Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BERBANTUAN ALAT PERAGA “APELIN” TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA

1
Lia Mut’rofin, 2Nahlia Rakhmawati
e-mail:1lia.mutrofin@gmail.com;2rakhmanahlia.stkipjb@gmail.com
1,2
Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan model


pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga Apelin terhadap hasil belajar siswa materi
Sistem Pertidaksamaan Linear Dua variabel tahun pelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan menggunakan rancangan One Group Pre test and Post test Design. Sampelnya
adalah siswa kelas X PM 2 yang diperoleh dengan teknik Sampling Purposive. Metode
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah adalah metode tes, angket, dan
observasi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dengan taraf
signifikan 5%, karena Sig. < α maka Ho ditolak, yang artinya terdapat perbedaan hasil belajar
sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran STAD berbantuan alat peraga Apelin pada
materi sistem pertidakmaan linear dua variabel. Analisis terhadap hasil respon siswa diperoleh
persentase rata-rata sebesar 79.301% yang berada pada predikat baik. Analisis terhadap hasil
observasi guru diperoleh persentase rata-rata sebesar 100% yang berada pada predikat sangat baik.
Berdasarkan tiga analisis di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran STAD
berbantuan alat peraga Apelin Efektif terhadap hasil belajar matematika di SMK PGRI 1 Jombang
pada materi sistem pertidaksamaan linear dua variabel.

Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Respon Belajar Siswa, Observasi Guru, STAD, Apelin
PENDAHULUAN pembelajaran merupakan elemen yang
memiliki pengaruh signifikan untuk
Pendidikan merupakan usaha
mewujudkan kualitas pendidikan.
manusia untuk membina
Pembelajaran adalah proses untuk
kepribadiaannya sesuai dengan nilai-
membantu peserta didik agar dapat
nilai di dalam masyarakat dan
belajar dengan baik.
kebudayaan. Dalam perkembangannya,
istilah pendidikan atau pedagogi berarti Belajar menurut KBBI yaitu
bimbingan atau pertolongan yang berusaha memperoleh kepandaian atau
diberikan secara sengaja oleh orang ilmu. Seorang dikatakan telah
dewasa agar ia menjadi seorang yang mengalami proses belajar apabila di
memiliki pemikiran dewasa. Selanjutnya dalam dirinya telah terjadi perubahan
pendidikan diartikan sebagai usaha yang dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak
dijalankan oleh seseorang atau mengerti menjadi mengerti. Kegiatan
kelompok orang lain agar menjadi belajar tidak lepas dari kegiatan
dewasa atau mencapai tingkat hidup atau pembelajaran. Pembelajaran merupakan
penghidupan yang lebih tinggi dalam suatu sistem yang bertujuan untuk
arti mental (Hasbulloh, 2006:1). membantu proses belajar siswa yang
berisi serangkaian peristiwa yang
Pendidikan sebagai suatu bentuk
dirancang, disusun sedemikian rupa
kegiatan manusia dalam kehidupannya
untuk mendukung dan mempengaruhi
juga menempatkan tujuan sebagai
terjadinya proses belajar (Aunurrahman,
sesuatu yang hendak dicapai. Tentang
2012: 34). Salah satu pembelajaran yang
tujuan pendidikan telah tercantum dalam
diterapakan dalam pendidikan di
UU Nomor 2 tahun 1989, secara jelas
indonesia adalah pembelajaran ilmu
disebutkan tujuan pendidikan nasional,
matematika.
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia Ilmu Matematika merupakan
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman cabang ilmu yang menekankan pada
dan bertakwa terhadap tuhan yang maha aspek hitung, bertujuan memecahkan
esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki suatu masalah dan penguasaan konsep.
pengetahuan dan keterampilan, Melalui pembelajaran matematika, siswa
kesehatan jasmani dan rohani, diharapkan dapat menumbuhkan
kepribadian yang mantap dan mandiri kemampuan berpikir logis, cermat,
serta rasa tanggung jawab efektif dan efesien dalam memecahkan
kemasyarakatan dan kebangsaan. masalah dengan cara menerapkan model
pembelajaran dan media pembelajaran merupakan salah satu tipe dari model
yang sesuai. Ilmu matematika pembelajaran kooperatif dengan
mengajarkan kepada siswa cara mengunakan kelompok-kelompok kecil
menghitung dengan mudah dan cermat dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-
berguna untuk memudahkan dalam 5 orang siswa secara heterogen yang
proses pembelajaran matematika di merupakan campuran menurut tingkat
sekolah. prestasi, jenis kelamin dan suku. Diawali
dengan penyampaian tujuan
Saat ini penyampaian materi
pembelajaran, penyampaian materi,
ilmu matematika tidak hanya dengan
kuis, kemudian siswa bekerja dalam tim
menjelaskan dengan cara ceramah tetapi
mereka memastikan bahwa seluruh
ada banyak metode dan model
anggota tim telah menguasai pelajaran
pembelajaran yang efektif, kreatif serta
tersebut, lalu seluruh siswa diberikan tes
media pembelajaran yang menarik yang
materi tersebut, pada saat tes mereka
mampu mengembangkan kreatifitas
tidak diperbolehkan saling membantu,
peserta didik dalam proses pembelajaran
dan penghargaan kelompok (shohimin,
matematika. Model pembelajaran
2016: 189).
tersebut seperti jigsaw, Number Head
Peneliti menerapkan model
Together (NHT), dan Student Teams
pembelajaran Student Teams Achievment
Achievment Division (STAD), dan lain-
Division (STAD) dengan berbantuan
lain. Sedangkan media pembelajaran
media pembelajaran “apelin” (alat
yang menarik seperti power point,
peraga pertidaksamaan linier 2 variabel)
gambar, dadu, bola, dan lain-lain.
terhadap mata pelajaran matematika bab
Pada penelitian ini, peneliti Sistem Pertidaksamaan Linear 2
mengunakan model pembelajaran Variabel pada siswa kelas 10 SMK
Student Teams Achievment Division PGRI 1 Jombang tahun pelajaran
(STAD), alasan penggunaan model 2019/2020. Peneliti melakukan
pembelajaran STAD karena model penelitian karena ingin menerapkan
pembelajaran STAD memiliki sintak model pembelajaran Student Teams
pembelajaran yang sederhana dan model Achievment Division (STAD) dengan
pembelajaran ini mengajarkan alat peraga apelin. Tujuannya penerapan
berorganisasi serta bertukar pikiran model pembelajaran STAD dengan alat
dalam memecahkan masalah. peraga Apelin adalah untuk membuat
Pembelajaran Student Teams pembelajaran mata pelajaran matematika
Achievment Division (STAD) ini lebih menyenangkan dan tidak
membosankan agar siswa lebih pertidaksamaan linear dua variabel
semangat dalam mengikuti mata dengan metode grafik, dalam papan
pelajaran matematika sehingga hasil tersebut terdapat stik yang telah
belajar siswa menjadi lebih baik. ditempel lampu, dan lampu tersebut
akan menunjukkan daerah arsiran. Pada
Sistem pertidaksamaan linear 2
alat peraga apelin terdapat empat stik,
variabel adalah salah satu materi yang
stik pertama ditempel dibagian vertikal
dipelajari peserta didik kelas X SMK.
yang akan menunjukkan sumbu x, stik
Sistem pertidaksamaan linear dua
kedua ditempel dibagian horizontal yang
variabel adalah sistem pertidaksamaan
akan menunjukkan sumbu y, stik ketiga
yang melibatkan dua atau lebih
dan stik keempat akan menunjukkan
pertidaksamaan linear dua variabel.
titik potong dari persamaan yang
Pertidaksamaan linear dua variabel
terdapat pada soal. Nyala lampu stik
sendiri adalah kalimat terbuka
menunjukkan daerah arsiran, daerah
matematika yang memuat dua variabel,
hasil hasil pertidaksamaan ditunjukkan
dengan masing-masing variabel
pada daerah yang tidak mendapat sinar
berderajat satu dan dihubungkan dengan
lampu dari stik.
tanda ketidaksamaan. Tanda
ketidaksamaan yang dimaksud adalah Tujuan penelitian ini adalah
>,<, ≥ atau ≤ (lukino, 2014:118). Dalam untuk mengetahui efektif tidaknya
materi sistem pertidaksamaan linear dua penggunaan model pembelajaran
variabel harus menunjukkan daerah kooperatif tipe STAD dengan alat peraga
penyelesaian yang dapat dicari dengan Apelin terhadap hasil belajar siswa kelas
pengambaran grafik. Agar siswa lebih X SMK PGRI 1 Jombang pada materi
tertarik dan mudah memahami materi Sistem Pertidaksamaan Linear Dua
sistem pertidaksamaan linaer dua variabel tahun pelajaran 2019/2020.
variabel maka pada penelitian ini Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan alat peraga Apelin. berguna dalam memberikan manfaat di
dunia pendidikan, khususnya dalam
Apelin adalah salah satu alat
pembelajaran matematika.
peraga yang diharapkan dapat menjadi
media dalam menyampaikan informasi METODE PENELITIAN
pelajaran pada materi pertidaksamaan
Data dalam penelitian ini
linear dua variabel. Alat peraga ini
diperoleh dengan metode tes, angket,
berupa papan yang digunakan untuk
dan observasi. Tes di berikan sebanyak
menunjukkan penyelesaian sistem
dua kali (pretest – post test). Pretest
diberikan sebelum guru menggunakan menilai secara objektif, peneliti meminta
model pembelajaran STAD dengan alat guru matematika untuk mengecek
peraga Apelin dan post test diberikan kegiatan selama proses belajar mengajar
sesudah guru menggunakan model berlangsung. Sebelum digunakan dalam
pembelajaran STAD dengan alat peraga penelitian angket dan lembar observasi
Apelin. Angket yang digunakan pada akan divalidasi terlebih dahulu oleh tim
penelitian ini diberikan kepada siswa ahli yaitu Dosen Matematika.
setelah siswa memperoleh perlakuan Teknik analisis data dalam
dengan menggunakan model penelitian kuantitatif menggunakan
pembelajaran STAD dengan alat peraga statistik (Sugiyono, 2016: 207). Hasil
Apelin. Pada pelaksanaan observasi, belajar siswa menggunakan teknik
peneliti menggunakan lembar obsevasi analisis data uji normalitas, dan uji
untuk mengobservasikan kegiatan hipotesis. Pengujian hipotesis
peneliti dalam mengajar. Kegiatan ini menggunakan uji t atau uji perbedaan
diobservasi oleh guru matapelajaran rata-rata. Analisis respon siswa dan
matematika. analisis observasi guru menggunakan
Instrumen yang digunakan rumus persentase sebagai berikut:
dalam penelitian ini adalah lembar soal R
NP= × 100 %
hasil belajar yang digunakan untuk SM
memperoleh data hasil belajar siswa.
Bentuk tesnya adalah soal pretest dan (Purwanto, 2013: 102-103)
posttest yang berupa soal uraian yang Keterangan:
berjumlah dua dengan alokasi waktu 20 NP = nilai persen yang dicari
menit. Sebelum digunakan sebagai R = nilai yang diperoleh
instrumen penelitian, tes perlu diuji SM = nilai maksimal
validitas dan reabilitasnya. Lembar
angket digunakan untuk mengukur ANALISIS DATA
respon siswa pada pembelajaran yang Hasil dari penelitian ini berupa
menggunakan model pembelajaran hasil belajar siswa, angket respon siswa
STAD dengan berbantuan alat peraga dan observasi guru. Hasil belajar siswa
Apelin.. Lembar observasi digunakan diperoleh dengan memberikan pretest
untuk mengobservasikan kegiatan dan posttest berupa soal uraian kepada
peneliti dalam proses belajar mengajar. siswa kelas X PM 2 dengan jumlah
Untuk membantu penelitian agar dapat siswa sebanyak 31 siswa. Hasil belajar
mengobservasi seluruh kegiatan dan yang diperoleh dianalisis dengan
bantuan program SPSS for windows 11
NP= × 100 %
versi 20.0, diperoleh hasil yaitu nilai 11
Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Sedangkan
¿ 100%
α =0 , 05 , sehingga Sig < α , maka Ho
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada Analisis jawaban lembar observasi guru
perbedaan hasil belajar matematika diperoleh hasil lembar observasi adalah
siswa kelas X sebelum dan sesudah 100% ang artinya model pembelajaran
pembelajaran menggunakan model kooperatif STAD dengan berbantuan
pembelajaran STAD dengan alat peraga alat peraga Apelin berada pada kriteria
Apelin di SMK PGRI 1 Jombang. persentase 86-100% yang memiliki
predikat sangat baik
Angket respon siswa dianalisi
PEMBAHASAN
menggunakan rumus persentase.
Penggunaan model pembelajaran STAD Penelitian ini dilakukan
dengan alat peraga dikatakan efektif jika bertujuan untuk mengetahui efektif
persentase jawaban respon siswa tidaknya penggunaan model
mencapai ¿ 60 % . Berikut adalah hasil pembelajaran kooperatif tipe STAD
dari analisis angket respon siswa: dengan alat peraga Apelin pada
47 , 58 pembelajaran matematika materi sistem
NP= × 100 %
60 pertidaksamaan linear dua variabel.
¿ 79,301% Penelitian ini dikatakan efektiv jika
Analisis jawaban angket respon siswa memenuhi tiga indikator yaitu: Jika
diperoleh hasil persentase sebesar terdapat perbedaan hasil belajar
79,301 % yang artinya model matematika siswa kelas X sebelum dan
pembelajaran kooperatif STAD dengan sesudah pembelajaran menggunakan
berbantuan alat peraga Apelin berada model pembelajaran STAD dengan alat
pada kriteria persentase 76-85% yang peraga Apelin di SMK PGRI 1 Jombang.
memiliki predikat baik. Jika presentase jawaban angket dari
Lembar observasi guru dianalisi respon siswa mencapai >60 % dan
menggunakan rumus persentase. dikatakan tidak efektif ketika hasil
Penggunaan model pembelajaran STAD persentase ¿ 60 % , jika persentase
dengan alat peraga dikatakan efektif jika jawaban lembar observasi guru
persentase lembar observasi guru mencapai ¿ 60 % dan dikatakan tidak
mencapai ¿ 60 % . Berikut adalah hasil efektif ketika hasil persentase ¿ 60 % .
dari analisis lembar observasi guru:
Hasil belajar yang diperoleh Berdasarakan hasil analisis data
dianalisis dengan bantuan program SPSS didapatkan hasil uji hipotesis lembar tes
for windows versi 20.0, diperoleh hasil belajar siswa yang dianalisis dengan
yaitu nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. bantuan program SPSS for windows
Sedangkan α =0 , 05 , sehingga Sig < α , versi 20.0, diperoleh hasil yaitu nilai
maka Ho ditolak. Sehingga dapat Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 sehingga H0
disimpulkan ada perbedaan hasil belajar ditolak, respon belajar siswa yang telah
matematika siswa kelas X sebelum dan dianalisis dengan rumus NP diperoleh
sesudah pembelajaran menggunakan hasil 79,301 %. Observasi guru yang
model pembelajaran STAD dengan alat telah dianalisis dengan rumus NP
peraga Apelin di SMK PGRI 1 Jombang. diperoleh hasil 100%. Berdasarkan
Respon belajar siswa pada analisis tersebut penelitian telah
penelitian ini dihitung berdasarkan memenuhi indikator efektivitas, maka
rumus persentase dari analisis jawaban dapat disimpulkan bahwa penggunaan
angket respon siswa diperoleh hasil model pembelajaran kooperatif tipe
persentase 79,301 % yang artinya model STAD dengan alat peraga Apelin efektif
pembelajaran kooperatif STAD dengan terhadap hasil belajar siswa kelas X
berbantuan alat peraga Apelin berada SMK PGRI 1 Jombang pada materi
pada kriteria persentase 76-85% yang pokok Sistem Pertidaksamaan Linear
memiliki predikat baik. Sehingga Dua variabel tahun pelajaran 2019/2020.
pembelajaran tersebut memenuhi
indikator angket respon siswa. Dan Saran
untuk observasi guru dihitung dengan Berdasarkan hasil penelitian tersebut
rumus persentase pada penelitian ini maka peneliti bermaksud memberikan
diperoleh hasil lembar observasi adalah saran sebagai berikut:
100% ang artinya model pembelajaran 1. Untuk calon guru atau guru agar bisa
kooperatif STAD dengan berbantuan lebih kreatif dan inovatif dalam
alat peraga Apelin berada pada kriteria mengajar. Proses transfer ilmu yang
persentase 86-100% yang memiliki dilakukan oleh guru akan
predikat sangat baik. Sehingga tersampaikan maksimal kepada siswa
pembelajaran tersebut memenuhi jika dilakukan dengan model
indikator lembar observasi guru. pembelajaran dan media atau alat
peraga yang sesuai.
PENUTUP 2. Model pembelajaran kooperatif tipe
Simpulan STAD dengan berbantuan alat peraga
Apelin memberikan pengaruh positif Rozak, Abdul, dan Hidayati, Wiwin Sri.
terhadap hasil belajar siswa oleh 2014. Pengolahan Data dengan
Spss. Jombang: STKIP PGRI
karena itu model dan alat peraga ini
Jombang.
dapat dijadikan salah satu model
Shoimin, Aris. 2016. 68 model
pembelajaran yang dapat diterapkan
pembelajaran inovatif dalam
oleh guru untuk pembelajaran kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
disekolah khususnya materi sistem Ruzz Media
pertidaksamaan linear dua variabel. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
3. Alokasi waktu untuk setiap tahap Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
dalam pembelajaran hendaknya
benar-benar diperhatikan agar setiap .
tahap pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik.
4. Pendidik sebaiknya menciptakan
suasana pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik
dan memancing rasa ingin tau siswa
terhadap materi, sehingga kejenuhan
siswa dapat teratasi dan berpengaruh
positif tehadap hasil belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Aunurrahman. 2012. Belajar dan


Pembelajaran. Bandung:
Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hasbulloh. 2006. Dasar-Dasar Ilmu


Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Pustaka.

Lukino, Agung. 2014. Matematika.


Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan.Balitbang
Kemendikbud

Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-


Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: Rosda
karya

Anda mungkin juga menyukai