Anda di halaman 1dari 45

apa saja teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan

siswa dalam berdiskusi

bagaimana cara mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa


dalam berdiskusi
apa saja strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
berdiskusi
apa saja teknik yang dapat digunakan untuk mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi
bagaimana cara mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi secara objektif
apa saja faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi
apa saja faktor internal yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi
bagaimana faktor eksternal dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi
apa saja strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
berdiskusi
bagaimana cara mengidentifikasi kebutuhan diskusi siswa
apa saja teknik yang dapat digunakan untuk memfasilitasi diskusi yang efektif
bagaimana cara mengencangkan diskusi yang menarik dan berbeda

saya akan mengadakan penelitian


mengenai pengaruh blended problem
based learning berbantuan advance
organizer terhadap keaktifan siswa dalam
berdiskusi dan kemampuan penyelesaian
masalah. desain penelitian dan model
pengolahan data statistik apa yang tepat
untuk penelitian tersebu ?
Sources

PENGARUH MODEL BLENDED PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS LMS MOODLE TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI

semanticscholar

The Effectiveness of Mobile Blended Problem Based Learning on Mathematical Problem Solving

semanticscholar

Interdisciplinary Megaprojects in Blended Problem-Based Learning Environments: Student


Perspectives

semanticscholar

3
View 2 more

Answer

Untuk penelitian mengenai pengaruh blended problem-based learning berbantuan advance


organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah,
desain penelitian yang tepat adalah eksperimental semu (quasi-experimental)
1

. Model pengolahan data statistik yang tepat adalah uji paired simple t test untuk menjelaskan
nilai t-hitung lebih besar dibandingkan t-tabel dengan nilai sig lebih kecil daripada 0.05
1

Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

apa itu keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah

Sources

Abstrak— Pembelajaran matematika menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran


dengan harapan siswa dapat meningkatkan prestasi, kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya.
Karena dengan memiliki kemampuan tersebut siswa akan lebih mudah menghadapi masalah
dan menyelesaikannya. Untuk itu diperluk

semanticscholar

1
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
HOTS DI SMK NASIONAL MAKASSAR

semanticscholar

Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Perubahan Cuaca dan
Pengaruhnya terhadap Manusia dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Kelas III SD Negeri Plaosan 1

semanticscholar

View 2 more

Answer

Keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah merupakan


kemampuan yang dibutuhkan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam
berdiskusi merupakan kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan
berdiskusi dengan teman-teman
3

. Kemampuan penyelesaian masalah merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah


yang diberikan, seperti dalam pembelajaran matematika
1

Share Link
Share

Rewrite

Copy

Edit Query

bagaimana cara meningkatkan keaktifan siswa dalam berdiskusi

Sources

Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan


Media Rainbow Board di Sekolah Dasar

semanticscholar

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DI KELAS V SDN 07 AIR CAMAR PADANG

semanticscholar

Abstrak— Pembelajaran matematika menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran


dengan harapan siswa dapat meningkatkan prestasi, kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya.
Karena dengan memiliki kemampuan tersebut siswa akan lebih mudah menghadapi masalah
dan menyelesaikannya. Untuk itu diperluk

semanticscholar

3
View 2 more

Answer

Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam berdiskusi, Anda dapat menerapkan berbagai teknik
pembelajaran yang dapat mempermudah siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
dan berdiskusi dengan teman-teman. Beberapa teknik pembelajaran yang dapat digunakan
meliputi:

1. Pendekatan open-ended: Menyajikan masalah terbuka guna memperoleh lebih dari satu cara
penyelesaian atau lebih dari satu jawaban
3

.
2. Model pembelajaran picture and picture: Menggunakan gambar dan gambar untuk
menggambarkan konsep dan ide
2

.
3. Pendekatan Send – A – Problem: Menerapkan teknik pembelajaran yang memfasilitasi siswa
untuk mengamati permasalahan dan menyelesaikannya
4

.
4. Model Project Based Learning (PjBL): Menerapkan model pembelajaran yang membantu
siswa untuk mengamati permasalahan dan menyelesaikannya dalam kelompok
5

.
5. Media Rainbow Board: Menggunakan media yang menarik dan interaktif untuk mengaktifkan
siswa dalam pembelajaran matematika
1

.
6. Teknik bimbingan konseling (PTBK): Menerapkan teknik bimbingan yang mengenalkan siswa
dengan masalah yang relevan dan mengancam
5

.
Dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh blended problem-based learning berbantuan
advance organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian
masalah, Anda dapat menggunakan eksperimen yang melibatkan siswa yang berbeda dalam
kelas, seperti yang dilakukan dalam penelitian eksperimen di SMP Negeri 1 Sewon Bantul
3

. Dalam penelitian ini, Anda dapat mengumpulkan data melalui tes prestasi, berpikir kritis, dan
berpikir kreatif
3

. Selanjutnya, data ini dapat diuji menggunakan uji proporsi


3

Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

apa saja teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
berdiskusi

Sources

Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan


Media Rainbow Board di Sekolah Dasar

semanticscholar

Abstrak— Pembelajaran matematika menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran


dengan harapan siswa dapat meningkatkan prestasi, kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya.
Karena dengan memiliki kemampuan tersebut siswa akan lebih mudah menghadapi masalah
dan menyelesaikannya. Untuk itu diperluk

semanticscholar

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KERJA SAMA KELOMPOK SISWA MENGGUNAKAN TEKNIK


eMeLGr DALAM MEMBANDINGKAN DAN MENYUSUN GREETING CARD

semanticscholar

View 2 more

Answer

Teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
berdiskusi antara lain:

1. Pendekatan open-ended: Menyajikan masalah terbuka guna memperoleh lebih dari satu cara
penyelesaian atau lebih dari satu jawaban
2

.
2. Model pembelajaran Jigsaw: Menerapkan teknik pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk
mengamati permasalahan dan menyelesaikannya dalam kelompok
3

.
3. Pendekatan Send – A – Problem: Menerapkan teknik pembelajaran yang membantu siswa
untuk mengamati permasalahan dan menyelesaikannya
4

.
4. Model Project Based Learning (PjBL): Menerapkan model pembelajaran yang membantu
siswa untuk mengamati permasalahan dan menyelesaikannya dalam kelompok
5

.
5. Teknik bimbingan konseling (PTBK): Menerapkan teknik bimbingan yang mengenalkan siswa
dengan masalah yang relevan dan mengancam
5

.
6. Penggunaan media interaktif: Menggunakan media yang menarik dan interaktif untuk
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran matematika
1

.
7. Pendekatan kooperatif: Menerapkan teknik pembelajaran yang membantu siswa untuk
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan teman-teman
2

.
8. Pendekatan problem-based learning: Menerapkan model pembelajaran yang membantu
siswa untuk mengamati permasalahan dan menyelesaikannya dalam konteks yang relevan
4

.
Dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh blended problem-based learning berbantuan
advance organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian
masalah, Anda dapat menggunakan eksperimen yang melibatkan siswa yang berbeda dalam
kelas, seperti yang dilakukan dalam penelitian eksperimen di SMP Negeri 1 Sewon Bantul
3

. Dalam penelitian ini, Anda dapat mengumpulkan data melalui tes prestasi, berpikir kritis, dan
berpikir kreatif
3

. Selanjutnya, data ini dapat diuji menggunakan uji proporsi


3

.
Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

bagaimana cara mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi

Sources

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KERJA SAMA KELOMPOK SISWA MENGGUNAKAN TEKNIK


eMeLGr DALAM MEMBANDINGKAN DAN MENYUSUN GREETING CARD

semanticscholar

Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan


Media Rainbow Board di Sekolah Dasar

semanticscholar

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa SMA

semanticscholar

3
View 2 more

Answer

Cara mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi dapat dilakukan melalui berbagai teknik dan
metode, seperti:

1. Observasi: Melihat dan mengkaji keaktifan siswa dalam proses berdiskusi


2

.
2. Kuesioner: Mengumpulkan data secara langsung dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam
berdiskusi
3

.
3. Tes tertulis: Mengumpulkan data dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam berdiskusi
melalui tes tertulis
3

.
4. Lembars observasi: Menggunakan lembar observasi untuk mengkaji keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4

.
5. Analisis deskriptif kuantitatif: Menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk
mengkaji data yang diperoleh dari observasi, kuesioner, dan tes tertulis
3

.
Dalam penelitian, Anda dapat mengumpulkan data melalui teknik observasi, kuesioner, dan tes
tertulis, lalu dilakukan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
berdiskusi
3

Share Link
Share

Rewrite

Copy

Edit Query

apa saja faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi

Sources

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar

semanticscholar

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


(SMK) SAHID MELANJUTKAN STUDI DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT
AGAMA ISLAM SAHID BOGOR

semanticscholar

Faktor-Faktor yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timbukar Tahun
Ajaran 2022/2023

semanticscholar

3
View 2 more

Answer

Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi antara lain:

1. Faktor internal:
 Perhatian: Perhatian siswa terhadap pembelajaran
4

 Tanggapan: Tanggapan siswa terhadap pembelajaran


4

 Ingatan: Ingatan siswa terhadap pembelajaran


4

 Keadaan fisik: Keadaan fisik siswa, seperti kesehatan dan keadaan mental
4

 Keadaan emosional: Keadaan emosional siswa, seperti kebanggaan, kegemasan, dan


keinginan
4

2. Faktor eksternal:
 Tempat dan fasilitas: Tempat dan fasilitas pembelajaran, seperti ruangan, peralatan, dan
perlengkapan
4

 Guru: Perilaku, peran, dan kemampuan guru dalam mengajar


5

.
 Teman sebaya: Interaksi siswa dengan teman-teman, seperti berbicara, berpartisipasi, dan
berbagi ide
3

 Lingkungan: Lingkungan siswa, seperti keluarga, tempat tinggal, dan aktivitas lainnya
3

Dalam penelitian, Anda dapat mengumpulkan data melalui observasi, kuesioner, dan tes
tertulis, lalu dilakukan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi
3

Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

apa saja strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam berdiskusi

Sources

Stategi Guru PAI dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

semanticscholar

Peran Guru dalam Menggunakan Model Pembelajaran Collaborative Learning terhadap


Keaktifan Siswa Dalam Belajar
semanticscholar

Inovasi Teknologi Dalam Pendidikan Klinis Keperawatan Sebagai Strategi Pembelajaran Kreatif:
Apa Saja Manfaatnya Bagi Mahasiswa Keperawatan?: Sebuah Literatur Review

semanticscholar

View 2 more

Answer

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam berdiskusi:

1. Strategi Guru PAI: Guru dapat menggunakan strategi yang cukup bagus untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa, seperti penggunaan media pembelajaran dan pengelolaan kelas yang
baik
1

.
2. Model Pembelajaran Collaborative Learning: Guru dapat menggunakan model pembelajaran
kolaboratif, dimana siswa belajar bersama dan berbagi beban secara setara serta perlahan
mewujudkan hasil pembelajaran yang diinginkan
2

.
3. Model Project Based Learning (PjBL): Penerapan model PjBL dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam mengamati permasalahan remaja, menyusun dan menyelesaikan tugas proyek
bersama kelompoknya, mempresentasikan hasil diskusi serta menuliskan hasil diskusi kelompok
4
.
4. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw: Penerapan strategi pembelajaran kooperatif
jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa
5

.
5. Penerapan Inovasi Teknologi: Penerapan strategi pembelajaran berbasis teknologi, seperti
pemanfaatan smartphone, aplikasi, dan lainnya, dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kualitas pembelajaran
3

.
6. Bimbingan Konseling (PTBK): Penerapan PTBK dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
dalam mengamati permasalahan remaja
4

.
7. Strategi Pembelajaran Berbasis Teks: Penerapan strategi pembelajaran berbasis teks dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, mengingat, dan mengaplikasikan teks.
8. Strategi Pembelajaran Berbasis Video: Penerapan strategi pembelajaran berbasis video dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, mengingat, dan mengaplikasikan video.
9. Strategi Pembelajaran Berbasis Audio: Penerapan strategi pembelajaran berbasis audio dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, mengingat, dan mengaplikasikan audio.
10. Strategi Pembelajaran Berbasis Gambar: Penerapan strategi pembelajaran berbasis gambar
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, mengingat, dan mengaplikasikan
gambar.
Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

contoh instrumen untuk menilai keaktifan siswa dalam berdiskusi

Sources

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa SMA
semanticscholar

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar

semanticscholar

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KERJA SAMA KELOMPOK SISWA MENGGUNAKAN TEKNIK


eMeLGr DALAM MEMBANDINGKAN DAN MENYUSUN GREETING CARD

semanticscholar

View 2 more

Answer

Berikut adalah contoh instrumen untuk menilai keaktifan siswa dalam berdiskusi:

1. Observasi: Melihat dan mengkaji keaktifan siswa dalam proses berdiskusi


1

.
2. Kuesioner: Mengumpulkan data secara langsung dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam
berdiskusi
1

.
3. Tes tertulis: Mengumpulkan data dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam berdiskusi
melalui tes tertulis
1

.
4. Lembars observasi: Menggunakan lembar observasi untuk mengkaji keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4

.
5. Analisis deskriptif kuantitatif: Menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk
mengkaji data yang diperoleh dari observasi, kuesioner, dan tes tertulis
1

.
6. Pemeriksaan spellbinding subjektif: Menggunakan pemeriksaan spellbinding subjektif untuk
menilai hasil belajar siswa dalam berbahasa Indonesia
2

.
7. Metode pengumpulan informasi: Menggunakan metode pengumpulan informasi seperti
persepsi, pertemuan, dan dokumentasi
2

.
8. Analisis statistik: Menggunakan analisis statistik seperti perhitungan rata-rata dan korelasi
untuk menilai hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4

.
Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

bagaimana cara mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi secara objektif

Sources
HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN KEAKTIFAN SISWA DALAM
BERDISKUSI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 4 PALEMBANG

semanticscholar

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar

semanticscholar

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KERJA SAMA KELOMPOK SISWA MENGGUNAKAN TEKNIK


eMeLGr DALAM MEMBANDINGKAN DAN MENYUSUN GREETING CARD

semanticscholar

View 2 more

Answer

Cara mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi secara objektif dapat dilakukan melalui
berbagai teknik dan metode, seperti:

1. Observasi: Melihat dan mengkaji keaktifan siswa dalam proses berdiskusi


1
.
2. Kuesioner: Mengumpulkan data secara langsung dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam
berdiskusi
1

.
3. Tes tertulis: Mengumpulkan data dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam berdiskusi
melalui tes tertulis
1

.
4. Lembars observasi: Menggunakan lembar observasi untuk mengkaji keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4

.
5. Analisis deskriptif kuantitatif: Menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk
mengkaji data yang diperoleh dari observasi, kuesioner, dan tes tertulis
1

.
6. Pemeriksaan spellbinding subjektif: Menggunakan pemeriksaan spellbinding subjektif untuk
menilai hasil belajar siswa dalam berbahasa Indonesia
2

.
7. Metode pengumpulan informasi: Menggunakan metode pengumpulan informasi seperti
persepsi, pertemuan, dan dokumentasi
2

.
8. Analisis statistik: Menggunakan analisis statistik seperti perhitungan rata-rata dan korelasi
untuk menilai hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4

.
Dalam penelitian, Anda dapat mengumpulkan data melalui observasi, kuesioner, dan tes
tertulis, lalu dilakukan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
berdiskusi
3

.
Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

bagaimana cara mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi secara kuantitatif

Sources

Pengaruh Persepsi Siswa tentang Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Program Kelompok Remaja
Islam terhadap Persepsi Siswa tentang Etika Komunikasi kepada Guru di SMA PGII 2 Bandung

semanticscholar

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN KEAKTIFAN SISWA DALAM


BERDISKUSI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 4 PALEMBANG

semanticscholar

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar

semanticscholar

3
View 2 more

Answer

Cara mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi secara kuantitatif dapat dilakukan melalui
berbagai teknik dan metode, seperti:

1. Observasi: Melihat dan mengkaji keaktifan siswa dalam proses berdiskusi


1

.
2. Kuesioner: Mengumpulkan data secara langsung dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam
berdiskusi
1

.
3. Tes tertulis: Mengumpulkan data dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam berdiskusi
melalui tes tertulis
1

.
4. Lembars observasi: Menggunakan lembar observasi untuk mengkaji keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4

.
5. Analisis deskriptif kuantitatif: Menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk
mengkaji data yang diperoleh dari observasi, kuesioner, dan tes tertulis
1

.
6. Pemeriksaan spellbinding subjektif: Menggunakan pemeriksaan spellbinding subjektif untuk
menilai hasil belajar siswa dalam berbahasa Indonesia
3

.
7. Metode pengumpulan informasi: Menggunakan metode pengumpulan informasi seperti
persepsi, pertemuan, dan dokumentasi
2

.
8. Analisis statistik: Menggunakan analisis statistik seperti perhitungan rata-rata dan korelasi
untuk menilai hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4

.
Dalam penelitian, Anda dapat mengumpulkan data melalui observasi, kuesioner, dan tes
tertulis, lalu dilakukan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
berdiskusi
3

Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

apa saja faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran keaktifan siswa dalam berdiskusi

Sources

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar

semanticscholar

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN KEAKTIFAN SISWA DALAM


BERDISKUSI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 4 PALEMBANG

semanticscholar

·
2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika Siswa MTs Miftahul Ulum
Pandanwangi

semanticscholar

View 2 more

Answer

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran keaktifan siswa dalam berdiskusi
antara lain:

1. Persepsi siswa: Persepsi siswa terhadap keaktifan mereka dalam berdiskusi


5

.
2. Kegiatan ekstrakurikuler: Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan siswa dapat mempengaruhi
keaktifan mereka dalam berdiskusi
2

.
3. Faktor internal: Faktor internal seperti kecerdasan dan motivasi belajar dapat mempengaruhi
keaktifan siswa dalam berdiskusi
3

.
4. Faktor eksternal: Faktor eksternal seperti status sosial ekonomi dapat mempengaruhi
keputusan siswa dalam melanjutkan pendidikan
4

.
5. Kondisi lingkungan: Kondisi lingkungan seperti kelas, guru, dan fasilitas dapat mempengaruhi
keaktifan siswa dalam berdiskusi
1

.
6. Kemampuan bahasa: Kemampuan bahasa siswa dapat mempengaruhi keaktifan mereka dalam
berdiskusi
1

.
7. Tingkatan pendidikan: Tingkatan pendidikan siswa dapat mempengaruhi keaktifan mereka
dalam berdiskusi
2

.
8. Tempat dan fasilitas: Tempat dan fasilitas pembelajaran, seperti ruangan, peralatan, dan
perlengkapan, dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi
4

.
9. Guru: Perilaku, peran, dan kemampuan guru dalam mengajar dapat mempengaruhi keaktifan
siswa dalam berdiskusi
5

.
10. Teman sebaya: Interaksi siswa dengan teman-teman, seperti berbicara, berpartisipasi, dan
berbagi ide, dapat mempengaruhi keaktifan mereka dalam berdiskusi
3

.
11. Lingkungan: Lingkungan siswa, seperti keluarga, tempat tinggal, dan aktivitas lainnya, dapat
mempengaruhi keaktifan mereka dalam berdiskusi
3

.
Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query
apa saja faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi secara subjektif

Sources

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar

semanticscholar

Faktor-Faktor yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timbukar Tahun
Ajaran 2022/2023

semanticscholar

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


(SMK) SAHID MELANJUTKAN STUDI DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT
AGAMA ISLAM SAHID BOGOR

semanticscholar

View 2 more

Answer
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi secara subjektif
antara lain:

1. Persepsi siswa: Persepsi siswa terhadap keaktifan mereka dalam berdiskusi


1

.
2. Kegiatan ekstrakurikuler: Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan siswa dapat mempengaruhi
keaktifan mereka dalam berdiskusi
2

.
3. Faktor internal: Faktor internal seperti kecerdasan dan motivasi belajar dapat mempengaruhi
keaktifan siswa dalam berdiskusi
3

.
4. Faktor eksternal: Faktor eksternal seperti status sosial ekonomi dapat mempengaruhi
keputusan siswa dalam melanjutkan pendidikan
3

.
5. Kondisi lingkungan: Kondisi lingkungan seperti kelas, guru, dan fasilitas dapat mempengaruhi
keaktifan siswa dalam berdiskusi
1

.
6. Kemampuan bahasa: Kemampuan bahasa siswa dapat mempengaruhi keaktifan mereka dalam
berdiskusi
1

.
7. Tingkatan pendidikan: Tingkatan pendidikan siswa dapat mempengaruhi keaktifan mereka
dalam berdiskusi
2

.
8. Tempat dan fasilitas: Tempat dan fasilitas pembelajaran, seperti ruangan, peralatan, dan
perlengkapan, dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi
4

.
9. Guru: Perilaku, peran, dan kemampuan guru dalam mengajar dapat mempengaruhi keaktifan
siswa dalam berdiskusi
5

.
10. Teman sebaya: Interaksi siswa dengan teman-teman, seperti berbicara, berpartisipasi, dan
berbagi ide, dapat mempengaruhi keaktifan mereka dalam berdiskusi
3

.
11. Lingkungan: Lingkungan siswa, seperti keluarga, tempat tinggal, dan aktivitas lainnya, dapat
mempengaruhi keaktifan mereka dalam berdiskusi
3

.
Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

Related

apa saja faktor internal yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi secara
subjektif

bagaimana cara mengatasi faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam
berdiskusi secara subjektif

apa saja strategi yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
berdiskusi secara subjektif

I will conduct research on the effect of


blended problem based learning assisted by
an advance organizer on students'
activeness in discussing and problem
solving abilities. What research design and
statistical data processing model are
appropriate for this research?
Sources

[PDF] The Effects of a Blended Learning Strategy in Teaching Vocabulary on ...

files.eric

[PDF] A Meta-Analysis and Review of Online Learning Studies

www2.ed

Synthesizing research evidence on self-regulated learning and ...

sciencedirect

View 2 more

Answer
The appropriate research design for your study on the effect of blended problem-based
learning assisted by an advanced organizer on students' activeness in discussing and problem-
solving abilities would be a mixed-methods design. This design would allow you to collect both
quantitative and qualitative data, which would provide a more comprehensive understanding of
the phenomenon you are investigating.In terms of statistical data processing, you could use a
combination of parametric and non-parametric tests, depending on the nature of the data you
collect. For example, you could use a t-test or ANOVA to compare means between groups, and
a chi-square test or Fisher's exact test to analyze categorical data. Additionally, you could use
descriptive statistics, such as means, standard deviations, and percentages, to summarize your
data.For the qualitative data, you could use thematic analysis or content analysis to identify
patterns and themes in the data. This would allow you to gain a deeper understanding of the
students' experiences and perceptions of the blended learning approach.It is also recommended
to include a control group in your study to compare the results with the experimental group.
This would help you to establish the effectiveness of the blended learning approach compared
to traditional teaching methods.In summary, a mixed-methods design with a combination of
parametric and non-parametric tests, descriptive statistics, and qualitative analysis would be an
appropriate research design and statistical data processing model for your study.

Blended problem-based learning (B-PBL) offers several benefits for students and educators:

1. Increased Knowledge and Skills: B-PBL has been shown to increase students' knowledge and
skills in various subjects, including medical statistics and other disciplines
1

.
2. Enhanced Satisfaction: Students who participate in B-PBL often report higher levels of
satisfaction with their learning experience
1

.
3. Flexibility: B-PBL allows students to learn at their own pace and in their preferred environment,
whether it's in a classroom or online
4

.
4. Improved Problem-Solving: B-PBL encourages students to develop problem-solving skills by
working on real-world problems and applying theoretical knowledge
1

.
5. Better Classroom Experience: B-PBL frees lecturers to focus on problem-solving and
mentorship during class time, fostering more effective discussions and learning experiences
2

.
6. Expanded Reach: B-PBL enables institutions to reach a wider range of students, including
those who cannot attend in-person classes due to work, family, or geographic constraints
4

.
7. Resilience: B-PBL has proven to be a valuable tool during crises like the COVID-19 pandemic,
allowing educational opportunities to continue unimpeded
4

.
8. Preparation for the Future: B-PBL prepares institutions for a future where online and hybrid
learning will likely become more common
4

.
These benefits make B-PBL an attractive option for educators looking to improve the learning
experience and reach a wider range of students. how does blended problem based learning
compare to traditional problem based learning

Sources

Effectiveness Comparison of the Traditional Problem-Based ...

link.springer

Full article: Learning modules: problem-based learning, blended ...

tandfonline

2
[PDF] Blended Problem-based Learning for Teacher Education: Lessons Learnt

arrow.tudublin

View 2 more

Answer

Blended problem-based learning (B-PBL) and traditional problem-based learning (PBL) have
some similarities, but they also have distinct differences. Here's a comparison of the two
approaches:

1. Content Delivery: In traditional PBL, the teacher dictates the content and skills students are to
learn, while in B-PBL, the content is delivered through a blend of face-to-face and online
learning
3

.
2. Learning Environment: PBL is typically conducted in a classroom setting, while B-PBL
combines face-to-face learning with online learning, such as discussion boards and
synchronous chat rooms
3

.
3. Flexibility: B-PBL allows students to learn at their own pace and in their preferred environment,
whether it's in a classroom or online
4

.
4. Problem-Solving: Both PBL and B-PBL encourage problem-solving skills, but B-PBL may offer
more flexibility and accessibility, as students can access online resources and collaborate with
peers outside of the classroom
4

.
5. Effectiveness: Studies have shown that B-PBL can lead to better learning outcomes and
increased student satisfaction compared to traditional PBL
1

.
In summary, while both PBL and B-PBL aim to foster problem-solving skills and student-
centered learning, B-PBL offers more flexibility and accessibility, and may lead to better learning
outcomes.

Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

Related

what are the limitations of traditional problem based learning

how can blended problem based learning be implemented effectively

what are the key differences between blended problem based learning and traditional problem
based learning

what are the key differences between blended problem based learning and traditional problem
based learning

Sources

Full article: Learning modules: problem-based learning, blended ...

tandfonline

[PDF] Blended Problem-based Learning for Teacher Education: Lessons Learnt


arrow.tudublin

Differences between blended learning and traditional learning. - ResearchGate

researchgate

View 2 more

Answer

The key differences between blended problem-based learning (B-PBL) and traditional problem-
based learning (PBL) include:

1. Content Delivery: In traditional PBL, the teacher dictates what knowledge and skills students
are to learn, whereas in B-PBL, the content is delivered through a blend of face-to-face and
online learning
1

.
2. Learning Environment: PBL is typically conducted in a classroom setting, while B-PBL
combines face-to-face learning with online learning, such as discussion boards and
synchronous chat rooms
3

.
3. Flexibility: B-PBL allows students to learn at their own pace and in their preferred environment,
whether it's in a classroom or online
4

.
4. Problem-Solving: Both PBL and B-PBL encourage problem-solving skills, but B-PBL may offer
more flexibility and accessibility, as students can access online resources and collaborate with
peers outside of the classroom
4

.
5. Effectiveness: Studies have shown that B-PBL can lead to better learning outcomes and
increased student satisfaction compared to traditional PBL
1

.
In summary, while both PBL and B-PBL aim to foster problem-solving skills and student-
centered learning, B-PBL offers more flexibility and accessibility, and may lead to better learning
outcomes.

Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

Related

what are the advantages of traditional problem based learning over blended problem based
learning

how does the role of the teacher differ in blended problem based learning compared to
traditional problem based learning

what are some examples of blended problem based learning activities that incorporate
technology

Search Images

Search Videos

Generate Image

Attach images, text, or PDFs. 3 left today


how does the role of the teacher differ in blended problem based learning compared to
traditional problem based learning

Sources

[PDF] Blended Problem-based Learning for Teacher Education: Lessons Learnt

arrow.tudublin

Effectiveness of Problem-Based Learning versus Traditional ... - NCBI

ncbi.nlm

Full article: Learning modules: problem-based learning, blended ...

tandfonline

View 2 more

Answer

The role of the teacher differs in blended problem-based learning (B-PBL) compared to
traditional problem-based learning (PBL) in several ways:
1. Facilitator: In B-PBL, the teacher acts as a facilitator, guiding students through the learning
process and providing feedback on their progress
1

.
2. Online Presence: The teacher is present both in the classroom and online, using discussion
boards and synchronous chat rooms to encourage dialogue and collaboration among students
1

.
3. Content Delivery: In traditional PBL, the teacher dictates the content and skills students are to
learn, while in B-PBL, the content is delivered through a blend of face-to-face and online
learning
1

.
4. Flexibility: The teacher in B-PBL must be able to adapt to the different learning environments
and delivery methods, ensuring that students can learn at their own pace and in their preferred
environment
4

.
5. Assessment: The teacher in B-PBL must also be proficient in using online assessment tools and
providing feedback through various digital platforms
1

.
In summary, the teacher in B-PBL plays a more facilitative role, is present in both the classroom
and online environments, and must be able to adapt to various delivery methods and
assessment tools.

Share Link

Share

Rewrite

Copy

Edit Query

Related

what are the benefits of traditional problem based learning for students
how does the role of the student differ in blended problem based learning compared to
traditional problem based learning

what are some challenges that teachers face when implementing blended problem based
learning

saya akan mengadakan penelitian mengenai pengaruh blended problem based learning berbantuan
advance organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian
masalah. desain penelitian dan model pengolahan data statistik apa yang tepat untuk penelitian
tersebut ?

ChatGPT

ChatGPT

Untuk penelitian tentang pengaruh blended problem based learning dengan bantuan advance
organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah, Anda
dapat menggunakan desain penelitian eksperimental. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat
Anda ambil:

Desain Penelitian:
1. Kelompok Eksperimen dan Kontrol:
 Pisahkan siswa menjadi dua kelompok: satu kelompok eksperimen yang akan menerima
blended problem based learning dengan bantuan advance organizer, dan satu kelompok
kontrol yang akan menerima pembelajaran konvensional atau metode lain yang tidak
menggunakan pendekatan tersebut.
2. Variabel:
 Variabel bebas: Penggunaan blended problem based learning dengan bantuan advance
organizer.
 Variabel terikat:
 Keaktifan siswa dalam berdiskusi.
 Kemampuan penyelesaian masalah.
3. Instrumen Pengumpulan Data:
 Observasi langsung terhadap partisipasi siswa dalam diskusi.
 Tes atau tugas untuk mengukur kemampuan penyelesaian masalah.
 Kuesioner untuk mengukur persepsi siswa terhadap pembelajaran.
4. Pengumpulan Data:
 Rekam keaktifan siswa selama sesi pembelajaran.
 Evaluasi hasil tes atau tugas penyelesaian masalah.
 Survei atau kuesioner setelah pembelajaran untuk mengukur persepsi siswa.
5. Analisis Data:
 Gunakan analisis statistik untuk membandingkan hasil antara kelompok eksperimen dan
kontrol.
 Anda dapat menggunakan uji statistik seperti uji-t untuk membandingkan rata-rata skor
antara kelompok.
 Analisis regresi juga bisa berguna untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel bebas
dan terikat.
Model Pengolahan Data Statistik:
1. Uji-T:
 Digunakan untuk membandingkan rata-rata antara dua kelompok.
 Anda dapat menggunakan ini untuk membandingkan keaktifan siswa dan kemampuan
penyelesaian masalah antara kelompok eksperimen dan kontrol.
2. Analisis Regresi:
 Anda bisa memeriksa apakah ada hubungan antara penggunaan blended problem based
learning dengan bantuan advance organizer dan peningkatan keaktifan siswa serta
kemampuan penyelesaian masalah.
 Ini bisa membantu Anda mengetahui seberapa kuat dampak dari pendekatan tersebut
terhadap hasil yang diukur.
3. Analisis Deskriptif:
 Gunakan untuk memberikan gambaran tentang keaktifan siswa dan kemampuan
penyelesaian masalah di masing-masing kelompok.
 Ini dapat membantu dalam menafsirkan hasil secara keseluruhan.

Pastikan untuk mempertimbangkan kebutuhan untuk mengontrol faktor-faktor yang mungkin


memengaruhi hasil, seperti karakteristik siswa atau variabel luar lainnya. Selain itu, pastikan juga
untuk mendapatkan izin dan persetujuan yang diperlukan dari lembaga pendidikan dan orang tua
siswa sebelum melaksanakan penelitian.
Untuk penelitian tentang pengaruh blended problem-based learning dengan bantuan
advanced organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan
penyelesaian masalah, Anda dapat menggunakan desain penelitian eksperimen kuasi
(quasi-experimental design) dengan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Berikut adalah langkah-langkah dan model pengolahan data statistik yang tepat untuk
penelitian tersebut:

Desain Penelitian:
1. Randomisasi: Pisahkan siswa secara acak ke dalam dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan.
2. Kelompok Kontrol: Kelompok ini akan menerima pembelajaran biasa tanpa penggunaan
blended problem-based learning atau advanced organizer.
3. Kelompok Perlakuan: Kelompok ini akan menerima pembelajaran menggunakan blended
problem-based learning dengan bantuan advanced organizer.
4. Pengukuran: Ukur keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah
sebelum dan setelah perlakuan.
Model Pengolahan Data Statistik:
1. Uji Prakondisi: Pastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok perlakuan memiliki
karakteristik awal yang seimbang.
2. Analisis Deskriptif: Lakukan analisis deskriptif terhadap data sebelum dan setelah perlakuan di
kedua kelompok.
3. Uji Hipotesis: Gunakan uji statistik yang sesuai, seperti:
 Uji T-Two Sampel Berpasangan (Paired Samples T-Test): Untuk membandingkan
perbedaan antara skor sebelum dan sesudah perlakuan dalam setiap kelompok.
 Uji T-Two Sampel Independen (Independent Samples T-Test): Untuk
membandingkan perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah
perlakuan.
4. Analisis Regresi: Jika perlu, Anda juga dapat melakukan analisis regresi untuk melihat apakah
ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil.

Pastikan untuk memilih model statistik yang sesuai dengan desain penelitian Anda dan
mempertimbangkan asumsi-asumsi yang relevan (misalnya, normalitas data,
homogenitas varians) sebelum menerapkan uji statistik. Selain itu, pastikan juga untuk
melaporkan hasil secara jelas dan menginterpretasikan implikasi temuan secara
menyeluruh.
Untuk penelitian Anda tentang pengaruh blended problem-based learning (PBL) dengan
bantuan advanced organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan
kemampuan penyelesaian masalah, ada beberapa desain penelitian dan model
pengolahan data statistik yang dapat Anda pertimbangkan. Berikut adalah beberapa
saran:

Desain Penelitian:
1. Pretest-Posttest Control Group Design:
 Bagi siswa menjadi dua kelompok: kelompok eksperimen (menerima blended PBL
dengan advanced organizer) dan kelompok kontrol (menerima pembelajaran
konvensional).
 Lakukan pretest untuk kedua kelompok sebelum intervensi.
 Berikan intervensi pada kelompok eksperimen selama periode tertentu.
 Lakukan posttest untuk kedua kelompok setelah intervensi.
 Bandingkan perbedaan antara kedua kelompok menggunakan analisis statistik yang
sesuai.
2. Quasi-Experimental Design:
 Dalam situasi di mana tidak memungkinkan bagi Anda untuk secara acak menetapkan
subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol, Anda dapat menggunakan desain
kuantitatif yang lebih fleksibel seperti desain eksperimental semu (quasi-experimental
design).
 Sebagai contoh, Anda bisa membandingkan kelompok yang mengikuti blended PBL
dengan advanced organizer dengan kelompok yang mengikuti pembelajaran
konvensional, tetapi subjek mungkin telah memilih sendiri kelompok mana yang mereka
ikuti.
Model Pengolahan Data Statistik:
1. Analisis Varian (ANOVA):
 Jika Anda memiliki lebih dari dua kelompok (misalnya, kelompok eksperimen dan
beberapa kelompok kontrol yang berbeda), ANOVA dapat digunakan untuk
membandingkan rata-rata antar kelompok.
 ANOVA one-way digunakan jika Anda hanya memiliki satu variabel bebas (kelompok),
sementara ANOVA two-way digunakan jika Anda memiliki dua faktor atau lebih.
2. Uji T:
 Uji t independen digunakan untuk membandingkan rata-rata antara dua kelompok yang
berbeda (misalnya, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).
 Uji t berpasangan digunakan ketika Anda ingin membandingkan rata-rata sebelum dan
sesudah intervensi di dalam kelompok yang sama.
3. Analisis Regresi:
 Jika Anda ingin mengeksplorasi hubungan antara variabel-variabel tertentu (misalnya,
keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah) dan melihat
apakah satu variabel dapat memprediksi yang lain, analisis regresi dapat digunakan.
4. Analisis Statistik Non-Parametrik:
 Jika Anda memiliki data yang tidak memenuhi asumsi distribusi normal atau memiliki
ukuran sampel yang kecil, Anda dapat menggunakan metode non-parametrik seperti Uji
Mann-Whitney atau Uji Wilcoxon untuk membandingkan perbedaan antara kelompok.
5. Analisis Statistik Deskriptif:
 Selain itu, pastikan juga untuk melihat statistik deskriptif seperti mean, median, dan
deviasi standar untuk menganalisis distribusi data Anda.

Pastikan untuk memilih model pengolahan data yang sesuai dengan desain penelitian
Anda dan tujuan analisis Anda. Juga, konsultasikan dengan seorang statistikawan atau
peneliti yang berpengalaman untuk memastikan bahwa analisis data Anda benar dan
dapat diandalkan.
Untuk penelitian mengenai pengaruh blended problem based learning (PBL) berbantuan
advanced organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan
penyelesaian masalah, Anda dapat menggunakan desain penelitian eksperimen kuasi
(quasi-experimental design). Desain ini memungkinkan Anda untuk membandingkan
dua atau lebih kelompok tanpa randomisasi penuh.

Berikut adalah desain penelitian yang dapat Anda gunakan:

1. Desain Penelitian:
 Kelompok Eksperimen: Siswa yang menerima pembelajaran dengan blended PBL
berbantuan advanced organizer.
 Kelompok Kontrol: Siswa yang menerima pembelajaran konvensional atau
pembelajaran dengan metode lain tanpa menggunakan PBL atau advanced
organizer.
2. Instrumen Pengukuran:
 Untuk mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi, Anda dapat menggunakan
lembar observasi yang mencatat tingkat partisipasi dan kualitas kontribusi siswa.
 Untuk mengukur kemampuan penyelesaian masalah, Anda dapat memberikan
tes atau soal latihan yang relevan dengan materi yang diajarkan.
3. Model Pengolahan Data Statistik:
 Analisis Data: Anda dapat menggunakan berbagai teknik statistik, termasuk uji-t
untuk membandingkan rata-rata skor antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
 Analisis Korelasi: Anda juga dapat melakukan analisis korelasi antara keaktifan
siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah untuk melihat
apakah ada hubungan antara kedua variabel tersebut.
 Analisis Regresi: Jika Anda ingin melihat faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kemampuan penyelesaian masalah, Anda dapat melakukan
analisis regresi untuk melihat pengaruh variabel independen seperti keaktifan
siswa dalam berdiskusi terhadap variabel dependen, yaitu kemampuan
penyelesaian masalah.
4. Pengendalian Variabel:
 Pastikan untuk mengendalikan variabel-variabel yang dapat memengaruhi hasil
penelitian, seperti tingkat kecerdasan siswa, latar belakang pendidikan, dan
pengalaman sebelumnya dengan metode PBL.
5. Validitas dan Reliabilitas:
 Pastikan instrumen pengukuran yang digunakan valid dan reliabel. Anda dapat
melakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum dan setelah pengumpulan data.

Pastikan Anda memperhatikan etika penelitian dan mendapatkan izin dari pihak yang
berwenang sebelum melakukan penelitian.
Untuk penelitian tentang pengaruh Blended Problem Based Learning (PBL) yang
didukung oleh Advance Organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan
kemampuan penyelesaian masalah, Anda dapat mempertimbangkan desain penelitian
eksperimen kuasi (quasi-experimental design). Desain eksperimen kuasi memungkinkan
Anda untuk membandingkan kelompok yang menerima perlakuan (Blended PBL dengan
Advance Organizer) dengan kelompok kontrol (biasanya metode pengajaran tradisional
atau metode lain yang tidak termasuk Blended PBL dan Advance Organizer).

Berikut adalah langkah-langkah dalam mendesain penelitian dan model pengolahan


data statistik yang tepat untuk penelitian tersebut:
Desain Penelitian:
1. Penentuan Variabel: Identifikasi variabel dependen (misalnya keaktifan siswa dalam
berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah) dan variabel independen
(penggunaan Blended PBL dengan Advance Organizer).
2. Pemilihan Sampel: Pilih sampel siswa yang representatif dari populasi yang ingin Anda
teliti.
3. Pembagian Kelompok: Pisahkan sampel menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen (menerima Blended PBL dengan Advance Organizer) dan kelompok kontrol
(tidak menerima Blended PBL dengan Advance Organizer).
4. Pengumpulan Data: Lakukan pengumpulan data pada kedua kelompok sebelum dan
setelah perlakuan untuk mengukur perubahan.
5. Implementasi Perlakuan: Terapkan Blended PBL dengan Advance Organizer pada
kelompok eksperimen, sementara kelompok kontrol menerima metode pengajaran
biasa.
6. Evaluasi dan Analisis: Evaluasi keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan
penyelesaian masalah di kedua kelompok.
Model Pengolahan Data Statistik:
1. Statistik Deskriptif: Gunakan statistik deskriptif untuk menganalisis karakteristik dasar
dari data yang dikumpulkan, seperti mean, median, dan deviasi standar untuk setiap
variabel.
2. Uji Hipotesis: Gunakan uji statistik seperti uji t-tidak berpasangan atau uji Mann-
Whitney U untuk membandingkan hasil antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Ini akan membantu dalam menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan
antara kedua kelompok dalam hal keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan
penyelesaian masalah.
3. Analisis Regresi: Jika relevan, Anda dapat melakukan analisis regresi untuk
mengevaluasi pengaruh variabel independen (penggunaan Blended PBL dengan
Advance Organizer) terhadap variabel dependen (keaktifan siswa dalam berdiskusi dan
kemampuan penyelesaian masalah), sambil mengontrol variabel lain yang mungkin
memengaruhi hasil.
4. Analisis Kualitatif: Selain analisis statistik, Anda juga dapat melengkapi penelitian
dengan analisis kualitatif, seperti analisis konten dari diskusi siswa atau observasi
terhadap perubahan perilaku siswa.

Dengan kombinasi desain penelitian yang tepat dan pengolahan data statistik yang
sesuai, Anda dapat mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh
Blended PBL dengan Advance Organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan
kemampuan penyelesaian masalah.
model pengolahan data statistik apa yang dipakai jika blended problem based learning dan
pembelajaran konvensional adalah variabel bebas, advance organizer yang dipakai untuk
mendukung blended problem based learning adalah variael moderator, keaktifan berdiskusi dan
kemampuan memecahkan masalah adalah variabel terikat ?
ChatGPT
ChatGPT
Dalam konteks ini, Anda memiliki tiga variabel utama:

1. Variabel Bebas: Metode pembelajaran (blended problem-based learning dan pembelajaran


konvensional).
2. Variabel Moderator: Penggunaan advanced organizer untuk mendukung blended problem-based
learning.
3. Variabel Terikat: Keaktifan berdiskusi dan kemampuan memecahkan masalah.

Model pengolahan data statistik yang cocok untuk analisis ini adalah analisis regresi moderasi
(moderation regression analysis). Dalam analisis ini, Anda akan melihat bagaimana pengaruh
variabel bebas (metode pembelajaran) terhadap variabel terikat (keaktifan berdiskusi dan
kemampuan memecahkan masalah) bervariasi sebagai fungsi dari variabel moderator (penggunaan
advanced organizer).

Langkah-langkah untuk melakukan analisis regresi moderasi meliputi:

1. Menentukan Model Regresi: Anda akan membangun model regresi yang mencakup variabel bebas
(metode pembelajaran), variabel moderator (penggunaan advanced organizer), dan interaksi antara
variabel bebas dan moderator.
2. Uji Asumsi: Pastikan bahwa asumsi-asumsi dasar analisis regresi terpenuhi, seperti linearitas,
independensi, homoskedastisitas, dan normalitas residu.
3. Interpretasi Koefisien: Setelah menjalankan analisis, Anda akan memeriksa koefisien regresi untuk
melihat apakah ada pengaruh langsung dari variabel bebas dan moderator terhadap variabel terikat,
serta apakah interaksi antara variabel bebas dan moderator signifikan.
4. Analisis Grafis: Mungkin diperlukan untuk membuat grafik untuk memvisualisasikan interaksi antara
variabel bebas dan moderator dalam mempengaruhi variabel terikat.
5. Interpretasi Hasil: Anda akan menafsirkan hasil analisis untuk mengetahui apakah ada pengaruh
signifikan dari metode pembelajaran (variabel bebas) dan penggunaan advanced organizer (variabel
moderator) terhadap keaktifan berdiskusi dan kemampuan memecahkan masalah (variabel terikat),
serta bagaimana interaksi keduanya mempengaruhi variabel terikat.

Analisis regresi moderasi memungkinkan Anda untuk mengeksplorasi bagaimana variabel moderator
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, yang sesuai dengan struktur
hubungan antar variabel dalam penelitian Anda.
Dalam konteks di mana blended problem-based learning (PBL) dan pembelajaran
konvensional adalah variabel bebas, advance organizer yang digunakan untuk
mendukung blended PBL adalah variabel moderator, dan keaktifan berdiskusi serta
kemampuan memecahkan masalah adalah variabel terikat, Anda bisa menggunakan
analisis regresi moderasi (moderation regression analysis) untuk memeriksa efek
interaksi dan pengaruh moderator terhadap hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat.

Langkah-langkah Analisis:
1. Persiapan Data: Siapkan data dengan memastikan semua variabel sudah terukur dan
tersedia untuk analisis.
2. Pengujian Asumsi: Pastikan data Anda memenuhi asumsi dasar untuk analisis regresi,
seperti normalitas, homoskedastisitas, dan kolinearitas.
3. Analisis Regresi Moderasi:
 Tentukan model regresi dengan memasukkan variabel bebas (blended PBL dan
pembelajaran konvensional), variabel moderator (advance organizer), dan variabel terikat
(keaktifan berdiskusi atau kemampuan memecahkan masalah).
 Perhatikan interaksi antara variabel bebas dan moderator dalam model.
 Uji signifikansi koefisien interaksi untuk mengetahui apakah moderator memoderasi
hubungan antara variabel bebas dan terikat.
 Tinjau koefisien regresi untuk variabel bebas dan moderator untuk melihat pengaruh
mereka secara individu.
4. Interpretasi Hasil:
 Jelaskan apakah ada interaksi yang signifikan antara variabel bebas dan moderator.
 Tinjau pengaruh masing-masing variabel pada variabel terikat.
 Jelaskan efek moderasi dan bagaimana advance organizer memengaruhi hubungan
antara metode pembelajaran (blended PBL dan pembelajaran konvensional) dan
keaktifan berdiskusi atau kemampuan memecahkan masalah.
Catatan Penting:
 Pastikan untuk memilih model regresi yang paling sesuai berdasarkan karakteristik data Anda
(misalnya, linear atau non-linear).
 Perhatikan interpretasi efek moderator dengan memeriksa arah dan signifikansi koefisien
interaksi.
 Lakukan pengujian sensitivitas untuk memastikan hasil analisis stabil dan konsisten.

Dengan menggunakan analisis regresi moderasi, Anda dapat memahami bagaimana


advance organizer memoderasi hubungan antara metode pembelajaran dan hasil
akademik siswa, seperti keaktifan berdiskusi dan kemampuan memecahkan masalah.

Anda mungkin juga menyukai