Anda di halaman 1dari 9

PERBANDINGAN KESADARAN METAKOGNITIF SISWA YANG DIAJAR

MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM-BASED INSTRUCTION (PBI)


DENGAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

Arifah Novia Arifin dan Sitti Saenab


Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar
Jln. Daeng Tata Raya, Parangtambung, Makassar 90224
e-mail: arifah.aifka@gmail.com

Abstract: Comparison between Metacognitive Awareness Taught by Problem-based


Instruction Model and Cooperative Learning of Think Pair Share Type. This study aims at
examining the difference between metacognitive awareness of students taught by Problem-based
Instruction (PBI) model and cooperative learning of Think Pair Share type. This study is a quasi-
experiment with pretest-posttest non-equivalent control group design. The study used experiment
group I with PBI learning model and experiment group II with cooperative learning model of TPS
type. The instruments of the study employed questionnaire of MAI (Metacognitive Awareness In-
ventory) to measure metacognitive awareness. Data were analyzed in statistic descriptive and in-
ferential (T-test with α = 0, 05) using SPSS 17,0 programs for windows. The study reveals that
there is no significant difference on metacognitive awareness of senior high school students taught
by PBI model and cooperative learning of TPS type (p> 0,05 with sign 0,063).

Abstrak: Perbandingan Kesadaran Metekognitif Siswa yang Diajar Menggunakan Model


Problem-based Instruction (PBI) dengan Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesadaran metakognitif siswa yang diajar
menggunakan model Problem-Based Instruction (PBI) dengan kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS). Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan pretest-posttest nonequivalent
control group design. Pada penelitian ini digunakan kelompok eksperimen I berupa model
pembelajaran PBI dan kelompok eksperimen II berupa model pembelajaran kooperatif tipe
TPS.Instrumen penelitian berupa angket MAI (Metacognitive Awareness Inventory) untuk
mengukur kesadaran metakognitif. Data dianalisis statistik deskriptif dan inferensial (T-tes dengan
α= 0,05) dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwatidak ada perbedaan yang signifikan kesadaran metakognitif siswa SMA yang
diajarmenggunakanmodel PBI dengan kooperatif TPS (p> 0,05 dengan sig 0,063).

Kata kunci: PBI, TPS, kesadaran metakognitif.

A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu sektor yang tantangan global tersebut sehingga mampu
menjadi perhatian bagi kemajuan suatu negara, menghadapi segala perubahan dan permasalahan
khususnya dalam era globalisasi. Melalui dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif
pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia tanpa kehilangan identitas dirinya. Olehnya itu,
kreatif dalam mengambil langkah antisipatif masalah pendidikan tidak akan pernah selesai
terhadap keadaan dan masalah yang muncul sebab pada hakekatnya manusia sendiri harus
akibat globalisasi. Pengaruh globalisasi ini akan selalu berkembang mengikuti dinamika
berdampak kepada negara secara keseluruhan, kehidupan.
olehnya itu keseluruhan negara harus betul-betul Berbagai perubahan yang terjadi
siap dalam menghadapi segala tantangan yang diberbagai lini kehidupan kita di era pengetahuan
semakin berat. ini, terutama perkembangan teknologi informasi
Pendidikan merupakan suatu proses dan komunikasi haruslah dianggap penting oleh
untuk membantu manusia dalam mengembang- dunia pendidikan. Beradaptasi dengan perubahan
kan dunianya dalam menghadapi segala ini, bukan saja penting bagi institusi itu sendiri,

81
82 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 81-89

tapi memang sudah menjadi tuntutan para strategi mengajar yang berorientasi pada
pemangku kepentingan yang lain; orang tua pemecahan masalah (Lawson, 1991 dalam Syah,
siswa, para pengguna lulusan institusi 2004: 123).
pendidikan, dan tentu saja siswa itu sendiri. Model PBI menggunakan masalah
Institusi pendidikan juga harus berubah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
menyesuaikan dan memperbaiki diri. Salah satu mengintegrasikan pengetahuan baru. Siswa
aspek yang diubah dan diperbaiki itu adalah diberikan permasalahan pada awal pelaksanaan
proses belajar mengajar (Amir, 2009: 3). pembelajaran oleh guru, selanjutnya selama
Pendidikan tetap memerlukan inovasi pelaksanaan pembelajaran siswa memecahkan
yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan masalah yang akhirnya mengintegrasikan
teknologi tanpa menurunkan nilai-nilai kemanu- pengetahuannya. PBI melibatkan siswa untuk
siaan. Sehingga untuk menjadi bangsa yang mencari pengetahuannya sendiri serta dapat
kreatif dan maju, kita harus memacu diri untuk meningkatkan hasil belajar kognitifnya. Adapun
belajar terus-menerus dan mengembangkan sifat kelebihan dalam model PBI diantaranya: (1)
tekun, ulet, serta kerja keras yang tinggi. siswa dapat mengembangkan kemampuan atau
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang keterampilan berpikir, kemampuan pemecahan
tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk masalah, dan kemampuan intelektual, (2) siswa
suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk sebagai pembelajar yang otonom dan mandiri,
menyelesaikan masalah-masalah yang dihada- dan (3) siswa diberikan kebebasan dalam
pinya dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, menentukan idenya.
2009: 5). Proses pembelajaran yang telah
Pembelajaran kontruktivisme merupakan dilaksanakan perlu lebih dikembangkan dengan
dimensi belajar yang dikembangkan berdasarkan melibatkan siswa secara aktif agar saling
pengetahuan tentang bagaimana seseorang berinteraksi dan bekerja sama, sehingga tujuan
belajar. Dimensi belajar yang dimaksud adalah pembelajaran dapat tercapai. Model yang dapat
pengembangan sikap dan persepsi yang positif mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
terhadap belajar, perolehan dan peintegrasian adalah Cooperative Learning (pembelajaran
pengetahuan, perluasan dan penyempurnaan koperatif). Pembelajaran koperatif adalah
pengetahuan, penggunaan pengetahuan secara pembelajaran dengan kelompok yang dapat
bermakna, dan pembiasaan mental berpikir mengaktifkan siswa, baik fisik maupun mental
produktif. Beberapa varian dalam pembelajaran sebab dalam kelompok siswa diharapkan dapat
konstruktivisme diantaranya discovery learning, bekerjasama dan berdiskusi untuk menyam-
scaffolding learning, cooperative learning, prob- paikan tugas-tugas yang diberikan guru.
lem-based instruction (Slavin, 1994 dalam Melalui penerapan kooperatif dalam
Arends, 2008: 11). pembelajaran, setiap pebelajar berperan aktif
Salah satu model pembelajaran yang dalam pelaksanaan tugas dengan adanya
dapat digunakan adalah model PBI (Problem- keterlibatan pebelajar yang lain. Pembelajaran
Based Instruction) atau biasa dikenal dengan kooperatif merupakan salah satu model
model PBL (Problem-Based Learning), yaitu pembelajaran inovatif, dimana pembelajaran
siswa belajar memecahkan masalah. Belajar berbasis pada konstruktivisme, yang berpusat
pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar pada siswa dan pengajar lebih berperan sebagai
menggunakan metode-metode ilmiah atau fasilitator. Pembelajaran koperatif dapat
berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan meningkatkan tumbuhnya kesadaran para siswa
teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh untuk belajar berpikir, menyelesaikan masalah,
kemampuan dan kecakapan kognitif untuk dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan
memecahkan masalah secara rasional, lugas dan kemampuan dan pengetahuan mereka, dan
tuntas. Kemampuan siswa dalam menguasai pembelajaran koperatif merupakan sarana yang
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi sangat baik untuk mencapai hal tersebut (Slavin,
serta insight (titikan akal) amat diperlukan. 2009: 5). Selain itu, melalui pembelajaran
Dalam hal ini hampir semua bidang studi dapat koperatif, pebelajar dapat menumbuhkan
dijadikan sarana belajar pemecahan masalah. kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan
Untuk keperluan ini, guru (khususnya yang kemampuan komunikasi. Menurut Ibrahim, et
mengajar eksakta, seperti IPA dan matematika) al., (2000: 7), pembelajaran koperatif
sangat dianjurkan menggunakan model dan dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan
Arifin, Perbandingan Kesadaran Metakognitif Siswa 83

pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, Model pembelajaran yang digunakan


penerimaan perbedaan individu, dan sebelumnya belum mengupayakan untuk
pengembangan keterampilan sosial. memberdayakan kesadaran metakognitif siswa.
Kerjasama untuk memecahkan masalah Hal ini berimplikasi terhadap hasil belajar
dalam belajar siswa, dapat dilakukan dengan kognitif siswa cendrung rendah. Karena siswa
model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). belum terlatih untuk menjadi peserta didik yang
Model kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat mandiri. Menyadari pentingnya suatu model
dijelaskan Think berarti berpikir, Pair berarti dalam pembelajaran untuk mengembangkan
berpasangan, dan Share berarti berbagi. kesadaran metakognitif siswa, maka mutlak
Pembelajaran kooperatif dengan TPS mengikuti diperlukan adanya pembelajaran yang lebih
langkah-langkah berpikir terhadap masalah yang banyak melibatkan siswa secara aktif dalam
diajukan oleh guru, berpasangan untuk proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini dapat
berdiskusi tentang hasil pemikiran terhadap terwujud melalui suatu bentuk pembelajaran
masalah yang diajukan oleh guru, dan berbagi alternatif yang dirancang sedemikian rupa
hasil diskusi untuk seluruh siswa di kelas. Hal ini sehingga mencerminkan keterlibatan siswa
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Bowean, secara aktif yang menanamkan kesadaran
menyatakan bahwa aktivitas pembelajaran metakognitif.
konstruktivis efektif dilakukan dalam kelompok Model pembelajaran yang digunakan
kecil Suratno (2010: 2). sebelumnya belum mengupayakan untuk
Proses kegiatan belajar yang memberdayakan kesadaran metakognitif siswa.
dilaksanakan di sekolah dirancang untuk Hal ini berimplikasi terhadap hasil belajar
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses kognitif siswa cenderung rendah karena siswa
mencapai tujuan pembelajaran tersebut banyak belum terlatih untuk menjadi peserta didik yang
hal yang patut diperhatikan oleh guru. mandiri.
Kebanyakan guru hanya mementingkan aspek Menyadari pentingnya suatu model
kognitif yaitu pemahaman konsep saja dan dalam pembelajaran untuk mengembangkan
melupakan aspek lain yang harus dikembangkan kesadaran metakognitif siswa, maka mutlak
dalam diri siswa. diperlukan adanya pembelajaran yang lebih
Aspek yang harus dikembangkan dalam banyak melibatkan siswa secara aktif dalam
diri siswa yakni metakognitif siswa. Siswa proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini dapat
dengan metakognitif yang baik akan mampu terwujud melalui suatu bentuk pembelajaran
menjadi pebelajar yang mandiri. Siswa mampu alternatif yang dirancang sedemikian rupa
merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi sehingga mencerminkan keterlibatan siswa
dirinya sendiri dalam kegiatan belajarnya sendiri. secara aktif yang menanamkan kesadaran
Aktivitas metakognitif terjadi saat murid secara metakognitif.
sadar menyesuaikan dan mengelola strategi Pembelajaran yang berlangsung selama
pemikiran mereka pada saat memecahkan ini juga belum mampu memberdayakan proses
masalah dan memikirkan suatu tujuan (Ferrari belajar siswa secara maksimal termasuk
dan Stenberg, 1998 dalam Santrock 2010: 240). kesadaran metakognitif. Siswa kurang
Salah seorang pakar pemikiran anak berpeluang untuk belajar mandiri, memberda-
Deanna Kuhn, percaya bahwa metakognisi harus yakan logika yang dimilikinya untuk memahami
lebih difokuskan pada usaha untuk membantu dan menyatakan konsep-konsep biologi yang
anak menjadi pemikir yang lebih kritis, terutama dipelajari serta menganalisis implikasinya dalam
di sekolah menengah. Masalah yang dimun- kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitarnya.
culkan pada setiap proses pembelajaran dapat Maka dari itu penulis melakukan penelitian di
mereka uraikan dari pengalaman berpikir mereka SMA Negeri 1 Sungguminasa, karena faktor-
sendiri, sehingga kesadaran metakognitif secara faktor diatas ditemui di sekolah tersebut.
teoritik semakin besar, melalui pelaksanaan Penelitian yang memfokuskan pada
sintaks pembelajaran tersebut berlangsung secara perbandingan model pembelajaran PBI dengan
berkelompok. Dengan adanya peningkatan koperatif tipe TPS terhadap kesadaran metakog-
kesadaran metakognitif siswa juga dapat nitif belum ada yang mengkaji. Untuk itu
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dibutuhkan banyak kajian eksperimental untuk
(Santrock, 2010: 241). memeriksa potensi model pembelajaran ini.
Berdasar pada latar belakang di atas maka
84 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 81-89

dianggap perlu mengkaji secara eksperimental yang dibuat dalam bentuk soal yang ada
perbandingan kesadaran metakognitif siswa dalam lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa
SMA yang diajar menggunakan model PBI tersebut diselesaikan dengan sintaks model
dengan koperatif tipe TPS. pembelajaran PBI yang telah ada.
2. Koperatif tipe TPS adalah serangkaian proses
B. METODE pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir (think), yaitu
Penelitian ini merupakan penelitian
bekerja sendiri sebelum bekerjasama atau
eksperimen semu (quasy eksperimental) yang
berpasangan (pair) dengan kelompoknya dan
bertujuan untuk mengetahui perbandingan
berbagi (share) ide, yaitu setiap siswa saling
kesadaran metakognitif siswa SMA yang diajar
memberikan ide atau informasi yang mereka
menggunakan model Problem-Based Instruction
ketahui tentang soal yang diberikan untuk
(PBI) dengan koperatif tipe Think Pair Share
memperoleh kesepakatan dari penyelesaian
(TPS).
soal yang ada dalam lembar kerja siswa.
Rancangan penelitian ini, yaitu perlakuan
3. Kesadaran metakognitif yang dimaksud
diberikan pada variabel bebas untuk menentukan
dalam penelitian ini dikelompokkan dalam
pengaruh pada variabel terikat, tetapi variabel-
pengetahuan metakognisi dan regulasi
variabel yang tidak berpengaruh tidak dapat
metakognisi. Adapun indikator kesadaran
dikontrol dengan ketat. Pada penelitian ini dua
metakognisi antara lain (Schraw & Dennison,
sampel masing-masing diberi perlakuan yang
1994): (a) pengetahuan diri sendiri, (b)
berbeda yaitu model PBI dengan koperatif tipe
pengetahuan regulasi, dan (c) pengetahuan
TPS.
diri sendiri. Pengukuran kesadaran
Tujuan dari rancangan ini adalah untuk
metakognitif ini menggunakan MAI (Meta-
melihat tingkat kesamaan antar kelompok dan
cognitive Awareness Inventory) yaitu
skor pretes sebagai kovariat untuk melakukan
kuisioner yang menggambarkan kesadaran
kontrol secara statistik. Tingkat kesamaan antar
siswa. Kesadaran metakognitif diperlukan
kelompok dan skor pretes sebagai kovariat untuk
untuk memahami bagaimana tugas itu
melakukan kontrol secara statistik perlu diukur,
dilaksanakan. Kuisioner yang digunakan
sehingga dalam penelitian ini digunakan Pretest-
mengacu kepada Schraw, G & Dennison, R.
posttest Nonequivalent Control Group Design
S. (1994), kemudian diadaptasi oleh
(Sugiyono, 2010: 116). Prosedur Eksperimen
Cerobima (2008). Pada dasarnya kuisioner ini
dapat digambarkan dalam Tabel 1.
terdiri atas 52 item pernyataan dengan
Tabel 1. Prosedur Eksperimen masing-masing 2 item jawaban yaitu ya dan
Pretest Kelompok Posttest tidak, kemudian ditambahkan oleh Cerobima
T1 X1 T2 menjadi 3 item jawaban yaitu ya, tidak jelas
T3 X2 T4 dan tidak. Inventori kesadaran metakognitif
(MAI) ini telah terstandar, maka dalam hal ini
Keterangan:
T1, T3 = Nilai pretes tidak lagi digunakan uji validasi oleh ahli
ataupun uji coba terbatas (try out) di
T2, T4 = Nilai postes
lapangan, melainkan dapat langsung
X1 = Model PBI
digunakan untuk mengukur kesadaran
X2 = Model koperatif tipe TPS
metakognisi siswa.
Variabel yang diselidiki dalam penelitian Populasi pada penelitian ini adalah
ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah Sungguminasa pada tahun ajaran 2011/2012
model PBI dan koperatif TPS sedangkan variabel yang terdiri dari sembilan rombongan belajar
terikat adalah kesadaran metakognitif siswa. (rombel) dengan jumlah keseluruhan 360 siswa.
Adapun pengertian dari beberapa istilah Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: dilakukan dengan teknik random sampling.
1. PBI adalah sebagai rangkaian aktivitas pem- Adapun sampel dalam penelitian ini terbagi
belajaran yang menekankan kepada proses dalam dua kelas, kelas pertama (X3) untuk mod-
penyelesaian masalah yang dihadapi secara el PBI berjumlah 40 siswa dan kelas kedua (X5)
ilmiah. Dalam penelitian ini penyelesaian untuk model koperatif TPS berjumlah 40 siswa.
masalah ditekankan pada pemecahan masalah
Arifin, Perbandingan Kesadaran Metakognitif Siswa 85

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Kesadaran Metakognitif


No. Dimensi Nomor Item
Baik Tidak Baik
1. Pengetahuan Strategi 2, 3, 8, 11, 12, 14, 18, 19, 23, -
27, 33, 34, 35, 37, 38, 40, 41,
45, 47
2. Pengetahuan Kognitif 6, 9, 10, 13, 17, 21, 22, 24, 28, 48, 51
30, 31, 39, 42, 43, 52
3. Pengetahuan terhadap Diri Sendiri 1, 4, 5, 16, 20, 25, 26, 29, 32, 46
36, 49, 50

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II menit). Langkah-langkah pembelajaran pada


(genap) tahun ajaran 2011/ 2012 di SMA Negeri kelompok PBI dan kelompok koperatif tipe TPS
1 Sungguminasa Kabupaten Gowa. dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan
Instrumen yang digunakan untuk Pembelajaran (RPP).
mengukur pengaruh variabel bebas terhadap Evaluasi berupa pretes (kesadaran
variabel terikat dalam penelitian ini adalah metakognitif) dilaksanakan pada awal penelitian
kuisioner kesadaran metakognitif siswa. dan dan postes (kesadaran metakognitif) akhir
Kuesioner digunakan untuk mengukur kesadaran penelitian di luar kegiatan pembelajaran untuk
metakognitif mahasiswa. Kuesioner yang kelompok PBI dan kelompok koperatif tipe TPS.
digunakan adalah instrumen Inventori Kesadaran Data yang diperlukan dalam penelitian
Metakognisi (MAI) mengacu kepada Schraw dan ini adalah data kesadaran metakognitif
Dennison (1994) kemudian diadaptasi oleh merupakan data primer yang diperoleh dengan
Cerobima (2008) dalam Bahri (2011: 52). menggunakan instrumen berupa angket/kuisioner
Inventori ini terdiri atas 52 item pernyataan Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini
dengan masing-masing 3 item jawaban yaitu ya, melalui tahap pretest dan posttest. Pretest
tidak jelas, dan tidak. dilakukan meliputi tes kesadaran metakognitif
Prosedur pada penelitian ini terdiri atas dengan menggunakan MAI dan Posttest
tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. dilakukan meliputi tes kesadaran metakognitif
Persiapan penelitian dilakukan dengan kegiatan akhir siswa dengan menggunakan MAI.
(1) mengadakan observasi di lokasi penelitian, Data hasil penelitian dianalisis dengan
setelah memperoleh izin dari pihak sekolah analisis deskriptif dan statistik inferensial.
untuk menentukan dua kelompok sebagai sampel Analisis deskriptif nilai rerata dan simpangan
penelitian, terdiri atas kelompok PBI dan baku digunakan untuk mendeskripsikan profil
koperatif tipe TPS dan, (2) mengadakan validasi kesadaran metakognitif siswa. Pengkategorian
instrumen dan perangkat pembelajaran yang kemampuan metakognitif yang meliputi
digunakan dalam penelitian. kesadaran metakognitif menurut Green (2007)
Pada pelaksanaannya kegiatan pembela- dalam Bahri (2010: 57), dimana skor 0-20
jaran berlangsung tiga kali pertemuan dengan dikategorikan masih sangat berisiko, 21-40
setiap kali pertemuan terdiri atas dua jam kategori belum begitu berkembang, 41-60 mulai
pelajaran. Sehingga untuk kelompok PBI dan berkembang, 61-80 kategori berkembang baik
kelompok koperatif tipe TPS terdiri atas enam dan 81-100 kategori berkembang sangat baik.
jam pelajaran (satu jam pelajaran selama 45

Tabel 3. Pelaksanaan Kegiatan Model Pembelajaran Problem-Based Instruction (PBI) dan


Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) di SMA Negeri 1 Sungguminasa
Model Pembelajaran Model Pembelajaran
Problem-Based Instruction (PBI) Kooperatif Tipe Think Pair Share TPS
Kegiatan Tanggal Kegiatan Tanggal
Pretes (Kesadaran 23 Februari 2012 Pretes (Kesadaran 23 Februari 2012
Metakognitif) Metakognitif)
Postes (Kesadaran 22 Maret 2012 Postes (Kesadaran 22 Maret 2012
Metakognitif) Metakognitif)
86 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 81-89

Tabel. 4. Distribusi Skor Kesadaran Metakognitif Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungguminasa
yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran PBI dan Kooperatif
Tipe TPS
PBI TPS Kategori
Skor Pretes Posttest Pretes Posttest
Σ % Σ % Σ % Σ %
0-20 0 0 0 0 0 0 0 0 MSB
21-40 0 0 0 0 0 0 0 0 BBB
41-60 0 0 0 0 0 0 0 0 MB
61-80 28 70 17 42,5 17 42,5 10 25 BB
81-100 12 30 23 57,5 23 57,5 30 75 BSB
Total 40 100 40 100 40 100 40 100
Keterangan:
MSB : Masih Sangat Beresiko BB : Berkembang Baik
BBB : Belum Begitu Berkembang BSB : Berkembang Sangat Baik
MB : Mulai Berkembang

C. HASIL DAN PEMBAHASAN persentase skor kesadaran metakognitif yang


diperoleh pada pretest dan posttest oleh
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas
kelompok yang dibelajarkan dengan
X3 dan X5 SMA Negeri 1 Sungguminasa
menggunakan model pembelajaran PBI dan
Kabupaten Gowa. Penelitian ini dilakukan pada
kooperatif tipe TPS.
dua kelas, yaitu satu kelas dibelajarkan dengan
Pada Tabel 4 terlihat bahwa jumlah
menerapkan model pembelajaran Problem-Based
terbesar siswa pada saat pretest 70% berada pada
Instruction (PBI) dan satu kelas dibelajarkan
kategori berkembang baik dan pada saat posttest
dengan menggunakan model kooperatif tipe
57,5% siswa berada dalam kategori berkembang
Think Pair Share (TPS). Kedua kelas yang
sangat baikyang dibelajarkan dengan model PBI.
digunakan sebagai sampel penelitian merupakan
Siswa yang dibelajarkan dengan model
kelas yang setara berdasarkan t-test terhadap
kooperatif tipe TPS untuk pretes 57,5% pada
nilai pretes.
kategori berkembang sangat baik dan posttest
Data yang diperoleh dari penelitian ini
75% pada kategori berkembang sangat baik.
berupa skor kesadaran metakognitif. Skor
Selanjutnya Tabel 5 dan Gambar 1 memberikan
kesadaran metakognitif diperoleh melalui MAI.
gambaran skor rata-rata kesadaran metakognitif
Skor yang diperoleh siswa dari variabel di atas
keseluruhan siswa.
telah dikonversi dalam rentang 1-100.
Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 1
Pengelompokan skor kesadaran
terlihat bahwa setelah proses pembelajaran, rata-
metakognitif siswa dilakukan berdasarkan Green
rata skor kesadaran metakognitif pada kelompok
(2007) dalam Bahri (2010: 57). Berdasarkan
PBI terjadi peningkatan 6,85 dari skor rata-rata
pengelompokan ini, maka skor 0-20
77,59 pada kategori berkembang baik menjadi
dikategorikan masih sangat beresiko, 21-40
84,44 pada kategori berkembang sangat baik.
kategori belum begitu berkembang, 41-60
Sedangkan pada kelompok kooperatif tipe TPS
kategori mulai berkembang baik, 61-80 kategori
terjadi peningkatan 8,88 dari skor rata-rata 78,65
berkembang baik dan 81-100 kategori
berada pada kategori berkembang baik menja-
berkembang sangat baik. Tabel 4 memberikan
di 87,53 pada kategori berkembang sangat baik.
gambaran tentang jumlah siswa dengan
Tabel 5. Rata-rata Skor Kesadaran Metakognitif Keseluruhan Siswa Kelompok yang
Dibelajarkan dengan Model PBI dengan Kooperatif Tipe TPS
No Model Pembelajaran Pretes Kategori Postes Kategori Peningkatan
1 PBI 77,59 BB 84,44 BSB 6,85
2 Kooperatif tipe TPS 78,65 BB 87,53 BSB 8,88
Keterangan:
BB : Berkembang Baik
BSB : Berkembang Sangat Baik
Arifin, Perbandingan Kesadaran Metakognitif Siswa 87

Gambar 1. Rata-rata Skor Kesadaran Metakognitif Pretes dan Posttes

Jadi perbedaan rata-rata kesadaran metakognitif alpha 0,05 (p> 0,05) dengan sig 0,063. Hasil
antara kelompok PBI dengan kelompok penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian
kooperatif tipe TPS sangat kecil. sebelumnya diantaranya pendapat De Green, et
Teknik analisis data yang digunakan al., (1996) dalam Danial (2010) bahwa model
untuk mengetahui perbandingan variabel bebas PBI maupun model yang serupa seperti
terhadap variabel terikat dalam penelitian ini kooperatif tipe TPS berpotensi untuk
adalah dengan menggunakan uji-t. Sebelum meningkatkan metakognisi siswa. Sehingga tidak
dilakukan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji ada perbedaan yang signifikan antara kesadaran
asumsi yang meliputi uji normalitas dengan metakognitif yang dibelajarkan dengan model
menggunakan One-Sampel Kormogorov-Smirnov PBI dengan kooperatif tipe TPS.
Test dan uji homogenitas varian data Rata-rata skor kesadaran metakognitif
menggunakan Levene’s Test of Equality of Error pada siswa yang dibelajarkan dengan model PBI
Variances dengan bantuan SPSS 17,0 For lebih rendah 3,09% jika dibandingkan dengan
Windows. kesadaran metakognitif siswa yang dibelajarkan
Berdasarkan pengujian normalitas dan dengan kooperatif tipe TPS. Hasil penelitian ini
homogenitas varians, maka dilakukan statistik sejalan dengan hasil penelitian Miranda (2009)
uji-t untuk menguji hipotesis penelitian. bahwa interaksi strategi kooperatif tipe TPS dan
Sehingga diperoleh p-level lebih besar dari alpha metakognitif efektif digunakan membelajarkan
0,05 (p> 0.05) dengan sig. 0,063. Hal ini berarti siswa dalam meningkatkan kemampuan
H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu ”tidak ada metakognitif dibanding strategi lainnya.
perbedaan kesadaran metakognitif siswa yang Hasil penelitian ini juga didukung oleh
diajar menggunakan model PBI dengan yang hasil penelitian Karmana (2010) yang juga
diajar menggunakan kooperatif tipe TPS”. Jadi menunjukkan bahwa strategi pembelajaran
tidak ada perbedaan signifikan kesadaran berpengaruh signifikan terhadap skor kemam-
metakognitif siswa yang diajar menggunakan puan pemecahan masalah, kemampuan berpikir
model PBI dengan yang diajar menggunakan kritis, dan hasil belajar kognitif biologi, tetapi
kooperatif tipe TPS. tidak berpengaruh signifikan terhadap skor
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kesadaran metakognitif. Hasil penelitian Danial
kesadaran metakognitif, dari data yang diperoleh (2010) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
memberikan gambaran bahwa skor rata-rata strategi pembelajaran terhadap kesadaran
kesadaran metakognitif setelah proses pem- metakognitif siswa. Namun terdapat perbedaan
belajaran pada kelompok model PBI berada pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurdin
kategori berkembang sangat baik, sedangkan (2007) tentang model pembelajaran yang
pada kelompok model kooperatif tipe TPS juga menumbuhkan kemampuan metakognitif untuk
berada pada kategori berkembang sangat baik. menguasai bahan ajar, dimana model pem-
Hasil analisis uji-t menunjukkan bahwa tidak ada belajaran berbasis masalah mampu me-
perbedaan yang signifikan antara kesadaran numbuhkan kemampuan metakognitif siswa.
metakognitif pada kelompok model PBI dan Berdasarkan hal tersebut di atas
kelompok model kooperatif tipe TPS. Terbukti menunjukkan bahwa hasil pengukuran kesadaran
dari hasil uji-t diperoleh p-level lebih besar dari metakognitif siswa yang diukur dengan
88 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 81-89

menggunakan angket Metacognitive Awareness Pernyataan ini juga diperkuat oleh Livingstone
Inventory (MAI) tidak dapat merekam dengan (1997) bahwa pemberdayaan kesadaran
baik kesadaran metakognitif siswa. Hal ini metakognitif siswa secara sengaja dalam
sejalan dengan yang dikemukakan oleh pembelajaran akan juga berimplikasi terhadap
Corebima (2011) menyatakan bahwa perolehan hasil belajar lainnya, seperti hasil
penggunaan angket MAI untuk mengukur belajar kognitif.
kesadaran metakognitif siswa yang terdiri 52 Pendapat-pendapat yang mengungkap-
item, atas dasar kajian sebanyak lebih 70 kali kan pentingnya kesadaran metakognitf dalam
(dijenjang SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi) pembelajaran diatas memberikan petunjuk bahwa
terbukti bahwa instrumen MAI tidak/kurang sudah semestinya pembelajaran yang dilakukan
sesuai digunakan pada populasi Indonesia, tidak hanya menekankan pada perkembangan
sekalipun secara internasional sudah umum kognitif saja tetapi lebih dari itu aspek
dikenal. metakognitif juga penting untuk diberdayakan
Secara teoritik, kesadaran metakognitif selama pembelajaran. Metakognisi merupakan
tidak berdiri sendiri. Dalam hal ini kesadaran proses mental yang lebih tinggi yang terlibat
metakognitif dan keterampilan metakognitif dalam pembelajaran, seperti membuat rencana-
merupakan bagian dari kemampuan meta- rencana belajar, menggunakan keterampilan dan
kognitif. Kesadaran metakognitif dan keteram- strategi yang tepat untuk memecahkan masalah,
pilan metakognitif memiliki peran penting dalam membuat perkiraan-perkiraan hasil, dan me-
mengatur dan mengontrol proses-proses kognitif nyesuaikan cakupan belajar. Sehingga meta-
seseorang dengan belajar dan berpikir, sehingga kognisis memungkinkan peserta didik cerdik
proses belajar dan berpikir yang dilakukakan dalam belajar, misalnya dengan mempelajari
seseorang menjadi lebih efektif dan efiisien. Hal informasi yang lebih baru dibanding dengan
ini akan berdampak baik pada peningkatan hasil informasi yang sudah dipelajari sebelumnya
belajar kognitif seseorang (Bahri, 2010:100). (Coutinho, 2007).

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan menggunakan model Problem-Based Instruction
pembahasan, dapat disimpulkan tidak ada (PBI) dengan kooperatif tipe Think Pair Share
perbedaan yang signifikan kesadaran (TPS).
metakognitif siswa SMA yang diajar

E. DAFTAR PUSTAKA
Amir, Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Kimia Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 17 No. 3,
Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Oktober 2010. LPTK dan ISPI.
Group. Ibrahim, M. & Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masa-
Bahri, Arsad. 2010. Pengaruh Stratrgi Pembelajaran lah. Surabaya: University Press.
Reading Questioning And Answering (RQA) pada Ibrahim, et al.,. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
Perkuliahan Fisiologi Hewan Terhadap Kesadaran University Press.
Metakognitif, Keterampilan Metakognitif, dan Hasil Karmana, I. Wayan. 2010. Pengaruh Strategi PBLdan
Belajar Kognitif Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Integrasinya dengan STAD terhadap Kemampuan
Universitas Negeri Makassar. Tesis tidak Pemecahan Masalah, Kemampuan Berpikir Kritis,
diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Kesadaran Metakognitif, dan Hasil Belajar Kognitif
Universitas Negeri Malang. Biologi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4
Corebima, A. D. 2011. Asesmen Pembelajaran. Makalah Mataram. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/
disajikan dalam Seminar Nasional Peningkatan disertasi/article/view/9160. Diakses tanggal 29 April
Konpetensi Pedagogik Melalui Penguasaan 2012.
Assesmen Metakognisi dan Keterampilan Berfikir. Livingston, J.A. 1997. Metacognition: An Overview (Onli-
UNM, Makassar, 17 Desember. ne) http://gse.buffalo.edu/fas/shuell/cep564/ Meta-
Coutinho, S. A. 2007. The Relationship between Goals, cog.htm. Diakses 14 Oktober 2011.
Metacognition, and Academic Success.Nothern Illi- Miranda, Yula. 2009. Pembelajaran Metakognitif Dalam
nois university, United States of America. Educate- Strategi Kooperatif Think Pair Share dan Jigsaw
(Online) Vol.7, No. 1, 2007,pp.39-47. Research Pa- Serta Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Biologi
per.http://www.educatejournal.org. Diakses tanggal Siswa di SMA Negeri Kalimantan Tengah.
13 Mei 2012 http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/ ar-
Danial, Muhammad. 2010. Kesadaran Metakognisi, ticle/view/1016. Diakses tanggal 9 Agustus 2011.
keterampilan Metakognisi, dan Penguasaan Konsep Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang
Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif untuk
Arifin, Perbandingan Kesadaran Metakognitif Siswa 89

Menguasai Bahan Ajar. Disertasi tidak diterbitkan: Suratno. 2010. Pemberdayaan Keterampilan Metakognisi
PPs Universitas Negeri Surabaya. Siswa Dengan Strategi Pembelajaran Jigsaw-
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Resiprocal Teaching (JIRAT).
Progresif.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/17210146152_
Santrock. J. W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: 0215-9643.pdf. Diakses tanggal 14 Oktober 2011.
Kencana Prenada Media Group. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rodakarya.
Penerbit Nusa Media.

Anda mungkin juga menyukai