Anda di halaman 1dari 26

KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DALAM

BERBAGAI ASPEK

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1

Helda Karina (04132000013)

Vanny Heryani (04132000026)

Okta Wulandari (04132000022)

Dea Maharani Rizky S (04132000042)

Wanda Adi Saputra (04132000027)

Badri Nasution (04132000037)

Renaldi Afreza (04132000033)

Mata Kuliah : Organisasi Manajemen Pemerintah

Dosen Pengampuh : Eva Kurnia Farhan, S,IP.,M.PA

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUSI RAWAS

Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan judul “Kewenangan
Pemerintah Pusat dalam Berbagai Aspek”.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaikinya.

Akhir kata kami berharap semoga hasil tugas tentang persoalan


dalam kwenangan pemerintah pusat dalam berbagai aspek ini dapat memberi
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Lubuklinggau, 8 November 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

1.1............................................................................................................... Lata

r Belakang.............................................................................................1

1.2...............................................................................................................Rum

usan Masalah.........................................................................................2

1.3...............................................................................................................Tujua

n............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3

2.1. Pengertian Pemerintah Pusat...............................................................3

2.2. Kewenangan Pemerintah Pusat............................................................4

BAB III PENUTUP...................................................................................19

3.1. Kesimpuan...........................................................................................19

3.2. Saran....................................................................................................20

DAFTARPUSTAKA.................................................................................21

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan UUD 1945, negara Indonesia adalah Negara Kesatuan

yang berbentuk Republik. Sesuai ketentuan pasal 4 ayat (1) UUD 1945,

dalam penyelenggaraan pemerintahan dinyatakan bahwa Presiden

Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan. Mengingat

wilayah Indonesia yang sangat luas, UUD 1945 beserta perubahannyan

telah memberikan landasan konstitusional mengenai penyelenggaraan

pemerintahan di Indonesia.

Sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari dasar konstitusional tersebut,

satuan pemerintahan di bawah pemerintah pusat yaitu daerah provinsi dan

kabupaten/kota memiliki urusan yang bersifat wajib dan pilihan. Provinsi

memiliki urusan wajib dan urusan pilihan. Selain itu ditetapkan pula

kewenangan pemerintah Pusat menjadi urusan Pemerintahan yang

meliputi: politik luar negeri; pertahanan; keamanan; yustisi; moneter dan

fiskal nasional; pendidikan, dan agama. Walaupun dengan ketentuan

pemberlakuan otonomi seluas-luasnya dalam UUD 1945, namun muncul

pula pengaturan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 yang

membagi urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah

provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian pemerintah pusat!

2. Berikan penjelasan mengenai kewenangan pemerintah pusat!

1.3. Tujuan

1. Untuk lebih memahami mengenai pengertian pemerintah pusat.

2. Untuk lebih memahami mengenai penjelasan kewenangan

pemerintah pusat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pemerintah Pusat

Pemerintah pusat merupakan pemerintahan yang memiliki

kedudukan tinggi dalam kedaulatan negara. Pemerintah pusat tentunya

memiliki kewenangan khusus dalam mengatur dan menjalankan tugasnya.

Untuk mengetahuinya lebih dalam. Wewenang merupakan hak yang

dimiliki suatu badan yang dijalankan untuk mengatur dan menguasai

sesuatu sesuai dengan peraturan yang diberikan untuk mencapai suatu

tujuan yang telah disepakati. Bambang Waluyo SH MH (2016: 57).

Kewenangan tersebut berlaku pula bagi pemerintah yang berdaulat

atas suatu daerah. Di Indonesia sendiri, pemerintah pusat memiliki

kewenangan dalam mengatur kehidupan warga negara Indonesia agar tetap

terus berjalan dengan aman dan damai. berdasarkan Pasal 1 ayat 1 UU No.

23 Tahun 2014, bahwa Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik

Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan mentri sebagaimana yang

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. berdasarkan konsep negara kesatuan, kedaulatan negara atas

wilayah atau daerah dipegang sepenuhnya oleh satu pemerintahan pusat di

mana terdapat unsur persatuan (union) maupun kesatuan (unity). Maka

dari itu pemerintah pusat termasuk pemegang kekuasaan tertinggi.

Sedangkan perbedaan kewenangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah berdasarkan PP No. 25 Tahun 2000 adalah sebagai

berikut : Kewenangan Pemerintah Pusat mencakup kewenangan dalam

3
bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter

dan fiskal, agama serta kewenangan bidang lain.  Kewenangan bidang lain

yang dimaksud meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional, dan

pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem

administrasi negara dan lembaga perekonomian negara. Kemudian

pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan

sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan

standardisasi nasion

2.2. Kewenangan Pemerintah Pusat

Secara umum, pengertian pemerintah adalah kelompok orang yang

memiliki wewenang untuk memerintah suatu negara. Adapun kewenangan

pemerintah pusat diantaranya:

a. Bidang Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kemajuan

suatu bangsa, sebab untuk menjadi bangsa yang maju merupakan suatu

cita–cita yang diharapkan pada suatu negara. Pada Undang-undang Dasar

1945 pemerintah memberikan petunjuk bahwa pemerintah mendapatkan

amanat untuk menjamin hak-hak warga negara dalam mendapatkan

layanan pendidikan, selain itu pemerintah juga berkewajiban untuk

menyelenggarakan satu sistem pengajuan nasional. Kepedulian pemerintah

akan pendidikan juga terlihat pada besarnya alokasi dana untuk pendidikan

dari APBN, ini membuktikan keseriusan pemerintah untuk menjamin tiap-

tiap warga negaranya agar mendapatkan pendidikan yang layak.

4
Dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 pasal 12, tercantum bahwa

pendidikan termasuk ke dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan

dengan Pelayanan Dasar. Lebih detail berdasarkan UU tersebut, urusan

pendidikan anak usia dini dan nonformal (PAUDNI) serta pendidikan

dasar (SD dan SMP) menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

Kemudian urusan pendidikan menengah (SMA dan SMK) dan pendidikan

khusus menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

Kebijakan pendidikan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

diarahkan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut:

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju

terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan

anggaran pendidikan secara berarti

2. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta

meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga

tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam

peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat

mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan

3. Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional

berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen.

4. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah

5
sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta

meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh

sarana dan prasarana memadai

5. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik

oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem

pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

6. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi, termasuk teknologi bangsa sendiri dalam

dunia usaha, terutama usaha kecil, menengah, dan koperasi.

7. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah

sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta

meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh

sarana dan prasarana memadai.

b. Bidang Piscal dan Moneter

Pemerintah pusat dalam sistem kerjanya di bidang piscal dan moneter

saling terhubung dan stabil untuk perekonomian indonesia yang baik dan

mengurangi kemiskinan yank ada

a. Kebijakan moneter:

1. menjaga kesetabilan uang

2. menempatkan sektor keuangan sebagai support sistem secara

keseluruhan

3. Mendistribusikan sumber daya keuangan secara seimbang

6
b. Kebijakan fiskal l:

1. Mengatur pajak sesuai dengan pendapatan masyarakat

2. Memperbanyak jumlah tenaga kerja dan meminimalisasi kan jumlah

pengangguran

3. Menjaga nilai mata uang indonesia terhadap mata uang asing.

Fiscal dan moneter dikatakan sangat saling hubungan nya dalam

memaksimalkan neraca pembayaran contoh nya sebagai berikut

Y = C+I+G+(X-M) Jika Y < 0 = Defisit

Jika Y > 0 = Surflus

Jika Y =0 Seimbang

Ket:

Y : Neraca pembayaran

C : Konsumsi

G : Belanja pemerintah

X : Ekspor

M : Impor

Note : Defisit adalah lebih banyak pengeluaran keuangan

egara dari pada pemasukan keuangan negara sedangkan

surflus kebalikannya yaitu lebih banyak pemasukan

keuangan negara dari pada pengeluaran keuangan negara

c. Bidang Keagamaan

Pemerintah pusat melaksanakan tugas didalam bidang keagamaan di

Indonesia, dimana negara tidak terlepas dari agama.UU no 23 tahun 2014

7
" Bahwa segala aturan yang ada kaitannya dengan agama merupakan

urusan absolute, kewenangannya tidak diberikan kepada daerah." Sistem

kerja Pemerintahan pusat dalam urusan agama melalui organisasi / Menteri

agama.

1. Organisasi dari pusat dan daerah , terdapat instansi urusan agama,

tetapi kebijakan dari pusat daerah hanya menjalankan.

2. Mengurusi tentang Kebijakan Agama.

- Kuota haji

- Hari raya idul Fitri/ adha

- Pernikahan

-Pendidikan Agama, Organisasi keagamaan

(NU/Muhammadiyah, LDII dll)

- Perguruan tinggi dan rector

3. Tugas urusan agama pusat adalah menjaga toleransi dan

kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

4. Melimpahkan wewenang kepada instansi vertikal yang ada di

daerah atau gubernur sebagai wakil pemerintah pusat berdasarkan

asas dekonsentrasi. Dimana daerah hanya menjalankan kebijakan

dari pusat tentang urusan agama.

5. Menetapkan status kewarganegaraan sesuai keturunan ataupun

hati nurani. Pasal 29 ayat 2

6. Biaya keagamaan masuk didalam APBN dan APBD, daerah

berhak membiayai tentang rumah ibadah, anggaran dan lainnya

tentang agama.

8
d. Bidang Luar Negeri(Internasional)

Hubungan Luar Negeri adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek

regional dan internasional yang dilakukan oleh Pemerintah di tingkat pusat

dan daerah, atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha,

organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau

warga negara Indonesia.

UU 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dilandasi

pemikiran bahwa penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan

politik luar negeri memerlukan ketentuan-ketentuan yang secara jelas

mengatur segala aspek yang menyangkut sarana dan mekanisme pelaksanaan

kegiatan tersebut.

Kebijakan yang diatur dalam UU 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar

Negeri diantaranya adalah:

1. Penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik

luar negeri, termasuk sarana dan mekanisme pelaksanaannya,

koordinasi di pusat dan perwakilan, wewenang dan pelimpahan

wewenang dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan

pelaksanaan politik luar negeri.

2. Ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok mengenai pembuatan

dan pengesahan perjanjian internasional, yang pengaturannya

secara lebih rinci, termasuk kriteria perjanjian internasional yang

pengesahannya memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan

Rakyat, ditetapkan dengan undang-undang tersendiri.

9
3. Perlindungan kepada warga negara Indonesia, termasuk

pemberian bantuan dan penyuluhan hukum, serta pelayanan

konsuler.

4. Aparatur hubungan luar negeri.

e. Bidang Sosial

Program Perlindungan dan Jaminan Sosial.

Perlindungan Sosial dimaksudkan untuk mencegah dan menangani risiko dari


guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau 
masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan
kebutuhan dasar minimal.

Perlindungan Sosial dilaksanakan melalui :

1. Bantuan Sosial.

Bantuan Sosial dimaksudkan agar seseorang, keluarga, kelompok,


dan/atau  masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial
dapat tetap hidup secara wajar. Bantuan Sosial bersifat sementara dan/atau
berkelanjutan dalam bentuk :

 Bantuan langsung;
 Penyediaan aksesibilitas; dan/atau
 Penguatan

2. Advokasi Sosial

Advokasi sosial dimaksudkan untuk melindungi dan membela


seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang dilanggar
haknya. Advokasi sosial diberikan dalam bentuk penyadaran hak dan
kewajiban, pembelaan, dan pemenuhan hak.

3. Bantuan

Bantuan hukum diselenggarakan untuk mewakili kepentingan


Warga Negara yang menghadapi masalah hukum dalam pembelaan atas
hak, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Bantuan hukum
diberikan dalam bentuk pembelaan dan konsultasi hukum.

Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang


diselenggarakan oleh Negara guna menjamin Warga Negaranya untuk

10
memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam
Deklarasi PBB Tentang Hak Asasi Manusia (HAM) Tahun 1948 dan
Konvensi ILO Nomor 102 Tahun 1952. Utamanya adalah sebuah bidang
dari Kesejahteraan Sosial yang memperhatikan perlindungan sosial, atau
perlindungan terhadap kondisi yang diketahui sosial,
termasuk kemiskinan, usia lanjut, kecacatan, pengangguran, keluarga
dan anak-anak, dan lain-lain.

Jaminan Sosial dimaksudkan untuk :

1. Menjamin fakir miskin, anak yatim piatu terlantar, lanjut usia


terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan
mental, eks penderita penyakit kronis yang mengalami masalah
ketidakmampuan sosial-ekonomi agar kebutuhan dasarnya
2. Menghargai pejuang, perintis kemerdekaan, dan keluarga pahlawan
atas jasa- jasanya.

Jaminan Sosial diberikan dalam bentuk asuransi Kesejahteraan


Sosial dan    bantuan langsung berkelanjutan. Jaminan sosial diberikan
dalam bentuk tunjangan berkelanjutan.

1. Asuransi Kesehatan
2. Asuransi Kesejahteraan Sosial diselenggarakan untuk melindungi
Warga Negara yang tidak mampu membayar premi agar mampu
memelihara dan mempertahankan taraf Kesejahteraan Sosialnya.
3. Asuransi Kesejahteraan Sosial diberikan dalam bentuk bantuan
iuran oleh Pemerintah.
4. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial meliputi :
 Bantuan Sosial Korban Bencana Alam;
 Bantuan Sosial Korban Bencana Sosial;
 Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran;
 Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial;
 Jaminan Sosial;
 Bantuan Tunai Bersyarat/PKH.

4.Program Rehabilitasi Sosial.

Rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan


mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial
agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Rehabilitasi sosial
dapat dilaksanakan secara persuasif, motivatif, koersif, baik dalam
keluarga, masyarakat, maupun panti sosial.

11
Rehabilitasi sosial diberikan dalam bentuk:

1. Motivasi dan diagnosis psikososial;


2. Perawatan dan pengasuhan;
3. Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan;
4. Bimbingan mental spiritual;
5. Bimbinganfisik;
6. Bimbingan sosial dan konseling psikososial;
7. Pelayanan aksesibilitas;
8. Bantuan dan asistensi sosial;
9. Bimbingan resosialisasi;
10. Bimbingan lanjut;dan/atau
Program Rehabilitasi Sosial meliputi:
1. Pelayanan Sosial Anak;
2. Pelayanan Sosial Lanjut Usia;
3. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat;
4. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza;
dan
5. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial.
Program Pemberdayaan Sosial.

Pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk:

1. Memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat


yang mengalami masalah Kesejahteraan Sosial agar mampu
memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
2. Meningkatkan peran serta lembaga dan/atau perseorangan sebagai
potensi dan sumber daya dalam penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial.

Pemberdayaan sosial dilakukan melalui:

1. Peningkatan kemauan dan kemampuan;


2. Penggalian potensi dan sumber daya;
3. Penggalian nilai- nilai dasar;
4. Pemberian akses; dan/atau
5. Pemberian bantuan

Pemberdayaan sosial dilakukan dalam bentuk:

1. Diagnosis dan pemberian motivasi;


2. Pelatihan keterampilan;

12
3. Pendampingan;
4. Pemberian stimulan modal, peralatan usaha, dan tempat usaha;
5. Peningkatan akses pemasaran hasil usaha;
6. Supervisi dan advokasi sosial;
7. Penguatan keserasian sosial;
8. Penataan lingkungan;
9. dan/atauBimbingan lanjut.

Program pemberdayaan sosial meliputi:

1. Penanggulangan Kemiskinan.

Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan, program,


dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok
dan/atau masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai
sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
yang layak bagi kemanusiaan.

Penanggulangan kemiskinan ditujukan untuk:

1. Meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kemampuan dasar


serta kemampuan berusaha masyarakat miskin;
2. Memperkuat peran masyarakat miskin dalam pengambilan
keputusan kebijakan publik yang menjamin penghargaan,
perlindungan, dan pemenuhan hak- hak dasar;
3. Mewujudkan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial
yang memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh
kesempatan seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar dan
peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan; dan
4. Memberikan rasa aman bagi kelompok masyarakat miskin dan
rentan.

Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dalam bentuk:

1. Penyuluhan dan bimbingan sosial;


2. Pelayanan sosial;
3. Penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha;
4. Penyediaan akses pelayanan kesehatan dasar;
5. Penyediaan akses pelayanan pendidikan dasar;
6. Penyediaan akses pelayanan perumahan dan permukiman; dan/atau
7. Penyediaan akses pelatihan, modal usaha, dan pemasaran hasil
8. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil;

13
9. Pemberdayaan Keluarga;
10. Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat;
11. Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan
Sosial.

5. Program Penanganan Fakir Miskin.


Program penanganan fakir miskin meliputi:
1. Program Keluarga Harapan (PKH);
2. Kelompok Usaha Bersama (KUBe) melalui pemberdayaan Keluarga
Sangat Miskin (KSM) perkotaan dan perdesaan;
3. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar (PSLUT);
4. Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (RSPD);
5. Program Perlindungan Sosial Anak (PPSA);
6. Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) pada
tahun 2013;
7. Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) pada tahun 2014;
8. Bantuan Beras Miskin (Raskin).

f. Bidang Kesehatan

Dibawah ini adalah pembagian urusan pemerintahan bidang kesehatan antara

pemerintahan pusat.

N PEMERINTAH DAERAH DAERAH


URUSAN
O PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

Pengelolaan Pengelolaan
upaya kesehatan UKP rujukan Pengelolaan UKP
Upaya perorangan tingkat Daerah Daerah kabupaten/kota
1
Kesehatan (UKP) rujukan provinsi/lintas dan rujukan tingkat
nasional/lintas Daerah Daerah kabupaten/kota.
Daerah provinsi. kabupaten/kota.

14
N PEMERINTAH DAERAH DAERAH
URUSAN
O PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

Pengelolaan
Pengelolaan
UKM Daerah
upaya kesehatan
provinsi dan Pengelolaan UKM
masyarakat
rujukan tingkat Daerah kabupaten/kota
(UKM) nasional
Daerah dan rujukan tingkat
dan rujukan
provinsi/lintas Daerah kabupaten/kota.
nasional/lintas
Daerah
Daerah provinsi.
kabupaten/kota.

Penyelenggaraan Penerbitan izin


registrasi, rumah sakit
Penerbitan izin rumah
akreditasi, dan kelas B dan
sakit kelas C dan D dan
standardisasi fasilitas
fasilitas pelayanan
fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat
pelayanan kesehatan
Daerah kabupaten/kota.
kesehatan publik tingkat Daerah
dan swasta. provinsi.

Penerbitan izin
rumah sakit kelas
A dan fasilitas
pelayanan
kesehatan
penanaman
modal asing
(PMA) serta
fasilitas
pelayanan
kesehatan tingkat
nasional.

2 Sumber Daya Penetapan Perencanaan Penerbitan izin praktik


Manusia standardisasi dan dan dan izin kerja tenaga
(SDM) registrasi tenaga pengembangan kesehatan.
Kesehatan kesehatan SDM kesehatan
Indonesia, tenaga untuk UKM
kesehatan warga dan UKP
negara asing Daerah
(TK-WNA), serta provinsi.
penerbitan
rekomendasi

15
N PEMERINTAH DAERAH DAERAH
URUSAN
O PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

pengesahan
rencana
penggunaan
tenaga kerja
asing (RPTKA)
dan izin
mempekerjakan
tenaga asing
(IMTA).

Penetapan
penempatan
Perencanaan dan
dokter spesialis
pengembangan SDM
dan dokter gigi
kesehatan untuk UKM
spesialis bagi
dan UKP Daerah
Daerah yang
kabupaten/kota.
tidak mampu dan
tidak diminati.

Penetapan
standar
kompetensi
teknis dan
sertifikasi
pelaksana Urusan
Pemerintahan
bidang
kesehatan.

Penetapan
standar
pengembangan
kapasitas SDM
kesehatan.

Perencanaan dan
pengembangan
SDM kesehatan
untuk UKM dan

16
N PEMERINTAH DAERAH DAERAH
URUSAN
O PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

UKP Nasional.

Penerbitan
Penyediaan obat, pengakuan
Sediaan vaksin, alat pedagang besar
Farmasi, Alat kesehatan, dan farmasi (PBF) Penerbitan izin apotek,
3 Kesehatan, suplemen cabang dan toko obat, toko alat
dan Makanan kesehatan cabang kesehatan dan optikal.
Minuman program penyalur alat
nasional. kesehatan
(PAK) .

Pengawasan
ketersediaan Penerbitan izin
Penerbitan izin usaha
pemerataan, dan usaha kecil obat
mikro obat tradisional
keterjangkauan tradisional
(UMOT).
obat dan alat (UKOT).
kesehatan.

Pembinaan dan
pengawasan
industri, sarana
produksi dan
sarana distribusi
Penerbitan sertifikat
sediaan farmasi,
produksi alat kesehatan
obat tradisional,
kelas 1 (satu) tertentu
alat kesehatan
dan PKRT kelas 1
dan perbekalan
(satu) tertentu
kesehatan rumah
perusahaan Rumah
tangga (PKRT),
tangga.
bahan obat,
bahan baku alam
yang terkait
dengan
kesehatan.

Pengawasan pre- Penerbitan izin


market obat, obat produksi makanan dan
tradisional, minuman pada industri
kosmetika, alat
kesehatan,

17
N PEMERINTAH DAERAH DAERAH
URUSAN
O PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

PKRT, dan
makanan rumah tangga.
minuman.

Pengawasan
post-market obat,
obat tradisional, Pengawasan post-
kosmetika, alat market produk
kesehatan, makanan minuman
PKRT, dan industri rumah tangga.
makanan
minuman.

Pemberdayaan Pemberdayaan
masyarakat masyarakat
bidang kesehatan bidang
Pemberdayaan
melalui tokoh kesehatan
masyarakat bidang
nasional dan melalui tokoh
kesehatan melalui
Pemberdayaan internasional, provinsi,
tokoh kabupaten/kota,
Masyarakat kelompok kelompok
4 kelompok masyarakat,
Bidang masyarakat, masyarakat,
organisasi swadaya
Kesehatan organisasi organisasi
masyarakat dan dunia
swadaya swadaya
usaha tingkat
masyarakat serta masyarakat dan
kabupaten/kota.
dunia usaha dunia usaha
tingkat nasional tingkat
dan internasional. provinsi.

18
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pemerintah pusat merupakan pemerintahan yang memiliki

kedudukan tinggi dalam kedaulatan negara. Pemerintah pusat tentunya

memiliki kewenangan khusus dalam mengatur dan menjalankan tugasnya.

Untuk mengetahuinya lebih dalam. Wewenang merupakan hak yang

dimiliki suatu badan yang dijalankan untuk mengatur dan menguasai

sesuatu sesuai dengan peraturan yang diberikan untuk mencapai suatu

tujuan yang telah disepakati. Bambang Waluyo SH MH (2016: 57).

Sedangkan perbedaan kewenangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah berdasarkan PP No. 25 Tahun 2000 adalah sebagai

berikut: Kewenangan Pemerintah Pusat mencakup kewenangan dalam

bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter

dan fiskal, agama serta kewenangan bidang lain.  Kewenangan bidang lain

yang dimaksud meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional, dan

pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem

administrasi negara dan lembaga perekonomian negara. Kemudian

19
pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan

sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan

standardisasi nasion

3.2. Saran

Adapun kita sebagai generasi muda bangsa ini sebaiknya dapat

melakukan upaya untuk menjalankan dan berkontribusi dalam upaya

mewujudkan kewenangan pemerintah yang ada guna sebagai penerus

bangsa dan mensejahterakan upaya-upaya yang telah ada. Dan ikut serta

dalam menciptakan rencana-rencana pemerintah untuk membangun

perekonomian, pembangunan, Kesehatan, serta kesejahteraan bangsa dan

negara ini.

20
DAFTARPUSTAKA

Desain Fungsi Kejaksaan pada Restorative Justice karya Dr. Bambang

Waluyo SH MH (2016: 57).

Politik Hukum dalam Negara Kesatuan Upaya Menciptakan

Harmonisasi Pembangunan Hukum yang ditulis oleh Dr. Nurus Zaman, S.H.,

M.H. (2020: 78)

https://www.bphn.go.id yang diakses pada 27 Oktober 2021: a) politik luar

negeri; b) pertahanan; c) keamanan; d) yustisi; e) moneter dan fiskal nasional; dan

f) agama.

Abang, Joglo. (2019). UU 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri.

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-37-1999-hubungan-luar-negeri?amp.

Diakses tanggal 24 November 2021.

Hafidati, Putri. (2020). Kebijakan Publik Terhadap Pendidikan di

Indonesia Masa Pemerintahan Orde Reformasi. Jurnal Magister Ilmu Hukum. 5

(1): 64-65.

21
Hakim, Lukman. (2016). Pemerataan Akses Pendidikan bagi Rakyat

Sesuai dengan Amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tenang Sistem

Pendidikan Nasional. Jurnal EduTech. 2 (1):73-64.

http://sitirejo-tambakromo.desa.id/2020/12/14/program-kebijakan-sosial-

indonesia/

https://pemerintah.net/pembagian-urusan-pemerintahan-bidang-kesehatan/

22

Anda mungkin juga menyukai