Anda di halaman 1dari 10

Vol.1 No.

2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW


PADA PEMBELAJARAN IPS

Arie Yuniarti1), Superman2)


Fakultas Ilmu Pendidikan Pengetahuan Sosial
IKIP PGRI Pontianak
Email : arieyuniarti@gmail.com

Abstrak : Tujuan dalam penelitian ini adalah; 1) Perencanaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran IPS; 2) Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pada Pembelajaran IPS; 3) kendala yang dihadapi guru dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Pada Pembelajaran IPS.Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan bentuk penelitian studi kasus, jumlah subjek penelitian sebanyak 25 orang siswa/i
kelas VIII SMP Qur’an Terpadu Nurul Furqon Al Kalimantany Kabupaten Kubu Raya.Teknik
analisis data yang dipergunakan yaitu data collection, data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran IPS, telah diterapkan dengan baik.
Berdasarkan indikator, kompetensi dasar yang ada bahwa sebelum melaksanakan pembelajaran
IPS, terlebih dahulu memahami silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Pelaksanaan Analisis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran IPS
sudah berjalan dengan baik. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membantu siswa
memahami konsep yang sulit, tetapi juga berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis,
berkeja sama, dan membantu teman. 3) Kendala yang dihadapi dalam Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran IPS meliputi siswa tidak konsentrasi di dalam proses
pembelajaran, hal ini berdampak pada pelaksanaan pembelajaran tidak berjalan dengan semestinya.
Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran, sarana pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang mempermudah terlaksananya proseskegiatan pembelajaran.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Koperatif Jigsaw, Pembelajaran IPS

Abstract : The objectives of this research are; 1) Planning of Jigsaw Type Cooperative Learning
Model in Social Studies Learning; 2) Implementation of the Jigsaw Type Cooperative Learning
Model in Social Studies Learning; 3) the obstacles faced by teachers in Jigsaw Cooperative
Learning in Social Studies Learning. The method used in this research is descriptive research in
the form of case study research, the number of research subjects is 25 students of class VIII SMP
Qur'an Terpadu Nurul Furqon Al Kalimantany Kubu Raya Regency. The data analysis techniques
used are data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The
results of this study indicate that: 1) The Jigsaw Type Cooperative Learning Model Planning in
Social Studies Learning has been implemented well. Based on the indicators, the existing basic
competencies are that before carrying out social studies learning, first understand the syllabus and
prepare a Learning Implementation Plan (RPP). 2) Implementation of the Jigsaw Type Cooperative
Learning Model Analysis in Social Studies Learning has been going well. The jigsaw type of
cooperative learning model helps students understand difficult concepts, but is also useful for
developing critical thinking skills, collaborating, and helping friends. 3) Constraints faced in
Jigsaw Cooperative Learning in Social Studies Learning include students not concentrating in the
learning process, this has an impact on the implementation of learning not running properly. Lack
of facilities and infrastructure that supports learning, learning facilities are everything that
facilitates the implementation of the learning activity process.

Keywords: Jigsaw Cooperative Learning Model, Social Studies Learning

1
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966

PENDAHULUAN belajarnya dengan maksimal


Pembelajaran sebagai suatu proses Model pembelajaran kooperatif
yang dilakukan oleh para guru dalam (cooperative learning) ini adalah bentuk
membimbing, membantu dan mengarahkan pengajaran yang membagi siswa dalam
peserta didik untuk memiliki pengalaman beberapa kelompok yang bekerja sama
belajar. Dengan kata lain pembelajaran antara satu siswa dengan lainnya. Model
adalah suatu cara bagaimana kooperatif ini lebih akrab dengan belajar
mempersiapkan pengalaman belajar bagi kelompok. Pendekatan cooperative
peserta didik (Jones dalam Ananda, learning merupakan bagian dari pendekatan
2019:5). Pada lembaga pendidikan formal kontruktifistik. Pembelajaran kooperatif
seperti sekolah, keberhasilan pendidikan mendidik siswa untuk mau menerima
dilihat dari hasil belajar siswa, kualitas dan perbedaan ras, budaya, kelas sosial,
keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan maupun ketidakmampuan.
kemampuan dan ketepatan seorang Pembelajaran kooperatif merupakan
pendidik dalam memilih model dan teknik pembelajaran yan menekankan adanya
pembelajaran. Dalam hal ini guru kerjasama antar siswa dalam kelompoknya
memerlukan model dan teknik untuk mencapai tujuan belajar (Utama,
pembelajaran yang memberikan 2016:57). Pembelajaran kooperatif jigsaw
kesempatan kepada siswa untuk terlihat merupakan salah satu tipe pembelajaran
lebih aktif. kooperatif yang mendorong peserta didik
Salah satu model pembelajaran yang aktif dalam aktivitas belajar mengajar dan
saat ini popular dalam pembelajaran adalah saling membantu dalam menguasai materi
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. pelajaran untuk mencapai hasil prestasi
Model pembelajaran kooperatif bertujuan belajar yang baik. Model pembelajaran ini
untuk membantu siswa memahami konsep mengandalkan kemampuan siswa berpikir
yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk kritis, bekerja sama dalam tim secara baik
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, dan untuk membantu teman satu timnya.
bekerja sama, dan membantu teman dalam Sehingga sebelum memulai proses
tim. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa pembelajaran guru sudah mempersiapkan
terlibat aktif pada proses pembelajaran materi yang akan ditugaskan oleh siswa.
sehingga memberikan dampak positif
terhadap kualitas interaksi dan komunikasi METODE
yang berkualitas, dapat pula memotivasi Metode yang dipergunakan dalam
peserta didik dalam meningkatkan prestasi penelitian ini adalah penelitian deskriptif

28
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966

dengan bentuk penelitian studi kasus, jumlah dan Kompetensi Dasar (KD). Guru mata
subjek penelitian sebanyak 25 orang siswa/i pelajaran IPS juga menggunakan buku
kelas VIII SMP Qur’an Terpadu Nurul Furqon pegangan guru Lembar Kerja Siswa (LKS)
Al Kalimantany KabupatenKubu Raya. Teknik
dengan buku paket Kurikulum K13 untuk
pengumpulan data yang dipergunakan adalah
menetapkan indikator yang ingin dicapai
teknik observasi langsung, teknik komunikasi
dalam setiap Kompetensi Dasar yang
langsung, dan teknik studi dokumenter. Alat
menjadi acuan guru.
penelitian yang digunakan berupa panduan
observasi, panduan wawancara, dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dokumentasi. Teknik analisis data yang merupakan persiapan yang harus dilakukan
dipergunakan yaitu data collection guru sebelum mengajar. Di dalam Rencana
(pengumpulan data), data reduction (reduksi Pelaksanaan Pembelajaran ada penggalan-
data), data display (penyajian data), dan penggalan kegiatan yang perlu dilakukan
conclusion drawing/verification. oleh guru pada setiap pertemuan. Di dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran juga
Hasil harus terlihat tindakan yang perlu dilakukan
Tahap perencanaan sebelum oleh guru untuk mencapai ketuntasan
melaksanakan proses kegiatan belajar kompetensi serta tindakan selanjutnya
mengajar yaitu mempersiapkan perangkat setelah pertemuan selesai. Silabus
pembelajaran seperti silabus dan RPP, agar merupakan penjabaran dari Standar
dalam proses belajar mengajar dapat Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke
berjalan dengan baik. Seorang guru harus dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran
mampu mencari metode atau model dan indikator pencapaian kompetensi untuk
pembelajaran yang sesuai dengan materi suatu penilaian hasil belajar.
yang akan disampaikan. Ketika proses pembelajaran model
Perencanaan pembelajaran yang kooperatif tipe jigsaw dipandang sebagai
dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS di proses perubahan tingkah laku siswa, peran
SMP Qur’an Terpadu Nurul Furqon Al penilaian dalam proses pembelajaran
Kalimantany Kabupaten Kubu Raya yaitu dengan model kooperatif tipe jigsaw
menggunakan buku paket pembelajaran merupakan suatu proses untuk
IPS, dan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) mengumpulkan, menganalisa dan
pembelajaran IPS sebagai sumber belajar. menginterpretasikan informasi untuk
Di dalam penyusunan program mengetahui tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran guru mata pelajaran IPS pembelajaran, khususnya pembelajaran
menggunakan acuan Kompetensi Inti (KI) IPS. Berhasil atau tidaknya suatu proses

29
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966

pembelajaran dengan model kooperatif tipe mempersiapkan buku paket IPS untuk
jigsaw, dengan begitu guru akan menyampaikan materi pembelajaran.
mengetahui apa yang menjadi kendala Dengan model kooperatif tipe jigsaw
dalam melaksanakan model pembelajaran merupakan model pembelajaran yang
kooperatif tipe jigsaw yang telah dipilih guru untuk menyampaikan materi
diterapkannya. pembelajaran.
Proses pembelajaran IPS dengan Pembelajaran IPS dengan
menggunakan model kooperatif tipe jigsaw menggunakan model pembelajaran
ini sudah dikemas dengan baik terutama kooperatif tipe jigsaw ditandai dengan
pada perencanaannya, pelaksanaannya juga mengerjakan sesuatu secara bersama-sama
sudah baik namun belum dilaksanakan dalam satu tim, saling membantu satu sama
dengan maksimal dikarenakan beberapa lainnya dalam belajar dan memastikan
faktor serta kendala proses pembelajaran setiap anggota tim dalam kelompok telah
IPS dengan menggunakan model kooperatif mencapai tujuan atau tugas yang telah
tipe jigsaw. ditentukan sebelumnya.
Evaluasi dalam pelaksanaan Sejalan dengan hal tersebut Julianti
pembelajaran dengan modelkooperatif tipe (dalam Isjoni, 2019:15) mengemukakan
jigsaw berperan sebagai dasar bagi seorang bahwa “pembelajaran kooperatif lebih tepat
guru dalam menentukan proses digunakan pada pembelajaran IPS”. Oleh
pembelajaran dengan model kooperatif tipe karena itu tipe pembelajaran ini sangat
jigsaw berikutnya. Hal yang kurang dari interaktif, maka perencanaan terperinci
proses pembelajaran model kooperatif tipe sangatlah dibutuhkan oleh seorang guru
jigsaw yang telah dilakukan dijadikan sebelum melaksanakan kegiatan proses
sebagai evaluasi dalam proses pembelajaran. Guru adalah pendidik
pembelajaran berikutnya. Kemudian apa professional dengan tugas utama mendidik,
yang sudah baik itu harus dipertahankan mengajar, membimbing, mengarahkan,
serta dikembangkan agar proses melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
pembelajaran dengan model kooperatif tipe didik pada pendidikan anak usia dini jalur
jigsaw berikutnya semakin lebih baik. pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah (UU Guru dan
Pembahasan Dosen No. 14 Tahun2005).
Perencanaan adalah sesuatu yang Sedangkan menurut Hamalik
dilakukan atau dipersiapkan oleh guru (dalam Agung, 2019:72) menyatakan
seperti memahami silabus, menyusun RPP, bahwa guru adalah orang yang bertanggung

30
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966

jawab terhadap perencanaan dan dari isi atau materi pembelajaran. Hal
menentukan murid-muridnya untuk tersebut dipertegas Lionar (2019:12)
melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna menyatakan bahwa “Guru sebagai
mencapai pertumbuhan dan perkembangan pengembang kurikulum harus memiliki
yang diinginkan. Dengan demikian, keterampilan dalam memahami apa
seorang guru harus mampu sebenarnya tujuan-tujuan yang diharapkan
mengadministrasi proses pembelajaran, dari sebuah naskah kurikulum yang
mulai dari kurikulum yang disesuaikan berbentuk teks tersebut. Oleh sebab itu,
dengan lingkungan sekolah. Begitu juga penting kiranya untuk menganalisis
dalam merencanakan Rencana Pelaksanaan muatan dari sebuah silabus untuk
Pembelajaran harus sesuai dengan silabus, kemudian diidentifikasi tujuan-tujuan
serta memperhatikan kemampuan peserta yang ingin dicapai”. Setelah pembuatan
didik dan fasilitas sekolah yang ada agar silabus kemudian guru membuat Rencana
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan Pelaksanaan Pembelajaran ini dilakukan
baik. oleh setiap guru yang bersangkutan dan
Silabus ialah rencana pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini
pada suatu kelompok mata pelajaran merupakan rencana yang menggambarkan
dengan tema tertentu yang mencakup prosedur dan pengorganisasian
standar kompetensi, kompetensi dasar, pembelajaran untuk mencapai satu
materi pelajaran, indikator, penilaian, Kompetensi Dasar yang ditetapkan dalam
alokasi waktu, dan sumber belajar yang Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
dikembangkan oleh setiap satuan Ruang lingkup Rencana
pendidikan. Silabus juga mempunyai Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) paling
manfaat sebagai pedoman sumber pokok luas mencakup satu kompetensi dasar yang
dalam pengembangan pembelajaran lebih terdiri dari satu indikator atau beberapa
lanjut, mulai dari pembuatan rencana indikator untuk satu pertemuan atau lebih.
pembelajaran, pengelolaan kegiatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pembelajaran dan pengembangan sistem ialah program perencanaan yang disusun
penilaian (Mulyana, 2007:190). sebagai pedoman pelaksanaan
Selanjutnya menurut Salim (dalam pembelajaran untuk setiap kegiatan proses
Lionar, 2019:12) menyatakan bahwa salah pembelajaran. Didalamnya harus terlihat
satu bentuk kurikulum tertulis adalah tindakan yang perlu dilakukan oleh guru
silabus yang di dalamnya memuat garis untuk mencapai ketuntasan kompetensi
besar, ringkasan, abstrak, atau poin utama serta tindakan selanjutnya setelah kegiatan

31
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966

pembelajaran selesai (Sanjaya, 2008:173). terlebih dahulu guru mengucapkan salam,


Berdasarkan hasil penelitian memberi kesempatan untuk berdoa, guru
menunjukkan bahwa perencanaan memeriksa kehadiran siswa, memberi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru motivasi, serta memberi kesempatan
IPS meliputi guru merancang Rencana kepada siswa untuk bertanya mengenai
Pelaksanaan Pembelajaran dan guru materi yang belum dipahami minggu lalu.
merancang tujuanpembelajaran yang akan Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
dicapai hal ini membuktikan bahwa guru oleh Adrianto (2010:124) mengemukakan
sudah mempersiapkan instrument untuk bahwa “Pembelajaran terjadi apabila
menyampaikan tujuan pembelajaran dan rangsangan dilakukan oleh pengajar yang
materi yang akan disajikan, telah akan menyebabkan perubahan tingkah laku.
dilaksanakan sesuai dengan teori yang Untuk melaksanakan proses ini, pengajar
telah ada menurut Enoch (dalam Ananda, dapat menggunakan pendekatan, dan
2019:1) menjelaskan bahwa perencanaan metode yang sesuai dengan keperluan
dalam arti yang sederhana dapat dijelaskan peserta didik”.
sebagai suatu proses mempersiapkan hal- Berdasarkan hasil penelitian
hal yang akan datang untuk mencapai menunjukkan bahwa pelaksanaan
suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang
dahulu. dilakukan oleh guru IPS telah
Sebagaimana rencana dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
pembelajaran pada umumnya, rencana teori yang telah ada. Menurut Adrianto
pembelajaran IPS yang dirancang oleh (2010:125) menjelaskan bahwa “Urutan
guru berisikan skenario tentang apa yang proses pembelajaran dikelompokkan ke
akan dilakukan siswanya sehubungan dalam tiga tahapan pokok, yaitu tahap
dengan materi yang akan dipelajarinya. pendahuluan, penyajian materi, serta
Guru merencanakan kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Ketiga tahapan
pembelajaran agar kegiatan pembelajaran ini harus ditempuh pada saat setiap
yang dibentuk oleh guru bisa diterapkan di melaksanakan pembelajaran. Apabila satu
dalam kelas dan dipahami oleh siswa serta tahap ditinggalkan, maka tidak dapat
menyampaikan materi dan bimbingan dikatakan sebagai proses pembelajaran
terhadap materi yang akan disampaikan yang baik”.
sesuai dengan standar kompetensi. Kendala yang sering ditemukan
Hasil penelitian menunjukkan dalam pelaksanaan model pembelajaran
ketika memulai proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah siswa tidak

32
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966

fokus pada saat pembelajaran berlangsung, memahami secara benar kurikulum yang
dan ada beberapa siswa kurang memahami berlaku, karakteristik siswa, fasilitas, dan
pokok pembahasan yang terdapat pada sumber dayayang ada sehingga semuanya
materi yang telah ditugaskan, hal ini dijadikan komponen-komponen dalam
berdampak pada pelaksanaan menyusun rencana dan desain
pembelajaran tidak berjalan sebagaimana pembelajaran.
mestinya. Guru dalam melaksanakan
Kurangnya sarana dan prasarana perannya sebagai implementator rencana
yang mendukung pembelajaran, sarana dan desain pembelajaran, guru tidak hanya
pembelajaran merupakan segala sesuatu berperan sebagai model atau teladan bagi
yang mempermudah terlaksananya siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai
kegiatan pembelajaran. Sarana pengelola pembelajaran (manager of
pembelajaranmeliputi ruang belajar, media learning). Dengan demikian, efektivitas
pembelajaran dan sumber pembelajaran. proses pembelajaran terletak di pundak
Hal ini sependapat dengan yang guru, oleh karenanya, keberhasilan suatu
dikemukakan oleh Agung (2019:44-49) proses pembelajaran sangat ditentukan
mengemukakan bahwa kendala dalam oleh kualitas atau kemampuan guru.
proses pembelajaran diantaranya adalah b. Faktor Siswa
karena faktor guru, siswa, sarana, alat dan Siswa adalah organisme unik yang
media, serta faktor lingkungan. Adapun berkembang sesuai dengan tahap
faktor yang mempengaruhi proses perkembangannya. Perkembangan anak
pembelajaran menurut Agung (2019:44- adalah perkembangan seluruh aspek
49) adalah sebagai berikut: kepribadiannya, tetapi tempo dan irama
a. Faktor Guru perkembangan masing-masing anak pada
Guru merupakan komponen yang setiap aspek tidak selalu sama. Proses
menentukan keberhasilan suatu pembelajaran dapat dipengaruhi oleh
pembelajaran. Hal ini disebabkan guru perkembangan anak yang tidak sama itu di
adalah orang yang secara langsung samping karakteristik lain yang melekat
berhadapan dengan siswa. Dalam pada diri anak.
pembelajaran guru dapat berperan sebagai Menurut Dunkin (dalam Agung,
perencana (planner) atau desainer 2019:45-46) disebut pupil formative
(designer) pembelajaran, sebagai experiences serta faktor sifat yang dimiliki
implementator, atau mungkin keduanya. siswa (pupil properties). Aspek latar
Sebagai perencana, guru dituntut untuk belakang meliputi jenis kelamin siswa,

33
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966

tempat kelahiran dan tempat tinggal siswa, penyelenggaraan proses pembelajaran.


tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga Dengan demikian, sarana dan prasarana
yang bagaimana siswa berasal, dan lain merupakan komponen penting yang dapat
sebagainya, sedangkan dilihat dari sifat memengaruhi proses pembelajaran.
yang dimiliki siswa meliputi kemampuan Terdapat beberapa keuntungan
dasar, pengetahuan, dan sikap. Tidak dapat bagi sekolah yang memiliki kelengkapan
disangkal bahwa setiap siswa memiliki sarana dan prasarana. Pertama,
kemampuan berbeda yang dapat kelengkapan sarana dan prasarana dapat
dikelompokkan pada siswa menumbuhkan gairah dan motivasi guru
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. mengajar. Mengajar dapat dilihat dari dua
Siswa yang termasuk dimensi, yaitu sebagai prosespenyampaian
berkemampuan tinggi biasanya materi pelajaran dan sebagai proses
ditunjukkan oleh motivasi yang tinggi pengaturan lingkungan yang dapat
dalam belajar, perhatian dan keseriusan merangsang siswa untuk belajar. Dengan
dalam mengikuti pelajaran, dan lain demikian, ketersediaan sarana yang
sebagainya. Sebaliknya, siswa yang lengkap memungkinkan guru memiliki
tergolong memiliki kemampuan rendah berbagai pilihan yang dapat digunakan
ditandai dengan kurangnya motivasi untuk melaksanakan fungsi mengajarnya.
belajar, tidak adanya keseriusan dalam Ketersediaan ini dapat meningkatkan
mengikuti pelajaran, termasuk gairah mengajar mereka.
menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya. Kedua, kelengkapan sarana dan
c. Faktor Sarana dan Prasarana prasarana dapat memberikan berbagai
Sarana adalah segala sesuatu yang pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap
mendukung secara langsung kelancaran siswa pada dasarnya memiliki gaya belajar
proses pembelajaran, misalnya media yang berbeda. Siswa yang bertipe auditif
pembelajaran, alat- alat pelajaran, (media pengajaran yang hanya
perlengkapan sekolah, dan lain mengandalkan kemampuan suara) akan
sebagainya. Prasarana adalah segala lebih mudah belajar melalui pendengaran,
sesuatu yang secara tidak langsung dapat sedangkan tipe siswa yang visual akan
mendukung keberhasilan proses lebih mudah belajar melalui penglihatan.
pembelajaran, misalnya jalan menuju Kelengkapan sarana dan prasarana akan
sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, memudahkan siswa menentukan pilihan
dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dalam belajar.
dan prasarana akan membantu guru dalam d. Faktor Lingkungan

34
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966

maju mempelajari materi pelajaran


Dilihat dari dimensi lingkungan,
baru
ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
4) anggota kelompok yang terlalu
proses pembelajaran, yaitu faktor
banyak cenderung akan
organisasi kelas dan faktor iklim sosial
menyebabkan semakin banyaknya
psikologis. Faktor organisasi kelas yang di
siswa yang enggan berpartisipasi
dalamnya meliputi jumlah siswa dalam
aktif dalam setiap kegiatan
satu kelas merupakan aspek penting yang
kelompok
dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Faktor lain dari dimensi
Organisasi kelas yang terlalu besar akan
lingkungan yang dapat mempengaruhi
kurang efektif untuk mencapai tujuan
proses pembelajaran adalah faktor iklim
pembelajaran.
sosial psikologis. Maksudnya adalah
Kelompok belajar yang besar
keharmonisan hubungan antara orang yang
dalam satu kelas berkecendrungan antara
terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim
lain;
sosial ini dapat terjadi secara internal atau
1) akan kurang mampu memanfaatkan
eksternal. Iklim sosial-psikologis secara
dan menggunakan semua sumber
internal adalah hubungan antara orang
daya yang ada, misalnya dalam
yang terlibat dalam lingkungan sekolah,
penggunaan waktu diskusi, jumlah
misalnya iklim sosial antara siswa dengan
siswa yang terlalu banyak akan
siswa, antara siswa dengan guru, antara
memakan waktu yang banyak pula,
guru dengan guru, bahkan antara guru
sehingga sumbangan pikiran akan
dengan pimpinan sekolah.
sulit didapatkan dari setiap siswa;
2) perbedaan individu antara anggota PENUTUP
akan semakin tampak sehingga Berdasarkan analisis data dari
akan semakin sukar mencapai observasi serta wawancara, peneliti
kesepakatan, kelompok yang terlalu menyimpulkan secara umum “Analisis
besar cenderung akan terpecah ke Model Pembelajaran Kooperatif Pada
dalam sub-sub kelompok yang Pembelajaran IPS di Kelas VIII SMP
saling bertentangan; Qur’an Terpadu Nurul Furqon Al
3) anggota kelompok yang terlalu Kalimantany Kabupaten Kubu Raya”
banyak berkecendrungan akan Perencanaan Model Pembelajaran
semakin banyak siswa yang Kooperatif Tipe Jigsaw PadaPembelajaran
terpaksa nunggu untuk sama-sama IPS di Kelas VIII SMP Qur’an Terpadu

35
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966

Nurul Furqon Al Kalimantany Kabupaten pembelajaran.


Kubu Raya, telah diterapkan dengan baik. UCAPAN TERIMAKASIH
Berdasarkan indikator, kompetensi dasar Ucapan Terimakasih penulis
yang ada bahwa sebelum melaksanakan sampaikan kepada IKIP PGRI Pontianak,
pembelajaran IPS, terlebih dahulu Pembimbing skripsi, seluruh dosen prodi
memahami silabus dan menyusun Rencana Pendidikan Sejarah, dan narasumber yang
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). telah membantu menulis dalam
Pelaksanaan Analisis Model menyelesaikan penelitian ini.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII SMP DAFTAR PUSTAKA
Qur’an Terpadu Nurul Furqon Al
Agung, S, Leo. & Wahyuni. (2019).
Kalimantany Kabupaten Kubu Raya sudah Perencanaan Pembelajaran
berjalan dengan baik. Model pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
kooperatif tipe jigsaw membantu siswa Ananda, R. (2019). Perencanaan
Pembelajaran. Medan:
memahami konsep yang sulit, tetapi juga
Lembaga Peduli Pengembangan
berguna untuk menumbuhkan kemampuan Pendidikan Indonesia (LPPPI)
berpikir kritis, berkeja sama, dan Fitrah, M. & Luthfiyah. (2017).
membantu teman. Berdasarkan hasil Metodologi Penelitian
Kualitatif, Tindakan Kelas &
wawancara dan observasi siswa dan guru,
Studi Kasus. Sukabumi: CV
karena siswa-siswinya mengemukakan Jejak
sendiri bahwa mereka lebih senang Huda, M. (2012). Cooperative
menggunakan model pembelajaran Learning: Metode, Teknik,
Struktur, dan Model Terapan.
kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
IPS.
Isjoni. (2016). Cooperative Learning:
Kendala yang dihadapi guru dalam Efektivitas Pembelajaran
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII SMP Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Penada
Qur’an Terpadu Nurul Furqon Al MediaGroup.
Kalimantany Kabupaten Kubu Raya Sapriyah, dkk. (2009). Pendidikan IPS.
meliputi siswa tidak konsentrasi di dalam Bandung: PT Remaja Rosda Karya
proses pembelajaran, hal ini berdampak
pada pelaksanaan pembelajaran tidak
berjalan dengan semestinya. Kurangnya
sarana dan prasarana yang mendukung

36

Anda mungkin juga menyukai