A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu sektor yang tantangan global tersebut sehingga mampu
menjadi perhatian bagi kemajuan suatu negara, menghadapi segala perubahan dan permasalahan
khususnya dalam era globalisasi. Melalui dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif
pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia tanpa kehilangan identitas dirinya. Olehnya itu,
kreatif dalam mengambil langkah antisipatif masalah pendidikan tidak akan pernah selesai
terhadap keadaan dan masalah yang muncul sebab pada hakekatnya manusia sendiri harus
akibat globalisasi. Pengaruh globalisasi ini akan selalu berkembang mengikuti dinamika
berdampak kepada negara secara keseluruhan, kehidupan.
olehnya itu keseluruhan negara harus betul-betul Berbagai perubahan yang terjadi
siap dalam menghadapi segala tantangan yang diberbagai lini kehidupan kita di era pengetahuan
semakin berat. ini, terutama perkembangan teknologi informasi
Pendidikan merupakan suatu proses dan komunikasi haruslah dianggap penting oleh
untuk membantu manusia dalam mengembang- dunia pendidikan. Beradaptasi dengan perubahan
kan dunianya dalam menghadapi segala ini, bukan saja penting bagi institusi itu sendiri,
81
82 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 81-89
tapi memang sudah menjadi tuntutan para strategi mengajar yang berorientasi pada
pemangku kepentingan yang lain; orang tua pemecahan masalah (Lawson, 1991 dalam Syah,
siswa, para pengguna lulusan institusi 2004: 123).
pendidikan, dan tentu saja siswa itu sendiri. Model PBI menggunakan masalah
Institusi pendidikan juga harus berubah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
menyesuaikan dan memperbaiki diri. Salah satu mengintegrasikan pengetahuan baru. Siswa
aspek yang diubah dan diperbaiki itu adalah diberikan permasalahan pada awal pelaksanaan
proses belajar mengajar (Amir, 2009: 3). pembelajaran oleh guru, selanjutnya selama
Pendidikan tetap memerlukan inovasi pelaksanaan pembelajaran siswa memecahkan
yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan masalah yang akhirnya mengintegrasikan
teknologi tanpa menurunkan nilai-nilai kemanu- pengetahuannya. PBI melibatkan siswa untuk
siaan. Sehingga untuk menjadi bangsa yang mencari pengetahuannya sendiri serta dapat
kreatif dan maju, kita harus memacu diri untuk meningkatkan hasil belajar kognitifnya. Adapun
belajar terus-menerus dan mengembangkan sifat kelebihan dalam model PBI diantaranya: (1)
tekun, ulet, serta kerja keras yang tinggi. siswa dapat mengembangkan kemampuan atau
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang keterampilan berpikir, kemampuan pemecahan
tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk masalah, dan kemampuan intelektual, (2) siswa
suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk sebagai pembelajar yang otonom dan mandiri,
menyelesaikan masalah-masalah yang dihada- dan (3) siswa diberikan kebebasan dalam
pinya dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, menentukan idenya.
2009: 5). Proses pembelajaran yang telah
Pembelajaran kontruktivisme merupakan dilaksanakan perlu lebih dikembangkan dengan
dimensi belajar yang dikembangkan berdasarkan melibatkan siswa secara aktif agar saling
pengetahuan tentang bagaimana seseorang berinteraksi dan bekerja sama, sehingga tujuan
belajar. Dimensi belajar yang dimaksud adalah pembelajaran dapat tercapai. Model yang dapat
pengembangan sikap dan persepsi yang positif mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
terhadap belajar, perolehan dan peintegrasian adalah Cooperative Learning (pembelajaran
pengetahuan, perluasan dan penyempurnaan koperatif). Pembelajaran koperatif adalah
pengetahuan, penggunaan pengetahuan secara pembelajaran dengan kelompok yang dapat
bermakna, dan pembiasaan mental berpikir mengaktifkan siswa, baik fisik maupun mental
produktif. Beberapa varian dalam pembelajaran sebab dalam kelompok siswa diharapkan dapat
konstruktivisme diantaranya discovery learning, bekerjasama dan berdiskusi untuk menyam-
scaffolding learning, cooperative learning, prob- paikan tugas-tugas yang diberikan guru.
lem-based instruction (Slavin, 1994 dalam Melalui penerapan kooperatif dalam
Arends, 2008: 11). pembelajaran, setiap pebelajar berperan aktif
Salah satu model pembelajaran yang dalam pelaksanaan tugas dengan adanya
dapat digunakan adalah model PBI (Problem- keterlibatan pebelajar yang lain. Pembelajaran
Based Instruction) atau biasa dikenal dengan kooperatif merupakan salah satu model
model PBL (Problem-Based Learning), yaitu pembelajaran inovatif, dimana pembelajaran
siswa belajar memecahkan masalah. Belajar berbasis pada konstruktivisme, yang berpusat
pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar pada siswa dan pengajar lebih berperan sebagai
menggunakan metode-metode ilmiah atau fasilitator. Pembelajaran koperatif dapat
berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan meningkatkan tumbuhnya kesadaran para siswa
teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh untuk belajar berpikir, menyelesaikan masalah,
kemampuan dan kecakapan kognitif untuk dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan
memecahkan masalah secara rasional, lugas dan kemampuan dan pengetahuan mereka, dan
tuntas. Kemampuan siswa dalam menguasai pembelajaran koperatif merupakan sarana yang
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi sangat baik untuk mencapai hal tersebut (Slavin,
serta insight (titikan akal) amat diperlukan. 2009: 5). Selain itu, melalui pembelajaran
Dalam hal ini hampir semua bidang studi dapat koperatif, pebelajar dapat menumbuhkan
dijadikan sarana belajar pemecahan masalah. kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan
Untuk keperluan ini, guru (khususnya yang kemampuan komunikasi. Menurut Ibrahim, et
mengajar eksakta, seperti IPA dan matematika) al., (2000: 7), pembelajaran koperatif
sangat dianjurkan menggunakan model dan dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan
Arifin, Perbandingan Kesadaran Metakognitif Siswa 83
dianggap perlu mengkaji secara eksperimental yang dibuat dalam bentuk soal yang ada
perbandingan kesadaran metakognitif siswa dalam lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa
SMA yang diajar menggunakan model PBI tersebut diselesaikan dengan sintaks model
dengan koperatif tipe TPS. pembelajaran PBI yang telah ada.
2. Koperatif tipe TPS adalah serangkaian proses
B. METODE pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir (think), yaitu
Penelitian ini merupakan penelitian
bekerja sendiri sebelum bekerjasama atau
eksperimen semu (quasy eksperimental) yang
berpasangan (pair) dengan kelompoknya dan
bertujuan untuk mengetahui perbandingan
berbagi (share) ide, yaitu setiap siswa saling
kesadaran metakognitif siswa SMA yang diajar
memberikan ide atau informasi yang mereka
menggunakan model Problem-Based Instruction
ketahui tentang soal yang diberikan untuk
(PBI) dengan koperatif tipe Think Pair Share
memperoleh kesepakatan dari penyelesaian
(TPS).
soal yang ada dalam lembar kerja siswa.
Rancangan penelitian ini, yaitu perlakuan
3. Kesadaran metakognitif yang dimaksud
diberikan pada variabel bebas untuk menentukan
dalam penelitian ini dikelompokkan dalam
pengaruh pada variabel terikat, tetapi variabel-
pengetahuan metakognisi dan regulasi
variabel yang tidak berpengaruh tidak dapat
metakognisi. Adapun indikator kesadaran
dikontrol dengan ketat. Pada penelitian ini dua
metakognisi antara lain (Schraw & Dennison,
sampel masing-masing diberi perlakuan yang
1994): (a) pengetahuan diri sendiri, (b)
berbeda yaitu model PBI dengan koperatif tipe
pengetahuan regulasi, dan (c) pengetahuan
TPS.
diri sendiri. Pengukuran kesadaran
Tujuan dari rancangan ini adalah untuk
metakognitif ini menggunakan MAI (Meta-
melihat tingkat kesamaan antar kelompok dan
cognitive Awareness Inventory) yaitu
skor pretes sebagai kovariat untuk melakukan
kuisioner yang menggambarkan kesadaran
kontrol secara statistik. Tingkat kesamaan antar
siswa. Kesadaran metakognitif diperlukan
kelompok dan skor pretes sebagai kovariat untuk
untuk memahami bagaimana tugas itu
melakukan kontrol secara statistik perlu diukur,
dilaksanakan. Kuisioner yang digunakan
sehingga dalam penelitian ini digunakan Pretest-
mengacu kepada Schraw, G & Dennison, R.
posttest Nonequivalent Control Group Design
S. (1994), kemudian diadaptasi oleh
(Sugiyono, 2010: 116). Prosedur Eksperimen
Cerobima (2008). Pada dasarnya kuisioner ini
dapat digambarkan dalam Tabel 1.
terdiri atas 52 item pernyataan dengan
Tabel 1. Prosedur Eksperimen masing-masing 2 item jawaban yaitu ya dan
Pretest Kelompok Posttest tidak, kemudian ditambahkan oleh Cerobima
T1 X1 T2 menjadi 3 item jawaban yaitu ya, tidak jelas
T3 X2 T4 dan tidak. Inventori kesadaran metakognitif
(MAI) ini telah terstandar, maka dalam hal ini
Keterangan:
T1, T3 = Nilai pretes tidak lagi digunakan uji validasi oleh ahli
ataupun uji coba terbatas (try out) di
T2, T4 = Nilai postes
lapangan, melainkan dapat langsung
X1 = Model PBI
digunakan untuk mengukur kesadaran
X2 = Model koperatif tipe TPS
metakognisi siswa.
Variabel yang diselidiki dalam penelitian Populasi pada penelitian ini adalah
ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah Sungguminasa pada tahun ajaran 2011/2012
model PBI dan koperatif TPS sedangkan variabel yang terdiri dari sembilan rombongan belajar
terikat adalah kesadaran metakognitif siswa. (rombel) dengan jumlah keseluruhan 360 siswa.
Adapun pengertian dari beberapa istilah Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: dilakukan dengan teknik random sampling.
1. PBI adalah sebagai rangkaian aktivitas pem- Adapun sampel dalam penelitian ini terbagi
belajaran yang menekankan kepada proses dalam dua kelas, kelas pertama (X3) untuk mod-
penyelesaian masalah yang dihadapi secara el PBI berjumlah 40 siswa dan kelas kedua (X5)
ilmiah. Dalam penelitian ini penyelesaian untuk model koperatif TPS berjumlah 40 siswa.
masalah ditekankan pada pemecahan masalah
Arifin, Perbandingan Kesadaran Metakognitif Siswa 85
Tabel. 4. Distribusi Skor Kesadaran Metakognitif Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungguminasa
yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran PBI dan Kooperatif
Tipe TPS
PBI TPS Kategori
Skor Pretes Posttest Pretes Posttest
Σ % Σ % Σ % Σ %
0-20 0 0 0 0 0 0 0 0 MSB
21-40 0 0 0 0 0 0 0 0 BBB
41-60 0 0 0 0 0 0 0 0 MB
61-80 28 70 17 42,5 17 42,5 10 25 BB
81-100 12 30 23 57,5 23 57,5 30 75 BSB
Total 40 100 40 100 40 100 40 100
Keterangan:
MSB : Masih Sangat Beresiko BB : Berkembang Baik
BBB : Belum Begitu Berkembang BSB : Berkembang Sangat Baik
MB : Mulai Berkembang
Jadi perbedaan rata-rata kesadaran metakognitif alpha 0,05 (p> 0,05) dengan sig 0,063. Hasil
antara kelompok PBI dengan kelompok penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian
kooperatif tipe TPS sangat kecil. sebelumnya diantaranya pendapat De Green, et
Teknik analisis data yang digunakan al., (1996) dalam Danial (2010) bahwa model
untuk mengetahui perbandingan variabel bebas PBI maupun model yang serupa seperti
terhadap variabel terikat dalam penelitian ini kooperatif tipe TPS berpotensi untuk
adalah dengan menggunakan uji-t. Sebelum meningkatkan metakognisi siswa. Sehingga tidak
dilakukan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji ada perbedaan yang signifikan antara kesadaran
asumsi yang meliputi uji normalitas dengan metakognitif yang dibelajarkan dengan model
menggunakan One-Sampel Kormogorov-Smirnov PBI dengan kooperatif tipe TPS.
Test dan uji homogenitas varian data Rata-rata skor kesadaran metakognitif
menggunakan Levene’s Test of Equality of Error pada siswa yang dibelajarkan dengan model PBI
Variances dengan bantuan SPSS 17,0 For lebih rendah 3,09% jika dibandingkan dengan
Windows. kesadaran metakognitif siswa yang dibelajarkan
Berdasarkan pengujian normalitas dan dengan kooperatif tipe TPS. Hasil penelitian ini
homogenitas varians, maka dilakukan statistik sejalan dengan hasil penelitian Miranda (2009)
uji-t untuk menguji hipotesis penelitian. bahwa interaksi strategi kooperatif tipe TPS dan
Sehingga diperoleh p-level lebih besar dari alpha metakognitif efektif digunakan membelajarkan
0,05 (p> 0.05) dengan sig. 0,063. Hal ini berarti siswa dalam meningkatkan kemampuan
H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu ”tidak ada metakognitif dibanding strategi lainnya.
perbedaan kesadaran metakognitif siswa yang Hasil penelitian ini juga didukung oleh
diajar menggunakan model PBI dengan yang hasil penelitian Karmana (2010) yang juga
diajar menggunakan kooperatif tipe TPS”. Jadi menunjukkan bahwa strategi pembelajaran
tidak ada perbedaan signifikan kesadaran berpengaruh signifikan terhadap skor kemam-
metakognitif siswa yang diajar menggunakan puan pemecahan masalah, kemampuan berpikir
model PBI dengan yang diajar menggunakan kritis, dan hasil belajar kognitif biologi, tetapi
kooperatif tipe TPS. tidak berpengaruh signifikan terhadap skor
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kesadaran metakognitif. Hasil penelitian Danial
kesadaran metakognitif, dari data yang diperoleh (2010) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
memberikan gambaran bahwa skor rata-rata strategi pembelajaran terhadap kesadaran
kesadaran metakognitif setelah proses pem- metakognitif siswa. Namun terdapat perbedaan
belajaran pada kelompok model PBI berada pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurdin
kategori berkembang sangat baik, sedangkan (2007) tentang model pembelajaran yang
pada kelompok model kooperatif tipe TPS juga menumbuhkan kemampuan metakognitif untuk
berada pada kategori berkembang sangat baik. menguasai bahan ajar, dimana model pem-
Hasil analisis uji-t menunjukkan bahwa tidak ada belajaran berbasis masalah mampu me-
perbedaan yang signifikan antara kesadaran numbuhkan kemampuan metakognitif siswa.
metakognitif pada kelompok model PBI dan Berdasarkan hal tersebut di atas
kelompok model kooperatif tipe TPS. Terbukti menunjukkan bahwa hasil pengukuran kesadaran
dari hasil uji-t diperoleh p-level lebih besar dari metakognitif siswa yang diukur dengan
88 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 81-89
menggunakan angket Metacognitive Awareness Pernyataan ini juga diperkuat oleh Livingstone
Inventory (MAI) tidak dapat merekam dengan (1997) bahwa pemberdayaan kesadaran
baik kesadaran metakognitif siswa. Hal ini metakognitif siswa secara sengaja dalam
sejalan dengan yang dikemukakan oleh pembelajaran akan juga berimplikasi terhadap
Corebima (2011) menyatakan bahwa perolehan hasil belajar lainnya, seperti hasil
penggunaan angket MAI untuk mengukur belajar kognitif.
kesadaran metakognitif siswa yang terdiri 52 Pendapat-pendapat yang mengungkap-
item, atas dasar kajian sebanyak lebih 70 kali kan pentingnya kesadaran metakognitf dalam
(dijenjang SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi) pembelajaran diatas memberikan petunjuk bahwa
terbukti bahwa instrumen MAI tidak/kurang sudah semestinya pembelajaran yang dilakukan
sesuai digunakan pada populasi Indonesia, tidak hanya menekankan pada perkembangan
sekalipun secara internasional sudah umum kognitif saja tetapi lebih dari itu aspek
dikenal. metakognitif juga penting untuk diberdayakan
Secara teoritik, kesadaran metakognitif selama pembelajaran. Metakognisi merupakan
tidak berdiri sendiri. Dalam hal ini kesadaran proses mental yang lebih tinggi yang terlibat
metakognitif dan keterampilan metakognitif dalam pembelajaran, seperti membuat rencana-
merupakan bagian dari kemampuan meta- rencana belajar, menggunakan keterampilan dan
kognitif. Kesadaran metakognitif dan keteram- strategi yang tepat untuk memecahkan masalah,
pilan metakognitif memiliki peran penting dalam membuat perkiraan-perkiraan hasil, dan me-
mengatur dan mengontrol proses-proses kognitif nyesuaikan cakupan belajar. Sehingga meta-
seseorang dengan belajar dan berpikir, sehingga kognisis memungkinkan peserta didik cerdik
proses belajar dan berpikir yang dilakukakan dalam belajar, misalnya dengan mempelajari
seseorang menjadi lebih efektif dan efiisien. Hal informasi yang lebih baru dibanding dengan
ini akan berdampak baik pada peningkatan hasil informasi yang sudah dipelajari sebelumnya
belajar kognitif seseorang (Bahri, 2010:100). (Coutinho, 2007).
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan menggunakan model Problem-Based Instruction
pembahasan, dapat disimpulkan tidak ada (PBI) dengan kooperatif tipe Think Pair Share
perbedaan yang signifikan kesadaran (TPS).
metakognitif siswa SMA yang diajar
E. DAFTAR PUSTAKA
Amir, Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Kimia Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 17 No. 3,
Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Oktober 2010. LPTK dan ISPI.
Group. Ibrahim, M. & Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masa-
Bahri, Arsad. 2010. Pengaruh Stratrgi Pembelajaran lah. Surabaya: University Press.
Reading Questioning And Answering (RQA) pada Ibrahim, et al.,. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
Perkuliahan Fisiologi Hewan Terhadap Kesadaran University Press.
Metakognitif, Keterampilan Metakognitif, dan Hasil Karmana, I. Wayan. 2010. Pengaruh Strategi PBLdan
Belajar Kognitif Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Integrasinya dengan STAD terhadap Kemampuan
Universitas Negeri Makassar. Tesis tidak Pemecahan Masalah, Kemampuan Berpikir Kritis,
diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Kesadaran Metakognitif, dan Hasil Belajar Kognitif
Universitas Negeri Malang. Biologi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4
Corebima, A. D. 2011. Asesmen Pembelajaran. Makalah Mataram. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/
disajikan dalam Seminar Nasional Peningkatan disertasi/article/view/9160. Diakses tanggal 29 April
Konpetensi Pedagogik Melalui Penguasaan 2012.
Assesmen Metakognisi dan Keterampilan Berfikir. Livingston, J.A. 1997. Metacognition: An Overview (Onli-
UNM, Makassar, 17 Desember. ne) http://gse.buffalo.edu/fas/shuell/cep564/ Meta-
Coutinho, S. A. 2007. The Relationship between Goals, cog.htm. Diakses 14 Oktober 2011.
Metacognition, and Academic Success.Nothern Illi- Miranda, Yula. 2009. Pembelajaran Metakognitif Dalam
nois university, United States of America. Educate- Strategi Kooperatif Think Pair Share dan Jigsaw
(Online) Vol.7, No. 1, 2007,pp.39-47. Research Pa- Serta Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Biologi
per.http://www.educatejournal.org. Diakses tanggal Siswa di SMA Negeri Kalimantan Tengah.
13 Mei 2012 http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/ ar-
Danial, Muhammad. 2010. Kesadaran Metakognisi, ticle/view/1016. Diakses tanggal 9 Agustus 2011.
keterampilan Metakognisi, dan Penguasaan Konsep Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang
Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif untuk
Arifin, Perbandingan Kesadaran Metakognitif Siswa 89
Menguasai Bahan Ajar. Disertasi tidak diterbitkan: Suratno. 2010. Pemberdayaan Keterampilan Metakognisi
PPs Universitas Negeri Surabaya. Siswa Dengan Strategi Pembelajaran Jigsaw-
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Resiprocal Teaching (JIRAT).
Progresif.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/17210146152_
Santrock. J. W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: 0215-9643.pdf. Diakses tanggal 14 Oktober 2011.
Kencana Prenada Media Group. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rodakarya.
Penerbit Nusa Media.