PENGARUH MODEL BLENDED PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS LMS MOODLE TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI
semanticscholar
The Effectiveness of Mobile Blended Problem Based Learning on Mathematical Problem Solving
semanticscholar
semanticscholar
3
View 2 more
Answer
. Model pengolahan data statistik yang tepat adalah uji paired simple t test untuk menjelaskan
nilai t-hitung lebih besar dibandingkan t-tabel dengan nilai sig lebih kecil daripada 0.05
1
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
apa itu keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah
Sources
semanticscholar
1
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
HOTS DI SMK NASIONAL MAKASSAR
semanticscholar
Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Perubahan Cuaca dan
Pengaruhnya terhadap Manusia dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Kelas III SD Negeri Plaosan 1
semanticscholar
View 2 more
Answer
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
Sources
semanticscholar
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DI KELAS V SDN 07 AIR CAMAR PADANG
semanticscholar
semanticscholar
3
View 2 more
Answer
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam berdiskusi, Anda dapat menerapkan berbagai teknik
pembelajaran yang dapat mempermudah siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
dan berdiskusi dengan teman-teman. Beberapa teknik pembelajaran yang dapat digunakan
meliputi:
1. Pendekatan open-ended: Menyajikan masalah terbuka guna memperoleh lebih dari satu cara
penyelesaian atau lebih dari satu jawaban
3
.
2. Model pembelajaran picture and picture: Menggunakan gambar dan gambar untuk
menggambarkan konsep dan ide
2
.
3. Pendekatan Send – A – Problem: Menerapkan teknik pembelajaran yang memfasilitasi siswa
untuk mengamati permasalahan dan menyelesaikannya
4
.
4. Model Project Based Learning (PjBL): Menerapkan model pembelajaran yang membantu
siswa untuk mengamati permasalahan dan menyelesaikannya dalam kelompok
5
.
5. Media Rainbow Board: Menggunakan media yang menarik dan interaktif untuk mengaktifkan
siswa dalam pembelajaran matematika
1
.
6. Teknik bimbingan konseling (PTBK): Menerapkan teknik bimbingan yang mengenalkan siswa
dengan masalah yang relevan dan mengancam
5
.
Dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh blended problem-based learning berbantuan
advance organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian
masalah, Anda dapat menggunakan eksperimen yang melibatkan siswa yang berbeda dalam
kelas, seperti yang dilakukan dalam penelitian eksperimen di SMP Negeri 1 Sewon Bantul
3
. Dalam penelitian ini, Anda dapat mengumpulkan data melalui tes prestasi, berpikir kritis, dan
berpikir kreatif
3
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
apa saja teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
berdiskusi
Sources
semanticscholar
semanticscholar
semanticscholar
View 2 more
Answer
Teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
berdiskusi antara lain:
1. Pendekatan open-ended: Menyajikan masalah terbuka guna memperoleh lebih dari satu cara
penyelesaian atau lebih dari satu jawaban
2
.
2. Model pembelajaran Jigsaw: Menerapkan teknik pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk
mengamati permasalahan dan menyelesaikannya dalam kelompok
3
.
3. Pendekatan Send – A – Problem: Menerapkan teknik pembelajaran yang membantu siswa
untuk mengamati permasalahan dan menyelesaikannya
4
.
4. Model Project Based Learning (PjBL): Menerapkan model pembelajaran yang membantu
siswa untuk mengamati permasalahan dan menyelesaikannya dalam kelompok
5
.
5. Teknik bimbingan konseling (PTBK): Menerapkan teknik bimbingan yang mengenalkan siswa
dengan masalah yang relevan dan mengancam
5
.
6. Penggunaan media interaktif: Menggunakan media yang menarik dan interaktif untuk
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran matematika
1
.
7. Pendekatan kooperatif: Menerapkan teknik pembelajaran yang membantu siswa untuk
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan teman-teman
2
.
8. Pendekatan problem-based learning: Menerapkan model pembelajaran yang membantu
siswa untuk mengamati permasalahan dan menyelesaikannya dalam konteks yang relevan
4
.
Dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh blended problem-based learning berbantuan
advance organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian
masalah, Anda dapat menggunakan eksperimen yang melibatkan siswa yang berbeda dalam
kelas, seperti yang dilakukan dalam penelitian eksperimen di SMP Negeri 1 Sewon Bantul
3
. Dalam penelitian ini, Anda dapat mengumpulkan data melalui tes prestasi, berpikir kritis, dan
berpikir kreatif
3
.
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
Sources
semanticscholar
semanticscholar
Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa SMA
semanticscholar
3
View 2 more
Answer
Cara mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi dapat dilakukan melalui berbagai teknik dan
metode, seperti:
.
2. Kuesioner: Mengumpulkan data secara langsung dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam
berdiskusi
3
.
3. Tes tertulis: Mengumpulkan data dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam berdiskusi
melalui tes tertulis
3
.
4. Lembars observasi: Menggunakan lembar observasi untuk mengkaji keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4
.
5. Analisis deskriptif kuantitatif: Menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk
mengkaji data yang diperoleh dari observasi, kuesioner, dan tes tertulis
3
.
Dalam penelitian, Anda dapat mengumpulkan data melalui teknik observasi, kuesioner, dan tes
tertulis, lalu dilakukan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
berdiskusi
3
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
Sources
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar
semanticscholar
semanticscholar
Faktor-Faktor yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timbukar Tahun
Ajaran 2022/2023
semanticscholar
3
View 2 more
Answer
1. Faktor internal:
Perhatian: Perhatian siswa terhadap pembelajaran
4
Keadaan fisik: Keadaan fisik siswa, seperti kesehatan dan keadaan mental
4
2. Faktor eksternal:
Tempat dan fasilitas: Tempat dan fasilitas pembelajaran, seperti ruangan, peralatan, dan
perlengkapan
4
.
Teman sebaya: Interaksi siswa dengan teman-teman, seperti berbicara, berpartisipasi, dan
berbagi ide
3
Lingkungan: Lingkungan siswa, seperti keluarga, tempat tinggal, dan aktivitas lainnya
3
Dalam penelitian, Anda dapat mengumpulkan data melalui observasi, kuesioner, dan tes
tertulis, lalu dilakukan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi
3
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
apa saja strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam berdiskusi
Sources
semanticscholar
Inovasi Teknologi Dalam Pendidikan Klinis Keperawatan Sebagai Strategi Pembelajaran Kreatif:
Apa Saja Manfaatnya Bagi Mahasiswa Keperawatan?: Sebuah Literatur Review
semanticscholar
View 2 more
Answer
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam berdiskusi:
1. Strategi Guru PAI: Guru dapat menggunakan strategi yang cukup bagus untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa, seperti penggunaan media pembelajaran dan pengelolaan kelas yang
baik
1
.
2. Model Pembelajaran Collaborative Learning: Guru dapat menggunakan model pembelajaran
kolaboratif, dimana siswa belajar bersama dan berbagi beban secara setara serta perlahan
mewujudkan hasil pembelajaran yang diinginkan
2
.
3. Model Project Based Learning (PjBL): Penerapan model PjBL dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam mengamati permasalahan remaja, menyusun dan menyelesaikan tugas proyek
bersama kelompoknya, mempresentasikan hasil diskusi serta menuliskan hasil diskusi kelompok
4
.
4. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw: Penerapan strategi pembelajaran kooperatif
jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa
5
.
5. Penerapan Inovasi Teknologi: Penerapan strategi pembelajaran berbasis teknologi, seperti
pemanfaatan smartphone, aplikasi, dan lainnya, dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kualitas pembelajaran
3
.
6. Bimbingan Konseling (PTBK): Penerapan PTBK dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
dalam mengamati permasalahan remaja
4
.
7. Strategi Pembelajaran Berbasis Teks: Penerapan strategi pembelajaran berbasis teks dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, mengingat, dan mengaplikasikan teks.
8. Strategi Pembelajaran Berbasis Video: Penerapan strategi pembelajaran berbasis video dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, mengingat, dan mengaplikasikan video.
9. Strategi Pembelajaran Berbasis Audio: Penerapan strategi pembelajaran berbasis audio dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, mengingat, dan mengaplikasikan audio.
10. Strategi Pembelajaran Berbasis Gambar: Penerapan strategi pembelajaran berbasis gambar
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, mengingat, dan mengaplikasikan
gambar.
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
Sources
Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa SMA
semanticscholar
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar
semanticscholar
semanticscholar
View 2 more
Answer
Berikut adalah contoh instrumen untuk menilai keaktifan siswa dalam berdiskusi:
.
2. Kuesioner: Mengumpulkan data secara langsung dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam
berdiskusi
1
.
3. Tes tertulis: Mengumpulkan data dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam berdiskusi
melalui tes tertulis
1
.
4. Lembars observasi: Menggunakan lembar observasi untuk mengkaji keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4
.
5. Analisis deskriptif kuantitatif: Menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk
mengkaji data yang diperoleh dari observasi, kuesioner, dan tes tertulis
1
.
6. Pemeriksaan spellbinding subjektif: Menggunakan pemeriksaan spellbinding subjektif untuk
menilai hasil belajar siswa dalam berbahasa Indonesia
2
.
7. Metode pengumpulan informasi: Menggunakan metode pengumpulan informasi seperti
persepsi, pertemuan, dan dokumentasi
2
.
8. Analisis statistik: Menggunakan analisis statistik seperti perhitungan rata-rata dan korelasi
untuk menilai hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4
.
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
Sources
HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN KEAKTIFAN SISWA DALAM
BERDISKUSI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 4 PALEMBANG
semanticscholar
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar
semanticscholar
semanticscholar
View 2 more
Answer
Cara mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi secara objektif dapat dilakukan melalui
berbagai teknik dan metode, seperti:
.
3. Tes tertulis: Mengumpulkan data dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam berdiskusi
melalui tes tertulis
1
.
4. Lembars observasi: Menggunakan lembar observasi untuk mengkaji keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4
.
5. Analisis deskriptif kuantitatif: Menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk
mengkaji data yang diperoleh dari observasi, kuesioner, dan tes tertulis
1
.
6. Pemeriksaan spellbinding subjektif: Menggunakan pemeriksaan spellbinding subjektif untuk
menilai hasil belajar siswa dalam berbahasa Indonesia
2
.
7. Metode pengumpulan informasi: Menggunakan metode pengumpulan informasi seperti
persepsi, pertemuan, dan dokumentasi
2
.
8. Analisis statistik: Menggunakan analisis statistik seperti perhitungan rata-rata dan korelasi
untuk menilai hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4
.
Dalam penelitian, Anda dapat mengumpulkan data melalui observasi, kuesioner, dan tes
tertulis, lalu dilakukan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
berdiskusi
3
.
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
Sources
Pengaruh Persepsi Siswa tentang Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Program Kelompok Remaja
Islam terhadap Persepsi Siswa tentang Etika Komunikasi kepada Guru di SMA PGII 2 Bandung
semanticscholar
semanticscholar
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar
semanticscholar
3
View 2 more
Answer
Cara mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi secara kuantitatif dapat dilakukan melalui
berbagai teknik dan metode, seperti:
.
2. Kuesioner: Mengumpulkan data secara langsung dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam
berdiskusi
1
.
3. Tes tertulis: Mengumpulkan data dari siswa mengenai keaktifan mereka dalam berdiskusi
melalui tes tertulis
1
.
4. Lembars observasi: Menggunakan lembar observasi untuk mengkaji keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4
.
5. Analisis deskriptif kuantitatif: Menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk
mengkaji data yang diperoleh dari observasi, kuesioner, dan tes tertulis
1
.
6. Pemeriksaan spellbinding subjektif: Menggunakan pemeriksaan spellbinding subjektif untuk
menilai hasil belajar siswa dalam berbahasa Indonesia
3
.
7. Metode pengumpulan informasi: Menggunakan metode pengumpulan informasi seperti
persepsi, pertemuan, dan dokumentasi
2
.
8. Analisis statistik: Menggunakan analisis statistik seperti perhitungan rata-rata dan korelasi
untuk menilai hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam
berdiskusi
4
.
Dalam penelitian, Anda dapat mengumpulkan data melalui observasi, kuesioner, dan tes
tertulis, lalu dilakukan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
berdiskusi
3
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
apa saja faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran keaktifan siswa dalam berdiskusi
Sources
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar
semanticscholar
semanticscholar
·
2
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika Siswa MTs Miftahul Ulum
Pandanwangi
semanticscholar
View 2 more
Answer
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran keaktifan siswa dalam berdiskusi
antara lain:
.
2. Kegiatan ekstrakurikuler: Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan siswa dapat mempengaruhi
keaktifan mereka dalam berdiskusi
2
.
3. Faktor internal: Faktor internal seperti kecerdasan dan motivasi belajar dapat mempengaruhi
keaktifan siswa dalam berdiskusi
3
.
4. Faktor eksternal: Faktor eksternal seperti status sosial ekonomi dapat mempengaruhi
keputusan siswa dalam melanjutkan pendidikan
4
.
5. Kondisi lingkungan: Kondisi lingkungan seperti kelas, guru, dan fasilitas dapat mempengaruhi
keaktifan siswa dalam berdiskusi
1
.
6. Kemampuan bahasa: Kemampuan bahasa siswa dapat mempengaruhi keaktifan mereka dalam
berdiskusi
1
.
7. Tingkatan pendidikan: Tingkatan pendidikan siswa dapat mempengaruhi keaktifan mereka
dalam berdiskusi
2
.
8. Tempat dan fasilitas: Tempat dan fasilitas pembelajaran, seperti ruangan, peralatan, dan
perlengkapan, dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi
4
.
9. Guru: Perilaku, peran, dan kemampuan guru dalam mengajar dapat mempengaruhi keaktifan
siswa dalam berdiskusi
5
.
10. Teman sebaya: Interaksi siswa dengan teman-teman, seperti berbicara, berpartisipasi, dan
berbagi ide, dapat mempengaruhi keaktifan mereka dalam berdiskusi
3
.
11. Lingkungan: Lingkungan siswa, seperti keluarga, tempat tinggal, dan aktivitas lainnya, dapat
mempengaruhi keaktifan mereka dalam berdiskusi
3
.
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
apa saja faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi secara subjektif
Sources
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar
semanticscholar
Faktor-Faktor yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timbukar Tahun
Ajaran 2022/2023
semanticscholar
semanticscholar
View 2 more
Answer
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi secara subjektif
antara lain:
.
2. Kegiatan ekstrakurikuler: Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan siswa dapat mempengaruhi
keaktifan mereka dalam berdiskusi
2
.
3. Faktor internal: Faktor internal seperti kecerdasan dan motivasi belajar dapat mempengaruhi
keaktifan siswa dalam berdiskusi
3
.
4. Faktor eksternal: Faktor eksternal seperti status sosial ekonomi dapat mempengaruhi
keputusan siswa dalam melanjutkan pendidikan
3
.
5. Kondisi lingkungan: Kondisi lingkungan seperti kelas, guru, dan fasilitas dapat mempengaruhi
keaktifan siswa dalam berdiskusi
1
.
6. Kemampuan bahasa: Kemampuan bahasa siswa dapat mempengaruhi keaktifan mereka dalam
berdiskusi
1
.
7. Tingkatan pendidikan: Tingkatan pendidikan siswa dapat mempengaruhi keaktifan mereka
dalam berdiskusi
2
.
8. Tempat dan fasilitas: Tempat dan fasilitas pembelajaran, seperti ruangan, peralatan, dan
perlengkapan, dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi
4
.
9. Guru: Perilaku, peran, dan kemampuan guru dalam mengajar dapat mempengaruhi keaktifan
siswa dalam berdiskusi
5
.
10. Teman sebaya: Interaksi siswa dengan teman-teman, seperti berbicara, berpartisipasi, dan
berbagi ide, dapat mempengaruhi keaktifan mereka dalam berdiskusi
3
.
11. Lingkungan: Lingkungan siswa, seperti keluarga, tempat tinggal, dan aktivitas lainnya, dapat
mempengaruhi keaktifan mereka dalam berdiskusi
3
.
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
Related
apa saja faktor internal yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam berdiskusi secara
subjektif
bagaimana cara mengatasi faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam
berdiskusi secara subjektif
apa saja strategi yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
berdiskusi secara subjektif
files.eric
www2.ed
sciencedirect
View 2 more
Answer
The appropriate research design for your study on the effect of blended problem-based
learning assisted by an advanced organizer on students' activeness in discussing and problem-
solving abilities would be a mixed-methods design. This design would allow you to collect both
quantitative and qualitative data, which would provide a more comprehensive understanding of
the phenomenon you are investigating.In terms of statistical data processing, you could use a
combination of parametric and non-parametric tests, depending on the nature of the data you
collect. For example, you could use a t-test or ANOVA to compare means between groups, and
a chi-square test or Fisher's exact test to analyze categorical data. Additionally, you could use
descriptive statistics, such as means, standard deviations, and percentages, to summarize your
data.For the qualitative data, you could use thematic analysis or content analysis to identify
patterns and themes in the data. This would allow you to gain a deeper understanding of the
students' experiences and perceptions of the blended learning approach.It is also recommended
to include a control group in your study to compare the results with the experimental group.
This would help you to establish the effectiveness of the blended learning approach compared
to traditional teaching methods.In summary, a mixed-methods design with a combination of
parametric and non-parametric tests, descriptive statistics, and qualitative analysis would be an
appropriate research design and statistical data processing model for your study.
Blended problem-based learning (B-PBL) offers several benefits for students and educators:
1. Increased Knowledge and Skills: B-PBL has been shown to increase students' knowledge and
skills in various subjects, including medical statistics and other disciplines
1
.
2. Enhanced Satisfaction: Students who participate in B-PBL often report higher levels of
satisfaction with their learning experience
1
.
3. Flexibility: B-PBL allows students to learn at their own pace and in their preferred environment,
whether it's in a classroom or online
4
.
4. Improved Problem-Solving: B-PBL encourages students to develop problem-solving skills by
working on real-world problems and applying theoretical knowledge
1
.
5. Better Classroom Experience: B-PBL frees lecturers to focus on problem-solving and
mentorship during class time, fostering more effective discussions and learning experiences
2
.
6. Expanded Reach: B-PBL enables institutions to reach a wider range of students, including
those who cannot attend in-person classes due to work, family, or geographic constraints
4
.
7. Resilience: B-PBL has proven to be a valuable tool during crises like the COVID-19 pandemic,
allowing educational opportunities to continue unimpeded
4
.
8. Preparation for the Future: B-PBL prepares institutions for a future where online and hybrid
learning will likely become more common
4
.
These benefits make B-PBL an attractive option for educators looking to improve the learning
experience and reach a wider range of students. how does blended problem based learning
compare to traditional problem based learning
Sources
link.springer
tandfonline
2
[PDF] Blended Problem-based Learning for Teacher Education: Lessons Learnt
arrow.tudublin
View 2 more
Answer
Blended problem-based learning (B-PBL) and traditional problem-based learning (PBL) have
some similarities, but they also have distinct differences. Here's a comparison of the two
approaches:
1. Content Delivery: In traditional PBL, the teacher dictates the content and skills students are to
learn, while in B-PBL, the content is delivered through a blend of face-to-face and online
learning
3
.
2. Learning Environment: PBL is typically conducted in a classroom setting, while B-PBL
combines face-to-face learning with online learning, such as discussion boards and
synchronous chat rooms
3
.
3. Flexibility: B-PBL allows students to learn at their own pace and in their preferred environment,
whether it's in a classroom or online
4
.
4. Problem-Solving: Both PBL and B-PBL encourage problem-solving skills, but B-PBL may offer
more flexibility and accessibility, as students can access online resources and collaborate with
peers outside of the classroom
4
.
5. Effectiveness: Studies have shown that B-PBL can lead to better learning outcomes and
increased student satisfaction compared to traditional PBL
1
.
In summary, while both PBL and B-PBL aim to foster problem-solving skills and student-
centered learning, B-PBL offers more flexibility and accessibility, and may lead to better learning
outcomes.
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
Related
what are the key differences between blended problem based learning and traditional problem
based learning
what are the key differences between blended problem based learning and traditional problem
based learning
Sources
tandfonline
researchgate
View 2 more
Answer
The key differences between blended problem-based learning (B-PBL) and traditional problem-
based learning (PBL) include:
1. Content Delivery: In traditional PBL, the teacher dictates what knowledge and skills students
are to learn, whereas in B-PBL, the content is delivered through a blend of face-to-face and
online learning
1
.
2. Learning Environment: PBL is typically conducted in a classroom setting, while B-PBL
combines face-to-face learning with online learning, such as discussion boards and
synchronous chat rooms
3
.
3. Flexibility: B-PBL allows students to learn at their own pace and in their preferred environment,
whether it's in a classroom or online
4
.
4. Problem-Solving: Both PBL and B-PBL encourage problem-solving skills, but B-PBL may offer
more flexibility and accessibility, as students can access online resources and collaborate with
peers outside of the classroom
4
.
5. Effectiveness: Studies have shown that B-PBL can lead to better learning outcomes and
increased student satisfaction compared to traditional PBL
1
.
In summary, while both PBL and B-PBL aim to foster problem-solving skills and student-
centered learning, B-PBL offers more flexibility and accessibility, and may lead to better learning
outcomes.
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
Related
what are the advantages of traditional problem based learning over blended problem based
learning
how does the role of the teacher differ in blended problem based learning compared to
traditional problem based learning
what are some examples of blended problem based learning activities that incorporate
technology
Search Images
Search Videos
Generate Image
Sources
arrow.tudublin
ncbi.nlm
tandfonline
View 2 more
Answer
The role of the teacher differs in blended problem-based learning (B-PBL) compared to
traditional problem-based learning (PBL) in several ways:
1. Facilitator: In B-PBL, the teacher acts as a facilitator, guiding students through the learning
process and providing feedback on their progress
1
.
2. Online Presence: The teacher is present both in the classroom and online, using discussion
boards and synchronous chat rooms to encourage dialogue and collaboration among students
1
.
3. Content Delivery: In traditional PBL, the teacher dictates the content and skills students are to
learn, while in B-PBL, the content is delivered through a blend of face-to-face and online
learning
1
.
4. Flexibility: The teacher in B-PBL must be able to adapt to the different learning environments
and delivery methods, ensuring that students can learn at their own pace and in their preferred
environment
4
.
5. Assessment: The teacher in B-PBL must also be proficient in using online assessment tools and
providing feedback through various digital platforms
1
.
In summary, the teacher in B-PBL plays a more facilitative role, is present in both the classroom
and online environments, and must be able to adapt to various delivery methods and
assessment tools.
Share Link
Share
Rewrite
Copy
Edit Query
Related
what are the benefits of traditional problem based learning for students
how does the role of the student differ in blended problem based learning compared to
traditional problem based learning
what are some challenges that teachers face when implementing blended problem based
learning
saya akan mengadakan penelitian mengenai pengaruh blended problem based learning berbantuan
advance organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian
masalah. desain penelitian dan model pengolahan data statistik apa yang tepat untuk penelitian
tersebut ?
ChatGPT
ChatGPT
Untuk penelitian tentang pengaruh blended problem based learning dengan bantuan advance
organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah, Anda
dapat menggunakan desain penelitian eksperimental. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat
Anda ambil:
Desain Penelitian:
1. Kelompok Eksperimen dan Kontrol:
Pisahkan siswa menjadi dua kelompok: satu kelompok eksperimen yang akan menerima
blended problem based learning dengan bantuan advance organizer, dan satu kelompok
kontrol yang akan menerima pembelajaran konvensional atau metode lain yang tidak
menggunakan pendekatan tersebut.
2. Variabel:
Variabel bebas: Penggunaan blended problem based learning dengan bantuan advance
organizer.
Variabel terikat:
Keaktifan siswa dalam berdiskusi.
Kemampuan penyelesaian masalah.
3. Instrumen Pengumpulan Data:
Observasi langsung terhadap partisipasi siswa dalam diskusi.
Tes atau tugas untuk mengukur kemampuan penyelesaian masalah.
Kuesioner untuk mengukur persepsi siswa terhadap pembelajaran.
4. Pengumpulan Data:
Rekam keaktifan siswa selama sesi pembelajaran.
Evaluasi hasil tes atau tugas penyelesaian masalah.
Survei atau kuesioner setelah pembelajaran untuk mengukur persepsi siswa.
5. Analisis Data:
Gunakan analisis statistik untuk membandingkan hasil antara kelompok eksperimen dan
kontrol.
Anda dapat menggunakan uji statistik seperti uji-t untuk membandingkan rata-rata skor
antara kelompok.
Analisis regresi juga bisa berguna untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel bebas
dan terikat.
Model Pengolahan Data Statistik:
1. Uji-T:
Digunakan untuk membandingkan rata-rata antara dua kelompok.
Anda dapat menggunakan ini untuk membandingkan keaktifan siswa dan kemampuan
penyelesaian masalah antara kelompok eksperimen dan kontrol.
2. Analisis Regresi:
Anda bisa memeriksa apakah ada hubungan antara penggunaan blended problem based
learning dengan bantuan advance organizer dan peningkatan keaktifan siswa serta
kemampuan penyelesaian masalah.
Ini bisa membantu Anda mengetahui seberapa kuat dampak dari pendekatan tersebut
terhadap hasil yang diukur.
3. Analisis Deskriptif:
Gunakan untuk memberikan gambaran tentang keaktifan siswa dan kemampuan
penyelesaian masalah di masing-masing kelompok.
Ini dapat membantu dalam menafsirkan hasil secara keseluruhan.
Berikut adalah langkah-langkah dan model pengolahan data statistik yang tepat untuk
penelitian tersebut:
Desain Penelitian:
1. Randomisasi: Pisahkan siswa secara acak ke dalam dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan.
2. Kelompok Kontrol: Kelompok ini akan menerima pembelajaran biasa tanpa penggunaan
blended problem-based learning atau advanced organizer.
3. Kelompok Perlakuan: Kelompok ini akan menerima pembelajaran menggunakan blended
problem-based learning dengan bantuan advanced organizer.
4. Pengukuran: Ukur keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah
sebelum dan setelah perlakuan.
Model Pengolahan Data Statistik:
1. Uji Prakondisi: Pastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok perlakuan memiliki
karakteristik awal yang seimbang.
2. Analisis Deskriptif: Lakukan analisis deskriptif terhadap data sebelum dan setelah perlakuan di
kedua kelompok.
3. Uji Hipotesis: Gunakan uji statistik yang sesuai, seperti:
Uji T-Two Sampel Berpasangan (Paired Samples T-Test): Untuk membandingkan
perbedaan antara skor sebelum dan sesudah perlakuan dalam setiap kelompok.
Uji T-Two Sampel Independen (Independent Samples T-Test): Untuk
membandingkan perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah
perlakuan.
4. Analisis Regresi: Jika perlu, Anda juga dapat melakukan analisis regresi untuk melihat apakah
ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil.
Pastikan untuk memilih model statistik yang sesuai dengan desain penelitian Anda dan
mempertimbangkan asumsi-asumsi yang relevan (misalnya, normalitas data,
homogenitas varians) sebelum menerapkan uji statistik. Selain itu, pastikan juga untuk
melaporkan hasil secara jelas dan menginterpretasikan implikasi temuan secara
menyeluruh.
Untuk penelitian Anda tentang pengaruh blended problem-based learning (PBL) dengan
bantuan advanced organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan
kemampuan penyelesaian masalah, ada beberapa desain penelitian dan model
pengolahan data statistik yang dapat Anda pertimbangkan. Berikut adalah beberapa
saran:
Desain Penelitian:
1. Pretest-Posttest Control Group Design:
Bagi siswa menjadi dua kelompok: kelompok eksperimen (menerima blended PBL
dengan advanced organizer) dan kelompok kontrol (menerima pembelajaran
konvensional).
Lakukan pretest untuk kedua kelompok sebelum intervensi.
Berikan intervensi pada kelompok eksperimen selama periode tertentu.
Lakukan posttest untuk kedua kelompok setelah intervensi.
Bandingkan perbedaan antara kedua kelompok menggunakan analisis statistik yang
sesuai.
2. Quasi-Experimental Design:
Dalam situasi di mana tidak memungkinkan bagi Anda untuk secara acak menetapkan
subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol, Anda dapat menggunakan desain
kuantitatif yang lebih fleksibel seperti desain eksperimental semu (quasi-experimental
design).
Sebagai contoh, Anda bisa membandingkan kelompok yang mengikuti blended PBL
dengan advanced organizer dengan kelompok yang mengikuti pembelajaran
konvensional, tetapi subjek mungkin telah memilih sendiri kelompok mana yang mereka
ikuti.
Model Pengolahan Data Statistik:
1. Analisis Varian (ANOVA):
Jika Anda memiliki lebih dari dua kelompok (misalnya, kelompok eksperimen dan
beberapa kelompok kontrol yang berbeda), ANOVA dapat digunakan untuk
membandingkan rata-rata antar kelompok.
ANOVA one-way digunakan jika Anda hanya memiliki satu variabel bebas (kelompok),
sementara ANOVA two-way digunakan jika Anda memiliki dua faktor atau lebih.
2. Uji T:
Uji t independen digunakan untuk membandingkan rata-rata antara dua kelompok yang
berbeda (misalnya, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).
Uji t berpasangan digunakan ketika Anda ingin membandingkan rata-rata sebelum dan
sesudah intervensi di dalam kelompok yang sama.
3. Analisis Regresi:
Jika Anda ingin mengeksplorasi hubungan antara variabel-variabel tertentu (misalnya,
keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah) dan melihat
apakah satu variabel dapat memprediksi yang lain, analisis regresi dapat digunakan.
4. Analisis Statistik Non-Parametrik:
Jika Anda memiliki data yang tidak memenuhi asumsi distribusi normal atau memiliki
ukuran sampel yang kecil, Anda dapat menggunakan metode non-parametrik seperti Uji
Mann-Whitney atau Uji Wilcoxon untuk membandingkan perbedaan antara kelompok.
5. Analisis Statistik Deskriptif:
Selain itu, pastikan juga untuk melihat statistik deskriptif seperti mean, median, dan
deviasi standar untuk menganalisis distribusi data Anda.
Pastikan untuk memilih model pengolahan data yang sesuai dengan desain penelitian
Anda dan tujuan analisis Anda. Juga, konsultasikan dengan seorang statistikawan atau
peneliti yang berpengalaman untuk memastikan bahwa analisis data Anda benar dan
dapat diandalkan.
Untuk penelitian mengenai pengaruh blended problem based learning (PBL) berbantuan
advanced organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan kemampuan
penyelesaian masalah, Anda dapat menggunakan desain penelitian eksperimen kuasi
(quasi-experimental design). Desain ini memungkinkan Anda untuk membandingkan
dua atau lebih kelompok tanpa randomisasi penuh.
1. Desain Penelitian:
Kelompok Eksperimen: Siswa yang menerima pembelajaran dengan blended PBL
berbantuan advanced organizer.
Kelompok Kontrol: Siswa yang menerima pembelajaran konvensional atau
pembelajaran dengan metode lain tanpa menggunakan PBL atau advanced
organizer.
2. Instrumen Pengukuran:
Untuk mengukur keaktifan siswa dalam berdiskusi, Anda dapat menggunakan
lembar observasi yang mencatat tingkat partisipasi dan kualitas kontribusi siswa.
Untuk mengukur kemampuan penyelesaian masalah, Anda dapat memberikan
tes atau soal latihan yang relevan dengan materi yang diajarkan.
3. Model Pengolahan Data Statistik:
Analisis Data: Anda dapat menggunakan berbagai teknik statistik, termasuk uji-t
untuk membandingkan rata-rata skor antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Analisis Korelasi: Anda juga dapat melakukan analisis korelasi antara keaktifan
siswa dalam berdiskusi dan kemampuan penyelesaian masalah untuk melihat
apakah ada hubungan antara kedua variabel tersebut.
Analisis Regresi: Jika Anda ingin melihat faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kemampuan penyelesaian masalah, Anda dapat melakukan
analisis regresi untuk melihat pengaruh variabel independen seperti keaktifan
siswa dalam berdiskusi terhadap variabel dependen, yaitu kemampuan
penyelesaian masalah.
4. Pengendalian Variabel:
Pastikan untuk mengendalikan variabel-variabel yang dapat memengaruhi hasil
penelitian, seperti tingkat kecerdasan siswa, latar belakang pendidikan, dan
pengalaman sebelumnya dengan metode PBL.
5. Validitas dan Reliabilitas:
Pastikan instrumen pengukuran yang digunakan valid dan reliabel. Anda dapat
melakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum dan setelah pengumpulan data.
Pastikan Anda memperhatikan etika penelitian dan mendapatkan izin dari pihak yang
berwenang sebelum melakukan penelitian.
Untuk penelitian tentang pengaruh Blended Problem Based Learning (PBL) yang
didukung oleh Advance Organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan
kemampuan penyelesaian masalah, Anda dapat mempertimbangkan desain penelitian
eksperimen kuasi (quasi-experimental design). Desain eksperimen kuasi memungkinkan
Anda untuk membandingkan kelompok yang menerima perlakuan (Blended PBL dengan
Advance Organizer) dengan kelompok kontrol (biasanya metode pengajaran tradisional
atau metode lain yang tidak termasuk Blended PBL dan Advance Organizer).
Dengan kombinasi desain penelitian yang tepat dan pengolahan data statistik yang
sesuai, Anda dapat mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh
Blended PBL dengan Advance Organizer terhadap keaktifan siswa dalam berdiskusi dan
kemampuan penyelesaian masalah.
model pengolahan data statistik apa yang dipakai jika blended problem based learning dan
pembelajaran konvensional adalah variabel bebas, advance organizer yang dipakai untuk
mendukung blended problem based learning adalah variael moderator, keaktifan berdiskusi dan
kemampuan memecahkan masalah adalah variabel terikat ?
ChatGPT
ChatGPT
Dalam konteks ini, Anda memiliki tiga variabel utama:
Model pengolahan data statistik yang cocok untuk analisis ini adalah analisis regresi moderasi
(moderation regression analysis). Dalam analisis ini, Anda akan melihat bagaimana pengaruh
variabel bebas (metode pembelajaran) terhadap variabel terikat (keaktifan berdiskusi dan
kemampuan memecahkan masalah) bervariasi sebagai fungsi dari variabel moderator (penggunaan
advanced organizer).
1. Menentukan Model Regresi: Anda akan membangun model regresi yang mencakup variabel bebas
(metode pembelajaran), variabel moderator (penggunaan advanced organizer), dan interaksi antara
variabel bebas dan moderator.
2. Uji Asumsi: Pastikan bahwa asumsi-asumsi dasar analisis regresi terpenuhi, seperti linearitas,
independensi, homoskedastisitas, dan normalitas residu.
3. Interpretasi Koefisien: Setelah menjalankan analisis, Anda akan memeriksa koefisien regresi untuk
melihat apakah ada pengaruh langsung dari variabel bebas dan moderator terhadap variabel terikat,
serta apakah interaksi antara variabel bebas dan moderator signifikan.
4. Analisis Grafis: Mungkin diperlukan untuk membuat grafik untuk memvisualisasikan interaksi antara
variabel bebas dan moderator dalam mempengaruhi variabel terikat.
5. Interpretasi Hasil: Anda akan menafsirkan hasil analisis untuk mengetahui apakah ada pengaruh
signifikan dari metode pembelajaran (variabel bebas) dan penggunaan advanced organizer (variabel
moderator) terhadap keaktifan berdiskusi dan kemampuan memecahkan masalah (variabel terikat),
serta bagaimana interaksi keduanya mempengaruhi variabel terikat.
Analisis regresi moderasi memungkinkan Anda untuk mengeksplorasi bagaimana variabel moderator
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, yang sesuai dengan struktur
hubungan antar variabel dalam penelitian Anda.
Dalam konteks di mana blended problem-based learning (PBL) dan pembelajaran
konvensional adalah variabel bebas, advance organizer yang digunakan untuk
mendukung blended PBL adalah variabel moderator, dan keaktifan berdiskusi serta
kemampuan memecahkan masalah adalah variabel terikat, Anda bisa menggunakan
analisis regresi moderasi (moderation regression analysis) untuk memeriksa efek
interaksi dan pengaruh moderator terhadap hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat.
Langkah-langkah Analisis:
1. Persiapan Data: Siapkan data dengan memastikan semua variabel sudah terukur dan
tersedia untuk analisis.
2. Pengujian Asumsi: Pastikan data Anda memenuhi asumsi dasar untuk analisis regresi,
seperti normalitas, homoskedastisitas, dan kolinearitas.
3. Analisis Regresi Moderasi:
Tentukan model regresi dengan memasukkan variabel bebas (blended PBL dan
pembelajaran konvensional), variabel moderator (advance organizer), dan variabel terikat
(keaktifan berdiskusi atau kemampuan memecahkan masalah).
Perhatikan interaksi antara variabel bebas dan moderator dalam model.
Uji signifikansi koefisien interaksi untuk mengetahui apakah moderator memoderasi
hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Tinjau koefisien regresi untuk variabel bebas dan moderator untuk melihat pengaruh
mereka secara individu.
4. Interpretasi Hasil:
Jelaskan apakah ada interaksi yang signifikan antara variabel bebas dan moderator.
Tinjau pengaruh masing-masing variabel pada variabel terikat.
Jelaskan efek moderasi dan bagaimana advance organizer memengaruhi hubungan
antara metode pembelajaran (blended PBL dan pembelajaran konvensional) dan
keaktifan berdiskusi atau kemampuan memecahkan masalah.
Catatan Penting:
Pastikan untuk memilih model regresi yang paling sesuai berdasarkan karakteristik data Anda
(misalnya, linear atau non-linear).
Perhatikan interpretasi efek moderator dengan memeriksa arah dan signifikansi koefisien
interaksi.
Lakukan pengujian sensitivitas untuk memastikan hasil analisis stabil dan konsisten.