Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aditya Pratama Jaya Wardani

NIM : 530074433

Kepemimpinan Pusat

Kepemimpinan pusat dalam pendidikan memiliki artian tentang lembaga pemerintah pusat yang
berisi pimpinan eksekutif dalam menjalankan manajemen pendidikan disuatu Negara. Sehingga
kepemimpinan pusat dalam hal ini adalah gambaran dari pemerintah pusat. Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia pengertian pemerintah pusat adalah penguasa yang bertugas di pusat,
melingkungi seluruh pemerintah daerah. Pemerintahan pusat adalah seluruh penyelenggaraan
pemerintahan yang tidak diselenggarakan daerah otonom (Abdullah, 2016). Menurut Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pengertian Pemerintah Pusat
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kemudian adapun kementrian yang berwenang dalam penyusunan kebijakan yang merupakan
salah produk kepemimpinan pendidikan adalah Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tugas dan fungsi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan adalah sebagai berikut (Kurniatun & Suryana, 2016) :

Tugas

Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Fungsi :

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan;
2. Pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan;
3. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu dan kesejahteraan guru dan pendidik
lainnya, serta tenaga kependidikan;
4. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
5. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
6. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
7. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di daerah;
8. Pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra;
9. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta kebudayaan; dan
10. Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kesimpulan :

Kepemimpinan pusat pendidikan merupakan kepemimpinan tertinggi dalam suatu Negara yang
memiliki kewenangan menentukan arah kebijakan pendidikan di Indonesia. Adapun contoh
kebijakan yang sudah disusun oleh kepemimpinan pusat pendidikan adalah :

1. Kurikulum Merdeka Belajar

2. Perencanaan Berbasis Data

3. Bantuan Operasinal Sekolah dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan

Kepemimpinan Daerah

Kepemimpinan daerah sendiri kemudian merupakan tangan panjang dari pemerintah pusat untuk
meneruskan kebijakan kepemimpinan pusat. Pengertian Pemerintah Daerah menurut Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Otonom oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas Desentralisasi.
Sedangkan pengertian Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah
Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah. Selanjutnya kepemimpinan daerah melalui
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur pembagian
wewenang antara pemerintah pusat dan daerah. Pada pasal 6 dijelaskan “Pemerintah Pusat
menetapkan kebijakan sebagai dasar dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan” (Pazos,
2014). Lebih lanjut pada Pasal 9 ayat (1) dijelaskan “Urusan pemerintahan terdiri dari urusan
pemerintahan absolut, konkuren, dan umum”. Pada ayat (3) dijelaskan urusan pemerintahan
konkuren adalah urusan Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah
menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah (Pasal 9 ayat (4)). Otonomi daerah yang diikuti
dengan otonomi pendidikan juga diikuti dengan otonomi kurikulum di satuan pendidikan.
Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Ini yang menjadi dasar bagi satuan pendidikan untuk menyusun kurikulum
operasionalnya yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Wulandari, 2022).

Kesimpulan :
Kepemimpinan daerah adalah kepanjangan dari kepemimpinan pusat dalam penyusunan
kebijakan pendidikan. Melalui peraturan mengenai otonomi daerah pemerintah daerah kemudian
memiliki kewenangan lebih untuk menyesuaikan kebijakan pusat dengan kondisi di daerah.
Contoh praktik kepemimpinan daerah adalah menyusun kurikulum yang berbasi muatan local.

Hubungan Kepemimpinan Pusat dan Daerah Pendidikan

Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada hakikatnya adalah pembagian
kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pembagian kewenangan ini telah diatur
dalam berbagai peraturan perundang-undangan tentang pemerintahan daerah (Abdullah, 2016).
Pemerintah Pusat menyusun kurikulum nasional, pemerintah daerah menyusun muatan lokal dan
kebijakan operasioanl terkait implementasi kurikulum nasional dan muatan lokal di satuan
pendidikan. Kebijakan operasional ini dapat berupa pembinaan dan pendampingan dalam rangka
implementasi kurikulum, penyesuaian muatan lokal sesuai dengan arah pembangunan daerah,
dan perencanaan implementasi yang akan dilakukan. Pendidikan merupakan salah satu urusan
pemerintahan konkuren dan urusan pemerintahan wajib yang kewenangannya terbagi menjadi:

1. Pusat menetapkan standar. Standar adalah suatu norma atau pesyaratan yang dirumuskan
dalam bentuk kriteria, metode, proses, dan praktik yang seharusnya dipenuhi. Pemerintah Pusat
memiliki kewenangan :

a) menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK),

b) melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan


yang menjadi kewenangan Daerah.

2. Daerah menetapkan kebijakan daerah berpedoman pada NSPK dari Pusat. Apabila NSPK
belum tersedia, daerah tetap melaksanakan urusan pemerintahan daerah sesuai kebijakan daerah.

3. Pada bidang pendidikan, Provinsi mengelola pendidikan menengah dan khusus, dan
Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan
nonformal.

Kesimpulan

Kepemimpinan pusat dan daerah merupakan gambaran kepimimpinan tertinggi dalam mengurusi
kebijakan yang salah satunya adalah kebijakan pendidikan. Kepemimpinan pusat melalui
wewenangnya bisa menyusun peraturan kebijakan nasional dan kepemimpinan daerah melalui
otonomi daerah bisa menyusun kebijakan muatan local. Sinergi antara kedua kepemimpinan ini
harus bisa selaras sehingga cita-cita nasional mencerdaskan kehidupan bangsa bisa berjalan
dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, D. (2016). Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah. Jurnal Hukum
POSITUM Vol. 1, No. 1, Desember 2016, 83-103.

Kurniatun, T. C., & Suryana, A. (2016). Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan Dasar.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Pazos, C. S. (2014). Analysis Of Micro-Earthquakes In The San Gabriel Mountains Foothills


Region And The Greater Pomona Area As Recorded By A Temporary Seismic
Deployment. Pomona: California State Polytechnic University.

Wulandari, A. (2022). Diversifikasi Kurikulum Satuan Pendidikan dalam Perspektif Hubungan


Pemerintahan Pusat dan Daerah. INTEGRALISTIK Volume 33 Nomor 2 (2022) : Juli
2022, 79-89.

Anda mungkin juga menyukai