Anda di halaman 1dari 42

NAMA = AYU LESTARI

NPM = 18051015

KELAS = VI C KHUSUS

M.K = PMPM

MODEL = TAI

 TAI ( TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION )


TAI merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dipadukan dengan
pembelajaran individu (Slavin, 2008). Individualisasi diperlukan karena siswa memasuki kelas
dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Dasar pemikiran Slavin
(2008) merancang model ini adalah untuk mengadaptasikan pembelajaran terhadap perbedaan
individu berkaitan dengan kemampuan siswa dan pencapaian prestasi siswa. Slavin (dalam
Suarnovitarini, 2012) menyatakan bahwa TAI mempunyai beberapa keunggulan, yaitu
(1) meningkatkan hasil belajar,
(2) meningkatkan motivasi belajar pada diri siswa,
(3) mengurangi perilaku yang negatif, dan
(4) membantu siswa yang lemah

TAI dirancang untuk memuaskan kriteria guna menyelesaikan masalah-masalah teoretis dan
praktis sistem pengajaran individual .

 SINTAK DI DALAM MODEL PEMBELAJARAN TAI ( TEAM ASSISTED


INDIVIDUALIZATION )

 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individu yang sudah dipersiapkan oleh guru.

 Guru memberikan tes awal secara individu kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau
skor awal.

 Guru mengisyaratkan siswa untuk membentuk kelompok heterogen yang terdiri atas 4-5
siswa.

 Hasil belajar siswa secara individu didiskusikan dalam kelompok. Setiap anggota kelompok
saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.

 Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan


penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
 Guru memberikan kuis kepada siswa secara individu.

 Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar individu dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

 FASE DI DALAM MODEL PEMBELAJARAN TAI ( TEAM ASSISTED


INDIVIDUALIZATION )

 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik


Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belaja
 Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal 3
 Mengorganisasikan peserta didik ke dalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan transisi yang efisien
 Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya
 Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
 Memberikan pengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok

 PROSES KEDALAM SOAL MATEMATIKA


Pada materi keliling luas bangun segitiga dan luas bangun segi empat pada dasarnya
penerapan kooperatif tipe team assisted induvidualization ( TAI ) adalah sebagai berikut :

 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi tentang segiempat dan
segitiga secara individual yang sudah dipersiapkan.
 Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar
atau skor awal.
 Guru menunjuk secara acak kepada siswa, agar menyebutkan minimal bagian dari setiap
nomer yang ditanyakan.
 Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan
jender.
 Setiap siswa menyelesaikan tugas berupa soal-soal yang berkaitan dengan keliling dan
luas segitiga dan segiempat pada lembar kerja siswa (LKS) yang sudah disediakan oleh
guru secara Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada
siswa yang mengalami kesulitan seperlunya.

 TERMASUK KE DALAM RUMPUN

Rumpun Model Interaksi Sosial

ALASAN : menekankan pada hubungan personal dan sosial kemasyarakatan diantara peserta
didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan kemampuan peserta didik. untuk
berhubungandengan orang lain, terlibat dalam proses-proses yang demokratis dan bekerja
secara produktif dalam masyarakat. Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field-
theory). Model interaksi sosial menitikberatkan pada hubungan yang harmonis antara
individu dengan masyarakat

 MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) berdasarkan kriteria


model pembelajaran

 VALID
Ya, Karena di dalam pembelajaran model TAI ini, siswa dapat bekerja sama dalam
menyelesaikan persoalan yang di bentuk dalam beberapa kelompok.

 PRAKTIS
Ya, Karena di dalam model TAI ini siswa dapat lebih mudah bertukar pendapat,dan
guru juga lebih mudah mngamati siswa dalam aktifitasnya.

 EFEKTIF
Ya,di dalam model TAI ini , siswa akan jauh lebih aktif dalam menyelesaikan
persoalan yang di berikan,karena dengan di buat kelompok kelompok kecil membuat
peluang yang besar agar siswa jauh lebih aktif dalam suatu pembelajaran.
Nama : DHEA ANANDA AFRILLIA
NPM : 18051037
Kelas : 7 C MATEMATIKA
M.kuliah : PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN MATEMATIKA

1. Mind mapping disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah satu cara mencatat
materi pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Model mind mapping merupakan
bagian dari Active learning yaitu suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk
belajar secara aktif menggunakan otak.

a. Sintak di dalam Model Pembelajaran Mind Mapping


- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan
sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
- Bentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
- Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
- Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan
guru mencatat di papan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
- Siswa membuat peta pikiran atau diagram berdasarkan alternatif jawaban yang
telah didiskusikan.
- Beberapa siswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan ide pemetaan konsep
berpikirnya.
- Siswa diminta membuat kesimpulan dan guru memberi perbandingan sesuai
konsep yang disediakan.

b. Fase di dalam Model Pembelajaran Mind Mapping


- Fase I : Kegiatan Inti
tahap yang paling penting di mana me-tode yang sudah dipilih akan
diimplementasikan secara operasional dalam berbagai kegiatan yang berpusat
pada Peserta didik dan yang harus berorientasi pada pencapaian semua aspek
kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

- Fase II : Kegiatan Penutup


Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi seluruh rangkain
kegiatan, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan tindak lanjut, dan
menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
c. Proses kedalam Soal Materi Matematika
Pada submateri Refleksi pada dasarnya penerapan pembelajaran tipe Mind Mapping
adalah sebagai berikut :
1. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa.
2. Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 5-6 siswa

dengan tujuan kelompok yang terbentuk di dalam kelas tidak terlalu

banyak.

3. Guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada siswa, LKS

bertujuan untuk menuntun siswa dalam mencari informasi dari materi

refleksi, mengawal siswa memetakan pikiran.

4. Beberapa siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan LKS

yang telah dikerjakan dengan tujuan dapat bertukar pendapat dengan

kelompok lain.

5. Setelah seluruh materi refleksi sudah selesai dipelajari, pada pertemuan

berikutnya pembelajaran diisi dengan membuat mind map dengan

bantuan LKS yang telah dikerjakan siswa pada pertemuan sebelum-

sebelumnya dikarenakan siswa akan lebih mudah dalam membuat mind

map jika seluruh materi telah dipelajari dan dapat dirangkai menjadi

satu kesatuan materi refleksi yang dipetakan.

2. Termaksud ke dalam Rumpun

Mind Mapping termaksud ke dalam Rumpun Model Interaksi Sosial

Alasan : Karena pada tipe mind mapping ini lebih menitik beratkan pada

pengembangan kemampuan kerjasama dari para siswa. Pada tipe mind

mapping ini para siswa juga dituntut untuk dapat mendefinisikan


masalah-masalah dengan menggunakan proses-proses sosial.

d. Model Mind Mapping berdasarkan Kriteria Model Pembelajaran


- Valid : Karena pada tipe mind mapping para siswa dituntut untuk
bisa melakukan pembelajaran secara sosial atau berdiskusi
- Praktis : Karena dalam prosesnya guru langsung menuntun siswa
dalam mencari informasi dan mengawal siswa dalam
berpikir.
- Efektif : Karena dalam Mind Mapping, siswa mampu memecahkan
dan mempersentasikan masalahnya dengan cara-cara sosial
atau diskusi dan dengan model ini siswa dituntut untuk
aktif serta mampu membuat mind map dengan bantuan dari
masalah-masalah yang telah dipecahkan siswa.
NAMA : FIRA YUNIAR
NPM : 18051051
KELAS : 7C FKIP MATEMATIKA
MATA KULIAH : Pengembangan Model Pembelajaran Matematika

MODEL PEMBELAJARAN SAVI

1. Pengertian Model Pembelajaran Savi

SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual. Pembelajaran SAVI adalah
pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang
dimiliki siswa. Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori
otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori
kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan pengelaman; belajar
dengan symbol. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan
belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap
kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari
bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. SAVI merupakan salah satu pendekatan
yang diterapkan dalam pembelajaran. Dave meier (2002: 91) menyatakan bahwa, “pendekatan
SAVI” merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan cara menggabungkan gerakan fisik
dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indera. Unsur-unsur yang terdapat dalam
“SAVI” adalah somatik, auditori, visual dan intelektual. Keempat unsur ini harus ada dalam
peristiwa pembelajaran, sehingga belajar bisa optimal.

Pendekatan SAVI yaitu belajar yang melibatkan unsur: Somatis, Auditory, Visual, dan
intelektual.
A. Somatis : Belajar dengan bergerak dan berbuat
B. Auditory : Belajar dengan berbicara dan mendengar
C. Visual : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan
D. Intelektual : Belajar denga memecahkan masalah dan merenung.
Keempat cara belajar ini harus ada agar belajar belangsung optimal, karena keempat unsur ini
terpadu untuk mencapai tujuan belajar.
2. Sintak pembelajaran SAVI melalui beberapa fase:
1. Fase persiapan (kegiatan pendahuluan) adalah sebagai bentuk
penerapan belajar auditori(A).
Pada awalnya guru memberikan beberapa pertanyaan seputar materi yang
akan disampaikan. Untuk membangkitkan minat belajar siswa, guru memberikan
tepuk tangan bagi yang bisa menjawab agar tercipta suasana kelas yang
menyenangkan. Kemudian guru menjelaskan materi akan disampaikan dengan
cara ceramah bervariasi.
2. Fase penyampaian (kegiatan inti) adalah sebagai bentuk penerapan
visual(V)
Pada tahap ini guru menggunakan alat peraga berupa benda kongkrit yang
berada dekat dengan lingkungan siswa. Pada materi ini guru menyampaikan
gambaran percobaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, sehingga dapat
menciptakan nilai-nilai yang positif bagi siswa. Kemudian siswa diajak untuk
mengalami secara langsung dengan mengamatinya.
3. Fase pelatihan (kegiatan inti) adalah bentuk penerapan sometic(S).
Pada tahap ini guru memberikan lembar pengamatan untuk dikerjakan
bersama teman kolompoknya 8 orang siswa) kemudian dipresentasikan di
depan kelas dengan bimbingan guru dibahas bersama-sama dan dikumpulkan.
Kemudian melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan materi
pembelajaran.
4. Fase penampilan hasil kegiatan penutup adalah sebagai bentuk belajar
intelektual(I).
Pada tahap ini guru memberikan soal pelatihan/ pertanyaan umpan balik
secara individu dan memberikan pemantapan berupa mengaitkan pembelajaran
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

3. PROSES KE DALAM SOAL MATEMATIKA


Pada materi geometri bangun ruang sisi datar pada dasarnya penerapan SAVI adalah sebagai
berikut :
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi geometri bangun ruang
sisi datar secara individual yang sudah di siapkan.
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan sekor.
c. Guru membentuk beberapa kelompok setiap kelompok terdiri atas 2 atau 4 siwsa dengan
kemampuan yang berbeda beda.
d. Setiap siswa menyelesaikan tugas berupa soal soal yang berkaitan dengan materi
geometri bangunan ruang sisi datar pada lembar kerja siswa (Lks) yang sudah disediakan
oleh guru. Guru memberikan bantuan kepada siswa yan mengalami kesulitan.

4. TERMASUK KE DALAM RUMPUN


Tidak memiliki rumpun dalam model pembelajaran SAVI

5. MODEL SAVI berdasarkan kriteria model pembelajaran :


a. Valid
Ya, karena didalam pembelajaran model savi ini siswa mampu bekerja sama dalam
menyelesaikan soal yang dibentuk dalam beberapa kelompok.
b. Praktis
Ya, karena didalam pembelajaran savi ini siswa dapat bertukar pendapat terhadap guru.
c. Efektif
Jadi di dalam pembelajaran savi ini siswa akan jauh lebih aktif dalam menyelesaikan soal
yang dibrikan, karena dengan dibuat kelompok membuat peluang besar agar siswa jauh
lebih aktif.
Nama : GUSLISNAWATI
Npm : 18051002
Kelas : 7c Fkip Matematika
Mata Kuliah : Pengembangan Model Pembelajaran Matematika

PROBING – PROMPTING

1. Pengertian Model Pembelajaran Probing – Prompting


Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian
pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang
mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang
sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi
pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Menurut Hamdani (2011, hlm. 23), pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran
dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan
siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan
pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.

2. Sintaks Model Pembelajaran Probing – Prompting


Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran probing promting adalah
sebagai berikut “Mayasari dkk, 2014:57”:
1. Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sebelumnya telah
dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran apa yang akan dicapai.
2. Guru memberikan waktu untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut kira-kira 1-
15 detik sehingga siswa dapat merumuskan apa yang ditangkapnya dari pertanyaan
tersebut.
3. Setelah itu secara acak, guru memilih seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut
sehingga semua siswa berkesempatan sama untuk dipilih.
4. Jika jawaban yang diberikan siswa benar, maka pertanyaan yang sama juga dilontarkan
kepada siswa lain untuk meyakinkan bahwa semua siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran namun, jika jawaban yang diberikan salah, maka diajukan pertanyaan
susulan yang menuntut siswa berpikir ke arah pertanyaan yang awal tadi sehingga siswa
bisa menjawab pertanyaan tadi dengan benar. Pertanyaan ini biasanya menuntut siswa
untuk berpikir lebih tinggi, sifatnya menggali dan menuntun siswa sehingga semua
informasi yang ada pada siswa akan membantunya menjawab pertanyaan awal.
5. Meminta siswa lain untuk memberi contoh atau jawaban lain yang mendukung jawaban
sebelumnya sehingga jawaban dari pertanyaan tersebut menjadi kompleks.
6. Guru memberikan penguatan atau tambahan jawaban guna memastikan kepada siswa
bahwa kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran tersebut sudah tercapai dan
mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran tersebut.

3. Proses Penerapan Model Pembelajaran Probing-Prompting Pada Materi Matematika


Pada Materi Relasi dan Fungsi Pada dasarnya penerapan pembelajaran sebagai berikut :
1. Menyampaikan materi yang akan dipelajari dan menyampaikan KD serta tujuan
pembelajaran pada hari senin kepada siswa, setelah itu guru menjelaskan materi sampai
pada contoh soal.
2. Kemudian Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan relasi dan fungsi,
misalkan siswa diminta menyebutkan pengertian dari relasi dan fungsi serta apa yang
membedakan keduanya serta contoh dari relasi dan fungsi tersebut.
3. Lalu Guru memberikan waktu untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut kira-
kira 2menit sehingga siswa dapat merumuskan apa yang ditangkapnya dari pertanyaan
tersebut.
4. Setelah itu secara acak, guru memilih seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut
sehingga semua siswa berkesempatan sama untuk dipilih.
5. Jika jawaban yang diberikan siswa benar, maka pertanyaan yang sama juga dilontarkan
kepada siswa lain untuk meyakinkan bahwa semua siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran namun, jika jawaban yang diberikan salah, maka diajukan pertanyaan
susulan yang menuntut siswa berpikir ke arah pertanyaan yang awal tadi sehingga siswa
bisa menjawab pertanyaan tadi dengan benar. Pertanyaan ini biasanya menuntut siswa
untuk berpikir lebih tinggi, sifatnya menggali dan menuntun siswa sehingga semua
informasi yang ada pada siswa akan membantunya menjawab pertanyaan awal.
6. Menunjuk siswa lain untuk memberi contoh atau jawaban lain yang mendukung jawaban
sebelumnya sehingga jawaban dari pertanyaan tersebut menjadi kompleks.
7. Guru memberikan penguatan atau tambahan jawaban guna memastikan kepada siswa
bahwa kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran tersebut sudah tercapai dan
mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran tersebut.

4. Termasuk Kedalam Rumpun


Rumpun Model Pemrosesan Informasi
Alasan : Karena pada materi relasi dan fungsi rumpun ini sangat cocok digunakan dalam
model pembelajaran informasi yaitu pembelajaran yang menitik beratkan pada aktivitas yang
terkait dengan kegiatan proses atau pengelolaan infromasi untuk meningkatkan kapabilitas
siswa melalui proses pembelajaran.

5. Model Probing-Prompting Berdasarkan Kriteria Model Pembelajaran


1. Valid
Karena didalam pembelajaran model probing prompting, siswa mendapatkan informasi
ataupun jawaban lain dari temannya dalam memahami konsep matematika secara bulat
dan utuh.
2. Praktis
Karena didalam pembelajaran model Probing Prompting ,siswa dapat teramati oleh guru
disetiap aktivitasnya.
3. Efektif
Karena didalam pembelajaran model Probing Prompting, siswa bisa memecahkan suatu
masalah pembelajaran dengan cara mengumpulkan informasi dari dari jawaban siswa
satu ke yang lainnya hingga jawaban tersebut menjadi efektif serta dapat menumbuhkan
motivasi siswa didalam pembelajaran, dan memperkecil peluang siswa untuk tidak aktif
didalam pembelajaran.
NAMA : INAYAH RIZKA

NPM : 18051048

KELAS : VII C Matematika

MODEL : TPS (Think Pairs Share)

1. TPS (Think Pairs Share) Adalah Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif yaitu
kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama, saling membantu
mengintruksi konsep,menyelesaikan persoalan atau inkuri.
a. Sintak didalam model pembelajaran TPS (Think Pairs Share)
- Guru menyajikan materi klasikal
- Guru memberikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara
berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs)
- Guru menyuruh presentasi kelompok (share)
- Guru membuat skor perkembangan tiap siswa,
- Guru mengumumkan hasil kuis dan berikan reward.
b. Fase didalam model pembejaran TPS (Think Pairs Share)
- Fase I: Thinking (Berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau soal yang berhubungan dengan pelajran. Selanjutnya
siswa meminta untuk memikirkan jawaban pertanyaan atau soal tersebut secara mandiri
untuk beberapa saat.
- Fase II : Pairing (Berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang
telah dipikirkan pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi
jawaban atau berbagi ide. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
- Fase III : Sharing(Berbagi)
Pada tahap akhir ini, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan kelompoknya
tentang apa yang telah mereka bicarakan. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah
kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-
masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran
kooperatif keberhasilan kelompok sangat dioerhatikan,maka siswa yang pandai ikut
bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya.
c. Proses kedalam soal materi matematika
Pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar Pada dasarnya penerapan pembelajaran kooperatif
tipe TPS adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan tujuan dam memotivasi siswa Dalam fase ini, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menjelaskan tentang kegiatan belajar yang akan dilakukan dan guru
menjelaskan pada siswa bahwa mereka akan belajar dan bekerja dalam kelompok.
Kemudian guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan sub pokok bahasan yang akan dibahas (pokok bahasan operasi hitung
bentuk aljabar), dengan harapan siswa akan merasa bahwa kegiatan pembelajaran yang akan
mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka.
2. Guru menerangkan materi secara singkat Pada fase 2 guru menerangkan materi secara
singkat kemudian guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi operasi
hitung bentuk aljabar yang telah dijelaskan kepada siswa, dan guru menyuruh siswa untuk
memikirkan jawaban daripada pertanyaan itu secara mandiri dalam beberapa saat (tahap 1
atau Thinking).
3. Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar. Setiap anggota terdiri
dari 2 orang anggota/berpasangan.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar Saat para siswa bekerja dalam kelompok guru
membimbing siswa bekerja dan belajar
5. Evaluasi Guru mengadakan evaluasi bagi siswa dengan cara menyuruh setiap pasangan
untuk mempresentasikan apa yang telah dibicarakan dengan pasangannya (Tahap Sharing).
6. Memberikan penghargaan kepada siswa.
2. Termasuk kedalam rumpun
Rumpun model interaksi sosial
Alasan : menekankan hubungan antara sesama siswa didalam memecahkan masalah
dan lebih memfokuskan bernegosiasi sosial. Jadi,didalam rumpun model interaksi
ini,pembelajarannya dilakukan secara kelompok dengan memberikan prioritas pada
peningkatan hubungan secara produktif.
d. Model TPS (Think Pairs Share) berdasarkan kriteria model pembelajaran
- Valid
Karena didalam pembelajaran model TPS, siswa bisa berdiskusi dalam memahami konsep
matematika secara bulat dan utuh.
- Praktis
Karena didalam pembelajaran model TPS,siswa dapat teramati oleh guru disetiap
aktivitasnya.
- Efektif
Karena didalam pembelajaran model TPS, siswa bisa memecahkan suatu masalah
pembelajaran secara berdiskusi(belajar secara kelompok),menumbuhkan motivasi siswa
didalam pembelajaran, dan memperkecil peluang siswa untuk tidak aktif didalam
pembelajaran.
NAMA : MEI LINDA SIREGAR
NPM : 18051049
KELAS : 6c

A. Pengertian Model Pembelajaran VAK


Pembelajaran VAK (Visual, Auditori dan Kinestetik) adalah model pembelajaran yang
mengutamakan pengalaman belajar secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Model
pembelajaran ini dianggap efektif karena memperhatikan tiga jenis modalitas atau cara belajar
siswa, yaitu cara belajar dengan mengingat (visual), belajar dengan mendengar (auditori) dan
belajar dengan gerak dan emosi (kinestetik). Melalui model pembelajaran VAK potensi yang
dimiliki oleh siswa menjadi lebih terlatih dan berkembang dengan baik.
Menurut Shoimin (2014). langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan model
pembelajaran visual. auditori dan kinestetik (VAK) adalah sebagai berikut :
1.Tahap Persiapan (kegiatan pendahuluan)
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat
siSwa dalam belajar, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan
datang kepada siswa, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk menjadikan siswa
lebih siap dalam menerima pelajaran. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini antara lain yaitu :
- . Memeriksa kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
- Menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik agar terlibat aktifdalam pembelajaran.
2. Tahap Penyampaian (kegiatan inti pada eksplorasi)
pada kegiatan inti guru mengarahkan siSwa untuk menemukan materi pelajaran yang baru
secara mandiri, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra, yang sesuai dengan gaya
belajar VAK ini biasa disebut eksplorasi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut :
l . Memperkenalkan materi yang akan disampaikan melalui gamb alat peraga maupun video.
2.Menggali pengetahuan peserta didik tentang materi yang akan disampaikan dengan
pertanyaan,
3. Tahap Pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi)
Pada tahap pelatihan guru membantu siswa untuk mengintegrasi dan menyerap pengetahuan
selta keterampilan baru dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan gaya belajar VAK. Hal-
hal yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
l . Meminta peserta didik untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan kerja kelompok,
pengamatan, atau melakukan percobaan.
2.Membimbing peserta didik mengisi lembar kerja.
3. Meminta beberapa peserta didik (individu maupun kelompok) mempresentasikan hasil
pemikirannya.
4. Tahap Penampilan Hasil (kegiatan inti pada konfirmasi)
Tahap penampilan hasil merupakan tahap seorang guru membantu siswa dalam menerapkan
dan memperluas pengetahuan maupun keterampilan baru yang mereka dapatkan, pada kegiatan
belajar sehingga hasil belajar mengalami peningkatan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengoreksi hasil presentasi bersama-sama dengan peserta didik.
2. Memberikan konfirmasi dan penguatan dari hasil kerja siswa dengan gambar, alat peraga,
atau video.
3.Mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
4. Melakukan umpan balik dengan peserta didik.
B. Penerapan Model Pembelajaran VAK dalam Mata Pelajaran Matematika
Model pembelajaran VAK terdiri dari empat tahap utama. Model pembelajaran VAK pada
mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang kubus dapat dilihat pada tabel berikut :
Tahapan Kegiatan guru Kegiatan siswa
A. Kegitan Awal / Pendahuluan
1.Guru melakukan apersepsi, yaitu 1. Siswa mendengarkan, menyimak
dengan memunculkan rasa ingin tahu dan menanggapi apersepsi dan
siswa melalui tanya jawab dan motivasi yang diberikan guru (visual
mengemukakan berbagai masalah dan auditory ).
Tahapan berkaitan dengan pengalaman siswa 2.Siswa mengamati dan menyimak
Persiapan terhadap bangun ruang kubus tujuan mempelajari konsep bangun
2.Guru menyampaikan tujuan ruang kubus yang akan di capai,
pembelajaran yang akan dicapai, proses kegiatan dan penilaian yang
rencana proses kegiatan dan penilain akan dilakukan dalam pembelajaran
yang akan dilakukan secara jelas dan (visual , auditory).
bermakna. 3.Siswa membentuk kelompok
3.Guru mengelompokkan siswa ke belajar yang terdiri dari 4 -5 orang.
dalam beberapa kelompok 4 – 5 orang.
B. Kegiatan Inti Eksplorasi
1.Guru menggali pengetahuan awal 1. Siswa mendengarkan pertanyaan –
siswa tentang bangun ruang kubus pertanyaan dari guru mengenai
melalui tanya jawab berdasarkan materi tentang bangun ruang kubus
pengamatan pengalaman belajar siswa kemudian menanggapinya (auditory).
di dunia nyata yang kontekstual. 2. Siswa menyimak konsep yang
2.Guru menyampaikan pelajaran disampaikan oleh guru kemudian
konsep materi bangun ruang kubus membuat catatan tentang materi
Tahap melalui keiatan presentasi interaktif bangun ruang kubus pada buku
Penyampaian dan kolaborasi dengan siswa dalam catatan ( auditory, kinetik ).
mengeksplor media. 3. Siswa mengamati gambar (visual
3.Guru memperlihatkan media tentang dan kinestetik )
materi bangun ruang kubus, dan sarana 4.Siswa mendemonstrasikan alat
media presentasi. peraga untuk latihan menemukan
4. Guru membimbing siswa untuk konsep ( sendiri, berpasangan,
mendemonstrasikan alat peraga untuk berkelompok ) berdasarkan Lembar
latihan menentukan konsep Kerja Siswa ( LKS ).
berdasarkan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
Elaborasi
1.Guru memberikan LKS kepada 1.Siswa melakukan diskusi verbal
setiap kelompok untuk dikerjakan terkaid dengan soal- soal pada LKS
dalam diskusi anggota kelompok. yang diberikan oleh guru ( auditori
2.Guru membimbing dalam dan kinestetik ).
Tahap menyelesaikan permasalahan yang ada 2. Perwakilan dari kelompok
Pelatihan di LKS dengan pelatihan dan tinjauan menyelesaikan soal – soal pada LKS
kolaboratif. dengan arahan guru (auditory dan
kinestetik ).
Konfirmasi
1.Guru membimbing siswa dalam 1. Salah seorang siswa perwakilan
presentasi diskusi kelompok. dari masing – masing kelompok
2.Guru memberikan penguatan atas membaca dan mempersentasikan
hasil kerja siswa. hasil diskusinya (visual dan
3.Guru memberikan pertanyaan umpan kinestetik).
Tahap balik dan evaluasi kinerja. 2. Siswa dari kelompok lain
penampilan 4. Guru mengarahkan siswa atau mendengarkan, mengemukakan
hasil kelompok yang ingin menanggapi, pendapat, memberikan gagasan dan
melengkapi. menanggapi presentasi dari
5. Guru dan siswa bersama – sama kelompok lain ( visual, auditory, dan
menyimpulkan materi pelajaran. kinestetik).
C. Kegiatan Akhir 3. Siswa menjawab tes akhir secara
1.Guru memberikan evaluasi individu (kinestetik)
2. Guru memberikan motivasi yang
mendidik kepada siswa.

Model pembelajaran VAK ini termasuk dalam rumpun pemroresan informasi karena
model pembelajaran ini dilakukan secara kooperatif atau kelompok.
Model pembelajaran ini sendiri cocok digunakan untuk proses pembelajaran matematika
karena proses pembelajaran akan lebih aktif karena mengombinasikan antara visual, auditory dan
kinestik dalam belajar yang mampu melatih dan mengembangkan potensis siswa, memberikan
pengalaman langsung kepada siswa, dan siswa mampu dalan menemukan dan memahami suatu
konsep melalui kegiatan fisik, seperti observasi, percobaan dan diskusi aktif.
NAMA : NURMAYUNITA SINAGA
KELAS : VII – C
NPM : 18051035
DOSEN PENGAMPUH : DEWI ASTUTI,S.Pd, M.Pd
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI : FKIP MATEMATIKA

Model Pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) Pada Materi Himpunan
➢ Sintak dari model pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray)
1. Fase Persiapan
Pada tahap ini, guru melakukan persiapan membuat silabus, sistem penilaian, desain pembelajaran,
menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4
siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku.
2. Fase Presentasi Guru
Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat
3. Fase Kegiatan Kelompok
Pada tahap ini, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 anggota.
4. Fase Formalisasi
Pada tahap ini, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan
dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal
5. Fase Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
Pada tahap ini, Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran
dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang
mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
➢ Proses Model Pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray)
✓ Untuk memulai Model Pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) guru selesai melakukan persiapan yang
matang, lalu membentuk kelompok kecil 4 anggita (siswa) untuk dapat bekerja sama dalam kelompoknya,
dan menjelaskan cara kerja Model Pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray).
✓ Lalu guru menyampaikan indikator pembelajaran dan menjelaskan materi yang akan di diskusikan oleh
masing-masing kelompok.
✓ Selanjutnya masing-masing kelompok mulai berdiskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan dengan
cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya
dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas
menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang
tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta
mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
✓ Setelah belajar dengan cara diskusi kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan
kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal.
✓ Terakhir melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi
yang telah diperoleh dengan menggunakan Model Pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray). Lalu masing-
masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan Model
Pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray), yang selanjutnya memberikan penghargaan kepada kelompok
yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
➢ Model Pembelajaan TSTS (Two Stay Two Stray) sangat cocok di gunakan bersama dengan Rumpun Model
Interaksi Sosial, karena cara kerja rumpun model Interaksi Sosial.
➢ Model Pembelajaan TSTS (Two Stay Two Stray) valid digunakan pada materi Himpunan dan sangat praktis
damal memotivasi siswa.
N
AMA :R
AUD
ATU
LAKMAL

KE
LAS :VI
I-C

N
PM :1
80
51
02
0

1
. Ma teriMate
mati
kaY a
ngSesua
iD e
nganSTEMModelPembe
laj
ara
nP JBL
Pembel
aj
aranmate
mati
kayangses
uaiden
ganpen
dekat
anSTEMa da
lahmod
elpembe
laj
ar
anP j
BL
(P
roj
ectBasedLear
ning
).Mode
lpembe
laj
ar
anP j
BLmeneka
nkanbela
jarkon
teks
tua
lmelal
uikegi
ata
n-
keg
iat
any angkompl
ekssep
ert
imember
ikebeb
eba
sanpad
as i
swauntu
k
be
reks
plo
rasimeren
can
akanakti
vi
tasbe
laj
ar,mel
aksa
nak
anp ro
yeksec
arakol
abo
rat
if
,d a
np a
daakhir
nya
men
ghasi
lkansuat
uh as
ilpro
duk.Pe
mbel
aj
aranPjB
Ld e
nganpend
ekat
anSTEMme r
upak
anp e
mbel
aj
ara
n
b
erb
asi
sproye
kd e
nganmeng
int
egr
asi
kanbid
ang-
bid
angSTEM.
P
jBL(pr
ojec
tbase
dl e
arn
ing
)merup
akansal
ahsatumod
elp e
mbel
aj
ara
ny a
ngdi
sara
nkanda
lamk u
rik
ulu
m
2
01
3,danSTEMl e
bihpad
asebu
ahstra
teg
ibesar
.P r
os
espembel
aj
ara
nS T
EM-P
jBLdala
mmembimbi
ngsis
wa
t
erd
ir
id ar
ilimalang
kah,s
eti
aplang
kahbert
uj
uanuntu
kme nca
paipr
ose
ssec
araspe
si
fi
k.Ta h
apa
nd a
lam
p
ros
espembe
laj
ar
anS TE
M-P j
BLyangefe
ktifad
alahse
bag
aiberi
kut:

 Tahap1:Ref
le
cti
on
Tuju
andarita
happe
rta
mauntu
kme mb
awasi
swakedal
amk o
ntek
smasa
lahda
nmembe
ri
kan
i
nsp
ira
sikepa
dasi
swaaga
rdapa
tsege
ramula
imenye
li
di
ki/i
nve
sti
gas
i.Fa
seinij
ugad
imaks
udk
an
u
ntu
kme ng
hubu
ngk
anapayangd
ike
tahu
idanapayan
gp e
rl
ud i
pel
aj
ari
.

 T aha
p2 :Rese
arch
Taha
pk ed
uaa d
ala
hb en
tukpene
li
tia
ns i
swa.Gurumembe
ri
kanpemb
ela
jar
ansai
ns,memil
ihbac
aan
,
at
aume t
odelai
nu nt
ukme n
gumpu
lka
ns umberi n
for
mas
iy a
ngrel
eva
n.Pros
esbel
aj
arleb
ihbanya
k
te
rj
a d
isel
amat a
hapini,kemaj
uanbel
aj
a rsiswamengk
onkr
itk
anpemah
amanabs
tr
akd a
rimasal
ah.
Se
lamafas
er e
sear
ch,guruleb
ihser
ingme mbi
mbingdi
skus
iuntukmene
ntu
kanapak
ahsiswatel
ah
men
g e
mba
ngkanpemaha
mank on
sep
tua
ldan
re
leva
nb e
rda
sar
kanp r
oyek.

 Tahap3:Disc
ove
ry
T
ahappene
muanumumny
ame l
ib
atk
anp r
os
esme nj
emba
tan
iresea
rchdaninf
or
masiyan
gdike
tah
ui
d
ala
mp e
n y
usu
nanpro
yek.Keti
kasis
wamu l
aibela
jarmand
irida
nme nen
tuk
anapay a
ngmas
ihbel
um
d
ike
tahu
i.Bebe
rap
amo d
eldar
iS T
EM-Pj
BLme mba
gisiswamenj
adikel
ompo
kk e
cilunt
ukmeny
aji
kan
s
ol
usiyangmung
kinuntukmas
ala
h,berk
ola
bora
si
,d anmemb
angu
nk erj
as
amaanta
rtemanda
lam
k
elo
mpok.Mode
llai
nnyamengg
una
kanlang
kahi n
i.

 Tahap4:Appl
ic
ati
on
P
adata
hapapl
ika
situ
jua
nny
au n
tukmengu
jipro
duk/
sol
us
id a
lamme
mec
ahka
nmas
al
ah.Dal
am
b
ebe
rap
ak a
sus
,sis
wamengu
jipr
odu
ky an
gd i
bua
tdariket
ent
uanyangd
it
eta
pka
nse
bel
umn
ya,has
il
y
angdip
ero
le
hd i
gun
akanun
tukmempe
rba
ikila
ngka
hs e
bel
umny
a.Di
mo
della
in,pa
data
hapa
ninisi
swab
el
aj
ark
ont
eksy
angl
eb
ihl
uasd
ilu
arS
TEMa
taume
ngh
ubu
ngk
an
an
tar
adis
ipl
inbi
dan
gSTEM.

 T ah
ap5:C ommuni
cat
io
n
Tah
apakhirdala
ms et
iapp
roye
kd a
lammembu
atpro
duk/
sol
us
idenganme
ngko
munik
asi
kanant
ar
te
manmaupunlingk
upk e
las
.Pre
sent
as
ime r
upa
kanlan
gkahpen
tin
gd al
ampr
ose
sp e
mbel
aj
ara
nu n
tuk
meng
emba
ngka
nk eter
ampi
la
nk o
muni
kas
id a
nk o
lab
or
asimaup
unkemampu
anunt
ukme n
eri
madan
mene
rap
kanumpanb a
likyan
gk o
nst
ruk
tif
.Seri
ngk
alipe
nil
aia
nd i
la
k u
kanbe
rda
sar
kanpeny
ele
sai
an
la
ngka
ha kh
irda r
ifaseini
.

2
.P enera
pannya
Penel
iti
aninid idesai
nd ala
m3a k
tivi
tasy a
ngt e
rdi
ridaripolapadatan
aman,atu
ranpol
a
b
il
anga
n,d a
nj u
mlahns u
kup ertama.P ros
esp e
mbelaj
ara
ny angdil
akukanProj
ec
tB as
edLearn
ing
d
eng
anp end
ekat
anS eb
elumd ansesudaha ktiv
itasdila
kukantesawaldant e
sa k
hir
y
angdgunak
anu nt
ukme ngeta
huik ema mpua
np emahamankons
epp es
ert
a
d
idi
k.
B
eri
kuta d
ala
ha kti
vit
asd aripembelajar
anP jBLdenganpende
k a
tanSTEM:
 Aktivi
tas1“ Pol
ap adatanama n”
Aktivi
taspes
ertadidi
k:
Pese
rtadidi
kme ngamatitanamany a
ngme mili
kib e
ntu
ks tru
kturtub
uht an
amanyangmemil
iki
keter
atur
an,danme nyeb
utkanb eberap
at an
amand analas
ank eun
ikanbent
uknyayangter
atu
r.
Dise
diaka
no l
ehg uruduat anamany angakanme n
jad
io b
je
kp enga
matanole
hp es
ert
ad i
di
k.
Tanamanters
ebutadal
ahb ungak a
k t
usd a
nb ung
ap inu
s.Peser
tad i
diksec
araberk
elo
mpok
ber
disku
simen g
amatitanamant erseb
uts e
rtame nc
ariinf
ormas
ime l
alu
ii n
ter
netmengen
aimorf
olo
gi
tana
mant er
sebu
tu ntu
kme ng
isil embarkerj
ap roye
ky an
ga kan
dipr
esen
tasi
kank edepank el
a s.P es
ertadidi
kme mpre
sent
asika
nh as
ilkerj
ap r
oyekn
yadanbers
ama
gurudank e
lompoklainme nyi
mp ulkanpela
jaranh a
riitu
.
Tujuanpembe
laja
ran:
Pese
rtadidi
kd apatmenggambarkanp ol
at ana
manme nj
adisusun
anb i
lang
anyangberu
rut
and a
n
dig
enera
lis
asi
k a
nk ed al
amma temati
kad anp e
sert
ad i
dikd a
patmenent
ukanbil
ang
ans e
lan
jut
nya
padabari
sanbil
angan.
Hasilakti
vit
as:
Pese
rtadidi
kd apatmenyebut
k ann amat a
naman,d a
patmengga
mbarketer
atu
rantana
mant e
rse
but
,
dand a
patmenjel
askanapay angme na
rikd a
rit an
amanterse
but
.

 Ak
tiv
ita
s2“
Atu
ranp
olab
il
ang
an”
 Ak
tiv
ita
sSi
swa

3.R u
mpun-
rumpu
nMo d
elP e
mbe
laj
ara
n
Te
rma
sukrumpu
n-ru
mpunmode
lpembe
laj
ar
any a
it
urumpu
nmodelp
emb
ela
jar
ansoc
ialad
ala
h
men
gga
bun
gkanant
arbela
jarba
hwaperi
la
kuk o
ope
rat
ift
ida
kh a
nyame
rup
akanpemb
erise
mang
ats
oc
ia
l,
te
tap
ijug
ai n
tel
ektu
al.
NAMA : SAPUTRI WIDYA KARTIKA NINGSIH
NPM : 18051023
KELAS : VII C FKIP MATEMATIKA

MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

1. Pengertian Model Pembelajaran CIRC


Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) CIRC merupakan
salah satu model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis, dimana peserta
didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
dalam membaca, menulis, memahami kosakata dan seni berbahasa. Model CIRC ini juga
merupakan suatu cara yang efektif untuk mengganti suasana pola diskusi kelas, dengan
diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan
prosedur yang digunakan dalam CIRC dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk
berpikir, merespons dan saling membantu.
Belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan belajar mandiri
tanpa harus selalu mengandalkan peran guru, karena mereka telah dibagi dalam kelompok-
kelompok yang memiliki kemampuan yang sama “siswa dipilih berdasarkan nilai”. Dalam
pembelajaran model ini guru hanya bertugas untuk memberikan bantuan pada kelompok bila
kelompok tersebut belum dapat menyelesaikan tugasnya.

2. Sintaks pada Model Pembelajaran CIRC dalam materi SPLDV (Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel)
Model pembelajaran CIRC termasuk pembelajaran kooperatif karena semua siswa
secara langsung berinteraksi dengan teman kelompoknya. Kegiatan pokok yang dilakukan
dalam model pembelajaran CIRC yaitu untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah
contohnya menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan metode eliminasi pada materi
SPLDV. Langkah-langkah pembelajaran CIRC dapat dilaksanakan sebagai berikut.
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-6 orang siswa secara heterogen.
b. Guru memberikan soal sesuai dengan materi yang diajarkan misalnya dalam materi
SPLDV,
Contohnya : Andi berbelanja ke toko buku, ia membeli 4 buah buku tulis dan 1
buah pensil. Untuk itu, Andi harus membayar sejumlah Rp5.600. Di toko buku
yang sama, Budi membeli 5 buah buku tulis dan 3 buah pensil. Jumlah uang yang
harus dibayar Budi sebesar Rp8.400. Berapa harga untuk sebuah buku tulis dan
harga untuk sebuah pensil?
c. Siswa bekerja sama menyelesaikan soal cerita yang diberikan. Mulai dari membaca soal
cerita tersebut, membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita (termasuk menuliskan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan), kemudian saling membuat ikhtisar/rencana
penyelesaian soal cerita, dan menuliskan penyelesaiaan soal cerita secara urut hingga
merevisi dan mengedit pekerjaannya (bila diperlukan).
d. Siswa mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
e. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
f. Penutup.
Dari langkah-langkah diatas dapat kita simpulkan menjadi beberapa fase, yaitu :
a. Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu konsep
atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa
didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.
b. Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada siswa untuk
mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan
fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan
terjadinya konflik kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan
berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk
membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap
kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkrit. Selama proses ini siswa
belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan reaksi-reaksi dalam situasi baru yang
masih berhubungan, juga terbukti menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa merancang
eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya.
c. Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini Siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-
temuan, membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas. Penemuan itu dapat
bersifat sebagai sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil pengamatannya. Siswa
dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh
teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima kritikan, saran atau sebaliknya saling
memperkuat argumen.

3. Rumpun Model Pembelajaran CIRC


Model Pembelajaran CIRC termasuk kedalam rumpun Model Interaksi Sosial
(Social Interaction) karena rumpun model interaksi sosial ini menekankan pada hubungan
personal dan sosial kemasyarakatan diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada
peningkatan kemampuan peserta didik. untuk berhubungan dengan orang lain contohnya
membuat tugas kelompok dalam kelas, ataupun terlibat dalam proses-proses yang
demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. Model interaksi sosial ini
menitikberatkan pada hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat.
Sama halnya dengan Model pembelajaran CIRC yaitu model pembelajaran yang
mendidik siswa untuk berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Dengan model
pembelajaran CIRC ini, para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi dan juga Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan
menghargai pendapat orang lain. Misalnya saja membuat tugas kelompok dalam kelas.
Maka dari itu dapat dikatakan bahwa Model Pembelajaran CIRC termasuk kedalam rumpun
model interaksi sosial.
4. Kriteria Model Pembelajaran CIRC
Model Pembelajaran CIRC baik digunakan karena termasuk kedalam Kriteria Model
Pembelajaran yang Valid, Praktis dan Efektif.
a. Dikatakan Valid jika didasarkan pada rasional teoritis yang kuat. Dengan kita
menggunakan model pembelajaran CIRC ini maka para siswa dapat meningkatkan cara
berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah seperti halnya dalam pemecahan
masalah secara berkelompok sehingga siswa diajarkan untuk bertanggung jawab
terhadap tugas kelompok tersebut.
b. Dikatakan Praktis jika model yang kita gunakan betul-betul dapat diterapkan. Dengan
menggunakan model pembelajaran CIRC ini maka dapat membantu siswa untuk lebih
mempermudah dalam menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah. Misalnya dalam
pemecahan soal matematika.
c. Dikatakan Efektif jika memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan seperti halnya
dalam penerapan model pembelajaran CIRC didalam kelas, dengan kita menerapkan
model Pembelajaran CIRC maka siswa dapat melatih diri untuk dapat bekerjasama dan
menghargai pendapat orang lain, Siswa lebih termotivasi pada hasil secara teliti karena
bekerja dalam kelompok, siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas,
Membantu siswa yang lemah, dan juga Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam
menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah.
NAMA : SETIAWATI

NPM : 18051040

KELAS : VII C Matematika

MODEL : Model Pembelajaran Bersiklus

1. Model Pembelajaran Bersiklus

Pembelajaran bersiklus adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Siklus yang dimaksud merupakan rangkaian tahap kegiatan yang diorganisasikan
sedemikian rupa sehingga siswa berperan aktif untuk dapat menguasai kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran. Dalam sebuah Jurnal Euclid
Trowbridge & Bybee (1996) mengatakan bahwa “Learning Cycle (daur belajar) merupakan
model pembelajaran sains yang berbasis konstruktivistik. Model ini dikembangkan oleh J.
Myron Atkin, Robert Karplus dan Kelompok SCIS (Science Curriculum Improvement
Study), di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat sejak tahun 1970-an”.
Pada awalnya Learning Cycle dikembangkan ke dalam 3 fase pembelajaran, yaitu
fase Exploration, fase Invention, dan fase Discovery, yang kemudian istilahnya diganti
menjadi Exploration, Concept Introduction dan Concept Application. Ketiga tahapan
tersebut terus mengalami perkembangan, Lawson (dalam Maswatu, 2013:14)
mengemukakan bahwa ada tiga tahapan dalam siklus belajar yaitu eksplorasi (exploration),
menjelaskan (explanation), dan memperluas (elaboration/extention), yang dikenal
dengan Learning Cycle 3E. Selanjutnya model ini mengalami perkembangan
menjadi Learning Cycle 5E (Engage, Explore, Explain, Elaborate, and Evaluate) sampai
pada tahun 2003, Eisenkraft mengembangkan model Learning Cycle menjadi Learning
Cycle 7E (Elicit, Engage, Explore, Explain, Elaborate, Evaluate, and Extend). Berikut
disajikan diagram perubahan model pembelajaran Learning Cycle 5E ke Learning Cycle 7E.
Ciri khas model pembelajaran ini adalah setiap siswa secara individu belajar materi
pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh guru, kemudian hasil belajar individual dibawa
ke kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok
bertanggungjawab secara bersama-sama atas keseluruhan jawaban.

2. Tahap-Taham Model Pembelajaran Bersiklus

1. Tahapan Learning Cycle 3E

Fase Deskripsi
Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan
panca inderanya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Dari kegiatan ini diharapkan muncul pertanyaan-
Exploration pertanyaan yang mengarah berkembangnya pemikiran tingkat
tinggi yang diawali dengan kata-kata mengapa dan bagaimana,
Sementara itu guru berperan untuk menjawab pertanyaan siswa,
memberikan pertanyaan yang bersifat divergen.
Pada tahap ini siswa mengenal istilah-istilah yang berkaitan
dengan konsep-konsep baru yang sedang dipelajari. Sedangkan
Explanation guru berperan membimbing siswa berpikir sehingga pemaham
konsep yang diajarkan ditemukan secara kooperatif. Dalam
tahap ini guru memberikan pertanyaan yang bersifat konvergen.
Pada tahap ini siswa diajak menerapkan pemahaman konsep yang
telah dipelajari dengan pemahaman sebelumnya agar pemahaman
Elaboration dan penguasaan konsep siswa menjadi lebih mendalam, untuk
melakukan hal tersebut dapat melalui kegiatan seperti kegiatan
memecahkan masalah (problem solving).

2. Tahapan Learning Cycle 5E


Fase Deskripsi
Guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan
keingintahuan siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini
Engagement
dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang proses
factual dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa,
kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam
kelompok kecil tanpa pembeljaran langsung dari guru. Dalam
Exploration kelompok ini, siswa didorong untuk menguji hipotesis dan atau
membuat hipotesis baru, mencoba alternative penyelesaiannya,
melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat
yang berkembang dalam diskusi.
Guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep
dengan kalimat/pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi
Explanation
atas penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis
penjelasan antar siswa atau guru.
Pada tahap ini, pengalaman baru dirancang untuk membantu
siswa membangun pemahaman yang lebih luas tentang konsep
yang telah diterangkan. Siswa memperluas konsep yang telah
Elaboration dipelajari, membuat koneksi dengan konsep lain yang
berhubungan, serta mengaplikasikan pemahaman mereka dalam
dunia nyata. Siswa bekerja secara kooperatif, mengidentifikasi,
dan menyelesaikan aktivitas baru.
Guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa
dalam menerapkan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi
Evaluation diri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban
dengan menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang
diperoleh sebelumnya.

3. Tahapan Learning Cycle 7E


Fase Deskripsi
Fase untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa
terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa
agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan
Elicit kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar
yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan
mengambil contoh yang mudah yang diketahui siswa seperti
kejadian sehari-hari yang secara umum memang terjadi.
Pada tahap ini siswa dan guru akan saling memberikan informasi
dan pengalaman tentang pertanyaan-pertanyaan awal tadi,
memberitahukan siswa tentang ide dan rencana pembelajaran
Engage sekaligus memotivasi siswa agar lebih berminat untuk
mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar.
Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca,
atau aktivitas lain.
Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan
dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep
Explore yang akan dipelajari. Siswa dapat mengobservasi, bertanya, dan
menyelidiki konsep dari bahan-bahan pembelajaran yang telah
disediakan sebelumnya.
Merupakan fase yang didalamnya berisi ajakan terhadap siswa
untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang
Explain
mereka dapatkan ketika fase eksplorasi sehingga pada akhirnya
menuju konsep dan definisi yang lebih formal.
Fase yang bertujuan untuk membawa siswa menjelaskan definisi-
definisi, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan pada
Elaborate
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari
pelajaran yang dipelajari.
Guru diharapkan secara terus menerus dapat mengobservasi dan
Evaluate memperhatikan siswa terhadap kemampuan dan keterampilannya
untuk menilai tingkat pengetahuan dan atau kemampuannya,
kemudian melihat perubahan pemikiran siswa terhadap pemikiran
awalnya.
Merupakan fase yang bertujuan untuk berpikir, mencari
menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang
telah
Extend
dipelajari bahkan kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk
mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep
lain yang sudah atau belum mereka pelajari.

3. Penerapan Model Bersiklus Pada Materi Pelajaran


Penerapan model pembelajaran bersiklud Pada Materi Statistika dasar adalah sebagai berikut:
1. Tahap Elicit
Pada tahap ini guru mrmulai inti pelajaran dengan memberi rangasangan berupa hal-hal
yang berhubungan dengan statistika dikehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui sampai
dimana pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar
timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang respon dan
jawaban siswa.
2. Engage
Pada tahap ini siswa dan guru akan saling memberikan informasi dan pengalaman tentang
statistika , memberitahukan siswa tentang ide dan rencana pembelajaran sekaligus
memotivasi siswa agar lebih berminat untuk mempelajari konsep dasar statistika dan
memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi,
diskusi, membaca, atau aktivitas lain mengenai menyajian data, dan menganalisis data
dalam berbagai diagram.
3. Explore
Pada tahap ini akan membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman
langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajar berupa mengidentifikasi
data dalam bentuk diagram (batang, garis, dan lingkaran) dan cara menyajikan data dalam
bentuk diagram (batang, garis, lingkaran).. Siswa dapat mengobservasi, bertanya, dan
menyelidiki konsep tersebut dari bahan-bahan pembelajaran yang telah disediakan
sebelumnya.
4. Explain
Tahap ini merupakan fase yang didalamnya berisi ajakan terhadap siswa untuk
menjelaskan konsep-konsep data dan definisi-definisi yang berhubungnan dengan
datastatistika yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi sehingga pada akhirnya
menuju konsep dan definisi yang lebih formal.
5. Elaborate
Tahap ini merupakan fase yang bertujuan untuk membawa siswa menjelaskan definisi-
definisi data statistika, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan dalam menyajikan
data dalam bentuk diagram (batang, garis, dan lingkaran) pada permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan contoh statistika yang telah dipelajari.
6. Evaluate
pada tahap ini guru diharapkan secara terus menerus dapat mengobservasi dan
memperhatikan siswa terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilannya dalam
memahami materi statistika dasar dalam memahami penyajian data untuk menilai tingkat
pengetahuan dan atau kemampuannya, kemudian melihat perubahannya.
7. Extend
Tahap ini merupakan fase yang bertujuan untuk berpikir, mencari, menemukan dan
menjelaskan contoh penerapan materi statistika dasar dalam menyajikan data yang telah
dipelajari,

iswa mampu menghubungkan potensi individu yang berhasil dan berguna, kreatif, bertanggungjawab,
mengaktualisasikan, dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi

4. Rumpun Model Pembelajaran Bersiklus


Rumpun Model Pembelajaran Individual
Alasan :
Karena model pembelajaran bersiklus ini lebih berfokus pada pengembanagan pribadi
siswa, juga dapat dilihat dari salah satu kelebihannya yaitu” mampu menghubungkan
potensi individu yang berhasil dan berguna, kreatif, bertanggungjawab, mengaktualisasikan,
dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi”.

5. Model Pembelajaran Bersiklus Berdasarkan Kriteria Model Pembelajaran


Model pembelajaran bersiklus merupakam model pembelajaran yang baik dikarenakan :
- Valid
Karena model pembelajaran bersiklus yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritis
yang kuat.
- Praktis
Karena didalam model pembelajaran bersiklus para ahli dan praktisi menyatakan bahwa
apa yang dikembangkan dapat diterapkan, juga enyataan menunjukkan bahwa apa yang
dikembangkan tersebut dapat diterapkan disekolah, dan dalam penerapannya siswa dapat
dengan mudah teramati oleh guru disetiap aktivitasnya.
- Efektif
Karena didalam didalam model pembelajaran bersiklus, secara oprasional model tersebut
memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan, dan dalam penerapannya dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, juga mampu menghubungkan potensi individu yang berhasil dan berguna,
kreatif, bertanggungjawab, mengaktualisasikan, dan mengoptimalkan dirinya terhadap
perubahan yang terjadi
Nama SRIEMELIASARAGI H
:
NPM : 18051036
KELAS : 7CMat ematika
Mata Pengemb.Model Pemb.Mat
emat
ika
Kul
iah :
Dos. DewiAstut
i,S.Pd.
,
M.Pd
Pengampuh :

MODELPEMBELAJARANPROBLEM TERBUKA
(
EOOPENENDED)

A. Penger
ti
anModelPembel
ajar
nPr
obl
em Ter open-
buka( ended)

pembel
ajar
anber
basi
smasal
ahopen-
endedadal
ahpembel
ajar
any
ang
menekankanpeny
aji
anmasal
ah-
masal
ahy
angber
sif
att
erbukay
ait
umasal
ah
y
angdi
for
mul
asi
kanmemi
l
iki
sat
ujawabanbenardanbeber
apacar
a
peny
elesai
anmasal
ah.
 

B.  
Langkah-
LangkahPembel
ajar
anModelPembel
ajar
nPr
obl
em Ter
buka
open-
( ended)
Menur
utEkoPr
aset
yol
angkah-
langkahpembel
ajar
anmat
emat
ikaber
basi
spr
obl
em
open-
endedadal
ahsebagai
ber
ikut
:
1. 
 Gur
u member
ikan masal
ah t
erbuka kepada si
swa.Masal
ah y
ang di
ber
ikan
t
ent
uny
adi
rasamampudi
sel
esai
kanol
ehsi
swadenganbany
akcar
abahkan
mungki
njugabany
akj
awabansehi
nggamengacukemampuandanpengal
aman
si
swadal
am pr
osesmenemukanpenget
ahuanbar
u.
Pembel
ajar
an mat
emat
ika dengan open-
ended di
mul
ai dengan membagi
kel
ompokdi
manamasi
ng-
masi
ngkel
ompokt
erdi
ridar
i4or
ang,
 
masi
ng-
masi
ng
anggot
any
a het
erogen,
 
pembent
ukan kel
ompok secar
a het
erogen 
mampu
menci
ptakansuasanabel
ajary
angl
ebi
hkondusi
f.Hampi
rsemuasi
swat
erl
i
bat
secar
a akt
ifdal
am kegi
atan di
skusi
.Ter
kai
tdengan bel
ajarber
kel
ompok,
di
l
akukanj
ugapengumpul
anpeker
jaanmasi
ng-
masi
nganggot
akel
ompokunt
uk
memper
olehskorkel
ompok.Ji
kaadasal
ahsat
uanggot
akel
ompoky
anghasi
l
peker
jaanny
a sal
ah, akan mempengar
uhi ni
l
ai kel
ompokny
a. Dengan
mener
apkancar
aseper
tii
tu,bi
samemot
ivasisi
swaunt
ukmausal
i
ngbant
u,
y
ang kemampuanny
a‘l
ebi
h’mau membant
uyang ‘
kur
ang’begi
tuj
uga y
ang
kemampuanny
a‘kur
ang’t
idaksegan-
segan ber
tany
a kepada t
emanny
ayang

l
ebi
hmampu’
.
 denganmengel
ompokkansi
swakedal
am beber
apakel
ompok,
kemudi
angur
umember
ikanmat
eripengant
arat
aukonsepdal
am ar
it
mat
ika
sosi
al.
Sel
anj
tny
agur
umember
ikankepadasi
swasuat
uper
masal
ahnsesuaidengan
konsepy
angt
elahdi
ber
ikanber
upaLKS.
Per
ist
iwa1.
Bu 
Tut

seor
ang pedagang buah-
buahan membel
ibuah anggurdar
ipet
ani
sehar
ga Rp5.
000,
00 perkg.Bu 
Tut

menj
ualanggurt
ersebutdengan har
ga
Rp6.
000,
00perkg.Apabi
l
adi
hit
ungdal
am per
sen,ber
apakahkeunt
ungany
ang
di
per
olehBu 
Tut

perkganggur
?

2.Si
swa mel
akukan kegi
atan unt
uk menj
awab masal
ah y
ang di
ber
ikan.Gur
u
member
ikan kesempat
an kepada si
swa unt
uk memi
ki
rkan j
awaban at
as
per
masal
ahany
ang di
ber
ikansecar
aindi
vi
du.gur
umember
ikankesempat
an
kepadasi
swaunt
ukmemi
ki
rkanj
awabanat
asper
masal
ahany
angdi
ber
ikan
secar
aindi
vi
du

3.Member
ikanwakt
uyangcukupkepadasi
swaagarmer
ekabi
samengekspl
orasi
masal
ah.Di
sini
,gur
uhar
usmemper
kir
akanwakt
uyangdi
but
uhkansi
swadal
am
memecahkanmasal
ahy
angdi
ber
ikan.Bobotwakt
uyangdi
ber
ikangur
usesuai
denganper
masal
ahny
angdi
ber
ikan.

4.Si
swamel
akukankegi
atanunt
ukmenj
awabmasal
ahy
angdi
ber
ikan.Kar
ena
masal
ah y
ang di
saj
i
kan di
atas masi
h di
rasa mudah sehi
ngga kemungki
nan
hampi
rsemuasi
swabi
samemecahkanny
adant
ent
uti
dakmenghabi
skanwakt
u
y
angt
erl
alul
ama.
Dengan 
Keber
hasi
l
ansi
swamenger
jakansoal
diat
as 
sehi
ngga 
mampu
memot
ivasi
semangatbel
ajarmer
eka.Padasaatdemi
ki
an,
makaper
masal
ahan
di
kembangkanmenj
adi
lebi
hkompl
ekssebagai
ber
ikut
.
Per
ist
iwa2.
Si
makkembal
iper
ist
iwa1.
Bu 
Tut

membel
i buah anggur dar
i pet
ani sehar
ga Rp5.
000,
00 per
kg.
 Bu 
Tut

ingi
n mendapat keunt
ungan dar
i penj
ual
an anggur t
ersebut
.
Ber
apakahhar
gaj
ualbuahanggury
anghar
usdi
l
akukanol
ehBu 
Tut
i?Kemudi
an
t
ent
ukanl
ahper
sent
asekeunt
ungany
angdi
per
olehBu 
Tut
i?
Per
ist
iwa2 
i
nimungki
n bi
sadi
j
awabol
ehsebagi
anbesarsi
swa,namun 
gur
u
har
us benar
-benarcer
matdal
am mengor
eksij
awaban par
a si
swa kar
ena
di
khawat
ir
kan si
swa akan member
ikan al
asan y
ang t
idak r
eal
i
sti
k. 
Sebagai
cont
oh,har
ga j
ualbuah anggury
ang har
us di
l
akukan ol
eh Bu 
Tut

adal
ah
Rp50.
000,
00sehi
nggaBu 
Tut

mendapatkeunt
unganRp45.
000,
00.Hali
nisangat
keci
lkemungki
nan t
erj
adidal
am kehi
dupan ny
ata.
 Sehi
ngga dal
am bel
ajar
mat
emat
ikaseper
tii
nisi
swahar
usdi
l
ati
hunt
ukber
fi
ki
rsecar
areal
i
sti
s.
Pada t
ahap akhi
rper
masal
ahan y
ang di
saj
i
kan pada si
swa di
buatsemaki
n
kompl
eks,
 
sel
ainsi
swadapatmemecahkanmasal
ahy
angdi
ber
ikangur
ujuga
si
swamampu 
mel
ati
hday
anal
arny
a.Per
masal
ahany
angdi
saj
i
kanpadat
ahap
akhi
r,seper
ticont
ohber
ikut
.
Peny
aji
anmasal
ahy
angdi
l
akukansecar
aber
tahapdar
ibent
ukseder
hana
menuj
uyangkompl
eks,
mampumenumbuhkanmot
ivasi
bel
ajarsi
swaunt
uk
mempel
ajar
imat
eri
sel
anj
utny
a. 
Kreat
ivi
tasber
piki
rsi
swabi
saber
kembangdan
mer
ekal
ebi
hber
ani
unt
ukmengkomuni
kasi
kani
de-
ideny
a.Peny
aji
anmasal
ah
y
angbi
sadi
kai
tkanl
angsungdengankehi
dupansehar
i-
har
isi
swa,
meny
adar
kan
mer
ekabahwaMat
emat
ikat
idaksekadarl
ati
hanhi
tungmenghi
tung.Semua
kemampuany
angmer
ekaper
olehi
niakansangatber
gunabagi
kehi
dupan
mer
ekaket
ikat
erj
undi
masy
arakat
.

5.Si
swamembuatr
angkumanat
ashasi
lpenemuany
angmer
ekadapat
kan.
6.Di
skusikel
asmengenaist
rat
egidanpemecahanmasal
ahdar
imasal
ahy
ang
di
ber
ikangur
ukemudi
anmeny
impul
kandenganmel
alui
bimbi
ngangur
u.
 
 Penggunaan ModelPembel
ajar
an Pr
obl
em Open-
Ended dal
am Mat
eriAr
it
mat
ika
Sosi
al

Cont
ohsoal
:
Seor
angpenj
ualkomput
ermeny
atakanbahwabi
aya 
pembuat
anat
auper
aki
tan
sebuahkomput
ery
angdi
j
ual
nya 
adal
ahRp2.
250.
000,
00.Set
elahdi
j
ualt
erny
ata
i
a mengal
ami
 
ker
ugi
an sebesar15%.Dengan har
ga ber
apa r
upi
ah 
komput
er
t
ersebutl
akut
erj
ual
?
Jawab.
Unt
ukmenj
awabper
masal
ahant
ersebutmakahar
usdi
hit
ungdul
ubesar
nya
ker
ugi
an(
dal
am r
upi
ah)sebagai
ber
ikut
.
I
ngat

 r
ugi
15%ar
ti
nya 
 15%dar
ihar
gapembel
i
an.
Jadi
:
Rugi
 
  
  
  
  
  
  =15%xRp2.
250.
000,
00
=(
15:
100)
  
 xRp2.
250.
000.
00
=Rp33.
750,
00
Jadi
har
gaj
ual
komput
ert
ersebutadal
ah
=Rp2.
250.
000,
00+Rp337.
500,
00
=Rp2.
587.
500,
00

C. Kel
ebi
han dan Kekur
angan ModelPembel
ajar
an ModelPembel
ajar
n
Pr
obl
em Ter open-
buka( ended)
Kel
ebi
handar

model
pembel
ajar
anpr
obl
em open-
ended 
i
niant
aral
ain,
adal
ah:
1.Si
swa ber
par
ti
sipasi l
ebi
h akt
if dal
am pembel
ajar
an dan ser
ing
mengekspr
esi
kani
deny
a.
2.Si
swamemi
l
ikikesempat
anl
ebi
hbany
akdal
am memanf
aat
kanpenget
ahuan
danket
erampi
l
anmat
emat
iksecar
akompr
ehensi
f.
3.Si
swa dengan kemampuan mat
emat
ika r
endah dapat mer
espon
per
masal
ahandengancar
amer
ekasendi
ri
.
4.Si
swasecar
aint
ri
nsi
kter
mot
ivasi
unt
ukmember
ikanbukt
iat
aupenj
elasan.
5.Si
swamemi
l
ikipengal
amanl
ebi
hbany
akunt
ukmenemukansesuat
udal
am
menj
awabper
masal
ahan.
Di
sampi
ngkel
ebi
hany
ang dapatdi
per
olehdar

modelpembel
ajar
anpr
obl
em
open-
ended 
 t
erdapatbeber
apakel
emahandi
ant
arany
a:
1.Membuatdanmeny
iapkanper
masal
ahanmat
emat
iky
angber
maknabagi
si
swabukanl
ahpeker
jaany
angmudah.
2.Mengemukakanmasal
ahy
angl
angsungdapatdi
pahamisi
swasangatsul
i
t
sehi
ngga bany
ak si
swa y
ang mengal
amikesul
i
tan bagai
mana mer
espon
per
masal
ahany
angdi
ber
ikan.
3.Si
swa dengan kemampuan t
inggibi
sa mer
asa r
agu at
au mencemaskan
j
awabanmer
eka.
4.Mungki
nadasebagi
ansi
sway
angmer
asabahwakegi
atanbel
ajarmer
eka
t
idakmeny
enangkankar
enakesul
i
tany
angmer
ekahadapi
.
5.Ti
daksemuamat
apel
ajar
andapatmenggunakanmodel
pembel
ajar
ani
ni.

D. ModelPembel
ajar
anpr
obl
em Ter
bukamasukkedal
am RumpunSosi
al
kar
enadar
irumpunsoci
ali
nisi
swadapatbeker
jasamadal
am upay
aanal
i
sis
t
erhadapmasal
ahmasal
ahsoci
aldanni
l
aini
l
aipent
ingdal
am kehi
dupansehar
i
har
i.Ser
tasi
swabel
ajarmemi
ki
rkankebi
j
akankebi
j
akandiseki
tarl
i
ngkunganny
a
mi
sal
nyaseper
ticont
ohsoal
diat
asunt
ukpar
apedagang.

E. ModelPembel
ajar
anPr
obl
em Ter
bukaber
dasar
kankar
akt
eri
sti
kmodel
pembel
ajar
an:
1. Val
i
d
Modelpembel
ajar
anpr
obl
em t
erbukat
ermasukv
ali
dkar
enahasi
l
lyangdihasi
l
kan
sesuaidal
am memecahkanmasal
ahunt
ukset
iapper
soal
any
angdiber
ikanpada
si
swa,
ter
utamasoal
cei
tadal
am mat
eri
ari
tmat
ika
2. Pr
akt
is
Modelpembel
ajar
anpr
obl
em t
erbukai
nipr
akt
isdigunakanunt
ukmat
erit
ert
ent
usaj
a,
danmodel
ini
tidakbi
sadi
gunakanunt
uksemuamat
eri
mat
emat
ika.
3. Ef
ekt
if
Modeli
nit
ermasukef
ekt
ifj
i
kadigunakanpadamat
eriar
it
mat
ikasoci
ali
nikar
ena
membuatsi
swal
ebi
hpaham danl
ebi
hmudahunt
ukmenj
awabper
soal
any
angdi
ber
ikangur
u.
NAMA : SRI NANDA MULYANI
NPM : 18051014
KELAS : VII – C
MATA KULIAH : PMPM

Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)


Model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) adalah metode belajar yang
menekankan pada tiga aspek, yaitu; auditory (belajar dengan mendengar), Intelectually
(belajar dengan berpikir dan memecahkan masalah) serta Repetition (pengulangan agar
belajar lebih efektif). Model pembelajaran ini mirip dengan model pembelajaran SAVI
(Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually) dan dan pembelajaran VAK (Visualization,
Auditory, Kinesthetic). Perbedaannya hanya terletak pada pengulangan (repitisi) yang
bermakna pendalaman, perluasan, dan pemantapan dengan cara pemberian tugas dan kuis
(Huda, 2015).
Pendekatan dalam model pembelajaran AIR pertama kali diperkenalkan oleh Dave Meier,
yaitu seorang pendidik, trainer, sekaligus penggagas model accelerated learning. Teori belajar
yang mendukung model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) adalah aliran
psikologis tingkah laku serta pendekatan pembelajaran matematika berdasarkan paham
kontruktivisme yaitu teori Ausebel dan teori Thorndike. Teori Ausebel dikenal dengan belajar
bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum pelajaran dimulai, sedangkan teori
Thorndike mengungkapkan the law of execise (hukum latihan) bahwa stimulus dan respon
akan memiliki hubungan satu sama lain yang kuat jika proses pengulangan sering terjadi
(Suherman, 2001).
Menurut Suyatno (2009), belajar dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectually, Repetition) memiliki tiga unsur utama, yaitu:
1. Auditory. Penggunaan indera telinga yang digunakan dalam belajar dengan berbicara,
mendengarkan, menyimak, presentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi.
2. Intellectually. Kemampuan berpikir (minds-on) perlu dilatih melalui bernalar,
menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan
masalah, dan menerapkan.
3. Repetition. Pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih
mendalam dan luas, peserta didik perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas dan
kuis.
Langkah-langkah Model Pembelajaran AIR
Menurut Shoimin (2014), langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan auditory,
intellectually, repetition (AIR) adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik dibagi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5
anggota.
2. Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari pendidik.
3. Setiap kelompok mendiskusikan tentang materi yang mereka pelajari dan menuliskan
hasil diskusi tersebut dan selanjutnya untuk dipresentasikan di depan kelas (auditory).
4. Saat diskusi berlangsung, peserta didik mendapat soal atau permasalahan yang
berkaitan dengan materi.
5. Masing-masing kelompok memikirkan cara menerapkan hasil diskusi serta dapat
meningkatkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah (intellectually).
6. Setelah berdiskusi, peserta didik mendapat pengulangan materi dengan cara
mendapatkan tugas atau kuis untuk tiap individu (repetition)

Sintaks Metode Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) dalam


Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran yang baik harus dilaksanakan dengan baik pula. Kurikulum 2013
mengharuskan pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap besar, yaitu pembukaan,
kegiatan inti, dan penutupan.
Dalam pembukaan guru diwajibkan melakukan hal hal berikut:
1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesu-ai manfaat dan aplikasi
materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
3. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengeta-huan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari;
4. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
5. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.
Rumpun Model-model Pembelajaran Pengolahan Informasi
Model-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan
informasi yaitu cara-cara manusia menanggapi rangsangan dari lingkungan,
mengorganisasikan data, mengenali masalah dan mencoba mencari solusinya, serta
mengmebangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Model
dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan
intelektual secara umum, dan penekanan konsep serta informasi yang berasal dar disiplin
ilmu secara akademis.Berikut adalah jenis-model-model pembelajaran yang termasuk
rumpun pengolahan informasi:
Model – model Pembelajaran Pengolahan Informasi
No Jenis Model Tujuan/Manfaat
1. Berfikir Induktif Model ini ditujukan untuk pembentukan kemampuan berfikir
induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik, dan diperlukan dalam kehidupan
secara umum
2. Latihan inkuiriModel ini dirancang untuk melibatkan siswa dalam berfikir sebab-
akibat dan melatih mengajukan pertanyaan secara opic dan tepat
3. Concept attainment Dirancang untuk mengajarkan (pembentukan) konsep dan
untuk membantu siswa menjadi lebih efektif dalam belajar konsep (kemampuan berfikir
induktif)

4. Mnemonic (strategi mengingat dan menerima informasi) Model ini dirancang


untuk membantu guru dalam menyajikan bahan pelajaran dan cara-cara membantu siswa baik
secara individual maupun secara kooperatif dalam mempelajari informasi atau konsep
5. Perkembangan kognitif Model ini bertujuan untuk membantu guru dalam
pembentukan kemampuan berfikir/ pengembangn intelektual pada umumnya, khususnya
berfikir logis. Kemampuan ini dapat diterapkan pada kehidupan sosial dan pengembangan
moral

6. Advance Organizer Model ini dirancang untuk meningkatkan kemamapuan


mengolah informasi dalam kapasitas untuk membentuk dan menghubungkan dengan
pengetahuan baru pada struktur kognitif yang telah ada

7. Synectics Dirancang untuk membantu siswa break set dalam kegiatan


pemecahan masalah dan menulis untuk memperoleh pandangan baru terhadap suatu opic
berdasarkan banyak hal dari lapangan
Karakteristik Umum Model Pemrosesan Inforasi
Berprinsip pada pengolahan informasi oleh manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan
internal / dari dalam dirinya untuk memahami dunia dengan cara menggali dan
mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta
pengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.
• Menekankan pada peserta didik agar memiliki kemampuan untuk memproses
informasi.
Dalam rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi terdapat 7 model pembelajaran,
yaitu : Pencapaian Konsep (Concept Attainment, Berpikir induktif (InductiveThinking),
Latihan Penelitian (Inquiry Training, Pemandu Awal (Advance Organizer), Memorisasi
(Memorization), Pengembangan Intelek (Developing Intelect),Penelitian Ilmiah (Scientic
Inquiry).

Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) yang cocok dalam


Pembelajaran matematika yaitu dalam pokok bahasan Operasi Hitung bilangan bulat pada
siswa kelas VII SMP. Teori belajar matematika yang relevan dengan penelitian ini adalah
teori konstruktivisme. Pendekatan paham konstruktivisme, pembelajaran matematika adalah
proses pemecahan masalah.
Dalam membentuk pemahaman peserta didik,pembelajaran kooperatif tipe
Audiotory,Intellectualy,Repetition (AIR) dapat digunakan untuk pelajar dalam memahami
tentang suatu konsep dan ide yag lebih jelas apabila mereka terlibat secara langsung dalam
pembinaan pengetahuan baru. Peserta didik akan mengingat lebih lama konsep tersebut
karena mereka terlibat secara aktif dalam mengaitkan pengetahuan yang diterima dengan
pengetahuan yang ada untuk membina pengetahuan baru. Hal ini dikaitkan dengan adanya
Repetition dimana adanya pengulangan agar belajar lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai