PROPOSAL
Oleh:
HERLINA
NIM 2017030
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN………………...……………………………..ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Fokus Penelitian...............................................................................7
C. Rumusan Masalah............................................................................8
D. Tujuan Penelitian ............................................................................8
E. Manfaat Penelitian...........................................................................9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...46
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sastra dapat berfungsi sebagai karya seni yang bisa digunakan sebagai sarana
menghibur diri pembaca, hal ini sesuai dengan pendapat Warren (Yanti, 2015:1)
yang menyatakan bahwa membaca sebuah karya sastra fiksi berarti menikmati
Begitu besar pengaruh sastra pada manusia dari dulu hingga saat ini.
Seiring perkembangannya, salah satu karya sastra yang dikenal saat ini adalah
cerpen (cerita pendek). Menurut Priyatni (2012:126) cerita pendek adalah salah
satu bentuk karya fiksi. Cerita pendek sesuai dengan namanya, memperlihatkan
sifat yang serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah
pelaku dan jumlah kata yang digunakan. Peristiwa yang disajikan memang
singkat, tetapi mengandung kesan yang dalam. Oleh karena itu jelaslah bahwa
cerpen memang jenis karya sastra yang mengandung kesan yang mendalam dan
Sebuah cerpen yang mengandung kesan yang mendalam yaitu cerpen yang
1
ikut merasakan tentang apa yang terjadi pada karya tersebut. Karya tersebut
biasanya mempunyai tema dan isi yang dapat mempengaruhi pembaca antara lain
menyatakan bahwa dalam karya sastra sosok perempuan sering dibicarakan dan
dibicarakan. Perempuan adalah sosok yang memiliki dua sisi. Di satu pihak,
gila. Disisi lain ia dianggap lemah, anehnya kelemahan itu dijadikan alasan oleh
perempuan yang dari lahir hanya mengikuti kodratnya sebagai perempuan saja
hamil, melahirkan, menyusui, membesarkan anak, dan mendidik anak. Selain itu,
makanan, mencuci baju, menyetrika pakaiannya, dan juga melayani dalam hal
nafsu di atas ranjang. Persepsi ini sepertinya sudah terlihat dan sudah menjadi
kebiasaan. Hal ini terlihat dari segi penampilan dan eksistensi perempuan dari segi
fisiknya, perempuan dari segi fisiknya terlihat lemah dan dari segi psikisnya
gaya hidup. Bangunan citra ini dianggap penanda eksistensi manusia yang bisa
difungsikan sebagai pemandu, rujukan, tolak ukur ucapan dan tindakan manusia.
bahwa citra perempuan adalah semua wujud gambaran mental spiritual dan
tingkah laku keseharian perempuan yang menunjukkan wajah dan ciri khas
perempuan. Hal ini menunjukan bahwa citra seseorang dapat dilihat dari ekspresi
wajah yang tertuang dalam tingkah laku maupun gambaran mental. Menurut
Sugihastuti dan Suharto (Juanda dan Azis, 2018:72) citra perempuan dibedakan
menjadi dua, yaitu citra diri perempuan dan citra sosial perempuan.
Untuk memaknai citra diri perempuan dan citra sosial perempuan pada
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang mental, pikiran, dan tingkah laku
manusia. Oleh karena itu untuk mengetahui citra perempuan dapat dilihat melalui
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup
pada manusia baik selaku individu maupun kelompok dalam hubungannya dengan
sistem besar. Semunya itu disebut id, ego, dan super ego. Dalam diri orang yang
sehat, ketiga sistem ini membentuk suatu organisasi yang padu dan harmonis
dengan lingkungannya.
menyangkut citra diri perempuan dan citra sosial perempuan yaitu pada kumpulan
cerpen Istri Kedua karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah yang berjudul Cemburu
pada Istri Kedua, Istri Kedua Ayahku, Luka yang digoreskan Bidadari, Bahkan
Bukan Istri Kedua, Aku WIL, Bukan Pelakor, dan Aku Bangga, Istri Kedua jadi
Istri Pertama, Istri Pertama jadi Istri Ketiga, Istri Ketiga jadi Istri Pertama, Ada
Allah yang Menemani, Sebab Aku Istri Kedua. Pada kumpulan cerpen ini
seorang perempuan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam aspek fisik dan
psikis dan dalam aspek keluarga maupun masyarakat. Pada kumpulan cerpen ini
ciri fisik atau lahiriah seperti usia, keadaan tubuh, dan ciri muka. Selain itu, pada
yang dapat berpikir dan berperasaan yakni saat perempuan merasa sedih, marah,
sakit hati, dan dikhianati apabila seorang suami berniat untuk beristri lagi.
Terdapat pula citra perempuan dalam keluarga yaitu peran seorang perempuan
sebagai seorang istri, perempuan harus bisa mandiri dan mempunyai kemampuan
5
berpikir secara cerdas sehingga ia bisa membantu usaha suaminya dan suami
dari psikologi pada aspek id, yaitu dibuktikan dengan keinginan seorang
perempuan untuk bekerja yang berasal dari dalam dirinya yakni membantu usaha
dirinya bukanlah perempuan yang hanya bisa menunggu nafkah. Pada kumpulan
cerpen ini menunjukkan adanya aktivitas dari dalam diri yang melakukan
sehingga ego memiliki kesadaran untuk menyelaraskan dorongan yang baik dan
suaminya yang berkeinginan untuk menikah lagi secara terang-terangan dari pada
sang suami menikah lagi secara sembunyi-sembunyi. Pada kumpulan cerpen ini
juga memperlihatkan adanya aspek super ego yaitu dengan menunjukkan moral
kepribadian yang mempunyai fungsi pokok dalam menentukan baik dan buruk
dengan seorang perempuan yang merasa bersalah karena telah mengikat suami
orang sehingga perempuan tersebut mengundurkan diri dan tak mau menjadi istri
kedua.
Analisis pada kumpulan cerpen Istri Kedua memfokuskan pada citra diri
perempuan dan citra sosial perempuan melalui pendekatan psikologi. Oleh karena
6
itulah setelah membaca cerpen Istri Kedua ditemukan keadaan dan pandangan
perempuan yang berasal dari dalam dirinya sendiri, yaitu meliputi aspek fisik dan
aspek psikis yang merupakan ciri dari citra diri perempuan, menurut Sugihastuti
(Darwis dan Ismail, 2018:73). Selain itu ditemukan pula citra perempuan yang
erat hubungannya dengan norma dan sistem nilai yang berlaku dalam satu
termasuk kelompok dalam keluarga dan masyarakat luas, yang merupakan ciri
dari citra sosial perempuan, menurut Martha (Juanda dan Azis, 2018:72).
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Majid
(2019) yang berjudul citra perempuan dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra
citra perempuan dalam aspek fisik dan citra perempuan dalam aspek psikis pada
perempuan juga pernah dilakukan oleh Prayogi (2020) dengan judul citra wanita
dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala sebagai alternatif bahan
dilakukan oleh Darwis dan Ismail (2018) dengan judul citra perempuan dalam
perempuan dalam aspek keluarga pada iklan sabun lifebuoy dan ditemukan pula
citra perempuan secara fisik dan psikis pada iklan sabun lux.
persamaan dan perbedaan peneliti sebelumnya dengan peneliti pada saat ini.
penelitian sebelumnya menggunakan novel dan iklan sabun sebagai objek untuk
menganalisis. Sedangkan pada penelitian ini objek yang akan dianalisis yaitu pada
menganalisis citra perempuan saja, tetapi pada penelitian ini menganalisis citra
cerpen yang memenuhi syarat untuk dilakukan penelitian jika ditinjau dari citra
diri perempuan dan citra sosial perempuan dengan melihat ekspresi wajah yang
dituangkan oleh tokoh melalui aspek id, ego, dan super ego. Berdasarkan uraian
latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Citra Perempuan pada kumpulan cerpen Istri Kedua karya Asma Nadia dan Isa
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada citra diri perempuan dan citra sosial
perempuan dalam kumpulan cerpen Istri Kedua karya Asma Nadia dan Isa
C. Rumusan Masalah
adalah “Bagaimanakah citra perempuan pada kumpulan cerpen Istri Kedua karya
1. Bagaimanakah citra diri perempuan pada kumpulan cerpen Istri Kedua karya
Asma Nadia dan Isa Alamsyah melalui aspek id, ego, dan super ego?
2. Bagaimanakah citra sosial perempuan pada kumpulan cerpen Istri Kedua karya
Asma Nadia dan Isa Alamsyah melalui aspek id, ego, dan super ego?
Kedua karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah melalui pendekatan psikologi?
D. Tujuan Penelitian
adalah untuk mendeskripsikan citra perempuan pada kumpulan cerpen Istri Kedua
1. Mendeskripsikan citra diri perempuan pada kumpulan cerpen Istri Kedua karya
Asma Nadia dan Isa Alamsyah melalui aspek id, ego, dan super ego.
karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah melalui aspek id, ego, dan super ego.
Kedua karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah melalui pendekatan psikologi.
9
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
mengembangkan teori kajian karya sastra terutama yang berkaitan dengan citra
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dengan baik
b. Bagi peneliti, dapat memberi jawaban dari masalah yang dirumuskan. Selain
itu dengan selesainya penelitian ini berharapnya dapat dijadikan motivasi bagi
peneliti untuk semkain aktif dalam berkarya ilmiah di bidang pendidikan dunia
sastra.
Asma Nadia dan Isa Alamsyah sebagai media pembelajaran, cerpen yang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
yang jelas. Menurut Derrida (dalam Siswantoro, 2016:10) kata analisis berasal
Analisis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penelitian, sebab kegiatan
dicari ditaksir makna dan kaitannya. Begitu pula, menurut Satori dan Komariyah
(dalam Widyawan, 2019:30) Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu
susunan atau tatanan bentuk suatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan
karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih
11
12
sehingga susunan atau tatanan bentuk suatu yang diuraikan itu tampak dengan
jelas. Analisis yang dimaksud dalam penulisan ini adalah penelaahan pada
kumpulan cerpen Istri Kedua karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah untuk
pendekatan psikologi.
2. Citra Perempuan
Sugihastuti (Zulfadli, 2018:2) citra artinya rupa, gambaran, dan dapat berupa
gambar yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi atau kesan mental
(bayangan) visual yang ditimbulkan oleh sebuah, kata, frasa atau kalimat dan
merupakan dasar yang khas dalam karya prosa dan puisi. Citra perempuan
merupakan wujud gambaran mental spiritual dan tingkah laku keseharian yang
terekspresi oleh perempuan dalam berbagai aspeknya yaitu aspek fisik dan psikis
sebagai citra diri perempuan serta aspek keluarga dan masyarakat sebagai citra
bayangan visual yang ditimbulkan oleh kata, frasa, atau kalimat yang merupakan
unsur dasar yang khas dalam karya prosa dan puisi. Citra merupakan kesan batin
atau gambaran visual yang timbul pada diri seseorang disebabkan oleh kata atau
ungkapan dalam karya sastra yang dibacanya pembentukan citra dalam karya
13
sastra. Citra perempuan dibedakan menjadi dua yaitu citra diri perempuan dan
bahwa citra perempuan sebagai semua wujud gambaran mental spritual dan
tingkah laku keseharian perempuan yang menunjukkan wajah dan ciri khas
perempuan. Sejalan dengan itu, menurut Heraty (2014:94) citra perempuan berarti
kehidupan keluarga, kehidupan sosial, lingkungan dan gaya hidup. Bangunan citra
ini dianggap penanda eksistensi manusia yang bisa difungsikan sebagai pemandu,
terekspresi oleh perempuan dalam berbagai aspeknya yaitu aspek fisik dan psikis
sebagai citra diri perempuan serta aspek keluarga dan masyarakat sebagai citra
sosial perempuan.
perempuan dibedakan menjadi dua, yaitu citra diri perempuan dan citra sosial
perempuan.
14
yang dilihat melalui aspek fisik dan psikis. Menurut Sugihastuti dan Suharto
(Mawarni dan Sumartini, 2020:138) citra diri perempuan terwujud sebagai sosok
bagaimana aspek fisik dan psikis diasosiasikan dengan nilai-nilai yang berlaku
berhias diri, berpakaian, dan bertingkah laku. Terdapat ciri-ciri feminime yang
Begitu pula, menurut Susanto (Raman, dkk., 2019:97) citra diri merupakan
individu. Demikian pula, menurut Pradopo (Rahima, dkk., 2019:468) citra diri
perempuan secara tersirat meliputi citra fisik dan psikis perempuan. Citra fisik dan
atau ekspresi yang ditunjukkan oleh seorang perempuan berdasarkan aspek fisik
dan aspek psikis. Terdapat ciri-ciri feminime pada seorang perempuan yang
15
perempuan yang dilihat melalui ciri-ciri fisik. Menurut Sugihastuti (Mawarni dan
Sumartini, 2020:138) citra dapat dilihat dari aspek fisik, citra diri perempuan khas
dialami oleh kaum laki-laki seperti sobeknya selaput dara, melahirkan, dan
menyusui anak. Secara fisik, citra diri perempuan berbeda dengan laki-laki
ditunjukkan oleh fisik yang lincah, lemah lembut, berpenampilan menarik, dan
pendapat Foncaul dan Goffinan (Rahima, dkk., 2019:468) bahwa arti penting
tubuh ditentukan oleh struktur yang ada di luar jangkauan individu. Artinya citra
perempuan dari segi fisik adalah gambaran tentang perempuan yang dilihat
berdasarkan ciri-ciri fisik atau lahiriah, seperti usia, jenis kelamin, keadaan tubuh
memiliki organ tubuh untuk keperluan reproduksi. Dengan organ tubuh yang
dimilikinya itu, perempuan bisa melahirkan anak. Untuk merawat anak yang
Berdasarkan definisi di atas, citra diri perempuan dalam aspek fisik adalah
gambaran tentang perempuan yang dilihat melalui ciri-ciri fisik, seperti usia, jenis
kelamin, keadaan tubuh dan ciri muka. Citra diri perempuan dapat dilihat melalui
kaum laki-laki seperti sobeknya selaput dara, melahirkan, dan menyusui anak.
Sehingga seorang perempuan memiliki sifat keibuan, lemah lembut dan selalu
ditunjukkan oleh fisik yang lincah, berpenampilan menarik, dan pandai merias
“Usia murni empat puluh enam tahun. Tidak muda lagi memang. Namun,
sosok ayunya yang terawat membuat penampilanku seolah tak sebanding
saat kami berdampingan. Sebagai tetangga kami terbilang akrab. Bukan
hanya aku dan dia, tapi suami, dan ketiga anakku pun menjalin hubungan
baik dengan kedua putranya.” (Cemburu pada Istri kedua, hal:5).
Pada kutipan di atas terlihat dengan jelas bahwa Murni berusia empat
puluh enam tahun. Namun di usia yang tidak muda lagi ini keadaan tubuh Murni
masih terawat sehingga ia memiliki muka yang masih ayu. Hal tersebut
atau lahiriah seperti usia dan ciri muka sehingga pada kutipan tersebut
menunjukkan citra diri perempuan dalam aspek fisik yang ditunjukkan melalui
berperasaan, dan beraspirasi. Aspek psikis perempuan tidak dapat dipisahkan dari
apa yang disebut feminitas. Prinsip feminitas ini merupakan kecenderungan yang
ada dalam diri perempuan. Prinsip-prinsip itu antara lain menyangkut keterkaitan
seorang adalah hubungan perempuan dengan pria dalam masyarakat. Dilihat dari
itu, menurut Sugihastuti dan Susanto (Raman, dkk., 2019:97) citra perempuan
dalam aspek psikis adalah perempuan yang baik, tabah, rapuh, disiksa, mandiri,
moral, dapat membedakan yang benar dan salah, keinginan, perasaan pribadi,
(Arzona, dkk., 2013:105) sifat khas dari perempuan yang banyak disorot dan
dituntut oleh masyarakat Indonesia adalah keindahan rohani, seperti kasih sayang
terhadap sesama manusia, sifat sabar, dan lemah lembut. Pengertian kasih sayang
adalah perasaan sayang yang diberikan kepada orang yang disayangi, perempuan
lebih terbuka hatinya untuk orang lain dan lebih perasa serta mengasihi diri.
18
Sedangkan sifat sabar perempuan cenderung menerima saja dan memilih pola
tingkah laku yang lebih mengalah. Selain itu, sifat lemah lembut adalah salah satu
unsur yang mengukur keindahan psikis perempuan. Orang yang lemah lembut
beraspirasi sehingga seorang perempuan memiliki sifat yang baik, tabah, rapuh,
mandiri, berjuang, rela berkorban, penyayang dan lemah lembut. Selain itu, citra
perempuan dalam aspek psikis dapat dilihat dari mentalitas, ukuran moral, dapat
membedakan yang benar dan salah, keinginan, perasaan pribadi, sikap, perilaku,
dan tingkat kecerdasan. Contoh kutipan analisis citra perempuan dalam aspek
psikis:
Pada kutipan di atas terlihat dengan jelas bahwa tokoh “Aku” merasa
sedih, marah, sakit hati, dan dikhianati apabila seorang suami berniat untuk
beristri lagi. Hal tersebut menandakan gambaran perempuan yang dapat berpikir
dan berperasaan yakni saat perempuan merasa sedih, marah, sakit hati, dan
dikhianati apabila seorang suami berniat untuk beristri lagi. Sehingga pada
hubungannya dengan norma dan sistem nilai yang berlaku dalam satu kelompok
Begitu pula, Menurut Sugihastuti (Darwis dan Ismail, 2018:73) citra sosial
Hal penting yang mengawali citra sosial perempuan adalah citra dirinya.
keluarga dan peran perempuan dalam masyarakat. Peran adalah bagian yang
dimainkan oleh seseorang pada setiap keadaan dan cara bertingkah laku untuk
sebagai ibu, sebagai istri maupun sebagai anggota keluarga. Menurut Khairuddin
(Darwis dan Ismail, 2018:73) citra perempuan dalam aspek keluarga, perempuan
berperan sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai anggota keluarga. Masing-masing
serta melayani suami. Istri juga melakukan kegiatan yang menunjang kehidupan
Selain itu, menurut Harahap (Prayogi, 2020:3) peran ibu sungguh sangat
dibutuhkan untuk menjaga pondasi antara anak dengan keluarga. Hal tersebut
dikarenakan seorang wanita memiliki naluri sebagai ibu yang kuat terhadap
anaknya. Oleh karena itu, anak pun pada umumnya lebih sering berinteraksi
dengan ibunya. Kedekatan batin antara ibu dan anaknya didapat sejak sang ibu
mengandung, menyusui, dan menangani anak hingga sang anak dewasa. Peran ibu
sangat krusial karena ibu yang umumnya menjadi penengah saat terjadi
perempuan. Citra sebagai anak dalam keluarga harus menghormati dan mentaati
gambaran tentang seorang perempuan yang berperan sebagai istri, sebagai ibu,
yang satu dengan yang lainnya. Sebagai seorang istri perempuan mendampingi
serta melayani suami, sedangkan sebagai seorang ibu perannya sangat krusial
yaitu menjadi penengah saat terjadi kesalahpahaman dalam keluarga dan sebagai
Citra sebagai anak dalam keluarga harus menghormati dan mentaati aturan-aturan
yang ada dalam keluarga. Contoh kutipan analisis citra perempuan dalam
keluarga:
Pada kutipan di atas terlihat dengan jelas bahwa Ifa berperan aktif dalam
kini mulai terbenahi. Hal tersebut menandakan bahwa sebagai seorang perempuan
dalam keluarga yang berperan sebagai seorang istri, perempuan harus bisa mandiri
usaha suaminya serta suami merasa termotivasi untuk terus bekerja. Untuk itu
22
pada kutipan tersebut tergolong kedalam citra perempuan dalam aspek keluarga
lain dapat bersifat khusus atau umum, bergantung pada sifat hubungan tersebut.
Hubungan manusia dalam masyarakat dimulai dari hubungan antar pribadi dan
hubungan pribadi dengan masyarkat. Hubungan antar pribadi atau biasa juga
mahluk sosial dalam kehidupannya memerlukan manusia lain. Demikian juga bagi
wanita, hubungannya dengan manusia lain itu dapat bersifat khusus maupun
umum tergantung pada bentuk sifat hubungan itu. Hubungan manusia dalam
23
gambaran seorang perempuan yang dapat dilihat dari hubungan individu dengan
hubungannya dengan manusia lain itu dapat bersifat khusus maupun umum
tergantung pada bentuk sifat hubungan itu. Hubungan manusia dalam masyarakat
wanita dan pria. Contoh kutipan analisis citra perempuan dalam masyarakat:
“Tak jarang, Murni akan mengambil salah satu anakku ketika kerepotan
mendera. Sebaliknya, jika pesanan kue-kue sedang banyak, aku turut
turun tangan membantunya. Tetangga kian terbiasa melihat aku dan
Murni bolak-balik rumah masing-masing, pun anak-anak kami. Jadi tak
hanya ayah mereka yang terlihat mondar mandir di antara rumah istri
pertama dan kedua”. (Cemburu pada Istri Kedua, hal:10).
Pada kutipan di atas terlihat dengan jelas bahwa tokoh “Aku” sebagai istri
pertama memiliki hubungan yang baik dengan tokoh yang bernama “Murni”
sebagai istri kedua. Hal ini ditunjukkan dengan usaha mereka untuk saling
membantu satu sama lain perihal pekerjaan dan juga mengasuh anak. Karena
sebagai makhluk sosial manusia saling memerlukan dan saling membantu satu
sama lain demikian pula sosok perempuan. Untuk itu pada kutipan tersebut
individu yakni hubungan baik antara istri pertama dan istri kedua.
24
3. Cerpen
a. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah cerita pendek yang bisa dibaca dalam sekali duduk.
Menurut Priyatni (2012:126) cerita pendek adalah salah satu karya fiksi. Cerita
pendek sesuai dengan namanya, memperlihatkan sifat yang serba pendek, baik
peristiwa yang diungkapakan, isi cerita, jumlah pelaku dan jumlah kata yang
adalah penyajian suatu keadaan tersendiri atau suatu kelompok keadaan yang
memberikan kesan yang tunggal pada jiwa pembaca. Cerita pendek tidak boleh
cerpen merupakan karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk
dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, cerpen merupakan karya prosa fiksi yang
ceritanya lebih ringkas dan lebih sederhana sehingga waktu yang diperlukan untuk
membaca cerpen tidak terlalu lama. Selain itu cerpen biasanya memiliki plot yang
diarahkan pada insiden atau peristiwa tunggal sehingga secara umum dengan
membaca cerpen, seorang pembaca akan memahami karakter tokoh cerita yang
dimiliki.
b. Unsur-Unsur Cerpen
sebuah karya sastra biasanya disebutkan sebagai unsur-unsur intrinsik yang dapat
ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Untuk karya sastra dalam bentuk
25
prosa, seperti roman, novel, dan cerpen, unsur-unsur intrinsiknya ada tujuh. Yaitu
sebagai berikut:
1) Tema
Gagasan pokok atau ide utama disebut juga sebagai tema. Menurut Semi
(Satinem, 2019:56) tema adalah persoalan yang menduduki tempat utama dalam
karya sastra. Tema dibedakan menjadi tema mayor yaitu makna pokok cerita yang
menjadi dasar umum karya itu dan tema tambahan minor yaitu makna tambahan
2) Amanat
Menurut Satinem (2019:56) amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin
disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau
pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita
berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian
3) Tokoh
(2019:56) tokoh adalah individu ciptaan atau rekaan pengarang yang mengalami
tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang
diinsankan.
26
4) Alur (Plot)
(Satinem, 2019:58) alur merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-
tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dhadirkan oleh para pelaku
5) Latar (Setting)
6) Sudut Pandang
tertentu.
7) Gaya Bahasa
dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang
4. Pendekatan Psikologi
a. Pengertian Psikologi
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia
tempat tinggal. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat
sebagainya.
ilmu tentang tingkah laku dan merupakan ilmu tentang jiwa. Bahwa dalam
memahami psikologi itu tidak hanya memahami struktur jiwa manusia tersebut.
Tetapi bisa dari aktivitas motorik, kognitif, maupun emosional. Karena ketiga hal
tersebut merupakan aspek yang sering terlihat ketika manusia tersebut bersosial
yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku
tinggal, serta mempelajari tingkah laku manusia baik yang dapat dilihat secara
b. Aspek Psikologi
psikologi terdiri atas tiga sistem atau aspek, yaitu id, ego, dan super ego.
1) Id
adalah sumber segala psikis, id didorong oleh suatu prinsip kesenangan yang
meghasilkan upaya untuk makan dan minum. Pada bayi misalnya, jika ia merasa
lapar pasti ia merasa tidak nyaman dan menangis. Dalam realita tidak semua
keinginan dapat dipenuhi dan ini tentunya menjadi konflik. Id merupakan struktur
Ini dapat kita lihat pada fase kanak-kanak seseorang. Id banyak berhubungan
dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan dasar seperti makan,
yang gelap dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak
kenal nilai dan agaknya berupa energi buta. Sejalan dengan itu, Walgito (Hamali,
tersebut.
29
kepuasannya itu bisa seperti makan, seks, menolak rasa sakit atau tidak nyaman.
Pada kutipan di atas terlihat dengan jelas bahwa Ifa bukanlah perempuan
yang hanya bisa menunggu nafkah sehingga ia juga bekerja agar berperan aktif
yang berasal dari dalam diri seseorang untuk menunaikan kepuasannya yaitu
dengan memenuhi kebutuhan yang merupakan konsep dari psikologi pada aspek
id, yaitu dibuktikan dengan keinginan Ifa untuk bekerja yang berasal dari dalam
dirinya sebagai upaya pemenuhan kebutuhan. Oleh karena itu pada kutipan
2) Ego
dengan cara yang dapat diterima didunia nyata. Begitu pula, menurut Feist dan
memilki kontak dengan realita. Ego berkembang dari id semasa bayi dan menjadi
Sebagai satu-satunya wilayah dari pikiran yang berhubungan dengan dunia luar,
maka ego pun mengambil peran eksekutif atau pengambil keputusan dari
kepribadian. Akan tetapi karena ego sebagian bersifat sadar, sebagian bersifat
bawah sadar, dan sebagian lagi bersifat tidak sadar, maka ego bisa membuat
sehingga ego memiliki kesadaran untuk menyelaraskan dorongan yang baik dan
buruk hingga tidak terjadi kegelisahan atau ketegangan batin. Demikian pula,
bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia obyek dari kenyataan dan
dikendalikan oleh prinsip kenyataan yaitu untuk meredakan ketegangan dalam diri
dorongan yang baik dan buruk. Contoh kutipan psikologi aspek ego:
31
“Kesimpulan seperti itu bukan tidak masuk di kepalaku, tapi tetap saja,
aku menghormati suami dengan semua kebaikannya selama ini yang
memutuskan berpoligami dengan gagah, tidak sembunyi-sembunyi atapun
memaksakan kehendak, tanpa menunggu kesiapan anak dan istri
pertamanya.” (Cemburu pada Istri Kedua, hal:9).
Pada kutipan di atas terlihat dengan jelas bahwa tokoh “Aku” berupaya
menghormati suaminya yang berkeinginan untuk menikah lagi hal ini didasari atas
kehendak. Seperti yang kita ketahui rata-rata lelaki yang mengambil istri kedua di
tidak diketahui oleh istri dan anak-anak dari pihak pertama. Namun pada kutipan
ini seorang suami memiliki keberanian untuk berpoligami dengan gagah yaitu
yang baik dan buruk yang merupakan konsep dari psikologi pada aspek ego.
3) Super ego
diri. Menurut Freud (Satinem, 2019:209) super ego merupakan aspek kepribadian
yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang diperoleh
dari kedua orang tua dan masyarakat dari rasa benar dan salah. Super ego
Endraswara (2011:101) super ego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai
Selain itu, menurut Feist dan Gregory (Husin, 2017:53) super ego
mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh
prinsip-prinsip moralitas dan idealis yang berbeda dengan prinsip kesenangan dari
id dan prinsip realistis dari ego. Super ego dipergunakan untuk menyempurnakan
dibuat supaya tidak melanggar norma-norma, adat, serta budaya yang ada
dimasyarakat. Super ego akan memberikan penilaian dan melakukan pilihan benar
salah, baik bermoral atau tidak. Pilihan ini merupakan solusi bagi ego dalam
Sejalan dengan itu, menurut Sumadi (Hamali, 2018:290) super ego lebih
tertuju ke arah kesempurnaan dari pada kesenangan hidup, selain itu super ego
dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian yang mempunyai fungsi
pokok dalam menentukan baik dan buruk sehingga individu menunjang tinggi
unsur moral dan keadilan dalam hidupnya serta pemegang referensi alam ideal.
Tujuan super ego adalah membawa individu ke arah kesempurnaan sesuai dengan
pertimbangan keadilan dan moral yang berkembang dalam masyarakat. Super ego
menuntut kesempurnaan dan idealitas perilaku dengan ketaatan kepada norma dan
kepribadian yang mempunyai fungsi pokok dalam menentukan baik dan buruk
yaitu agar manusia tidak melanggar norma-norma, adat, serta budaya yang ada
Pada kutipan di atas terlihat dengan jelas bahwa tokoh “Aku” sebagai
seorang perempuan merasa bersalah karena telah mengikat suami orang sehingga
istri sahnya mencoba untuk bunuh diri, untuk itulah perempuan tersebut
mengundurkan diri dan tak mau menjadi istri kedua karena termasuk perilaku
yang buruk dan tidak bermoral. Hal tersebut menandakan adanya kepribadian
yang bisa menentukan baik dan buruk sehingga individu menunjang tinggi
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Majid
(2019) yang berjudul citra perempuan dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra
citra perempuan dalam aspek fisik dan citra perempuan dalam aspek psikis pada
perempuan juga pernah dilakukan oleh Prayogi (2020) dengan judul citra wanita
dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala sebagai alternatif bahan
34
dilakukan oleh Darwis dan Ismail (2018) dengan judul citra perempuan dalam
perempuan dalam aspek keluarga pada iklan sabun lifebuoy dan ditemukan pula
citra perempuan secara fisik dan psikis pada iklan sabun lux.
persamaan dan perbedaan peneliti sebelumnya dengan peneliti pada saat ini.
penelitian sebelumnya menggunakan novel dan iklan sabun sebagai objek untuk
menganalisis. Sedangkan pada penelitian ini objek yang akan dianalisis yaitu pada
menganalisis citra perempuan saja, tetapi pada penelitian ini menganalisis citra
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
perempuan pada kumpulan cerpen Istri Kedua karya Asma Nadia dan Isa
ditemukan citra perempuan yang meliputi citra diri perempuan dan citra sosial
tersedia. Data dalam penelitian ini diperoleh dari kumpulan cerpen Istri Kedua
karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah. Kumpulan cerpen Istri Kedua ini
diterbitkan pada April 2020 dengan ukuran 13,5 x 20,5 cm dan mempunyai
ketebalan sebanyak 266 halaman. Penelitian ini dilakukan dalam waktu beberapa
bulan, selama beberapa bulan peneliti mengumpulkan bahan atau data, mencatat
isi. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan setidaknya dari dua sumber, yaitu data
primer berupa karya sastra itu sendiri dan data sekunder atau data pendukung lain
yang berasal dari berbagai referensi yang mengandung proses pemaknaan atau
analisis karya sastra. Dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran.
35
36
Oleh karena itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang
Dalam penelitian ini, seorang peneliti harus memiliki data pendukung yang kuat
yaitu berupa sumber buku dan jurnal yang berkaitan dengan citra perempuan dan
dilakukan dengan tepat dan peneliti berusaha menemukan citra diri perempuan
dan citra sosial perempuan melalui pendekatan psikologi pada kumpulan cerpen
cerpen Istri kedua karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah melalui pendekatan
penelitian ini penulis berusaha menemukan citra diri perempuan dan citra sosial
1. Data
Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa kata-kata bukan
angka-angka. Data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Dalam penelitian ini data primer nya yakni berwujud kata-kata yang berupa
kumpulan cerpen Istri Kedua karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah dianalisis
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku dan dokumen-
dokumen jurnal yaitu buku dan jurnal yang berkaitan dengan citra perempuan
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen Istri Kedua
karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah yang diterbitkan oleh Republika di Jakarta
Selatan pada April 2020. Kumpulan cerpen Istri Kedua karya Asma Nadia dan Isa
Alamsyah ini terdiri atas 266 halaman. Dalam kumpulan cerpen ini terdiri dari 15
judul cerpen dan dalam penelitian ini penulis menggunakan 8 judul cerpen saja.
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Bisa
oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar atau ahli yang cara penarikan
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut di anggap paling tahu tentang
apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
Berikut adalah judul-judul cerpen yang ada pada kumpulan cerpen Istri Kedua
4. Haram _
pada Istri Kedua, Istri Kedua Ayahku, Luka yang Digoreskan Bidadari, Bahkan,
Bukan Istri Kedua, Aku WIL, Bukan Pelakor, dan Aku Bangga, Istri Kedua jadi
Istri Pertama, Istri Pertama jadi Istri Ketiga, Istri Ketiga jadi Istri Pertama, Ada
Allah yang Menemani, Sebab, Aku Istri Kedua. Karena pada judul cerpen tersebut
terdapat gambaran mengenai citra diri perempuan yang dilihat melalui aspek fisik
dan psikis serta citra sosial perempuan yang hubungannya dilihat dalam keluarga
dan masyarakat.
39
untuk mengambil data yang akan diteliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik pustaka dan catat. Teknik pustaka menjadi sebuah teknik
data. Teknik catat berarti seorang peneliti melakukan pencatatan untuk digunakan
dalam penyusunan penelitian sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin
dicapai. Pengambilan data dilakukan dengan cara membaca kumpulan cerpen Istri
Kedua karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah selanjutnya diteliti dengan aspek
citra diri perempuan dan citra sosial perempuan melalui pendekatan psikologi
pada kumpulan cerpen tersebut. Adapun langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut:
2. Menganalisis citra perempuan pada kumpulan cerpen Istri Kedua karya Asma
3. Menyusun hasil analisis melalui tabel kerja mengenai analisis citra perempuan
pada kumpulan cerpen Istri Kedua karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah
data ini merupakan langkah selanjutnya setelah data dikumpulkan dengan teknik
studi pustaka dan catat. Klasifikasi itu dilakukan dengan tujuan untuk kepentingan
analisis. Klasifikasi data ini mencakup citra diri perempuan dan citra sosial
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
data.
a. Reduksi Data
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan kata lain data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Oleh sebab itu peneliti merangkum
kembali data-data untuk memilih dan memfokuskan pada bagian yang penting dan
gambaran yang jelas mengenai citra perempuan yang meliputi citra diri
perempuan dan citra sosial perempuan pada kumpulan cerpen Istri Kedua karya
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses dalam penyajian data dalam bentuk uraian
penjabaran dan mudah dimengerti mengenai citra perempuan yang meliputi citra
diri perempuan dan citra sosial perempuan pada karya sastra dimediasi oleh
pendekatan psikologi yang selanjutnya dilakukan penyajian data pada kolom yang
dianalisis. Penyajian data tersebut diuraikan dalam bentuk tabel kerja untuk
I E S I E S I E S I E S
1.
2.
Keterangan:
I : Id
E : Ego
S : Super ego
c. Verifikasi Data
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran umum suatu objek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif dan hipotesis atau teori. Pada bagian ini
bersifat khusus.
penting adalah data kualitatif, karena data kualitatif adalah gambaran variabel
yang diteliti dan berfungsi alat pembuktiannya atau uji keabsahan data hasil
penulisan. Validitas atau keabsahan data merupakan kebenaran data dari proses
data.
Keabsahan data kumpulan cerpen Istri Kedua karya Asma Nadia dan Isa
cara membaca dan menelaah berkali-kali kumpulan cerpen Istri Kedua agar
diperoleh penghayatan dan pemahaman arti yang menandai dan mencakup sebagai
pendekatan psikologi, 3) data hasil dari proses penulisan ini diperiksa secara
ketelitian dan kecermatan dalam membuat transkip berupa kutipan dan dalam
melakukan analisis data, proses ini dilakukan secara sistematis dan terus-menerus.
Melalui cara ini, maka kepastian data dan urutan dapat dicatat sebagai data yang
2. Keteralihan (Transferbility)
harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut,
penelitian tersebut ditempat lain. Selain itu dalam melakukan pengalihan data,
3. Kebergantungan (Dependenbility)
4. Kepastian (Confirmability)
dengan proses yang dilakukan oleh peneliti. Apabila hasil penelitian merupakan
fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah
5. Triangulasi
45
tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data dari berbagai sudut
pandang. Pada penelitian ini sumber perolehan data berasal dari dokumen tertulis
yaitu pada kumpulan cerpen Istri Kedua karya Asma Nadia dan Isa Alamsyah
sumber dari buku dan jurnal sehingga mempermudah pada saat melakukan
analisis.
DAFTAR PUSTAKA
Arzona, R.D., Gani, E., & Arief, E. (2013). Citra Perempuan dalam Novel
Kekuatan Cinta karya Sastri Bakry. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 1 (2), 104-110.
Darwis, A. & Ismail, T. (2018). Citra Perempuan dalam Iklan Sabun Media
Elektronik (Kajian Feminisme). Jurnal Seminar Nasional Dies Natalis
UNM.
Husin. (2017). Id, Ego, dan Super Ego dalam Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah Al-
Qalam, 11 (23), 47-64.
Mawarni, H. & Sumartini. (2020). Citra Wanita Tokoh Utama Rani Novel Cerita
tentang Rani karya Herry Santoso Kajian Kritik Sastra Feminis. Jurnal
Sastra Indonesia, 9 (2), 137-143.
Minderop, A. (2018). Psikologi Sastra. Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh
Kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Prayogi, R. (2020). Citra Wanita dalam Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala
sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas. Jurnal
Kata, 1-6.
Rahima, W., Ana, H., & Sulfiah. (2019). Citra Perempuan Dalam Novel
Perempuan Batih Karya A.r. Rizal. Jurnal Bahasa dan Sastra, 4 (3), 463-
479.
Rahman, A.A., Waluyo, H.J., & Suyitno. (2016). Analisis psikologis tokoh dan
nilai pendidikan karakter pada novel Amba karya Laksmi Pamuntjak serta
Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra di Perguruan Tinggi. Jurnal S2
Pendidikan Bahasa Indonesia, 1 (1), 10-21.
Raman, R., Lewier, M., & Rutumalesy, M. (2019). Citra Perempuan dalam Buku
Kumpulan Cerpen Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye (Kajian
Feminsime). Jurnal Arbitrer, 1 (2), 95-108.
Zulfadli. (2018). Citra Perempuan dalam kumpulan Puisi karya Sapardi Djoko
Damono. Jurnal Bahasa dan Sastra, 3 (9).
2