Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND

MAPPING (PETA PEMIKIRAN) DENGAN MEDIA GAMBAR


UNTUK MEMPERBAIKI PROSES BELAJAR SISWA KELAS X TGB
PROGRAM KEAHLIAN BANGUNAN PADA MATA PELAJARAN
KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMK N 2 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Prisilia Dhika Wiranti1, Rima Sri Agustin2, Sutrisno3

Email: prisiliawiranti@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui perbaikan proses belajar
siswa dan (2) mengetahui peningkatan hasil tes evaluasi belajar siswa kelas X
TGB Program Keahlian Bangunan pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan di
SMK N 2 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind
mapping.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dalam 2 siklus. Siklus I dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi untuk tindakan siklus II. Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas X TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017 pada mata
pelajaran Konstruksi Bangunan. Data diperoleh dari observasi, wawancara,
catatan lapangan, dan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis
interaktif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe mind mapping (peta pemikiran) dengan media
gambar dapat : (1) memperbaiki proses belajar dan (2) meningkatkan hasil tes
evaluasi belajar siswa kelas X TGB SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran
2016/2017 pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan. Siswa menjadi lebih baik
dalam proses belajar meliputi aktivitas belajar, partisipasi siswa dalam diskusi dan
proses belajar dengan metode mind mapping. Hasil tes evaluasi belajar siswa
mengalami kenaikan persentase sebesar 9,88% dari pra siklus sampai siklus I,dan
dari siklus I ke siklus II naik 68,74%, pada aktivitas belajar siswa, partisipasi
siswa dan proses belajar dengan metode mind mapping sudah mencapai predikat
Baik dan Sangat Baik.
Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif, Mind Mapping, Proses Belajar,
Hasil tes evaluasi belajar

1
Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2
3
Pengajar Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pengajar Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Abstract: This study aims to: (1) know the improvement of student learning
process and (2) know the improvement of the result of the evaluation test of the
students' learning of class X TGB Building skills Program in Building
Construction lesson at SMK N 2 Surakarta through the implementation of
cooperative learning model of mind mapping type. This research is a Classroom
Action Research which was conducted in 2 cycles. Cycle I with action planning,
action execution, observation, and reflection for action cycle II. The subjects of
this study were students of class X TGB SMK Negeri 2 Surakarta 2016/2017
lesson year on the subject of Building Construction. Data were obtained from
observations, interviews, field notes, and tests. Data analysis techniques using
interactive analysis techniques.The result of the research shows that the
implementation of cooperative learning model of mind mapping type with the
image media can: (1) improve the learning process and (2) improve the result of
the evaluation test of class X student of TGB SMK Negeri 2 Surakarta 2016/2017
at Subjects of Building Construction. Students become better in learning process
include learning activity, student participation in discussion and learning process
with mind mapping method. The result of evaluation test of student learning has
increased percentage equal to 9,88% from pre cycle to cycle I, and from cycle I to
cycle II 68,74%, on student learning activity, student participation and learning
process with mind mapping method has reached predicate Good and Very Good.
Keywords: Cooperative learning model, Mind Mapping, Learning Process, Result
of evaluation test

PENDAHULUAN

Konstruksi Bangunan merupakan salah diharapkan mampu memahami,


satu mata siswa kelas X Sekolah menjelaskan, serta menguasai ilmu dasar
Menengah Kejuruan (SMK) Program bahan dan kompenen pada bangunan.
Keahlian Bangunan jurusan Teknik Berdasarkan observasi awal yang telah
Gambar Bangunan (TGB). Konstruksi peneliti lakukan pada mata pelajaran
Bangunan merupakan prasyarat untuk konstruksi bangunan siswa kelas X TGB
kelompok mata pelajaran kompetensi SMK N 2 Surakarta, dapat diketahui
kejuruan. Berdasarkan pengalaman keterlibatan guru dalam mengajar siswa
peneliti saat mengampu mata pelajaran hanya menggunakan media power point
konstruksi bangunan dalam Praktik kemudian siswa membaca dan mencatat
Pengalaman Lapangan di SMK N 2 satu per satu slide yang ditampilkan.
Surakarta selama kurang lebih mencapai Model pembelajaran yang digunakan oleh
waktu 3 bulan, standar kompetensi pada guru tidak menggunakan media (manual)
mata pelajaran ini, peserta didik yaitu menjelaskan materi pembelajaran di
papan tulis, sehingga materi kurang berdasar urutan absen. Hal ini
tergambar dengan jelas. Hal ini memotivasi mereka untuk saling
menyebabkan siswa tidak mudah dalam berinteraksi,berdiskusi,berargumentasi
mereview kembali materi pembelajaran dan berorientasi. Dalam rangka
karena tidak ada media yang membantu meningkatakan proses belajar siswa
siswa mengingat dan menghafal serta dengan adanya model pembelajaran
memahami setiap materi kooperatif diharapkan siswa benar-benar
pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat menguasai materi yang diberikan
dari awal sampai akhir. Oleh karena itu oleh guru dan mendapatkan hasil tes
dalam proses pembelajaran diperlukan evaluasi belajar yang sangat memuaskan
penerapan model yang mampu karena siswa mampu memahami materi
mendorong siswa untuk terlibat lebih bahkan dengan adanya pembelajaran
aktif dan tidak hanya mencatat materi kooperatif siswa dapat berbagi info
yang diberikan, diharapkan pula siswa mengenai materi konstruksi bangunan.
dapat memahami dan mengingat serta Selain melatih cara berfikir siswa yang
menguasai setiap detail materinya. Salah berbeda dalam hal melakukan
satu model pembelajaran yang pembelajaran di kelas dengan
melibatkan peran serta siswa dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat
adalah pembelajaran kooperatif. melatih tanggung jawab dalam hal kerja
Pembelajaran kooperatif merupakan salah sama kelompok serta kekompakan dalam
satu alternatif dalam proses hal diskusi.
pembelajaran, karena di dalam Model pembelajaran kooperatif terdapat
pembelajaran kooperatif dapat macam-macam tipenya. Salah satu tipe
meningkatkan kemampuan siswa dalam model pembelajaran kooperatif yaitu tipe
bekerja sama atau bekerja kelompok Mind Mapping. Model pembelajaran ini
dalam memecahkan masalah dan berfikir diperkenalkan oleh Toni Buzan. Model
kritis serta dapat saling bertukar ini baik digunakan untuk pengetahuan
informasi sehingga dapat memperbaiki awal siswa atau untuk menemukan
proses belajar siswa. Model pembelajaran alternatif jawaban. Dengan adanya model
ini membagi siswa dalam kelompok- pembelajaran kooperatif tipe mind
kelompok kecil secara heterogen atau mapping diharapkan siswa dapat
mengekspresikan diri mereka dan dapat termasuk bentuk-bentuk yang lebih
berpendapat dalam diskusi kelompok dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
mengenai materi yang telah diberikan guru. Secara umum pembelajaran
oleh guru. Siswa juga bisa mewarnai kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh
gambar mind mapping yang telah mereka guru, di mana guru menetapkan tugas dan
buat sehingga siswa selalu ada kegiatan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan
dalam setiap kegiatan belajar mengajar, bahan-bahan dan informasi yang
selalu aktif bertanya jika ada hal yang dirancang untuk membantu peserta didik
belum dipahami. Untuk melengkapi menyelesaikan masalah yang dimaksud.
model pembelajaran kooperatif tipe Mind Dengan pernyataan di atas maka model
Mapping ini peneliti menggunakan media pembelajaran mind mapping merupakan
gambar mengenai materi kontruksi suatu penyajian materi yang dikemas
bangunan yang terkait dengan jenis dan dalam bentuk pemetaan pikiran, bahwa
fungsi struktur bangunan, dan materi yang disajikan akan dipusatkan
dikarenakan dengan gambar siswa dapat pada pemikiran siswa.
menyalurkan ide-ide abstrak ke dalam Sani (2013:240) juga mengatakan
bentuk lebih nyata seperti halnya dengan “mind maping adalah suatu diagram yang
menggambar apa yang mereka sukai yang digunakan untuk mempresentasikan kata-
dituangkan dalam bentuk mind mapping, kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu
lebih menarik serta membangkitkan yang lainnya yang dikaitkan dan disusun
minat dan perhatian siswa, dan mengelilingi kata kunci ide utama.
diharapkan siswa tidak jenuh dengan hal Berhubungan dengan pernyataan di
tersebut dikarenakan waktu yang atas bahwa mind mapping dapat
panjang, dengan materi berupa teori, disajikan dengan diagram, yang akan
digunakan tipe metode belajar yang berfungsi sebagai perantara untuk
berbeda dan menyenangkan. mempresentasikan materi berupa kata-
Dalam buku Suprijono (2013:54) kata, ide-ide, serta tugas-tugas dengan
mengutip pendapat Panitz bahwa cara mengaitkan dan menyusun
pembelajaran kooperatif (cooperative mengelilingi kata kunci ide utama.
learning) adalah konsep yang lebih luas Smaldino, dkk dalam buku Anitah
meliputi semua jenis kerja kelompok (2009a:5) mengatakan bahwa media
adalah suatu alat komunikasi dan sumber Sucipto No.33, Surakarta, Jawa Tengah,
informasi. Berasal dari bahasa Latin yang Indonesia telp (0271) 714901. Kampus
berarti “antara” menunjuk pada segala SMK N 2 Surakarta sekarang menempati
sesuatu yang membawa informasi antara lahan seluas 23.150 m2 yang meliputi :
sumber dan penerima pesan. Dikatakan ruang bengkel, ruang teori, perpustakaan,
media pembelajaran, bila segala sesuatu ruang perkantoran, ruang laboratorium,
tersebut membawakan pesan untuk suatu sarana olah raga dan tempat ibadah. Letak
tujuan pembelajaran. sekolah tersebut ± 500 m sebelah barat
Menurut Gerlach & Ely dalam Stadion Manahan Surakarta.
buku Anitah (2009a:5) mengatakan Lokasi ini dipilih peneliti sebagai
bahwa gambar tidak hanya bernilai seribu tempat penelitian karena di lokasi
bahasa, tetapi juga seribu tahun atau tersebut dikarenakan peneliti melakukan
seribu mil. Melalui gambar dapat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan
ditunjukkan kepada pebelajar suatu ketika melihat serta mengobservasi di
tempat, orang, dan segala sesuatu dari lokasi tersebut ditemukan kualitas proses
daerah yang jauh dari jangkauan pembelajaran yang berupa partisipasi
pengalaman pebelajar sendiri. Gambar siswa saat mata pelajaran Konstruksi
juga dapat memberikan gambaran dari Bangunan di SMK N 2 Surakarta masih
waktu yang telah lalu atau potret belum maksimal.
(gambaran) masa yang akan datang. Waktu peneitian dilaksanakan mulai
dan sumber informasi. Berasal dari bulan Januari 2017 – Agustus 2017 yang
bahasa Latin yang berarti “antara” meliputi perijinan sampai dengan
menunjuk pada segala sesuatu yang selesainya penelitian ini.
membawa informasi antara sumber dan Peneliti dalam Penelitian Tindakan
penerima pesan. Dikatakan media Kelas menggunakan metode Kualitatif.
pembelajaran, bila segala sesuatu tersebut Penelitian kualitatif ini sering disebut
membawakan pesan untuk suatu tujuan metode penelitian naturalistik karena
pembelajaran. penelitiannya dilakukan pada kondisi
METODOLOGI PENELITIAN yang alamiah (natural setting).Dalam
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N penelitian kualitatif, peneliti merupakan
2 Surakarta yang beralamat di Jln. Adi instrumen kunci, teknik pengumpulan
data menggunakan teknik triangulasi memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
(penggabungan), analisis data bersifat data itu. Triangulasi dalam penelitian ini
induktif, dan hasil penelitian lebih adalah triangulasi metode. Jenis
menekankan pada makna ( Lusi dan triangulasi ini dilakukan dengan
Nggili, 2013 : 44). Penelitian ini terdapat mengumpulkan data sejenis tetapi
dua subjek penelitian, yaitu guru dan dengan menggunakan teknik
siswa kelas X TGB Program Keahlian pengumpulan data yang berbeda, dan
Bangunan di SMK N 2 Surakarta, bahkan lebih jelas untuk diusahakan
semester II tahun pelajaran 2016/2017. mengarah pada sumber data yang sama
Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 32 untuk menguji kebenaran informasinya.
siswa, 24 siswa laki-laki dan 8 siswa Dalam penelitian ini peneliti
perempuan. menggunakan metode pengumpulan
Data kuantitatif diwujudkan dengan data yang berupa tes hasil tindakan,
hasil belajar Konstruksi Bangunan yang obsevasi selama kegiatan belajar
diperoleh siswa sebelum dan setelah mengajar berlangsung dan wawancara.
pelaksanaan pembelajaran dengan Teknik analisis yang dilakukan sejak
model pembelajaran mind mapping. awal sampai akhir kegiatan
Data kualitatif ini diperoleh dari hasil pengumpulan data. Data-data dari hasil
observasi dengan menggunakan lembar penelitian dilapangan diolah dan
observasi aktivitas ,keterampilan guru, dianalisis secara analisis interaktif.
aktivitas siswa, catatan lapangan serta Analisis mempunyai tiga kegiatan yaitu
wawancara dalam pembelajaran : reduksi data, penyajian data, penarikan
Konstruksi Bangunan. Sumber data kesimpulan atau verifikasi. Tiga jenis
diperoleh dari siswa, guru, data Kegiatan analisis dan kegiatan
dokumen dan catatan lapangan. Teknik pengumpulan data merupakan proses
pengumpulan data berupa pedoman siklus dan interaktif. Pada waktu
observasi, pedoman wawancara, kajian pengumpulan data, peneliti selalu
dokumen dan tes. Untuk menjaga membuat reduksi data dan sajian data
kevalidan dalam penelitian ini, ini harus disusun pada waktu peneliti
digunakan teknik triangulasi, yaitu sudah mendapatkan sejumlah data yang
teknik pemeriksaan data yang diperlukan dalam penelitian. Reduksi
data yaitu proses pemilihan, pemusatan HASIL PENELITIAN DAN
perhatian pada penyederhanaan dan PEMBAHASAN
transformasi data kasar yang muncul 1. Pra Siklus
dari catatan-catatan yang tertulis di Pada pra siklus peneliti
lapangan. Saat pengumpulan data melakukan observasi dengan
berakhir, peneliti mulai melakukan mengamati 3 indikator yang
usaha untuk menarik kesimpulan yang berhubungan dengan proses belajar
dilakukan secara bertahap. Dengan siswa yaitu, mencatat materi, keaktifan
demikian analisis data kualitatif dalam bertanya, dan memperhatikan guru. Hal
penelitian tindakan ini dilakukan ini dipilih peneliti untuk mengetahui
semenjak tindakan– tindakan proses belajar pada tahap pra siklus.
dilaksanakan. Indikator yang dinilai Untuk lebih jelasnya hasil pra siklus
yaitu aktivitas belajar siswa, partisipasi disajikan pada tabel 1.
siswa, proses belajar siswa dengan mind
Hasil observasi siswa untuk
mapping,hasil tes evaluasi siswa.
mengetahui keadaan siswa yang
Prosedur penelitian yaitu ada siklus dan
sesungguhnya. Melalui observasi awal
siklus II. Masing-masing siklus terdiri
yang dilakukan di kelas X TGB B SMK
dari : perencanaan tindakan,
Negeri 2 Surakarta pada tanggal 23
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
Maret 2017 dapat diketahui proses
refleksi.
belajar siswa masih rendah, belum
Tabel 1. Hasil Observasi Pra Siklus
banyak yang mendapat nilai Baik (B).
Indikator yang Nilai Hal ini dikarenakan siswa yang
diamati A B C D cenderung hanya mencatat saja sesuai
7
1. Mencatat Materi 13 5 7 dengan power point yang
2. Keaktifan Bertanya 0 1 6 25 dipresentasikan oleh guru. Dalam
3. Memperhatikan Guru 2 21 4 5
indikator mencatat materi yang
mendapatkan nilai predikat A hanya 7
siswa dikarenakan catatan siswa yang
paling lengkap dan rapi, rapi dalam
artian tulisan masih dapat dibaca.
Data penelitian selain observasi yaitu Pada gambar 8 diperoleh data
dengan wawancara yang disertai catatan bahwa predikat siswa sangat baik
lapangan, dan terdapat pre-test yang diperoleh sejumlah 7 siswa kemudian
dilaksanakan setelah siswa menerima sejumlah 11 siswa mendapatkan nilai
pembelajaran dari guru mata pelajaran baik. 13 siswa cukup dan 1 siswa
Konstruksi Bangunan. Berdasarkan yang bernilai kurang. Pada
hasil tes siswa kelas X TGB B mata kenyataannya siswa dalam aktivitas
pelajaran Konstruksi Bangunan maka belajar memang sedikit meningkat
dapat dilihat pada diagram 5. Pada hasil dibanding dengan sebelum adanya
tes siswa yang tuntas persentasenya tindakan di kelas dengan
12,5% dan siswa yang tidak tuntas memberikan model pembelajaran
87,5%. kooperatif tipe mind mapping.

Pada pelaksanaan observasi


2. Penelitian Siklus I
siklus I peneliti dibantu oleh tim
Penelitian siklus I dilaksanakan pada
observer mengamati partisipasi siswa
hari Kamis, 30 Maret 2017. Kehadiran
dalam diskusi pada proses
siswa sebanyak 32 siswa. Berikut data
pembelajaran selama proses
hasil siklus I: Data hasil pengamatan
pembelajaran berlangsung. Aspek
dan predikat siswa untuk aktivitas
yang diamati meliputi mengajukan
belajar siswa disajikan gambar 1.
pertanyaan, Turut serta memberi
komentar,memperhatikan pertanyaan
orang lain, mencatat jawaban
masalah, memaksakan pendapat.
Data hasil pengamatan dan predikat
siswa untuk aktivitas belajar siswa
disajikan gambar 2.

Gambar 1. Diagram predikat


aktivitas belajar siswa
Gambar 3. Diagram Hasil Proses
Gambar 2. Diagram Predikat Belajar dengan Merode
Partisipasi Siswa Mind Mapping
Dalam Diskusi
Indikator : 1.Keaktifan siswa, 2.
Dalam penilaian ini terdapat 14 siswa
Kerja sama dalam mengerjakan tugas
mendapat nilai baik, dkarenakan 14
kelompok, 3. Kreativitas dalam
siswa dari kelompok yang berbeda-
membuat mind mapping 4.
beda inilah yang menunjukkan
Penyampaian Kesimpulan.
partisipasi yang baik. Meski tidak
mengemukakan pendapat namun, siswa Hasil tes belajar siswa

bertanya kepada siswa lain bahkan diperoleh dari evaluasi pembelajaran

kepada siswa kelompok lain agar pada siklus I terhadap 32 siswa

pekerjaan sesuai dengan harapan diperoleh data sebagai berikut :

masing-masing kelompok dan tentunya a. Siswa yang tuntas belajar


mendapat nilai yang memuaskan bagi sebanyak 7 siswa
masing-masing kelompok. Sedangkan (21,88%).
sebanyak 17 siswa dinilai cukup karena b. Siswa yang belum tuntas
siswa tersebut hanya menggunting dan belajar sebanyak 25 siswa
menempel serta mewarnai tanpa (78,12%).
memberikan pendapat ataupun
3. Penelitian Siklus II
berkomentar tentang pendapat teman
Penelitian siklus II dilaksanakan
sekelompoknya.
pada hari Kamis, 27 April 2017.
Kehadiran siswa sebanyak 32 siswa. Siswa berjumlah 26 sudah
Berikut data hasil siklus I: Pada mendapat nilai predikat A hal ini
pelaksanaan observasi siklus II dikarenakan siswa sangat termotivasi
peneliti dibantu oleh tim observer untuk lebih baik dalam hal
mengamati aktivitas belajar siswa pembuatan mind mapping, dan
selama proses pembelajaran banyak siswa yang pada siklus I
berlangsung. hanya pasif dia mau bekerja dan

Aspek yang diamati meliputi berpendapat serta menyelesaikan

memberikan pendapat, memberikan pekerjaan mind mapping nya artinya

tanggapan terhadap orang lain, tanggung jawab sebagai anggota

mengerjakan tugas yang diberikan, kelompok telah terpenuhi .

motivasi dalam mengerjakan tugas- Sedangakan 4 siswa mendapat nilai

tugas,toleransi dan mau menerima Baik hal ini berarti dapat dikatakan

pendapat siswa lain, tanggung jawab 30 siswa dari 32 siswa aktivitas

sebagai anggota kelompok. Data hasil belajar mereka sudah meningkat

pengamatan dan predikat siswa untuk dikarenakan motivasi, mengajukan

aktivitas belajar siswa disajikan pada pendapat serta tanggung jawab siswa

gambar 4. terhadap kelompok. Dan 2 siswa


yang lain dinilai cukup.

Pada pelaksanaan observasi siklus II


peneliti dibantu oleh tim observer
mengamati partisipasi siswa dalam
diskusi pada proses pembelajaran
selama proses pembelajaran
berlangsung. Aspek yang diamati
meliputi mengajukan pertanyaan,
Turut serta memberi komentar,
memperhatikan pertanyaan orang
.Gambar 4. Diagram predikat
aktivitas belajar siswa lain, mencatat jawaban masalah,
memaksakan pendapat. Data hasil
pengamatan dan predikat siswa untuk
aktivitas belajar siswa disajikan tersebut. Siswa menjadi antusias
dalam gambar 5. untuk segera berdiskusi untu
membuat mind mapping di siklus II.
Kemudian pada siklus II 7 siswa
dinilai cukup karena mereka masih
cukup dalam berpartisipasi. Ada pula
di sini siswa yang pada pra siklus
tidak mempunyai catatan, namun
pada saat membuat mind mapping,
siswa tersebut menjadi pemimpin
dalam kelompok diskusi serta yang
Gambar 5.
Diagram Predikat
mengeluarkan ide menggambar
Partisipasi Siswa
Dalam Diskusi dalam pembuatan mind mapping.
Dapat dilihat dari diagram dan
Pada kegiatan observasi
tabel bahwa 6 siswa sudah mendapat
peneliti mengamati beberapa hal
nilai sangat baik sedangkan 19 siswa
yang terkait dengan metode mind
bernilai baik. Hal ini dikarenakan
mapping. Data disajikan pada
saat sebelum diskusi dimulai guru
gambar 6
memberikan perlakuan yang berbeda
yaitu jika di siklus I siswa cukup
memperhatikan guru menerangkan
dengan media gambar pada power
point namun di siklus II siswa
diberikan materi dengan sudah di
print, dan siswa tinggal menyimak
apa yang ada pada kertas dan pada
kertas terdapat gambar yang dapat
menjelaskan lebih rinci jenis dan
Gambar 6 Diagram Hasil Proses
fungsi struktur bangunan jadi dalam Belajar dengan Merode
Mind Mapping
kertas dilengkapi gambar serta
penjelasan rinci mengenai materi
Hasil tes belajar siswa diperoleh
dari evaluasi pembelajaran pada
siklus I terhadap 32 siswa diperoleh
data sebagai berikut :

a. Siswa yang tuntas belajar


sebanyak 29 siswa (90,62%).

b. Siswa yang belum tuntas


belajar sebanyak 3 siswa
(9,38%).
Gambar 8. Grafik Perbandingan
4. Perbandingan Hasil Tindakan Partisipasi Siswa Dalam
Pada aktivitas belajar siswa Diskusi

dapat dlihat perbandingannya antara Proses Belajar dengan metode Mind


siklus I dan siklus II pada gambar 7. Mapping siswa pada dapat dlihat
perbandingannya antara siklus I dan
siklus II pada gambar 9.

Gambar 7. Diagram Perbandingan


Aktivitas Belajar Siswa

Partsipasi siswa dalam Diskusi pada


proses pembelajaran dapat dlihat Gambar 9. Diagram Perbandingan Proses
Belajar dengan Metode Mind
perbandingannya antara siklus I dan Mapping
siklus II pada gambar 8.
Pada Pra siklus, siklus I dan siklus II
diperoleh data hasil evaluasi Belajar
siswa sebelum mendapat metode Mind
Mapping dan setelah mendapat metode catatan namun hanya 20 anak yang
Mind Mapping dapat dilihat pada memiliki catatan lengkap dan rapi.
gambar 10. Namun, masih ada 7 siswa yang
tidak mempunyai buku catatan, padahal
guru memberikan materi selalu dengan
media power point lalu siswa mencatat
materi yang ada dalam buku catatan.
Banyak siswa yang masih pasif dalam
kegiatan belajar mengajar, dan tidak
menjawab pertanyaan dari guru, namun
di saat guru memberikan humor sedikit
siswa langsung aktif dalam humor guru,
Gambar 10. Grafik Perbandingan setelah diberi pertanyaan hanya ada 1
Hasil Tes Evaluasi Belajar
Siswa siswa yang selalu menjawab, dan yang
5.Pembahasan lain hanya diam. Dari hasil wawancara

Berdasarkan data yang siswa ketika ditanya mengenai cara

didapat saat penelitian tindakan kelas menerima pelajaran konstruksi

diperoleh data bahwa penerapan bangunan saat dikelas siswa menjawab

metode pembelajaran mind mapping dengan mencatat dalam buku catatan.

menjadikan siswa lebih mudah dalam Pada siklus I yang mendapatkan


memahami materi. Berdasar pada predikat sangat baik (A) berjumlah 7
data yang diperoleh pada saat siswa sedangkan predikat baik (B)
sebelum dilaksanakan tindakan, berjumlah 11 siswa, kemudian predikat
diperoleh bahwa keaktifan siswa cukup (C) berjumlah 13 siswa dan yang
masih sangat kurang, hal ini mendapat predikat kurang (D) yaittu 1
diperoleh pada data hanya ada 1 siswa peneliti membuat nilai yang
siswa yang aktif bertanya dan ditargetkan adalah baik(B). Kemudian
menjawab guru saat pembelajaran pada siklus II dilakukan lagi penilaian
berlangsung. Kemudian hampir terhadap aktivitas belajar siswa pada
semua siswa mempunyai buku siklus II banyak mengalami peningkatan
diperoleh 26 siswa mendapat predikat
nilai sangat baik (A) dan 4 siswa sebanyak 9,88 %. Sedangkan pada
bernilai baik (B) sedangkan 2 siswa siklus II sebanyak 29 siswa mendapat
mendapat nilai cukup (C) dan tidak ada nilai diatas KKM yaitu 90,62% siswa
siswa yang mendapat nilai kurang (D). tuntas sedangkan yang tidak tuntas
Peneliti juga menilai partisipasi siswa hanya 9,38% atau 3 siswa tidak tuntas,
dalam diskusi, pada siklus I diperoleh sehingga sangat signifikan peningkatan
data 14 siswa bernilai B (baik), 17 siswa dari siklus I ke siklus II yaitu sebanyak
mendapat nilai C, dan 1 siswa mendapat 68,74 % hasil tes evaluasi belajar siswa
nilai D. Hasil tes evaluasi siswa peneliti sudah meningkat.
juga menelitinya, hal ini bertujuan SIMPULAN,IMPLIKASI,DAN
untuk mengetahui peningkatan SARAN
pengetahuan dan pemahaman konsep
Berdasarkan pada observasi yang
mengenai materi konstruksi bangunan
telah dilakukan dan penelit memperoleh
jenis dan fungsi struktur bangunan.
hasil penelitian pada penerapan metode
Peningkatan diperoleh sangat
pembelajaran kooperatif tipe mind
signifikan, pada saat pra siklus hanya
mapping dengan media gambar pada
terdapat 4 siswa yang tuntas jika
siswa X TGB SMK N 2 Surakrarta
dipersentase 12,5 % siswa tuntas dan
dapat ditarik simpulan bahwa :
yang tidak tuntas sebanyak 28 siswa
1).Penerapan metode mind mapping
atau 87,5% siswa yang masih dibawah
dengan media gambar dapat
KKM, berdasarkan KKM mata
meningkatkan aktivitas belajar siswa
pelajaran Konstruksi Bangunan KKM
dengan jumlah 19 siswa, kemudian pada
yaitu 76, artinya saat pra siklus 28 siswa
partisipasi siswa dalam diskusi
mendapatkan nilai dibawah 76.
meningkat 6 siswa dan proses belajar
Sedangkan pada tes evaluasi setelah
dengan metode mind mapping
diadakan tindakan dengan metode mind
meningkat sebanyak 20 siswa., 2).
mapping siswa yang tuntas berjumlah 7
persentase peningkatan pra siklus ke
siswa atau 21,88 % siswa tuntas dan
siklus I sebanyak 9,88 % dan dari siklus
yang tidak tuntas sebanyak 25 siswa
I ke siklus II yaitu sebanyak 68,74 %.
(78,12%). Artinya hanya mengalami
peningkatan dari pra siklus ke siklus I
Hasil penelitian ini dapat apabila dibuat secara runtut agar mudah
digunakan sebagai masukan guru dalam dipahami, 3). Seharusnya perlakuan
meningkatkan partisipasi dan hasil pada setiap siklus harus mendukung
belajar siswa. Dalam proses pengembangan proses belajar disertai
pembelajaran terdapat banyak faktor pengembangan media, 4). Pembentukan
yang mempengaruhi aktivitas belajar kelompok supaya lebih efektif dibentuk
siswa, partisipasi siswa,dan proses 2-3 orang setiap kelompok.
belajar siswa seperti halnya pemilihan
metode pembelajaran siswa dan media
yang digunakan yang tepat dan dapat
diterapkan kepada semua siswa di kelas.
Secara praktis penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe mind
mapping dengan media gambar dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa,
partisipasi siswa dan terutama pada
proses belajar siswa di dalam kelas
maupun di luar kelas.
Berkaitan dengan simpulan di atas,
maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut : 1). Memberikan
langkah-langkah mind mapping secara
runtut dari awal hingga akhir, 2).
Pembuatan mind mapping lebih jelas
DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2009). Media


Sani, R. A. (2013). Inovasi
Pembelajaran. Surakarta :
Pembelajaran. Jakarta :
Panitia Sertifikasi Guru
Bumi Aksara.
Rayon 13 FKIP UNS.
Santoso (2015:15). Pengertian
Anitah, S. (2009).
Model Pembelajaran Mind
Teknologi Pembelajaran.
Mapping. Diperoleh
Surakarta : Yuma Pustaka
tanggal 3 Januari 2017 dari
Aqib, Z. (2013). Model-mode,
http://www.rijalog.com/201
Media, dan Strategi
6/04/model-pembelajaran-
Pembelajaran Kontekstual
mind-mapping:html?m=1
(Inovatif). Bandung : Yrama
Sudjana, N. (2014). Penilaian
Widya.
Hasil Proses Belajar
Buzan, T. (2013). Buku Pintar
Mengajar. Bandung :
Mind Map. Jakarta :
Remaja Rosdakarya
Gramedia Pustaka Utama
Sugiyanto, (2009). Model-Model
Chaplin (1972) & (Reber, 1998).
Pembelajaran Inovatif.
Pengertian Contoh dan
Surakarta: Panitia Sertifikasi
Macam Proses Belajar.
Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Diperoleh tanggal 4 Januari
2017 dari
http://delsajoesafira.blogspo
t.co.id/2010/05/pengertian-
contoh-dan-macam-
proses.html?m=1.

Hidayat, (2011). Menyusun Skripsi


& Tesis. Bandung :
Informatika Bandung

Anda mungkin juga menyukai