Anda di halaman 1dari 9

JURNAL TEMATIK p-ISSN: 1979-6633 e-ISSN: 2460-7738

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


Halaman Jurnal: https://jurnal.unimed.ac.id/2012/

MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA DENGAN


STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

Azizah Yusra Amaliyah Harahap1*, Adinda Pratiwi2


1. Pendidikan Matematika STKIP Amal Bakti
2. Pendidikan Matematika STKIP Amal Bakti
*
Email: ayusraharahap@gmail.com

Abstract: The problem in this study is the low mathematics creativity and student activity in
mathematics learning in grade 2sd junior hight school Negeri 4 Panyabungan on the subject of Cubes
and Blocks. The purpose of this study was to improve students' mathematical creativity on the subject
of cubes and blocks and also to increase student learning activities by implementing inquiry learning
strategies in the learning process. This type of research is classroom action research. The results of
creativity obtained from research in the first cycle of 53.85% were complete and the second cycle was
80.77% of the 26 students who took the learning test. Based on the results of the study it can be
concluded that there is an increase in students' mathematical creativity, student activity and the ability
of teachers to apply inquiry learning strategies in class VIII-I of SMP Negeri 4 Panyabungan.

Keywords: Math, Creativity, Inkuiry Learning Strategy

Abstrak: Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kreativitas matematika dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran matematika di kelas VIII-I SMP Negeri 4 Panyabungan pada mata pelajaran
Kubus dan Balok. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas matematika siswa pada
materi kubus dan balok serta meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan strategi
pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Hasil belajar kreativitas yang diperoleh dari penelitian pada siklus I 53,85% tuntas dan siklus II
80,77% dari 26 siswa yang mengikuti tes pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kreativitas matematika siswa, aktivitas siswa dan
kemampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran inkuiri pada siswa kelas VIII-I SMP
Negeri 4 Panyabungan.

Kata Kunci: Matematika, Kreativitas, Strategi Pembelajaran Inkuiri

PENDAHULUAN kegiatan untuk belajar, karena dengan adanya


keinginan untuk belajar maka siswa tersebut
Pendidikan merupakan rangkaian atau
akan mampu mengaktifkan dirinya dalam
kejadian komunikasi antar manusia, sehingga
kegiatan belajar. Seluruh kegiatan
manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang
pendidikan, yakni bimbingan, pengajaran,
utuh, sedangkan belajar merupakan usaha
dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan
yang berupa kegiatan hingga terjadi
pendidikan. Tujuan pendidikan adalah
perubahan pada tingkah laku, kegiatan yang
seperangkat hasil pendidikan yang tercapai
dimaksud tersebut dapat diamati dengan
oleh peserta didik setelah diselenggarakan
adanya interaksi antara individu dengan
kegiatan pendidikan.
lingkungannya, terutama lingkungan sekolah
Selanjutnya menurut Utami
yang didalamnya terdapat guru-guru dan
Munandar (2009:6), “Tujuan pendidikan
penunjang lainnya.
pada umumnya ialah menyediakan
Seorang siswa akan berhasil dalam
lingkungan yang memungkinkan anak didik
belajarnya apabila dalam dirinya terdapat
untuk mengembangkan bakat dan

151
Azizah Yusra, Adinda Pratiwi/Jurnal Tematik/Vol.10, No.3 (Desember 2020) 151-159

kemampuannya secara optimal, sehingga ia Untuk meningkatkan kreativitas siswa


dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi pada saat proses kegiatan belajar mengajar
sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan berlangsung hendaknya para siswa di dorong
pribadinya dan kebutuhan masyarakat”. agar mampu mengembangkan suatu gagasan
Dari kutipan tersebut diketahui yang baru dan rasa ingin tahu yang tinggi
melalui proses pendidikan lingkungan yang serta sering mengajukan pertanyaan yang
memungkinkan anak didik untuk baik, maka dari itu untuk mewujudkannya.
mengembangkan bakat dan kemampuannya guru harus memiliki kemampuan untuk
secara optimal agar dapat mewujudkan menggunakan model atau strategi yang tepat.
dirinya dengan sepenuhnya sesuai kebutuhan. Setiap guru menginginkan proses
Salah satu upaya untuk meningkatkan pembelajaran yang dilaksanakannya
mutu pendidikan tersebut adalah dengan menyenangkan dan berpusat pada siswa.
cara memperbaiki proses belajar disekolah. Padahal matematika merupakan pelajaran
Belajar mengajar pada dasarnya adalah yang membutuhkan kreativitas tinggi dan
interaksi antara siswa dan guru dalam situasi matematika itu memiliki peranan yang sangat
pendidikan, karena dalam proses belajar banyak dalam kehidupan sehari-hari. Dan
mengajar sering kali dijumpai hal-hal yang tujuan akhir dari semua proses itu adalah
menimbulkan kesulitan belajar mengajar penguasaan konsep dan hasil belajar yang
pada siswa terutama pada pelajaran memuaskan. Namun hasil yang diharapkan
matematika. untuk meningkatkan kreativitas siswa pada
Mata pelajaran matematika pelajaran itu justru rendah. Hal ini penulis
merupakan ilmu dasar yang menjadi tolak nyatakan sesuai fakta-fakta yang ditemukan
ukur bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dilapangan yaitu dengan memperhatikan cara
pengetahuan dan teknologi. Matematika belajar siswa dalam kelas dalam
dapat memberikan kemampuan untuk menyelesaikan latihan-latihan yang diberikan
berpikir logis dalam memecahkan masalah. guru, siswa hanya mengharapkan latihan itu
Memberi keterampilan tinggi dalam berpikir diselesaikan guru.
kritis, sistematis dan kreatif untuk Melalui strategi pembelajaran inkuiri
memecahkan masalah. Hal itu adalah modal ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
utama dalam penguasaan ilmu pengetahuan kemampuan berpikir mandiri dan siswa
teknologi untuk menghadapi persaingan dilatih untuk memiliki kemampuan yang
global. lebih baik dalam komunikasi, dan suasana
Dari penerapan di atas, jelas bahwa belajar terasa lebih efektif, kerja kelompok
matematika memegang peranan yang sangat dalam strategi ini dapat membangkitkan
penting dalam kehidupan. Dalam praktek semangat siswa untuk memiliki keberanian
pembelajaran matematika dianggap sebagai dalam mengemukakan pendapat dan berbagi
suatu pelajaran yang sulit. Pelajaran yang informasi dengan teman lainnya dalam
tidak menyenangkan, bahkan tidak sedikit membahas materi.
siswa yang bersikap acuh terhadap pelajaran Rendahnya hasil belajar siswa lebih
matematika. Selain itu bisa juga disebabkan terlihat khususnya pada pokok bahasan kubus
oleh cara mengajar guru yang tidak sesuai dan balok yang bersifat abstrak sehingga
dengan karakteristik siswa. memerlukan visualisasi atau model-model
Menurut Munandar (dalam Asrori pembelajaran yang relevan. Selain itu juga
2004: 41) menyatakan bahwa “kreativitas tidak menutup kemungkinan terhadap pokok
adalah kemampuan yang mencerminkan bahasan lain yang diajarkan pada mata
kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam pelajaran matematika yang dapat
berpikir serta kemampuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam suatu
mengolaborasi suatu gagasan” permasalahan matematika. Penggunaan

152
Azizah Yusra, Adinda Pratiwi/Jurnal Tematik/Vol.10, No.3 (Desember 2020) 151-159

strategi pembelajaran inkuiri kreativitas antara lain menggambar, membuat grafik,


matematika salah satu alternatif lain untuk chart, diagram peta, dan pola. (6) Kegiatan-
dapat menigkatkan kreativitas siswa. kegiatan metrik, yang termasuk di dalamnya
Salah satu cara yang dapat dilakukan antara lain melakukan percobaan, memilih
untuk meningkatkan kreativitas siswa adalah alat-alat, melaksanakan pameran, membuat
dengan melaksanakan strategi pembelajaran model, menyelenggarakan permainan,
yang lebih cocok untuk diterapkan guru. menari, dan berkebun. (7) Kegiatan-kegiatan
Strategi pembelajaran yang sebaiknya mental, yang termasuk di dalamnya antara
diterapkan adalah pembelajaran yang lain merenungkan, mengingat, memecahkan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk masalah, menganalisis, melihat, hubungan-
mengembangkan nilai kreativitasnya, Salah hubungan dan membuat keputusan. (8)
satu alternatif yang ditempuh oleh guru Kegiatan-kegiatan emosional, yang termasuk
dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa di dalamnya antara lain minat, membedakan,
yaitu dengan strategi pembelajaran inkuiri. berani, tenang, dan lain-lain.
Dalam penerapan strategi pembelajaran Dari penjelasan dari beberapa ahli
inkuiri diharapkan dapat berusaha mencari tersebut terlihat bahwa aktivitas belajar
solusi yang sudah disiapkan sesuai hasil yang adalah segenap rangkaian kegiatan atau
diinginkan. Dengan demikian siswa belajar aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh
matematika juga bisa lebih aktif dalam seseorang yang mengakibatkan perubahan
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam dirinya, berupa perubahan
proses pembelajaran disekolah dengan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya
penerapan strategi pembelajaran inkuiri dapat tergantung pada sedikit banyaknya
meningkatkan kreativitas siswa. perubahan. Inkuiri adalah mengajukan
Paul (Hamalik, 2011: 172) membagi pertanyaan-pertanyaan, yaitu pertanyaan-
aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu: pertanyaan yang dapat dijawab dan
(1) Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk mengantarkan pada pengujian dan eksplorasi
di dalam kegiatan visual diantaranya bermakna.
membaca, melihat gambar-gambar, Inkuiri adalah seni dan sains tentang
mengamati eksperimen, demonstrasi, mengajukan dan menjawab pertanyaan-
pameran, dan mengamati orang lain bekerja pertanyaan yang menghendaki pengamatan
atau bermain. (2) Kegiatan-kegiatan lisan dan pengukuran, eksperimen, refleksi, dan
(oral), yang termasuk di dalamnya antara lain pengakuan atas kekuatan-kekuatan dan
mengemukakan suatu fakta atau prinsip, kelemahan-kelemahan dari metode
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan penyelidikan yang digunakan.
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan Menurut W Gulo (2002:84-85) Strategi
pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. pembelajaran inkuiri berarti rangkaian
(3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yang kegiatan belajar yang melibatkan secara
termasuk di dalamnya antara lain maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mendengarkan penyajian bahan, mencari dan menyelidiki secara sistematis,
mendengarkan percakapan atau diskusi, kritis, logis, analisis sehingga mereka dapat
mendengarkan suatu permainan, merumuskan sendiri penemuannya dengan
mendengarkan radio. (4) Kegiatan-kegiatan penuh percaya diri.
menulis, yang termasuk di dalamnya antara Ciri-ciri pembelajaran inkuiri menurut
lain menulis cerita, menulis laporan, Sanjaya (2008:196-197) antara lain: (1)
memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, Menekankan kepada aktivitas siswa secara
membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan maksimal untuk mencari dan menemukan
mengisi angket. (5) Kegiatan-kegiatan artinya, dalam pembelajaran inkuiri itu
menggambar, yang termasuk di dalamnya menempatkan sebagai subjek belajar. (2)

153
Azizah Yusra, Adinda Pratiwi/Jurnal Tematik/Vol.10, No.3 (Desember 2020) 151-159

Seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk balok. (3) Melukis jarring-jaring kubus,
mencari dan menemukan jawaban sendiri balok serta menghitung luas permukaan.
dari sesuatu yang dipertanyankan, sehingga b. Menyusun buku panduan guru (BPG)
dapat menumbuhkan sikap percaya diri. (3) Dalam menyusun BPG guru mengunakan
Mengembangkan kemampuan berpikir secara strategi pembelajaran inkuiri. Dimana
sistematis, logis, dan kritis atau guru dapat mengajukan pertanyaan atau
mengembangkan kemampuan intelektual mendorong siswa yang bersifat terbuka
sebagai bagian dari proses mental. dan member peluang kepada siswa untuk
Secara umum proses pembelajaran mengarahkan diri mereka sendiri, dan
inkuiri menurut Sanjaya (2008:202-205) mengatur lebih banyak pertanyaan lain.
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai c. Membuat LKS (Lembar Kerja Siswa)
berikut: (a) Orientasi; (b) Merumuskan d. Membuat tes kreativitas matematika
masalah; (c) Mengajukan hipotesis; (d) siklus I
Mengumpulkan data; (e) Menguji hipotesis; 2. Pelaksanaan Tindakan
(f) Merumuskan kesimpulan
Yaitu tentang kreativitas siswa
METODE PENELITIAN menerapkan prosedur penelitian dalam
Jenis penelitian yang digunakan dalam preoses belajar dengan strategi pembelajaran
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan inkuiri, yaitu dengan menggunakan langkah-
Kelas atau Clasroom Action Research (CAR). langkah pengajaran sebagai berikut: (a)
Sedangkan metode penelitian yang dilakukan Mengajukan pertanyaan atau pokok
adalah penerapan strategi pembelajaran permasalahan. (b) Merumuskan hipotesis
inkuiri untuk meningkatkan kreativitas siswa yaitu jawaban sementara atas pertanyaan atau
pada pembelajaran khususnya pada materi solusi permasalahan. (c) Mengumpulkan
kubus dan balok. data. (d) Menganalisis data. (e) Membuat
Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 kesimpulan.
siklus bertujuan untuk mencapai tujuan 3. Pengamatan/Observasi
tersebut. Mekanisme ini melalui tahap-tahap
sebagai berikut: Dalam penelitian tindakan kelas
pengamatan dilaksanakan dengan beberapa
SIKLUS 1 aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (1) Melakukan pengamatan terhadap
aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Persiapan yang dilakukan untuk Hasil/output dari tahap ini adalah hasil
melaksanakan penelitian tindakan kelas, pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam
antara lain: pembelajaran. (2) Melakukan pengamatan
a. RPP terdiri dari 2 set, dengan RPP untuk terhadap kegiatan guru dalam mengelola
3 kali pertemuan. Keenam RPP tersebut pembelajaran. Hasil/output dari tahap ini
secara garis besar dijabarkan sebagai adalah hasil pengamatan terhadap
berikut: Membuat RPP (3 kali pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
pertemuan). Alokasi yang digunakan 2 x oleh guru. (3) Melakukan pengamatan
45 menit dengan sub pokok kubus dan terhadap respon siswa terhadap perangkat
balok. Penjabaran indikator kreativitas pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran
matematika siswa adalah (1) Mengenal yang dilakukan oleh guru. Hasil/output dari
dan menyebutkan bidang rusuk, diagonal tahap ini adalah hasil pengamatan respon
bidang, bidang diagonal, diagonal ruang terhadap perangkat pembelajaran dan
kubus dan balok; (2) Melukis kubus dan pengelolaan pembelajaran.

154
Azizah Yusra, Adinda Pratiwi/Jurnal Tematik/Vol.10, No.3 (Desember 2020) 151-159

Hasil yang diperoleh pada tahap LAS, buku siswa, kelompok belajar pada
observasi adalah lembar pengamatan siklus 2 yang berbeda dari kelompok pada
aktivitas aktif siswa, pengamatan siklus 1 dan rencana perbaikan tindakan
pengelolaan pembelajaran dan respon siswa siklus 2.
terhadap perangkat pembelajaran. Observasi 2. Tindakan
dilakukan oleh guru Matematika SMP Negeri Tindakan pada siklus 2 yaitu guru
4 Panyabungan. melakukan pembelajaran dengan menerapkan
4. Tahap Refleksi pembelajaran strategi inkuiri, guru
Refleksi merupakan langkah untuk memberikan permasalahan untuk
menganalisis hasil kerja siswa dan aktivitas didiskusikan oleh setiap kelompok.
guru. Analisis dilakukan untuk mengukur,
baik kelebihan maupun kekurangan yang 3. Observasi
terdapat pada siklus I. Kemudian Observasi dilakukan di dalam kelas, pada
mendiskusikan hasil analisis bersama saat pelaksanaan tindakan berlangsung.
kolaborator untuk perbaikan pada Observasi yang dilakukan merupakan
pelaksanaan siklus berikutnya: (1) Terdapat pengamatan terhadap seluruh kegiatan siswa
75% dari jumlah siswa yang mengikuti tes dan guru. Kegiatan siswa yang diamati
memiliki kreativitas minimal cukup; (2) adalah aktivitas siswa. Kegiatan guru yang
Meningkatnya aktivitas siswa di dalam kelas diamati adalah pengelolaan pembelajaran
yang disesuaikan dengan penerapan strategi oleh guru. Observasi dilakukan oleh guru
pembelajaran inkuiri yang terlihat dari matematika SMP Negeri 4 Panyabungan
lembar observasi telah mencapai 80%; (3) yang telah mempelajari pembelajaran strategi
Apabila tingkat kemampuan guru dalam inkuiri. Hasil dari tahap ini adalah nilai
mengelola pembelajaran untuk tiap lembar observasi aktivitas siswa dan
pertemuan mencapai kriteria minimal cukup pengelolaan pembelajaran.
baik.
4. Refleksi
SIKLUS 2 Tahap ini dilakukan untuk
1. Perencanaan menganalisa dan memberikan arti terhadap
Apabila pada tahapan refleksi siklus 1 data yang diperoleh, memperjelas data,
secara klasikal siswa belum memiliki sehingga didapat kesimpulan dari tindakan
kemampuan pemecahan masalah dan yang dilakukan. Refleksi ini dilakukan untuk
kemampuan komunikasi matematis maka memberi kesimpulan apakah hipotesis
dilaksanakan siklus 2 dimana dilakukan tindakan tercapai atau tidak dan melihat
perubahan tindakan. Tindakan siklus 1 yaitu kelemahan-kelemahan dan kelebihan-
(1) pemilihan anggota kelompok asal kelebihan yang terjadi pada siklus 2.
dilakukan oleh guru berdasarkan hasil yang Refleksi pada siklus 2 diharapkan agar
diperoleh pada siklus 1, (2) pemilihan kreativitas matematika siswa meningkat.
anggota kelompok asal dilakukan oleh guru, Hasil dari tahap refleksi adalah keputusan
(3) kelemahan proses pembelajaran siklus berlanjut atau berhenti. Siklus
pembelajarn strategi inkuiri pada siklus 1 berhenti apabila secara klasikal siswa
yaitu siswa yang berkemampuan rendah memiliki 75% ketuntasan terhadap
hanya 3 (tiga) orang yang aktif dalam hal kreativitas matematika siswa.
meminta bantuan terhadap kelompoknya, dan
(4) siswa yang berkemampuan tinggi Rancangan Penelitian
cenderung memberi bantuan tanpa penjelasan
terhadap siswa berkemampuan rendah. Hasil Berdasarkan penelitian tindakan kelas
yang diperoleh pada tahap ini adalah RPP, yang dilakukan Sumiati Arikunto menjadi

155
Azizah Yusra, Adinda Pratiwi/Jurnal Tematik/Vol.10, No.3 (Desember 2020) 151-159

acuan dari berbagai model penelitian NP = Nilai persen yang dicari (dalam
tindakan atau action research. Untuk persen)
mewujudkan harapan-harapan tersebut maka, R = Skor mentah yang diperoleh siswa
penelitian tindakan itu dirancang dengan SM = Skor maksimum ideal dari tes yang
proses pengkajian berdaur (cyclical) yang bersangkutan
terdiri dari 4 (empat) fase kegiatan yaitu: Penguasaan 80% skor mentahnya adalah
Perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, 80
observsi dan refleksi.   100  80
100
Penguasaan 65% skor mentahnya adalah
Teknik dan Alat Pengumpulan Data 65
  100  65
1. Tes 100
Tes diberikan setelah pokok bahasan Penguasaan 55% skor mentahnya adalah
diajarkan. Tes terdiri dari soal bentuk essay 55
yang disusun berdasarkan isi materi Kubus   100  55
100
dan Balok sebanyak 10 butir soal dengan Selanjutnya berdasarkan bahasan-
criteria penilaian tertentu. bahasan kriteria tersebut pedoman
pengklasifikasian nilai sebagai berikut:
2. Observasi
Menggunakan lembar observasi untuk Tabel 1.
mengukur partisipasi siswa dalam proses Pedoman Pengklasifikasian Nilai
belajar mengajar.
No Klasifikasi nilai Pematokan nilai
1 Sangat baik 90-100
Teknik Analisis Data 2 Baik 80-89
3 Cukup 70-79
Analisis Data Kreativitas Matematika 4 Rendah 55-69
Siswa 5 Sangat Rendah 0-54
Data yang diperoleh dari hasil tes
kreativitas siswa melalui strategi Siklus ini berhenti apabila 85 % siswa
pembelajaran inkuiri. Permasalahan dalam mendapatkan klasifikasi minimal “CUKUP”
penelitian ini dilakukan langkah – langkah dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes.
untuk menjawabnya, yaitu sebagai berikut: Apabila kriteria di atas belum terpenuhi
(1) Peneliti akan menggunakan tes awal maka perlu diadakan tindakan lanjutan
siswa untuk mengetahui kreativitas siswa sampai kriteria di atas terpenuhi.
sebelum diberi tindakan, tujuannya untuk
mengetahui kreativitas matematika siswa. (2) HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah penerapan strategi pembelajaran PENELITIAN
inkuiri digunakan dalam pembelajaran pada
materi kubus dan balok maka peneliti akan Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas
kembali memberikan tes disetiap akhir Siklus I
siklus, tujuannya untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam belajar matematika Hasil Tes Kreativitas Matematika Siswa
pada materi kubus dan balok.
Peneliti menggunakan rumus : Siklus I merupakan pembelajaran mata
R pelajaran matematika dengan pokok bahasan
NP = x100%
SM Kubus dan Balok dengan strategi
Keterangan: pembelajaran inkuiri. Siklus I dilaksanakan
tiga kali pertemuan.

156
Azizah Yusra, Adinda Pratiwi/Jurnal Tematik/Vol.10, No.3 (Desember 2020) 151-159

Secara kuantitatif, tingkat pemahaman


konsep siswa dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Hasil Tes Kreativitas Matematika Siswa Siklus I
Jumlah
Interval Persentasi
No. Siswa Kategori Penilaian
Nilai (%)
(orang)
1 90 – 100 0 0.00 Sangat Baik
2 80 – 89 5 19,23 Baik
3 70 – 79 9 34,62 Cukup
4 55 – 69 8 30,76 Rendah
5 0 – 54 4 15,39 Sangat Rendah
Total 26 100

Dari tabel di atas diperoleh 5 siswa atau karena jumlah siswa yang memperoleh
19,23% yang kreativitasnya berada pada kategori minimal cukup adalah 14 orang
kategori ”tinggi”, 9 siswa atau 34,62% siswa atau 53,85% dari 26 siswa yang
berada pada kategori ”cukup”, 8 siswa atau mengikuti tes, sementara kriteria yang
30,76% berada pada kategori ”rendah” dan ditetapkan adalah terdapat minimal 80%
pada kategori ”sangat rendah” 4 siswa atau siswa harus memiliki tingkat kreativitas pada
15,39%. Bila ditinjau dari nilai rata-rata tes kategori “cukup”. Untuk lebih jelasnya dapat
kreativitas siswa, maka terdapat peningkatan dicermati gambar tingkat kreativitas siswa
dibandingkan dengan nilai rata-rata pretes. pada siklus I berikut :
Namun peningkatan ini belum signifikan,

10 9
8
8
6 5
4
4
2 0
0
Sangat Baik Cukup Rendah Sangat
baik rendah

Gambar. 1
Grafik Kreativitas siswa Siklus 1
Dari grafik di atas dapat dilihat menekan jumlah siswa, sehingga terjadi
kreativitas matematika siswa. Diharapkan penurunan pada siklus berikutnya.
pada kategori penilaian “sangat tinggi, tinggi,
dan cukup” diharapkan adanya peningkatan Siklus II
jumlah siswa yang signifikan pada siklus Seperti siklus I, siklus II ini terdiri
berikutnya. Sedangkan untuk kategori dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
penilaian “rendah dan sangat rendah” refleksi.
dilakukan upaya semaksimal mungkin untuk

157
Azizah Yusra, Adinda Pratiwi/Jurnal Tematik/Vol.10, No.3 (Desember 2020) 151-159

Hasil Tes Kreativitas Siswa menjadikan proses pembelajaran berlangsung


Pelaksanaan tindakan siklus II secara efektif.
merupakan lanjutan kegiatan dari siklus I. Secara kuantitatif, tingkat kreativitas
Tindakan pada siklus ini adalah usaha untuk matematika siswa pada tes kreativitas
meningkatkan kreativitas matematika siswa. matematika siswa pada Siklus II dapat dilihat
Selain itu, tindakan ini juga berusaha untuk pada tabel 3
Tabel 3
Hasil Kreativitas Matematika Siswa Siklus II
Interval Jumlah Siswa Persentasi Kategori
No.
Nilai (orang) (%) Penilaian
1 90 – 100 1 3,84 Sangat Baik
2 80 – 89 7 26,93 Baik
3 70 – 79 13 50 Cukup
4 55 – 69 5 19,23 Rendah
5 0 – 54 0 0,00 Sangat Rendah
Total 26 100

Dari tabel di atas diperoleh 1 siswa sebanyak 21 orang siswa dari 26 siswa yang
atau 3,84% yang tingkat kreativitasnya mengikuti tes atau tingkat kreativitas
berada pada kategori “sangat baik”, 7 siswa matematika siswa secara klasikal adalah
atau 26,93% pada kategori “baik”, 13 siswa 80,77%. Tingkat kreativitas matematika
atau 50% pada kategori “cukup”, dan 5 siswa siswa yang direncanakan yaitu minimal 80%
atau 19,23% pada kategori “sangat rendah”. telah terpenuhi. Maka penelitian ini berhenti
Secara klasikal tingkat kreativitas siswa pada siklus II.
adalah 80,77%, sehingga terjadi peningkatan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari
rata – rata kreativitas matematika. siswa diagram tingkat pemahaman konsep pada
sebesar 26,92%. Pada siklus II jumlah siswa siklus II berikut ini :
yang memperoleh kategori minimal cukup

14 13
12
10
8 7
6 5
4
2 1
0
0
Sangat Rendah Cukup Tinggi Sangat
Rendah Tinggi

Gambar 3.2
Grafik Kreativitas Siklus II

Berdasarkan grafik di atas pada kreativitas matematika siklus I. Dimana pada


kategori “rendah” dan “sangat rendah” terjadi kategori “sangat rendah” pada siklus I
penurunan dibandingkan hasil tingkat berjumlah 4 orang dan pada siklus II tidak

158
Azizah Yusra, Adinda Pratiwi/Jurnal Tematik/Vol.10, No.3 (Desember 2020) 151-159

ada siswa yang berada pada kategori “sangat


rendah”. Dan pada kategori ”tinggi” dan
“cukup” terjadi peningkatan yaitu kategori
“sangat tinggi ” 1 siswa dan kategori 7 siswa,
sedangkan kategori “cukup” dari 9 siswa
menjadi 13 siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, Muhammad. (2009) Psikologi Remaja:
Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2009) Prosedur
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Rineka Cipta
B.Suryosubroto. (2009) Proses Belajar
Mengajar Disekolah, Jakarta :
PT.Rineka Cipta.
Daryanto. (2010). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. (2010), Belajar dan Mengajar.
Bandung : CV. Yrama Widya.
Depdiknas. (2007). Pengembangan Model
Pembelajaran. Jakarta
Dimyati, Mudjiono. (2009) Belajar &
Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka
Cipta
Gulo W. (2002). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Gamedia.
Hamalik, Oemar. (2011) Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Hamzah. (2010) Strategi Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Munandar, Utami. (2009). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Nurkencana, Wayan dan Sumartana. (1986).
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Pramudya, Ahmad. (2006), Menumbuhkan
Kematangan Berpikir. Jakarta: Edsa
Mahkota

159

Anda mungkin juga menyukai