jakarta :
Universitas Terbuka.
Teuf, Y., Utami, S., & Abdussamad. (2015). Peningkatan Hasil Belajar IPS
Menggunakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick pada Siswa SD. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(12) 1-16, DOI:
10.26418/jppk.v4i12.13069.
Tosho, T. G. (2021). Belajar Bersama Temanmu Matematika untuk Sekolah Dasar
Kelas IV Volume 2. Depok: Arya Duta.
Wahyudi & Anugraheni, I. (2017). Strategi Pemecahan Masalah Matematika.
Salatiga: Satya Wacana Unyversity Press.
Wandini, R., R., & Banurea, O., K. (2019). Pembelajaran Matematika Untuk Calon
Guru MI/SD. Medan: Widyapuspita.
Widjaja, W. (2013). The Use of Contextual Problems to Support Mathematical
Learning. Journal on Mathematics Education, 4(2), 151-159, DOI:
10.22342/jme.4.2.413.151-159.
190

Yusuf, A. M. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian


Gabungan. Jakarta: Kencana.
LAMPIRAN
A

191
192

Lampiran A1
Hasil Wawancara Bersama Guru Kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak
A. Jadwal Wawancara
1. Tanggal, hari : Jum’at. 3 Maret 2023
2. Waktu mulai dan selesai : 09.00-09.30
B. Identitas Narasumber
1. Nama : Yusuf Habibi Harahap. S.Pd.
2. Jabatan : Wali Kelas IV
3. Sekolah : SD Kartika XVII-1 Tanjungpura Pontianak
No. Pertanyaan Jawaban
1. Kurikulum apakah yang digunakan Sekarang di kelas IV SD Kartika
Bapak di kelas IV saat ini? menggunakan Kurikulum Merdeka.
2. Berapa jumlah peserta didik di kelas IV Di kelas IV ada 23 orang peserta didik.
saat ini pak?
3. Bagaimana pendapat Bapak mengenai Pendapat saya tentang kurikulum
kurikulum yang digunakan saat ini? merdeka, sebenarnya kurikulum ini
membuat saya lebih leluasa
menjelaskan materi karena tidak
dituntut mengejar-ngejar materi.
Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya yang dalam satu semester
semua materi harus tuntas untuk
dipelajari. Namun dalam Kurikulum
Merdeka tidak demikian, karena jika
materi tidak tuntas, setuntas-tuntasnya
sampai mana nanti dapat dilanjutkan
lagi. Poin terpenting adalah anak benar-
benar paham dengan materi yang telah
dipelajari kemudian jika sudah paham
lanjut lagi pada materi berikutnya. Saya
pribadi menyukai dengan adanya
Kurikulum Merdeka.
4. Bagaimana dengan mata pelajaran Untuk SD yang namanya dasar pasti
Matematika elemen-elemen apa yang elemen pertama adalah elemen
harus dipelajari oleh peserta didik bilangan. Bilangan itu harus wajib
jenjang Sekolah Dasar (SD)? untuk anak-anak ketahui yang meliputi
operasi-operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian. Disinilah di kelas IV yang
saya tekankan adalah bilangan, benar-
benar saya tekankan karena nanti di
kelas V tetap menggunakan perkalian
193

dan pembagian. Jadi, kalau perkalian


dan pembagiannya mereka sudah
paham berikutnya pasti dapat
menyelesaikan soal-soal. Selain
elemen dasar yaitu elemen bilangan
yang sudah saya sebutkan, ada elemen-
elemen lain yang juga harus dipelajari
oleh peserta didik di jenjang Sekolah
Dasar diantaranya adalah elemen al-
jabar, elemen pengukuran, elemen
geometri, dan terakhir ada elemen
analisis data dan peluang.
5. Pada mata pelajaran Matematika Untuk yang di kelas IV saya ini, elemen
apakah semua peserta didik sudah yang saya tekankan itu adalah elemen
mencapai capaian pembelajaran setiap bilangan. Jadi di elemen bilangan itu
elemen yang sudah dipelajari? yang paling dasar saya kuatkan supaya
anak bisa untuk tambah, kurang kali
dan bagi karena materi ini dasar untuk
sampai di kelas V dan kelas VI elemen
bilanganlah yang paling dasarnya.
Untuk elemen bilangan alhamdulillah
mayoritas peserta didik sudah bisa
mencapai capaian pembelajaran.
Namun, untuk elemen yang lain masih
tetap ada peserta didik yang belum
menguasainya terlebih di elemen al-
jabar dan elemen pengukuran. Banyak
dari peserta didik yang belum
menguasai elemen-elemen tersebut.

6. Dalam proses pembelajaran Untuk pemecahan masalah langkah-


matematika, apakah Bapak sudah langkahnya sudah saya ajarkan. Mulai
mengajarkan langkah-langkah dari menuliskan diketahuinya, ditanya,
pemecahan masalah matematis? dan sampai proses menjawabnya sudah
saya ajarkan kepada anak-anak.
7. Pada saat evaluasi pembelajaran, Soal evaluasi kalau saya menggunakan
apakah peserta didik sudah soal pilihan ganda dan esai. Bagian esai
menyelesaikan soal yang diberikan saya sudah memberikan soal yang
dengan langkah-langkah pemecahan menuntun peserta didik untuk
masalah matematis pak? menyelesaikan soal dengan
menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis.
Namun dalam penyelesaiannya banyak
194

anak yang belum menyelesaikan soal


dengan langkah-langkah pemecahan
masalah matematis misalnya ada
peserta didik yang menuliskan yang
hanya diketahui tapi belum menulis
ditanyanya, ada juga di soal itu peserta
didik yang menuliskan diketahui dan
ditanya namun belum selesai
menjawab, mungkin kalau saya pikir
waktunya tidak cukup atau
kemampuan mereka hanya sampai
disitu mungkin. Ada juga yang
dikategorikan lambat dalam
memahami materi sehingga
menyebabkan langkah-angkah
penyelesaian masalah matematis yang
mereka kerjakan hanya sebatas apa
yang mereka ketahui saja misalnya
diketahui, ditanya dan dijawab ditulis
apa, ditanya kadang tidak ditulis,
dijawab juga tidak ditulis hanya
diketahui saja. Sedangkan untuk
peserta didik yang lain mereka sudah
mengerjakan secara runtun mulai dari
apa yang mereka ketahui, ditanya dan
dijawab namun demikian masih belum
dikerjakan secara lengkap langkah-
langkah pemecahan masalah matematis
tersebut masih ada juga peserta didik
yang belum sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga berdasarkan apa
yang telah saya sampaikan memang
pada dasarnya saya sudah mengajarkan
mereka tentang langkah-langkah
pemecahan masalah matematis namun
namanya juga anak-anak tetap ada
yang belum paham. Tidak semua apa
yang saya ajarkan mereka cepat
memahami dengan baik sehingga pada
saat mengerjakan evaluasi
pembelajaran khususnya pada soal
yang menuntun peserta didik untuk
menyelesaikan soal dengan
menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis soal
yang dikerjakan jawabannya masih
195

kurang maksimal karena peserta didik


belum mampu sepenuhnya dalam
menyelesaikan soal tersebut dengan
menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis dengan
baik dan benar.
8. Terdapat langkah-langkah pemecahan Berdasarkan pengalaman saya, dari 23
masalah menurut George Polya yaitu: peserta didik di kelas IV sudah
1) memahami masalah, mengerjakan langkah-langkah
2) membuat rencana penyelesaian pemecahan masalah matematis.
3) melaksanakan rencana penyelesaian Namun pada kenyataannya jawaban
4) mengecek kembali yang mereka tuliskan belum
Dari langkah-langkah yang sudah menggunakan langkah-langkah
disebutkan, berdasarkan pengalaman pemecahan masalah matematis dengan
Bapak mengoreksi jawaban apakah lengkap dan benar, masih ada
peserta didik sudah mengerjakan soal kekurangannya seperti diketahui
matematika menggunakan langkah- kemudian langsung menuliskan
langkah pemecahan masalah yang jawaban ada juga yang tidak
sudah disebutkan? menuliskan diketahui langsung
menuliskan jawaban. Untuk lebih
spesifiknya seperti peserta didik yang
lambat dalam menguasai materi
sehingga menyebabkan mereka juga
mengerjakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis hanya
sebatas apa yang mereka ketahui
sedangkan untuk sebagian besar
peserta didik yang lainnya mereka
sudah mengerjakan apa yang mereka
ketahui, dan apa yang ditanya dan
dijawab namun untuk sampai pada
langkah kesimpulan juga masih sedikit
peserta didik yang sampai pada
langkah tesebut maksudnya pada
kesimpulannya itu ada yang tidak
menggunakan kalimat ‘’jadi…’’, ada
yang langsung menjawab tanpa
menuliskan kalimat ‘’jadi…’’, ada juga
yang menuliskan jadi namun
jawabannya kurang tepat. Pada langkah
kesimpulan, tetap ada anak-anak yang
tidak menuliskan hasil akhir sebagai
jawaban yang benar. Peserta didik itu
mengerjakan hanya sebatas sampai
mana pemahaman mereka walaupun
kita merasa sudah maksimal,
196

namanya juga anak-anak daya


tangkapnya ada yang cepat dan ada
juga yang lambat. tetapi alhamdulillah,
sebagian besar peserta didik sudah
mengerti sampai pada langkah apa
yang mereka ketahui.
9. Berdasarkan langkah-langkah Lebih ke materi yang berhubungan
pemecahan masalah yang sudah dengan bangun datar. Jadi materi yang
disebutkan, materi mata pelajaran menggunakan langkah-langkah
matematika bab apakah yang menuntut pemecahan masalah matematis dalam
peserta didik mengerjakan soal soalnya adalah materi bangun datar
matematika menggunakan langkah- yang materinya lebih mengarah kepada
langkah pemecahan masalah menghitung luas. Semester 2 di kelas
matematis? IV ini ada materi luas. Materi luas ini
mencangkup menghitung luas bangun
datar persegi dan menghitung luas
bangun datar persegi panjang.
10. Apakah Bapak sudah mengaitkan Jadi kontekstual ini memang sangat
materi pembelajaran Matematika membantu peserta didik sangat suka
dengan menggunakan pembelajaran belajar dengan keadaan nyata apalagi
kontekstual? hal tersebut ada di lingkungan sekitar.
Matematika ini banyak jenisnya, ada
yang abstrak sehingga ketika peserta
didik bertemu dengan matematika yang
bentuknya nyata anak-anak lebih suka.
Saya pernah mencoba anak untuk
mengukur panjang pensil
menggunakan penggaris, respon
mereka terhadap pembelajaran mereka
sangat senang. Ada anak yang
kelihatannya malas namun ketika
mngukur pensil, anak tersebut sangat
menyukai kegiatan yang dilakukannya.
Meskipun anak tersebut tidak
memiliki penggaris, anak
tersebut berinisiatif untuk meminjam
penggaris temannya dan dia juga tidak
memiliki pensil namun dia
menggunakan benda lain yaitu dengan
mengukur pulpennya sendiri. Jadi
kontekstual memang sangat
membantu, saya yakin jika semua
materi pelajaran di matematika kita
kaitkan dengan ke pembelajaran
kontekstual mereka pasti sangat senang
197

dalam belajar, motivasi mereka juga


pasti bertambah.
11. Pada saat evaluasi pembelajaran, Soalnya sudah. Pengalaman saya
apakah Bapak sudah mengaitkan soal selama mengajar pada saat materi
materi luas ke konteks kehidupan keliling dan luas saya mengaitkan soal
sehari-hari (kontekstual)? dengan konteks kehidupan mereka
contohnya pada saat mereka sedang
olahraga ketika membuat soal saya
kaitkan apa yang mereka kerjakan
dengan soal yang saya berikan. Jadi
saya sudah mengaitkan soal dengan
konteks kehidupan sehari-hari.
12. Berdasarkan pengalaman Bapak Berdasarkan pengalaman saya selama
mengajar di kelas IV SD Kartika XVII- mengajar di SD Kartika XVII-1
1 Tanjungpura Pontianak, bagaimana Tanjungpura Pontianak kurang lebih
pendapat Bapak mengenai kemampuan selama 14 tahun, kebetulan juga saya
pemecahan masalah matematis mengajar di kelas IV dan V. Jadi untuk
berbasis kontekstual pada peserta didik di kelas IV ini karena perubahan dari
dalam menyelesaikan soal matematika fase kecil ke besar, yaitu kelas 1, 2 dan
khususnya pada materi luas yang 3 disebut kelas rendah sedangkan kelas
berkaitan dengan menghitung luas 4, 5 dan 6 disebut kelas tinggi. Jadi di
bangun datar persegi dan persegi kelas rendah memang sudah ada
panjang? pembelajaran kontekstual namun
mereka belum menyelesaikan soal
dengan menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis. Jadi
untuk di kelas IV karena mereka baru
menemukan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis ini
tetap masih banyak yang belum mampu
menyelesaikan dengan langkah-
langkah pemecahan masalah
matematis. Walaupun sudah dijelaskan
namun tetap saja mereka belum belum
mampu menyelesaikan langkah-
langkah pemecahan masalah matematis
dengan benar tetap saja langkah-
langkah yang sudah dikerjakan
memiliki kekurangan. Jika sudah
menuliskan diketahui, ditanya dan
dijawab tetap saja ada yang kekurangan
baik itu diketahuinya, tidak menuliskan
diketahui dan langsung dijawab, ada
juga yang sudah menuliskan secara
lengkap sampai langkah ketiga yaitu
198

menuliskan diketahui, ditanya dan


dijawab tetapi kesimpuannya tidak
dituliskan. Ketika berada di kelas V
mungkin mereka baru bisa menerapkan
langkah-langkah pemecahan masalah
matematis.
Peserta didik dalam menjawab dengan
menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis masih
belum mampu menyelesaikan soal
dengan lengkap dan benar karena
sebagian besar peserta didik
mengerjakan hanya sampai pada
langkah apa yang mereka ketahui dan
apa yang ditanyakan dari soal. Hal ini
yang menyebabkan peserta didik dalam
menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis masih
tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga langkah-langkah
pemecahan masalah matematis yang
diharapkan dapat dicapai oleh semua
peserta didik menjadi belum tercapai
sepenuhnya. Jadi, kesimpulannya
masih banyak peserta didik yang belum
paham dengan kemampuan pemecahan
masalah matematis berbasis
kontekstual.

Pontianak, 3 Maret 2023


Wali Kelas IV Peneliti

Yusuf Habibi Harahap. S.Pd. Yeti Kurnia Dewi


NUPTK. 0662767668230172 NIM. F1081191071
199

Lampiran A2

Kisi-kisi Tes Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual Materi


Luas Sebelum Validasi Ahli
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV/2 (Genap)
Materi : Luas
Jumlah Soal :5
Bentuk Soal : Uraian
Materi Pokok : Materi Luas

Capaian Submateri Aspek Pemecahan Indikator Soal Nomor


Pembelajaran Pokok Masalah Soal
Elemen
Pengukuran
Pada akhir Fase Luas Peserta didik memiliki Disajikan teks soal 1
B, peserta didik persegi kemampuan untuk berbasis kontekstual,
dapat mengukur dan memahami masalah peserta didik dapat
Panjang dan persegi matematis berbasis menghitung luas dari
berat benda panjang kontekstual dalam persegi.
menggunakan menyelesaikan soal luas Disajikan teks soal 2
satuan baku. persegi dan persegi panjang. berbasis kontekstual,
Mereka dapat peserta didik dapat
menentukan menghitung luas dari
hubungan antar- persegi panjang.
satuan baku
Panjang (cm,m). Peserta didik memiliki Disajikan teks soal 3
Mereka dapat kemampuan untuk membuat berbasis kontekstual,
mengukur dan rencana penyelesaian dalam peserta didik dapat
mengestimasi menyelesaikan soal luas menghitung luas dari
luas dan volume persegi dan persegi panjang. persegi.
menggunakan Disajikan teks soal 4
satuan tidak berbasis kontekstual,
baku dan satuan peserta didik dapat
baku berupa menghitung luas dari
bilangan cacah. Peserta didik memiliki persegi panjang.
kemampuan untuk Disajikan teks soal 5
melaksanakan rencana berbasis kontekstual,
penyelesaian dengan peserta didik dapat
melakukan perhitungan menghitung luas dari
dalam menyelesaikan soal persegi panjang dan
luas persegi dan persegi persegi.
panjang.
200

Disajikan teks soal dan 6


gambar berbasis
Peserta didik memiliki kontekstual, peserta didik
kemampuan untuk dapat menghitung luas
memeriksa kembali dari persegi panjang.
kebenaran jawaban yang
diperoleh dalam Disajikan teks soal dan 7
menyelesaikan soal luas gambar berbasis
persegi dan persegi panjang. kontekstual, peserta didik
dapat menghitung luas
dari persegi.
201

Lampiran A3
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual
Materi Luas Sebelum Validasi Ahli

Nama :
Kelas :
Isilah pertanyaan di bawah ini.

1. Sekolah Tanjungpura sedang mengadakan perlombaan dalam rangka


menyambut HUT SD Tanjungpura ke-56. Salah satu perlombaan yang
diselenggarakan dan banyak diminati adalah permainan catur. Catur adalah
permainan papan strategi yang dimainkan oleh dua orang pada sebuah papan
kotak-kotak. Aufar sebagai salah satu peserta lomba permainan catur tertarik
untuk menghitung ukuran dari papan catur yang ada didepannya. Sebelum
masuk ke ruangan Aufar membawa penggaris dan mengukur ukuran papan
catur. Setelah diukur, Aufar memperoleh ukuran yang sama dari setiap sisi
papan catur yaitu 25 cm. Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di
bawah ini.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi papan catur yang sama? Apa
rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

2. Anita memiliki kolam renang berbentuk persegi panjang. Panjang sisi kolam
renang Anita adalah 14 m dan lebar sisi kolam renang adalah 7 m. Berdasarkan
uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar kolam renang
Anita? Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

3. Hari ini di sekolah ada kegiatan kerja bakti. Semua warga sekolah
membersihkan ruangan di sekolah termasuk di ruangan kelas. Jam dinding di
ruangan kelas Nava sudah berdebu, oleh karena itu Nava meminta bantuan
kepada guru untuk menurunkan jam dinding tersebut. Setelah dibersihkan
Nava penasaran dengan ukuran sisi jam dinding. Nava mengambil penggaris
202

dan mengukur sisi pada jam dinding. Setelah diukur Nava memperoleh ukuran
sisi jam dinding sama yaitu 20 cm. Berdasarkan uraian di atas, jawablah
pertanyaan di bawah ini.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi sama pada jam dinding? Apa
rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

4. Rizki diberi uang jajan oleh Ibu. Uang jajan yang diberikan Ibu merupakan
uang kertas berbentuk persegi panjang. Sesampainya di sekolah, Rizki
penasaran dengan luas dari uang kertas tersebut. Rizki langsung mengukur
panjang dan lebar uang kertas menggunakan penggaris, Setelah diukur
diperoleh ukuran panjang sisi uang kertas 15 cm dan lebar sisinya 6 cm.
Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar uang Rizki?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

5. Hari ini ada jadwal mata pelajaran matematika di kelas Seka. Materi
matematika yang dipelajari hari ini adalah pengukuran. Ibu guru mengarahkan
peserta didik untuk mengukur minimal 2 benda yang ada di atas meja. Seka
memilih untuk mengukur kotak pensil yang berbentuk persegi panjang dan
mengukur sticky note yang berbentuk persegi. Setelah diukur menggunakan
penggaris diperoleh ukuran panjang dan lebar kotak pensil adalah 20 cm dan 8
cm sedangkan ukuran sisi sticky note sama yaitu 7 cm. Berdasarkan uraian di
atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar kotak pensil
dan gambar bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama pada
sticky note? Apa rumus luas dari 2 bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

6. Hari ini di sekolah ada pelajaran olahraga materi bola voli. Guru memberikan
waktu untuk istirahat sebentar. Andi memanfaatkan waktu istirahat untuk
menghitung ukuran panjang dan lebar lapangan voli menggunakan meteran.
203

Setelah diukur diperoleh ukuran sisi panjang dan lebar lapangan voli sebagai
berikut:
18 m

9m

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar lapangan voli?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

7. Hari ini Khalisa datang awal ke sekolah. Ia ingin membersihkan kelas karena
mendapatkan jadwal piket pada hari Jum’at. Khalisa mulai membersihkan
lantai kelas dengan menggunakan penyapu. Ketika menyapu Khalisa
memperhatikan ubin lantai yang berbentuk persegi. Khalisa penasaran dengan
ukuran ubin lantai tersebut, setelah selesai piket ia langsung mengambil
penggaris dan mulai menghitung ukuran ubin lantai. Adapun ukuran ubin yang
telah diukur oleh Khalisa adalah sebagai berikut:

30 cm

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama pada ubin lantai?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.
204

Lampiran A4

Kunci Jawaban Tes Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual


Materi Luas Sebelum Validasi Ahli
1. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang sisi papan catur (s) = 25 cm
Ditanya : Berapakah luas papan catur tersebut?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Papan catur berbentuk bangun datar persegi. Gambar ukuran bangun datar
persegi tersebut adalah sebagai berikut.

25 cm

Luas papan catur berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas papan catur berbentuk persegi = s x s
= 25 cm x 25 cm
= 625 cm2
Memeriksa Kembali
Luas papan catur berbentuk persegi = s x s
= 25 cm x 25 cm
= 625 cm2 (benar)
Jadi, luas papan catur tersebut adalah 625 cm 2.

2. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang kolam renang (p) = 14 m
Lebar kolam renang (l) =7m
Ditanya : Berapa luas kolam renang Lani?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Kolam renang Lani berbentuk bangun datar persegi panjang. Gambar
ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai berikut.

7m

14 m
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
= 14 m x 7 m
= 98 m2
205

Memeriksa Kembali
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
= 14 m x 7 m
= 98 m2 (benar)
2
Jadi, luas kolam renang Lani adalah 98 m .
3. Memahami Masalah
Diketahui: Ukuran sisi jam dinding (s) = 20 cm
Ditanya : Hitunglah luas jam dinding di kelas Siti!
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Jam dinding di kelas Siti berbentuk bangun datar persegi. Gambar ukuran
bangun datar persegi tersebut adalah sebagai berikut.

20 cm

Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s
= 20 cm x 20 cm
= 400 cm2
Memeriksa Kembali
Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s
= 20 cm x 20 cm
= 400 cm2 (benar)
Jadi, luas jam dinding di kelas Siti adalah 400 cm2.
4. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang uang yang diukur Edo (p) = 15 cm
Lebar uang yang diukur Edo (l) = 6 cm
Ditanya : Berapa luas uang yang diukur Edo?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Uang yang diukur Edo berbentuk bangun datar persegi panjang. Gambar
ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai berikut.
15 cm

6 cm

Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 15 cm x 6 cm
206

= 90 cm2
Memeriksa Kembali
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 15 cm x 6 cm
= 90 cm2 (benar)
Jadi, luas uang yang diukur oleh Edo adalah 90 cm2.

5. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang kotak pensi Dayu (p) = 20 cm
Lebar kotak pensil Dayu (l) = 8 cm
Ukuran sisi origami Dayu (s) = 7 cm
Ditanya : a. Berapa luas kotak pensil yang diukur Dayu?
b. Berapa luas origami yang diukur Dayu?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
a. Kotak pensil yang diukur Dayu berbentuk bangun datar persegi panjang.
Gambar ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai
berikut.
20 cm

8 cm

Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l


b. Origami yang diukur Dayu berbentuk bangun datar persegi. Gambar
ukuran bangun datar persegi tersebut adalah sebagai berikut.

7 cm

Luas origami berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
a. Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l
= 20 cm x 8 cm
= 160 cm2
b. Luas origami berbentuk persegi = s x s
= 7 cm x 7 cm
= 49 cm2
Memeriksa Kembali
a. Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l
= 20 cm x 8 cm
= 160 cm2
b. Luas origami berbentuk persegi = s x s
207

= 7 cm x 7 cm
= 49 cm2 (benar)
Jadi, luas kotak pensil dan origami yang diukur Dayu adalah 160 cm2 dan
49 cm2.

6. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang uang yang diukur Beni (p) = 18 m
Lebar uang yang diukur Beni (l) =9m
Ditanya : Berapa luas lapangan voli yang diukur Beni?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Lapangan voli yang diukur Beni berbentuk bangun datar persegi panjang.
Gambar ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai
berikut. 18 m

9m

Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l
= 18 m x 9 cm
= 162 m2
Memeriksa Kembali
Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l
= 18 m x 9 m
= 162 m2 (benar)
Jadi, luas lapangan voli yang diukur Beni adalah 162 m2.

7. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang sisi ubin lantai (s) = 30 cm
Ditanya : Berapakah luas ubin lantai tersebut?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Ubin lantai yang diukur Khalisa berbentuk bangun datar persegi. Gambar
ukuran bangun datar persegi tersebut adalah sebagai berikut.

30 cm

Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s
208

= 30 cm x 30 cm
= 900 cm2
Memeriksa Kembali
Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s
= 30 cm x 30 cm
= 900 cm2 (benar)
Jadi, luas ubin lantai yang diukur Khalisa adalah 900 cm 2.
209

Lampiran A5
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berbasis Kontekstual Materi Luas Sebelum Validasi Ahli
No. Kunci Jawaban Skor
Maksimal
1. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang sisi papan catur (s) = 25 cm
Ditanya : Berapakah luas papan catur tersebut?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Papan catur berbentuk bangun datar persegi. Gambar ukuran
bangun datar persegi tersebut adalah sebagai berikut.

25 cm

Luas papan catur berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas papan catur berbentuk persegi = s x s
= 25 cm x 25 cm
= 625 cm2
Memeriksa Kembali 2
Luas papan catur berbentuk persegi = s x s
= 25 cm x 25 cm
= 625 cm2 (benar)
Jadi, luas papan catur tersebut adalah 625 cm 2.
2. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang kolam renang (p) = 14 m
Lebar kolam renang (l) =7m
Ditanya : Berapa luas kolam renang Lani?

Membuat Rencana Penyelesaian 2


Jawab
Kolam renang Lani berbentuk bangun datar persegi panjang.
Gambar ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah
sebagai berikut.

7m

14 m
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
210

Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3


Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
= 14 m x 7 m
= 98 m2
Memeriksa Kembali 2
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
= 14 m x 7 m
= 98 m2
(benar)
Jadi, luas kolam renang Lani adalah 98 m2.
3 Memahami Masalah 3
Diketahui: Ukuran sisi jam dinding (s) = 20 cm
Ditanya : Hitunglah luas jam dinding di kelas Siti!
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Jam dinding di kelas Siti berbentuk bangun datar persegi.
Gambar ukuran bangun datar persegi tersebut adalah sebagai
berikut.

20 cm

Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s
= 20 cm x 20 cm
= 400 cm2
Memeriksa Kembali 2
Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s
= 20 cm x 20 cm
= 400 cm2 (benar)
Jadi, luas jam dinding di kelas Siti adalah 400 cm2.
4. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang uang yang diukur Edo (p) = 15 cm
Lebar uang yang diukur Edo (l) = 6 cm
Ditanya : Berapa luas uang yang diukur Edo?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Uang yang diukur Edo berbentuk bangun datar persegi
panjang. Gambar ukuran bangun datar persegi panjang
tersebut adalah sebagai berikut.
211

15 cm

6 cm

Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l

Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3


Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 15 cm x 6 cm
= 90 cm2
Memeriksa Kembali 2
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 15 cm x 6 cm
= 90 cm2 (benar)
Jadi, luas uang yang diukur oleh Edo adalah 90 cm2.

5. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang kotak pensi Dayu (p) = 20 cm
Lebar kotak pensil Dayu (l) = 8 cm
Ukuran sisi origami Dayu (s) = 7 cm
Ditanya : a. Berapa luas kotak pensil yang diukur Dayu?
b. Berapa luas origami yang diukur Dayu?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
a. Kotak pensil yang diukur Dayu berbentuk bangun datar
persegi panjang. Gambar ukuran bangun datar persegi
panjang tersebut adalah sebagai berikut.
20 cm

8 cm

Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l


b. Origami yang diukur Dayu berbentuk bangun datar persegi.
Gambar ukuran bangun datar persegi tersebut adalah sebagai
berikut.

7 cm

Luas origami berbentuk persegi = s x s


212

Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3


a. Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l
= 20 cm x 8 cm
= 160 cm2
b. Luas origami berbentuk persegi = s x s
= 7 cm x 7 cm
= 49 cm2
Memeriksa Kembali 2
a. Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l
= 20 cm x 8 cm
= 160 cm2
b. Luas origami berbentuk persegi = s x s
= 7 cm x 7 cm
= 49 cm2 (benar)
Jadi, luas kotak pensil dan origami yang diukur Dayu adalah
160 cm2 dan 49 cm2.
6. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang uang yang diukur Beni (p) = 18 m
Lebar uang yang diukur Beni (l) =9m
Ditanya : Berapa luas lapangan bola volu yang diukur
Beni?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Lapangan voli yang diukur Beni berbentuk bangun datar
persegi panjang. Gambar ukuran bangun datar persegi
panjang tersebut adalah sebagai berikut.
18 m

9m

Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l


Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l
= 18 m x 9 cm
= 162 m2
Memeriksa Kembali 2
Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l
= 18 m x 9 m
= 162 m2 (benar)
Jadi, luas lapngan voli yang diukur Beni adalah 162 m2.

7. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang sisi ubin lantai (s) = 30 cm
Ditanya : Berapakah luas ubin lantai tersebut?
213

Membuat Rencana Penyelesaian 2


Jawab
Ubin lantai yang diukur Khalisa berbentuk bangun datar
persegi. Gambar ukuran bangun datar persegi tersebut adalah
sebagai berikut.

30 cm

Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s
= 30 cm x 30 cm
= 900 cm2
Memeriksa Kembali 2
Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s
= 30 cm x 30 cm
= 900 cm2 (benar)
Jadi, luas ubin lantai yang diukur Khalisa adalah 900 cm 2.
Skor Total 70
214

Lampiran A6
Dokumentasi Hasil Validasi Ahli DF
215

Lampiran A7
Dokumentasi Hasil Validasi Ahli IK
216

Lampiran A8
Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis
Kontekstual Materi Luas SDN 12 Pontianak Kota

Nama :
Kelas :
Isilah pertanyaan di bawah ini.

1. Guru Matematika sedang berhalangan masuk. Anak-anak mendapatkan


tugas untuk menghitung luas benda yang ada di dalam kelas. Dayu ingin
mengukur origami berbentuk persegi. Dayu mengukur origami dan
memperoleh ukuran sisi yang sama panjang yaitu 7 cm. Dapatkah kamu
membantu Dayu untuk menghitung luas kotak pensil tersebut?

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi origami yang sama? Apa
rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

2. Kelas 4 sedang melaksanakan pembelajaran olahraga voli. Guru memberikan


waktu untuk istirahat sebentar. Beni memanfaatkan waktu istirahat untuk
menghitung ukuran panjang dan lebar lapangan voli menggunakan meteran.
Setelah diukur diperoleh ukuran sisi panjang dan lebar lapangan voli sebagai
berikut:
18 m

9m

Dapatkah kamu membantu untuk menghitung luas lapangan voli sekolah Beni?

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar lapangan voli
sekolah Beni? Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
217

❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

3. Edo diberi uang jajan oleh Ibu. Uang jajan yang diberikan Ibu uang kertas
berbentuk persegi panjang. Sesampainya di sekolah, Edo penasaran dengan
ukuran panjang dan lebar uang tersebut sehingga Edo langsung mengukurnya
menggunakan penggaris, Setelah diukur diperoleh ukuran panjang sisi uang
kertas 15 cm dan lebar sisinya 6 cm. Dapatkah kamu membantu untuk
menghitung luas uang yang diukur Edo?

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar uang Edo?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

4. Lani piket kelas hari ini.


Lani mulai membersihkan lantai dengan menggunakan penyapu. Ketika
menyapu Lani memperhatikan ubin lantai yang berbentuk persegi. Lani
penasaran dengan ukuran ubin lantai tersebut, setelah selesai piket ia langsung
mengambil penggaris dan menghitung ukuran ubin lantai. Adapun ukuran ubin
yang telah diukur oleh Lani adalah sebagai berikut:

30 cm

Dapatkah kamu meimbantu Lani untuk menghitung luas ubin


lantai tersebut?
Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama pada ubin lantai?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
218

❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

5. Sekolah sedang mengadakan kegiatan kerja bakti. Semua warga sekolah


membersihkan ruangan kelas. Jam dinding di ruangan kelas Siti sudah berdebu,
Siti meminta bantuan kepada guru untuk menurunkan jam dinding tersebut.
Setelah dibersihkan Siti penasaran dengan ukuran sisi jam dinding. Siti
mengambil penggaris dan mengukur sisi pada jam dinding. Setelah diukur Siti
mengetahui bahwa ukuran sisi jam dinding sama yaitu 20 cm. Dapatkah kamu
membantu Siti untuk menghitung luas jam dinding tersebut?

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama pada jam
dinding? Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

Semoga menjadi orang-orang yang sukses di masa depan.


☺☺☺
219

Lampiran A9
Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis
Kontekstual di SD Negeri 12 Pontianak Kota
Butir Soal
No. Nama Peserta Didik
1 2 3 4 5
1 AP 6 8 8 6 0
2 VA 3 4 4 3 0
3 AP 6 7 6 5 0
4 NAP 4 6 4 0 0
5 GAH 4 6 3 5 0
6 RH 8 7 7 7 0
7 MRD 6 7 7 7 0
8 NS 8 8 9 8 0
9 AQ 6 6 6 6 0
10 OCK 6 6 6 6 0
11 MFS 5 8 6 6 0
12 NA 6 8 7 7 0
13 MT 7 8 7 8 5
14 FAP 6 7 6 7 0
15 EA 5 8 7 5 0
16 KSF 6 6 7 6 3
17 R 4 6 6 6 0
18 AA 7 8 8 8 5
19 RPA 5 7 6 6 6
20 A 3 8 4 3 0
21 MIF 4 4 4 4 0
22 NG 4 8 2 1 0
23 FS 5 8 1 2 0
24 GRPB 3 7 4 3 0
25 SNM 5 8 5 6 0
26 MAFH 6 6 6 5 0
220

Lampiran A10
Uji Hasil
Validitas
UjiInstrumen TesTes
Validitas Kemampuan Pemecahan
Kemampuan Masalah matematis
Pemecahan Masalah Berbasis Kontekstual
Matematis
Berbasis KontekstualSD Negeri
di SD12Negeri
Pontianak
12 Kota
Pontianak Kota
Butir Soal
No. Nama Peserta Didik Total
1 2 3 4 5
1 AP 6 8 8 6 0 28
2 VA 3 4 4 3 0 14
3 AP 6 7 6 5 0 24
4 NAP 4 6 4 0 0 14
5 GAH 4 6 3 5 0 18
6 RH 8 7 7 7 0 29
7 MRD 6 7 7 7 0 27
8 NS 8 8 9 8 0 33
9 AQ 6 6 6 6 0 24
10 OCK 6 6 6 6 0 24
11 MFS 5 8 6 6 0 25
12 NA 6 8 7 7 0 28
13 MT 7 8 7 8 5 35
14 FAP 6 7 6 7 0 26
15 EA 5 8 7 5 0 25
16 KSF 6 6 7 6 3 28
17 R 4 6 6 6 0 22
18 AA 7 8 8 8 5 36
19 RPA 5 7 6 6 6 30
20 A 3 8 4 3 0 18
21 MIF 4 4 4 4 0 16
22 NG 4 8 2 1 0 15
23 FS 5 8 1 2 0 16
24 GRPB 3 7 4 3 0 17
25 SNM 5 8 5 6 0 24
26 MAFH 6 6 6 5 0 23
Jumlah 138 180 146 136 19 619
Kriteria Sangat Tinggi Sedang Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sedang
221

Butir Soal 1
rit = n ∑ xi xt – (∑xi) (∑xt)
√(n∑xi2-(∑xi)2)(n∑xt2-(∑ xt)2)

rit = 26(3472) – (138) (619)


√(26(782)-(138)2)(26(15741)-(619)2)
rit = 90.272 – 85.422
√(20.332-19.044)(409.266-383.161)
rit = 4.850
√(1.288)(26.105)
rit = 4.850

√33.623.246
rit = 4.850
5.198,554
rit = 0,836 (validitas sangat tinggi)
Tabel Bantu Perhitungan Butir Soal 1
Nama Pesert Didik xi xt xixt xi2 xt2
AP 6 28 168 36 784
VA 3 14 42 9 196
AP 6 24 144 36 576
NAP 4 14 56 16 196
GAH 4 18 72 16 324
RH 8 29 232 64 841
MRD 6 27 162 36 729
NS 8 33 264 64 1089
AQ 6 24 144 36 576
OCK 6 24 144 36 576
MFS 5 25 125 25 625
NA 6 28 168 36 784
MT 7 35 245 49 1225
FAP 6 26 156 36 676
EA 5 25 125 25 625
KSF 6 28 168 36 784
R 4 22 88 16 484
AA 7 36 252 49 1296
RPA 5 30 150 25 900
A 3 18 54 9 324
MIF 4 16 64 16 256
NG 4 15 60 16 225
FS 5 16 80 25 256
GRPB 3 17 51 9 289
SNM 5 24 120 25 576
MAFH 6 23 138 36 529
Jumlah (∑) 138 619 3472 782 15741
222

Butir Soal 2
rit = n ∑ xi xt – (∑xi) (∑xt)
√(n∑xi2-(∑xi)2)(n∑xt2-(∑ xt)2)

rit = 26(4373) – (180) (619)


√(26(1.282)-(180)2)(26(15741)-(619)2)
rit = 113.698 – 111.420
√(33.332-32.400)(409.266-383.161)
rit = 2.278
√(932)(26.105)
rit = 2.278

√24.329.860
rit = 2.278
4.932,530
rit = 0,461 (validitas sedang)
Tabel Bantu Perhitungan Butir Soal 2
Nama Peserta Didik xi xt xixt xi2 xt2
AP 8 28 224 64 784
VA 4 14 56 16 196
AP 7 24 168 49 576
NAP 6 14 84 36 196
GAH 6 18 108 36 324
RH 7 29 203 49 841
MRD 7 27 189 49 729
NS 8 33 264 64 1089
AQ 6 24 144 36 576
OCK 6 24 144 36 576
MFS 8 25 200 64 625
NA 8 28 224 64 784
MT 8 35 280 64 1225
FAP 7 26 182 49 676
EA 8 25 200 64 625
KSF 6 28 168 36 784
R 6 22 132 36 484
AA 8 36 288 64 1296
RPA 7 30 210 49 900
A 8 18 144 64 324
MIF 4 16 64 16 256
NG 8 15 120 64 225
FS 8 16 128 64 256
GRPB 7 17 119 49 289
SNM 8 24 192 64 576
MAFH 6 23 138 36 529
Jumlah (∑) 180 619 4373 1282 15741
223

Butir Soal 3

rit = n ∑ xi xt – (∑xi) (∑xt)


√(n∑xi2-(∑xi)2)(n∑xt2-(∑ xt)2)

rit = 26(3737) – (146) (619)


√(26(910)-(146)2)(26(15741)-(619)2)
rit = 97.162 – 90.374
√(23.660-21.316)(409.266-383.161)
rit = 6.788

√(2.344)(26.105)
rit = 6.788

√61.190.120
rit = 6.788
7.822,411
rit = 0,867 (validitas sangat tinggi)
Tabel Bantu Perhitungan Butir Soal 3
Nama Peserta Didik xi xt xixt xi2 xt2
AP 8 28 224 64 784
VA 4 14 56 16 196
AP 6 24 144 36 576
NAP 4 14 56 16 196
GAH 3 18 54 9 324
RH 7 29 203 49 841
MRD 7 27 189 49 729
NS 9 33 297 81 1089
AQ 6 24 144 36 576
OCK 6 24 144 36 576
MFS 6 25 150 36 625
NA 7 28 196 49 784
MT 7 35 245 49 1225
FAP 6 26 156 36 676
EA 7 25 175 49 625
KSF 7 28 196 49 784
R 6 22 132 36 484
AA 8 36 288 64 1296
RPA 6 30 180 36 900
A 4 18 72 16 324
MIF 4 16 64 16 256
NG 2 15 30 4 225
FS 1 16 16 1 256
GRPB 4 17 68 16 289
SNM 5 24 120 25 576
MAFH 6 23 138 36 529
Jumlah (∑) 146 619 3737 910 15741
224

Butir Soal 4

rit = n ∑ xi xt – (∑xi) (∑xt)


√(n∑xi2-(∑xi)2)(n∑xt2-(∑ xt)2)

rit = 26(3540) – (136) (619)


√(26(824)-(136)2)(26(15741)-(619)2)
rit = 92.040 – 84.184
√(21.424-18.496)(409.266-383.161)
rit = 7.856
√(2.928)(26.105)
rit = 7.856

√76.435.440
rit = 7.856
8.742,736
rit = 0,898 (validitas sangat tinggi)
Tabel Bantu Perhitungan Butir Soal 4
Nama Peserta Didik xi xt xixt xi2 xt2
AP 6 28 168 36 784
VA 3 14 42 9 196
AP 5 24 120 25 576
NAP 0 14 0 0 196
GAH 5 18 90 25 324
RH 7 29 203 49 841
MRD 7 27 189 49 729
NS 8 33 264 64 1089
AQ 6 24 144 36 576
OCK 6 24 144 36 576
MFS 6 25 150 36 625
NA 7 28 196 49 784
MT 8 35 280 64 1225
FAP 7 26 182 49 676
EA 5 25 125 25 625
KSF 6 28 168 36 784
R 6 22 132 36 484
AA 8 36 288 64 1296
RPA 6 30 180 36 900
A 3 18 54 9 324
MIF 4 16 64 16 256
NG 1 15 15 1 225
FS 2 16 32 4 256
GRPB 3 17 51 9 289
SNM 6 24 144 36 576
MAFH 5 23 115 25 529
Jumlah (∑) 136 619 3540 824 15741
225

Butir Soal 5

rit = n ∑ xi xt – (∑xi) (∑xt)


√(n∑xi2-(∑xi)2)(n∑xt2-(∑ xt)2)

rit = 26(619) – (19) (619)


√(26(95)-(10)2)(26(15741)-(619)2)
rit = 16.094 – 11.761
√(2.470-361)(409.266-383.161)
rit = 4.333

√(2.109)(26.105)
rit = 4.333

√55.055.455
rit = 4.333
7.419,935
rit = 0,583 (validitas sedang)
Tabel Bantu Perhitungan Butir Soal 5
Nama Peserta Didik xi xt xixt xi2 xt2
AP 0 28 0 0 784
VA 0 14 0 0 196
AP 0 24 0 0 576
NAP 0 14 0 0 196
GAH 0 18 0 0 324
RH 0 29 0 0 841
MRD 0 27 0 0 729
NS 0 33 0 0 1089
AQ 0 24 0 0 576
OCK 0 24 0 0 576
MFS 0 25 0 0 625
NA 0 28 0 0 784
MT 5 35 175 25 1225
FAP 0 26 0 0 676
EA 0 25 0 0 625
KSF 3 28 84 9 784
R 0 22 0 0 484
AA 5 36 180 25 1296
RPA 6 30 180 36 900
A 0 18 0 0 324
MIF 0 16 0 0 256
NG 0 15 0 0 225
FS 0 16 0 0 256
GRPB 0 17 0 0 289
SNM 0 24 0 0 576
MAFH 0 23 0 0 529
Jumlah (∑) 19 619 619 95 15741
226

Lampiran A11
Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berbasis Kontekstual di SD Negeri 12 Pontianak Kota
No Nama Peserta Didik xi1 xi2 xi3 xi4 xi5 xt xi1^2 xi2^2 xi3^2 x4^2 x5^2 xt^2
1 AP 6 8 8 6 0 28 36 64 64 36 0 784
2 VA 3 4 4 3 0 14 9 16 16 9 0 196
3 AP 6 7 6 5 0 24 36 49 36 25 0 576
4 NAP 4 6 4 0 0 14 16 36 16 0 0 196
5 GAH 4 6 3 5 0 18 16 36 9 25 0 324
6 RH 8 7 7 7 0 29 64 49 49 49 0 841
7 MRD 6 7 7 7 0 27 36 49 49 49 0 729
8 NS 8 8 9 8 0 33 64 64 81 64 0 1089
9 AQ 6 6 6 6 0 24 36 36 36 36 0 576
10 OCK 6 6 6 6 0 24 36 36 36 36 0 576
11 MFS 5 8 6 6 0 25 25 64 36 36 0 625
12 NA 6 8 7 7 0 28 36 64 49 49 0 784
13 MT 7 8 7 8 5 35 49 64 49 64 25 1225
14 FAP 6 7 6 7 0 26 36 49 36 49 0 676
15 EA 5 8 7 5 0 25 25 64 49 25 0 625
16 KSF 6 6 7 6 3 28 36 36 49 36 9 784
17 R 4 6 6 6 0 22 16 36 36 36 0 484
18 AA 7 8 8 8 5 36 49 64 64 64 25 1296
19 RPA 5 7 6 6 6 30 25 49 36 36 36 900
20 A 3 8 4 3 0 18 9 64 16 9 0 324
21 MIF 4 4 4 4 0 16 16 16 16 16 0 256
22 NG 4 8 2 1 0 15 16 64 4 1 0 225
23 FS 5 8 1 2 0 16 25 64 1 4 0 256
24 GRPB 3 7 4 3 0 17 9 49 16 9 0 289
25 SNM 5 8 5 6 0 24 25 64 25 36 0 576
26 MAFH 6 6 6 5 0 23 36 36 36 25 0 529
Jumlah 138 180 146 136 19 619 782 1282 910 824 95 15741
Kriteria Reliabilitas Baik
227
228

Lampiran A12
Hasil Uji Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Berbasis Kontekstual di SD Negeri 12 Pontianak Kota
No Nama Peserta Didik X1 X2 X3 X4 X5
1 AP 6 8 8 6 0
2 VA 3 4 4 3 0
3 AP 6 7 6 5 0
4 NAP 4 6 4 0 0
5 GAH 4 6 3 5 0
6 RH 8 7 7 7 0
7 MRD 6 7 7 7 0
8 NS 8 8 9 8 0
9 AQ 6 6 6 6 0
10 OCK 6 6 6 6 0
11 MFS 5 8 6 6 0
12 NA 6 8 7 7 0
13 MT 7 8 7 8 5
14 FAP 6 7 6 7 0
15 EA 5 8 7 5 0
16 KSF 6 6 7 6 3
17 R 4 6 6 6 0
18 AA 7 8 8 8 5
19 RPA 5 7 6 6 6
20 A 3 8 4 3 0
21 MIF 4 4 4 4 0
22 NG 4 8 2 1 0
23 FS 5 8 1 2 0
24 GRPB 3 7 4 3 0
25 SNM 5 8 5 6 0
26 MAFH 6 6 6 5 0
Jumlah 138 180 146 136 19
Rata-Rata 5,30769 6,92307 5,61538 5,23076 0,73076
SMI 10 10 10 10 10
IK 0,53 0,69 0,56 0,52 0,073
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Terlalu sukar
229
230

Lampiran A13
Hasil Uji Daya Beda Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berbasis Kontekstual di SD Negeri 12 Pontianak Kota
No Nama Peserta Didik X1 X2 X3 X4 X5 Total Skor
1 AA 7 8 8 8 5 36
2 MT 7 8 7 8 5 35
3 NS 8 8 9 8 0 33
4 RPA 5 7 6 6 6 30
5 RH 8 7 7 7 0 29
6 AP 6 8 8 6 0 28
7 NA 6 8 7 7 0 28
8 KSF 6 6 7 6 3 28
9 MRD 6 7 7 7 0 27
10 FAP 6 7 6 7 0 26
11 MFS 5 8 6 6 0 25
12 EA 5 8 7 5 0 25
13 AP 6 7 6 5 0 24
14 AQ 6 6 6 6 0 24
15 OCK 6 6 6 6 0 24
16 SNM 5 8 5 6 0 24
17 MAFH 6 6 6 5 0 23
18 R 4 6 6 6 0 22
19 GAH 4 6 3 5 0 18
20 A 3 8 4 3 0 18
21 GRPB 3 7 4 3 0 17
22 MIF 4 4 4 4 0 16
23 FS 5 8 1 2 0 16
24 NG 4 8 2 1 0 15
25 VA 3 4 4 3 0 14
26 NAP 4 6 4 0 0 14
Jumlah 138 180 146 136 19 619
K. Atas- K. Bawah 1,84615 1,07692 2,76923 2,76923 1,46154
SMI 10 10 10 10 10
Daya Pembeda 0,18462 0,10769 0,27692 0,27692 0,14615
Kriteria Buruk Buruk Sedang Sedang Buruk
231

Tabel Bantu Perhitungan Peserta Didik Kelompok Atas


No Nama Peserta Didik X1 X2 X3 X4 X5 Total Skor
1 AA 7 8 8 8 5 36
2 MT 7 8 7 8 5 35
3 NS 8 8 9 8 0 33
4 RPA 5 7 6 6 6 30
5 RH 8 7 7 7 0 29
6 AP 6 8 8 6 0 28
7 NA 6 8 7 7 0 28
8 KSF 6 6 7 6 3 28
9 MRD 6 7 7 7 0 27
10 FAP 6 7 6 7 0 26
11 MFS 5 8 6 6 0 25
12 EA 5 8 7 5 0 25
13 AP 6 7 6 5 0 24
Jumlah 81 97 91 86 19 374
Rata-rata 6,23077 7,46154 7 6,61538 1,46154
SMI 10 10 10 10 10

Tabel Bantu Perhitungan Peserta Didik Kelompok Bawah


NoNama Peserta Didik X1 X2 X3 X4 X5 Total Skor
14AQ 6 6 6 6 0 24
15OCK 6 6 6 6 0 24
16SNM 5 8 5 6 0 24
17MAFH 6 6 6 5 0 23
18R 4 6 6 6 0 22
19GAH 4 6 3 5 0 18
20A 3 8 4 3 0 18
21GRPB 3 7 4 3 0 17
22MIF 4 4 4 4 0 16
23FS 5 8 1 2 0 16
24NG 4 8 2 1 0 15
25VA 3 4 4 3 0 14
26NAP 4 6 4 0 0 14
Jumlah 57 83 55 50 0 245
Rata-rata 4,38462 6,38462 4,23077 3,84615 0
SMI 10 10 10 10 10
K. Atas- K. Bawah 1,84615 1,07692 2,76923 2,76923 1,46154
Daya Pembeda 0,18462 0,10769 0,27692 0,27692 0,14615
Kriteria Buruk Buruk Sedang Sedang Buruk
232
233

Lampiran A14
Kisi-kisi Tes Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual Materi
Luas SD Kartika XVII-1 Pontianak
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV/2 (Genap)
Materi : Luas
Jumlah Soal :2
Bentuk Soal : Uraian
Materi Pokok : Materi Luas

Capaian Submateri Aspek Pemecahan Masalah Indikator Soal Nomor


Pembelajaran Pokok Soal
Elemen
Pengukuran
Pada akhir Fase Luas Peserta didik memiliki Disajikan teks soal 1
B, peserta didik persegi kemampuan untuk memahami berbasis kontekstual,
dapat mengukur dan masalah matematis berbasis peserta didik dapat
Panjang dan persegi kontekstual dalam menghitung luas dari
berat benda panjang menyelesaikan soal luas persegi persegi.
menggunakan dan persegi panjang. Disajikan gambar dan 2
satuan baku. teks soal berbasis
Mereka dapat Peserta didik memiliki kontekstual, peserta
menentukan kemampuan untuk membuat didik dapat
hubungan antar- rencana penyelesaian dalam menghitung luas dari
satuan baku menyelesaikan soal luas persegi persegi panjang.
Panjang (cm,m). dan persegi panjang.
Mereka dapat
mengukur dan Peserta didik memiliki
mengestimasi kemampuan untuk melaksanakan
luas dan volume rencana penyelesaian dengan
menggunakan melakukan perhitungan dalam
satuan tidak menyelesaikan soal luas persegi
baku dan satuan dan persegi panjang.
baku berupa
bilangan cacah. Peserta didik memiliki
kemampuan untuk memeriksa
kembali kebenaran jawaban yang
diperoleh dalam menyelesaikan
soal luas persegi dan persegi
panjang.
234

Lampiran A15
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual
Materi Luas SD Kartika XVII-1 Pontianak

Nama :
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini.

1. Edo diberi uang jajan oleh Ibu. Uang jajan yang diberikan Ibu merupakan uang
kertas berbentuk persegi panjang. Sesampainya di sekolah, Edo penasaran
dengan ukuran panjang dan lebar uang tersebut sehingga Edo langsung
mengukurnya menggunakan penggaris, Setelah diukur diperoleh ukuran
panjang sisi uang kertas 19 cm dan lebar sisinya 8 cm. Dapatkah kamu
membantu untuk menghitung luas uang yang diukur Edo?

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar uang Edo?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

2. Hari ini Lani melaksanakan piket kelas.


Lani mulai membersihkan lantai dengan menggunakan penyapu. Ketika
menyapu Lani memperhatikan ubin lantai yang berbentuk persegi. Lani
penasaran dengan ukuran ubin lantai tersebut, setelah selesai piket ia langsung
mengambil penggaris dan menghitung ukuran ubin lantai. Adapun ukuran ubin
yang telah diukur oleh Lani adalah sebagai berikut:

35 cm
235

Dapatkah kamu membantu Lani untuk menghitung luas ubin


lantai tersebut?
Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama pada ubin lantai?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

Semoga menjadi orang-orang yang sukses di masa depan.


☺☺☺
236

Lampiran A16

Kunci Jawaban Tes Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual


Materi Luas SD Kartika XVII-1 Pontianak
1. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang uang Beni (p) = 19 cm
Lebar uang Beni (l) = 8 cm
Ditanya : Berapa luas uang yang diukur Beni?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Uang Beni berbentuk bangun datar persegi panjang. Gambar ukuran
bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai berikut.

8m

19 m
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 19 cm x 8 cm
= 152 cm2
Memeriksa Kembali
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 19 cm x 8 cm
= 152 cm2 (benar)
Jadi, luas uang yang diukur Beni adalah 152 m2.
2. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang sisi ubin (s) = 35 cm
Ditanya : Berapakah luas ubin tersebut?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Ubin berbentuk bangun datar persegi. Gambar ukuran bangun datar persegi
tersebut adalah sebagai berikut.

35 cm

Luas ubin berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas ubin berbentuk persegi = s x s
= 35 cm x 35 cm
= 1225 cm2
237

Memeriksa Kembali
Luas ubin berbentuk persegi = s x s
= 35 cm x 35 cm
= 1225 cm2 (benar)
Jadi, ubin tersebut adalah 1225 cm2.
238

Lampiran A17
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berbasis Kontekstual Materi Luas SD Kartika XVII-1 Pontianak
No. Kunci Jawaban Skor
Maksimal
1. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang uang Beni (p) = 19 cm
Lebar uang Beni (l) = 8 cm
Ditanya : Berapa luas uang yang diukur Beni?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Uang Beni berbentuk bangun datar persegi panjang. Gambar
ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai
berikut.

8m

19 m
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 19 cm x 8 cm
= 152 cm2
Memeriksa Kembali 2
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 19 cm x 8 cm
= 152 cm2 (benar)
Jadi, luas uang yang diukur Beni adalah 152 cm2.
2. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang sisi ubin (s) = 35 cm
Ditanya : Berapakah luas ubin tersebut?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Ubin berbentuk bangun datar persegi. Gambar ukuran bangun
datar persegi tersebut adalah sebagai berikut.

35 cm

Luas ubin berbentuk persegi = s x s


239

Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3


Luas ubin berbentuk persegi = s x s
= 35 cm x 35 cm
= 1225 cm2

Memeriksa Kembali 2
Luas ubin berbentuk persegi = s x s
= 35 cm x 35 cm
= 1225 cm2 (benar)
Jadi, luas ubin yang diukur Lani adalah 1225 m2.
Jumlah Skor 20
240

Lampiran A18
Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengklasifikasikan jawaban tes
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual
materi luas. Adapun, wawancara yang akan dilakukan terdiri atas tiga tahap yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap awal
Tahap ini bertujuan sebagai pendekatan dengan peserta didik untuk
menghindari ketegangan dalam melakukan wawancara. Adapun yang
dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perkenalan dengan peserta didik
b. Beberapa menit pertama digunakan untuk membuat peserta didik
merasa nyaman misalnya melakukan perbincangan terkait dengan
kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik hari ini.
c. Peneliti menjelaskan kepada peserta didik bahwa hasil wawancara ini
tidak mempengaruhi penilaian guru terhadap peserta didik serta
diharapkan peserta didik dapat memberikan keterangan yang
sesungguhnya sesuai dengan apa yang dipikirkannya.
2. Tahap inti
Tahap ini berfokus kepada peserta didik dalam menjelaskan jawaban soal
yang telah dikerjakan. Hal-hal yang akan ditanyakan kepada peserta didik
selaku narasumber adalah seputar langkah-langkah yang digunakan peserta
didik dalam menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual. Adapun, kegiatan dalam tahap ini adalah sebagai
berikut:
a. Peneliti memberikan kepada peserta tes kemampuan pemecahan
masalah matematis berbasis kontekstual beserta jawaban yang telah
dikerjakan.
b. Peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca
dan memahami soal pada tes beserta dengan jawabannya.
c. Peneliti menanyakan dan menggali terkait dengan proses penyelesaian
masalah yang telah dikerjakan oleh peserta didik secara bertahap sesuai
dengan nomor soal yang akan ditanyakan. Berikut disajikan beberapa
pertanyaan yang dijadikan garis besar permasalahan sebagai pedoman
wawancara yang akan ditanyakan kepada peserta didik.
1) Garis besar permasalahan yang dijadikan sebagai pedoman
wawancara pada langkah memahami masalah adalah sebagai
berikut:
a) Apakah kamu memahami masalah tersebut?
b) Dapatkah kamu menyebutkan apa saja yang diketahui dari
masalah?
c) Dapatkah kamu menyebutkan apa saja yang ditanyakan dari
masalah?
241

2) Garis besar permasalahan yang dijadikan sebagai pedoman


wawancara pada langkah membuat rencana penyelesaian adalah
sebagai berikut:
a) Apakah ada hubungan antara apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dalam masalah?
b) Apakah yang kamu rencanakan sebelum menjawab soal?
3) Garis besar permasalahan yang dijadikan sebagai pedoman
wawancara pada langkah melaksanakan rencana penyelesaian
adalah sebagai berikut:
a) Seperti apa cara kamu menyelesaikan masalah?
b) Bagaimana kamu menyelesaikan masalah dengan cara
tersebut?
4) Garis besar permasalahan yang dijadikan sebagai pedoman
wawancara pada langkah memeriksa kembali adalah sebagai
berikut:
a) Setelah mengerjakan permasalahan itu, apakah kamu sudah
yakin bahwa jawabannya benar atau salah?
b) Apakah kamu memeriksa kembali jawabanmu sebelum
dikumpulkan?
c) Apakah kamu menuliskan kesimpulan?
3. Tahap penutup
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam kegiatan wawancara. Adapun,
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memberikan keterangan kepada peserta didik terkait dengan
kebenaran pada jawaban peserta didik yang kurang tepat.
b. Peneliti menyampaikan terima kasih kepada peserta didik yang
diwawancarai karena telah bersedia memberikan keterangan.
242

Lampiran A19
Hasil Perhitungan Standar Deviasi
No Nama Peserta Didik Butir Soal 1 Butir Soal 2 Total Skor Nilai (xi-x) (xi-x)2 Kategori
1 NMZ 5 0 5 25 -21,579 465,649 Sedang
2 RGD 4 0 4 20 -26,579 706,438 Sedang
3 KA 4 2 6 30 -16,579 274,86 Sedang
4 MRA 6 0 6 30 -16,579 274,86 Sedang
5 ONT 8 7 15 75 28,4211 807,759 Tinggi
6 MQSM 0 1 1 5 -41,579 1728,8 Rendah
7 NMU 8 8 16 80 33,4211 1116,97 Tinggi
8 MAA 10 10 20 100 53,4211 2853,81 Tinggi
9 AA 8 6 14 70 23,4211 548,548 Sedang
10 DSA 10 7 17 85 38,4211 1476,18 Tinggi
11 MR 4 1 5 25 -21,579 465,649 Sedang
12 ANA 1 0 1 5 -41,579 1728,8 Rendah
13 MFSE 8 8 16 80 33,4211 1116,97 Tinggi
14 MA 7 1 8 40 -6,5789 43,2819 Sedang
15 TVI 9 7 16 80 33,4211 1116,97 Tinggi
16 AS 8 7 15 75 28,4211 807,759 Sedang
17 A 2 1 3 15 -31,579 997,227 Sedang
18 AHS 0 0 0 0 -46,579 2169,59 Rendah
19 MA 7 2 9 45 -1,5789 2,49293 Sedang
Jumlah 885 18702,6
n 19
Rata-rata 46,579
Standar Deviasi 31,374
x+1 SD 77,953
x-1 SD 15,205
243

LAMPIRAN
B
244

Lampiran B1
Dokumentasi Validator Ahli DF

Dokumentasi Validator Ahli IK


245

Lampiran B2
Dokumentasi Perizinan dengan Kepala SDN 12 Pontianak Kota

Dokumentasi Uji Coba Tes Peserta Didik Kelas IV SDN 12 Pontianak Kota
246

Lampiran B3
Dokumentasi Perizinan dengan Kepala SD Kartika XVII-1 Pontianak

Dokumentasi Tes Peserta Didik Kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak


247

Lampiran B4
Dokumentasi Wawancara Peserta Didik Kelas IV SD Kartika XVII-1
Pontianak
248
249

LAMPIRAN
C
250

Lampiran C1
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Tinggi
Kriteria Nilai Tertinggi
Butir Soal 1
Peneliti : Baik Kayiz, sekarang coba sebutkan nama lengkap Kayiz.
MAA : Muhammad Abdullah Al-Kayiz
Peneliti : Coba Kayiz baca dulu soal yang ada pada nomor 1
MAA : Baik kak
Peneliti : Setelah membacanya menurut Kayiz apakah soalnya mudah, sedang atau susah?
MAA : Mudah
Peneliti : Apakah Kayiz memahami maksud dari soal yang ada pada nomor 1?
MAA : Memahami
Peneliti : Memahami bagaimana itu maksudnya Kayiz?
MAA : Memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dan apa yang dicari. Gampang sih.
Peneliti : Pada soal nomor 1, bisa Kayiz ceritakan maksud soalnya tentang apa?
MAA : tentang yang diketahuinya
Peneliti : Ada ukuran apa disitu?
MAA : Ada ukuran panjangnya 9 cm
Peneliti : 9 cm atau 19 cm?
MAA : 19 cm
Peneliti : Terus?
MAA : Lebarnya 8 cm, yang ditanyakan kan disini sudah diceritanya sudah diberi tahu itu luasnya.
Jadi dapat dimengerti.
Peneliti : Oh seperti itu. Jadi, yang ditanyakan itu soalnya minta bantuan Kayiz untuk mencari luas?
Gitu kah?
MAA : Heem dengan yang diketahui itu
Peneliti : Untuk memahami soalnya ada kesulitan tidak Kayiz dalam mengerjakannya?
MAA : Tidak
Peneliti : Baik tidak ada, sekarang kita lanjut ya. Sekarang Kayiz sudah memahami apa yang diketahui
dan ditanyakan di dalam soal. Selanjutnya bagaimana cara Kayiz membuat rencana
penyelesaiannya?
MAA : Caranya..
Peneliti : Apa yang Kayiz lakukan terlebih dahulu itu?
MAA : Ditulis rumusnya, kalau persegi panjang disitu tulis persegi panjang. Kalau rumus persegi
panjang itu panjang kali lebar. Panjangnya sama dengan 19 cm dan lebarnya sama dengan 8
cm
Peneliti : Apakah Kayiz ada menggambar bentuk bangun datarnya?
MAA : Ada
Peneliti : Bangun datar apa yang Kayiz gambar?
MAA : Persegi panjang
Peneliti : Rumusnya sudah Kayiz tulis, terus Kayiz juga sudah menggambarkan bentuk bangun
datarnya artinya Kayiz sudah membuat rencana penyelesaian. Selanjutnya di langkah
melaksanakan rencana penyelesaian bagaimana cara Kayiz melaksanakan rencana
penyelesaian yang sudah Kayiz buat tadi?
MAA : Panjangnya 19 cm dan lebarnya 8 cm. kalau persegi panjang rumusnya panjang kali lebar
nah 19 sama 8 itu dikalikan jadi sama dengan hasilnya 152 cm pangkat 2.
251

Peneliti : Apakah Kayiz ada kesulitan tidak melaksanakan rencana penyelesaian tadi?
MAA : Tidak
Peneliti : Apakah Kayiz ada kesulitan pada saat mengalikan?
MAA : Tidak sih
Peneliti : Setelah melaksanakan rencana penyelesaian sudah dikalikan dan mendapatkan hasilnya,
apakah Kayiz sudah yakin bahwa jawaban yang Kayiz tuliskan itu sudah benar atau salah?
MAA : Sudah yakin jawabannya benar.
Peneliti : Bagaimana cara Kayiz memeriksa kembali hasil jawaban yang sudah dituliskan? Kayiz
memeriksa tidak jawaban yang sudah dituliskan dari awal sampai akhir?
MAA : Tidak, langsung tulis seperti ini saja.
Peneliti : Artinya Kayiz langsung menulis benar di lembar jawabannya?
MAA : Iya benar sudah yakin
Peneliti : Tanpa benar-benar memeriksa kembali ya?
MAA : Iya
Peneliti : Kayiz sudah menuliskan kesimpulan belum sebagai jawaban akhir?
MAA : Kesimpulannya sudah.
Peneliti : Jadi kesimpulannya bagaimana yang Kayiz tuliskan?
MAA : Jawabannya adalah 152 cm.
Peneliti : Benar. Lebih tepatnya itu kalau kesimpulannya itu seperti ini, ‘jadi luas dari uang tersebut
adalah 152 cm pangkat dua’. Jadi lain kali kalau membuat kesimpulan Kayiz harus lebih
spesifik. Yang ditanyakan adalah berapa luas uang? Kesimpulan kita menulisnya luas uang
adalah …
MAA Baik.

Butir Soal 2
Peneliti : Sekarang Kayiz baca dulu soal yang ada pada nomor 2
MAA : Baik kak
Peneliti : Setelah membacanya menurut Kayiz apakah soalnya mudah, sedang atau susah?
MAA : Susah
Peneliti : Boleh dijelaskan susahnya bagaimana?
MAA : :dari apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut itu susahnya.
Peneliti : Oh susahnya disitu, kalau dilihat dari soalnya susah atau tidak?
MAA : Tidak sebenarnya, cumin belum ngerti jak waktu itu
Peneliti : Sekarang apa yang Kayiz pahami dari soal nomor 2?
MAA : hm…
Peneliti : Disitu soalnya menceritakan tentang apa?
MAA : Tentang Lani piket kelas dia melihat ubin lantai tu dia mau menghitung luas ubin lantai
tersebut jadi seperti itu ceritanya.
Peneliti : Kalau dilihat dari gambarnya bentuk ubin lantai berbentuk bangun datar apa Kayiz?
MAA : Persegi
Peneliti : Sekarang apakah Kayiz dapat menyebutkan kembali apa yang Kayiz ketahui dari soal itu?
MAA : Sisinya 35 cm
Peneliti : Kalau apa yang ditanyakan dari soal tersebut?
MAA : Luas
Peneliti : Luas apa yang dicari
MAA : Luas persegi
Peneliti : Luas persegi, luas dari ubin lantai berbentuk persegi tadi ya. Kayiz ada kesulitan tidak pada
saat mengerjakan soal ini?
252

MAA : Iya
Peneliti : Kesulitan seperti yang Kayiz sudah sebutkan sebelumnya ya. Kakak lihat biarpun Kayiz ini
kesulitan, Kayiz masih bisa mengerjakannya itu termasuk pencapaian yang luar biasa bagus.
Peneliti : Selannjutnya di bagian membuat rencana penyelesaian. Kayiz ini meskipun soalnya susah
tapi tetap paham dan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal
tersebut. Selanjutnya bagaimana cara Kayiz membuat rencana penyelesaiannya?
MAA : Pertama tulis rumusnya terlebih dahulu. Rumus persegi itu sisi kali sisi.
Peneliti : Iya
MAA : Tulis 35 cm. Jadi 35 kali 35 seperti itu
Peneliti : Kalau bangun datarnya ada Kayiz gambarkan?
MAA : Ada
Peneliti : Berarti Kayiz gambar bangun datarnya. Gambar bangun datar apa disitu?
MAA : Persegi
Peneliti : Gambar bangun datar persegi. Setelah itu Kayiz juga menuliskan rumus dari bangun datar
tersebut?
MAA : Tulis
Peneliti : Rumus apa tadi yang Kayiz tuliskan?
MAA : Sisi kali sisi.
Peneliti : Selanjutnya setelah Kayiz tuliskan rumuskan dan Kayiz juga menggambar bentuk bangun
datarnya. Bagaimana cara Kayiz melaksanakan rencana penyelesaiannya?
MAA : Hm..
Peneliti : Angkanya Kayiz bagaimanakan tadi? Kan udah tahu luas persegi itu sisi kali sisi. Setelah itu
nilainya digimanakan? Sisi kali sisinya di apakan?
MAA : Sisi kali sisinya di kali setelah itu di..
Peneliti : Apa kali apa tu? Ada angka tidak disitu?
MAA : Ada. Sisi kali sisi sama dengan 35 kali 35
Peneliti : Hasilnya berapa?
MAA : Sama dengan 1225 cm
Peneliti : Cm apa?
MAA : Cm pangkat 2 kali.
Peneliti : Sekarang kakak mau nanya ada kesulitan tidak saat menghitung 35 kali 35 karena seperti
yang kita tahu ini bilangannya besar.
MAA : Ada, sedikit.
Peneliti : Tapi hebatnya lagi Kayiz ini bisa menuliskan jawaban yang benar. Selanjutnya setelah Kayiz
melaksanakan rencana penyelesaian. Kayiz sudah yakin tidak kalau jawabannya benar?
MAA : Yakin
Peneliti : Bagaimana cara Kayiz yakin kalau jawabannya benar?
MAA : Ya sudah benar ya memang.
Peneliti : Oh seperti itu saja ya, ada memeriksa tidak jawabannya? Kalau di nomor 1 kan Kayiz hanya
yakin jak kak tapi tidak memeriksa. Kalau Kayiz gimana?
MAA : Ini juga tidak, cuma yakin jak kalau jawabannya benar seperti di nomor 1.
Peneliti : Menurut Kayiz ad acara lain tidak untuk mengerjakan soal nomor 1 dan 2 ini?
MAA : Hm ndak tahu sih.
Peneliti : Oh jadi cuma ada 1 cara saja?
MAA : Kali.
Peneliti : Apakah Kayiz di nomor terakhir ini menuliskan kesimpulan?
MAA : Ada.
Peneliti : Kesimpulan apa yang Kayiz tuliskan disitu?
MAA : Jadi, hmm apa ya? Jadi jawabannya 1225 cm pangkat 2.
253

Peneliti : Baik jawabannya dari Kayiz sudah benar seperti yang sudah kakak sebutkan pada soal nomor
1 namun kurang spesifik saja ya. Kayiz sudah tahap memeriksa kembali, Kayiz juga sudah bisa
membuat kesimpulan. Itu sudah masuk di langkah memeriksa kembali. Artinya Kayiz sudah
paham sampai di langkah tersebut. Sebelumnya untuk nomor 2 itu susah ya?
MAA : Lumayan.
Peneliti : Kalau soal nomor 1 itu mudah ya?
MAA : Ya
Peneliti : Baik terima kasih Kayiz karena sebelumnya sudah bersedia diwawancara oleh kakak.
MAA : sama-sama.
254

Lampiran C2
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Tinggi
Kriteria Nilai Terendah
Butir Soal 1
Peneliti : Tisya, bisa disebutkan nama lengkapnya apa?
TVI : Tisya Viola Isabel, itu saja.
Peneliti : Sekarang silahkan Tisya untuk membaca soal yang ada pada nomor 1 dulu. Membacanya
dalam hati saja ya.
TVI : Baik kak
Peneliti : Setelah membaca soalnya nih menurut Tisya sebelum mengerjakan soalnya mudah, sedang
atau susah?
TVI : Sedang
Peneliti : Menurut Tisya soalnya sedang tidak susah dan tidak mudah. Tisya paham tidak maksud soal
yang ada pada nomor 1?
TVI : Paham
Peneliti :Apa yang Tisya pahami dari soal tersebut?
TVI : Karena panjang sisi uang kertas 19 ada angkanya dan ada apa yang ditanyakan dan diketahui.
Peneliti : Oke sebelum masuk kesitu, kakak mau nanya dari soalnya soal uang. Tisya paham tidak uang
itu berbentuk bangun datar apa di kehidupan Tisya?
TVI : Persegi
Peneliti : Persegi apa?
TVI : Persegi panjang
Peneliti : Di soal ada disebutkan ukurannya sekian sama sekian. Ada?
TVI : Ada
Peneliti : Sekarang coba Tisya sebutkan apa yang Tisya ketahui dari soal tersebut?
TVI : Nomor 1 panjang sisi uang kertas.
Peneliti : Berapa?
TVI : 19 cm dan lebar sisinya 8 cm
Peneliti : Setelah Tisya ketahui, di soalnya ada yang ditanyakan tidak?
TVI : Ada
Peneliti : Apa yang ditanyakan dari soal tadi?
TVI : Menghitung luas
Peneliti : Sekarang dari yang sudah Tisya sebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan. Ada tidak yang
belum Tisya tidak pahami dari soal tersebut?
TVI : Hm tidak
Peneliti :Tisya sudah paham apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Bagaimana cara Tisya untuk
membuat rencana penyelesaiannya?
TVI : Dengan menggambar persegi panjang
Peneliti : Iya?
TVI : Lalu hm dan kasi rumus luas
Peneliti : Kasi rumus luas.
TVI : Panjang kali lebar
Peneliti : Itu rumus luas dari bangun datar apa?
TVI : Persegi panjang
255

Peneliti : Tisya sudah menggambar bentuk bangun datar dan menuliskan rumus bangun datar. Tisya
bisa dijelaskan bagaimana cara Tisya melaksanakan rencana penyelesaian yang sudah dibuat
tadi??
TVI : Dengan kali.
Peneliti : Apa yang Tisya kalikan?
TVI : Sisi sisi
Peneliti : Baik sisi sisi. Ada ukuran apa di persegi panjang?
TVI : Lebar sama panjang
Peneliti : Artinya yang Tisya kalikan ukuran sisi panjang kali apa?
TVI : 19 kali 8
Peneliti : Ya panjang kali lebar dimasukkan angkanya. Tisya sudah menyebutkan 19 kali 8 itu sudah
benar. Berapa hasil berapa yangTisa tuliskan?
TVI : 152 cm
Peneliti : Cm apa yang seharusnya digunakan untuk mencari rumus luas?
TVI : Cm pangkat dua
Peneliti : Tisya ada kesulitan tidak dalam menghitung rumus luas tadi?
TVI : Tidak
Peneliti : Artinya Tisya sudah tahu menghitung perkaliannya
TVI : Iya, sudah
Peneliti : Baiklah Tisya, Tisya sudah melaksanakan rencana penyelesaian apakah Tisya yakin
jawabannya sudah benar?
TVI : Sudah benar
Peneliti : Bagaimana cara Tisya yakin kalau jawaban yang sudah dituliskan itu sudah benar?
TVI : Karena Tisya yakin perkalian ini benar 19 kali 8. Karena isya sudah tambah-tambahin dan
perkalian.
Peneliti : Tisya ada memeriksa kembali tidak jawabannya yang tadi?
TVI : Sudah bisa
Peneliti : Caranya dengan cara mengalikan yang tadi ya dengan cara menambah-nambahkan?
TVI : Dikali-kalikan kak
Peneliti : Menurut Tisya ad acara lain tidak untuk menyelesaikan soal pada nomor 1 ini?
TVI : Mungkin tidak
Peneliti : Tisya ada tidak menuliskan kesimpulan pada soal nomor 1
TVI : Tidak
Peneliti : Tidak ada menuliskan kesimpulan? Baik Tisya, sebenarnya Tisya ada menuliskan kalimat
kesimpulan tapi sepertinya Tisya lupa. Coba Tisya lihat-lihat lagi jawabannya gimana. Ada
tidak kalimat kesimpulan?
TVI : Ada
Peneliti : Sudah ingat belum?
TVI : Sudah
Peneliti : Coba sebutkan sama kakak apa kesimpulan nomor 1 yang sudah Tisya tuliskan?
TVI : Jadi jawabannya 152 cm pangkat 2.
Peneliti : Baik terima kasih Tisya.
TVI : Sama-sama.

Butir Soal 2
Peneliti : Tisya kita lanjut untuk nomor 2, sekarang sebelum lanjut baca dulu di dalam hati lanjut kamu
baca dulu soal yang ada pada nomor 2
TVI : Oke
256

Peneliti : Setelah membacanya menurut Tisa apakah soalnya masuk kategori mudah, sedang atau
susah?
TVI : Sedang sama seperti tadi
Peneliti : Oke lanjut lagi ya Tisya. Tisya paham tidak maksud dari soal nomor 2? Bisa Tisya ceritakan
ke kakak maksud dari soalnya bagaimana?
TVI : Bisa, bisa.
Peneliti : Iya coba.
TVI : Soalnya itu menghitung luas ubin lantai
Peneliti : Menghitung ubin lantai artinya disitu ada cerita tentang apa tu?
TVI : Hm tentang Lani mulai membersihkan Lantai dengan menggunakan penyapu karena Lani
melaksankaan piket kelas.
Peneliti : Hm terus?
TVI : Ketika menyapu Lani memperhatikan ubin lantai yang berbentuk persegi. Lani penasaran
dengan ukuran ubin lantai tersebut. Setelah selesai piket ia langsung mengambil penggaris
Adapun ukuran ubin lantai yang telah diukur oleh Lani adalah sebagai berikut. Dapatkah kamu
membantu Lani menghitung ubin lantai tersebut?
Peneliti :Seperti itu ya yang Tisya pahami. Sekarang Tisya bisa tidak menyebutkan apa yang Tisya
ketahui dari soal yang ada pada nomor 2 ini?
TVI : Hm tahu
Peneliti : Coba Tisya sebutkan?
TVI : Ubin lantai berukuran 35 cm.
Peneliti : Itu ubin lantai atau pertanyaan seperti ini sekarang coba perhatikan gambarnya. Yang Tisya
ketahui itu ukuran ubin lantai 35 cm atau ukuran sisi pada ubin lantai 35 cm.
TVI : Ukuran ubin lantai 35 cm
Peneliti : Yakin?
TVI : Yakin
Peneliti : Sekarang kalau kak yeti nanya kalau dari sini ke sini itu namanya apa di persegi? (sambal
menunjuk gambar ubin lantai pada soal)
TVI : Sisi
Peneliti : Nah sisi. Yang diberi keterangan ini ukuran apa?
TVI : Sisi
Peneliti : Berarti yang lebih tepatnya itu ukuran apa?
TVI : Sisi lantai
Peneliti : Nah ukuran sisi lantai Jadi sampai sini paham maksudnya gimana?
TVI : Paham
Peneliti : Dari apa yang sudah Tisya yang sudah sebutkan tadi ada yang kurang Tisya pahami?
TVI : Ada
Peneliti : Ada?
TVI : Ada
Peneliti : Berarti yang tadi ya. Tapi sudah diluruskan kan? Ternyata yang kita ketahui itu adalah ukuran
sisi yang ada pada ukuran ubin lantainya.
TVI : Iya
Peneliti : Oke lanjut lagi ya Tisya
TVI : Oke
Peneliti : Tisa sudah memahami apa yang Tisya ketahui dan apa ditanyakan dari soal. Selanjutnya
bagaimana cara Tisya membuat rencana penyelesaian yang digunakan dalam soal tersebut?
TVI : Dengan menghitung luas sisi lantai
Peneliti : Nah kalau ini bukan menghitung luas sisi lantai tapi menghitung luas..
TVI : Ubin hehe
257

Peneliti : Ubin lantai. Tidak apa-apa Tisya karena ini bukan pertanyaan wawancaranya harus benar.
Jadi ini hanya semampu Tisya saja, sepengatahuan Tisya. Oke tadi tadi sudah diluruskan bahwa
yang seharusnya dihitung itu adalah ukuran luas ubin lantai. Sekarang bentuk bangun datar apa
yang seharusnya Digambar pada soal nomor 2 ini Tisya?
TVI : Persegi
Peneliti : Persegi ini kita menghitung uasnya ya yang tadi ya. Kalau boleh kakak tahu Tisya tahu tidak
rumus luas persegi ini?
TVI : Tahu
Peneliti : Rumus luasnya apa?
TVI : Sisi kali sisi
Peneliti : Oke lanjut ya Tisya. Tisya ini sudah menggambarkan bentuk bangun datarnya. Tisaya juga
sudah mengetahui rumus luas dari bangun datar tersebut. Selanjutnya bagaimana cara Tisya
melaksanakan rencana penyelesaian dengan menggunakan rumus tersebut?
TVI : Dengan mengkalikan sisi kali sisi
Peneliti : Angka sisi kali sisi yang kita ketahui itu berapa?
TVI : 35 kali 35
Peneliti : Oke untuk hasilnya apakah Tisya tahu berapa?
TVI : Tahu
Peneliti : Hasilnya berapa Tisya?
TVI : Seratus dua puluh dua lima
Peneliti : Oke Tisya kakak coba luruskan kembali untuk seratus dua puluh dua lima yang Tisya
sebutkan tadi hasilnya kurang tepat seharusnya Tisya itu menyebutkan..
TVI : Seribu
Peneliti : Nah coba disebutkan Tisya seribu berapa?
TVI : Seribu dua ratus dua lima
Peneliti : Nah seribu dua ratus dua puluh lima. Tisya mengetahui tidak satuan yang digunakan untuk
rumus luas tersebut?
TVI : Tidak
Peneliti : Tidak tahu.. ini ukuran apa disini?
TVI : Sisi
Peneliti : Sisinya berapa
TVI : 35
Peneliti : Berarti disini ukurannya 35 cm
TVI : Cm pangkat dua
Peneliti : Yang lebih tepatnya itu cm pangkat 2 untuk hasil perkalian rumus luas dari 35 kali 35. Nah
sekarang Tisya ada kesulitan tidak dalam menghitung dengan menggunakan rumus luas tadi
yang sudah Tisya sebutkan?
TVI : Tidak
Peneliti : Tisya sudah melaksanakan rencana penyelesaian tadi, apakah Tiysa sudah yakin bahwa
jawabannya benar atau salah?
TVI : Benar sudah yakin
Peneliti : Bagaimana Tisa yakin kalau jawaban yang dituliskan sudah benar?
TVI : Karena sebelumnya saya sudah mengalikan dengan cara jadi sudah tahu dan sudah benar jadi
jawabannya saya yakin itu.
Peneliti : Baik. Tisya sudah yakin kalau jawabannya seperti ini. Cara memeriksa kembali caranya itu
sseperti yang Tisya sebutkan Tisya mengalikan ya
TVI : Iya
Peneliti : Mengalikan kembali. Menurut Tisya ad acara lain tidak untuk menyelesaikan soal nomro 2?
TVI : Tidak
258

Peneliti : Apakah Tisa menuliskan kesimpulan?


TVI : sudah
Peneliti : Kesimpulannya apa di soalnya?
TVI : Ya sudah benar jadi jawabannya 1225.
Peneliti : Cm?
TVI : Pangkat 2
259

Lampiran C3
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Sedang
Kriteria Nilai Tertinggi
Butir Soal 1
Peneliti : Olivia boleh disebutkan nama lengkap Olivia apa?
ONS : Olivia Nindya Sakilah
Peneliti : Sebelum melakukan wawancara, kakak mau Olivia untuk membaca dulu soal pada nomor 1.
Bacanya bolrh dalam hati saja.
ONS : Baik kak
Peneliti : Sudah dibaca ya Olivia ya?
ONS : sudah kak
Peneliti : Setelah membaca soalnya menurut Olivia ini soalnya gimana mudah, sedang atau susah?
ONS : mudah
Peneliti : Menurut Olivia ni kan mudah nih
ONS : Hm
Peneliti : Olivia bisa menjelaskan tidak maksud soalnya?
ONS : Maksud soalnya ini..
Peneliti : Maksud soalnya dulu ya sebelum masuk ke sini (sambal menunjuk ke pertanyaan kemampuan
pemecahan masalah matematis?
ONS : ,Maksud soalnya ini kita disuruh bantu menghitung luas uang
Peneliti : Menghitung luas uang ya? Seperti itu ya?
ONS : Mengangguk
Peneliti : Nah kalau disitu ada ukuran apa ya Olivia? di dalam soal itu.
ONS : Ukuran 19 cm dan lebar sisinya 8 cm
Peneliti : Olivia dapat tidak menyebutkan kembali apa yang Olivia ketahui dari soal itu?
ONS : (bingung)
Peneliti : Apa yang Olivia ketahui di dalam soal itu? Kan ada pertanyaan arahan di bawah soalnya. Apa
yang diketahui dari soal tersebut? Olivia bisa tidak menyebutkan kembali apa yang diketahui
dari soal tersebut?
ONS : Diketahui dari soal itu panjangnya 19 cm dan lebarnya 8 cm
Peneliti : Nah setelah Olivia tahu nih, bahwa disitu ada yang Olivia ketahui. Selanjutnya ada tidak yang
ditanyakan dari soal itu? Pasti kan setiap soal itu punya pertanyaan. Nah pertanyaannya apa
disitu?
ONS : Yang ditanya luas
Peneliti : Kalau boleh ditahu itu luas apa?
ONS : Luas uang
Peneliti : Nah Olivia setelah dari apa yang sudah Olivia sebutkan ada yang Olivia kurang pahami dari
apa yang diketahui dan ditanyakan? Ada yang kurang dipahami?
ONS : Tidak ada
Peneliti : Olivia sudah memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Selanjutnya bagaimana
cara Olibia untuk membuat rencana penyelesaiannya?
ONS : Rencana penyelesaiannya itu panjang kali lebar sama dengan 19 kali 8 sama degan 152.
Peneliti : Itu yang Olivia sebutkan sudah benar, namun kalaun membuat rencana penyelesaian biasanya
kita ada arahannya itu. Kalau disitu arahannya ada disuruh buat bangun datar. Bangun datar
apa yang pertama yang Olivia gambar disitu?
ONS : Hm persegi panjang
260

Peneliti : Kalau rumus luas dari persegi panjang Olivia tahu?


ONS : iya
Peneliti : Nah rumusnya apa Olivia?
ONS : Panjang kali lebar
Peneliti : Nah sekarang kita lanjut di bagia melaksanakan rencana penyelesaian yang sudah kakak
sebutkan tadi. Olivia sudah menyebutkan kalau panjang kali lebar itu 19 kali 8 benar seperti
itu?
ONS : Iya
Peneliti : Nah boleh disebutkan kembali tidak seperti apa itu??
ONS : Seperti panjang kali lebar sama dengan 19 kali 8 cm hasilnya sama dengan 152
Peneliti : Untuk satuan yang digunakan rumus luas itu Olivia tahu tidak?
ONS : Tidak tahu
Peneliti : Olivia luas itu mempunyai satua. Pernah lihat misalnya luas lapangan bola itu adalah 100 cm
pangkat 2.
ONS : Pernah
Peneliti : Sudah ingat belum kalau luas itu menggunakan satuan apa?
ONS : Luas menggunakna satuan.. sisi kali sisi?
Peneliti : Itu rumus kak. Satuan itu seperti cm, terus m nah seperti itu satuan.
ONS : Cm
Peneliti : Ya benar cm tapi lebih tepatnya itu kalau luas itu menggunakan pangkat 2. Tapi kelau belum
dikali masih seperti panjang, masih seperti ukuran lebar saja misalnya ukuran panjang 9 cm
tulisnya 9 cm saja tap kalau sudah dikalkan dusah rumus dituliskan luas sama dengan panjang
kali lebar berarti 29 kali 8 kan udah bertemu itu cm sama cmnya berarti ditambahkan pangkat
2 nya, seperti itu. Sudah paham sampai disitu kak?
ONS : Sudah
Peneliti : Ada kesulitan tidak waktu Olivia menghitung perkaliannya yang 19 kali 8
ONS : Nggak
Peneliti : Nggak ada ya? Berarti Olivia sudah bisa ya perkaliannya
ONS : Hm
Peneliti : Alhamdulillah
Peneliti : Olivia sudah melaksanakan rencana penyelesaiannya, sudah menuliskan hasilnya. Sekarang
menurut Olivia jawabannya sudah yakin belum benar?
ONS : Sudah
Peneliti : Bagaimana cara Olivia memeriksa jawabannya itu sudah yakin benar?
ONS : Kan diketahui panjang 19 cm lebarnya 8 cm ditanya luas panjang kali lebar sama dengan 19
kali 8 cm hasilnya sama dengan 152.
Peneliti : Olivia tadi sudah memeriksa kembali soalnya, Olivia ada tidak menuliskan kalau disitu
jawabannya benar. Benar langkah-langkahnya sudah benar. Apakah cara menyelesaikan rumus
luas tersebut sudah benar, tadi jawaban Olivia apa?
ONS : Jawabannya benar
Peneliti : Nah lain kali kalau di bagian memeriksa kembali itu kalau Olivia sudah merasa dari awal
sampai sini langkah-langkahnya sudah benar ni kak sudah sampai melaksanakan rencana
penyelesaian sudah benar nanti langsung tulis jawaban disitu benar karena kita sudah
memeriksa karena kalau kalau kita sudah memeriksa jawaban disitu sudah benar berarti kita
sudah menuliskan disitu benar langsunglah kita buat kesimpulan kita. Nah di bagian
kesimpulan ini Olivia merasa ada yang kurang tidak disitu?
ONS : Ada
Peneliti : Apa yang kurang?
ONS : Kesimpulan itu..
261

Peneliti : Hasilnya sudah benar belum menurut Olivia?


ONS : Sudah
Peneliti : Satuannya ada tidak disitu?
ONS : Satuannya ada
Peneliti : Satuannya berapa? Cm pangkat..
ONS : Pangkat 2
Peneliti : Nah lain kali cm pankat 2 juga situliskan di bagian sini ya
ONS : Hm
Peneliti : Olivia sudah tahu nih ternyata sekarang dia itu cm pangkat 2. Menurut Olivia ada cara lain
tidak untuk menyelesaikannya? Ada rumus lain tidak?
ONS : Tidak
Peneliti : Artinya cuma ada 1 rumus saja?
ONS : Iya.

Butir Soal 2
Peneliti : Olivia sudah menjawab pertanyaan di soal nomor 1. Sekarang kita lanjut lagi nih. Kakak mau
kamu baca dulu soal yang ada pada nomor 2.
ONS : Sudah
Peneliti : Setelah membacanya menurut Aqila apakah soalnya mudah, sedang atau susah?
ONS : ….
Peneliti : Menurut Olivia soalnya gimana nih mudah, sedang atau susah?
ONS : mudah
Peneliti : Alhamdulillah mudah ya 2 soal mudah. Olivia bisa tidak Olivia kan bilang kalau soal ini
mudah Olivia bisa tidak menjelaskan nih maksud dari soal itu, bisa tidak kira-kira?
ONS : Maksud dari soal itu hm.. kita disuruh membantu Lani untuk menghitung luas dari ubin lantai
tersebut.
Peneliti : Ada gambarnya ya disitu ya?
ONS : Iya
Peneliti : Dari gambarnya itu berapa ukuran sisi yang diketahui itu?
ONS : 35 cm
Peneliti : Nah kalau apa yang ditanyakan dari soal itu apa Olivia?
ONS : Apa yang ditanyakan dari soal itu? Soal yang nomor 2?
Peneliti : Iya soal nomor 2
ONS : Ditanyakan?
Peneliti : iya apa yang ditanyakan.
ONS : Yang ditanyakan itu Adapun hm ukuran ubin yang telah diukur oleh Lani adalah sebagai
berikut yaitu 35 cm.
Peneliti : Yang ditanyakan itu artinya apa yang menjadi hal yang harus kita kerjakan di situ. Nah
pertanyaannya apa?
ONS : Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
Peneliti : Soal itu yang di bagian kotak ini kak, kalau yang ini arahan buat mengerjakan. kalau disini
(sambal menunjuk soal yang dimaksud) pertanyaan apa? Yang kira-kira diujungnya ada tanda
tanya? Nah apa pertanyaannya disitu?
ONS : Dapatkah kamu membantu Lnai untuk menghitung luas ubin lantai tersebut?
Peneliti : Nah benar pertanyaannya kita membantu Lani ya seperti itu ya. Olivia dari apa yang sudah
Olivia sebutkan Olovia sudah mengetahui apa yang ada di dalam soal, Olivia sudah mengetahui
apa pertanyaan dari soal itu. Kira-kira ada yang kurang Olivia pahami?
ONS : Ada
262

Peneliti : Apa yang kurang Olivia pahami, boleh diceritakan?


ONS : Yang kurang paham itu.. yang dapatkah kamu membantu Lani untuk menghitung ubin lantai
tersebut?
Peneliti : Oh kurang paham ya sama pertanyaan yang seperti itu, kalau misalnya pertanyaannya diubah
hitunglah luas ubin lantai tersebut? Lebih mudah yang seperti gimana?
ONS : Hitunglah luas ubin lantai tersebut.
Peneliti : Oh lebih mudah yang seperti itu ya.
ONS : Hm..
Peneliti : Artinya kalau dapatkah kamu itu lebih membuat kita berpikir seperti itu ya mencarinya?
ONS : (mengangguk)
Peneliti : Olivia sekarang udah paham apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal.
Selanjutnya bagaimana cara Olivia untuk membuat rencana penyelesaian yang digunakan
dalam soal tersebut?
ONS : Caranya itu.. sisi kali sisi sama dengan 35 kali 35 cm hasilnya sama dengan 1225 cm pangkat
2.
Peneliti : Olivia ini kan di buat rencana penyelesaian ya. Coba Olivia baca dulu arahan dari langkah
yang kedua membuat rencana penyelesaian.
ONS : Udah
Peneliti : Diminta untuk apa disitu?
ONS : Apa rumus luas dari bangun tersebut?
Peneliti : Sebelum apa rumus luas dari bangun datar tersebut ada pertanyaan lain tidak?
ONS : ada
Peneliti : Apa?
ONS : Bagaimana cara membuat eh gambar bangun datar apa yang tepat untuk uluran sisi yang sama
pada ubin lantai>
Peneliti : Nah bangun datar apa yang Olivia gambar disitu?
ONS : Gambar bangun datar persegi.
Peneliti : Menurut Olivia gambar bangun datranya sudah tepat atau belum?
ONS : Iya
Peneliti : Yakin?
ONS : Iya
Peneliti : Kalau bangun datar persegi itu semua sisinya sama panjang atau seperti gimana?
ONS : semu sisinya harus sama panjang
Peneliti : Tapi coba Olivia ukur yang sudah Olivia buat itu lebih tepatnya persegi atau persegi panjang?
ONS : Persegi
Peneliti : Tapi ya kak kalau buat persegi itu misalnya nih disininya Olivia buat 3 cm artinya disisi
kirinya juga Olivia buat 3 cm , disini juga 3 cm dan disini juga disini 3 cm. paham sampai
disitu?
ONS : Paham
Peneliti : Dari yang Olivia lihat ini gambarnya ini masih kurang tepat masih kurang sedikit saja. Masih
kurang oanjang sedangkan yang ini lebih pendek jadi kesannya itu seperti bangun datar persegi
panjang. Nah tidak apa, tapi lain kai kita perbaiki oke?
ONS : Oke
Peneliti : Kakak harap Olivia kedepannya menggambar persegi itu sama panjang. Olivia tahu tidak
rumus dpersegi itu apa?
ONS : Rumusnya sisi kali sisi
Peneliti : Benar
Peneliti : Olivia sudah tahu bentuk bangun datarnya gimana rumus luasnya juga sudah tahu. Sekarang
kaka mau bertanya bagaimana cara Olivia untuk menyelesaikan rumus tersebut?
263

ONS : Maksudnya?
Peneliti : Kan kita sudah tahu rumus luasnya sisi kali sisi selanjutnya diapaka?
ONS : Di.. kali?
Peneliti : Apa yang dikalikan itu?
ONS : 35 kali 35 cm
Peneliti : Nah hasilnya berapa?
ONS : Hasilnya 1225 cm pangkat 2
Peneliti : Alhamdulillah berarti sudah dapat pengetahuan dari soal nomor 1 tadi bahwa kalau rumus
luas itu menggunakan cm pangkat 2. Oke lain kali kalau ada rumus luas lagi itu satuannya
menggunakan cm pangkat 2 lagi ya. Nah dari menghitung tadi in ikan bilangannya besar nih
35 kali 35, waktu Olivia mengerjakannya ada kesulitan tidak?
ONS : Tidak
Peneliti : Alhamdulillah Masya Allah, matematikanya mantap. Benar perkaliannya sudah bisa?
ONS : Bisa
Peneliti : Oke bagus ya. Nanti terus dilatih lagi perkaliannya biar bisa mengerjakan lebih banyak soal.
Peneliti : Olivia, disini Olivia sudah sampai di langkah melaksankan rencana penyelesaian. Nah setelah
Olivia kerjakan semua nih dari apa yang diketahui sampai ketemu hasilnya. Kemudian Olivia
periksa kembali tidak jawabannya?
ONS : Sudah
Peneliti : Disitu Olivia ada menuliskan kata benar tidak?
ONS : Tidak
Peneliti : Ndak ada lagi ya? Berarti lain kali kalau memeriksa itu untuk buktilah y akita memeriksa
Olivia menuliskan kata benar sebelum kesimpulan. Kesimpulan ada Olivia buat tidak?
ONS : Kesimpulan.. tidak
Peneliti : Kesimpulannya tidak ada Olivia buat. Yakin nih kesimpulannya tidak ada Olivia buat?
ONS : Yakin
Peneliti : Nah Olivia, Olivia itu sebenarnya ada menuliskan kesimpulan. Kalau sudah ada kata jadi ini
itu namanya kalimat kesimpulan Olivia. Nah seperti itu. Ada yang kurang tidak dari
kesimpulan ini apa?
ONS : Kesimpulannya kurang pangkat
Peneliti : Nah masya Allah berarti sudah paham ya ada kekurangannya disitu satuannya cm pangkat 2.
Nah menurut Olivia ini ada cara lain atau rumus lain tidak mengerjakannya?
ONS : Tidak
Peneliti : Tidak ada, berarti hanya menggunakan rumus ini kak benar seperti itu?
ONS : Heem.
Peneliti : Oke Olivia terima kasih sudah bersedia untuk diwawancara hari ini.
ONS : Sama-sama
264

Lampiran C4
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Sedang
Kriteria Nilai Terendah
Butir Soal 1
Peneliti : Ghalih boleh disebutkan nama lengkap Ghalih apa?
RGD : Raditya Ghalih
Peneliti : Ghalih sebelum kita wawancara, coba Ghalih baca dulu soal yang ada pada nomor 1 tapi
membacanya dalam hati saja.
RGD : Baik kak
Peneliti : Ghalih sudah membaca soal nomor 1, menurut Ghalih setelah membaca soalnya mudah,
sedang atau susah?
RGD : susah
Peneliti : Kalau boleh kakak tahu soalnya dimana itu? Soalnya susah kak atau gimana?
RGD : hm.. jawabannya harus cari juga
Peneliti : Kalau dilihat sepintas seperti itu soalnya susah tidak?
RGD : Susah
Peneliti : Kalau dibandingkan soal seperti ini dengan pilhan ganda lebih mudah yang mana?
RGD : Pilihan ganda
Peneliti : Berarti kalau ini soalnya agak susah karena soalnya terlalu panjang, benar tidak?
RGD : Iya
Peneliti : Berarti kurang suka sama soal yang terlalu panjang ya ceritanya?
RGD : Iya
Peneliti : Baik Ghalih kakak coba-coba tanya dulu ya.
RGD : Iya
Peneliti : Ghalih, paham tidak apa yang dimaksud pada soal nomor 1?
RGD : Tidak sih
Peneliti : Oke karena Ghalih tidak paham, kalau yang Ghalih ketahui ada tidak pada nomor 1?
RGD : Ada
Peneliti : Coba Ghalih sebutkan apa yang Ghalih ketahui dari soal nomor 1
RGD : Dari yang ditanyakan dari soal tersebut.. tidak ada.
Peneliti : Ghalih ada melihat angka-angka tidak di nomor 1
RGD : Ada
Peneliti : Angka berapa dengan angka berapa Ghalih?
RGD : 19 sama 8
Peneliti : Kalau Ghalih lihat lagi ukuran apa yang 19 itu?
RGD : Uang kertas
Peneliti : Sekarang coba Ghalih bayangkan uang kertas itu berbentuk bangun datar apa Ghalih?
RGD : Segi panjang
Peneliti : Lebih tepatnya itu persegi panjang. Persegi panjang itu ada ukuran apa?
RGD : Ukuran..
Peneliti : Panjang sama..
RGD :Llebar
Peneliti : Sekarang ada 2 angka disitu, ada 2 yang disebutkan. Yang pertama itu dia menyebutkan sisi
apa pada persegi panjang. Yang kita ketahui ukurannya ada panjang sama lebar. Kalau yang
19 itu apa?
RGD : Lebar uang kertas.
265

Peneliti : Lebar uang kertas atau panjang uang kertas?


RGD : Panjang
Peneliti : Sekarang kalau untuk lebar sisinya berapa Ghalih?
RGD : 8 cm
Peneliti : Lanjut ya Ghalih ya, yang kakak lihat disitu Ghalih hanya menuliskan angka 19. Alasannya
karena Ghalih bilang soalnya susah. Ghalih tahu tidak apa yang ditanyakan dari soal itu?
RGD : Tidak
Peneliti : Coba Ghalih baca di ujung soal dia minta bantu apa sama Ghalih. Dapatkah..
RGD : Dapatkah kamu membantu untuk menghitung luas uang yang diukur Edo?
Peneliti : Dari yang Ghalih baca berarti dia minta bantu apa disitu?
RGD : Panjang lebar uang kertas
Peneliti : Lebih tepatnya itu soal ini minta bantu Ghalih untuk menghitung luas.
RGD : Oh..
Peneliti : Nah menghitung luas ya Ghalih. Dari apa yang sudah disebutkan tadi, ada yang Ghalih kurang
pahami?
RGD : Nomor 2?
Peneliti : Tidak nomor 1 masih Ghalih.
RGD : Oh
Peneliti : Iya, yang tadi Ghalih sudah sebutkan diketahuinya seperti ini yang ditanyanya seperti ini.
Yang belum Ghalih ketahui juga sudah kakak luruskan kalau panjangnya segini bang lebarnya
segini dan yang ditanyakan juga ini. Dari apa yang sudah disebutkan tadi masih ada yang
Ghalih kurang pahami tidak?
RGD : Udah paham semua
Peneliti : Ghalih bagaimana cara untuk membuat rencana penyelesaiannya?
RGD : Haa?
Peneliti : Bagaimana cara untuk membuat rencana penyelesaiannya 1?
RGD : Rencana penyelesaiannya..
Peneliti : Oke kakak bantu ya. Bangun datar apa yang harusnya Ghalih gambar di nomor 1 ini?
RGD : Nomor 1..
Peneliti : Uang itu berbentuk bangun datar apa?
RGD : Persegi
Peneliti : Persegi apa?
RGD : Panjang
Peneliti : Seharusnya yang kita gambar di nomor 1 itu adalah persegi panjang. Tapi yang Ghalih gambar
itu bangun datar apa?
RGD : Persegi empat
Peneliti : Udah benar atau belum gambarnya?
RGD : Belum
Peneliti : Berarti yang benarnya itu persegi..
RGD : Persegi panjang
Peneliti : Dipanjangkan sedikit ya sisi atasnya dan bawahnya jadi namanya persegi panjang. Ghalih
tahu tidak apa rumus dari untuk menghitung luas persegi panjang?
RGD : Tidak tahu
Peneliti : Oke kakak beri tahu lagi ya kalau rumus persegi panjang itu adalah panjang kali lebar.
RGD : (mengangguk)
Peneliti : Nah Ghalih sudah mengetahui rumus dan sudah menggambar yang tadi ini (sambil menujuk
gambar bangun datar perserta didik) yang tadi ini, meskipun salah juga sudah diluruskan sudah
diberi tahu. Sekarang bagaimana cara Ghalih untuk menyelesaikannya?
RGD : Mencari jawaban
266

Peneliti : Nah bagaimana cara mencari jawabannya itu?


RGD : Menghitung …
Peneliti : Yang Ghalih tuliskan disitu apa?
RGD : Jawabannya
Peneliti : Jawabannya gimana yang Ghalih tuliskan?
RGD : 4p panjang kali lebar sama dengan luas 3
Peneliti : Luas 3 itu Ghalih dapat dari mana?
RGD : Mencari-cari saja.
Peneliti : Oke lanjut nih dibaagian bawahnyasudah Ghalih tuliskan rumusnya. Sekarang bagian
bawahnya coba?
RGD : (nampak berpikir)
Peneliti : Coba Ghalih sebutkan.
RGD : Panjang kali lebar sampai tambah 1 sama dengan lebar 2
Peneliti : Oke lanjut lagi. Tapi sebelum lanjut Ghalih paham tidak rumusnya ini sampai ini? Paham
tidak?
RGD : Tidak sih
Peneliti : Coba bagian bawahnya coba Ghalih sebutkan Ghalih berapa dengan berapa angkanya?
RGD : 19 kali 8 sama lebar 2 19 kali 8 sama dengan 92
Peneliti : Oh. Ghalih menemukan jawaban 19 kali 2 itu adalah 92. Menurut Ghalih jawabannya sudah
benar atau salah?
RGD : Benar
Peneliti : Tapi di kunci jawabannya, mohon maaf ya Ghalih jawabannya kurang tepat. Seharusnya itu
19 kali 8 itu adalah 152. Nah untuk satuan yang digunakan untuk satuan rumus luas ini adalah
cm pangkat 2. Harus ada pangkat 2 nya, itu juga harus Ghalih tuliskan. Nah ada kesulitasn
tidak dalam menghitung luas tadi? Karena jawaban Ghalih sebelumnya kurang tepat. Ada
kesulitan kah dalam menghitung perkalian?
RGD : Mengangguk
Peneliti : Setelah Ghalih melaksanakan rencana penyelesaian, dan diperolehlah jawabannya berapa
tadi?
RGD : 902
Peneliti : 902?
RGD : Eh 92
Peneliti : Ternyata jawabannya kurang tepat. Yang tepat adalah 152. Nah Ghalih ada tidak menuliskan
kalau jawabannya itu benar atau salah? Di lembar jawaban Ghalih ya
RGD : Nah ini benar
Peneliti : Dari mana Ghalih yakin kalau jawabannya benar?
RGD : Tersebut sudah benar
Peneliti : Oh seperti itu saja kah? Karena ada pertanyaan kak apakah caa tersebut sudah benar atau
salah langsunglahh Ghalih tulis jawabannya benar, seperti itu?
RGD : He’em
Peneliti : Oke sekarang Ghalih ada tidak menuliskan kesimpulam disitu? Di soal nomor 1 lembar
jawabannya. Jadi luas dari bangun datar tersebut adalah .. ada menuliskan itu tidak?
RGD : Tidak
Peneliti : Menurut Ghalih soal nomor 1 ini ada cara lain tidak dalam menyelesaikannya? Ada rumus
lain tidak dalam menyelesaikannya?
RGD : Ada
Peneliti : Kalau ada coba Ghalih sebutkan apa?
RGD : Itu ada tapi tidak tahu.
Peneliti : Baik kalau tidak tahu tidak apa-apa.
267

Butir Soal 2
Peneliti : Ghalih kita lanjut lagi ya untuk soal nomor 2 nya. Ghalih coba kamu baca dulu soal yang ada
pada nomor 2
RGD : Lani mulai membersihkan lantai dengan menggunakan penyapu. Ketika menyapu Lani
memperhatikan ubin lantai yang berbentuk persegi. Lani penasaran dengan ukuran ubin lantai
tersebut, setelah selesai piket ia langsung mengambil penggaris dan menghitung ukuran ubin
lantai. Adapun ukuran ubin yang telah diukur oleh Lani adalah sebagai berikut.
Peneliti : Oke Ghalih sudah membaca soalnya, setelah membaca soalnya menurut Ghalih soalnya
mudah, sedang atau susah?
RGD : Susah
Peneliti : Ghalih paham tidak maksud dari soal nomor 2?
RGD : Tidak paham
Peneliti : Oke yang kakak lihat ini ya pada lembar jawaban Ghalih, Ghalih tidak menuliskan jawaban
pada soal nomor 2. Kalau boleh tahu Ghalig kenapa tidak menuliskan jawaban?
RGD : Karena waktu sudah terlambat
Peneliti : Oh waktunya tidak cukup ya? Selain itu soalnya juga susah untuk dipahami ya makanya tidak
dikerjakan. yang dikerjakan hanya soal nomor 1. Seperti itu?
RGD : (mengangguk)
Peneliti : Oke kalau dari yang Ghalih lihat bisa tidak Ghalih mengerjakan soalnya ini, kalau waktunya
cukup?
RGD : Juga tidak
Peneliti : Juga tidak bisa..
RGD : Soalnya susah
Peneliti : Baik terima kasih ya Ghalih.
268

Lampiran C5
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Rendah
Kriteria Nilai Tertinggi
Butir Soal 1
Peneliti : Antoni, boleh Antoni sebutkan nama lengkap Antoni apa?
A : Antoni saja kak, tidak ada nama lengkap.
Peneliti : Sebelum wawancara, Antoni boleh dibaca dulu soalnya. Bacanya di dalam hati saja ya
Antoni.
A : Baik kak
Peneliti : Oke soalnya sudah dibaca, setelah Antoni baca ni soalnya hanya dibaca ni ya menurut Antoni
soalnya gimana mudah, sedang atau susah?
A : sedang
Peneliti : Antoni paham tidak maksud dari soal nomor 1?
A : hm sedikit paham
Peneliti : Boleh Antoni sebutkan coba sebutkan dimana sedikit pahamnya itu?
A : Sedikit pahamlah..
Peneliti : Hm seperti bagaimana, Antoni lihat oh ini maksudnya seperti ini nih soalnya seperti itu. Ada
tidaka?
A : Apa ya..
Peneliti : Hm gimana?
A : Dia itu seperti.. dia itu seperti ini kali.
Penliti : Oh dikali?
A : Dikali panjang sama p kali 19
Peneliti : Oh seperti itu, baik. Antoni sekarang Antoni bisa tidak sebutkan kembali apa yang Antoni
ketahui dari soal itu?
A : hm.. tidak ada yang saya ketahui
Peneliti : Di lembar jawaban Antoni, Antoni menuliskan p dikali 19. Boleh kakak tahu alasannya
mengapa Antoni menuliskan p dikali 19?
A : Apa?
Peneliti : Boleh diberi tahu alasannya mengapa Antoni menuliskan p kali 19??
A : Itu karena ini, makanya memilih jawaban seperti itu
Penliti : Yang Antoni lihat itu Cuma tuliskan itu 19 saja kah, 8 nya tidak dituliskan?
A : Tidak
Peneliti : 8 nya tidak dituliskan karena Antoni merasa itu bukan jawaban seperti itu?
A : Merasa seperti jawaban, tapi saya merasa itu seperti bukan jawaban.
Peneliti : Baiklah dari apa yang sudah diketahui, pasti kalau soal dia ada pertanyaan kan? Nah di dalam
soal itu apa yang ditanyakan?
A : Yang ditanyakan itu Edo diberi u.. uang jajan oleh ibu.
Peneliti : Oh itu pertanyaannya? Baiklah. Dari apa yang Antoni sebutkan ada yang Antoni kurang
pahami?
A yang belum tahu yang ini (sambil menunjuk soal)
Peneliti :Oh itu masih kurang ya. Antoni kakak luruskan dulu ya, untuk di nomor 1 itu yang kita ketahui
itu ukurannya sama dengan bukan menggunakan kali tapi ukuran panjangnya panjang sama
dengan 19 cm. 8 ini jjuga disebutkan itu namanya ukuran lebar. Lebarnya 8 cm. apa yang
ditanyakan dari soal itu ada di bawah ini. Dapatkah kamu membantu Edo untuk menghitung
269

ukuran luas uang yang dikasi oleh ibu? Nah artinya disitu kita diminta untuk membantu Edo
untuk menghitung ukuran luas. Sampai disitu paham?
A : Paham
Peneliti : Antoni sudah memahami apa yang sudah diketahui dan apa yang sudah ditanyakan dari soal
dari apa yang sudah kakak luruskan tadi. Nah selanjutnya bagaimana cara Antoni untuk
membuat rencana penyelesaian untuk menyelesaikan soal ini?
A : Hm tinggal dicari jawabannya
Peneliti : Kalau disitu ada tidak gambar bangun datar yang seharusnya digambar?
A : Ada
Peneliti : Gambar apa itu Antoni?
A : Hm.. apa ya? Lupa saya.
Peneliti : Kalau dilihat dari soalnya Antoni ingat tidak?
A : Ingat
Peneliti : Nah itukan dia bilang uang. Uang itu berbentuk bangun datar Antoni?
A : Bangun datar hm.. lupa terus saya
Peneliti : Kakak coba luruskan kembali ya kalau bangun datarnya bangun datar persegi panjang.
A : Oh gitu
Peneliti : Nah Antoni tahu tidak rumus luas dari persegi panjang
A : Nidak tahu
Peneliti : nah kakak coba sebutkan kembali untuk rumus luasnya adalah panjang kali lebar. Oke sampai
disitu saja ya. Antoni sudah tahu nih rumusnya udah juga menggambar bangun datarnya.
Sekarang Antoni bisa tida menuliskan angka yang ada di pertanyaan tadi?
A : Tidak bisa
Peneliti : Oke di lembar jawaban pada saat melaksankan rencana penyelesaian itu Antoni menuliskan
panjang kali lebar sama dengan 107. Bisa dijelaskan mengapa Antoni menuliskan itu?
A : Ini seperti dikali
Peneliti : Artinya Antoni cumin menuliskan rumus langsung menuliskan hasilnya seperti itu?
A : Iya
Peneliti : Antoni hasilnya dapat 107?
A : 170
Peneliti : Oh hasilnya 107 atau 170 Antoni?
A : Oh iya 107
Peneliti : Oke dalam menghitung hasilnya ada kesulitan tidak dalam menghitung perkaliana
A : Tidak ada
Peneliti : Antoni sudah melaksanakan rencana penyelesaian sudah dapat hasilnya nih. Antoni yakin
belum kalau jawabannya benar atau salah?
A : Yakin kalau jawabannya benar
Peneliti : Pada lembar jawaban Antoni tidak menuliskan cara yang dikerjakan benar atau salah dan
tidak juga menuliskan kesimpulan hanya menuliskan hasil. Boleh Antoni jelaskan alasannya
mengapa tidak menuliskan tadi?
A : Karena lupa cara menuliskan
Peneliti : Oh berarti cuma lupa ini bukan karena tidak paham?
A : Tidak
Peneliti : Artinya Antoni lupa cara menuliskannya seperti itu ya?
A : Iya
Peneliti : Sebelumnya Antoni ada merasakan kesulitan?
A : Ada
Peneliti : Selain lupa?
A : Hm selain lupa..itu..
270

Peneliti : Tidak ada? Oke terima kasih ya Antoni

Butir Soal 2
Peneliti : Antoni sekarang kita akan lanjut pada nomor 2, Antoni baca soalnya dulu membacanya di
dalam hati saja ya.
A : Baik kak. Sudah
Peneliti : Oke Antoni setelah membaca soalnya tadi untuk soal nomor 2 ya apakah soalnya mudah,
sedang atau susah?
A : sudah sih
Peneliti : Antoni paham tidak maksud dari soal nomor 2?
A : Sedikit paham
Peneliti : Sedikit paham itu coba Antoni sebutkan ke kakak seperti bagaimana
A : Sebutkan ya..
Penliti : Tidak apa-apa sedikit saja?
A : Yang saya paham itu luas kali lebar
Peneliti : Antoni sekarang coba sebutkan apa yang diketahui dari soal tersebut?
A : Yang diketahui tidak ada yang tahu
Peneliti : Bisa disebutkan tidak alasan mengapa di bagaian ketahui Antoni menuliskan p kali 35?
A : Itu seperti yang dikalikan itu. Ini bah seperti itu kan..
Peneliti : Oh seperti dikalikan gitu ya? Selanjutnya mengapa Antoni tidak menuliskan apa yang
ditanyakan dari soal itu?
A : Lupa
Penliti : Oh lupa, bisa diterima ya. Dari apa yang sudah Antoni sampaikan ada yang Antoni kurang
pahami?
A : Ada
Peneliti : Apa?
A : Yang…
Peneliti : Yang di bagian diketahui dan ditanyakan. Itu ada yang kurang dipahami tidak?
A : yang kurang dipahami itu tidak tahu rumusnya.
Peneliti : Antoni bagaimana cara Antoni untuk membuat rencana penyelesaian yang ada pada soal
nomor 2 ini?
A : Nomor b cara menyelesaikannya..
Peneliti : Hm bangun datar apa yang Antoni gambar disitu?
A : Bangun datar.. lupa lagi
Peneliti : Coba Antoni lihat ini supaya diingat kembali itu bangun datar ap aitu yang ada pada gambar
(sambal menunjuk soal)?
A : Persegi empat
Peneliti : Tapi yang lebih tepatnya itu di dalam matematika itu namanya bukan persegi empat Antoni
yang lebih tepatnya itu bangun datar persegi.
A : Oh bangun datar persegi
Peneliti : Iya nah kalau rumus dari bangun datar persegi Antoni tahu?
A : Tidak tahu
Peneliti : Kalau dilihat dari ukurannya yang diketahui juga tidak tahu?
A : Tahu sedikir sepertinya
Peneliti : Coba apa?
A : Tang kita ketahui itu seperti hitung-hitung
Peneliti : Tapi tidak tahu nama yang dihitung itu tadi?
A : Tidak
271

Peneliti : Kakak kembali pada soal nomor 1, soal nomor 1 itu kita menghitung panjang kali lebar. Kalau
di omor 2 ini kira-kira kita menghitung apa ya? di persegi itu kita menghitung apa?
A : Hitung ini saja
Peneliti : Namanya Antoni tidak tahu?
A : Namanya tidak tahu
Peneliti : Baik, kakak beri tahu ya. Kalau ini Antoni namanya sisi. Nah yang kita hitung sisi
A : Sisi
Peneliti : Sisi kali..
A : Lebar
Peneliti : Bukan Antoni, tapi kalau di persegi itu rumus luasnya adalah sisi kali sisi. Dia tidak ada
lebarnya Antoni. Beda dengan persegi panjang ada panjang ada lebar, tapi kalau di persegi itu
hanya ada sisi. Jadi untuk rumus luas persegi itu sisi kali sisi makanya misalnya sisi dari persegi
ini adalah 7 sisinya. Maka luasnya 7 kali 7. Tapi kalau ini luasnya adalah?
A :4
Peneliti : Oke seperti ini Antoni. Kita menuliskan ini 35 dikalikan dengan..
A : Panjang..
Peneliti : Dikalikan dengan 35
A : Dikalikan 35..
Peneliti : Iya dia harus sisi kali sisi artinya sisi yang kita ketahui itu kita tuliskan.
A : Oh seperti itu
Peneliti : Antoni ada tidak disitu Antoni menuliskan cara melaksanakan rencana penyelesaiannya?
A : Tidak
Peneliti : Yakin tidak ada nulis disitu?
A : Tidak
Peneliti : Tapi di lembar jawaban kakak ada lihat Antoni menuliskan panjang kali lebar itu sama dengan
255, nah bisa tidak Antoni jelaskan alasannya mengapa langsung nulis panjang kali lebar sama
dengan 255?
A : Ya karena itu sering dikalikan kalau yang ditulis sering dikalikan
Peneliti : Oh ini langsung dikalikan ya Antoni seperti nomor 1. Hasilnya Antoni dapatnya dua ratus..
A : Lima puluh lima
Peneliti : Nah saat menghitung ada kesulitan tidak Antoni?
A : Tidak sih
Peneliti : Oke Antoni sudah melaksanakan rencana penyelesaian udah dapat nih hasilnya, Antoni yakin
tidak jawabannya benar atau salah?
A : Tidak yakin sih benar, kalau salah salahlah.
Peneliti : Eh benar nih tidak yakin sama jawaban sendiri?
A : Tidak yakin
Peneliti : Dari mana Antoni mengatakan tidak yakin kak sama jawaban saya, bisa dijelaskan tidak,
bagaimana tidak yakinnya?
A : Karena saya itu seperti takut salah
Peneliti : Tapi mneurut Antoni hasilnya ini sudah benar atau salah?
A : Benar
Peneliti : Pada lembar jawaban sayangnya Antoni tidak lagi menuliskan cara yang dikerjakan benar
atau salah sama seperti di nomor 1 dan tidak juga menuliskan kesimpulannya. Boleh tidak
Antoni beri tahu ke kakak alasan mengapa Antoni tidak menuliskan apa yang ada di pertanyaan
nomor ini?
A : Ini?
Peneliti : Antoni tidak menuliskan jawabannya benar atau salah. Tidak juga menuliskan kesimpulan
alasannya mengapa?
272

A : Karena seperti itu, seperti tidak tahu kesimpulannya


Peneliti : Itu tidak tahu kesimpulannya dalam artian Antoni tidak paham atau kalimatnya?
A : Tidak tahu kalimatnya sih
Peneliti : Tapi Antoni paham harus menuliskan kesimpulan?
A : (mengangguk)
Peneliti : Sekarang pertanyaan terakhir ya, Antoni ada merasa kesulitan tidak saat memeriks kembali
nih menuliskan kesimpulan dan menuliskan kalau ini benar atau salah. Sulit tidak rasanya?
A : Sulit
Peneliti : Letak sulitnya seperti bagaimana itu Antoni?
A : Seperti ini, saya menulis seperti itu tu bah..
Peneliti : Pokoknya sulit untuk dijelaskan gitu ya?
A : Iya sulit untuk dijelaskan
Peneliti : Oke terima kasih Antoni atas kesediaannya untuk diwawancarai.
273

Lampiran C6
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Rendah
Kriteria Nilai Terendah
Butir Soal 1
Peneliti : Azmi, benar namana Azmi?
AHS : Benar
Peneliti : Boleh disebutkan nama lengkap Azmi apa?
AHS : Nama saya Azmi Hail Safrizen kelas 4B
Peneliti : Memangnya ada kelas 4A?
AHS : Apa?
Peneliti : Memangna ad akelas 4A?
AHS : 4A tidak ada
Peneliti : Oke B itu maksudnya semester 2 kali ya. Azmi, sebelum kita wawancara baca dulu soal yang
ada pada nomor 1 ya
AHS : Iya. Soal nomor 1 yang ini atau yang ini?
Peneliti : Soal nomor 1 itu ini sama ini
AHS : Oh itu
Peneliti : Ini soalnya, ini arahan untuk mengerjakan soalnya. Jadi bacannya dalam hati saja. Kalau
sudah bilang sama kakak.
AHS : Oke.. hm sudah
Peneliti : Azmi setelah membaca soalnya menurut Azmi soalnya mudah, sedang atau susah?
AHS : agak susah bu
Peneliti : Azmi paham tidak maksud dari soal nomor 1? Maksunya bagaimana?
AHS : Hm tidak bu
Peneliti : Boleh dijelaskan tidak letak tidak pahamnya itu dimana?
AHS : Yang.. yang disini bu yang soal nomor 1 itu yang kan apa yang diketahui dan ditanyakan dari
soal tersebut,
Peneliti : Eh apa yang Azmi jawab ini?
AHS : Ini ndak salah r..
Peneliti : Coba lihat dulu r atau h itu
AHS : Sekolah hera lia..
Peneliti : Oh seperti itu ya?
AHS : Iya
Peneliti : Azmi yang kakak lihat ini Azmi ada jawab soal ini tapi Azmi sendiri tidak paham sama apa
yang dituliskan dimaksud pun Azmi tidak paha. Sudah tidak paham sama apa yang di maksud
dan tidak paham sama apa yang dituliskan, hm alasannya boleh tidak disebutkan alasannya
mengapa?
AHS : Hm yang ini bu yang saya tidak paham bu.
Peneliti : Yang bagian pertanyaan apa?
AHS : Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian tersebut. Gambaran..
Peneliti : Gambar bangun datar apa?
AHS : Bangunan datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar luas.. ini tidak dijawab ni..
Peneliti : Azmi jawabnya apa tadi nih?
AHS : Yang mana ini atau ini?
Peneliti : Yang ini
AHS : Getukang..
274

Peneliti : Nah boleh tidak disebutkan tidak alasannya Azmi menuliskan getukang?
AHS : Yang itu agak tidak paham makanya menuliskan seperti itu
Peneliti : Oh makanya menuliskan seperti itu
AHS : Iya
Peneliti : Lanjut nih di rumus tersebut Azmi menuliskan apa nih?
AHS : Bayakolakan..
Peneliti : Bayakolakan itu maksudnya seperti bagaimana?
AHS : Bagaimana menyelesaikan rumus tersebut? Bayakolakan
Peneliti : Kakak itu nanyanya seperti ini tapi Azmi jawabannya seperti itu. Jadi bagaiana itu?
AHS : Salah
Peneliti : Bukan, bukan maksud kakak salah. Maksud kakak mengapa Azmi menuliskan itu, alasannya
saja.
AHS : Karena agak susah benar bu
Peneliti : Oh gitu
AHS : Saya menjawabanya dapat dari buku yang saya pinjam
Peneliti : Oh dapat jawabannya dari buku?
AHS : Iya
Peneliti : Kalau ini dapat dari mana ini?
AHS : Mana? Ini dari buku Bahasa Indonesia bu
Peneliti : Kalau yang ini?
AHS : IPAS
Peneliti : Oke lanjut lagi ya di bagian memeriksa kembali, bagian terakhir ya. Azmi boleh tidak
membacakan tidak jawabannya apa itu?
AHS : Dikerjakan.
Peneliti : Nah itu bagaimana tu maksudnya?
AHS : Hm. Apakah cara menyelesaikan rumah luas tersebut sudah benar? Jika sudah tulislah
kesimpuan dari soal yang telah dikerjakan. hmm ini sebenarnya ibu mudah tapi saya kira ini
jawabannya tidak ada di buku apapun bu.
Peneliti : Oh jadi Azmi menjawab meurut pemikiran sendiri seperti itu?
AHS : Iya
Peneliti : Oke sebelum lanjut ini terlalu campur-campur ini mau manggil ibu atau kakak?
AHS : Kakak
Peneliti : Yakin?
AHS : Yakin
Peneliti : Oke kakak. Nih kakak mau nanya, ini mungkin pertanyaan nomor 1 yang terakhir. Azmi
waktu mengerjakan ini Azmi tidak focus atau waktunya sudah tidak cukup?
AHS : Waktunya sudah tidak cukup lagi
Peneliti : Tidak cukup lagi makanya langsung menulsikan sesuai dengan pemikiran Azmi seperti itu
ya?
AHS : Mengangguk
Peneliti : Menururt berdasarkan buku yang pernah Azmi baca seperti itu ya?
AHS : Iya
Peneliti : Oke kalau misalnya diberi waktu yang cukup, Azmi mengerjakannya seperti bagaimana?
AHS : Mengerjakannya agak… mikir dulu sebentar ibu.
Peneliti : Tapi kalau dipikir dulu sebentar. Azmi menyebutnya ini soal yang susah atau mudah?
AHS : Yang kita pikir ni soalnya susah bu tapi dibilang sama teman itu sedang saja.
Peneliti : Oh sedang. Oke terima kasih ya Azmi.
Butir Soal 2
275

Peneliti : Azmi, sekarang kita lanjut pada nomor 2. Coba Azmi baca dulu soal yang ada pada nomor 2
AHS : Baik kak
Peneliti : Azmi setelah membaca soal nomor 2 kategori apa yang di soal nomor 2 mudah, sedang atau
susah?
AHS : Sedang
Peneliti : Azmi bilang soal nomor 2 sedang artinya lebih mudah dari soal nomor 1?
AHS : Benar
Peneliti : Oke, Azmi bisa jelaskan tidak maksud dari soal nomor 2 ini?
AHS : Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
Peneliti : Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal itu, Azmi jawabanya apa?
AHS : Kerjakan eh kerjakan bu
Peneliti : Oke kalau kakak boleh tahu alasan Azmi menuliskan kocahkan itu apa?
AHS : Macam agak susah bu
Peneliti : Ini kalau boleh tahu dapat dari mana jawabannya?
AHS : Mikir
Peneliti : Berarti ini hasil dari pemikiran sendiri ya?
AHS : Waktu tidak cukup itu bu, saya jawab itu saja bu takut ibu tidak ada udah pergi dah.
Peneliti : Ternyata di soal berikutnya ini dikerjakan ya. Ini alasan menuliskan dikerjakan apa ni di
bagian rencana penyelesaiannya
AHS : Yang nomor 2 ini bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tersebut, gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama panjang pada ubin lantai tadi? Apa
rumH luas dari bangunan datar tersebut?
Peneliti : Jawabannya dikerjakan. Nah alasannya apa nih menuliskan dikerjakan mungkin ada
alasannya.
AHS : Dikerjakan nih, dikerjakan tersebut asal ada kebocoranlah bu rumah tu
Peneliti : Oh..
AHS : Jadi dikerjakan
Peneliti : Oh seperti itu. Lanjut lagi di bagian sudah Azmi buat rencana penyelesaian, katamya
dikerjakan nih rencana penyelesaiannya. Di bagian melaksanakan rencana penyelesaian nah
ini coba Azmi bacakan ke kakak itu jawabannya apa?
AHS : Yang mana bu?
Peneliti : Sebutkan kembali yang ini.
AHS : Ini?
Peneliti : Heem
AHS : Dibetulkan
Peneliti : Itu alasannya apa menuliskan dibetulkan?
AHS : Bagaimana cara menyelesaikan rumah luas tersebut? Diibaratkan rumah yang rusak
Peneliti : Setelah Azmi in ikan menyelesaikan rencana penyelesaian Azmi bilang dibetulkan. Terus
yang terakhir di bagian memeriksa kembali yang bagian ini, in ikan pertanyaannya apa yang
Azmi kerjakan sudah benar atau belum, kalau udah benar dibuat kesimpulan. Azmi jawab apa
ini?
AHS : Dijual
Peneliti : Boleh disebutkan alasan menuliskan dijual apa?
AHS : Apa cara menyelesaikan rumah luas tersebut sudah benar? Jika sudah tuliskan disimpulin dari
soal yang telah dikerjakan. dijual
Peneliti : Alasannya mengapa bilang dijual
AHS : Kan rumahnya belum juga betul diselesaikan dijual saja bu
Peneliti : Oh oke. Sampai disini Azmi ada kesulitan tidak dalam menjawab soal nomor 2 ini?
AHS : Ada
276

Peneliti : Kesulitannya apa?


AHS : Yang sulit ini yang ini bu
Peneliti : Oh kesulitannya yang di bagian apa tadi tu?
AHS : Yang apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
Peneliti : Oh oke. Itu yang Azmi kurang pahami ya.
AHS : Iya
Peneliti : Menurut Azmi kategorinya sedang kak. Yang Azmi pahami kalau iii orang lagi betulkan
rumah ya,
AHS : Iya
Peneliti : Betulkan rumah terus nanti langsung dijual.
AHS : Iya
Peneliti : Baiklah kalau itu pemahaman dari Azmi soal nomor 2 kakak mau mengucapkan terima kasih
nih karena Azmi sudah melaksanakan menuliskan butir soal nomor 2. Tapi kakak mau
meluruskan kembali kalau di soal nomor 2 ini Azmi sebenarnya soalnya seperti ini ya. Ini apa
namanya tadi, ubin lantai kan?
AHS : Iya
Peneliti : Ubin lantai ini berbentuk bangun datar persegi
AHS : Persegi kotak
Peneliti : Persegi saja bukan persegi kotak Azmi tapi persegi. Dalam matematika itu hanya ada persegi
atau persegi panjang. Tapi kita nyebutnya kalau sisinya sama semua namanya persegi bukan
persegi empat atau persegi kotak. Paham sampai disini?
AHS : Paham
Peneliti : Ini Azmi ini namanya sisi yang Azmi tulis ini namanya 35, sisinya 35 cm. nah bangun
datarnya yang harus yang kita gambar adalah bangun datar persegi. Karena ubin lantai ini
berbentuk bangun datar persegi
AHS : Hem..
Peneliti : Rumus luas dari bangun datar persegi ini adalah sisikali sisi. Sisi yang kita ketahui tadi 35
berarti dikalikan 35 dapatlah hasilnya 1225 cm pangkat 2.
AHS : Oh..
Peneliti : Nah itu cara menghitung luasnya. Terus untuk bagian memeriksa kembalinya, kalau Azmi
sudah yakin jawabannya benar atau salah dari penghitungan itu misalnya Azmi tadi jawabanya
1225 jawabannya benar atau salah ya. Azmi yakin nih jawabannya adalah benar.
Kesimpulannya seperti ini jadi luas dari ubin lantai tersebut atau luas dari persegi tersebut 1225
cm pangkat 2. Jangan lupa untuk menuliskan cm pangkat 2 nya karena itu satuan dari luas. Nah
begitu juga dengan nomor 1. Nomor 1 ini mencari bangun datar persegi panjang. Karena uang
itu bangun datar persegi panjang. Ada panjangnya ada lebarnya.
AHS : Hem..
Peneliti : Nah panjangnya kita ketahui 19 cm dan lebarnya 8 cm langsunglah Azmi kalikan 19 kali 8
itu 152 cm harus pangkat 2 nya jangan lupa. Kalau Azmi sudah yakin jawabannya benar atau
salah tinggal Azmi tuliskan jawabannya benar dengan kesimpulannya Azmi tuliskan jadi luas
dari uang yang diukur Edo adalah 152 cm pangkat 2 atau Azmi menuliskan jadi luas dari
persegi panjang tersebut adalah 152 cm pangkat 2. Oke dari apa yang sudah kakak jelaskan,
ada yang mau ditanyakan?
AHS : Tidak
Peneliti : Berarti udah pahamkan sama jawabannya gimana?
AHS : Udah
Peneliti : Kedepannya kakak harap ketika Azmi menghadapi atau dapat lagi nih soal seperti ini Azmi
tahu cara menyelesaikannya ya.
AHS : Hem..
277

Peneliti : Oke belajar betul-betul kakak harapkan nanti bisa jadi anak yang baik, anak yang sukses terus
ngajinya nanti kalau Azmi belajar terus bisa sampai Qur’an. Aamiin
AHS : Aamiin
278

LAMPIRAN
D
279

Lampiran D1
Surat Keputusan Pembimbing Penyususan Skripsi
280

Lampiran D2
Surat Keputusan Tim Review Artikel
281

Lampiran D3
Surat Keputusan Penguji
282

Lampiran D4
Surat Tugas
283

Lampiran D5
Surat Izin Riset SD Kartika XVII-1 Pomtianak
284

Lampiran D6
Surat Izin Uji Coba Instrumen Penelitian SDN 12 Pontianak Kota
285

Lampiran D7
Surat Balasan Penelitian SD Kartika XVII-1 Pontianak
286

Lampiran D8
Surat Permohonan Validasi Validator Ahli DF
287

Lampiran D9
Surat Permohonan Validasi Validator Ahli IK

Anda mungkin juga menyukai